Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERBANDINGAN JUMLAH MOL PEREAKSI

Diajukan untuk memenuhi laporan akhir praktikum Kimia

Dasar Disusun Oleh :


Kelompok IV (A6)

Dinda Chairani NIM.220140122


Wan Aldyansyah NIM.220140116
Milfa Afrina NIM.220140122

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Pratikum : Penentuan perbandingan jumlah mol pereaksi


1.2 Tanggal Pratikum : 12 Oktober 2022
1.3 Pelaksana Praktikum : Kelompok VII (A3)
1.Dinda Chairani NIM.220140122
2.Wan Aldyansyah NIM.220140116
3.Milfa Arfina NIM.220140122

1.4 Tujuan Pratikum : Menentukan jumlah mol zat yang bereaksi


dalam suatu reaksi kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Mol


Menurut perhitungan, dalam satu gram besi terkandung 1,075 x 10 22 atom
besi. Dalam 1 ml air terkandung 3,345 x 1022 molekul air. Angka-angka sebesar
itu tidak efektif jika diterapkan dalam pengukuran zat-zat berskala besar. Agar
lebih aplikatif, para kimiawan menetapkan suatu satuan jumlah zat yang
menyatakan banyaknya partikel zat itu, satuan ini dinamakan mol (Sunarya,
2010).
Gagasan para pakar menggunakan mol sebagai satuan untuk menyatakan
jumlah partikel dalam suatu zat merupakan gagasan bijaksana. Seperti halnya
dalam kehidupan sehari-hari, untuk menyatakan 12 buah dipakai satuan lusin,
untuk menyatakan banyaknya kertas dipakai satuan rim (500 lembar).
Berdasarkan kesepakatan para pakar kimia, untuk partikel yang jumlahnya
sebanyak 6,022 x 1023 atau sebesar tetapan Avogadro dinyatakan sama dengan
satu mol. Dengan kata lain, satu mol setiap zat mengandung 6,022 x 10 23 partikel
penyusun zat itu, baik atom, molekul maupun ion (Sunarya, 2010).

2.2. Konsep Mol


Untuk mengetahui hubungan antara massa zat dalam satuan gram dengan Ar
atau Mr, zat ini memerlukan besaran lain, dinamakan mol. Mol adalah suatu
satuan zat yang dapat menjembatani antara massa (dalam satuan gram), jumlah
partikel dan Ar atau Mr zat itu (Sunarya, 2010).
Dalam reaksi kimia terjadi perubahan suatu zat menjadi zat lain, seperti :
2H2 + O2 → 2H2O.....................................................................................(2.1)
2kul 1kul 2kul
Fe + S → FeS...........................................................................................(2.2)
1at 1at 1r.s
(at : atom, kul :molekul , r.s :rumus senyawa)
Artinya dalam 1 atam Fe bergabung (bersenyawa) dengsn 1 atom S
membentuk FeS. Seterusnya, 2 molekul H2 dan 1 molekul O2 menjadi 2n
molekul H2O. Dengan kata lain, reaksi kimia adalah reaksi antara partikel-partikel
pereaksi menjadi partikel hasil reaksi. Jumlah partikel tersebut mempunyai
perbandingan tertentu dan tetap (Syukri,1999).
Dengan mereaksikan suatu zat dengan zat lain, kita harus mengambil jumlah
partikel pereaksi sesuai dengan perbandingannya. Akan tetapi kita tidak mungkin
menghitung atom atau molekul satu-persatu karena sangat kecil. Yang dapat
dilakukan hanya menimbang maka harus dicari hubungan massa zat dengan
jumlah partikelnya (Syukri,1999).
Fe : H2 : H2O = massa Fe : massa H2 : massa H2O
1 at : 1kul : 1kul = 56 : 2 : 18
massa unsur (g)
mol unsur = (2.3)
Ar unsur

