Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Termokimia

Termodinamika merujuk pada studi tentang energi dan berbagai

interkonversi dari satu bentuk energi ke bentuk lainnya. Termodinamika juga

melibatkan studi berbagai jenis pembangkit listrik seperti pembangkit listrik

termal, pembangkit listrik tenaga nuklir, pembangkit listrik tenaga air, pembangkit

listrik berbasis sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, panas bumi, air

pasang, dan gelombang air. Salah satu bidang penting termodinamika merujuk

pada perpindahan panas, yang berhubungan dengan transfer panas antara dua

media. Ada tiga model perpindahan panas, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

Konsep transfer panas digunakan dalam berbagai perangkat seperti penukar panas,

evaporator, kondensor, radiator, pendingin, dan pemanas (Kilo, 2018: 135).

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan

antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang

terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Persamaann reaksi yang

sederhana, artinya melibatkan hanya sedikit bahan/zat/senyawa, maka

penyelesaian koefisien reaksi akan mudah. Metode yang dipakai untuk reaksi

yang sederhana dapat berupa penyeimbangan jumlah unsur yang terdapat

pada sisi kiri tanda panah dan sebelah kanan tanda panah. Reaksi kimia

seperti pembakaran, fermentasi, dan reduksi dari bijih menjadi logam sudah

diketahui sejak dahulu kala. Teori-teori awal transformasi dari material-

material ini dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, seperti Teori empat

elemen dari Empedocles yang menyatakan bahwa substansi apapun itu

tersusun dari 4 elemen dasar: api, air, udara, dan bumi. Abad pertengahan,

transformasi kimia dipelajari oleh para alkemis. Mereka mencoba, misalnya,

1
2

mengubah timbal menjadi emas, dengan mereaksikan timbal dengan

campuran tembaga-timbal dengan sulfur (Weyer. 1973: 117)

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor

yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Kalorimeter

dirancang sedemikian rupa agar temperatur dalam sistem tempat dimana

reaksi terjadi dapat dipertahankan atau dengan kata lain tidak terjadi perpindahan

panas dari lingkungan ke sistem atau sebaliknya. Kalorimeter adalah alat untuk

mengukur kalor yang diserap atau dilepaskan oleh suatu reaksi kimia yang

dilangsungkan di dalam kalorimeter. Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat

ditentukan dengan mengikuti kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter.

Kalorimeter merupakan suatu sistem terisolasi atau di sistem dimana tidak ada

pertukaran materi maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter (Saraha.,

dkk, 2017: 123).

Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan percobaan Termokimia

untuk mengetahui penentuan tetapan calorimeter, mengetahui penentuan kalor

reaksi Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu, mengetahui penentuan kalor penetralan HCl dan

NaOH, dan mengetahui penentuan kalor pelarutan etanol dalam air.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menentukan penetapan kalorimeter?

2. Bagaimana menentukan kalor reaksi Zn + Cu2+→ Zn2+ + Cu?

3. Bagaimana menentukan penetralan Asam Klorida (HCl) dan Natrium

Hidroksida (NaOH)?

4. Bagaimana menentukan pelarutan etanol (C2H6O) dan aquadest (H2O)?


3

C. Tujuan Percobaan

Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tetapan kalorimeter

2. Menentukan kalor reaksi Zn + Cu2+→ Zn2+ + Cu

3. Menentukan penetralan Asam Klorida (HCl) dan Natrium Hidroksida

(NaOH)

4. Menentukan pelarutan etanol (C2H6O) dan aquadest (H2O)


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Termokimia

Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara

energi dan kerja dari suatu sistem. Termodinamika hanya mempelajari

besaran-besaran yang berskala besar (makroskopis) dari sistem yang dapat

diamati dan diukur dalam eksperimen. Besaran-besaran yang berskala kecil

(mikroskopis) dipelajari dalam Teori Kinetik Gas (Kinetic Theory of Gas) atau

Fisika Statistik (Statistical Physics). Termodinamika juga dapat diartikan

sebagai ilmu yang menjelaskan kaitan antara besaran fisis tertentu yang

menggambarkan sikap zat di bawah pengaruh kalor. Besaran fisis ini disebut

koordinat makroskopis sistem (Hamid, 2007: 4).

