Anda di halaman 1dari 34

Media Mengajar

IPA Kimia
Untuk SMA Kelas XI
BAB VI KESETIMBANGAN KIMIA
Tujuan Pembelajaran
1. Menganalisis dan mengamati bolak-balik dan reaksi kesetimbangan untuk mendeskripsikan reaksi
kesetimbangan dan syarat terbentuknya kesetimbangan kimia.
2. Menganalisis konsentrasi zat-zat yang ada pada keadaan setimbang dari suatu sistem kesetimbangan kimia
untuk menemukan konsep hukum kesetimbangan.
3. Menganalisis dan menentukan harga tetapan kesetimbangan dari suatu sistem kesetimbangan.
4. Menganalisis dan mendeskripsikan makna harga tetapan kesetimbangan.
5. Melakukan eksperimen dan menganalisis pengaruh konsentrasi, tekanan, temperatur dan katalisator
terhadap sistem kesetimbangan.
6. Mendeskripsikan azas Le Chatelier dan penerapannya dalam sistem kesetimbangan kimia
7. Menganalisis sistem kesetimbangan dalam industri untuk menentukan kondisi optimal yang diperlukan.
Kata kunci: Raksi bolak-balik, reaksi setimbang, keadaan setimbang, hukum kesetimbangan, tetapan
kesetimbangan, Kc, Kp, azas Le Chatelier, katalisator.
A. Reaksi Bolak-Balik dan Kesetimbangan
Kimia
1. Reaksi Bolak-Balik
Reaksi kimia ada yang berlangsung searah atau berkesudahan dan ada yang dapat berlangsung dua
arah atau bolak-balik (reversible).
Contoh:
• Reaksi soda kaustik (NaOH) dengan larutan asam klorida (HCl) membentuk garam dapur (NaCl)
dan air (H2O) berlangsung searah, sebab apabila NaCl dicampur dengan H 2O tidak akan
membentuk kembali NaOH dan HCl.
A. Reaksi Bolak-Balik dan Kesetimbangan
Kimia
1. Reaksi Bolak-Balik
Contoh:
• Reaksi antara timbal(II) sulfat dengan larutan kalium iodida (KI) membentuk timbal(II) iodida (PbI 2)
dan kalium sulfat (K2SO4)

merupakan reaksi yang dapat balik, sebab hasil reaksi timbal(II) iodida bila direaksikan dengan kalium
sulfat (K2SO4)

