Anda di halaman 1dari 22

36

Bab 4
KESETIMBANGAN KIMIA

Standar Kompetensi :
3. Memahami kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Kompetensi Dasar :
3.5. Menjelaskan pengertian reaksi kesetimbangan.
3.6. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran aerah kesetimbangan dan
menyimpulkan hasilnya serta penerapannya dalam industri.
3.7. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu
reaksi kesetimbangan.

Untuk memperoleh gambaran konsep setimbang baiklah kita ambil contoh proses kesetimbangan air
dengan uap air dalam sebuah botol. Bila air diletakkan didalam botol terbuka dan dibiarkan dalam
waktu yang cukup lama, maka air didalam botol akan berkurang, karena butil-butir air air mnguap
dari permukaan air dan keluar dari botol. Pada botol tertutup uap air yang terjadi pada proses
penguapan tidak keluar dari botol, akbibatnya bila uap telah menjadi jenuh ada sebagian uap air
tersebut akan mengembun kembali menjadi bulir-bulir air yang menempel pada botol dan akhirnya
mengalir lagi (Gb. 3.1.).

Gambar.4.1. Kesetimbangan dinamis pada penguapan air

Proses ini berlangsung terus menerus. Mengapa air dalam botol tetap, karena jumlah air yang
menguap sama dengan jumlah uap air yang mengembun kembali menjadi air, atau dapat dikatakan
bahwa didalam botol tersebut laju penguapan air sama dengan laju pengembunan air. Proses
demikian ini disebut dengan kesetimbangan dinamis, yaitu proses bolak balik dengan laju yang
sama untuk kedua arah Proses kesetimbangan dinamis ini dapat terjadi pula dalam suatu reaksi
kimia.

A. Reaksi Berkesudahan dan Dapat Balik


Reaksi kimia berdasar arahnya dibedakan menjadi reaksi berkesudahan (satu arah) dan reaksi dapat
balik (dua arah). Pada reaksi berkesudahan zat zat hasil tidak dapat saling bereaksi kembali
menjadi zat pereaksi.
Contoh :
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl(aq) + H2O(l)

Pada reaksi di atas reaksi hanya berlangsu ke arah kanan, sebab bila NaCl dilarutkan ke dalam air
tidak akan pernah menjadi NaOH dan HCl.

Reaksi dapat balik dapat berlangsung dalam dua arah artinya zat-zat hasil reaksi dapat saling
bereaksi untuk membentuk zat pereaksi kembali.

Contoh :
Jika timbal (II) sulfat padat yang berwarna putih bila direaksikan dengan larutan natrium iodida akan
membentuk endapan timbal (II) iodida yang berwarna kuning dengan reaksi,

(1) PbSO4 (s) + 2 NaI (aq)


PbI2(s) + Na2SO4 (aq)
(putih) (kuning)
37

Sebaliknya bila padatan timbal(II) iodida yang berwarna kuning dari reaksi diatas ditambah larutan
natrium sulfat, maka akan terbentuk kembali endapan warna putih dari timbal(II) sulfat dengan
reaksi,
(2) PbI2 (s) + Na2SO4 (aq) PbSO4 (s) + 2 NaI (aq)
(kuning) (putih)

Jika diamati dari kedua reaksi tersebut maka akan tampak bahwa reaksi yang kedua merupakan
kebalikan dari reaksi yang pertama, dan dengan demikian reaksi diatas dikatakan reaksi dapat balik
atau. Bila kedua reaksi itu berlangsung secara bersamaan disebut juga sebagai reaksi bolak-balik dan
ditulis ditandai dengan dua panah dengan arah berlawanan.

PbSO4 (s) + 2 NaI (aq) PbI2(s) + Na2SO4 (aq)

Reaksi kesetimbangan dinamis dapat terjadi bila reaksi yang terjadi merupakan reaksi bolak balik.

B. Keadaan Setimbang

Meskipun hampir semua reaksi merupakan reaksi dapat balik, tetapi tidak semua reaksi dapat balik
akan dapat menjadi reaksi setimbang. Untuk dapat menjadi suatu reaksi setimbang diperlukan
persyaratan antara lain, reaksinya bolak-balik, sistemnya tertutup, dan bersifat dinamis.

1. Reaksi bolak-balik.
Suatu reaksi kadang-kadang perlu adanya pengaruh dari luar untuk dapat balik, oleh karena itu
reaksi tersebut tidak dapat berlangsung secara bersamaan, misalnya reaksi antara timbal (II) sulfat
dengan larutan natrium iodida diatas, tentunya tidak akan berlangsung dalam waktu yang
bersamaan.
Suatu reaksi dapat menjadi reaksi kesetimbangan bila reaksi baliknya dapat dengan mudah
berlangsung secara bersamaan, seperti yang terjadi pada proses penguapan air dan pengembunan
air didalam botol pada awal bab ini. Proses penguapan dan pengembunan dapat berlangsung dalam
waktu yang bersamaan. Reaksi-reaksi homogen ( fasa pereaksi dan hasil reaksinya sama), misalnya
reaksi-reaksi gas atau larutan akan lebih mudah berlangsung bolak-balik dibanding dengan reaksi
yang heterogen. Umumnya reaksi heterogen dapat berlangsung bolak-balik pada suhu tinggi.
Contoh reaksi homogen yang berlangsung bolak-balik,
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
H2(g) + I2(g) 2 HI (g)
Fe3+ (aq) + SCN -- (aq) FeSCN2+ (aq)
Contoh reaksi heterogen yang dapat berlangsung bolak-balik pada suhu tinggi:
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
Fe2O3(s) + 3CO(g) 2 Fe(s) + 3CO2(g)

2. Sistem Tertutup

Sistem tertutup bukan berarti reaksi tersebut dilakukan pada ruang tertutup, meskipun kadang-
kadang memang diperlukan ruangan tertutup. Pada prinsipnya sistem tertutup yang dimaksud adalah
tidak ada zat-zat yang keluar dari sistem, misalnya pada reaksi timbal(II) sulfat dengan larutan
natrium iodida, bagaimana mungkin reaksi akan dapat balik jika timbal (II) iodida yang terjadi pada
reaksi tersebut dibuang (hilang ) dari sistem.

3. Bersifat Dinamis

Bersifat dinamis artinya secara mikroskopis reaksi


berlangsung terus menerus dalam dua arah dengan
laju reaksi pembentukan sama dengan laju reaksi
baliknya. Berlangsungnya suatu reaksi secara
makroskopis dapat dilihat dari perubahan suhu,
tekanan, konsentrasi atau warnanya.

Secara makroskopis reaksi dalam keadaan setimbang


tidak menunjukkan adanya gejala - gejala tersebut,
justru gejala - gejala tersebut akan tampak pada
saat reaksi belum setimbang, karena pada saat
tersebut konsentrasi zat-zat pereaksi mula-mula
akan berkurang dan konsentrasi hasil reaksi akan
bertambah. Untuk lebih jelasnya kita ikuti terjadinya
kesetimbangan pada reaksi, Gambar. 4.2. Reaski bolak-balik:
N2O4 (g) 2 NO2 (g) N2O4(g) 2 NO2(g)
tak berwarna(A) coklat (B) tak berwarna coklat
38

Bila sejumlah gas N2O4 dimasukkan ke dalam botol tertutup, gas yang semula tak berwarna secara
perlahan-lahan akan berubah menjadi coklat, semula perubahan itu tidak tampak tetapi secara
bertahap akan menjadi semakin coklat. Pada suatu saat warna tersebut akan tidak bertambah pekat,
pada saat inilah terjadi kesetimbangan. Pada saat setimbang tersebut masih ada gas N 2O4, hal ini
dapat dibuktikan dengan mendinginkan tabung tersebut, pada saat didinginkan warna coklat semakin
pekat, ini menunjukkan bahwa gas NO 2 terbentuk lebih banyak. Jadi pada saat setimbang baik
pereaksi maupun hasil reaksi masih tetap ada dalam sistem. Penjelasan untuk peristiwa ini dapat
dilihat pada kurva perubahan konsentrasi dan laju reaksi (Gb. 3.2 dan Gb. 3.3).

