Anda di halaman 1dari 19

1

A. SIFAT-SIFAT MINYAK DAN BAHAYA MUATAN GAS YANG DICAIRKAN

Tujuan Instruksi khusus :


Setelah menyelesaikan pembelajaran ini Peserta diklat mampu menjelaskan sifat fisik maupun
kimia dari bahaya potensia yang terkandung dalam masing-masing muatan gas yang dicairkan,
dengan demikian dapat meminimalkan resiko bagi personel, kapal dan lingkungannya.

1. Sifat-sifat fisik Gas Alam dan Cairannya

Secara umum, gas yang dicairkan didefinisikan sebagai suatu bentuk cair dari suatu zat pada
suhu sekeliling normal (ambient temperature) dan pada tekanan atmosfir tertentu akan
berbentuk gas. Sifat utama terpenting dari gas yang dicairkan, dalam hubungan penanganan
muatannya secara komersial adalah tekanan gas jenuhnya sama dengan tekanan absolute,
terjadi apabila cairan berada pada keadaan seimbang (equilibrium) dengan gasnya pada
suatu suhu tertentu. Oleh karena itu suatu definisi yang spesifik dari gas yang dicairkan akan
menghubungkan tekanan gas dengan suhu dan IMO dalam hubungan dengan Gas Carrier
Code telah menentukan definisi bahwa gas cair adalah cairan yang mempunyai tekanan gas
diatas 2,8 bar absolute pada suhu 37,80c. alternative lain dalam menghubungkan tekanan
gas dengan suhu untuk suatu gas cair tertentu ialah dengan mengutip suhu di mana tekanan
gasnya sama dengan tekanan atmosfir (= titik didih pada tekanan atmosfir = atmospheric
boiling point). (lihat table 1)
Berdasarkan definisi dari IMO seperti tersebut diatas, ethylene oxide tidak dapat
digolongkan sebagai gas cair. Hal ini juga diperhitungkan didihnya pada tekanan atmosfir
begitu rendah, maka sangat sulit mengangkut zat ini selain dengan cara seperti mengangkut
gas yang dicairkan.
Demikian juga zat-zat kimia seperti diethyl ether, propylene oxide dan isoprene tidak
sepenuhnya berbentuk gas yang dicairkan, tetapi tekanan gas yang tinggi berbahaya bagi
kesehatan dan berpotensi untuk terjadi kebakaran, keterangan mengenai zat-zat kimia ini
tercatat dalam IMO Gas Code maupun Chemical Codes. Bila diangkut dengan tanker
sebaiknya dimuat pada tanki terpisah.
Zat-zat dimana pada kondisi suhu sekeliling telah berbenyuk gas, ditansportasikan sebagai
cairan curah untuk mengurangi besarnya tempat pengisian yang diperlukan.

2
Tabel 1

Sifat-sifat fisik dari beberapa jenis gas cair.

===========================================================================
Liquefied Gas Vapour pressure Boiling point
0
At 37,8 C at atmospheric
(bars absolute) pressure (0C)

Methane (CH4) Gas* -161


Propane (C3H8) 12,9 -43
n-Butane (C4H10) 3,6 -0,5
Ammonia (NH3) 14,7 -33
Vinyl chloride (C2H3Cl) 5,7 -14
Butadiene (C4H6) 4,0 -5
Ethylene oxide (C2H4O) 2,7 +10,7

• The critical temperature of methane is – 82,50C while the critical pressure is 44,72 bars.

Dalam hal methane, pencairan LNG mengurangi volumenya dengan suatu factor yang
besarnya kira-kira 600 kali. Untuk butane, propane serta campuran-campuran
butane/propane, pencairannya menjadi LPG mengurangi volumenya dengan suatu factor
yang bernilai sekitar 250 kali. Pencairan dibawah tekanan atmosfire menghendaki
penurunan suhu sampai ketitik didih cairan tersebut (lihat tabel1).

Jika ditransportasikan pada suhu rendah, penerobosan panas yang masuk akan
menyebabkan cairan itu menguap. Uap tersebut dapat dimanfaatkan dan dikembalikan
kecairan atau di bakar sebagai bahan bakar.

Beberapa zat dapat di transportasikan pada suhu sekelilingnya di bawah tekanan, namun
dalam hal ini tidak boleh ada kebocoran panas demikian pula penguapan keluar.

Pengadaan tekanan saja tidak dapat mencegah LNG dan ethylene menguap, sebagai
akibatnya bahan-bahan ini selalu ditransportasikan pada suhu-suhu yang rendah.