Karena reaksi ini dapat berlangsung dalam dua arah maka reaksinya dapat ditulis dalam satu baris
dengan tanda panah bolak-balik ().
A. Reaksi Bolak-Balik dan Kesetimbangan
Kimia
2. Reaksi Kesetimbangan
Reaksi kimia akan dapat menjadi
kesetimbangan bila reaksinya
merupakan reaksi bolak-balik dan
berlangsung dalam sitem tertutup,
artinya baik pereaksi maupun hasil
reaksi tidak ada yang meninggalkan
sistem.
A. Reaksi Bolak-Balik dan Kesetimbangan
Kimia
2. Reaksi Kesetimbangan
Setelah pengadukan warna coklat tetap, hal ini menunjukkan bahwa reaksi dalam keadaan setimbang. Semakin
banyak FeSCN2+ terbentuk maka warna larutan akan semakin tua (pekat).
Menurut perhitungan secara stoikiometri 0,005 mol ion Fe3+ akan tepat habis dengan 0,005 mol ion SCN, tetapi
fakta percobaan menunjukkan :
 Pada saat ditambahkan ion Fe3+ warna larutan menjadi lebih pekat, yang berarti didalam larutan terbentuk lebih
banyak FeSCN2+. Terbentuknya FeSCN2+ lebih banyak menunjukkan bahwa di dalam larutan masih ada ion SCN -.
 Pada saat ditambahkan ion SCN- warna larutan menjadi lebih pekat berarti terbentuk lebih banyak FeSCN2+.
Terbentuknya FeSCN2+ lebih banyak menunjukkan bahwa di dalam larutan masih ada ion Fe3+.
Simpulannya bahwa dalam reaksi setimbang komponen zat-zat pereaksi dan zat hasil reaksi tetap ada dalam sistem
dengan konsentrasi yang tetap.
A. Reaksi Bolak-Balik dan Kesetimbangan
Kimia
3. Karakteristik Reaksi Setimbang
1. Bersifat Dinamis
Proses tersebut terjadi secara mikroskopis
(tidak teramati oleh mata) tetapi hasilnya
terlihat pada dinding botol. Reaksi
kesetimbangan dapat dianalogikan dengan
proses penguapan dan pengembunan air Gas NO2 dimasukkan ke dalam botol tertutup, gas yang semula tak
dalam botol tertutup, yaitu terjadi secara berwarna secara perlahan-lahan akan berubah menjadi coklat,
dinamis (terus menerus terjadi) dan semula perubahan itu tidak tampak tetapi secara bertahap akan
menjadi semakin coklat. Setelah beberapa saat warna gas dalam
mikroskopis (tidak dapat diamati).
tabung tidak berubah (tetap), pada saat inilah terjadi
kesetimbangan
A. Reaksi Bolak-Balik dan Kesetimbangan
Kimia
3. Karakteristik Reaksi Setimbang
2. Laju reaksi dalam reaksi kesetimbangan
Pada sistem kestimbangan antara gas N2O4 dengan gas NO2di atas, laju reaksi
terurainya gas N2O4 mula-mula berlangsung cepat kemudian turun sejalan dengan
makin berkurangnya gas N2O4.
Pada saat yang bersamaan mulai terbentuknya gas NO2, sebagian gas NO2 berubah
kembali menjadi gas N2O4. laju reaksi terhadap gas NO2 (V NO2) makin besar karena
konsentrasi NO2 makin besar (ingat bahwa laju reaksi dipengaruhi konsentrasi).
Jadi V N2O4 terus menurun dan V NO2 meningkat sampai pada waktu tertentu (ts)
terjadi kondisi dimana laju reaksi peruraian N2O4 (V N2O4) sama dengan laju reaksi