Perubahan laju reaksi selama berlangsungnya reaksi (gambar.3.3. ) menunjukkan bahwa laju reaksi
terhadap gas N2O4 (V N2O4) mula-mula maksimum, laju reaksi itu turun sejalan dengan makin
berkurangnya gas N2O4 pada saat yang bersamaan mulai terbentuk gas NO 2 (warna coklat mulai
tampak), dan pada saat itu mulai ada gas NO 2 yang balik menjadi gas N 2O4 dan laju reaksi terhadap
gas NO2 (V NO2) makin besar karena konsentrasi nya makin besar ( ingat bahwa laju reaksi
dipengaruhi konsnetrasi). Jadi V N2O4 terus menurun dan V NO2 meningkat sampai waktu tertentu
(t) terjadi V N2O4 sama dengan VNO2 dan pada saat itu tercapai keadaan setimbang. Proses ini
berlangsung terus jika tidak ada pengaruh dari luar yang menyebabkan terjadinya ketidak
setimbangan.

Gambar.3.4. Kurva Kesetimbangan 2NO2(g) N2O4 (g)


Pada saat setimbang konsentrasi N2O4 sama dengan konsentrasi NO2
Pada saat setimbang konsentrasi N2O4 lebih besar dari pada konsentrasi NO2
Pada saat setimbang konsentrasi N2O4 lebih kecil dari pada konsentrasi NO2
Konsentrasi akan mengalami perubahan dengan pola yang sama, mula-mula yang ada hanya gas N 2O4
(konsentrasi N2O4 maksimum), kemudian berkurang terus karena berubah menjadi gas NO 2 , dan
pada saat yang bersamaan gas NO2 yang semula tidak ada (konsentrasinya nol) akan mulai bertambah
yang ditandai dengan mulai adanya warna coklat. Konsentrasi gas N 2O4 akan terus bertambah dan
sejalan dengan itu gas NO2 terus bertambah sampai suatu saat konsentrasinya tetap (ditandai warna
coklat yang tetap), dan pada saat itu ( t waktu) tercapai suatu keadaan setimbang. Dan mulai saat
itu tidak menunjukkan perubahan secara makroskopis ,misalnya warna tidak menjadi lebih pekat
atau lebih terang, tekananannya tetap dan lain-lainnya. Pada kondisi setimbang ini maka,laju reaksi
kekanan sama dengan kekiri atau V N2O4 = V NO2 , konsentrasi gas N2O4 dan konsentrasi gas NO2
tetap, meskipun dapat terjadi tiga kemungkinan yaitu
a. [N2O4] = [NO2] (gb. 3.3.a)
b. [N2O4] < [NO2] (gb. 3.3.b)
c. [N2O4] > [NO2] (gb. 3.3.c)
39

C. Hukum Kesetimbangan dan Tetapan Kesetimbangan (K)

Telah dibahas dimuka bahwa konsentrasi zat-zat pada saat setimbang akan selalu tetap, dengan
demikian bila dilakukan perhitungan aljabar (dikalikan, dibagi atau dipangkatkan ) akan didapat
suatu harga yang tetap. Untuk menentukan operasi aljabar yang bagaimana yang menghasilkan harga
yang tetap, pada tabel 3.1. ditunjukkan beberapa hasil pengukuran konsentrasi dari zat-zat yang
ada pada saat setimbang untuk beberapa reaksi.

1. Reaksi : H2 (g) + I2 (g) 2HI (g) pada suhu 731 K


Perc. [ HI ] [ H 2 ][ I 2 ]
ke [H2] [I2] [HI] [H2][I2][HI]
1 1,1 x 10-2 0,12 x10-2 2,52 x 10-2
[ 1840
H 2 ][ I 2 ] 46,4
[ HI ]2 3,32 x 10-7
2 0,92 x 10-2 0,20 x 10-2 2,96 x 10-2 1610 47,6 5,44 x 10-7
3 0,77 x 10-2 0,31 x 10-2 3,34 x 10-2 1400 46,7 7,97 x 10-7
4 0,92 x 10-2 0,22 x 10-2 3,08 x 10-2 1520 46,9 6,2 x 10-7
5 0,34 x 10-2 0,34 x 10-2 2,35 x 10-2 1970 46,4 2,7 x 10-7
6 0,86 x 10-2 0,86 x 10-2 5,86 x 10-2 790 46,4 4,33 x 10-2

2. Reaksi setimbang : N2(g) + 3H2(g) 2 NH3 (g) pada suhu 673 K


Perc. [ N 2 ][ H 2 ]
Ke [N2] [H2] [NH3] [ NH 3 ]2 [N2][H2][NH3]
[ NH 3 ]
[ N 2 ][ H 2 ]3
1 0,11 x 10-3 0,11 x 10-3 2,73 x 10-7 0,225 0,0509 3,30 x 10-13
2 0,25 x 10-3 0,55 x 10-3 4,58 x 10-6 0,333 0,0504 6,29 x 10-11
3 5,50 x 10-1 6,50 x 10-1 8,86 x 10-2 0,247 0,0519 3,10 x 10-2
4 2,50 x 10-1 7,5 0 x 10-1 7,40 x 10-2 1,973 0,0519 1,38 x 10-3

3. Reaksi setimbang : Ag+ (aq) + 2NH3(aq) [Ag(NH3)2]+ (aq) pada suhu 298 K
Perc.
Ke [Ag+] [NH3] [Ag(NH3)]+ [ Ag ][ NH 3[[] Ag ( NH 3 ) 2 ] [Ag
] +][NH ][[Ag(NH ) ]+]
3 3 2

[[ Ag ( NH 3 ) 2 ][Ag
2
] ][ NH 3 ]
1 0,001 0,005 0,401 8,02 x 104 1,6 x 107 2,00 x 10-6
2 0,001 0,001 0,016 1,45 x 104 1,6 x 107 1,60 x 10-8
3 0,002 0,002 0,128 3,20 x 104 1,6 x 107 5,12 x 10-7
4 0,002 0,001 0,032 1,60 x 104 1,6 x 107 6,44 x 10-8

Dari setiap data hasil percobaan tersebut bila reaksi secara umum dituliskan sebagai,

pA + q B mC +nD

maka didapat harga tetap (K) untuk rumusan,

K
C m D n
A p B q
Rumusan ini disebut dengan hukum kesetimbangan, yaitu bila suatu reaksi dalam keadaan
setimbang maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan
hasil kali konsnetrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang
tetap.

Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas untuk suatu reaksi dan harganya tetap pada
suhu tertentu, artinya setiap reaksi akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan yang cenderung
tidak sama dengan reaksi yang lain meskipun suhunya sama, dan untuk suatu reaksi yang sama harga
K akan berubah jika suhunya berubah.

a. Makna Harga Tetapan Kesetimbangan

1) Dapat untuk mengetahui kondisi suatu reaksi bolak-balik


Bila reaksi bolak balik pada suatu suhu tertentu sudah diketahui harga tetapan
kesetimbangannya, maka akan dapat diselidiki apakah suatu reaksi bolak-balik dengan
komposisi tertentu dalam keadaan setimbang atau tidak.
Contoh :
Pada 350o C terdapat reaksi setimbang :
H2 (g) + I2 (g) 2 HI (g)
40

Mempunyai harga K = 60. Berdasar data tersebut selidikilah apakah sistem dalam keadaan
setimbang atau tidak bila komposisi gas-gas dalam 1 liter ruangan adalah
a) [H2] = [I2] = [HI] = 0,010 mol dm-3
b) [HI] = 0,30 mol dm-3 ; [H2] = 0,010 mol dm-3 ; [I2] = 0,0010 mol dm-3

Jawab : [HI]2
a) K1 =
[H2][I2]

(0,010)2
=
(0,010)(0,010)
= 1
Padahal harga K = 60, Jadi sistem tidak dalam keadaan setimbang ( belum
mencapai kesetimbangan )

b) (0,30)2
K =
(0,010)(0,15)
= 60 (sama dengan harga K pada 350o C, jadi sistem dalam keadaan
setimbang.

2) Dapat Untuk Menentukan Komposisi Zat - zat dalam Keadaan Setimbang


Dengan mengetahui harga tetapan kesetimbangan suatu reaksi pada suhu tertentu dapat
memberikan gambaran tentang komposisi zat - zat yang ada pada kesetimbangan pada suhu
tersebut.
Contoh :
Kedalam wadah 1 liter dimasukkan 0,100 mol PCl 5 , kemudian dipanaskan sampai suhunya
250oC sehingga terurai menurut reaksi :
PCl5 (g) PCl3 (g) + Cl2(g)
Harga tetapan kesetimbangan pada suhu tersebut adalah 0,030. Tentukan komposisi masing-
masing gas pada saat tercapai kesetimabangan .