Pembentukan hidrat (hydrate formation)

LPG seperti propane dan butane dapat membentuk hidrat dalam kondisi suhu dan tekanan
tertentu dengan adanya air dalam tangki. Air ini mungkin terdapat dalam LPG karena

3
ketidak murnian atau dapat juga terdapat pada dinding tangki yang berkarat. Karat yang
telah didehidrasi oleh LPG kehilangan daya adhesinya dengan dinding tangki, terlepas dan
berkumpul di dasar tangki berupa butir-butir halus. Hidrat LPG berbentuk Kristal putih padat
yang apabila ada, dapat membuat buntu saringan, kran pengatur kondensat dari
reliquefaction unit, bahkan dapat merusak pompa muatan.

Guna mencegah terjadinya hidrat dapat pula ditambahkan inhibitor. Inhibitor hidrat
(hydrate inhibitor) seperti methanol atau ethanol, dapat digunakan dengan seijin shipper.
Gas kimia yang dicairkan dapat menjadi “off specification” oleh karena penambahan atau
penggunaan hidrat inhibitor. Diperlukan kehati-hatian dalam menggunakan inhibitor hidrate
pada muatan yang mudah berpolimerisasi karena inhibitor polimer dapat terganggu atau
rusak dan methanol sangat beracun, agar berhati-hati jangan sampai tertelan.

Daya lumas dan kekentalan (lubricating and viscosity)

Kekentalan dari suatu cairan sangat penting dalam menentukan sifat pelumasan dari caiaran
tersebut. Mayoritas dari gas yang dicairkan mempunyai sifat pelumasan yang sangat kurang
sekali jika disbanding dengan minyak pelumas atau dengan air sekalipun.

Gas-gas hidrokarbon dapat menyerap minyak pelumas sehingga dapat menyebabkan


kurangnya pelumasan pada seal pompa, kompresor dan sebagainya. Sifat dari gas yang
dicairkan yang juga dapat melarutkan gemuk (grease) dapat menyebabkan bagian-bagian
mekanik menjadi kering (degreasing), kran (valves) kehilangan pelumasan dan sebagainya.

Sehubungan dengan kekentalan (viscosity) yang rendah, gas yang dicairkan mempunyai sifat
pendinginan yang relative rendah dalam hal mengambil panas dari shaft bearing misalnya.
Setiap panas yang berlebihan mengakibatkan kenaikan suhu yang relative cepat (panas dari
jenis propane kurang lebih setengah panas jenis air) dan cairan akan menguap. Tekanan uap
akan mendorong cairan dari bearing, menyebabkan bearing macet karena panas
(overheated) dan ini pula penyebab kemacetan yang sama pada kompresor.

2. Sifat-sifat Kimia

Campuran-campuran kimia dengan struktur kimia yang sama sering dikenal dengan nama-
nama berlainan. Nama lain yang diberikan kepada campuran yang sama disebut sinonim.
Table 2 memberikan daftar sinonim dari berbagai gas cair terhadap setiap nama umum serta
formulanya yang sederhana. Rumus kimia yang sederhana memberikan perbandingan atom-
atom dari tiap unsure yang ada dalam senyawa. Karena sebuah molekul adalah bagian
terkecil dari sebuah unsure atau campuran yang menunjukan sifat-sifat kimia dari suatu

4
senyawa atau unsure, maka rumus-rumus ini sering dikenal sebagai rumus molekul
(molecular formula).
Hidrokarbon adalah zat yang molekul-molekulnya terdiri hanya dari atom-atom hydrogen
dan carbon didalam berbagai macam susunan dan dapat berbentuk gas, cairan dan padat
pada tekanan dan suhu normal tergantung pada jumlah atom-atom karbon dalam struktur
molekulnya. Hidrokarbon dengan jumlah atom karbon sampai dengan empat, berbentuk gas

pada suhu dan tekanan normal dan termasuk gas hidrokarbon yang dicairkan. Hidrokarbon
yang jumlah atom karbonnya lima sampai kurang lebih dua puluh berbentuk cair, pada
kondisi normal dan atom karbon lebih banyak lagi berbentuk padat. Atom karbon memiliki
empat ikatan (bond) yang dapat menghubungkan satu atau beberapa atom karbon lainnya
atau dengan atom-atom unsure lain. Atom hydrogen hanya memiliki satu ikatan dan hanya
dapat berhubungan dengan satu atom lainnya. Apabila jumlah relative dari atom karbon dan
hydrogen di dalam molekul hidrokarbon memungkinkan atom-atom karbon menggunakan
ikatannya secara tunggal pada atom karbon lainnya, maka molekul itu dikatakan ‘jenuh’
(saturated).