pembentukan gas N2O4 (VNO2) kembali. Pada kondisi ini reaksi dalam keadaan
setimbang.
A. Reaksi Bolak-Balik dan Kesetimbangan
Kimia
3. Karakteristik Reaksi Setimbang
3. Konsentrasi dalam reaksi kesetimbangan
Konsentrasi akan mengalami perubahan dengan pola yang sama, mula-mula yang ada hanya gas N 2O4
(konsentrasi N2O4 maksimum), kemudian berkurang terus karena berubah menjadi gas NO 2, dan pada
saat yang bersamaan gas NO2 yang semula tidak ada (konsentrasinya nol) akan mulai bertambah yang
ditandai dengan mulai adanya warna coklat. Konsentrasi gas N2O4 akan terus bertambah dan sejalan
dengan itu gas NO2 terus bertambah sampai suatu saat konsentrasinya tetap (ditandai warna coklat
yang tetap), dan pada saat itu ( t waktu) tercapai suatu keadaan setimbang.
Pada kondisi setimbang konsentrasi gas N2O4 dan gas NO2 selalu tetap, meskipun dapat terjadi tiga
kemungkinan yaitu [N2O4] = [NO2]; [N2O4] > [NO2] dan [N2O4] < [NO2]
A. Reaksi Bolak-Balik dan Kesetimbangan
Kimia
3. Karakteristik Reaksi Setimbang
3. Konsentrasi dalam reaksi kesetimbangan
A. Reaksi Bolak-Balik dan Kesetimbangan
Kimia
3. Karakteristik Reaksi Setimbang
3. Konsentrasi dalam reaksi kesetimbangan
B. Hukum Kesetimbangan dan Tetapan
Kesetimbangan (K)
1. Hukum Kesetimbangan
B. Hukum Kesetimbangan dan Tetapan
Kesetimbangan (K)
2. Tetapan Kesetimbangan
a. Menghitung harga tetapan kesetimbanagn
Harga yang diperoleh dari perhitungan hukum kesetimbangan disebut tetapan kesetimbangan. Harga
tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas untuk reaksi tersebut pada temperatur
tertentu. Pada temperatur yang berbeda pada suatu reaksi yang sama akan mempunyai harga
tetapan kesetimbangan yang berbeda. Harga tetapan kesetimbangan yang dihitung berdasar
konsentrasi zat-zat yang ada pada keadaan setimbang diberi lambang Kc.
B. Hukum Kesetimbangan dan Tetapan
Kesetimbangan (K)
2. Tetapan Kesetimbangan
b. Harga tetapan kesetimbangan pada reaksi heterogen
Reaksi kesetimbangan heterogen adalah reaksi yang wujud (fasa) yang tidak sama, ada yang
berwujud padat (s), cair(l), gas (g) atau larutan(aq).
Pada zat dalam keadaan zat cair murni (l) atau padatan(s) konsentrasinya tidak dipengaruhi oleh
volume atau tekanan ruangan, sehingga konsentrasinya tetap. Untuk gas dan larutan
konsentrasinya dapat berubah oleh volume dan tekanan ruangan. Dengan kondisi tersebut maka
untuk reaksi kesetimbangan heterogen harga tetapan kesetimbangannya dapat dihitung dari
konsentrasi zat-zat yang berwujud gas atau larutan.
B. Hukum Kesetimbangan dan Tetapan
Kesetimbangan (K)
2. Tetapan Kesetimbangan
c. Harga tetapan kesetimbangan pada kesetimbangan gas
Untuk reaksi yang melibatkan gas harga tetapan kesetimbangan dapat dihitung dari harga tekanan gas parsial (P)
masing-masing gas pada saat setimbang , dinyatakan dengan Kp.
Untuk reaksi setimbang :