Jawab :
Reaksi : PCl5 (g) PCl3 (g) + Cl2 (g)

Kita anggap bahwa pada suhu tersebut PCl 5 yang terurai sebanyak x mol/L, maka berdasar
stoikiometri reaksinya didapat,
Pada keadaan awal ,
PCl5 = 0,100 mol/ liter
PCl3 = 0 mol/L
Cl2 = 0 mol/L
Pada saat tercapai kesetimbangan
PCl5 = (0,100 - x) mol/L
PCl3 = (0 + x) mol/L
= x mol/L
Cl2 = (0 + x ) mol/L
= x mol/L
Atau secara stoikiometris dapat dituliskan dengan cara sebagai berikut,
PCl5 (g) PCl3 (g) + Cl2 (g)
mula-mula : 0,100 mol/L 0 mol/L 0 mol/L
Reaksi(Perubahan ) : - x mol/L + x mol/L + x mol/L

Saat Setimbang : (0,100-x) mol/L x mol/L x mol/L
Menurut Hukum Kesetimbangan ,
[PCl3] [Cl2]
K =
[PCl5]
maka, (x) ( x )
0,030 =
(0,100-x)

x2 + 0,030 x -0,0030 = 0
41

dengan menggunakan rumus abc, didapat


b b 2 4ac
x12
2a
3 0,032 4(1)(0,03)
x12
2
x1 = 0,042 dan x2 = - 0,072 ( harga minus tidak mungkin)
maka didapat komposisi saat setimbang adalah,
[PCl5 ] = ( 0,100 - 0,042) mol /L = 0,058 mol/L
[PCl3] = [Cl2] = 0,042 mol/L

3) Dapat memberikan Informasi tentang Hasil Reaksi


Harga tetapan kesetimbangan merupakan hasil bagi dari konsentrasi zat hasil dipangkatkan
koefisiennya dengan konsentrasi pereaksi dipangkatkan koefisiennya. Karena konsentrasi
hasil reaksi selalu sebagai pembilang maka besar kecilnya harga harga K menunjukkan
besar kecilnya hasil reaksi pada suhu tertentu. Jika gharga K besar berarti hasil reaksinya
banyak dan jika K kecil berarti hasil reaksinya sedikit.

b. Harga Tetapan Kesetimbangan dan Tekanan Gas


Untuk reaksi yang melibatkan gas tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan dari harga tekanan
parsial masing-masing gas pada saat setimbang, sebab konsentrasi gas dalam suatu ruangan akan
menentukan besarnya tekanan gas tersebut dalam ruangan. Untuk membedakan harga tetapan
kesetimbangan yang diperoleh dari harga konsentrasi dan dari harga tekanan parsial, maka untuk
selanjutnya harga tetapan kesetimbangan yang diperoleh berdasarkan kosentrasi diberi
lambang Kc sedangkan untuk tetapan kesetimbangan yang diperoleh dari harga tekanan diberi
lambang Kp.
Untuk reaksi setimbang :
m A (g) + n B (g) x C (g) + y D (g)

(PC) x (PD)y
Kp =
( PA)m (PB)n
Dimana :
PA : Tekanan parsial gas A, PC : Tekanan parsial gas C
PB : Tekanan parsial gas B, PD : Tekanan parsial gas D
PA + PB + PC + PD = P total ruangan

Berdasar hukum tentang gas ideal PV = nRT dapat dicari hubungan antara harga Kp dengan Kc,
Untuk reaksi setimbang :
mA (g) + n B(g) x C (g) + y D (g)

maka , (PC) x (PD)y


Kp =
( PA)m (PB)n

sedangkan berdasar persamaan gas ideal PV = nRT didapat bahwa P = n/V (RT), untuk gas
besaran n/V adalah merupakan konsentrasi gas dalam ruangan, sehingga dapat disubstitusikan
menjadi,
PA = [A] RT; PC = [C] RT
PB = [B] RT; PD = [D] RT

maka , [C]x (RT)x [D]y (RT)y


Kp =
[A]m (RT)m [B]n (RT)n
atau [C]x[D]y (RT)(x+y)
Kp =
[A]m[B]n (RT) (m+n
= Kc (RT) (x+y) - (m+n)
dan jika (x + y) - (m+n) = n yang menyatakan jumlah koefisien gas-gas sesudah reaksi
dikurangi dengan jumlah koefisien gas-gas sebelum reaksi maka didapat hubungan Kp dan Kc
adalah,
Kp = Kc (RT)n
Contoh Soal :
42

1. Pada suhu 27oC didalam ruangan dengan volume tertentu yang tekanannya 1 atm. terdapat gas
N2O4 yang terurai menjadi gas NO2. :
N2O4 (g) 2 NO2 (g)
Pada saat kesetimbangan tercapai ternyata didalam ruangan terdapat NO 2 19,8 %. Hitunglah
harga Kp dan Kc pada suhu tersebut.
Jawab :
a) Dari persamaan reaksi : N2O4 (g) 2 NO2 (g)
(P NO2) 2

didapat Kp =
(PN2O4)
Ptotal = 1 atm
mol NO2
P NO2 = x P total
mol total
= 19,8/100 x 1 atm
= 0,198 atm
P N2O4 = Ptotal - P NO2
= 1 atm - 0,198
= 0,802 atm
(0,198 atm)2
Kp =
0,802 atm
= 0,489 atm
b) Kp = Kc (RT) n
Dari reaksi didapat harga n = 1, sehingga
Kc = Kp/ RT
0,489
=
(0,082 x 298 )
Kc = 0,02

2. Dalam suatu ruangan tertentu terdapat kesetimbagan :


N2 (g) + 3 H3 (g) 2 NH3 (g)
Harga Kc pada suhu 500o C adalah 0,040 . Hitunglah Kp pada suhu tersebut !
Jawab :
Dari Persamaan reaksi didapat harga n = 2 - (1+3) = 2
Kp = Kc x (RT)-2
Kc
Kp
RT
0,040
Kp
0,082 x 773 2
= 9,9 x 10-6

3. Tetapan Kesetimbangan Untuk Kesetimbangan Heterogen


Untuk reaksi kesetimbangan heterogen misalnya ,
CaCO3 (s) CaO (s) + CO2(g)
berlaku hukum kesetimbangan,
[CaO] [CO2]
K =
[CaCO3]

Oleh karena CaCO3 dan CaO merupakan zat padat maka konsentrasinya tetap (tidak mungkin
berubah) meskipun ada perubahan volume dan suhu, sehingga

[CaCO3]
K x merupakan harga yang tetap,
[CaO]
dan
[CaCO3]
K x = [CO2 ]
[CaO]
maka harga Kc untuk kesetimbangan diatas dapat dituliskan sebagai,

Kc = [CO2]
43

Pada kenyataannya bahwa untuk kesetimbangan daiatas jumlah gas CO 2 yang dihasilkan hanya
dipengaruhi oleh volume dan suhu tanpa dipengaruhi oleh jumlah CaCO 3 yang dipanaskan.

Dengan demikian berlaku bahwa untuk reaksi - reaksi heterogen zat-zat yang konsentrasinya
tetap ( zat padat atau zat cair murni ) tidak tampak pada rumusan harga K.

Contoh:

a. Reaksi : (NH4)2S (s) 2NH3(g) + H2S (g)

Kc = [NH3]2 [ H2S]

b. Reaksi : C (s) + H2O (s) CO(g) + H2(g)

[CO] [H2]
Kc =
[H2O]

c. Reaksi : NH3(g) + HCl(g) NH4Cl (s)


1
Kc
NH3 HCl
d. Reaksi : NH3(aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH-- (aq)

Kc
NH OH

4

NH3

D. Kesetimbangan Dissosiasi.

Peruraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana dikenal dengan istilah dissosiasi. Jadi
kesetimbangan dissosiasi adalah merupakan reaksi kesetimbangan yang melibatkan terurainya suatu
zat menjadi zat yang lebih sederhana.
Contoh :
a. N2O4 (g) 2 NO2 (g)
b. 2 SO3 (g) 2SO2 (g) + O2 (g)
c. CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g)
d. CH3COOH (aq) CH3COO-- (aq) + H+ (aq)

Didalam sistem kesetimbangan dissosiasi dikenal adanya derajad dissosiasi ( ) yang menyatakan
seberapa bagian (persen) gas yang telah terurai pada saat tercapai kesetimbangan yang dinyatakan
dengan rumusan,
jumlah yang terurai
=
jumlah zat mula-mula

Konsep derajad dissosiasi ini dapat membantu dalam perhitungan - perhitungan sistem
kesetimbangan.
Contoh :
Dalam ruang satu liter dipanaskan gas HI hingga terurai membentuk reaksi setimbang :
2 HI (g) H2 (g) + I2 (g)
Pada suhu tertentu harga tetapan kesetimbangannya (Kc) adalah 4. Tentukan ,
a. Berapa persen HI yang telah terurai
b. Komposisi masing-masing gas pada saat setimbang
Jawab :
2 HI (g) H2 (g) + I2 (g)
mula - mula : 1 mol -- --
terurai : mol
saat setimbang: (1 - ) mol mol mol
44

