KAJIAN TEORI
A.
Indikator alam merupakan bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan yang
sifatnya berbeda, asam, basa, atau netral. Indikator alam yang biasa digunakan untuk pengujian
asam basa adalah bunga-bungaan, umbi, kulit buah, dan daun yang berwarna. Perubahan warna
indikator bergantung pada warna jenis tanamannya.
Untuk menguji sifat larutan asam dan basa dapat digunakan kertas lakmus merah dan
lakmus biru. Lakmus merupakan indikator buatan yang harganya cukup mahal. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka dapat menggunakan indikator dari bahan alami. Banyak bahan alam yang
dapat digunakan sebagai indikator yaitu dari berbagai tumbuhan yang ada di sekitar kita yang
tidak memakan biaya yang cukup mahal dal pembuatannya.
B. Macam-macam Indikator Alam
Menurut bahan yang digunakan dalam pembuatanya, indikator dapat dibedakan menjadi.
1. Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau
pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus
merah dan lakmus biru, indikator universal, fenolftalein (PP), metal jingga (MO), metil merah
(MR), brom timol biru (BTB), dan sebagainya.
Untuk indikator universal, dalam menentukan pHnya telah disediakan trayek yang
memudahkan kita untuk mentukan pH larutan tersebut. Indikator universal, fenolftalein (PP),
metal jingga (MO), metil merah (MR), brom timol biru (BTB), dan sebagainya selain dapat
mengidentifikasi sifat larutan asam basa juga dapat digunakan untuk menentukan derajat
keasaman (pH) larutan.
2. Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam
larutan asam,basa,dan netral. Indikator alam yang biasa dilakukan dalam pengujian asam basa
adalah tumbuhan yang berwarna mencolok. Yang digunakan dalam pembuatan indikator alam
berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan. Perubahan warna indikator
bergantung pada warna jenis tanamannya dan kandungan pada tanaman tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Cara Kerja
1.
2.
3.
4.
Merendam atau mencelupkan kertas buram ke dalam larutan kulit manggis yang berada
dalam aqua gelas selama 2 jam;
5.
7.
Menguji coba kertas buram yang telah kering pada larutan asam basa;
8.
Menggunting kertas buram yang sudah kering dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 1,5
cm;
9.
B.
Hasil Pengamatan
Setelah indikator alam dari kulit manggis selesai kami buat dalam bentuk kertas, kami
mencoba mencelupkan kertas tersebut dalam larutan cuka (asam) dan larutan sabun (basa).
Ternyata perubahan warna yang terjadi setelah kertas dicelupkan pada larutan asam
adalah warna kuning. Sedangkan pada larutan basa, kertas berubah warna menjadi warna coklat.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan tersebut dapat kami simpulkan bahwa indikator dapat dibuat oleh
kita sendiri tanpa menggunakan biaya yang cukup mahal. Selain itu dapat memahami cara
memanfaatkan alam dengan baik. Indikator kulit manggis dapat dijadikan bahan untuk menguji
sifat larutan asam-basa dengan perbedaan warna yang berubah cukup mencolok. Sehingga
memudahkan kita dalam membedakan larutan asam dan larutan basa.
B.
Saran
Dalam penambahan air pada bahan indikator sebaiknya jangan terlalu banyak karena
Sebaiknya dalam melakukan pengeringan kertas buram harus diusahakan agar tidak
tersinari sinar matahari secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Edukatif HTS. 2014. Modul Kimia SMA/MA. Surakarta: Penerbit Hayati Tumbuh Subur.
esdikimia.wordpress.com/2012/04/23/indikator-alami-asam-basa/
nasruli.wordpress.com/indikator-asam-basa/
fmipa.uny.ac.id/berita/indikator-asam-basa-dari-bahan-alami.html