Anda di halaman 1dari 12

BAB IX

PRESSURE-VOLUME TEMPERATURE ANALYSIS


PADA FLUIDA RESERVOIR (PVT ANALYSIS)

9.1. PVT ANALYSIS

Pressure-Volume-Temperature atau biasa dikenal PVT Analisis


adalah metode percobaan untuk mengetahui nilai dari sifat fisik
fluida reservoir. Adapun macam-macam PVT analisis ialah :
1. Flash Liberation (Constant Composition Expansion-CCE)
2. Differential Liberation
3. Separator Test
4. Constant Volume Depletion

9.2. FLASH LIBERATION

Flash liberation terkenal juga dengan flash vaporization atau


flash expansion atau pressure volume relation. Dalam pengujian ini
gas yang keluar dari larutan dalam minyak dibiarkan berada dalam
kontak dengan minyak sehingga komposisi tidak berubah selama
test berlangsung.
Tujuan untuk melakukan tes ini antara lain :

1. Menentukan tekanan saturasi ( bubble point atau dew point pressure)

2. Koefisien kompresibilitas isothermal pada fluid satu fasa dalam


keadaan diatas tekanan saturasi

3. Faktor kompresibilitas untuk fasa gas

4. Total volume hidrokarbon sebagai fungsi dari tekanan (Vrel)


(Tarek, Ahmed 4ed , 137

110
Gambar 11.1 Skematik percobaan Flash Liberation
(Sumber : Diktat Asep Kurnia
Permadi)

Adapun prosedur untuk flash liberation ialah:

1. Tempatkan sampel dalam tabung percobaan(PVT cell) pada p di


atas tekanan awal reservoir dan T reservoir.
2. Sambil menjaga T konstan, turunkan tekanan sampai tekanan
tertentu kemudian catat volume totalnya Vt.
3. Ulangi Langkah 2 sampai gas keluar dari larutan. Saat gas keluar
dari larutan catat tekanannya sebagai tekanan saturasi ( bubble
point atau dew point pressure) dan volumenya sebagai Vsat
(volume saturasi)
4. Hitung Vrel volume relatif dengan menggunakan persamaan :

Dimana :
Vrel = Volume relatif atau total volume hidrokarbon sebagai fungsi
dari tekana
Vt = Volume total
Vsat = Volume saat tekanan saturasi (bubble point atau dew point
pressures)

111
9.3. DIFFERENTIAL LIBERATION
Differential Liberation (Vaporization) test adalah suatu test
dimana dilakukan untuk mengetahui banyaknya gas yang terlepas dari
sampel Oil pada saat terjadinya penurunan tekanan dan di keluarkan
dari tabung secara berkelanjutan dari kontak dengan minyak , dan
sebelum sampai ke masa equilibrium pada fasa liquid

Dari hasil experimen Differential Liberation test akan didapatkan data :

• Banyaknya gas yang terlarut sebagai fungsi tekanan

• Penyusutan volume minyak sebagai fungsi tekanan

• Sifat fisik dari gas yang terlepaskan termasuk komposisinya


diantaranya : faktor kompresibilitas gas , dan spesific gravity
dari gas
Differential liberation atau differential vaporization berbeda dari flash
liberation karena gas yang keluar dari larutan kemudian dikeluarkan
dari tabung sehingga tidak berada dalam kontak dengan liquid. Dengan
demikian komposisi system berubah setiap perubahan tekanan.

Prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Tempatkan fluida dalam tabung pada tekanan = pb dan


temperatur sama dengan temperatur reservoir.
2. Turunkan tekanan sampai tekanan tertentu, maka sejumlah gas
akan terlepas dari minyak.

3. Kocok cell supaya terjadi kesetimbangan, dan diamkan


beberapa saat sampai gas terpisah dari liquid.
4. Gas dikeluarkan dari cell dengan cara pendesakan pada tekanan
konstan.

5. Ukur jumlah gas yang dikeluarkan dan specifik gravity-nya.

6. Ukur volume minyak yang tertinggal di dalam tabung.

112
7. Ulangi Langkah 2-6 sampai tekanan atmosfir.

8. Turunkan temperatur sampai kondisi standar 60oF dan ukur


volumenya

Gambar 11.2 Skematik Differential Liberation Test


(Sumber : Asep Kurnia Permadi Bab 4 Sifat Fisik Fluida

Data yang dihasilkan adalah volume minyak, Vo, pada waktu awal dan tiap
tekanan berikutnya, volume gas yang keluar
dari larutan dan dikeluarkan dari tabung, volume residual minyak yang tersisa
pada akhir pengujian (p = 1 atm, T = 6 o F ), Vo,res. Dari data tersebut dapat
dihitung untuk tiap tekanan:
Vo
Relative Oil Volume : BoD=
Vo , Res
Vg
Solution GOR : RsD
Vo , Res
Total Relative Volume : BtD=BoD + ( RsDb−RsD ) Bg
Oleh karenanya, hasil pengujian differential vaporization dilaporkan dalam bentuk
tabulasi sebagai berikut:
Dimana :
1. Solution GOR = cuft gas pada p = 14.65 psia 60℉ dibagi
dengan barrel minyak sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉).

