Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENENTUAN PERBANDINGAN JUMLAH MOL PEREAKSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Fisika Dasar

Disusun Oleh:
Kelompok V (A4)

Gita Nurma Yunika NIM. 210140104


Michael Alfeus Hutajulu NIM. 210140113
Alvira Rosa NIM. 210140114

LABORATURIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Penentuan Perbandingan Jumlah Mol


1.2 Tanggal Praktikum : 4 November 2021
1.3 Pelaksana Praktikum : Kelompok 4 (A4)
1.Gita Nurma Yunika NIM.210140104
2.Michael Alfeus Hutajul NIM.210140113
3.Alvira Rosa NIM.210140114
1.4 Tujuan Praktikum : Menentukan jumlah mol zat yang berlaku
dalam suatu rekasi kimia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan perhitungan berdasarkan persamaan kimia merupakan salah


satu aspek terpenting kimia umum,karena banyak sekali pengetahuan kuantitatif
dan deskritifyang dapat dirangkum dalam persamaan kimia. Pengetahuan tentang
perubahan kimia digambarkan dengan persamaan antar rumus-
rumus ,sebagaimanakah halnya berikut rumus-rumus menggambrakan komposisi
masing masaing bahan menurut atom yang membentuknya (widia
prasetiawan,2008)
Keseimbangan (neraca)persamaan kimia merupakan aljabar juga,dimana
setiap semua reaktan atau pereaksi ditempaatkan disebelah kiri persamaan itu dan
semua produk hasil ditempatkan disebelah kanan. Jika disamping itu terdapat pula
reaksi yang berlawanan,maka digunakan tanda panah rangkap yang menunjukan
persamaan kesetimbangan (Brady,1999)

2.1 Hubungan molekul dari persamaan


Perbandingan jumlah molekul molekul yang bereaksi dan yang dihasilkan
dari reaksi itu ditunjukan pada koefisien untuk rumus menandai reaksi dari
molekul itu umpamanya pembakaran ammonia dengan oksigen digambarkan
dengan persamaan kimia yang seimbang sebagai berikut
4NH3 + 3O2 2N2 + 6H2O…………………………………………(2.1)
Dengan koefisien aljabar 4,3,2,dan 6 yang menunjukan bahwa 4 molekul
NH3 bereaksi dengan 3 molekul O2 membentuk 2 molekul N2 dan 6 molekul H2O
persamaan yang setimbang itu tidaklah berat jika 4 molekul NH 3 dicampur dengan
3 molekul O2 reaksi yang digambarkan itu akan berlangsung sampai
selesai,beberapa reaksi kimia boleh dikatakan terjadi pada saat proses
pencampuran beberapa reaksi lain baru terjadi setelah beberapa waktu dan
Adapun reaksi yang berlangsung walaupun sampai waktu yang tak terhingga.
Penafsiran tentang persamaaan yang seimbang yang berbagai jenis itu ialah
sebagai berikut jika jumlah
molekul NH3 dan O2 yang dicampur sangat besar maka akan terbentuk sejumlah
NH3 dan O2,tetapi ini berarti NH3 dan O2 harus bisa habis terpakai,namun apabila
reaksi selalu dalam perbandingan molekul seperti ditentukan dalam persamaan itu
(Rosenberg,1996)

2.2 Hubungan bobot dalam reaksi kimia


Suatu reaksi kimia berimbang dinyatakan berimbang merupakan hubungan
dasar dasar untuk menghitung hubungan bobot pereaksi dengan hasil reaksi.
Sesuai dengan bobot hasil reaksi sama dengan bobot hasil reaksi dalam suatu
persamaan perbandingan berimbang (keenan,1989)
Oleh karena itu 1 mol zat yang mengandung N molekul perbandingan
jumlah mol zat yang terlibat dalam pereaksi sama dengan perbandingan jumlah
mol. Dengan bobot molekul NH=17,O2=32,N2=28,H2O=18. Persamaan dari
pembakaran diatas yaitu
4NH3 + 3O2 2N2 + 6H2O………………………………………….(2.1)
(4mol=69gram), (3mol=96gram), (2mol=59gram), (6 mol=108 gram) menunjukan
bahwa 4 mol (NH3)(4 x 17 gram NH3) bereaksi dengan 3 mol O2 (3 x 32 gram O2)
dan membentuk 2 mol N2 (2 x28 gram) dan 6 mol (6 x 18 gram H 2O) secara
umum persamaan ini menunjukan bahwa massa NH 3,O2,N2, dan H2O yang terpakai
dalam bentuk reaksi itu dinyatakan dengan satuan massa apapun juga
(Rosenberg,1996)