Dimana : PA : Tekanan parsial gas A, dan , nA : jumlah mol A

PB : Tekanan parsial gas B, dan , nB : jumlah mol B


PC : Tekanan parsial gas C, dan , nC : jumlah mol C
PD : Tekanan parsial gas D, dan , nD : jumlah mol
B. Hukum Kesetimbangan dan Tetapan
Kesetimbangan (K)
3. Makna Harga Tetapan
Kesetimbangan
Harga tetapan kesetimbangan merupakan informasi
yang penting, dengan mengetahui harga tetapan
kesetimbangan suatu reaksi pada suhu tertentu
maka dapat diketahui banyak hal
C. Kesetimbangan Disosiasi dan Derajad
Dissosiasi
Reaksi dissosiasi adalah reaksi peruraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana, apabila reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan
disebut dengan kesetimbangan dissosiasi,
Contoh :
a. N2O4 (g)  2 NO2 (g)
b. 2 SO3 (g)  2SO2 (g) + O2 (g)
c. CaCO3 (s)  CaO (s) + CO2 (g)
d. CH3COOH (aq)  CH3COO-- (aq) + H+ (aq)
Didalam sistem kesetimbangan dissosiasi dikenal tidak semua zat terurai, banyaknya bagian zat yang terurai dinyatakan dengan derajad
dissosiasi (  ) dimana,

Derajad dissosiasi mempunyai harga antara 0 sampai 1, atau antara 0% sampai 100%. Jika harga  = 0 atau 0% berarti tidak ada zat yang
terurai, dan jika  = 1 atau 100% berarti terurai sempurna atau semua zat mengalami dissosiasi. Derajad dissosiasi digunakan dalam
perhitungan - perhitungan sistem kesetimbangan dissosiasi.
D. Pergeseran Kesetimbangan

Suatu sistem dalam keadaan setimbang cenderung


mempertahankan kesetimbangannya, apabila
terhadap sistem dilakukan aksi (tindakan) maka akan
timbul reaksi (perubahan) untuk diperoleh keadaan
kesetimbangan baru. Menurut Azas Le Chatelier.
“jika ke dalam suatu sistem kesetimbangan kimia
dilakukan aksi (perubahan konsentrasi, volume,
tekanan, temperatur), maka kesetimbangan tersebut
akan mengalami pergeseran kesetimbangan (reaksi)
untuk meminimalkan pengaruhnya terhadap sitem
kesetimbangan”.
D. Pergeseran Kesetimbangan

