KIMIA FISIK 1
Disusun Oleh :
KELOMPOK 12
DOSEN PENGAMPU:
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan
hidayahnya-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul ―Energi
Bebas Gibbs dan Helmholtz‖ pada mata kuliah Kimia Fisik 1 ini tepat pada waktunya.
Terimakasih kami ucapkan kepada teman-teman anggota kelompok yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-ide juga pemikirannya sehingga makalah ini bisa
disusun guna memenuhi tugas presentasi matakuliah Manajemen Pendidikan.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 3
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
2.1 Energi Bebas Gibbs dan Helmholtz............................................................................. 5
A. Energi Bebas Gibbs.................................................................................................. 5
B. Energi Bebas Helmholtz ........................................................................................ 12
C. Contoh Soal dan Penyelesaian ............................................................................... 14
BAB III ..................................................................................................................................... 17
PENUTUP ................................................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Energi Bebas (GIBBS) dan
Energi Bebas Helmholtz.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana energi bebas gibbs dan energi
bebas Helmholtz dalam lingkungan.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan perubahan energi
bebas dalam hubungannya dengan perubahan entalpi dan entropi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Dalam konteks ini, energi bebas ialah energi yang tersedia untuk
melakukan kerja. Jadi, jika suatu reaksi diiringi dengan pelepasan energi yang
berguna (dengan kata lain, jika ∆G negatif), kenyataan ini sendiri saja sudah
menjamin bahwa reaksinya spontan, dan tak perlu mengkhawatirkan bagian lain
dari semesta.
Perhatikan bahwa kita semata-mata hanya menyusun-ulang rumus untuk
perubahan entropi semesta, menghilangkan ∆Suniv dan mempersamakan
perubahan energi bebas dari sistem itu (∆G) dengan -T∆Suniv, sehingga dapat
memfokuskan perhatian pada perubahan dalam sistem. Ringkasan syarat-syarat
untuk kespontanan dan kesetimbangan pada suhu dan tekanan tetap dari segi ∆G:
∆G < 0 Reaksi spontan ke arah depan
∆G > 0 Reaksi nonspontan. Reaksi ini spontan pada arah yang
berlawanan.
∆G = 0 Sistem berada pada kesetimbangan. Tidak ada perubahan bersih
b Energi ikat total produk lebih besar daripada energi ikat total reaktan (DH
< 0),dan tingkat ketidakteraturan produk lebih rendah daripada tingkat
ketidakteraturan reaktan (DS < 0), tetapi DS tidak boleh terlalu kecil untuk
membuat TDSmelampaui DH. Sebagai contoh, sintesis amonia dalam
industri.
DGº = -167, kJ/mol
7
TDSº=-29.5 kJ/mol
Besaran entropi yang negatif menunjukkan keteraturan produk yang lebih
besar daripada reaktan. Dalam hal ini, produk hanya mengandung 2 mol
molekul bebas dibanding reaktan yang mengandung 4 mol molekul bebas..
c Energi ikat total produk lebili kecil dari energi ikat total reaktan (DH > 0),
dan tingkat ketidakteraturan produk lebih tinggi daripada tingkat
ketidakteraturan reaktan (DS > 0), dan TDS > 0. Contoh dari kasus
tersebut adalah senyawa yang dilarutkan secara endotermis menghasilkan
larutan jenuh yang konsentrasinya lebih dan 1 M misalnya natrium
klorida.
DGº= -2.7 kJ/mol
DHº= +1.9.kJ/mol
TDSº= +4,6 kJ/mol
Perlu dipahami bahwa besaran DGº hanya menyatakan kecenderungan
arah reaksi.Arah reaksi sangat erat kaitannya dengan kesetimbangan
kimia. Karena itu DGº tidakmenyatakan hasil yang sesungguhnya dalam
suatu reaksi kimia. Untuk memaham ihasil yang sesungguhnya dalam
suatu reaksi kimia dipelajari lebih lanjut dalamkinetika kimia.
8
Jika ∆H negatif dan ∆S ositif, maka ∆G akan selalu negatif berapa
pun suhunya.
Jika ∆H negatif dan ∆S negatif, maka ∆G akan negatif hanya bila
T∆S lebih kecil angkanya dibandingkan ∆H. Kondisi ini terjadi
jika T kecil.
10
maupun ∆Sberubah terhadap suhu, pendekatan ini tidak akan
menghasilkan nilai ∆G° yang akurat, namun cukup baik untuk perkiraan
kasar. Kedua, jangan salah berpikir bahwa tidak terjadi apa-apa pada suhu
di bawah 835°C dan bahwa pada 835°C CaCO3 tiba-tiba mulai mengurai.
Jauh dari itu. Kenyataan bahwa ∆G°bernilai positif pada suhu di bawah
835°C bukan berarti tidak ada CO2 yang dihasilkan, melainkan bahwa
tekanan gas CO2 yang terbentuk pada suhu tersebut akan berada di bawah
1 atm (nilai keadaan-standarnya; lihat Tabel 1). Seperti ditunjukkan pada
Gambar 1, tekanan CO2 pada mulanya meningkat perlahan dengan
meningkatnya suhu; tekanan ini menjadi mudah diukur di atas 700°C.
