Anda di halaman 1dari 13

Reservoir Flow Abundantly

Menu
Widgets
Search

6. Fluida Reservoir
1. Fluida reservoir, campuran senyawa hidrokarbon yg tbentuk & berada secara
alami di alam kerak bumi (reservoir). Dalam kandungan HC tsebut sering juga
terdapat senyawa-senyawa lainnya seperti sulfur, oksigen, nitrogen yg terikat dgn
atom carbon & hydrogen, selain itu jg tdapat senyawa nonHC lainnya seperti
H2S, CO2, N2, logam berat & air.
2. Fluida Reservoir
Properti
Type Definisi GOR,scf/stb API
fluda reservoir yang temperatur
reservoirnya lebih rendah dari
temperature kritik minyak (berada
dalam fasa cair/undersaturated).
Disebut jg low shrinkage oil (tidak < 500 < 30
Black oil mudah menyusut)
Fluida reservoir dimana temperature
reservoirnya sedikit lebih rendah dari
temperatur kritiknya. Sedikit
penurunan tekanan menyebabkan
peningkatan fasa gas yg cukup besar 30-
(mudah menyusut) maka disebut 500-8.000 50
Volatile oil jg high shrinkage oil.
Fluida reservoir yg kandungan
utamanya metana & selalu berada dlm
fasa gas karena tdk memiliki cuukup
HC fraksi berat untuk pembentukan
liquid (dipermukaan). Lintasan >100.000 > 60
Dry gas tekanannya di luar fasa envelope.
Fluida reservoir yg kandungan
utamanya metana dgn sedikit HC
intermediate (etana ~ butana). 70.000 -
Sebagian gas terlondensasi pd kondisi 100.000 > 50
Wet gas separator (condensate gas).
Mengandung campuran metana
(utama) dgn sejumlah HC
berukuran molekul kecil. Jika tekanan
terus diturunkan maka gas akan
terkondensasi kemudian menguap 8.000 50
Retrograde kembali. Kondensat isa saja memblock 70.000 60
gas pori2 shg gas tdk dpt diprodukdikan lg.
1. Kondensat, gas yang terkondensasi menjadi fasa cair akibat dari penurunan tekanan
yang melewati dew point. Biasanya terbentuk pada jenis fluida reservoir wet gas
dan retrograde gas.
2. Heptane +, kelompok senyawa HC pada minyak & gas bumi yang memiliki atom
carbon lebih besar dari 6.
3. z factor, rasio antara volume gas aktual pada P,T yang sama dengan volum gas
ideal. Dengan kata lain merupakan factor koreksi yang tak berdimensi (faktor
kompresibiltas) atau deviasi volumetric suatu gas nyata dengan gas ideal.
4. Oil formation volume factor (Bo), rasio antara volume minyak pada kondisi
reservoir dengan volume minyak pada kondisi stock tank.
5. Gas formation volume factor (Bg), volume gas pada kondisi reservoir yang
dibutuhkan untuk menghasilkan 1 scf gas pada kondisi permukaan.
6. Viskositas (), ukuran yang menyatakan keengganan (resistensi) fluida untuk
mengalir visk dinamik (cp)
7. visk kinematik visk dinamik dibagi dengan densitasnya (centistokes) dipengaruhi
oleh P,T dan banyaknya solution gas yg terkandung (untuk minyak). Diperoleh dari
percobaan viscometer (redwood, ostwald, rolling ball, dll). Untuk gas diestimasi
dgn pendekatan korelasi berdasarkan teori corresponding state (parameter
psudocritical)
8. Kompresibiltas (C), untuk gas : kemudahan suatu gas untuk dikecilkan volumenya
(dimampatkan) atau menyatakan besarnya perubahan volume suatu gas setiap
penurunan tekanan sebesar 1 psi.
9. Specific gravity (SG), o : rasio densitas minyak dengan densitas air pada P & T yg
sama. g : rasio densitas gas dgn densitas udara pada P & T yg sama.
10. Critical press & temp, titik kritik (utk 1 komponen) : titik dimana fasa gas dan cair
tidak dapat co-exist diatas temperature & tekanan kritik (utk 2 komponen atau
lebih) : titik dmn garis titik bubble point menyatu dengan garis titik dew point, &
sifat keduanya menjadi identik
Tc = temperature pada titik kritik
Pc = tekanan pada titik kritik.
11. Pseudocritic press & temp,