2.3 konsep mol


Dalam ilmu kimia mol adalah satuan pengukuran jumlah yang standar.
Ketika kita mereaksikan zat-zat tertentu, zat tersebut bereaksi dengan
perbandingan mol yang bulat dan sederhana tetapi kita tidak dapat menghitung
jumlah zat-zat tersebut secara langsung dengan neraca. Neraca tidak dalam satuan
kimia, yaitu mol. Mol menyatakan jumlah zat, satuan jumlah zat ini sama halnya
dengan penyederhanaan jumlah suatu barang. Dalam satuan SI satu mol tersusun
dari 6,02×1023 molekul, nilai ini disebut sebagai tetapan Avogadro. Tetapan
Avogadro adalah bilangan yang menyatakan jumlah atom karbon yang terdapat
dalam 12 gram δ-20, dengan lambang L atau N. Dalam kehidupan sehari-hari, jika
lusin menyatakan 12 buah maka mol menyatakan jumlah 6,022×1023 partikel zat,
kata partikel zat NaCl, H2SO4, N2 dapat dinyatakan dengan ion dan molekul.
Sedangkan pada unsur seperti seperti Zn, C, Af, dapat dinyatakan dengan atom.
Rumus molekul kimia suatu menunjukkan perbandingan jumlah atom yang ada
dalan senyawa tersebut (Underwood,1986).

2.4 Pengukuran mol atom atom


Dalam suatu reaksi kimia,atom atom atau molekul akan bergabung dalam
perbandingan angka yang bulat dan kita juga telah melihat bahwa mol dari zat
juga akan bereaksi dengan perbandingan angka yang bulat. Berdasarkan ini maka
mol juga dapat disebut satuan kimia ukurannya cukup besar sehingga sebuah mol
atom atau atom akan memiliki suatu jumlah dengan mudah dapat dikerjakan
dilaboratorium (Brady,1999)
Telah dikatakan bahwa satuan mol terdiri dari 6 x 10 23 partikel (objek).
Angka yang aneh ini tidaklah dipilih secara sembarangan melainkan merupakan
sejumlah atom dalam suatu sampel dalam tiap elemen yang mempunyai bobot
molekuler dalam gram suatu zat dalam numeris sama dengan bobot molekul
dalam satuan massa atom dan karbon 12,011 gram, maka 1 mol atom dari karbon
mempunyai massa 12,011 gram (Brady,1999)
Maka keseimbangan yang menjadi alat kita untuk mengukur mol. Untuk
mendapatkan satu mol dari tiap elemen yang ita perlukan adalah melihat massa
atom dari tiap elemen tersebut. Angka yang didapat dalam tiap jumlah elemen
gram tersebut yang harus kita ambil untuk mendapatkan 1 mol elemen tersebut
(Brady,1999)

2.5 Pengukuran mol dari senyawa


Seperti pada elemen secara tidak langsung persamaan diatas jugadapat
dipakai untuk menghitung mol dari senyawa. Jalan yang termudah adalah dengan
menambahkan semua massa atom yang ada dalam elemen. Bila zat terdiri dari
molekul-molekul yang misalnya (CO2, H2O, atau NH3) maka jumlah dari massa
atom tersebut massa molekul atau berat molekul,kedua istilah ini dipakai berganti-
ganti sehingga massa molekul CO2 adalah
C 1 X 12,0 u = 12,0 u
O2 2 X 16,0 u = 32,0 u
CO Total = 44,0 u
Untuk senyawa ion,jumlah massa atom dari electron elemen yang ada
dalam rumus dikenal sebagai massa rumus atau berat rumus. Untuk NaCl ini
22,99 + 35,44 = 50,44 satu mol NaCl (6,0022 x 10 23) satuan rumus dari NaCl
mengandung 58,44 gram NaCl tentu saja penggunaan istilah massa rumus tak
hanya untuk senyawa ion dapat juga digunakan untuk senyawa molekuler dalam
hal ini istilah massa formula molekuler mempunyai arti yang sama (Brady,1999)