1. Perubahan Konsentrasi
Dari infografis tersebut dapat disimpulkan bahwa,
 Pada reaksi kesetimbangan apabila konsentrasi
salah satu komponen (zat) diperbesar
(ditambah) maka kesetimbangan akan bergeser
dari arah yang diperbesar konsentrasinya.
 Pada reaksi kesetimbangan bila konsentrasi salah
satu komponen (zat) diperkecil (dikurangi),
maka reaksi kesetimbangan akan bergeser
menuju ke arah yang diperkecil (dikurangi).
D. Pergeseran Kesetimbangan

2. Perubahan Volume
Perubahan volume terhadap reaksi
kesetimbangan,
2NO2(g)  N2O4(g)
Dengan memperkecil volume menjadi ½ dari
volume sebelumnya berarti menyebabkan
konsentrasi menjadi 2 kali lebih besar,
menjadi
menjadi
D. Pergeseran Kesetimbangan

2. Perubahan Volume
Pada perubahan volume harga tetapan kesetimbangan (K c) tidak berubah, dimisalkan Kc sebelum perubahan adalah,
didapat
Setelah volumenya diubah menjadi ½ V, maka harga K c menjadi,
didapat
Apabila dibandingkan maka Kc’ > Kc , menurut hukum kesetimbangan harga Kc ’ harus sama dengan Kc sebab proses dilakukan
pada temperatur tetap. Untuk itu agar Kc ’ = Kc maka [NO2] harus diturunkan dengan cara sebagian NO 2 berubah menjadi N2O4
(terjadi pergeseran kesetimbangan).
Simpulan apabila di dalam sistem kesetimbangan volume diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke jumlah molekul
(koefisien) yang kecil, dan sebaliknya apabila volume diperbesar kesetimbangan akan bergeser ke jumlah molekul (koefisien) besar.
Apabila di dalam sistem kesetimbangan tidaak ada perubahan jumlah partikel maka perubahan volume tidak menggeser
kesetimbangan.
D. Pergeseran Kesetimbangan

3. Perubahan Tekanan
Perubahan tekanan akan berpengaruh pada konsentrasi gas-gas yang ada pada kesetimbangan, oleh karena perubahan
tekanan hanya akan berpengaruh sistem kesetimbangan yang melibatkan gas. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
perubahan tekanan terhadap sistem kesetimbangan gas dapat diingat kembali tentang persamaan gas ideal

PV = n RT
P = RT
Dari persamaan itu menunjukkan bahwa besarnya tekanan berbanding terbalik dengan volume, artinya apabila
tekanan diperbesar akan berakibat sama dengan volume diperkecil. Simpulannya pengaruh perubahan tekanan akan
berakibat sebaliknya dengan perubahan volume. Jadi apabila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar
kesetimbangan akan bergeser ke jumlah partikel (koefisien) kecil, dan sebaliknya apabila tekanan diperkecil akan
bergeser ke jumlah partikel (koefisien) besar.
D. Pergeseran Kesetimbangan

4. Perubahan Temperatur
Perubahan suhu pada suatu reaksi setimbang akan menyebabkan terjadinya perubahan harga
tetapan kesetimbangan (Kc atau Kp). Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan suhu
terhadap pergeseran kesetimbangan, perhatikan data harga Kp di bawah ini.
Harga Kp pada Berbagai Suhu untuk Reaksi Setimbang,
N2 (g) + 3H2 (g)  2 NH3 (g) H = - 92 kJ

Suhu (K) 298 500 700 900

Kp ( x 1010) 6,76 x 105 3,55 x 10-2 7,76 x 10-5 1,00 x 10-6


D. Pergeseran Kesetimbangan

4. Perubahan Temperatur
Harga Kp pada Berbagai Suhu untuk Reaksi Setimbang,
H2 (g) + CO2 (g)  H2O (g) + CO (g) H = + 41 kJ
Suhu (K) 298 500 700 900
Kp 1,00 x 10-5 7,76 x 10-3 1,23 x 10-1 6,01 x 10-1