[H2 ][I2 ]
a. K
[HI]2
( 12 )( 12 )
4
(1 )2
( 12 )2
2
(1 )2
1
2
2
1

= 4/5 atau 80%

b. Komposisi pada saat setimbang :


HI = 1 - = 1/ 5 mol
H2 = I2 = x 4/5
= 2/ 5 mol

E. Pergeseran Kesetimbangan

Suatu sistem dalam keadaan setinbang cenderung mempertahankan kesetimbangannya, sehingga bila
ada pengsruh dari luar maka sistem tersebut akan berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh
keadaan kesetimbangan lagi. Dalam hal ini dikenal dengan azas Le Chatelier yaitu, jika dalam
suatu sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga
pengaruh aksi itu sekecil mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem
kesetimbangan antara lain,

1. Perubahan konsentrasi .
Bila suatu sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu komponen dalam sistem ditambah maka
kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu, dan bila salah satu komponen dikurangi
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.
Contoh :
Pada sistem kesetimbangan antara larutan Fe 3+ (kuning) , SCN -- (tak berwarna) dengan
FeSCN2+ (merah ), dengan reaksi kesetimbangan :
Fe3+ (aq) + SCN (aq) FeSCN2+ (aq)
kuning tak berwarna merah
Jika ke dalam sistem tersebut ditambahkan larutan SCN -- maka campuran akan semakin
merah, karena SCN-- yang ditambahkan akan bereaksi dengan Fe 3+ dalam sistem dan
membentuk FeSCN 2+ , ini berarti terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah kanan, yang
berakibat bertambahnya [FeSCN --] dan berkurangnya [ Fe3+ ]
Dengan menggunakan hukum kesetimbangan dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk reaksi
setimbang :
Fe3+ (aq) + SCN (aq) FeSCN2+ (aq)

K [FeSCN2+ ]
K1=
[Fe3+][SCN ]
Pada suhu yang tetap adalah tetap. Jika pada suhu yang sama ditambahkan ion SCN , maka
[SCN ] bertambah besar, sehingga
[FeSCN2+ ]
K2=
[Fe3+][SCN ]
Dengan bertambahnya [SCN ] Harga K2 menjadi lebih kecil daripada K 1 , karena harga K
tetap pada suhu yang tetap, maka untuk mendapatkan harga K 1 = K2 , [Fe3+] akan berkurang
bersamaan dengan bertambahnya [FeSCN 2+], dan itu berarti terjadi pergeseran
kesetimbangan kekanan.
Hal yang sebaliknya bila [Fe 3+ ] dikurangi (misalnya dengan mengikat Fe 3+ dengan ion HPO4 2--
) akan mengakibatkan K2 lebih besar daripada K1, dan untuk mengubah harga K2 agar menjadi
sama dengan K1 konsentrasi ion Fe 3+ akan bertambah bersamaan dengan bertambahnya ion
FeSCN2+ , dan itu berarti kesetimbangan bergeser kekiri.

2. Perubahan Volume.
45

Bila Sistem Kesetimbangan ,


Fe3+ (aq) + SCN (aq) FeSCN2+ (aq)
kuning tak berwarna merah
Volumenya diperbesar dua kali dengan cara menambahkan air kedalamnya maka warna merahnya
menjadi lebih muda, ini menunjukkan bahwa [FeSCN 2+] berkurang sedangkan [Fe3+] dan [SCN ]
bertambah, atau kesetimbangan bergeser kekiri.
Dengan menggunakan hukum kesetimbangan peristiwa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut,
Fe3+ (aq) + SCN (aq) FeSCN2+ (aq)
[FeSCN2+ ]
K1=
[Fe3+][SCN ]

Dengan penambahan air sehingga volume larutan menjadi dua kali lebih besar, maka konsentrasi
masing-masing komponen akan mengalami perubahan sebagai berikut,
[Fe3+] menjadi = [Fe3+]/2
[SCN ] menjadi

= [ SCN--]/2
[FeSCN ] menjadi
2+
= [FeSCN2+]/2
maka setelah volume diperbesar didapat harga K2 ,
[FeSCN2+ ]/2
K2 =
[Fe3+]/2 [SCN--]/2

sehingga K2 menjadi lebih besar daripada K1 . Karena suhunya tetap K1 = K2, maka untuk
mendapatkan harga K1 sama dengan K2 konsentrasi ion FeSCN2+ akan berkurang dan disertai dengan
bertambahnya konsentrasi ion Fe3+ dan SCN -- , dan itu berarti kesetimbangan bergeser kekiri.

Marilah sekarang dengan cara yang sama kita selidiki untuk kesetimbangan,
H2(g) + I2 (g) 2 HI (g)
Sebelum diadakan perubahan volume harga tetapan kesetimbangannya adalah K 1

[HI]2
K1 =
[H2] [I2]
Setelah volumenya diperbesar menjadi dua kali lebih besar maka terjadi perubahan konsentrasi
sebagai berikut,
[ HI ] menjadi = [HI]/2
[H2 ] menjadi = [H2]/2
[I2 ] menjadi = [ I2 ]/2
harga tetapan kesetimbangan setelah diadakan perubahan volume menjadi K 2

([HI]/2 )2
K2 =
[H2]/2 [I2]/2
atau, [HI]2/4
K2 =
([H2] [I2]) / 4

[HI]2
K2 =
[H2] [I2]
Ini menunjukkan bahwa adanya perubahan volume tidak menyebabkan pergeseran kesetimbangan
untuk reaksi diatas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
Bila suatu reaksi jumlah molekul-molekul atau partikel-partikel sebelum dan sesudah reaksi
sama perubahan volume tidak menggeser letak kesetimbangan.
Untuk reaksi yang jumlah partikel - partikel sebelum dan sesudah reaksi tidak sama maka,
bila Volume diperbesar kesetimbangan akan bergeser menuju ke ruas yang jumlah
molekul atau partikel (jumlah koefisien reaksi) yang besar.
Bila Volume diperkecil kesetimbangan akan bergeser menuju ke ruas yang jumlah
molekul atau partikel (jumlah koefisien reaksi) yang kecil.

3. Perubahan Tekanan .

Perubahan tekanan akan berpengaruh pada konsnetrasi gas-gas yang ada pada kesetimbangan, oleh
karena itu pada sistem reaksi setimbang yang tidak melibatkan gas perubahan volume tidak
menggeser letak kesetimbangaan.
46

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan tekanan terhadap sistem kesetimbangan gas
dapat diingat kembali tentang persamaan gas ideal

PV = n RT
P = (n/V ) RT

Dari persamaan itu menunjukkan bahwa perubahan tekanan akan berakibat yang sebaliknya dengan
perubahan volume, artinya bila tekanan diperbesar akan sama pengaruhnya dengan bila volume
diperkecil dan sebaliknya bila tekanan diperkecil akan berakibat yang sama dengan bila volume
diperbesar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa,
Untuk reaksi kesetimbangan yang jumlah partikel sebelum reaksi sama dengan jumlah partikel
sesudah reaksi, perubahan tekanan tidak akan menggeser letak kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan yang jumlah partikel sebelum reaksi tidak sama dengan jumlah
partikel sesudah reaksi jika,
Tekanan diperbesar kesetimbangan akan bergeser ke jumlah partikel yang kecil
Tekanan diperkecil kesetimbangan akan bergeser ke jumlah partikel yang besar.

Perhitungan jumlah partikel ini hanya dilakukan terhadap komponen kesetimbangan yang mudah
berubah konsnetrasinya, artinya untuk kesetimbangan heterogen jumlah partikel hanya dihitung
untuk zat-zat yang masuk pada rumusan harga tetapan kesetimbangan.

4. Perubahan Suhu.

Perubahan suhu pada suatu reaksi setimbang akan menyebabkan terjadinya perubahan harga tetapan
kesetimbangan (K). Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan suhu terhadap pergeseran
kesetimbangan berikut disajikan data harga K untuk berbagai suhu dari dua reaksi kesetimbangan
yang berbeda,

Tabel .3. 3.a. Harga Kp pada Berbagai Suhu untuk Reaksi Setimbang
N2 (g) + 3H2 (g) 2 NH3 (g) H = - 92 kJ

Suhu (K) 298 500 700 900


Kp ( x 1010) 6,76 x 105 3,55 x 10-2 7,76 x 10-5 1,00 x 10-6

makin besar

Tabel. 3.3.b. Harga Kp pada Berbagai Suhu untuk Reaksi Setimbang


H2 (g) + CO2 (g) H2O (g) + CO (g) H = + 41 kJ
Suhu (K) 298 500 700 900
Kp 1,00 x 10 -5
7,76 x 10 -3
1,23 x 10-1 6,01 x 10-1

makin kecil

Dari kedua tabel tersebut terdapat perbedaan, pada reaksi pertama jika suhunya diperbesar harga
Kp makin kecil, ini berarti zat hasil makin sedikit yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran reaksi
kekiri.