Kaitan atau rumus yang menjelaskan hubungan antar besaran fisis

diperoleh dari eksperimen dan kemudian dapat digunakan untuk

meramalkan perilaku zat di bawah pengaruh kalor. Termodinamika dalam

arti sempit merupakan salah satu ranting dari Ilmu Alam, Ilmu Thobi’ah, atau

Fisika yang mempelajari materi yang ada dalam keadaan setimbang terhadap

perubahan temperatur, tekanan, volume, dan komposisi kimia.

Termodinamika didasarkan pada empat konsepsi empiris, yaitu: hukum ke

nol, pertama (yang berkaitan dengan kerja suatu sistem), kedua, dan ketiga

Termodinamika (Hamid, 2007: 4).

Bunyi hukum Termodinamika pertama adalah energi tidak dapat

diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya dapat diubah bentuknya

saja. Jika selama gas mengalami suatu proses maka ada beberapa peristiwa

yang dapat terjadi, seperti energi dalam yang dimiliki gas berubah, muncul

4
5

kerja yang dilakukan oleh gas atau yang dilakukan oleh lingkungan, ada

pertukaran kalor antara gas dan lingkungan, peristiwa yang terjadi dalam

hukum termodinamika pertama menjelaskan bahwa terjadi interaksi antara

sistem dan lingkungan. Hukum pertama termodinamika adalah sebuah

persamaan kekekalan energi yang menyatakan bahwa satu-satunnya jenis

energi yang berubah dalam sistem adalah energi dalam. Dalam hal ini, tidak

ada perpindahan energi berupa kalor dan usaha yang diberikan pada sistem

bernilai nol, oleh sebab itu energi dalamnnya konstan. Sehingga dapat

disimpulkan pada keadaan ini energi dalam bersifat tetap atau konstan

(Evalina, 2019: 72).

Dalam hukum termodinamika pertama dijelaskan bahwa perubahan

energi dalam dalam sistem yang tertutup, ∆t (oC), akan sama dengan kalor

yang ditambahkan kesistem dikurangi kerja yang dilakukan oleh sistem

dalam bentuk persamaan:

∆ t = Q – W............................................................................(1)

Keteramgan: Q = kalor total yang di tambahkan kesistem (Joule/ kalori).


W = usaha kerja total yang dilakukan (Joule/ kalori).
Hukum kedua termodinamika dinyatakan dengan entropi. Pada hukum

pertama, energi dalam digunakan untuk mengenali perubahan yang

diperbolehkan sedangkan pada hukum kedua entropi digunakan mengenali

perubahan spontan di antara perubahan–perubahan yang diperbolehkan ini.

Hukum kedua berbunyi entropi suatu sistem bertambah selama ada

perubahan spontan. ertambah selama ada perubahan spontan. Proses

irreversibel (seperti pendinginan hingga mencapai temperatur yang sama

dengan lingkungan dan pemuaian bebas dari gas) adalah proses spontan,
6

sehingga proses itu disertai dengan kenaikkan entropi. Proses irreversibel

menghasilkan entropi, sedangkan proses reversibel adalah perubahan yang

sangat seimbang, dengan sistem dalam keseimbangan dengan lingkungannya

pada setiap tahap (Evalina, 2019: 72).

B. Reaksi Kimia

Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi,

terbentuk dari beberapa zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya, suatu

reaksi kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna,

pembentukan endapan, atau timbulnya gas. Pada jaman sekarang, analisis

kimia kadang-kadang menggunakan peralatan canggih. Hal ini diperlukan

untuk membuktikan rekasi benar-benar telah terjadi. Sedangkan menurut

pendapat lain. Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu

menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-

senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi

kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan

menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang

berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang

melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan

kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat

diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi

nuklir (Atkins, 2006: 4).

Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis

kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia,

sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan

metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin

terjadi di dalam sel dilakukan. Perpindahan Kalor (Heat Transfer) adalah


7

ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya

perbedaan suhu diantara benda atau material. Dimana energi yang dipindah

itu dinamakan kalor (Heat). Kalor diketahui dapat berpindah dari tempat

lebih tinggi ke temperature yang lebih rendah. Hukum percampuran kalor

dapat terjadi karena kalor itu berpindah, sedangkan pada calorimeter,

perpindahan kalor tidak saja mengubah temperatur atau fasa zat suatu benda

secara lokal, melainkan kalor itu merambat dari suatu bagian atau dari

bagian lain (Evalina, 2019: 72).