 Pada reaksi pertama, kenaikan temperatur menyebabkan penurunan harga Kp, yang berarti
jumlah zat yang dihasilkan berkurang atau kesetimbangan bergeser ke kiri.
 Pada reaksi kedua, kenaikan temperatur menyebabkan kenaikan harga Kp, yang berarti jumlah zat
yang dihasilkan bertambah atau kesetimbangan bergeser ke kanan.
D. Pergeseran Kesetimbangan

5. Pengaruh Katalisator Reaksi Setimbang


Reaksi pembuatan amonia dengan reaksi,
N2 (g) + 3 H2 (g)  2 NH3 (g) H = - 92 kJ

pada suhu 100o C akan mencapai keadaan setimbang bertahun – tahun, bila kedalam reaksi tersebut
diberi katalis kesetimbangan akan dapat tercapai hanya dalam waktu 5 menit sampai 10 menit.
Dengan demikian katalisator dapat mempercepat tercapainya suatu keadaan setimbang. Katalisator
akan mempercepat laju reaksi pembentukan NH3 tetapi sekaligus juga akan mempercepat laju reaksi
peruraiannya menjadi gas N2 dan gas H2 . Pengaruh ini sama kuatnya, dengan demikian dalam reaksi
kesetimbangan katalisator tidak menggeser kesetimbangan tetapi hanya mempercepat tercapainya
keadaan setimbang.
E. Kesetimbangan Kimia dalam Industri dan
Kehidupan sehari-hari
Proses Industri umumnya akan mengikuti hukum ekonomi, yaitu dengan beaya yang sekecil-kecilnya
untuk memperoleh untung sebanyak-banyaknya. Prinsip ini didalam industri yang menghasilkan
barang tentunya dapat diubah menjadi, dengan usaha dan beaya seminimal mungkin untuk
menghasilkan barang industri sebanyak-banyaknya, untuk itu faktor-faktor yang menghambat atau
meperlambat pada proses itu diusahakan seminimal mungkin. Pada bagian ini akan dibahas
bagaimana memperoduksi amoniak (NH3) dan asam sulfat (H2SO4) dalam industri. Kedua bahan kimia
tersebut dalam proses pembuatannya melibatkan reaksi setimbang , yang merupakan tahap paling
menentukan untuk kecepatan produksi.
E. Kesetimbangan Kimia dalam Industri dan
Kehidupan sehari-hari
1. Proses Haber pada Pembuatan Amoniak
Amoniak (NH3) merupakan senyawa penting dalam industri kimia, karena sangat luas penggunaannya, misalnya untuk
pembuatan pupuk; asam nitrat dan senyawa nitrat untuk berbagai keperluan. Produksi amoniak di Indonesia dilakukan
pada pabrik petrokimia di Gresik dan Kujang . Proses pembuatan amoniak dilakukan melalui reaksi :
N2 (g) + 3H2 (g)  2 NH3 (g) H = - 92 kJ
Cara ini mulai diperkenalkan oleh Fritz Haber Bangsa Jerman pada tahun 1913, dimana pada Perang Dunia I Jerman
terkena Blokade Tentara Sekutu sehingga pasokan senyawa nitrat (Sendawa Chili , KNO 3) dari Amerika yang merupakan
bahan pembuat amunisi tidak dapat masuk ke Jerman.
Reaksi pembuatan amoniak ini merupakan reaksi setimbang, oleh sebab itu untuk mendapatkan amoniak sebanyak-
banyaknya pada prosesnya digunakan Azas Le Chatelier, yaitu untuk menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan
NH3 , konsentrasi N2 dan H2 diperbesar (dengan menaikkan tekanan kedua gas tersebut ), Faktor lain yang sangat
penting untuk diperhatikan adalah suhu dan tekanan.
E. Kesetimbangan Kimia dalam Industri dan
Kehidupan sehari-hari
1. Proses Haber pada Pembuatan Amoniak
Dilihat dari reaksinya yang eksoterm seharusnya proses tersebut dilakukan pada suhu rendah, tetapi
jika dilakukan pada suhu rendah reaksi antara N2 dan H2 menjadi lamban, untuk itu dapat diatasi
dengan memberi katalisator Fe yang diberi promotor (bahan yang lebih mengaktifkan kerja
katalisator) Al2O3 dan K2O. Selain suhu faktor tekanan juga perlu diperhatikan, bila diperhatikan dari
persamaan reaksinya NH3 akan banyak terjadi pada tekanan tinggi, meskipun demikian harus juga
memperhatikan beaya yang diperlukan dan konstruksi bangunan pabriknya. Dengan berbagai
pertimbangan itu didapat kondisi optimum, dimana pada kondisi tersebut akan diperoleh amonia
yang secara ekonomis paling menguntungkan. Pada tabel berikut dipaparkan berbagai kondisi
temperatur dan tekanan serta amoniak yang dapat dihasilkan.
E. Kesetimbangan Kimia dalam Industri dan
Kehidupan sehari-hari
1. Proses Haber pada Pembuatan Amoniak
Dengan pertimbangan konstruksi pabrik, beaya produksi dan berbagai pertimbangan diatas, kondisi
optimum untuk operasional pabrik amonia umumnya dilakukan pada tekanan antara 140 atm - 340
atm dan temperatur antara 400o C - 600 o C.
Tekanan
Persentasi amoniak pada saat setimbang Temperatur (o C)
200 atm. 300 atm 400 atm 500 atm
untuk berbagai suhu dan tekanan
400 38,74 47,85 58,86 60,61
450 27,44 35,93 42,91 48,84
500 18,86 26,00 32,25 37,79
550 12,82 18,40 23,55 28,31
600 8,77 12,97 16,94 20,76
E. Kesetimbangan Kimia dalam Industri dan
Kehidupan sehari-hari
2. Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak
Asam sulfat merupakan bahan indutri kimia yang penting, yaitu digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk. Proses Industri asam sulfat
( H2 SO4) sebenarnya ada dua cara yaitu dengan proses Kamar timbal dan Proses Kontak. Proses kamar timbal sudah ditinggalkan karena kurang
menguntungkan, hanya tinggal satu pabrik di Amerika Serikat yang masih beroperasi dan itupun dianggap sebagai museum industri. Proses kontak
menghasilkan asam sulfat mencapai kadar 99% dan beayanya lebih murah, di Indonesia pabrik asam sulfat antara lain di Petrokimia Gresik, Pusri
Palembang dan Kujang Jawa Barat.
Pembuatan asam sulfat meliputi tiga tahap yaitu,
1). Pembakaran belerang menjadi belerang dioksida,
S (s) + O2 (g)  SO2 (g)