5
Table 2

Sinonim dari gas-gas yang dicairkan

=====================================================================================

Nama umum Formula Sinonim


Sederhana
====== =====
==================== ========== ======================================== ====

Methane CH4 Fire damp, mars gas, natural gas LNG

Ethane C2H6 Bimethyl, dymethyl, methyl methane

Propane C3H8 --
n-Butane C4H10 Normal-butane

i-Butane C4H10 Iso-butane, 2-methylpropane

Ethylene C2H4 Ethene

Propylene C3H6 Propene

ᾳ-Butylene C4H8 But-l-ene, ethyl ethylene

ᵝ- Butylene C4H8 But-2-ene, dimethyl ethylene


Pseudo butylenes
ᵞ-Butylene C4H6 Isobutene, 2-methylprop-2-ene

Butadiene c4H6 b.d, bivinyl, 1.3 butadiene 1-3, divinyl,


Biethylene, erythrene, vinyl ethylene

Isoprene C5H8 3-methyl – 1,3 butadiene 2-methyl-


1,3 butadiene, 2-methylbutadiene – 1,3
Vinyl Chloride C2H3Cl chloroethene, chloroethlene, VCM
Monomer
Ethylene oxide C2H4O Dimethylene oxide, EO, 1.2 epoxyethane,

Oxirane
Propylene oxide C3H6O 1.2 epoxy propane, methyl oxirane,

Ammonia NH3 Anhydrous ammonia, ammonia gas,


Liquefied ammonia, liquid ammonia
=====================================================================================

Catatan : Propane yang diperdagangkan juga berisi sedikit butane, demikian juga sebaliknya butane
berisi sedikit propane. Kemungkinan keduanya juga tercampuri sedikit ethane dan penthane
tergantung spesifikasi yang diminta.

6
a. Hidrokarbon jenuh (Saturated hydrocarbon)

Hidrokarbon jenuh seperti methane, ethane, propane dan butane adalah cairan yang tidak
berwarna dan tidak berbau dalam kondisi pengangkutan normal.
Semuanya adalah gas-gas yang mudah terbakar di udara atau dalam oksigen, menghasilkan
karbon dioksida dan uap air. Karena gas-gas ini tidak reaktif secara kimia, maka tidak
mengakibatkan problema kimia dengan material yang digunakan dalam penangannya, dengan
kehadiran kelembaban, hidrokarbon jenuh dapat menghasilkan terbentuknya hidrates.
Senyawa belerang, seperti mercaptans sering ditambahkan sebagai odourisers bagi gas sebelum
dipasarkan. Proses ini disebut stanching.

b. Hidrokarbon tidak jenuh (unsaturated hydrocarbon)

Hidrokarbon tak jenuh, ethylene, propylene, butylenes, butadiene dan isoprene adalah cairan
yang tidak berwarna dengan bau yang kareakteristik lemah dan harum. Gas ini sama seperti
hidrikarbon jenuh, mudah terbakar diudara dan dalam oksigen menghasilkan karbon dioksida
dan uap air. Lebih reaktif disbanding hidrokarbon jenuh dan dapat bereaksi dengan chlorine.
Etylene, propylene dan butylenes tidak mengakibatkan problem kimiawi dengan material
konstruksi, sedangkan butadiene dan isoprene sangat reaktif. Gas-gas ini bereaksi dengan udara
membentuk peroxides yang tidak stabil dan cenderung menyebabkan polymerisasi.
Butadiene tidak cocok secara kimia dengan tembaga, perak, mercury, magnesium, aluminium
dan monet. Dalam butadiene kadang-kadang terdapat tanda-tanda adanya acetylene yang
dapat bereaksi dengan tembaga dan kuningan membentuk acetylides yang eksplosif.

c. Gas lembam (Inert gas)

Gas lembam pada prinsipnya digunakan untuk mengatur atmosfir di dalam tangki muat, yaitu
mencegah terbentuknya campuran yang mudah terbakar. Syarat utama dari gas lembam adalah
mengandung kadar oksigen yang rendah. Komposisinya dapat sangat bervariasi seperti terlihat
pada table 3 yang menggambarkan komponen gas dalam prosentase dalam volume.

7
Tabel 3
Komposisi gas lembam
=====================================================================================
A B C D
Komponen Inert gas Gas buang Nitrogen
dengan dari boiler hasil
stoichiometric utama destilasi
combustion swing dari pressure
(menurut absorbtion
Perhitungan) (psa)