Pada reaksi kedua justru terjadi sebaliknya, yaitu bila suhunya diperbesar harga harga Kp menjadi
makin besar, berarti jumlah zat hasil makin banyak yang diakibatkan terjadinya pergeseran
kesetimbangan kekanan. Perbedaan dari kedua reaksi tersebut adalah harga perubahan entalpinya.
Untuk reaksi pembentukan gas NH3 perubahan entalpinya negatif ( Reaksi endoterm) yang
menunjukkan bahwa reaksi kekanan melepaskan kalor. Sedangkan pada reaksi antara gas H 2 dengan
gas CO2 harga perubahan entalpinya berharga postip (Reaksi endoterm) yang menunjukkan bahwa
reaksi kekanan adalah reaksi yang menyerap kalor. Dengan demikian pergeseran reaksi
kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis reaksinya endoterm atau eksoterm.

Menurut Azas Le Chatelier , JIka sistem dalam keadaan kesetimbangan terjadi kenaikan suhu, maka
akan terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor ( H positip).

5. Penambahan Katalisator pada Reaksi Setimbang


47

Reaksi pembuatan amonia dengan reaksi,

N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g) H = - 92 kJ

pada suhu 100o C akan mencapai keadaan setimbang bertahun - tahun. Bila kedalam reaksi tersebut
diberi katalis kesetimbangan akan dapat tercapai hanya dalam waktu 5 menit sampai 10 menit.
Dengan demikian katalisator dapat mempercepat tercapainya suatu keadaan setimbang. Apakah
pengaruhnya jika suatu reaksi yang sudah dalam keadaan setimbang ditambahkan katalistor ke
dalamnya. Katalisator akan mempercepat laju reaksi pembentukan NH 3 tetapi sekaligus juga akan
mempercepat laju reaksi peruraiannya menjadi gas N 2 dan gas H2 . Pengaruh ini sama kuatnya,
dengan demikian dalam reaksi kesetimbangan katalisator tidak terjadi pergeseran letak
kesetimbangan tetapi hanya mempercepat tercapainya keadaan setimbang.

F. Proses Kesetimbangan Dalam Industri

Proses Industri umumnya akan mengikuti hukum ekonomi, yaitu dengan beaya yang sekecil-kecilnya
untuk memperoleh untung sebanyak-banyaknya. Prinsip ini didalam industri yang menghasilkan
barang tentunya dapat diubah menjadi, dengan usaha dan beaya seminimal mungkin untuk
menghasilkan barang industri sebanyak-banyaknya, untuk itu faktor-faktor yang menghambat atau
meperlambat pada proses itu diusahakan seminimal mungkin. Pada bagian ini akan dibahas
bagaimana memperoduksi amoniak (NH3) dan asam sulfat (H2SO4) dalam industri. Kedua bahan kimia
tersebut dalam proses pembuatannya melibatkan reaksi setimbang , yang merupakan tahap paling
menentukan untuk kecepatan produksi.

1. Proses Haber Pada Pembuatan Amoniak.


Amoniak (NH3) merupakan senyawa penting dalam industri kimia, karena sangat luas
penggunaannya, misalnya untuk pembuatan pupuk; asam nitrat dan senyawa nitrat untuk
berbagai keperluan. Produksi amoniak di Indonesia dilakukan pada pabrik petrokimia di Gresik
dan Kujang . Proses pembuatan amoniak dilakukan melalui reaksi :

N2 (g) + 3H2 (g) 2 NH3 (g) H = - 92 kJ

Cara ini mulai diperkenalkan oleh Fritz Haber Bangsa Jerman pada tahun 1913, dimana pada
Perang Dunia I Jerman terkena Blokade Tentara Sekutu sehingga pasokan senyawa nitrat
(Sendawa Chili , KNO3) dari Amerika yang merupakan bahan pembuat amunisi tidak dapat masuk
ke Jerman.
Reaksi pembuatan amoniak ini merupakan reaksi setimbang, oleh sebab itu untuk mendapatkan
amoniak sebanyak-banyaknya pada prosesnya digunakan Azas Le Chatelier, yaitu untuk
menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan NH 3 , konsentrasi N2 dan H2 diperbesar (dengan
menaikkan tekanan kedua gas tersebut ), Faktor lain yang sangat penting untuk diperhatikan
adalah suhu dan tekanan.

Dilihat dari reaksinya yang eksoterm seharusnya proses tersebut dilakukan pada suhu rendah,
tetapi jika dilakukan pada suhu rendah reaksi antara N 2 dan H2 menjadi lamban, untuk itu dapat
diatasi dengan memberi katalisator Fe yang diberi promotor (bahan yang lebih mengaktifkan
kerja katalisator) Al2O3 dan K2O. Selain suhu faktor tekanan juga perlu diperhatikan, bila
diperhatikan dari persamaan reaksinya NH 3 akan banyak terjadi pada tekanan tinggi, meskipun
demikian harus juga memperhatikan beaya yang diperlukan dan konstruksi bangunan pabriknya.
Dengan berbagai pertimbangan itu didapat kondisi optimum, dimana pada kondisi tersebut akan
diperoleh amonia yang secara ekonomis paling menguntungkan. Pada tabel berikut dipaparkan
berbagai kondisi temperatur dan tekanan serta amoniak yang dapat dihasilkan.

Tabel. 3.4. Persentase Amoniak Pada Saat Setimbang


Untuk berbagai Suhu dan Tekanan
Tekanan
Temperatur (o C)
200 atm. 300 atm 400 atm 500 atm
400 38,74 47,85 58,86 60,61
450 27,44 35,93 42,91 48,84
500 18,86 26,00 32,25 37,79
48

550 12,82 18,40 23,55 28,31


600 8,77 12,97 16,94 20,76

Dengan pertimbangan konstruksi pabrik, beaya produksi dan berbagai pertimbangan diatas,
kondisi optimum untuk operasional pabrik amonia umumnya dilakukan pada tekanan antara 140
atm - 340 atm dan temperatur antara 400 o C - 600 o C.

2. Pembuatan Asam Sulfat Dengan Proses Kontak


Asam sulfat merupakan bahan indutri kimia yang penting, yaitu digunakan sebagai bahan baku
untuk pembuatan pupuk. Proses Industri asam sulfat ( H 2 SO4) sebenarnya ada dua cara yaitu
dengan proses Kamar timbal dan Proses Kontak. Proses kamar timbal sudah ditinggalkan karena
kurang menguntungkan, hanya tinggal satu pabrik di Amerika Serikat yang masih beroperasi dan
itupun dianggap sebagai museum industri. Proses kontak menghasilkan asam sulfat mencapai
kadar 99% dan beayanya lebih murah, di Indonesia pabrik asam sulfat antara lain di Petrokimia
Gresik, Pusri Palembang dan Kujang Jawa Barat.
Pembuatan asam sulfat meliputi tiga tahap yaitu,
1). Pembakaran belerang menjadi belerang dioksida,
S (s) + O2 (g) SO2 (g)
2). Oksidasi SO2 menjadi SO3 ,
2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (g) H = - 196 kJ
3). Mereaksikan SO3 dengan air,
SO3 (g) + H2O (l) H2SO4 (l)
Belerang dioksida yang dihasilkan harus benar-benar murni sebab bila mengandung pengotor
akan mengganggu proses selanjutnya. Di Petrokimia Gresik gas SO 2 diperoleh dari sisa
pengolahan tembaga atas kerjasama dengan PT Freeport (Irian Jaya).
Tahapan paling menentukabn pada proses pembuatan asam sulfat adalah tahapan kedua, yaitu
proses pengubahan SO2menjadi SO3 . Reaksi pada proses ini merupakan reaksi kesetimbangan,
maka untuk memperbanyak hasil harus memperhatikan azas Le Chatelier.
1). Reaksi tersebut menyangkut tiga partikel pereaksi ( 2 partikel SO 2 dan 1 partikel gas O2 )
untuk menghasilkan 2 partikel SO3 , jadi perlu dilakukan pada tekanan tinggi.
2). Reaksi kekanan adalah reaksi eksoterm ( H = - 196 kJ) berarti harus dilakukan pada
suhu rendah, tetapi permasalahannya pada suhu rendah reaksinya menjadi lambat.
Seperti pada pembuatan amoniak permasalahan ini dapat diatasi dengan penambahan
katalisator V2O5
Dari penelitian didapat kondisi optimum untuk proses industri asam sulfat dilakukan pada suhu
antara 400 o C - 450o C dan tekanan 1 atm. Hasil yang didapat berkadar 97 - 99% H 2SO4 .
Oleh karena pada kondisi tersebut sudah didapat hasil yang kadarnya cukjup tinggi, maka tidak
perlu dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi, sebab hanya akan membuang beaya tanpa
peningkatan hasil yang berarti.
49