2). Oksidasi SO2 menjadi SO3 ,

2 SO2 (g) + O2 (g)  2 SO3 (g) H = - 196 kJ

3). Mereaksikan SO3 dengan air,

SO3 (g) + H2O (l)  H2SO4 (l)


E. Kesetimbangan Kimia dalam Industri dan
Kehidupan sehari-hari
2. Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak
Belerang dioksida yang dihasilkan harus benar-benar murni sebab bila mengandung pengotor akan mengganggu proses selanjutnya.
Di Petrokimia Gresik gas SO2 diperoleh dari sisa pengolahan tembaga atas kerjasama dengan PT Freeport (Irian Jaya).
Tahapan paling menentukabn pada proses pembuatan asam sulfat adalah tahapan kedua, yaitu proses pengubahan SO 2menjadi SO3 .
Reaksi pada proses ini merupakan reaksi kesetimbangan, maka untuk memperbanyak hasil harus memperhatikan azas Le Chatelier.
1). Reaksi tersebut menyangkut tiga partikel pereaksi ( 2 partikel SO 2 dan 1 partikel gas O2 ) untuk menghasilkan 2 partikel SO3 , jadi
perlu dilakukan pada tekanan tinggi.
2). Reaksi kekanan adalah reaksi eksoterm ( H = - 196 kJ) berarti harus dilakukan pada suhu rendah, tetapi permasalahannya pada
suhu rendah reaksinya menjadi lambat. Seperti pada pembuatan amoniak permasalahan ini dapat diatasi dengan penambahan
katalisator V2O5
Dari penelitian didapat kondisi optimum untuk proses industri asam sulfat dilakukan pada suhu antara 400 o C - 450o C dan
tekanan 1 atm. Hasil yang didapat berkadar 97 - 99% H 2SO4 . Oleh karena pada kondisi tersebut sudah didapat hasil yang kadarnya
cukjup tinggi, maka tidak perlu dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi, sebab hanya akan membuang beaya tanpa peningkatan
hasil yang berarti.
E. Kesetimbangan Kimia dalam Industri dan
Kehidupan sehari-hari
3. Hypoxia Sympton dan Kadar Haemoglobin
Tubuh manusia terdapat suatu sistem kesetimbangan yang berperan didalam menjaga fungsi fisiologis tubuh untuk
beradaptasi dengan lingkungannya.
Salah satu proses adaptasi yang dilakukan oleh tubuh manusia adalah beradaptasi terhadap perubahan ketuinggian
yang tiba-tiba. Seseorang yang bertempat tinggal Jakarta dengan ketinggian 0 km diatas permuakaan laut pergi
dengan pesawat terbang ke Mexico City dengan ketinggian 2,3 km dipermukaan laut maka setelah tiba di Mexico City
akan merasa pusing, mual atau rasa tidak nyaman lainnya.
Kondisi ini disebut dengan Hypoxia sympton yaitu kondisi sindrom kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang
terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian . Pada kasus yang fatal bisa berakibat koma, bahkan sampai kepada
kematian. Tetapi kondisi tersebut bila sudah beberapa waktu tub uh akan segera beradaptasi dan berangsur-angsur
normal kembali, maka kasus hypoxia ini tidak terjadi pada penduduk setempat yang sudah biasa hidup di daerah
dataran tinggi tersebut.Oleh sebab itu bagi pendaki gunung diperlukan pos-pos pemberhentian agar selalu terjadi
adaptasi secara baik terus menerus.
E. Kesetimbangan Kimia dalam Industri dan
Kehidupan sehari-hari
3. Hypoxia Sympton dan Kadar Haemoglobin
Keadaan ini dapat dijelaskan berdasar sistem reaksi kesetimbangan pengikatan darah oleh haemoglobin:
Hb(aq) + O2(aq)  HbO2(aq)
dimana HbO2 merupakan oksihaemoglobin yang berperan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh termasuk otak. Tetapan
kesetimbangan dari reaksi tersebut adalah :

Pada ketinggian sekitar 3 km tekanan parsial gas oksigen sekitar 0,14 atm, sedangkan pada permukaan laut tekanan parsial gas oksigen 0,2
atm. Berdasar asa Le-Chetelier dengan berkurangnyagas oksigen berarti kesetimbangan akan bergeser kekiri, dan berakibat konsnetrasi HbO 2
di dalam darah akan menurun. Akibatn yang ditimbulkan adalah suplai oksigen ke seluruh jaringan akan berkurang dan inilah yang
mengakibatkan terjadinya rasa mual dan pusing, serta perasaan tidak nyaman.
Kondisi tersebut akan mengakibatkan tubuh berusaha beradaptasi dengan memproduksi haemoglobin sebanyak-banyaknya. Dengan
meningkatnya konsnetrasi Hb akan menggeser kembali kesetimbangan kekanan dan HbO2 akan meningkat kembali seperti semula.Penyesuaian
berlangsung kurang lebih 2 – 3 minggu.
Dari penelitian tyernyata kadar Hb rata-rata penduduk pada yang bertempat tinggal di dataran tinggi akan mempunyai haemoglobin lebih
tinggi daripada orang yang bertempat tinggal di dataran rendah.

Anda mungkin juga menyukai