C. Kalorimeter

Kalorimeter digunakan untuk mengukur jumlah kalor pada pembakaran

sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar atau

khusus digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran, dan

lain sebagainya (Arsyad, 2015: 205). Kecepatan pendinginan sebuah kalorimeter

menyatakan besarnya kecepatan penurunan temperatur akibat adanya aliran kalor

hasil pembakaran yang keluar dari calorimeter. Kecepatan pendinginan

merupakan salah satu parameter yang penting untuk diketahui. Parameter ini akan

menentukan tingkat keakurasian hasil pengukuran nilai kalor suatu bahan bakar.

Kecepatan pendinginan sebuah kalorimeter bahan bakar sangat dipengaruhi oleh

kualitas isolator kalorimeter (Herlambang, 2016: 16).

Prinsip kerja kalorimeter bom pada volume konstan yaitu pada waktu

molekul-molekul bereaksi secara kimia, kalor akan dilepas atau diambil dan

perubahan suhu pada fluida kalorimeter diukur. Karena bejana ditutup rapat,

volumenya tetap dan tidak ada kerja tekanan volume yang dilakukan. Percobaan

pada volume tetap, sulit dilakukan karena memerlukan penggunaan bejana yang

dirancang dengan baik sehingga dapat tahan terhadap perubahan tekanan yang

besar yang terjadi pada banyak reaksi kimia (Safitri dkk, 2018. 43).
8

Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur

jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada

dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan

perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu

perkuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem

larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan ketelitian cukup tinggi

dapat diperoleh dipasaran (Evalina, 2019: 72).

D. Integrasi Ayat

Ayat yang berkaitan dengan percobaan yang telah dilakukan terletak pada

QS Al-furqan ayat 53 yang berbunyi:

‫َّم ْح ُج وًر اَو ِحْج ًر ا َبْر َزًخ ا َبْيَنُهَم ا َو َج َعَل ُأَج اٌج ِم ْلٌح َو َٰه َذ ا ُفَر اٌت َع ْذ ٌب َٰه َذ ا ٱْلَبْح َرْيِن َج َم َر ٱَّلِذ ى َو ُهَو‬

Terjemahnya:

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini
tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang tidak tembus”.

Menurut ibnu katsir, menafsirkan bahwa ayat di atas menerangkan tentang,

Allah SWT telah memberikan ilmu-Nya kepada manusia untuk dapat mengetahui

kadar kandungan zat tertentu dalam senyawa menggunakan berbagai teknik. Sifat

Larutan Asam, Basa dan Garam ada dalam zat cair di alam ini salah satu nya air laut

(rasanya asin dan pahit) kemudian air laut ini menjadi hujan dan air hujan (sifatnya

asam) kemudian air hujan turun ke bumi mengalir di sungai-sungai. Seperti

termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Furqan ayat 53 (Julia, 2021:11).

Integritas dalam konteks ayat ini berarti dia membedakan antara yang haq

dengan yang batil. Maka pada surat ini pun terdapat ayat-ayat yang membedakan

antara kebenaran ke-esaan Allah swt. dengan kebatilan kepercayaan syirik. Maka
9

dari itu ayat ini menerangkan bahwa manusia harus dapat membedakan baik daan

buruknya sesutu.

Menurut tafsir di atas serta integrasinya dalm konteks sebuah senyawa

basah dan garam, menyatakan bahwa ayat 53 QS. Al-Furqon berisi tentang allah

memberi tahukan bahwa asam dan basa tidak dapat menyatu jika memiliki kadar

tinggi. menganjurkan atau memberi saran terhadap umatnya agar segala sesuattu

harus diselidiki terlebih dahulu. Sedangkan dalam prcobaan kita perlu

memverifikasi terlebih dahulu suatu zat yang akan digunakan.


BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilakukan pada hari Rabu, 13 Desember 2023 pukul

13.00-16.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Analitik Jurusan Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah hotplate,

kalorimeter, termometer, gelas kimia dan gelas ukur.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquadest

(H2O), asam klorida (HCl), bubuk Zn, etanol (C 2H6O), natrium hidroksida

(NaOH) dan tembaga II sulfat (CuSO4), tissue.

C. Prosedur Kerja

1. Penentuan Tetapan Kalorimeter

Memasukkan 10 mL aquadest (H2O) ke dalam dua gelas ukur, lalu

memasukka ke dalam gelas kimia, kemudian mengukur suhu awal sebelum

dipanaskan di atas hotplate. Memasukkan aquadest (H2O) yang telah

dipanaskan ke dalam kalorimeter, kemudian menghomogenkan dan

mengamati serta mencatat suhunya selama 10 menit dengan selang 1 menit.