Hypoxia Sympton dan Kadar Haemoglobin


Tubuh manusia terdapat suatu sistem kesetimbangan yang berperan didalam menjaga fungsi
fisiologis tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Salah satu proses adaptasi yang dilakukan oleh tubuh manusia adalah beradaptasi terhadap
perubahan ketuinggian yang tiba-tiba. Seseorang yang bertempat tinggal Jakarta dengan
ketinggian 0 km diatas permuakaan laut pergi dengan pesawat terbang ke Mexico City dengan
ketinggian 2,3 km dipermukaan laut maka setelah tiba di Mexico City akan merasa pusing, mual
atau rasa tidak nyaman lainnya.
Kondisi ini disebut dengan Hypoxia sympton yaitu kondisi sindrom kekurangan oksigen pada
jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian . Pada kasus yang fatal bisa
berakibat koma, bahkan sampai kepada kematian. Tetapi kondisi tersebut bila sudah beberapa
waktu tub uh akan segera beradaptasi dan berangsur-angsur normal kembali, maka kasus
hypoxia ini tidak terjadi pada penduduk setempat yang sudah biasa hidup di daerah dataran
tinggi tersebut.Oleh sebab itu bagi pendaki gunung diperlukan pos-pos pemberhentian agar
selalu terjadi adaptasi secara baik terus menerus.
Keadaan ini dapat dijelaskan berdasar sistem reaksi kesetimbangan pengikatan darah oleh
haemoglobin:
Hb(aq) + O2(aq) HbO2(aq)
dimana HbO2 merupakan oksihaemoglobin yang berperan membawa oksigen ke seluruh jaringan
tubuh termasuk otak. Tetapan kesetimbangan dari reaksi tersebut adalah :
[HbO2]
Kc =
[Hb][O2]

Pada ketinggian sekitar 3 km tekanan parsial gas oksigen sekitar 0,14 atm, sedangkan pada
permukaan laut tekanan parsial gas oksigen 0,2 atm. Berdasar asa Le-Chetelier dengan
berkurangnyagas oksigen berarti kesetimbangan akan bergeser kekiri, dan berakibat konsnetrasi
HbO2 di dalam darah akan menurun. Akibatn yang ditimbulkan adalah suplai oksigen ke seluruh
jaringan akan berkurang dan inilah yang mengakibatkan terjadinya rasa mual dan pusing, serta
perasaan tidak nyaman.
Kondisi tersebut akan mengakibatkan tubuh berusaha beradaptasi dengan memproduksi
haemoglobin sebanyak-banyaknya. Dengan meningkatnya konsnetrasi Hb akan menggeser
kembali kesetimbangan kekanan dan HbO2 akan meningkat kembali seperti semula.Penyesuaian
berlangsung kurang lebih 2 3 minggu.
Dari penelitian tyernyata kadar Hb rata-rata penduduk pada yang bertempat tinggal di dataran
tinggi akan mempunyai haemoglobin lebih tinggi daripada orang yang bertempat tinggal di
dataran rendah.
50

Silakan Mencoba !
ANALOGI KESETIMBANGAN DINAMIS
Petunjuk Belajar :
a. Baca secara cermat sebelum anda mengerjakan tugas.
b. Bekerjalah secara berkelompok dan lakukan diskusi terhadap hasil kerja anda.
c. Konsultasikan kepada guru bila anda menemui kesulitan.
d. Bacalah buku dan literatur sebanyak-banyaknya untuk memperdalam pemahaman anda.
Kompetensi yang akan dicapai:
Siswa dapat menjelaskan pengertian reaksi kesetimbangan.
Informasi :
1). Reaksi bolak balik dapat mencapai kesetimbangan bila mempunyai laju reaksi kekanan sama
dengan laju reaksi kekiri.
2).
Alat dan Bahan:
Alat Bahan
Nama alat/Ukuran Jumlah Nama Bahan (ukuran) Jumlah
Silinder ukur 100 cm3 2 Cairan berwarna 100 cm3
Pipa kaca dengan 3
(2 sama dan 1 berbeda 3
diameternya)

Tugas dan Langkah Kerja :


1. Isilah salah satu silinder ukur dengan cairan berwarna sebanyak 50 cm 3 (anggaplah ini sebagai
konsnetrai zat pereaksi A).
2. Pindahkan cairan dari silinder ukur A ke B dengan menggunakan pipa, dan secara bersamaan dari
B ke A dengan pipa yang lain.
3. Ukurlah volume cairan pada kedua silinder setiap pemindahan dilakukan beberapa kali sesuai
dengan yang ada pada tabel pengamatan.
4. Lakukan percobaan 3 kali dengan catatan :
a. Percobaan 1 : pipa kaca di A lebih besar dari pipa kaca di B
b. Percobaan 2 : pipa kaca di A lebih kecil dari pipa kaca di B
c. Percobaan 3 : pipa kaca di A sama dengan pipa di B

Hasil Pengamatan :
Pemindahan ke 2 4 6 8 12 16 20 25 30 40 50 60
Volume A
Volume B
Perubahan
volume di A dan
B
Tugas :
1). Buatlah kurva jumlah pemindahan Vs. volume cairan.
Vol A / Vol B V yang dipindah

Waktu pemindahan Waktu pemindahan

2). Bacalah Buku referensi anda dan temukan informasi mengenai kesetimbangan dinamis dan
mikroskopis.

Pertanyaan / Bahan Diskusi:


1. Mulai pemindahan ke berapakah volume dalam silinder ukur tetap, mengapa tetap ?
2. Mulai pemindahan ke berapakah volume cairan yang dipindahkan dari A ke B sama dengan
volume B yang dipindahkan ke A.
3. Bandingkan kurva yang anda buat dengan kurva yang ada pada referensi.

Petunjuk : Gunakan analogi sebagai berikut :


o Anggaplah bahwa silinder ukur A adalah zat pereaksi dan silinder ukur B adalah hasil reaksi.
51

o Jumlah zat yang dipindahkan dari A ke B dianggap laju reaksi A (V A )


o Jumlah zat yang dipindahkan dari B ke A dianggap laju reaksi A (V A )

Berdasar petunjuk di atas analogikan terjadinya kesetimbangan dinamis dan mikroskopis.

Penilaian / Authentic Asessment


A. Psikomotorik
Aspek yang dinilai
Cara Ketepatan Cara Cara Jumlah
No Nama Nilai
mengukur Memilih memindahkan mengamati skor
larutan Alat Larutan perubahan
1.

Pedoman Penilaian
A. Psikomotorik 1 = Tidak Tepat, tidak teliti
2 = kurang Tepat, Kurang Teliti
3 = Tepat, Teliti
4 = Tepat, teliti dan cermat

Jumlah Skor x 100


Nilai
16

B. Afektif
Aspek yang dinilai
Kerjasama Jumlah
No Nama Peran Kriteria
dalam Perhatian Kejujuran skor
serta
kelompok
1.

Pedoman Penilaian Afektif


1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
Kriteria
Rata Rata skor : 0 1,0 = rendah
1,1 2,0 = sedang
2,1 3,0 = tinggi

AZAS LE-CHATELIER

Petunjuk Belajar :
a. Baca secara cermat sebelum anda mengerjakan tugas.
b. Bekerjalah secara berkelompok dan lakukan diskusi terhadap hasil kerja anda.
c. Konsultasikan kepada guru bila anda menemui kesulitan.
d. Bacalah buku dan literatur sebanyak-banyaknya untuk memperdalam pemahaman anda.