Nitrogen (N2) 85% 83% 99,9%

Carbon dioxide (CO2) 14% 13% 1 ppm

Carbonmonoxide (CO) 0,2% ada 1 ppm

Oxygen (O2) 0,3% 4% 4 ppm

Sulphure dioxide (SO2) ˂10% 300 ppm -

Oxides of Nitrogen (NOx) 3 ppm ada -

Water vapour (H2O) ada ada 5 ppm

Ash and soot (C) ada ada -

Dewpoint -500C mungkin tinggi ˂-700C

Bila tidak kering

Density (udara 1,00) 1,035 1,044 0,9672

Komposisi dari gas lembam tergantung metode produksinya. Cara produksi yang utama adalah
dengan pembakaran bahan bakar baik pada sarana khusus untuk untuk pembakaran maupun
pada ketel utama. Gas buang dimasukan kedalam scrubber untuk melarutkan gas-gas asam
seperti carbon dioxide, carbon monoxide, sulphur dioxide dan oxides of nitrogen, disaring untuk
menghilangkan partikel-partikel padat, didinginkan, dikeringkan, kemudian dimasukan kedalam
tangki muat dengan tekanan. Alternative lain yaitu dengan nitrogen murni yang dihasilkan
dengan mendestilasi udara atau dengan cara pressure swing absorption (psa). Pada table 3,
pada kolom A adalah komponen utama dari gas lembam, pada kolom B adalah komposisi gas
lembem menurut perhitungan, kolom C adalah analisis gas lembam dari gas buang dan kolom D
adalah analisis dari nitrogen hasil destilasi udara atau (psa).
Hanya nitrogen yang benar-benar sesuai secara kimia dengan semua gas yang dicairkan.

Banyak komponen selain nitrogen dapat membuat gas-gas kimia menjadi “off specification”.

8
Misalnya oksigen, tidak cocok dengan butadiene, VCM dan ethylene oxide yang dengan oksigen
tersebut dapat membentuk peroxide dan atau polimer. Carbon dioxide akan membeku pada
suhu dibawah -550C jadi dapat mengkontaminasi muatan jika diangkut di bawah suhu tersebut.
Carbon dioxide juga dapat mengkontaminasi ammonia dengan bereaksi membentuk
carbamatees. Carbon dioxide padat dan pembentukan carbamates dapat mengakibatkan
kontaminasi muatan dan dapat menimbulkan kesulitan dalam operasi muatan berupa macetnya
pompa maupun kerangan (valves). Kelembaban dapat pula menyebabkan kesulitan khususnya
dengan ammonia, butadiene dan chlorine.
Dan juga penting sekali, gas lembam itu mempunyai titik embun atau dew point yang rendah
sekali guna menghindari pembekuan dan hal-hal lain yang menghambat operasi muatan pada
suhu sangat rendah. (dew point = titik embun, adalah suatu suhu dimana kondensasi mulai
terjadi). Kehadiran partikel carbon dalam bentuk abu dan arang (ash and soot) dapat juga
mengakibatkan off specification dari beberapa jenis gas yang dicairkan. Dengan alsan-alasan
tersebut di atas maka hanya nitrogen yang dapat digolongkan sebagai gas lembam murni secara
kimia. Sekalipun demikian untuk inerting dan purging dari tangki muat LPG yang membawa
muatan bersuhu rendah sampai-48C, dapat digunakan gas lembam hasil pembakaran bahan
bakar (kolom B table 3) yang dapat menghasilkan gas lembam yang baik secara kualitas dan
kuantitas.

d. Polymerisasi (Polymerisation)

Secara teoritis kebanyakan gas yang dicairkan dapat berpolimerisasi (ditandai dengan adanya
ikatan ganda/double bond pada struktur molukelernya) kesulitan dalam hal ini pada prakteknya
hanya timbul pada butadiene, isoprene, ethyl oxide dan vinyl chloride monomer.
Polimerisasi bapabila sebuah molekul (suatu monomer) berekasi dengan molekul yang lain dari
zat yang sama membentuk suatu dimer. Proses ini dapat berlanjut sampai terbentuk suatu
rantai molekul yang panjang yang mungkin terdiri dari ribuan molekul.
Polimerisasi dapat dicegah atau setidaknya kecepatannya dapat diperlambat dengan
menambahkan inhibitor yang sesuai. Juka polimerisasi mulai terjadi, maka inhibitor akan
digunakan berangsur-angsur untuk reaksi sampai tercapai suatu titik dimana polimerisasi dapat
berlanjut.
Hubungan antara gas inhibitor dengan tekanan gas dari muatan yang diberi inhibitor
mempunyai arti penting dalam keefektifan inhibitor. Jika tekanan gas dari inhibitor lebih besar
dari tekanan gas dari muatan, maka gas didalam ruang ullage dapat memberikan perlindungan
yang tinggi. Dalam keadaan sebaliknya menghasilkan proteksi pada phase cair. Untuk alasan ini
sering digunakan inhibitor untuk dua phase, pertama dengan tekanan gas lebih besar dari
muatan untuk mencegah polimerisasi dalam phase gas, kedua dengan tekanan gas lebih rendah
dari muatan guna melindungi phase cair.
Kebanyakan inhibitor seperti hydroquinone dan Tertiary Butyl Catechol (TBC) sangat beracun
sehingga perlu hati-hati dalam menangani inhibitor dan muatan yang diberi inhibitor.
Perwira yang bertanggung jawab atas muatan harus yakin bahwa sebuah sertifikat yang
disebut “CertifiCate of Inhibitor Addition” telah diterima dari shipper sebelum kapal berangkat
dari pelabuhan muat. Sertifikat harus berisi keterangan tentang hal-hal berikut :
• Nama inhibitor
• Ppm yang ditambahkan
• Tanggal pemberian inhibitor
• Lama dari proteksi
• Suhu angkut yang direkomendasikan