10
11

2. Penentuan Kalor Pelarutan Reaksi Zn+Cu2+ Zn2+ +Cu

Memasukkan larutan tembaga II sulfat (CuSO 4) ke dalam gelas

ukur, lalu menuangkan tembaga II sulfat (CuSO4) ke dalam

kalorimeter, kemudian mengukur suhu awalnya. Kemudian mengocok

tembaga II sulfat (CuSO4) selama 2 menit selang 30 detik Menimbang

bubuk Zn 1,3 gram kemudian memasukkan ke dalam kalorimeter, lalu

menghomogenkan dan mengukur suhunya selama 5 menit selang 30

detik kemudian mencatat suhunya.

3. Penentuan Kalor Penetralan Asam Klorida (HCl) dan Natrium

Hidroksida (NaOH)

Memasukkan 10 mL asam klorida (HCl) 2M ke dalam gelas

ukur lalu ke kalorimeter, lalu mengukur suhu awalnya. Memasukkan

10 mL natrium hidroksida (NaOH) ke dalam gelas ukur lalu ke

kalorimeter, kemudian mengukur suhu awalnya. Setelah itu,

dihomogenkan asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida (NaOH)

selama 10 menit sambil mengukur suhunya selang 1 menit.

4. Penentuan Kalor Pelarutan Etanol (C2H6O) dan Aquadest (H2O)

Memasukkan 10 mL aquadest (H2O) ke dalam gelas kimia lalu

ke dalam kalorimeter, kemudian menghomogenkan selama 2 menit

dan mengukur suhunya selang 30 detik. Setelah itu, memasukkan 7

mL etanol (C2H6O) yang sudah diukur suhunya kedalam kalorimeter

kemudian menghomogenkan aquadest (H2O) dan etanol (C2H6O)

selama 4 menit dan mengukur suhunya selang 30 detik.


12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel pengamatan

a. Penentuan Tetapan 2 Kalorimeter

1) Penentuan Kalorimeter I

Tabel 4.I Penentuan Tetapan Kalorimeter I


Kalorimeter I Kalorimeter II
Waktu (m) Suhu (°C) Waktu (m) Suhu (°C)
1 39 1 37
2 38 2 35
3 38 3 35
4 38 4 35
5 37 5 34
6 37 6 34
7 37 7 34
8 37 8 34
9 37 9 34
10 36 10 34

b. kalor reaksi Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu

2) Penentuan Kalor Reaksi Cu

Suhu CuSO4 : 31 °C
Tabel 4.3 Penentuan Kalor reaksi Cu
Waktu (m) Suhu (°C)

30 33

60 39

90 43

12
13

120 49

13
14

2. Penentuan kalor reaksi Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu

Berat Zn : 1,3 kg
Tabel 4.4 Penentuan kalor reaksi Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
Waktu (s) Suhu (℃)
1 48
2 47
3 46
4 45
5 44
6 44
7 43
8 43
9 42
10 42

c. Penentuan kalor penetralan HCL dan NaOH

Suhu awal HCl : 29℃

Suhu awal NaOH : 28℃


Tabel 4.5 Penentuan kalor penetralan HCL dan NaOH
Waktu (s) Suhu (℃)
30 32
60 34
90 37
120 40
150 43
180 46
210 50
240 54
270 56
300 57

d. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air


15

1) Pelarutan suhu air

Suhu awal air (H2O) : 29℃

Tabel 4.6 Pelarutan Suhu Air (H2O)


Waktu (s) Suhu( C° )
30 29
60 29
90 29
120 30
16

2) Pelarutan (H2O) dan etanol (C2H6O) 96%

Suhu etanol (C2H6O)96% : 30 °C

Tabel 4.7 Pelarutan air (H2O) dan etanol (C2H6O) 96%


Waktu (s) Suhu (°C)
30 33
60 33
90 33
120 32
150 32
180 31
210 31
240 31

2. Reaksi

1. Penentuan kalor reaksi Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu

CuSO4 + Zn → ZnSO4 + Cu2+

2. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH

HCl + NaOH → NaCl + H2O

3. Penentuan Kalor Pelarutan Etanol (C2H6O) dalam Air

C2H5O+ H2O→C2H5O + H2O

3. Analisis Data

a. Penentuan tetapan dua kalori meter


1)
Kalori meter 1 (K1)