Tpc : rata-rata molal dari suatu dari temperature kritis dari komponen penyusun suatu
gas campuran.
Ppc : rata-rata molal dari suatu dari tekanan kritis dari komponen penyusun suatu gas
campuran.
12. Cricondenbar, tekanan tertinggi dari saturation envelope

13. Cricondentherm, temperatur tertinggi dari saturation envelope

14. Bubble point press, titik dimana fasa gas pertama kali muncul jika suatu system
yg semula berupa fasa cair tekanannya diturunkan

1. dew point press, titik dimana fasa cair pertama kali muncul jika suatu system yg
semula berupa fasa gas tekanannya diturunkan.
2. flash point, suhu tertendah yg memungkinkan minyak mengeluarkan cukup uap
untuk membentuk campuran dgn udara sehingga dpt terbakar oleh nyala api
menurut prosedur pengujian tertentu
3. pour point, temperature tertinggi dmn minyak masih dapat mengalir
4. cloud point, temperature saat mulai terbentuknya fasa padat (lilin) jika minyak
didinginkan.
5. P-T diagram, diagram yg menunjukkan lintasan proses dan perubahan fasa dari
suatu system yg terkait pada perubahan P & T
6. P-V diagram, diagram yg menunjukkan lintasan proses dan perubahan fasa dari
suatu system yg terkait pada perubahan P & V
7. ideal gas,
Ada 4 syarat model gas ideal :

volume partikel sangat kecil dibandingkan volum wadah gas


tidak memiliki gaya tarik-menarik / tolak-menolak
tumbukan partikel bersifat elastis murni
partikel berubah arah hanya jika membentur sesuatu
Merupakan kombinasi dari hokum boyle, charles dan vogadro :

boyle : pada temperature konstan, tekanan gas berbanding terbalik dgn volume gas

P = 1/V x konstanta, atau P1V1 = P2V2


Charles : pada tekanan konstan volum gas berbanding lurus dengan temperature

V = T x konstanta, atau V1/T1 = V2/T2


Avogadro : 2 gas berbeda dgn volume yg sama pd P & T yg sama pula mengandung
jumlah molekul yg sama

Vb = Va, atau V = n x konstanta.


Kombinasi 3 hukum tsb adalah PV = nRT

1. Ideal liquid (ideal solution??), campuran homogen dari 2 atau lebih zat &
campuran tersebut secara keseluruhan mempunyai komposisi kimia dan sifat fisik
yg sama. Diasumsikan tidak ada efek pemanasan/pendinginan, serta volum bersifat
aditif)
2. Phase envelope, area pada diagram P-T atau P-V yg dilingkupi oleh garis dew point
dan bubble point dimana fasa gas & cair berada (co-exist) dalam kesetimbangan.
3. Tie line, garis pada diagram P-C yg menghubungkan komposisi kestimbangan fasa
cair dgn komposisi fasa gas.
4. Ternary diagram, diagram fasa komposisional untuk system 3 komponen
5. Differential lliberation, pengujian pd kondisi isothermal dari satu kondisi(P1V1) ke
kondisi lain (P2V2) dmn fasa gas yg terbentuk akibat proses ekspansi dikeluarkan
sari sel pada tekanan konstan, shg komposisi fluida dlm sel tdk konstan, analogi pd
saat produksi reservoir dgn P < Pb. proses : minyak dimasukkan pada sel, lalu diset
pd Tres & Pb, tarik piston (tekanan turun, gas muncul), dorong piston (buang gas) pd
P konstan, lakukan berulang-ulang smp P = 1atn & T = 60 F. Out put: catat volum
minyak & gas yg keluar sbg fungsi tekanan, volum minyak tersisa pd setiap tekanan
dibagi dgn volum residual minyak maka disebut volume rekatif minyak. Dr
perhitungan didapat BoD, z factor, Bg, BtD.
6. Flash vaporization, pengujian ekspansi fluida pd kondisi isothermal dari suatu
(P1V1) ke kondisi lain (P2V2) dmn komposisi keseluruhan dari fluida dipertahankan
konstan. Proses : minyak dimasukkan sel pada kondisi P>Pb & Tres, lalu tekanan
diturunkan (tarik piston) perlahan-lahan, sampai lewat Pb. Output : plot antara
tekanan dan volum, Pb merupakan tekanan saat terjadi perubahan slope.
7. Constant composition expansion, SDA ; nama lain flash vaporization.
8. Constant volume depletion, pengujian pd kondisi isothermal dmn sbagian dr gas
yg tbentuk (akibat penurunan tekanan) dikeluarkan dr sel sedangkan volume sel
diperthankan konstan. Proses : minyak (umumnya utk volatile oil) dimasukkan sel
pd kondisi Pb & Tres, lalu tekanan diturunkan (tarik piston), dorong piston kembali
ke posisi awal (buang gas sebagian, lakukan secara berulang) Output : catat volum
& komposisi gas yg keluar setiap penurunan P, biasanya data ini digunakan utk
kalibrasi simulator compositional.
9. Aromatic, salah satu kelas HC dimana senyawanya berupa benzene & senyawa lain
yg kelakuan kimianya menyerupai benzene.
10. Benzene, sebuah molekul dgn 6 atom carbon yg membentuk pola hexagonal secara
simetri & merupakan strukutr yg stabil.
11. Hydrocarbons, senyawa organic yang terdiri atas atom Hydrogen & Carbon,
dibagi menjadi HC alifatik & HC aromatic.
12. Alkanes, komponen HC yang memiliki ikatan carbon tunggal (CnH2n+2).
13. Natural gas, campuran gas dan uap HC yang terjadi secara alamiah, yang
komponen terpentingnya adalah metana, etana, propane, butane, pentane, hexana.
14. LNG, Liquified Natural Gas adalah gas yang kandungan utamanya metana, yang
dicairkan pada suhu sangat rendah (-160 oC) & dipertahankan dalam keadaan cair
untuk mempermudah proses transportasi.
15. Free gas, gas yang timbul akibat proses reduksi tekanan pada HC.
16. Separator test, disebut juga flash liberation yaitu pengujian dengan proses ekspansi
pada komposisi konstan dari kondisi P1V1T1 ke kondisi P2V2T2 tetapi tidak harus
selalu secara isothermal. Proses : minyak dimasukkan sel uji dengan cepat pada
tekanan P=Pb, lalu atur tekanan Psel = Pflash dengan mengatur volume sel
(naik/turunkan piston).
17. Surface sampling, metode untuk mengambil sample minyak yaitu dengan
mengambil sample liquid / gas dari separator.
18. Alkenes, komponen HC yang memiliki ikatan carbon ganda (CnH2n)
19. Alkynes, komponen HC yg meimilki ikatan carbon tripel (CnH2n-2)
20. isomer, struktur konfigurasi yg berbeda dari suatu senyawa
21. resins, senyawa non-organik (non-HC) yg molekulnya besar, komponen utamanya
hydrogen & carbon, dgn 1-3 atom sulfur, oxygen, atau nitrogen setiap molekulnya.
Resin terlarut pada petroleum, resin murni merupakan cairan farksi berat atau
padatan lengketdgn warna merah atau tidak berwarna.
22. asphaltenes, komponennya sama seperti resin tetapi tidak terlarut dalam petroleum
melainkan terdispersi sebagai colloid. Padat, kering, berrupa bubuk hitam, dan
non-volatile.
23. tekanan, besarnya gaya yg diberikan per luas area tertentu
24. temperature, derajat tingkat panas (kalor) pd suatu kondisi
25. cox charts, plot antara vapor pressure & 1/T pd skala semilog. Menunjukkan
asumsi heat of vaporization adalah konstan.
26. tekanan uap, tekanan pd specified temperature, pd system 1 koponen dmn fasa cair
mulai berubah menjadi fasa gas.
27. retrograde condensation, proses kondensasi dmn fasa gas mencaiir kemudian
menguap kembali seiring dgn penurunan tekanan
28. partial pressure, menurut hk Dalton : tekanan parsial suatu komponen dlm gas
sama dgn fraksi molar komponen tsb dikalikan dgn tekanan gas total, atau pj = yj x
p
29. partial volume, menurut hk amagat : volume total suatu gas campuran sm dgn
jumlah volum dr masing2 komponen pd kondisi P & T yg sama. Volum yg
ditempati oleh setiap komponen disebut sbg partial volume.
30. sweet gas, gas yg kadar zat pengotornya (belerang) rendah
31. sour gas, gas yg masih mengandung senyawa H2S atau senyawaan belerang
lainnya.
32. standard condition, kondisi tertentu yg dijadikan acuan pd suatu pengukuran,
umumnya 1 atm & 60 F
33. equation of state, persamaan keadaan yg menunjukkan korealsi antara volum gas
dgn P & T.
1. undersaturated, kondisi dimana P > Pb
2. saturated, kondisi dimana P < Pb
3. dead oil, HC yg sama sekali tidak mengandung gas (GOR = 0)
4. high shrinkage crude oil, FR jenis volatile oil, karena dengan sedikit penurunan
tekanan penyusutannya besar
5. near critical ooils, FR jenis volatile oil, karena Tres nya mendekati Tc
6. solution gas oil ratio, GOR yg diambil pd kondisi reservoir
7. Expansion factor, nama lain utk z factor. Jika tekanan sangat besar maka molekul
gas menjadi sangat dekat dan terjadi gaya tolak-menolak, maka nilai z factor akan
melebihi 1.
8. kinematic viscosity, visk kinematik nilai dari visk dinamik dibagi dgn densitasnya
pd suhu pengukuran (centistokes)
9. SBV mixing rule
10. heating value, kuantitas kalor / energi yg dihasilkan dr hasil pembakaran 1 scf gas
(BTU/scf)
Ada 4 jenis : wet, berarti gas tersaturasi dgn uap air; dry, gas tdk mengandung uap
air; gross, kalor yg dihasilkan dr pembakaran complete dibawah kondisi tekanan
konstan dgn produk hasil pembakaran yg didinginkan smp std cond dan air nya
dikondensasi samapai keadaan cair; net, sm dgn gross tetapi airnya tetap dalam
keadaan uap pd std cond

1. joule Thomson effect, efek perubahan temperature seiring dgn penurunan tekanan
yg diisebabkan aliran gas melalui sebuah katup (mis valve, choke, perforation dll)
2. separator, alat untuk memisahkan gas, air dan minyak yg terproduksi dr sumur,
terdapat 2 macam : vertikal dan horizontal
3. recombination of surface fluids, untuk FR jenis wet gas, karena pd saat diproduksi
mengalami kondensasi mk komposisinya berubah shg perlu dilakukan
recombination calculation utk mengetahui property dr gas tsb. Tdp 2 jenis
phitungan 1. jika komposisi semua fluida di permukaan diketahui; 2. jika hanya
komposisi gas di separator yg diketahui
4. equivalent volume, volume gas di second separator dan stock tank (scf/stb)
ditambah dengan volume yg akan ditempati oleh 1 stb liquid jika berupa gas
5. stock tank, tempat menampung minyak hasil pemisahan yg dikondisikan pd std
cond
6. primary separator, separator tahap pertama pada pemisahan 3 tahap
7. secondary separator, separator tahap kedua pada pemisahan 2 tahap
8. gas oil ratio, perbandingan antara volume gas dengan volume minyak pd kondisi P
& T tertentu (scf/STB)
9. shrinkage factor, kebalikan dari FVF yaitu bo = 1/Bo
10. total FVF, FVF oil ditambah FVF gas yg telah dikonversikan dalam minyak, Bt =
Bo + Bg (Rsb Rs)
11. Gas cap, tudung gas, gas bebas yg berada diatas minyak dalam reservoir. .
12. LPG, Liquified Petroleum Gas gas HC yg dicairkan dgn tekanan utk memudahkan
penyimpanan, pengangkutan & penanganannya. Pd dasarnya terdiri atas propane,
butana atau campuran keduanya
13. dissolve gas, kandungan gas yg terlarut dalm HC fasa cair
14. initial pressure, tekanan awal pada saat reservoir ditemukan (belum diproduksikan)
15. bottomhole sampling, metode pengambilan sample minyak dengan cara menutup
sumur lalu sample diambil dari bawah.
16. residual oil, minyak yg terkandung dalam reservoir yg tidak mungkin
diproduksikan lg.
FLUIDA RESERVOIR

1. Fluida Reservoir : Fluida yang terkandung dalam reservoir, yang dapat berupa
minyak, gas, dan air.
2. Black Oil : Minyak yang mengandung fraksi berat. Pada kondisi reservoir, fluida
berada dalam kondisi cairan. Seiring dengan turunnya tekanan, fluida akan
melewati bubble point, yang dapat menegluarkan gas dari minyak. Ditandai pula
dengan garis isovol yang lebih rapat di bagian dew point, sehingga %penurunan
cairan rendah.
3. Volatile Oil : Minyak yang mengandung fraksi berat. Pada kondisi reservoir, fluida
berada dalam kondisi cairan. Seiring dengan turunnya tekanan, fluida akan
melewati bubble point, yang dapat menegluarkan gas dari minyak. Ditandai pula
dengan garis isovol yang lebih rapat di bagian bubble point, sehingga %penurunan
cairan tinggi.
4. Retrograde Gas : Gas yang memiliki komposisi metana (utama) dan sejumlah HC
berukuran kecil. Fluida reservoir gas ini tidak selalu berada dalam fasa gas. Ketika
tekanan menurun lalu, melintasi dew point line, maka sebagian gas terkondensasi.
Sampai suatu titik mendekati tekanan separator, liquid tersebut menguap kembali
menjadi gas. AKA retrograde.
5. Wet Gas : Gas basah yang mengandung metana sebagai komponen utama. Serta
kandungan lain yaitu HC intermediate. Jumlah HC intermediate pada jenis gas ini,
lebih banyak dibandingkan dry gas. Bahkan dapat ditemui pula fraksi pentane dan
hexane.
6. Dry Gas : Gas kering yang mengandung metana sebagai komponen utama. Serta
kandungan lain yaitu HC intermediate
7. Kondensat : Cairan yang terkumpul pada separator. Berasal dari gas yang
terkondensasi.
8. Heptane+ : Kandungan fraksi HC yang atom karbonnya lebih besar dari 6, yang
kemudian dikelompokan menjadi senyawa C7+.
9. Z-factor : Rasio antara volume gas pada suatu P dan T dengan volume gas bila gas
tersebut berkelakuan sebagai gas ideal pada P dan T yang sama. (Vact/Vid).
10. Gas/Oil FVF : Rasio antara volume yang ditempatkan suatu gas/oil pada kondisi
reservoir dengan volume yang ditempati oleh gas/oil tersebut pada kondisi standar.
(Vr/Vsc).
11. Total FVF : Penjumlahan dari FVF gas bebas yang dikonveriskan ke kondisi
reservoir dengan FVF minyak minyak.
12. Viskositas : Besaran yang menunjukan resistensi fluida untuk mengalir
13. Kompresibelitas : Faktor yang menunjukan seberapa besar deviasi volumetrik
suatu gas nyata dari kas ideal. Dengan kata lain, menunjukan kemudahan suatu gas
untuk dikecilkan volumenya
14. SG gas & oil : Perbandingan antara densitas zat terhadap densitas udara diukur
pada P&T yang sama
15. Tc & Pc : Temperatur dan tekanan kritis dimana suatu fluida dapat berada dalam 2
keadaan yang berbeda (cair dan gas).
16. Tpc & Ppc : Pseudocritical properties rata-rata molal dari sifat-sifat kritis dari
komponen penyusun gas campuran tersebut.
17. Cricondenbar : Tekanan tertinggi pada saturation envelope
18. Cricondentherm : Temperatur tertinggi pada saturation envelope
19. Pbp : Tekanan pada kondisi di mana semua gas pada suatu campuran gas-cair tepat
habis melarut ke dalam larutan bila tekanan campuran gas-cair tersebut dinaikkan
tekanannya atau diturunkan temperaturnya..
20. Pdp : Tekanan pada kondisi di mana semua fasa cair pada suatu campuran gas-cair
tepat habis menguap menjadi gas.
21. Flash point : Temperatur terendah dimana cairan dapat berubah menjadi gas.
22. Pour point : Temperatur tertinggi di mana minyak masih dapat mengalir
23. Cloud point : Temperatur saat mulai terbentuknya fasa padat (lilin) juka minyak
didinginkan.
24. P-T diagram : Sebuah diagram tekanan vs temperatur tiga fasa, yang menunjukan
wilayah dan batas dari masing-masing fasa tersebut. Terdapat titik triple
(keseimbangan 3 fasa), titik kritik (tidak dapat ditentukan jenis fasa), garis
sublimasi (padatgas), garis penguapan (cairgas), dan garis pelelehan (padatcair).
25. P-V diagram : Diagram yang menggambarkan kelakuan fasa dalam suatu sistem
pada fungsi tekanan vs volume. Dapat digunakan untuk menggambarkan lintasan
proses dan perubahan yang terkait dengan perubahan tekanan, temperatur, dan
volume dari sistem.
26. Ideal gas : Suatu model gas yang memiliki sifat : volume partikel << dibanding
volume wadah gas, tidak memiliki gaya tarik/tolak satu sama lain, tumbukan
antarpartikel terhadap dinding waah bersifat elastis murni, pergerakan partikel gas
hanya dapat berubah arah jika partikel membentur sesuatu.
27. Ideal liquid : Larutan yang memenuhi hukum
28. Phase envelop : Area yang dilingkupi oleh garis titik gelembung dan titik embun,
pada diagram fasa.
29. Quality line : Locus bagi campuran gas cair dengan persen volum fasa cair yang
sama.
30. Tie line : Garis yang menghubungkan komposisi kesetimbangan fasa cair dengan
komposisi fasa gas.
31. Ternary diagram : Diagram fasa komposisional untuk sistem campuran tiga
komponen. Diagram ini adalah segitiga sama kaki di mana masing-masing
apeksnya menunjukan 100% molar dari komponen tunggal.
32. Mixing rule : Sifat campuran fluida sama dengan sifat komponennya dikali dengan
komposisinya.
33. Differential liberation : Suatu eksperimen pada kondisi isotermal dari satu kondisi
ke kondisi lain di mana fasa gas yang terbentuk akibat proses ekspansi dikeluarkan
dari sel pada tekanan konstan. Fluida berubah, Pstart<Pb. Diperoleh nilai Bod, z,
dan Bg.
34. Flash vaporization : Proses penguapan dengan cara menurunkan tekanan sitem
sedikit demi sedikit pada tiap tahap penurunan tekanan gas yang keluar dipisahkan
dari sistem. Hasil dari test ini dapat menentukan komposisi dan jumlah mol tiap
komponen yang telah keluar dan tersisa dalam sel dapat ditentukan dari material
balance.
35. CCE (composition) : Pengujian ekspansi fluida pada kondisi isotermal pada
kondisi P1Vi ke kondisi P2V2 di mana kondisi komposisi keseluruhan dari fluida
dipertahankan konstan. Fluida konstan, Pstart>Pb. Diperoleh plot P vs Vol, untuk
mendapat nilai Pb.
36. CVD (volume) : Pengujian pada kondisi isotermal di mana sebagian dari gas yang
terbentuk akibat penurunan tekanan dikerluarkan dari sel sedangkan volume sel
dipertahankan konstan. Umumnya dilakukan pada volatile oil. Hasil dari test ini
adalah jumlah dan sifat-sifat gas yang keluar dari sel dan saturasi minyak yang
tertinggal dalam sel. Digunakan juga sebagai kalibrasi silmulator komposisional.
37. Aromatik : Salah satu kelas hidrokarbon selain alifatik. Umumnya memiliki
struktur yang terbentuk dengan benzena sebagai basic building block.
38. Benzene : Salah satu jenis senyawa aromatik. Molekulnya memiliki 6 atom karbon
berbentuk segi enam simetris. Tiap atom karbonnya memiliki ikatan dengan
hidrogen.
39. HC : Suatu senyawa kimia yang mengandung kombinasi ikatan atom-atom
hydrogen dan karbon
40. Natural gas : Suatu sumber cadangan alam yang berupa gas. Berasal dari reservoir
gas kering ataupun gas basah.
41. Separator test : Pengujian fluida reservoir dimana tekanan chamber dikurangi
terus menerus dan gas yagn terdapat di dalamnya dibuang seiring proses
pengurangan tekanan.
42. Surface sampling : Metode pengambilan sampel liquid yang diperoleh di
permukaan (pada separator).
43. Alkanes : Struktur kimia HC alifatik yang memiliki rumus kimia CnH2n+2. Atom
karbon alkana terikat dengan atom lain melalui ikatan tunggal. Karenanya disebut
HC jenuh.
44. Alkenes : Struktur kimia HC alifatik yang memiliki rumus kimia CnH2n. Atom
karbon alkena memiliki ikatan rangkap. Karenanya disebut HC tak jenuh atau
olefin. Terdapat pula struktur 2 rangkap (alkadiena), 3 rangkap (alktriena), dan 4
rangkap (alkatetraena).
45. Alkenes : Struktur kimia HC alifatik yang memiliki rumus kimia CnH2n-2. Atom
karbon alkuna terikat dengan atom lain melalui ikatan rangkap 3. Perbedaan
struktur ini dengan rangkap 3 alkena adalah gugus fungsional yang berbeda,
sehingga memiliki karakteristik yang unik satu sama lain.
46. Isomer : Perbedaan struktur rantai pada suatu senyawa yang dapat menimbulkan
perbedaan karakteristik, walaupun senyawa tersebut memiliki ikatan karbon dan
hidrogen yang sama.
47. Resins : Materi aromatik dan saturates yang menambah viskositas minyak mentah.
48. Asphaltenes : Materi aromatik dan naphtalena yang tidak dapat larut oleh pelarut
minyak.
49. Tekanan : Gambaran dari frekuensi molekul gas yang menghantam dinding
wadahnya. Jika molekul gas cenderung berdekatan, akan menghasilkan
peningkatan tekanan.
50. Temperatur : Pengukuran secara fisik dari suatu material yang merepresentasikan
energi kinetik rata-ratanya. Bila material tersebut dihantarkan panas, maka energi
kinetik akan bertambah seiring dengan bertambahnya nilai temperatur.
51. Cox charts : Plot tekanan vs temperatur yang telah dimodifikasi untuk mengoreksi
persamaan clausius-clapeyron (persamaan yang menyatakan hubungan antara
tekanan uap vs temperature dari suatu zat). Chart ini digunakan untuk selang
temperatur yang lebar, supaya plot antara log Pv dan T dapat berupa garis lurus.
52. Tekanan uap : Merupakan parameter acuan untuk menentukan fasa suatu sistem
(gas atau cair) pada P&T tertentu. Jike Psist>Pv fasa cair, respectively. Dapat
diestimasi menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron.
53. Retrograde condensation : Suatu fenomena yang terjadi pada retrograde gas
reservoir. Fluida reservoir gas ini tidak selalu berada dalam fasa gas. Ketika tekanan
menurun lalu, melintasi dew point line, maka sebagian gas terkondensasi. Sampai
suatu titik mendekati tekanan separator, liquid tersebut menguap kembali menjadi
gas. AKA retrograde.
54. Partial pressures : Tekanan dari masing-masing fraksi gas yang membentuk gas
campuran tersebut.
55. Partial volumes : Volume dari masing-masing fraksi gas yang membentuk gas
campuran tersebut.
56. Sweet gas : gas yang tidak mengandung CO2
57. Sour gas : gas yang tidak mengandung impurities
58. SC : Suatu kondisi yang menjadi standar untuk acuan kalkulasi di permukaan.
59. EOS : Suatu istilah yang menyatakan persamaan untuk mendeskripsikan hubungan
antara volume gas terhadap tekanan dan temperaturnya.
60. Undersaturated : Kondisi di atas tekanan bubble point dan temperatur reservoir
Gas masih terlarut dalam minyak.
61. Saturated : Kondisi pada tekanan bubble point dan temperatur reservoir. Sudah
terdapat gas bebas yang terlepas dari minyak.
62. Dead Oil : Minyak pada kondisi tekanan dan temperatur permukaan. Sudah
terdapat gas bebas yang terlepas dari minyak.
63. High-shrinkage crude oil : see volatile oil
64. Near critical oils : Disebut demikian, karena titik temperature reservoir berada
sedikit di bawah titik kritik temperature. Disebut juga Volatile Oil : Minyak yang
mengandung fraksi berat. Pada kondisi reservoir, fluida berada dalam kondisi
cairan. Seiring dengan turunnya tekanan, fluida akan melewati bubble point, yang
dapat menegluarkan gas dari minyak. Ditandai pula dengan garis isovol yang lebih
rapat di bagian bubble point, sehingga %penurunan cairan tinggi.
65. Expansion factor : Faktor yang menunjukkan pemuaian gas dibandingkan dengan
gas ideal.
66. Kinematic viscosity : Besaran yang menunjukan resistensi fluida untuk mengalir
dan dipengaruhi oleh gravitasi. Singkatnya : viskositas dinamik persatuan densitas.
67. Heating value : Kuantitas panas yang dihasilkan dari reaksi gas yang terbakar
sampai hanya menyisakan air dan karbondioksida.
68. Joule-Thomson effect : Efek penurunan temperature seiring dengan turunnya
tekanan saat gas melewati throttle. Hukum ini valid pada kondisi adiabatic dan saat
perubahan tekanan tidak terlalu besar
69. Separator : Suatu alat yang dapat memisahakan fasa fluida dari reservoir.
70. Recombination of surface fluids : Suatu prosedur yang dilakukan di permukaan,
untuk menentukan komposisi dan kelakuan fluida di reservoir. Data perhitungan
diperoleh dari komposisi fluida di permukaan atau data produksi.
71. Equivalent volume : Volume gas di separatpr 2 dan stock tank, dalam scf/STB,
plus volume gas dalam scf seandainya 1 bbl oil di ST berada dalam fasa gas.
72. Stock-tank : Wadah untuk menampung minyak yang sudah melewati separator.
73. Two-stage separation : Sistem pemisahan di permukaan yang umumnya
digunakan untuk fluida jenis black oil. Alat pemisah terdiri dari 1 buah separator
dan 1 buah stock tank.
74. Three-stage separation : Sistem pemisahan di permukaan yang umumnya
digunakan untuk fluida jenis volatile oil dan retrograde gas. Alat pemisah terdiri
dari 2 buah separator dan 1 buah stock tank.
75. Primary separator : Separator yang berfungsi memisahkan fasa fasa bebas.
76. Secondary separator : Separator yang berfungsi memisahkan fasa-fasa yang
saling terlarut.
77. GOR : Rasio antara volume gas dan volume minyak.
78. Solution GOR : Ukuran yang menunjukkan banyaknya gas yang terlarut dalam
minyak di reservoir
79. Shrinkage factor : Rasio antara volume yang ditempatkan suatu zat pada kondisi
standar dengan volume yang ditempati oleh zat tersebut pada kondisi reservoir.
(Vsc/Vr).
80. LPG : Gas yang terdiri atas propane dan butane, dicairkan pada temperature rendah
dan tekanan diatas tekanan atmosfir.
81. LNG : gas yang terdiri atas metana dan etana, dicairkan pada temperatur yang
sangat dingin.
82. Gas cap : Zona gas yang terdapat di atas lapisan minyak.
83. Associated Gas : Gas bumi yang diproduksikan bersama-sama dengan minyak.
84. Dissolve gas : Gas yang terlarut dalam minyak.
85. Free gas : Gas bebas yang terdapat dalam reservoir. Dapat bergerak setelah terjadi
penurunan tekanan yang memperbesar volume gas tersebut.
86. Initial pressure : Tekanan awal reservoir pada kedalaman datum tertentu dari suatu
struktur yang akan diproduksi.
87. Bottom-hole sampling : Metode pengambilan sample liquid yang berasal dari
bottom-hole. Dilakukan saat sumur sedang ditutup.
88. Residual Oil : Sejumlah minyak yang sudah tidak dapat diproduksi lagi. Hal ini
terjadi karena saturasi minyak telah mencapai titik maksimal (1-Sor).
Share this:

Twitter
Facebook12
Google

Leave a Reply

CREATE A FREE WEBSITE OR BLOG AT WORDPRESS.COM.


Follow

Anda mungkin juga menyukai