9
• Ppm yang dibutuhkan untuk perlindungan yang efektif
• Daya racun dari inhibitor

3. Bahaya-bahaya bagi kesehatan

Semua kapal tangker gas telah didesain sedemikian rupa sehingga pada pengoperasional
normal, personel / SDM tidak akan menghadapi bahaya dari produk yang sedang diangkutnya.
Hal ini hanya bisa terjadi apabila kapal dan perlengkapannya dipelihara dengan benar serta
instruksi-instruksi pengoperasian ditaati dengan teliti.
Namun demikian, pada saat terjadi hal-hal seperti kebocoran gas (accident leakage), kesalahan
prosedur, inspeksi darurat atau melakukan pekerjaan pemeliharaan, maka ada kemungkinan
personel / SDM terkena cairan atau gas dari produk yang diangkut.
Maka untuk itu berikut ini diuraikan tentang bahaya-bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan perorangan yang mungkin dapat terjadi serta cara-cara menghindari ataupun
menanggulangi bahaya-bahaya tersebut. Pendekatan secara menyeluruh dalam menghindari
bahaya-bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan perorangan haruslah dengan tujuan :
• Menghilangkan bahaya
• Mengendalikan bahaya
• Percaya pada alat keselamatan pelindung perorangan

Selain itu merupakan suatu kebutuhan mendasar juga, kesadaran akan perlunya pelatihan
yang baik bagi seluruh personel serta penyelamatan yang efektif untuk semua tugas pekerjaan
yang rawan bahaya. Pelatihan yang dimaksud, hendaknya tidak hanya difokuskan kepada cara
bagaimana menggunakan peralatan atau bagaimana menerapkan prosedur, tetapi harus
dimaksud pengertian akan keadaan bahaya yang seringkali tidak dapat segera diidentifikasikan.
Bahaya-bahaya dari cairan muatan atau gasnya (vapours) antara lain ada empat hal yang
dikenal :
• Kekurangan oksigen (asphyxia)
• Tingkat keracunan (toxicity)
• Temperature rendah (low temperature)
• Kemampuan terbakar (flammability)

Tentu kita mengetahui komponen-komponen muatan gas yang dicairkan dan dalam Tanker
Safety Guide (Liquefied Gas) dicantumkan tentang rincian data-data keamanan dan kesehatan
dari bermacam-macam gas yang dicairkan yaitu didalam daftar yang disebut “ Cargi
Information Data Sheet”.
Sementara kekurangan oksigen, temperature rendah dan kebakaran dapat terjadi pada semua
macam muatan gas, (kecuali chlorine dan nitrogen yang tidak dapat terbakar), maka bahaya
keracunan hanya terdapat pada beberapa jenis zat saja.
Table 4 berikut menunjukkan jenis muatan gas yang mengandung bahaya bagi keselamatan.

10
Tabel 4.
Health Data – vapour/gasses

Subtance Asphyxiant Narcotic Toxic Irritant Typicl TLV


Systemic TWA(STEL)
Ppm by vol.

LNG X -- -- -- --

LPG X -- -- -- 1000(1250)

Methane X -- -- -- --

Ethane X -- -- -- --

Propane X -- -- -- --

Butane X -- -- -- 800

Ethylene X X -- -- --

Propylene X X -- -- --

Butylene X X -- -- --

Butadine X X -- -- --

VCM X Xx X -- 5

Ammonia X -- X X 25(35)

Chlorine X -- X X 1(3)

Ethylene Oxide X Xx X X 1

Propylene Oxide X Xx X X 20

Nitrogen X -- -- -- --

Flue Gas X -- X X --

X = mild
Xx = strong

11
Tabel 5
Health Data – Liquids

Substance Irritant Cold Chemical Skin


Burn Burn Absoption

LNG -- X -- --

LPG -- X -- --

Methane -- X -- --

Ethane -- X -- --

Propane -- X -- --

Butane -- X -- --

Ethylene -- X -- --

Propylene -- X -- --

Butylene -- X -- --

Butadine X X -- --

VCM -- X -- X

Ammonia X X X --

Chlorine X X X X

Ethylene Oxide X X X --

Propylene Oxide X -- X --

Nitrogen -- X -- --

12
a. Kekurangan Oksigen (Asphyxia

Tubuh manusia membutuhkan 20,8% oksigen untuk berbafas normal, namun bila bernafas di
bawah kondisi tersebut dalam waktu singkat tidak akan berakibat apa-apa. Daya tahan terhadap
pengaruh konsentrasi oksigen rendah berbeda setiap individu tetapi pada tingkat oksigen lebih
rendah 19,5% dalam volume, umumnya akan segera terjadi kelumpuhan aktifitas tubuh dan