Dik: T0 = 30°C
T1 = 40°C

∆T = 374/10
= 37,4
23

∆T untuk q1= ∆T–T0


=37,4°C-30°C
=7,4°C
b. Penentuan Kalor Reaksi Zn + CuSO4 → ZnSO4 + Cu2+

Penentuan Kalor Reaksi Zn + CuSO4 → ZnSO4


+ Cu2+
50
48
46 f(x) = − 0.666666666666667 x + 48.0666666666667
Suhu °C

44 R² = 0.954861111111111
42
40
38
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (menit)

Grafik 4.2 Penentuan CuSO4 + Zn

c. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH

Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH


60
f(x) = 0.10040404040404 x + 28.3333333333333
40 R² = 0.991538112613752
Suhu°C

20

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)

Grafik 4.3 Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH

d. Penentuan Kalor Pelarutan Etanol dan Akuades


23

Penentuan Kalor Pelarutan Etanol dan


Akuades
33.5
33 f(x) = − 0.0119047619047619 x + 33.6071428571429
32.5
32
Suhu°C

31.5
31
30.5
30
0 50 100 150 200 250 300
Waktu (s)
Grafik 4.4 Penentuan Kalor Reaksi Akuades
24

B. Pembahasan

Termodinamika merujuk pada studi tentang energi dan berbagai

interkonversi dari satu bentuk energi ke bentuk lainnya. Termodinamika

juga melibatkan studi berbagai jenis pembangkit listrik seperti pembangkit

listrik termal, pembangkit listrik tenaga nuklir, pembangkit listrik tenaga air,

pembangkit listrik berbasis sumber energi terbarukan seperti matahari,

angin, panas bumi, air pasang, dan gelombang air. Salah satu bidang penting

termodinamika merujuk pada perpindahan panas, yang berhubungan dengan

transfer panas antara dua media. Ada tiga model perpindahan panas, yaitu

konduksi, konveksi, dan radiasi. Konsep transfer panas digunakan dalam

berbagai perangkat seperti penukar panas, evaporator, kondensor, radiator,

pendingin, dan pemanas (Kilo, 2018: 135).

Proses tetapan kalorimeter dengan panaskan air menggunakan gelas

piala ata gelas kimia agar energi panas pindah ke air dan pipet air sebanyak

20 mL ke dalam kalorimeter dan hitung suhu awal air saat di kalorimeter

kemudian kocok dengan keras agar air dalam kalorimeter mengeluarkan

energi kalor dan larutan di aduk selama 10 menit dan hitung suhu tiap menit.

Penentuan kalor reaksi Zn + Cu²⁺→ Zn²⁺ + Cu mula – mula di timbang bubuk

Zn (zink), kemudian CuSO4 di masukan ke dalam kalorimeter dan mencatat

suhu awalya dan suhu awal yang di peroleh pada waktu 2 menit dengan

selang waktu 30 detik suhu di peroleh. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

kenaikan atau penurunan suhu CuSO4. Kemudian bubuk Zn yang sudah di

timbang dengan teliti sebanyak 3,00–3,10 gram, di masukan ke dalam larutan

CuSO4 lalu kocok. Pengocokan ini di lakukan untuk mempercepat jalanya

reaksi antara Zn dengan CuSO4. Zn digunakan dalam percobaan ini karena

unsur ini bersifat endoterm. Pada proses pencampuran suhu awal lebih
24

tinggi dari suhu akhir, saat pencampuran bubuk Zn ( zink) suhu yang di

peroleh semakin lama semakin menurun 59℃ menjadi 48℃ , reaksi tersebut

menjadi endometrik dengan sistem menyerap kalor Sebelum melakukan

pencampuran, terlebih dahulu harus menyamankan suhu antara HCl dan

NaOH karena yang akan di lakukan adalah menentukan kalor penetralan

maka suhu zat yang di campur harus di samakan. Natrium hidroksida jika di

reaksikan dengan asam klorida akan menghasilkan garam dan air. Reaksi

mengahasilkan NaCl dan Aquadest.

HCl + NaOH →NaCl + H2O.

Reaksi penetralan HCI dan NaOH di dapatkan temperature larutan

meningkat dari suhu awal, hal ini terjadi karena pada saat reaksi terjadi di

pelepasan kalor. Kalor yang di lepaskan oleh system reaksi ( NaOH dan HCI)

di serap oleh lingkungan, pelarut dan material lain akibatnya suhu

lingkungan naik yang di tunjukkan oleh kenaikan suhu. Penentuan kalor

pelarutan etanol dan air, di adakan suatu percobaan dengan menggunkan

pencampuran antara larutan etanol dengan aquades untuk mengetahui

perbandingan mol aquades terhadap mol etanol. Perubahan entalpi yang

terjadi adalah 10,08 /J mol dan jika di tinjau dari perubahan entalpinya

dalam percobaan penentuan kalor pelarutan etanol dalam air, reaksi yang

terjadi adalah reaksi endoterm.

