Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM UJI SUMUR

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA PVT MINYAK DAN GAS

DISUSUN OLEH :
NAMA : KENNY JEREMIA PUTRA HAEKASE
NIM : 113170024
PLUG :A

LABORATORIUM UJI SUMUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM UJI SUMUR
“PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA PVT MINYAK DAN GAS”

Disusun Oleh :
Nama : KENNY JEREMIA PUTRA HAEKASE
Nim : 113170024
Plug :A

Disetujui untuk Praktikum Uji Sumur


Program Studi Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Yogyakarta, 26 Oktober 2019


Asisten Praktikum

Tri Jayanto
113150062
BAB II
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA PVT MINYAK DAN GAS

2.1. TUJUAN
a. Untuk memahami data apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung dalam
melakukan analysis data uji tekanan serta bagaimana cara mendapatkan
data tersebut.
b. Untuk menentukan segmen data yang akan dianalysis untuk mengetahui
fenomena di reservoir.

2.2. DASAR TEORI


Pencatatan data pengujian sumur dimulai saat alat pencatat tekanan
dimasukkan ke dalam sumur; selama alat tersebut di setting pada kedalaman
tertentu sampai alat tersebut ditarik keatas dan pengujian selesai.
Sehingga tidak semua data tekanan tersebut akan dianalisis, dan
diperlukan pemahaman segmen data yang akan dianalisis. Data yang dibutuhkan
antara lain adalah data Teknik (kedalaman sumur, ukuran casing, ukuran tubing,
interval perforasi, status sumur, trajectory sumur), data reservoir (tebal lapisan,
porositas, viskositas dan faktor volume formasi) dan data test (test tekanan dan
test laju aliran). Persiapan data dalam Analisa well test suatu sumur minyak dan
gas meliputi data Teknik, data reservoir, dan data pelaksanaan test.
2.2.1. Persiapan Data dalam Analisa Well Test Suatu Sumur Minyak dan
Gas
2.2.1.1. Data Teknik
Data Teknik merupakan data-data yang meliputi atau berkaitan dengan
kondisi sumur. Data Teknik sumur seperti:
 Kedalaman sumur
Kedalaman sumur (depth) digunakan untuk perhitungan gradient
tekanan, tekanan hidrostatis guna mengkonversi tekanan hasil ke
kedalaman datum. Kedalaman datum merupakan kedalaman yang
menjadi acuan atau kedalaman referensi yang mewakili sebuah
reservoir.
 Ukuran Casing
Ukuran casing digunakan untuk mengetahui rancangan / desain dari
sumur yang akan digunakan.
 Ukuran Tubing
Ukuran tubing digunakan untuk perancangan kegiatan produksi serta
penentuan laju alir dari grafik IPR.
 Interval Perforasi
Interval perforasi digunakan untuk mencegah terjadinya coning
dengan cara memperforasi di bawah GOC dan di atas WOC.
 Status Sumur
Status sumur menunjukkan keadaan sumur dalam kondisi flowing atau
tidak (non-flow) welltest juga dapat dilakukan pada sumur yang masih
natural flow maupun yang sudah diganti menjadi artificial lift.
 Trajectory sumur
Trajectory sumur merupakan arah atau panduan kegiatan selama
pemboran berlangsung yang meliputi sumur tersebut).
2.2.1.2. Data Reservoir
 Ketebalan lapisan (Net Oil Pay)
Ketebalan lapisan yang digunakan untuk melakukan Analisa Uji
Sumur adalah tekebalan pasir yang berisi minyak (net oil pay).
 Porositas
Porositasd ditentukan dengan data log pada interval yang dilakukan
test (porositas rata-rata).
 Kompresibilitas
 Komprsibilitas total batuan dan formasi sebagai salah satu syarat
variable perhitungan.
2.2.1.3. Data Pelaksanaan Test
 Test Tekanan dan rate test
 Program pelaksanaan pengukuran
2.2.2. Data PVT

 Data Komposisi Fluida

Gambar 2.1 Komposisi Fluida


 Sifat Fisik Fluida

Gambar 2.2. Contoh Grafik Sifat Fisik Fluida


 Trajectory Sumur

Gambar 2.3. Contoh Data Trayek Sumur

2.2.3. Petrophysical Data


 Ketebalan lapisan yang dipergunakan untuk melakukan analisa Uji
sumur adalah ketebalan pasir yang berisi minyak (Net oil pay).
Ketebalan ini bisa ditentukan dengan menggunakan data log.
 Porositas ditentukan dengan data log pada interval yang dilakukan test
(porositas rata-rata)

Gambar 2.4. Gambaran Jenis-Jenis Ketebalan


 Net sand thickness – 38.5 ft
 Net pay – 27 ft (thickness used in the interpretation)
 Perforated interval – 34 ft
 Average porosity for perforated interval 12 - 14% (Used 13%)

Gambar 2.5. Contoh Grafik Log

 Sejarah Pengujian
Gambar 2.6.Contoh Rekaman Data Sejarah Pengujian
2.2.4. Data Pengujian
 Pressure