Massa senyawa
mol senyawa = (2.4)
Mr senyawa

2.2.1. Massa Molar


Hubungan antara jumlah partikel dan satuan mol zat menggunakan
tetapan Avogadro digunakan untuk menghubungkan antara satuan gram dan mol
dengan menerapkan massa atom relatif atau massa molekul relatif zat itu
(Sunarya,2010).
Massa 1 mol zat disebut massa molar. Massa molar sama dengan massa
molekul relatif atau massa atom relative (Ar) suatu zat yang dinyatakan dalam
gram. Hubungan mol dan massa dengan massa molekul relatif (Mr) atau massa
atom relatif (Ar) suatu zat dapat dicari dengan :
Gram = mol x Mr atau Ar (2.5)
(Ediati, 2008).
2.2.2. Pengubahan Massa dari Mol
Jumlah mol suatu zat A dari massa zat A dapat ditentukan dengan
menggunakan massa molar (Sunarya,2010).
1 mol A
Mol zat A = Massa A × (2.6)
Massa Molar A

Penyusunan ulang untuk persamaan di atas dapat digunakan untuk


menentukan massa zat A yang sama dengan jumlah zat A dalam satuan mol
(Sunarya,2010).
1 mol A
Massa zat A = Mol A ×
(2.7)
Massa Molar A

2.2.3. Pengubahan Volume dan Massa melalui Kerapatannya


Kerapatan atau massa jenis didefinisikan sebagai massa per volume.
Persamaan tersebut dapat disusun ulang guna mencari massa suatu zat dan kerapat
dari volume yang massa dan kerapatannya diketahui (Sunarya,2010).
Massa = Kerapatan x volume (2.8)
Massa
Volume =
(2.9)
Kerapatan

2.3. Perhitungan Stoikiometri


Koefisien dalam persamaan kimia menyatakan jumlah molekul, bukan
massa molekul. Yang penting dalam perhitungan reaksi kimia adalah menuliskan
persamaan kimia-kimia yang seimbang (Sastrohamidjojo,2001).
Contoh,reaksi propane dengan oksigen membentuk CO2 dan H2O
C3H8 (g) + 5O2 (g) 3 CO2 (g) + 4H2O(g)............................(2.10)

Reaksi ini berarti 1 mol C3H8 akan bereaksi dengan 5 mol O2 menghasilkan 3
mol CO2 dan 4 mol H2O.Berapa massa O2 akan bereaksi dengan 96,1 g
propane.Berapa mol propana yang terdapat dalam 96,1 g propana
(Satrohamidjojo,2001).
Banyaknya mol propana yang dihitung sebagai berikut :
1 mol C3H8
96,1 gr C H × = 2,18 mol C H .........................(2.11)
3 8 44,1 g C3H8 3 8

Dan persamaan diketahui 5 mol O2 dibutuhkan untuk setiap mol C3H8 .


Jumlah mol yang dibutuhkan :
5 mol C3H8
2,18 mol C H × = 10,9 mol C H .(2.12)
3 8 1 mol C3H8 3 8

Massa O2 yang diperlukan untuk bereaksi dengan 96,1 g propana adalah


32,0 g C3H8
10,9mol C H × = 349 g O (2.13)
3 8 1 mol C3H8 2

Dari persamaan dapat diketahui bahwa 3 mol CO2 dihasilkan untuk setiap
mol C3H8 yang bereaksi hingga jumlah mol yang dihasilkan adalah
3 mol CO2
2,18 mol C H × = 6,54 mol CO (2.14)
3 8 1 mol C3H8 2
Massa CO2 yang dihasilkan
6,54 mol CO 44,0 g CO2
× = 288 g CO (2.15)
2 1 mol CO2 2

2.4. Cara Menentukan Mol Zat di Laboratorium


Dalam percobaan,sering diperlukan zat dengan jumlah mol
tertentu,misalnya 2 mol , 0,5 mol dan sebagainya.Di laboratorium, biasanya
tersedia zat dalam keadaan murni atau campuran. Zat murni biasanya berupa
padatan atau cairan, sedangkan campuran dalam bentuk larutan atau koloid
(Syukri,1999).
Untuk mengambil zat murni yang padat atau cairan sebanyak n mol,
diperlukan zat tersebut sebanyak n Mr gr (Syukri, 1999).
Sedangkan untuk mengambil atau menghitung suatu gas cukup sulit, karena
memerlukan wadah khusus (tertutup rapat). Yang agak mudah adalah mengukut
volume, tekanan dan suhunya. Volume dapat dihitung dari volume bejana,
sedangkan tekanan dan suhu diukur masing-masing dengan manometer dan
termometer. Persamaan gas ideal dapat dipakai untuk menghitung molnya
(Syukri,1999).
PV
PV = nRT atau n= (2.16)
RT