113
2. Relative oil volume = barrel minyak pada tiap tekanan dibagi
dengan barrel minyak sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉)
3. Relative total volume = barrel minyak ditambah dengan gas
yang keluar pada tiap tekanan dibagi dengan barrel minyak sisa
pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉).
4. Faktor volume formasi gas = cuft gas pada tiap tekanan dibagi
dengan cuft pada p 14.65 psia 60℉.
5. Solution GOR = cuft gas pada p = 14.65 psia 60℉ dibagi
dengan barrel minyak sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉).
6. Relative oil volume = barrel minyak pada tiap tekanan dibagi
dengan barrel minyak sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉)
7. Relative total volume = barrel minyak ditambah dengan gas
yang keluar pada tiap tekanan dibagi dengan barrel minyak sisa
pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉).
8. Faktor volume formasi gas = cuft gas pada tiap tekanan dibagi
dengan cuft pada p 14.65 psia 60℉.

9.4. SEPARATOR TEST


Separator test dilakukan untuk menentukan perubahan volume fluida
reservoir yang melewati separator dan kemudian fluida masuk dalam tangki
pengumpul. Perubahan volume yang dihasilkan dipengaruhi sebagian besar oleh
kondisi pengoperasian, tekanan dan suhu, pada fasilitas alat pemisahan yang ada
di permukaan. Tujuan utama melakukan separator test adalah untuk menyediakan
informasi laboratorium yang diperlukan untuk menentukan kondisi pemisahan
yang optimum, yang juga akan memaksimalkan produksi minyak serta
memaksimalkan distribusi minyak hingga pada tangki pengumpul.Sebagai
tambahan, hasil dari tes separator test akan dikombinasikan dengan hasil
Differential liberation Test, pada kegiatan ini pada umumnya kita mencari
parameter PVT (Bo, Rs, dan Bt). Dan kegiatan Separator Test ini hanya dilakukan
pada Minyak yang berada di titik gelembung (Bubble Point).

114
Dimana :

Bofb = Faktor Volume Formasi pada kondisi Bubble Point


(bbl/STB)
Rsfb = Kelarutan Gas pada kondisi Bubble Point (scf/STB)
(Vo)st = Volume oil pada kondisi Separator (STB)
(Vg)sc = Total gas yang hilang setelah masuk separator (scf)

Pada pengujian ini sampel dikondisikan pada tekanan saturasi dan suhu reservoir.
Volume sample akan diukur sebagai Volume Saturasi (Vsat). tekanan dan suhu
dari tahap-tahap tes ini mewakili peralatan pemisah HC diatas permukaan. Data
yang telah diukur dapat digunakan.

9.5. CONSTANT VOLUME DEPLETION (CVD) TEST


Percobaan Constant Volume Depletion atau CVD dilakukan pada reservoir
jenis Condensate dan juga Volatile Oil untuk mengetahui variasi komposisi dari
reservoir. Prosedure CVD test dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Gambar 7.3 Skematik prosedur CVD test di laboratorium

(Source : Ahmed, Tarek. Reservoir Engineering


Handbook.1946.United State )
Tahapan prosedure CVD Test :

115
Step 1 : Jumlah Sampel terukur ditempatkan pada cell PVT pada keadaan tekanan
embun atau Dew Pressure (Seperti pada gambar a) dan dalam keadaan
temperature konstan. Vi adalah volume awal sampel dalam cell PVT.
Step 2 : Hitung faktor kompressibilitas mula-mula dari persamaan gas nyata
seperti dibawah ini:

Keterangan :
Pd : Tekanan Dew atau dew point pressure, psia
Vi : Volume mula-mula, ft3 ni : Mol gas mula-mula
R : Konstanta gas, 10.73
T : Temperature, Rankine
Zd : Faktor kompressibilitas pada keadaan tekanan dew (embun)

Step 3 : Tekanan pada cell PVT diturunkan (seperti pada gambar b), selama
proses diturunkannya tekanan pada cell PVT, liquid mulai terbentuk.

Step 4 : Merkuri di injeksikan kembali kedalam cell PVT dalam keadaan tekanan
konstan diikuti oleh keluarnya volume gas (terlihat pada gambar c). Ketika
volume gas kembali seperti volume awal (Vi) di dalam cell PVT maka injeksi
merkuri dihentikan. Dari step ini dapat terlihat bahwa saat diturunan tekanannya,
mulai terbentuk Liquid. Sehingga reservoir yang mula-mula adalah gas (1 fasa)
menjadi 2 fasa (gas + liquid).

Langkah-langkah diatas diulangi hingga mencapai tekanan minimum dan


selanjutnya ditentukan komposisi dari gas dan liquid didalam cell PVT. Dari CVD
test ini kita bisa mendapatkan data faktor kompressibilitas gas.

116

Anda mungkin juga menyukai