2.6 Penerapan konsep mol pada gas


1. Gas Ideal
Robert Boyle (1663) menyatakan bahwa, hubungan antara tekanan dan
volume gas pada perubahan keadaan dengan massa dan suhu sistem yang tetap,
menentukan bahwa tekanan berbanding terbalik dengan volume. Percobaan Gay-
Lussac menunjukkan volume gas adalah fungsi dari suhu pada setiap perubahan
dimana tekanan dan massa dijaga tetap persamaannya, yaitu:
PV= nRT................................................................................(2.2)
Keterangan:
P= Tekanan
N= jumlah mol (mol)
R= Tetapan gas (0,0821 dan mol-1)
T= Suhu K

2.7 Penerapan konsep mol pada larutan


Larutan 1 molar (M) adalah larutan yang mengandung satu mol zat terlarut
dalam 1 liter larutan. Persamaaannya yaitu :

M = ...............................................................................(2.3)
Keterangan:
M = kemolaran
n = mol
V = volume
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Gelas Ukur 1 unit
2. Rak Tabung 1 unit
3. Tabung Reaksi 10 unit
4. Penggaris 1 unit
5. stopwatch 1 unit
3.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Larutan Pb(NO3)2 0,2 M 50 ml
2 .Larutan KI 0,2 M 25 ml
3 .Larutan CuSO4 0,1 M 25 ml

3.2 Prosedur kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1. Masukkan larutan Pb(NO3)2 0,2 M dan larutan KI 0,2 M kedalam 5 buah
tabung reaksi berikut :
Tabung A B C D E
Pb(NO3)2 0,2 M 1 3 5 7 9
KI 0,2 M 9 7 5 3 1

2. Kocok tiap – tiap campuran kemudian biarkan endapan turun selama lebih
kurang 20 meni
3. Ulangi cara kerja diatas dengan menggantikan larutan KI dengan larutan
CuSO4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dalam percobaan ini adalah :
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Pb(NO3)2 + KI  PbI2 + KNO3

NO Tabung Pb(NO3)2 KI Tinggi Warna


Endapan (cm)
1 A 1 9 0,6 Kuning
B 3 7 1 Kuning
C 5 5 0,8 Kuning
D 7 3 0,5 Kuning
E 9 1 0,4 Kuning
Sumber: praktikum kimia dasar 2021
Tabel 4.2 Hasil pengamatan Pb(NO3)2 + CuSO4 Pb(SO4) + 2CuNO3

NO Tabung Pb(NO3)2 2CuNO3 Tinggi Warna


Endapan
2 A 1 9 0,2 Putih
B 3 7 0,7 Putih
C 5 5 0,9 Putih
D 7 3 0,6 Putih
E 9 1 0,3 Putih
` Sumber: Praktikum kimia dasar 2021

4.2 Pembahasan
Pada percobaan Pb(NO3)2 + KI dengan perbandingan 1 : 9 terdapat
tinggendapan 0,6 cm dan larutan berwarna kuning.Perbandingan 3 : 7 terdapat
tinggi endapan 1 cm yang larutannya berwarna kuning. Perbandingan 5 : 5
terdapat tinggi endapan 0,8 cm dan larutan berwarna kuning. Pada perbandingan
7:3 terdapat tinggi endapan 0,5 cm serta larutan berwarna kuning.Dan
perbandingan 9 : 1 terdapat tinggi endapan 0,4 cm yang larutannya berwarna
kuning.Pada percobaan ini tinggi tingkat perbandingan volume akan berpengaruh
pada endapan yang diperoleh. Adapun (Gambar 4.1) dari perbandingan Pb(NO 3)2
dengan KI.

Grafik Tinggi Endapan PbI2


1.2

1
Tinggi Endapan (cm)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
A (1:9) B (3:7) C (5:5) D (7:3) E (9:1)

Volume (ml)

Gambar 4.1 Grafik Yang menghubungkan hubungan antara tinggi endapan


(Sumbu y) dan Volume larutan (Sumbu x)

Pada percobaan Pb(NO3)2 + CuSO4 dengan perbandingan 1 : 9 terdapat tinggi


endapan 0,2 cm dan larutan berwarna putih. Perbandingan 3 : 7 terdapat tinggi
endapan 0,7 cm dan larutannya berwarna putih. Perbandingan 5 : 5 terdapat tinggi
endapan 0,9 cm dan larutan berwarna putih. Pada perbandingan 7 : 3 terdapat
tinggi endapan 0,6 cm yang larutannya berwarna putih. Dan perbandingan 9 : 1
terdapat tinggi endapan 0,3 cm yang larutannya berwarna putih. Pada percobaan
ini perbandingan mol sangat berpengaruh pada endapan dan hasil reaksi yang
dihasilkan.