Gambar 2.7. Contoh Hasil Data Pengujian Terhadap Tekanan

 Rate
Gambar 2.8. Contoh Hasil Data Pengujian Terhadap Laju Produksi
 Pressure and Rate vs Time

Gambar 2.9. Contoh data Hasil Pengujian Dengan Parameter P, T, dan q

2.3. Data dan Perhitungan


2.3.1. Perhitungan Elapsed Time
Gambar 2.10. Menentukan nilai dT

Menentukan nilai dT yaitu


dT pada kondisi intial =0
dT kedua = ((C3-C2)x 24)+F2
sehingga dT kedua diperoleh =0.016667

Gambar 2.11. Perhitungan dT Apabila Berganti Hari

Apabila saat melakukan well test kita pindah hari atau berganti hari maka bila
perbedaan waktu 1 detik maka ditulis 00:00:01 lalu diubah general pada tool bar
lalu dikali dengan 24. Pengalian dengan 24 menandakan bahwa perbedaan waktu
tersebut masih dalam bentuk jam sehingga harus dikali 24 untuk diubah ke dalam
hari.Setelah diubah general maka untuk menghitung dT ke 15105 (seperti
digambar) dT sebelumnya + Perbedaan Waktu
Sehingga untuk menghitung dT ke 15105 yaitu
dT 15105 = 11.74847 + (0,01666667)
= 11.76514

2.3.2. Analisa Fluida


Tabel III.1
Tabulasi Perhitungan Analisa Fluida Sumur Parangtritis #3
 Menentukan Nilai Mi, Pci, dan Tc

Gambar 2.12. Konstanta Fisik Beberapa Senyawa HC dan Impurities


 Menentukan Nilai Ma menggunakan Metode Standing Katz
Ma = ∑yi.mi
= 24.0679
 Menentukan SG Gas
Ma
γ g =
Mu
24.0679
=
29
= 0.829927497

 Menentukan Ppc & Ppc Terkoreksi


Ppc = ∑yi.Pci
= 757.781 psia
 Menentukan Ppr
Tpc = ∑yi.Tci
= 397.692 R
 Menentukan Tpc & Tpc Terkoreksi

Gambar 2.13. Faktor Terkoreksi Pc & Tc Setiap 1% Mol Impurities


Ppc terkoreksi = Ppc – 2.5 x %Mol N2 – 0.8 x %Mol CO2
= 757.781 – 1.7 x 3.85 – 4.4 x 23.72
= 855.60374 Psia
Tpc terkoreksi = Tpc – 2.5 x %Mol N2 -0.8 x %Mol CO2
= 397.692057– 2.5 x 3.85 - 0.8 x 23.72
= 369.091057R

 Menentukan Tpr & Ppr


P
Ppr =
Ppc terkoreksi
1460
=
855.60374
= 1.706397403
T
Tpr =
Tpc terkoreksi
644
=
369.091057
= 1.744826887
 Menentukan nilai Z

Gambar 2.14. Grafik Penentuan Nilai Z Faktor


Berdasarkan nilai Tpr dan Ppr yang sudah dihitung, maka dengan
menggunakan grafik tersebut didapatkan nilai Z sebesar 0.905.
 Menentukan Viskositas Tanpa Impurities

Gambar 2.15. Korelasi Carr Untuk Viskositas Gas


Dengan plot antara nilai Ma dan Tr maka didapat nilai viskositas tanpa
adanya impurities yaitu 0.0116 cp.
 Menentukan Viskositas Terkoreksi Terhadap Impurities

Gambar 2.16. Rumus Penentuan Viskositas Gas Terkoreksi


(µ)N2 = 3.85 x 0.00848 x log(0.829927497 ) + 9.59x10-3)
= 0.006946823 cp
(µ)CO2 = 23.72 x 0.00908 x log(0.829927497 ) + 6.24x10-3)
= -0.01119693737 cp
µg1 = 0.006946823 +(-0.01119693737 ) + 0.0116 = 0.007349886 cp
Plot grafik antara Tpr dan Ppr maka didapat nilai µg/ µg1 sehingga nilai
viskositas didapat 0.32 cp.
Maka viskositas yaitu
µg = µg1 x µg/ µg1
= 0.007349886 x 0.32
= 0.002351963 cp
 Menentukan Nilai Bg
(184+460) x 0.905
Bg = 0.0282 x
1460
= 0.011257208ft3/scf
1600 200 2.4.
Graf
ik
1400

1200 150

1000

Temperature (deg F)
Pressure (psia)