kelumpuhan kesadaran. Kelumpuhan ini sangat berbahaya bagi korban karena ia tidak sanggup
berpikir dan tidak menyadari akan bahaya atau menjadi kebingungan dan tidak sanggup berbuat
apapun termasuk keluar dari lokasi bahaya.
Pada tingkat oksig
N dibawah 16% dalam volume, serangan kehilangan kesadaran akan lebih cepat dan apabila
korban tidak segera dikeluarkan dari lokasi bahaya, kemungkinan ia akan segera berhenti
bernafas.
Pada tingkat oksigen lebih rendah lagi, waktu untuk bertahan semakin lebih singkatdan
meskipun dapat dikeluarkan dari lokasi bahaya sebelum kematian dan dapat diselamatkan,
namun korban akan mengalami cedera otak permanen.
Kekurangan oksigen dapat terjadi apabila gas dari muatan atau gas lembam terdapat di suatu
ruangan atau dapat juga terjadi karena suatu sebab lain, oksidasi misalnya. Untuk alasan-alasan
tersebut dan perlu diingat bahwa konsentrasi gas di dalam sebuah ruangan tertutup sering
homogen. Dan ruangan seperti itu tidak diperkenankan, kecuali kadar oksigennya normal
(biasanya dikatakan 21% pada penunjukan oksigen meter) diukur pada beberapa titik yang
terpisah di dalam ruangan. Apabila dianggap perlu untuk memasuki ruangan seperti tersebut di
atas, personel yang akan masuk harus menggunakan breathing apparatus.

b. Tingkat Keracunan (Toxicity)

Toxicity adalah kemampuan suatu zat yang menyebabkan kerusakan jaringan tubuh,
kelumpuhan system saraf pusat, rasa sakit atau pada kasus yang ekstrim menyebabkan
kematian apabila zat tersebut tertelan, terhirup melalui pernafasan atau terserap melalui kulit.
Terkena zat beracun dapat mengakibatkan salah satu atau lebih dari efek berikut :
1) Iritasi paru-paru dan tenggorokan, mata dan kadang-kadang kulit. Apabila terjadi iritasi
walaupun terkena racun ringan (low level of exposure), hal ini merupakan indikasi yang
tidak boleh diabaikan karena beberapa jenis zat mempunyai efek racun sebelum
menimbulkan iritasi yang dapat dirasakan
2) Narcosis, yang mengakibatkan terganggu atau hilangnya reaksi normal menurunnya
kesadaran. Perasaan jadi tumpul, gerakan jadi kaku, daya piker terganggu. Narcosis yang
terlalu lama dan dalam dapat mengakibatkan anaesthesia (hilang kesadaran).
3) Kerusakan pada alat tubuh atau system saraf dalam waktu singkat atau lama bahkan
permanen. Pada beberapa jenis zat kimia hal ini dapat terjadi bila kontak dalam konsentrasi
rendah berkepanjangan atau berulang-ulang.

13
c. Threshold limit values

Sebagai petunjuk untuk konsentrasi gas yang diperbolehkan bagi seseorang berada dalam waktu
yang lama, misalnya dalam pengoperasian instalasi gas, berbagai lembaga dalam pemerintah
yang berwenang menerbitkan system Threshold Limit Values (TLV) untuk zat-zat beracun yang
banyak ditangani oleh industry. System yang banyak digunakan adalah yang diterbitkan oleh

American Conference of Govermental and Industrial Hygienists (ACGIH). TLV yang


direkomendasikan, selalui diperbaharui setiap tahunnya berdasarkan pengalaman dan
pendidikan. System ACGIH terdiri dati tiga kategori TLV dengan maksud menentukan secara
memadai konsentrasi di udara dimana diyakini bahwa personel yang berada disitu selama
melakukan pekerjaan tidak terkena dampak negative pada kesehatannya. System TLV yang
diumumkan oleh Negara-negara lain pada umumnya tidak berbeda dalam strukturnya.
1) TLV – TWA. Time weighted Average
Adalah konsentrasi maksimum untuk suatu jangka waktu 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
sepanjang umur kerja (throughout working life).
2) TLV – STEL. Short Time Exposure Limit.
Adalah konsentrasi maksimum yang diperbolehkan untuk suatu periode sampai dengan 15
menit, tidak lebih dari 4 kali sehari dengan selang waktu tidak kurang dari 60 menit.
3) TLV-C Ceiling
Adalah konsentrasi yang sama sekali tidak boleh dilampaui walaupun dalam waktu sesingkat
mungkin.

Kebanyakan zat-zat diberikan TLV-TWA dan TLV-STEL, hanya zat-zat yang tergolong cepat
beraktif diberikan TLV-C.