Kompetensi yang akan dicapai:


Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dan
menyimpulkan hasilnya serta penerapannyaq dalam industri.
Informasi :
1). Dalam keadaan setimbang konsentrasi zat zat yang ada dalam sistem kesetimbangan selalu
tetap.
2). Konsentrasi zat dalam kesetimbangan dapat berubah (bertambah atau berkurang) bila ke dalam
sistem kesetimbangan dilakukan suatu aksi.
52

3). Bila larutan FeCl3 dan KSCN direaksikan akan terjadi reaksi kesetimbangan : Fe 3+(aq) + SCN (aq)
FeSCN2+(aq).
4). HPO42 dapat mengikat ion Fe3+ dalam suatu larutan :
Fe3+(aq) + HPO42-(aq) Fe2(HPO4)3(s)

Alat dan Bahan:


Alat Bahan
Nama alat/Ukuran Jumlah Nama Bahan (ukuran) Jumlah
Tabung reaksi (sedang) 7 Larutan FeCl3 1 M 5 cm3
Rak tabung 1 Larutan KSCN 1 M 5 cm3
Pipet tetes 2 Kristal Na2HPO4 3 butir
Gelas kimia 150 cm3 2 Air teh 10 cm3
Silinder ukur 100 cm3 1 akuades 200 cm3
Pengaduk

Tugas dan Langkah Kerja :


1). Ambilah 50 cm3 akuades dan masukkan ke dalam gelas kimia.
2). Teteskan ke dalam akuades tersebut masing-masing 3 tetes larutan KSCN 0,1 M dan FeCl 3 0,1
M dan aduklah sampai warna tetap.
3). Bagi larutan terasebut ke dalam 5 tabung reaksi sama banyak. Tabung ke-1 digunakan
sebagai pembanding.
4). Tambahkan berturut turut :
a. Pada tabung 2 : larutan FeCl3 1 M sebanyak 2 tetes.
b. Pada tabung 3 : larutan KSCN 1 M sebanyak 2 tetes.
c. Pada tabung 4 : kristal Na2HPO4 2 butir.
d. Pada tabung 5 : akuades 5 cm3.
5). Bandingkan warna pada tabung 2, 3, dan 4 dengan warna tabung 1.
6). Bandingkan pula warna tabung 5 dengan tabung 1 (dilihat dari atas).

Hasil Pengamatan :
No Warna dibandingkan
Perlakuan Arti perlakuan Kesimpulan
Tabung dengan tabung-1
2 Ditambah Fe3+

3 Ditambah SCN -

4 Ditambah HPO42-

5 Ditambah air

Pertanyaan / Bahan Diskusi:


1). Bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi salah satu komponen dalam sistem
kesetimbangan ?
2). Bagaimana pengaruh pengurangan konsentrasi salah satu komponen dalam sistem
kesetimbangan ?
3). Bagaimana pengaruh perubahan volume terhadap sistem kesetimbangan?

Tugas :
3). Buatlah laporan dan kesimpulan eksperimen yang telah anda lakukan.
4). Bacalah buku referensi dan temukan pengaruh perubahan suhu dan tekanan terhadap sistem
kesetimbangan.

Soal Kuiz
1. Jelaskan apa yang terjadi dengan sistem kesetimbangan berikut jika tekanannya dinaikkan ,
a. 4 NH3 (g) + 5 O2 (g) 4 NO (g) + 6 H2O (g)
b. N2 (g) + O2 (g) 2 NO (g)
2. Diketahui reaksi setimbang :
Fe2O3 (s) + 3 CO (g) 2 Fe(s) + 3 CO2 (g) H = + 24,8 kJ
Bagaimanakah besi yang dihasilkan jika,
a. tekanan diperbesar
b. volume ruangan diperbesar
c. ditambah Fe2O3
d. konsentrasi gas CO diperbesar
3. Pada ruangan 10 liter terdapat kesetimbangan,
CO2 (g) + H2 (g) CO (g) + H2O (g)
53

Pada suhu to C terdapat dalam kesetimbangan gas CO 2 dan gas H2 masing-masing 2 mol; CO
dan uap air masing - masing 4 mol. Pada suhu yang tetap ditambahkan 4 mol gas CO 2 dan 4 mol
gas H. Bagaimanakan komposisi setelah tercapai kesetimbangan lagi.

Penilaian / Authentic Asessment


A. Psikomotorik
Aspek yang dinilai
Cara Ketepatan Cara Cara Jumlah
No Nama Nilai
mengukur Memilih meneteskan mengamati skor
larutan Alat larutan perubahan
1.

Pedoman Penilaian
B. Psikomotorik
1 = Tidak Tepat, tidak teliti 2 = kurang Tepat, Kurang Teliti
3 = Tepat, Teliti 4 = Tepat, teliti dan cermat

Jumlah Skor x 100


Nilai
16

B. Afektif
Aspek yang dinilai
Kerjasama Jumlah
No Nama Peran Kriteria
dalam Perhatian Kejujuran skor
serta
kelompok
1.

1 = Rendah 2 = Sedang 3 = Tinggi


Kriteria : Rata Rata skor : 0 1,0 = rendah; 1,1 2,0 = sedang; 2,1 3,0= tinggi
54

Soal - Soal Latihan


4. Apakah syarat-syaratnya terjadinya suatu reaksi kesetimbangan ?
5. Apa yang dimaksud dengan suatu reaksi setimbang bersifat dinamis dan mikroskopis ?
6. Bila larutan besi (III) ditetesi dengan larutan ion SCN -- akan terjadi warna merah yang pekat
kemudian menyebar dan akhirnya warnanya tetap. Mengapa terjadi proses eeperti itu, dan
bagaimana untuk membuktikan bahwa dalam sistem tersebut masih terdapat ion besi (III) .
7. Tuliskan rumusan hukum kesetimbangan (K) untuk reaksi berikut :
a. PCl5 (g) PCL3 (g) + Cl2 (g)
b. 2 SO3 (g) + 2 CL2 (g) 2 SO2Cl2 (g) + O2 (g)
c. CO (g) + 2 H2 (g) CH3OH (g)
d. Cu 2+ (aq) + Zn (s) Zn2+ (aq) + Cu (s)
e. 2 NH3 (g) + CO2 (g) NH2CO2NH4 (s)
8. Harga tetapan kesetimbangan Kc untuk reaksi :
H2 (g) + I2 (g) 2 HI (g)
pada to C adalah 4. Tentukanlah tetapan kesetimbangan (Kc) bagi reaksi :
HI (g) H2 + I2 (g)
9. Pada to C dalamn ruangan 10 liter terdapat dalam kesetimbangan 0,2 mol PCl 5 ; 0,3 mol PCl3 dan
0,1 mol Cl2 menurut reaksi setimbang;
PCl5 (g) PCl3 (g) + Cl2 (g)
Tentukan harga tetapan kesetimbangan bagi reaksi tersebut pada t o C.
10. Diketahui reaksi kesetimbangan dan harga Kc pada 1000 K untuk reaksi -reaksi,
CO (g) + O2 (g) CO2 (g) Kc = 1,1 x 1011
H2O (g) H2(g) + O2 (g) Kc = 7,1 x 10-12
Tentukan harga tetapan kesetimbangan (Kc) pada suhu 1000 K untuk reaksi ,
CO (g) + H2O (g) CO2 (g) + H2 (g)
11. Dalam ruangan yang tekanannya 3 atm. dipanaskan 0,5 mol gas N 2 dan 1,5 mol gas H2 Pada
suhu 400 K terjadi reaksi setimbang,
N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g)
Ternyata pada saat setimbang didapai gas N 2 sebanyak 0,25 mol, hitunglah Kp dan Kc pada saat
itu.
12. Pada suhu 700 K terdapat kesetimbangan ,
2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (g) Kp = 6,7 x 104
Jika tekanan parsial gas SO2 = 1,2 atm; gas O2 = 3,4 atm dan gas SO3 = 4 atm. Selidikilah apakah
dalam sistem tersebut sudah dalam keadaan setimbang.
13. Jelaskan apa yang terjadi dengan sistem kesetimbangan berikut jika tekanannya dinaikkan ,
a. 4 NH3 (g) + 5 O2 (g) 4 NO (g) + 6 H2O (g)
b. N2 (g) + O2 (g) 2 NO (g)
14. Diketahui reaksi setimbang :
Fe2O3 (s) + 3 CO (g) 2 Fe(s) + 3 CO2 (g) H = + 24,8 kJ
Bagaimanakah besi yang dihasilkan jika,
a. tekanan diperbesar
b. volume ruangan diperbesar
c. ditambah Fe2O3
d. konsentrasi gas CO diperbesar
e. suhunya dinaikkan
15. Pada ruangan 10 liter terdapat kesetimbangan,
CO2 (g) + H2 (g) CO (g) + H2O (g)
Pada suhu to C terdapat dalam kesetimbangan gas CO 2 dan gas H2 masing-masing 2 mol; CO
dan uap air masing - masing 4 mol. Pada suhu yang tetap ditambahkan 4 mol gas CO 2 ,
Bagaimanakan komposisi setelah tercapai kesetimbangan lagi.