Sebelum menggambarkan atau membuat grafiknya, Tinggi endapan yang


dihasilkan berbeda disebabkan karena endapan yang dapat dihasilkan dari suatu
reaksi kimia serta juga dapat dipengaruhi oleh koefisien volume bahan reaktan.
Dan juga pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi pada senyawa melebihi
kelarutan.
Perbedaan tinggi endapan juga dikarenakan penambahan volume pada
setiap perbandingan volume seperti perbandingan volume Pb(NO 3)2 0,2 M dengan
KI 0,2 M, endapan yang paling tinggi terlihat pada perbandingan 5 : 5 dengan
tinggi endapan 0,9 cm, dikarenakan dalam proses ini terjadi keseimbangan dalam
stoikiometri antara volume Pb(NO3)2 dan KI. Pada percobaan ini, Pb(NO3)2 dan
KI tinggi endapan sangat dipengaruhi oleh perbandingan volumenya. Contohnya
bisa kita lihat pada tabung A =1:9 dengan tinggi endapan 0,6 cm dibandingkan
dengan C = 5:5 memiliki tinggi endapan 0,8 cm. Dari tabung A ke C memiliki
tinggi endapan yang berbeda karena volume KI yang lebih besar dari volume
tabung A ke tabung C. Pada tabung A dan tabung E dengan perbandingan 1:9 dan
9:1 memiliki tinggi endapan yang sama, karena volume tabung reaksi lebih kecil
di bandingkan tabung E. Adapun (Gambar 4.1.2) dari Pb(NO3)2 + CuSO2 dan
tinggi endapan sangat dipengaruhi oleh perbandingan volumenya. Contohnya bisa
kita lihat pada tabung A = 1:9 dengan tinggi endapan 0.2 cm dibandingkan dengan
C = 5:5 memiliki tinggi endapan 0,9 cm. dari tabung A ke C memiliki tinggi
endapan yang berbeda karena volume CuSO 4 yang lebih besar dari volume tabung
A ke tabung C.

Grafik Tinggi Endapan Pb(SO2)


1
0.9
0.8
0.7
Tinggi Endapan

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
A (1:9) B (3:7) C (5:5) D (7:3) E (9:1)

Volume (ml)
Gambar 4.2 Grafik Yang menghubungkan hubungan antara tinggi endapan
(Sumbu y) dan Volume larutan (Sumbu x)

Pada reaksi Pb(NO3)2 dengan KI menghasilkan endapan berupa PbI 2 yang


berwarna kuning,dan didapat tinggi endapan sedangkan pada reaksi Pb(NO 3)2
dengan CuSO4 menghasilkan endapan berupa Pb(SO4) yang berwarna putih, dan
didapat tinggi endapan. Pada Pb terjadi kesamaan tinggi endapan antara tabung B
dengan C yaitu 1,5 cm.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada percobaan ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Semakin tinggi atau semakin rendah perbandingan maka semakin rendah
dan semakin tinggi pula hasil dari reaksi tersebut.
2. Penentuan perbandingan volume reaktan sangat berpengaruh juga terhadap
hasil endapan.
3. Penentuan jumlah mol zat yang bereaksi didalam suatu reaksi kimia sangat
besar pengaruhnya, bahwa perbandingan jumlah mol yang bereaksi sangat
menentukan jumlah mol hasil reaksi.
4. Reaksi yang terjadi pada persamaan tersebut:
a) Pb(NO3)2 + KI 2 KNO3 + PbI2
b) Pb(NO3)2 + CuSO4 Pb(SO4) + 2CuNO3

5.2 Saran
Dalam percobaan ini pada saat melakukan setiap percobaan dalam
percobaan ini harus lebih efektif dalam melakukan pengukuran suatu percobaan
dan lebih hati-hati dalam menggunakan peralatan praktikum. Pada percobaan ini
praktikan harus memahami dan menguasai percobaan ini agar praktikum ini
berjalan dengan lancar.
ABSTRAK

Dalam suatu reaksi kimia, bahwa perbandingan jumlah mol yang bereaksi sangat
menentukan jumlah hasil reaksi. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan
jumlah zat yang bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Karena berdasar teori
perbandingan jumlah mol reaksi sangat menentukan jumlah hasil reaksi. Dimana
larutan Pb(NO3)2 dicampurkan dengan larutan KI dan dengan volume yang
berbeda-beda. Dari percobaan diperoleh hasilnya ternyata campuran Pb(NO 3)2 dan
KI berlangsung sangat cepat, ini terjadi karena pengaruh volume yang digunakan
yaitu larutan Pb(NO3)2 cepat turun membentuk endapan. Pada campuran yang
kedua, Pb(NO3)2 ditambahkan CuSO4 endapan pada reaksi ini berlangsung
sempurna. Proses ini terdapat pada tabung C yang memiliki endapan yang paling
banyak, dan yang paling sedikit terdapat pada tabung A. Hal ini membuktikan
bahwa perbandingan jumlah mol pereaksi sangat berpengaruh pada endapan dan
hasil reaksi. Jadi memang benar jumlah mol reaksi sangat menentukan hasil
reaksi.