TLV biasanya dinyatakan dalamppm (parts of vapour per million parts of contaminated air by
volume) tetapi dapat juga dinyatakan dalam mg.m3 (milligrams of substances per cubic meter of
air). Apabila TLV dinyatakan tanpa menyebutkan TWA< STEL atau C, maka yang dimaksud adalah
TLV-TWA. TLV jangan dianggap sebagai suatu garis pemisah yang tajam antara aman dan
berbahanya suatu konsentrasi dan adalah suatu hal yang baik bila konsentrasi diusahakan
serendah mingkin. TLV tidak selalau tetap nilainya, tetapi selalu mengalami revisi.

d. Luka bakar karena temperature dingin dan bahan kimia (Cold and Chemical Burn)

Kontak anggota badan dengan material yang sangat dingin, akan menyebabkan kerusakan
jaringan, sama seperti apabila kontak itu dengan material panas. Dengan demikian jelas
terdapat bahaya kepada manusia dalam pengoperasian instalasi atau diatas kapal yang
menangani gas-gas cair yang didinginkan penuh. Sementara material tangki untuk gas cair
dengan fully pressurized biasanya aman pada temperature sekeliling (ambient temperature),
tetapi perlu diingat apabila ada cairan yang bocor dari system pipanya, cairan utu akan segera

14
berubah temperaturnya menajdi temperature gas cair yang didinginkan (fully refrigerated) dan
jangan mendekati daerah itu tanpa pakaian pelindung.

Gejala-gejala pada luka bakar karena temperature dingin (cold temperature) adalah sama
dengan gejala pada luka bakar karena panas :
• Rasa sakit yang ekstrem pada bagian tubuh yang terkena

• Perasaan bingung
• Gelisah
• Kemungkinan pingsan
• Bila area yang terkena cukup luas, bisa mengalami shock

Perlu diperhatikan pada table 5 di atass ada empat jenis cairan yang dapat mengakibatkan luka
bakar kimia sekaligus luka bakar karena temperature dingin. Penguapan yang cepat dari gas-
gas cair dapat mengurangi luasnya luka bakar kimia pada kulit. Hati-hati karena gas kimia yang
dapat menimbulkan luka bakar sangat berbahaya bagi mata.

4. Ancaman-ancaman bahaya

Bahaya-bahaya utama gas-gas yang dicairkan terutama berasal dari mudahnya untuk dapat
terbakar serta suhunya yang rendah. Beberapa gas kimia dapat juga beracun serta
menimbulkan/menyebabkan karat. Bagian terbesar dari awan uap juga lebih berat dari udara
sehingga karenanya cenderung untuk tinggal tetap mengapung di atas tanah. Bahaya-bahaya
ini dan bahaya-bahaya lainnya yang dijelaskan dalam seksi-seksi berikut disimpulkan bagi
masing-masing produk dalam table 6. Walaupun demikian, untuk setiap jenis pengapalan harus
diperiksa persyaratannya dalam : Cargo Data Sheet (table 7a &b).

a. Kemudahan terbakar
Dalam suatu kebakaran gas-gas dicairkan hanya uapnya saja yang terbakar, bukan
cairannya itu sendiri. Oleh sebab itu bahaya utama adalah terbakarnya awan uap tersebut.
Uap yang dapat terbakar hanyalah tersulut/terbakar apabila bercampur dengan udara
dalam proporsi-proporsi tertentu. Pembakaran tidak dapat terjadi apabila uap yang ada
terlalu sedikit atau terlalu banyak. Batas-batas ambang bawah dan atas dari kemampuan
dapat terbakar untuk bagian terbesar muatan-muatan yang biasa di tunjukan dalam table
8.

b. Kemudahan meledak
Dalam ruangan-ruangan tertutup, suatu uap dari gas-gas yang dicairkan terbakar dapat
berkembang menjadi suatu ledakan yang dahsyat, menimbulkan kekuatan-kekuatan yang
cukup untuk merusak bangunan-bangunan. Bahkan dalam ruangan-ruangan yang tertutup
dapat memungkinkan api untuk menyebar melalui suatu awan uap besar dengan suatu
kecepatan yang cukup untuk menyebabkan kerusakan ledakan disekelilingnya.