16. Diketahui data tentang harga Kp untuk berbagai suhu dari reaksi setimbang,
2 NO2 (g) N2O4 (g)
Suhu (o C) 100 25 0
Kc 2,1 170 1400
Berdasar data tersebut jelaskan reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm atau endoterm !
17. Metanol didalam industri dibuat melalui reaksi setimbang,
CO (g) + 2 H2 (g) CH3OH (g) H = - 129 kJ
Dalam industri proses tersebut dilakukan pada suhu 500 K. Mengapa tidak dilakukan pada suhu
yang lebih rendah Jelaskan !
18. Apa fungsi katalisator dalam proses industri yang melibatkan reaksi kesetimbangan ? Jelaskan !
55

Uji Kompetensi

Soal Pilihan Ganda


56
1. Suatu sistem reaksi dalam keadaan 5. Gas A, B dan C masing-masing 0,4 mol,
setimbang bila . 0,6 mol dan 0,2 mol dicampurkan dalam
A. reaksinya berlangsung dua arah pada ruang tertutup dan terjadi reaksi
waktu bersamaan kesetimbangan :
B. Reaksi berlangsung dalam dua arah 3A(g) + B(g) 2 C(g)
dalam laju reaksi yang sama Pada saat setimbang 0,3 mol gas A telah
C. jumlah mol zat yang ada pada bereaksi, maka gas B yang ada dalam
keadaan setimbang selalu sama keadaan setim,bang adalah
D. masing-masing zat yang bereaksi A. 0,5 mol D. 0,2 mol
sudah habis B. 0,4 mol E. 0,1 mol
E. jumlah zat yang terbentuk dalam C. 0,3 mol
reaksi sama dengan pereaksi
6. Pada suhu tetap pada reaksi
2. Suatu sistem kesetimbangan bersifat kesetimbangan :
dinamis mikroskopis berarti . CaCO3(s) CaO(s) + CO2 (g)
A. perubahan berlangsung terus volume ruang diperbesar, maka .
menerus dan dapat diamati. A. CaO bertambah
B. reaksi terus berlangsung kekanan B. CaCO3 bertambah
dan kekiri dan dapat diamati C. CaO dan CO2 bertambah
C. reaksi terus berlangsung kekanan D. CaCO3 dan CO2 bertambah
dan kekiri tetapi tidak teramati E. CaO dan CO2 bertambah
D. perubahan berlangsung terus
berhenti sehingga tidak dapat diukur 7. Agar pada reaksi kesetiumbangan :
E. perubahannya terhenti dan N2(g) + O2(g) 2NO(g) H = +180kJ
dapat terukur. jumlah gas NO yang dihasilkan maksimal
maka tindakan yang diperlukan adalah
3. Rumusan Hukum kesetimbangan untuk .
reaksi : A. menaikkan tekanan
CaCO3 (s) CaO(s) + CO2 (g) B. menurunkan tekanan
yang paling tepat adalah . C. mengecilkan volume
D. menaikkan suhu
E. memperbesar volume

[ CO 2 ][ CaO ] 8. Pada suhu tertentu dalam ruang tertutup


A. Kc
[ CaCO 3 ] yang tekanannya 10 atm terdapat dalam
[ CaCO ]
keadaan setimbagn 0,3 mol gas SO2 ,
B. Kc 3 0,1 mol gas SO3 dan 0,1 mol gas O2
[ CaO ][ CO ]
2 dengan reaksi :
[ CaO ] 2 SO3(g) 2SO2 (g) + O2(g)
C. Kc
[ CaCO 3 ] harga Kp pada suhu tersebut adalah
[ CaCO ]
3
A. 36 atm D. 4,5 atm
D. Kc
B. 18 atm E. 0,05 atm
[ CaO ]
E. Kc = [CO2] C. 9 atm
9. Pada toC dalam ruang yang volumenya
4. Gas N2 dengan volume 10 mL direaksikan 10 liter dipanaskan 0,6 mol gas SO 3
dengan 25 mL gas H2 , membentuk reaksi hingga terdissosiasi 50% menurut
setimbang : persamaan reaksi :
N2 (g) + 3 H2(g) 2NH3(g) 2 SO3(g) 2SO2(g) + O2(g)
volume akhir pada saat setimbang Harga tetapan kesetimbangan (Kc) untuk
adalah 25 mL (diukur pada P dan T yang reaksi tersebut adalah .
sama). Volume gas NH3 yang terjadi pada A. 0,010 D. 0,025
saat setimbang adalah B. 0,015 E. 0,030
A. 5 mL D. 35 mL C. 0,020
B. 10 mL E. 40 mL
C. 15 mL 10. Dalam ruang 1 liter terdpat 1 mol gas HI
yang terurai mewnurut reaksi:
2 HI (g) H2(g) + I2(g)
57
Harga Kc pada saat itu adalah 4, jumlah 17. Dalam ruang 1 liter terdapat
gas H2 yang ada pada saat setimbang kesetimbangan antara gas N2, H2 dan NH3
adalah . dengan persamaan reaksi :
A. 0,8 mol D. 0,4 mol 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
B. 0,6 mol E. 0,2 mol Pada kesetimbangan tersebut terdapat
C. 0,5 mol 0,01 mol N2 ; 0,01 mol H2 dan 0,05 mol
NH3. Harga konstanta kesetimnagan reaksi
11. Pada temperatur tertentu, dalam ruang 1 adalah
liter terdapat kesetimbangan : A.
2 x 10-8`D. 4 x 10-5
2SO3(g) 2SO2(g) + O2(g) B.
5 x 10-5 E. 2 x 10-10
Semula terdapat 0,5 mol gas SO3 dan C.
5 x 10-10
setelah tercapai kesetimbangan 18. Reaksi CO2(g) + NO(g) NO2(g) + CO(g)
perbandingan jumlah mol SO3 terhadap O2 dilakukan dalam wadah 5 L. Pada
adalah 4 : 3. Harga tetapan keadaan awal terdapat 4,5 mol CO2 dan 4
kesetaimbangannya adalah mol NO, sesudah kesetimbangan NO yang
A. 2,25 D. 0,60 masih tersisa adalah 0,5 mol. Tetapan
B. 0,23 E. 6,00 kesetimbangan reaksi tersebut adalah
C. 0,33 A. 11,25 D. 49,0
B. 24,5 E. 60,0
13. Jika tetapan kesetimbangan ,Kc, bagi C. 35,5
reaksi A + B C dan bagi reaksi 2A + D
C berturut-turut adalah 4 dan 8, maka 19. Pada ruang tertutup terdapat 1 mol gas
tetapan kesetimbangan, Kc, bagi reaksi : NH3 yang terdissosiasi 50% menurut
C + D 2B adalah persamaan reaksi :
A. D. 12 2 NH3 (g) N2 (g) + 3 H2(g)
B. 2 E. 24 Jika tekanan didalam ruangan tersebut
C. 8 3 atm, maka harga Kp pada saat itu
adalah .
14. Pada sistem kesetimbangan yang A. D. 4/3
manakah perubahan tekanan tidak B. 8/9 E. 2/9
menyebabkan pergeseran C. 9/8
A. 2SO3 (g) 2SO2 + O2(g0
B. N2(g) + O2(g) 2NO(g) 20. Dari reaksi setimbang :
C. N2(g) + 3H2(g) 2NH3 (g) Fe3+(aq) + SCN (aq) FeSCN2+ (aq)
D. PCl5 (g) PCl3(g) + Cl2(g) Jika ditambah 1 tets larutan jenuh FeCl 3
E. 2H2(g) + O2(g) 2H2O (g) maka
A. jumlah ion SCN- akan bertambah
15. Pada sistem kesetimbangan : B. jumlah ion Fe3+ akan berkurang
NH4Cl(s) NH3(g) + Cl2(g) C. jumlah FeSCN2+ akan bertambah
D. jumlah ion FeSCN2+ akan berkurang
mempunyai harga Kp = a. Tekanan
E. jumlah ketiga ion tetap.
parsial gas Cl2 pada saat itu adalah ..
A. a Da
B. a2 E. a
C. 2a

16. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi :


PCl5(g) PCl3 (g) + Cl2 (g)
pada suhu 760 K adalah 0,05.
Jika konsentrasi awal PCl5 0,1 mol/L,
maka pada keadaan setimbang PCl5 yang
terurai adalah .

A. 12,5% D. 33,3 %
B. 20,0% E. 50,0%
C. 25,0%

Anda mungkin juga menyukai