Pengaruh 835°C ialah bahwa ini adalah suhu pada saat tekanan
kesetimbangan CO2 mencapai 1 atm. Di atas 835°C, tekanan
kesetimbangan CO2 melebihi 1 atm. Jika sistem berada pada
kesetimbangan, maka tidak ada kecenderungan untuk terjadi perubahan
spontan pada kedua arah. Syarat ∆G° = 0 berlaku pada transisi fasa apa
saja.
4. Transisi Fasa
Pada suhu sewaktu transisi fasa terjadi (titik leleh atau titik
didih), sistem berada pada kesetimbangan (∆G = 0), sehingga Persamaan
menjadi
0 = ∆H° - T∆S°
∆S°=
Coba lihat kesetimbangan es-air. Untuk transisi es→air, ∆H adalah kalor
lebur molar (6010 J/mol) danT adalah titik leleh. Maka entropi
perubahannya adalah
∆Ses→air = 22,0 J/K • mol
Jadi, ketika 1 mol es meleleh pada 0°C, terdapat kenaikan entropi sebesar
22,0 J/K. Kenaikan entropi konsisten dengan peningkatan ketidakteraturan
dari padatan ke cairan. Sebaliknya, untuk transisi air →es, penurunan
entropi adalah
= -22,0 J/K • mol
11
Di laboratorium, kita biasanya melakukan perubahan ke satu
arah saja, artinya, hanya dari es menjadi air atau air menjadi es. Kita dapat
menghitung perubahan entropi d'alam setiap kasus dengan menggunakan
persamaan AS = AH/T asalkan suhu tetap pada 0°C. Prosedur yang sama
dapat diterapkan pada transisi air-uap. Dalam kasus ini, AH adalah
kalorpenguapan dan T adalah titik didih air.
12
E = energi internal sistem
T = suhu mutlak
S = entropi
13
C. Contoh Soal dan Penyelesaian
Contoh Soal Energi Bebas Gibbs
1. Perhatikan reaksi pembakaran metana berikut ini :
CH4(g) + O2(g) ==> CO2(g) + 2H2O(l)
Jika diketahui harga perubahan entropinya adalah – 242,2 J/K mol dan
perubahan entalpinya – 890,4 kJ/mol, hitunglah harga perubahan energi bebas
gibs standar pada suhu 25°C?
Pembahasan :
Langkah pertama yang akan kita lakukan adalah mengubah satuan perubahan
entropi dari J ke kJ.
1 kJ = 1000 j
ΔS° = – 242,2 J/K mol = – 242,2/1000 kJ/ K mol = – 0,2422 kJ/mol K
Kemudian suhu juga harus kita ubah menjadi satuan Kelvin.
K = C + 273 = 25 + 273 = 298 K
Nah, setelah itu baru masukkan data ke rumus menghitung perubahan energi
bebas Gibbs standar :
ΔG° = ΔH° – TΔS°
= – 890,4 kJ/mol – 298 K x -0,2422kJ/mol K
= (- 890,4 + 72,1756 ) kJ/mol
= – 818,2244 kJ/mol
ΔH – TΔS < 0
14
– T < – 778/0,1604
– T < – 1110
T > 1110 K
3. Pada industri ammonia sejumlah gas nitrogen direaksikan dengan gas hidrogen
agar membentuk gas ammonia. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
15
Contoh Soal Energi Bebas Helmholtz
1. Suatu zat mempunyai kapsitas panas 12,3 J/K dan mengalami perubahan
pada T dan P konstan 300 K dan 2 atm. V1 = 12 L V2 = 12,3 L. Buktikan
bahwa perubahan energi Helmhotz sama dengan kerja yang dilakukan
sistem
Diketahui :
Cp = 12,3 J/K
P = 2 atm
dV = (12,3 – 12) L = 0,3 L = 3x10-4
dA = -SdT – PdV , P = 0, T = 0
dA = – PdV Sama
dW = – PdV
dA = - (2 x 1,01325x10-5 N/m2) x 3x10-4
= 6.0795 x 10-9
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Energi Bebas Gibbs (G), fungsi termodinamik yang menyatakan kespontanan
reaksi secara lebih langsung, dengan rumus umum dalam suatu sitem ∆G = ∆H - T∆S,
dengan suhu yang tetap.
Energi Bebas Helmholtz (A), adalah selisih perubahan energi internal terhadap
suhu dan entropi, Karena perubahan energi menjadi kerja adalah proses irreversible,
sedangkan dalam proses irreversible entropi selalu meningkat, maka energi yang tak
dapat diperoleh adalah TS dimana S adalah entropi dan T adalah temperature dalam
kondisi keseimbangan, sehingga didapatkan rumus umumnya, A = E- TS.
3.2 Saran
Untuk mencapai tujuan pemahaman materi, pemakalah menyarankan pembaca
untuk terus mencari berbagai referensi lainnya. Tidak terbatas dan terpaku pada isi
makalah ini saja. Hal ini agar pengetahuan dan wawasan kita lebih banyak dan lebih
luas lagi.
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi isi pembahasan maupun dari segi penulisan. Maka dqari itu, kami harap
pembaca dapat memberi kritik serta saran yang bersifat membangun agar ke depannya
bisa menjadi lebih baik lagi.
17
DAFTAR PUSTAKA
18