15
c. Ledakan tanpa api

Suatu kejadian seperti ledakandikenal sebagai suatu “ledakan tanpa api” atau “fase transisi
yang sangat cepat / rapid phase transition (RPT) dapat terjadi jika gas dicairkan yang sangat
dingin itu menyentuh/tumpah ke air.
Hal ini tidak dimasukan sebagai suatu bahaya besar karena tenaga yang dikeluarkannya

terbatas dan tidak ada gejala-gejala yang menunjukkan bahwa kebakaran dapat terjadi.
Kemungkinan terjadinya volume-volume yang besar dari gas tersebut sehingga terjadi
kondisi-kondisi kritis yang diperlukan, tidak tercapai.

d. Bahaya karena suhu dingin

Kontak manusia dengan gas-gas yang dicairkan atau bahan-bahan yang didinginkan sampai
suhu rendah dapat menghasilkan perasaan dingin/beku pada amggota-anggota badan yang
dalam serta dahsyat. Es atau gumpalan salju pada peralatan yang tidak diisolasikan tidak
selamanya terlihat, untuk diperingatkan agar jangan dipegang/disentuh. Sebagai
tambahan, pada suhu dan tekanan atmosfir yang normal, evaporasi gas dicairkan yang

sangat cepat dapat menyebabkan sengatan dingin (frost bite).


Terhirupnya uap yang sangat dingin dapat menyebabkan kerusakan paru-paru secara
permanen. Kebanyakan baja kehilangan daya tahannya apabila suhunya turun dibawah
00C, hal ini berarti bahwa bahan ini akan menjadi rapuh dan banyak kehilangan daya
tahannya. Begitu muatan secara tiba-tiba bersentuhan/kontak dengan baja-baja semacam
ini, terjadi kombinasi tekanan-tekanan yang statis, dinamis dan thermal sehingga dapat
menyebabkan baja rapuh tadi retak. Retak karena kerapuhan, sebagaimana hal ini dikenal,
terjadi secara tiba-tiba, dengan terjadinya sedikit perubahan bentuk elastic.
Austenitic stainless steel, campuran nikel/aluminium dan tembaga, tetap mempertahankan
daya kemampuannya dalam suatu lingkungan yang dingin. Logam-logam ini biasanya
digunakan pada bagian-bagian dimana kemungkinan kontak dengan muatan dapat terjadi.

e. Sifat tumpahan cairan serta disperse uap

Apabila gas-gas dicairkan yang dingin tertumpah ke air maka gas ini dengan sangat cepat
menyebar dan menguap membentuk suatu awan rendah yang tebal dari uap yang mudah
terbakar. Jika gas tersebut cukup dingin, awan ini akan kelihatan karena kondensasi air
dalam atmosfir. Sambaran api yang segera terjadi keatas tumpahan tersebut akan
menimbulkan kebakaran hebat dalam waktu singkat. Jika tidak langsung terbakar maka
awan uap yang terbentuk akan bergerak di bawah angin hingga tertiup ke atas (disperse)
karena pemanasan alamiah dan larut. Jarak di bawah angin dari awan akan mudah terbakar
tergantung pada besarnya tumpahan, ketebalan produk serta kondisi-kondisi meteorology.
Awan tersebut dapat tersulut jika bertemu dengan sumber api, baik di dalam maupun di

luar terminal. Dalam kejadian tersebut terakhir, hal ini dapat menyebabkan terjadinya
suatu bahaya kebakaran/ledakan yang letaknya jauh dari tempat asalnya tumpahan.

16
Apabila tumpahan-tumpahan terjadi ke atas tanah atau bangunan-bangunan yang padat
maka akan terjadi penguapan awal yang sangat cepat namun, kecepatan penguapan akan
berkurang. Karena itu besarnya awan uap akan menjadi lebih kecil disbanding dengan
tumpahan yang sama namun, karena berkurangnya kecepatan penguapan maka akan lebih
tetap bertahan.

Tabel 6 : Chemical Properties of Liquefied Gases

M ET PR B E P B B A VC ET PR CH
ET H O U T R U U M M HY OP LO
H A P T H O T T M LE YLE RIN
A N A A Y P Y A O NE NE E
N E N N L Y L DI NI (D
E E E E L E E A RY)
N E N N
E N E E/
E IS
O
PR
E
N
E
FLAMMABLE X X X X X X X X X X X X X

TOXIC X X X X X

POLYMERISASI X X X

17
Tabel 8

Ignition properties for liquefied gases

Liquefied gas Flash point (0C) Flammable range Auto-ignition


0
(% by vol. in air) temperature ( C)

Methane -175 5.3 - 14 595

Ethane -125 3.1 – 12.5 510

Propane -105 2.1 – 9.5 468

n-Butane -60 1.8 – 8.5

i-Butane -76 31.8 – 8.5

Ethylene -150 3 - 32

Propylene -180 2 – 11.1

ᾳ- Butylene -80 1.6 – 9.3

ᵝ - Butylene -72 1.8 – 8.8

Butadiene -60 12 – 12.6

Isoprene -50 41 – 9.7

VCM -78 4 - 33

Ethylene Oxide -18 3 - 100

Prppylene Oxide -37 2.8 - 37

Ammonia -57 16 - 25

Chlorine

• Chlorine = Non flammable

18
19

Anda mungkin juga menyukai