Kata kunci : Campuran, Endapan, Mol, Perubahan Larutan, Reaksi Kimia.


DAFTAR PUSTAKA
A,I. Underwood, RA, Day, Jr. 1876. Analisa Kimia Kuantitatif edisi V. Jakarta :
Erlangga.
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asal dan Struktur. Jakarta : Binarupa
Aksara.
Keenan, Charles W. 1990. Kimia untuk Universitas jilid 1 edisi VI. Jakarta :
Erlangga.
Keenan, Kleinfelter, Wood A. 1999. Kimia untuk Universitas jilid VI jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Rosenberg, Jeroinel. 1996. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Buatlah grafik tinggi endapan pada masing–masing nomor untuk masing–
masing percobaan.

Jawab:
a. Grafik tinggi endapan Pb(NO3)2 0,2 M dengan KI 0,2 M

Grafik Tinggi Endapan Pb(SO2)


1
Tinggi Endapan

0.8
0.6
0.4
0.2
0
A (1:9) B (3:7) C (5:5) D (7:3) E (9:1)

Volume (ml)

b. Grafik tinggi endapan Pb(NO3)2 0,2 M dengan CuSO4 0,2 M

Grafik Tinggi Endapan PbI2


Tinggi Endapan (cm)

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
A (1:9) B (3:7) C (5:5) D (7:3) E (9:1)

Volume (ml)
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

NO Gambar Nama Alat Fungsi Alat


1 Tabung Reaksi Untuk mereaksikan dua
atau lebih zat

2 Gelas Ukur Untuk mengukur


volume larutan

3 Rak Tabung Tempat untuk Tabung


reaksi

4 Penggaris Mengukur tinggi


endapan yang dihasilkan
dalam larutan
ABSTRAK
Dalam suatu reaksi kimia, bahwa perbandingan jumlah mol hasil yang bereaksi
sangat menetukan jumlah mol hasil reaksi. mol adalah satuan perngukuran jumlah
yang standar. Percobaan penentuan perbandingan jumlah mol pereaksi dilakukan
dengan tujuan untuk menentukan jumlah mol zat yang bereaksi dalam suatu reaksi
kimia. Percobaan ini dilakukan dengan metodologi pencampuran larutan Pb(NO 3)2
dengan larutan KI dan larutan Pb(NO3)2 dengan K2Cr2O4 masing–masing berbeda
tabung dan volume hingga terlihat hasil dari perbandingannya. Dari hasil
percobaan diperoleh bahwa pada pencampuran Pb(NO 3)2 dengan KI menghasilkan
endapan yang berbeda pada tabung yang berbeda pula, yaitu 1:9 = 0,5 cm
endapan, 3:7 = 0,9 cm endapan, 5:5 = 0,8 cm endapan, 7:3 = 0,5cm endapan, 9:1
= 0,2 cm endapan. Sedangkan pada campuran Pb(NO 3)2 dengan K2Cr2O4
menghasilkan endapan yang berbeda pada tabung yang berbeda pula, yaitu 1:9 =
0,5 cm endapan, 3:7 = 2,1 cm endapan, 5:5 = 1,5 cm endapan, 7:3 = 1 cm
endapan, 9:1 = 0,5 cm endapan. Endapan yang tertinggi pada larutan Pb(NO 3)2
ditambah larutan KI terjadi pada perbandingan 3 : 7 yaitu dengan tinggi endapan
0,9 cm dan pada larutan larutan Pb(NO 3)2 dengan K2Cr2O4 terjadi pada 3: 7
dengan tinggi endapan 2,1 cm. Penentuan perbandingan volume reaktan sangat
berpengaruh juga terhadap hasil endapan.
Kata kunci : Campuran, Endapan, Larutan, Perbandingan mol, dan Reaksi
Kimia

Anda mungkin juga menyukai