Hasil yang diperoleh pada percobaan yaitu menentukan kalor reaksi


yang dimana pencampuran antara tembaga (II) sulfat (CuSO4) dengan bubuk

Zn sehingga mengalami penurunan suhu dari suhu 48℃ ke suhu 42 ℃.

Menentukan kalor penetralan antara asam klorida (HCl) dan natrium

hidroksida (NaOH), pada percobaan menentukan kalor pelarutan antara

asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida (NaOH) mengalami sebuah


24

kenaikan suhu dari rendah ke tinggi yaitu dari suhu 32 ℃ ke suhu 57 ℃.

Selanjutnya menentukan kalor pelarutan etanol di dalam air, dilakukan

selama 4 menit untuk mengetahui temperatur dari pelarutan etanol di dalam

air, sehingga mengalami penurunan suhu dari suhu 33℃ ke suhu 31℃.

Jadi berdasarkan hasil dri percobaan ini, maka telah terbukti bahwa

persamaan termokimia digunakan untuk membedakan proses apabila proses

membutuhkan kalor (endoterm) atau melepaskan panas (eksoterm).

Penetralan HCl dengan NaOH, pada awalnya suhunya rendah

kemudian naik dan setelah semakin lama waktu pengocokan suhunya tetap

tidak mengalami penurunan maupun kenaikan. Pelarutan etanol dimasukkan

aquades dan diukur suhunya. Setelah dicampurkan dengan etanol suhunya

semakin menurun yang mana terjadi reaksi eksoterm yaitu terjadi pelepasan

energi dari sistem ke lingkungan (Nasution, dkk., 2014: 67). Jadi berdasarkan

teori, dinyatakan benar karna terbukti adanya.


BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh pada percobaan ini yaitu:

1. Prinsip percobaan tetapan kalorimeter adalah menentukan

kapasitas kalorimeter dari pelarut dasar menggunakan alat

kalorimeter berdasarkan azas black, dimana kalor yang dilepas

oleh suatu benda sama dengan kalor yang diterima oleh benda lain.

2. Penetuan kalor reaksi CuSO4 dan Zn dilakukan dengan mengukur

temperatur awal CuSO4 dan temperatur awal Zn, selanjutnya

larutan CuSO4 dan Zn dicampurkan, diukur temperaturnya pada

selang waktu tertentu.

3. Penetuan penetralan HCl dan NaOH dilakukan dengan mengukur

suhu awal HCl dan NaOH, selanjutnya dicampurkan dan diukur

termperaturnya pada selang waktu tertentu.

4. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air menjadi semakin besar


apabila perbandingan antara mol air dengan mol etanol lebih besar.

B. Saran

Saran saya untuk percobaan selanjutnya kalor penetralan NaOH dengan

H2SO4 untuk mengetahui bagaiamana besar kalor penelitian larutan tersebut.

25
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Alkarim Kementrian Agama Republik Indonesia.


Atkins, Peter W.; Julio de Paula (2006), Physical Chemistry (edisi ke-4th),
Weinheim: Wiley-VCH,
Evalina, Noorly., dkk. “Pemanfaatan Bahan Bakar Sampah Plastik Dengan
Menggunakan Pembangkit Listrik Hot Air Striling Engine”. Program
Studi Teknik Elektro 2, no. 4 (2019): h. 71-77.
Hamid, Ahmad Abu. Kalor dan Termodinamika Yogyakarta: UNY, 2007.
Herlambang, Bambang. “Modifikasi Sebuah Pototrife Kalorimeter Bahan
Bakar untuk Meningkatkan Akurasi Pengukuran Nilai Kalor” Seminar
Nasional Sains dan Teknologi 3, no. 1 (2016): h. 13-17.
Kilo, Akram La. Kimia Anorganik: Struktur dan Kereaktifan. Gorontalo: UNG
Press, 2018
Saraha, dkk. “Kimia Dasar 1”. Bandung: CV. Rasi Terbit, 2017.
Weyer, Jost (1973). "Neuere Interpretationsmglichkeiten der
Alchemie". Chemie in unserer Zeit (dalam bahasa German). 7 (6): 177.

25
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai