110
Gambar 11.1 Skematik percobaan Flash Liberation
(Sumber : Diktat Asep Kurnia
Permadi)
Dimana :
Vrel = Volume relatif atau total volume hidrokarbon sebagai fungsi
dari tekana
Vt = Volume total
Vsat = Volume saat tekanan saturasi (bubble point atau dew point
pressures)
111
9.3. DIFFERENTIAL LIBERATION
Differential Liberation (Vaporization) test adalah suatu test
dimana dilakukan untuk mengetahui banyaknya gas yang terlepas dari
sampel Oil pada saat terjadinya penurunan tekanan dan di keluarkan
dari tabung secara berkelanjutan dari kontak dengan minyak , dan
sebelum sampai ke masa equilibrium pada fasa liquid
112
7. Ulangi Langkah 2-6 sampai tekanan atmosfir.
Data yang dihasilkan adalah volume minyak, Vo, pada waktu awal dan tiap
tekanan berikutnya, volume gas yang keluar
dari larutan dan dikeluarkan dari tabung, volume residual minyak yang tersisa
pada akhir pengujian (p = 1 atm, T = 6 o F ), Vo,res. Dari data tersebut dapat
dihitung untuk tiap tekanan:
Vo
Relative Oil Volume : BoD=
Vo , Res
Vg
Solution GOR : RsD
Vo , Res
Total Relative Volume : BtD=BoD + ( RsDb−RsD ) Bg
Oleh karenanya, hasil pengujian differential vaporization dilaporkan dalam bentuk
tabulasi sebagai berikut:
Dimana :
1. Solution GOR = cuft gas pada p = 14.65 psia 60℉ dibagi
dengan barrel minyak sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉).
113
2. Relative oil volume = barrel minyak pada tiap tekanan dibagi
dengan barrel minyak sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉)
3. Relative total volume = barrel minyak ditambah dengan gas
yang keluar pada tiap tekanan dibagi dengan barrel minyak sisa
pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉).
4. Faktor volume formasi gas = cuft gas pada tiap tekanan dibagi
dengan cuft pada p 14.65 psia 60℉.
5. Solution GOR = cuft gas pada p = 14.65 psia 60℉ dibagi
dengan barrel minyak sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉).
6. Relative oil volume = barrel minyak pada tiap tekanan dibagi
dengan barrel minyak sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉)
7. Relative total volume = barrel minyak ditambah dengan gas
yang keluar pada tiap tekanan dibagi dengan barrel minyak sisa
pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉).
8. Faktor volume formasi gas = cuft gas pada tiap tekanan dibagi
dengan cuft pada p 14.65 psia 60℉.
114
Dimana :
Pada pengujian ini sampel dikondisikan pada tekanan saturasi dan suhu reservoir.
Volume sample akan diukur sebagai Volume Saturasi (Vsat). tekanan dan suhu
dari tahap-tahap tes ini mewakili peralatan pemisah HC diatas permukaan. Data
yang telah diukur dapat digunakan.
115
Step 1 : Jumlah Sampel terukur ditempatkan pada cell PVT pada keadaan tekanan
embun atau Dew Pressure (Seperti pada gambar a) dan dalam keadaan
temperature konstan. Vi adalah volume awal sampel dalam cell PVT.
Step 2 : Hitung faktor kompressibilitas mula-mula dari persamaan gas nyata
seperti dibawah ini:
Keterangan :
Pd : Tekanan Dew atau dew point pressure, psia
Vi : Volume mula-mula, ft3 ni : Mol gas mula-mula
R : Konstanta gas, 10.73
T : Temperature, Rankine
Zd : Faktor kompressibilitas pada keadaan tekanan dew (embun)
Step 3 : Tekanan pada cell PVT diturunkan (seperti pada gambar b), selama
proses diturunkannya tekanan pada cell PVT, liquid mulai terbentuk.
Step 4 : Merkuri di injeksikan kembali kedalam cell PVT dalam keadaan tekanan
konstan diikuti oleh keluarnya volume gas (terlihat pada gambar c). Ketika
volume gas kembali seperti volume awal (Vi) di dalam cell PVT maka injeksi
merkuri dihentikan. Dari step ini dapat terlihat bahwa saat diturunan tekanannya,
mulai terbentuk Liquid. Sehingga reservoir yang mula-mula adalah gas (1 fasa)
menjadi 2 fasa (gas + liquid).
116