800 100

600

400 50

200

0 0
0 10 20 30 40 50 pres60
sure 70 80

Time (second) Temperature

Grafik 2.1 Elapsed Time VS P & T


2.5. Pembahasan
Pada Praktikum Analisa Tekanan minggu pertama yang berjudul
“Pengolahan Data dan Analisa PVT Minyak dan gas”. Dengan mengolah data
sumur PARANGTRITIS #3 yang betujuan untuk memahami dan mengerti data
apa saja yang diperlukan untuk mendukung dalam melakukan analisa data uji
tekanan serta bagaimana mendapatkan data tersebut.
Pada pengolahan data, diberikan data berupa Well Testing Data, Sequence
Operation, dan Analisa Fluida. Pada Well Testing Data terdapat data time,
pressure, dan temperature. Dimana dari data tersebut kita dapat mengolah data
untuk mencari nilai elapsed time (dt). Elapsed time (dt) merupakan lamanya
waktu yang dibutuhkan selama pengujian sumur itu berlangsung, yang
diperhitungkan dalam satu hari yang sama dan jika terjadi pergantian hari
menggunakan rumus yang berbeda yaitu selisih waktu dikalikan 24 ditambah
dengan elapsed time pada hari sebelumnya. Setelah memperoleh nilai elapsed
time (dt) maka langkah selanjutnya adalah membuat grafik Pressure &
Temperature vs Elapsed Time (dt) pada satu grafik yang sama. Grafik ini
berfungsi untuk menganalisa tekanan dan temperaturnya selama pengujian sumur
dilakukan, serta mengetahui kapan terjadi Running Casing, Pressure Build Up
(PBU) atau Pressure Draw Down (PDD), serta kapan terjadi P.O.O.H, dan Uji
Deliverabilitas seperti Back Pressure Test, Isochronal Test atau Modified
Isochronal Test (MIT). Running Casing merupakan proses dimana alat
dimasukkan kedalam sumur pertama kalinya. Pressure Build Up (PBU)
merupakan uji tekanan dimana sumur pada awal diproduksikan dengan selang
waktu tertentu hingga laju produksinya konstan kemudian sumur ditutup hingga
tekanan konstan atau sama dengan tekanan reservoirnya. Sedangkan Pressure
Draw Down (PDD) merupakan uji tekanan dimana pada dasarnya sumur yang
awalnya ditutup sampai tekanannya konstan atau sama dengan tekanan
reservoirnya, kemudian sumur diproduksikan hingga laju produksinya konstan.
Sedangkan P.O.O.H (Pull Out Of Hole) merupakan kegiatan pada saat rangkaian
alat akan dinaikkan dari dasar sumur ke permukaan, yang mana pada proses ini
tekanan akan mengalami penurunan. Grafik tersebut disingkronkan dengan data
Sequence Operationnya.
Sequence Operation merupakan data yang menggambarkan kegiatan apa
saja yang dilakukan dalam pengujian sumur dari awal sampai tahap akhir data ini
ditulis manual oleh engginer sehingga bisa saja terjadi ketidaksingkronan antara
data well testing dan data Sequence Operation. Analisa data Sequence ini
dipadukan dengan grafik yang dihasilkan pada Well Testing atau dengan grafik
Pressure & Temperature vs Elapsed Time (dt). Dimana setiap kenaikan atau
penurunan kurva pada grafik dapat disingkronkan dengan data Sequence
Operation.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapatkan hasil sebagai berikut.
Faktor Kompresibilitas (Z) yang didapat berdasarkan nilai Tpr dan Ppr yang sudah
dihitung, dengan menggunakan grafik maka didapatkan nilai Z sebesar 0.905.
Nilai viskositas tanpa impurities yang didapat sebesar 0.0116 cp, sedangkan nilai
viskositas dengan koreksi impurities didapat sebesar 0.002351963 cp. Faktor
Volume Formasi Gas (Bg) yang didapat sebesar 0,011257208 cuft/scf.
2.6. Kesimpulan
1. Tujuan dari praktikum “Pengolahan Data dan Analisa PVT Minyak
dan gas” ini adalah untuk memahami dan data apa saja yang
diperlukan dalam melakukan analisa data uji tekanan serta bagaimana
mendapatkan data tersebut.

2. Elapsed time (dt) merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan selama


pengujian sumur itu berlangsung
3. Running Casing merupakan proses dimana alat dimasukkan kedalam
sumur pertama kalinya.
4. Pressure Build Up (PBU) merupakan uji tekanan dimana sumur pada
awal diproduksikan dengan selang waktu tertentu hingga laju
produksinya konstan kemudian sumur ditutup hingga tekanan konstan
atau sama dengan tekanan reservoirnya.
5. Pressure Draw Down (PDD) merupakan uji tekanan dimana pada
dasarnya sumur yang awalnya ditutup sampai tekanannya konstan atau
sama dengan tekanan reservoirnya, kemudian sumur diproduksikan
hingga laju produksinya konstan.
6. P.O.O.H (Pull Out Of Hole) merupakan kegiatan pada saat rangkaian
alat akan dinaikkan dari dasar sumur ke permukaan, pada proses ini
tekanan akan mengalami penurunan.
7. Sequence Operation merupakan data yang menggambarkan kegiatan
yang dilakukan dalam pengujian sumur dari awal sampai tahap akhir
data ini ditulis manual sehingga bisa saja terjadi ketidaksingkronan
antara data well testing dan data Sequence Operation.
8. Elapsed time pada kondisi initial =0
9. Faktor Kompresibilitas (Z) = 0,905
10. Viskositas tanpa impurities = 0.0116 cp
11. Viskositas dengan koreksi impurities = 0.002351963 cp
12. Faktor Volume Formasi Gas (Bg) = 0,011257208 cuft/scf

Anda mungkin juga menyukai