2.5. Menentukan Perbandingan Mol dan Rumus Kimia


Apabila kita ingin mendapat perbandingan mol dari suatu rumus kimia
haruslah ingat bahwa perbandingan mol adalah sama dengan perbandingan atom.
Misalnya perbandingan mol pada C2Cl6 (Brady,1999).
Perbandingan atom Perbandingan mol
2 atom C
2 mol C (2.17)
2 atom Cl atau 6 mol Cl

Perbandingan atom dalam rumus kimia seperti C2Cl6 membuat sejumlah


perbandingan mol yang berguna untuk membentuk faktor konversi yang dapat
dipakai dalam memecahkan soal.
Ada juga yang lainnya.Rumus ini menyatakan bahwa 1 molekul C2Cl6
mengandung 2 atom C dan 6 atom Cl. Kita dapat mengubahnya langsung ke
mol.1 mol C2Cl6 mengandung 2 mol C dan 6 mol Cl.Ini akan memberikan dua
macam ekivalen (Brady,1999).
1 mol C2Cl6 ➀ 2 mol C (2.18)
1 mol C2Cl6 ➀ 6 mol Cl (2.19)
Dengan kata lain, setiap saat kita mempunyai satu molekul dari C2Cl6
akan ada 2 mol atom karbon di dalamnya dan setiap waktu kita mempunyai satu
mol C2Cl6 akan ada 6 mol atom klor di dalamnya. Hal ini yang kita artikan
dengan ekivalen (➀).Seperti telah digambarkan sebelumnya, ekivalen ini dapat
digunakan untuk membentuk faktor konversi ( Brady,1999).
1 mol C2Cl6
mol C
atau 1mol C2Cl6
6 mol Cl
(2.20)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat-Alat
Adapun alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum adalah
1. Tabung reaksi 8 set
2. Rak tabung reaksi 1 set
3. Penggaris 1 unit
4. Pipet volume 1 unit
3.1.2. Bahan-Bahan
Adapun bahan-bahan yang dipergunakan dalam praktikum adalah
1. Larutan kl2 cr2o4 0,1M 24 ml
2. Larutan KI 0,1 M 24 ml
3. Larutan Pb (No1)2 0,1M 48ml

3.2. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1. Dimasukkan larutan Pb (NO3)2 0,1 M dan larutan KI 0,1 M ke dalam 5
buah tabung reaksi, dengan volume berikut :
Tabung A B C D E
Pb (NO3)2 0,1 M 1 3 5 7 9
KI 0,1 M 9 7 5 3 1
2. Dikocok tiap-tiap campuran kemudian biarkan endapan turun selama
lebih kurang 20 menit.
3. Diukur tinggi endapan menggunakan penggaris.
4. Diulangi cara kerja di atas dengan menggantikan larutan KI dengan
CuSO4 0,1 M. dan kl2 cr2o4 0,1M
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan praktikum ini adalah Tabel 4.1 dan Tabel 4.2
Tabel 4.1 Hasil pengamatan perbandingan jumlah mol
Pb (NO3)2 + 2 KI -> Pb12 +2KN03
Tabung A B C D

Pb (NO3)2 1 3 5 7

KI 9 7 5 3

Tinggi endapan 0,5 cm 0,7 cm 0,4 cm 0,4cm

Warna endapan Kuning Kuning Kuning Kuning


cerah cerah cerah cerah

Sumber: Praktikum Kimia Dasar. 2022

Tabel 4.2 Hasil pengamatan perbandingan jumlah mol


Pb (NO3)2 + 2 KI -> Pb12 +2KN03
Tabung A B C D

Pb (NO3)2 1 3 5 7

CuSO4 9 7 5 3

Tinggi 0,4 cm 1,5 cm 2,8 cm 1,5 cm


endapan
Warna Kuning Kuning Kuning Kuning
endapan
cerah cerah cerah cerah

Sumber : Praktikum Kimia Dasar, 2022


4.2 Pembahasan
Pada larutan pb (NO3)2 dengan KI dalam reaksi sebagai berikut :
Pb( No3)2 +KI - pbI₂ +2KNO3 ..................................................................(4.1)

Pada pb (NO3)2 ditambahkan dengan ki dengan perbandin gan 1:0 dan tinggi
endapan 0.5cm berwarna kuning cerah, perbandingan 3:7 dan tinggi endapan 0.1,4
berwarna kuning keruh. perbandingan 5:5 dan tinggi endapan 0,4 berwarna kuning keruh,
perbandingan 7:3 dan tinggi endapan 0,4 dan ber warna kuning keruh pada percobaan ini
pb (NO3) dengan KI, tingginya tingkat perbandingan volume sangat berpengaruh.

Gambar 4 Grafik habungan perbandingan volume Pb( No3) dengan KI


terhadap tinggi endapan
pada percobaan ini berlangsung reaksi ditunjukkan dengan adanya
endapan. pada percobaan pertama Pb(No3) dengan urutan ki ditabung reaksi
dengan perbandingan volume 1:9 yang menghasilkan tinggi endapan 0.5cm dan
berwarna kuning cerah. pada percobaan perbandingan volume 3:7 menghasilkan
tinggi endapan 0,7 cm berwama Kuning cerah pada percobaan perbandingan
volume 5:5 menghasilkan tinggi endapan 0,4cm berwarna kuning cerah dan pada
percobaan perbandingan jumlah volume 2:3 menghasilkan tinggi endapan 0.4
berwarna kuning cerah. Pada percobaan Pb(No3) dengan KI, tingginya tingginya
tingkat Perbandingan volume sangat berpengaruh pada endapan yang di Peroleh
Jumlah reaksi sangat berpengaruh dengan endapan yang dihasilkan. Contohnya
bisa dilihat pada perbandingan 3:7 dengan 7:3 dengan endapan 0,7cm dan 0.4 cm.
Selanjutnya larutan Pb(No3) dengan K2Cr04 ditulis dalam reaksi berikut
Pb(NO3)2 + K2 Cr4 O4------->PbCrO4 +2KNO3.................................................(4.2)
Pada percobaan pertama dengan perbandingan volume 1:9 menghasilkan tinggi endapan
0,4 berwarna kuning cerah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah :
1. Zat yang mengendap pada percobaan ini adalah PbI2 dan PbSO4 yang
berbentuk padat.
2. Reaksi pada percobaan ini menghasilkan endapan dan perubahan warna.
3. Tinggi endapan yang dihasilkan tergantung pada jumlah mol masing-
masing senyawa yang dicampurkan.

5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan, jika tidak tersedia bahan larutan KI, dapat
menggantinya dengan larutan KMnO4. Karena KMnO4 jika direaksikan dengan
larutan Pb(NO3)2 menghasilkan perubahan warna dan endapan.
DAFTAR PUSTAKA

Brady,E.James.1999.Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa


Aksara
Ediati, Ratna dkk. 2008. Kimia Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Jilid 1.
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional
Sastrohamidjojo,Hardjono.2001.Kimia Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung : Yrama Widya.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : Penerbit ITB.
LAMPIRAN B
TUGAS

1. Buatlah grafik tinggi endapan pada masing-masing nomor tabung untuk


masing-masing percobaan !
2. Ulangi cara kerja diatas dengan menggantikan larutan KI dengan CuSO4

Penyelesaian
1. Pb(NO3)2 + KI

Pb(NO3)2 + KI
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1 A B C D E
0
2. Pb(NO3)2 + CuSO4

Pb(NO3)2 + CuSO4
0,8

0,7

0,6

0,5

0,4

0,3

0,2
A B C D E
0,1

0
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
No. Gambar Alat Fungsi Alat
1. Untuk mereaksikan dua atau lebih
zat

Tabung reaksi
2. Sebagai tempat menyimpan atau
meletakkan tabung reaksi

Rak tabung reaksi


3. Untuk mengukur volume cairan.

Gelas ukur
4. Sebuah alat pengukur dan alat
bantu gambar untuk menggambar
garis lurus.

Penggaris

Anda mungkin juga menyukai