Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang
Lumpur pengeboran adalah salah satu elemen paling penting dalam
operasi pengeboran apapun. Lumpur memiliki nilai fungsi yang harus seluruhnya
teroptimalisasi untuk memastikan keamanan dan meminimalisir masalah lubang
pengeboran. Kegagalan dari lumpur yang menemui fungsi desainnya dapat
menyebabkan biaya yang ekstrim untuk material dan waktu, dan juga
membahayakan tingkat keberhasilan dan kesempurnaan sumur dan bisa pula
menyebabkan permasalahan pokok seperti pipa terjepit, kick dan blowout (Rabia,
2002).
Dunia eksplorasi dan pengeboran sudah menjadi komponen penyedia
utama bahan baku mineral untuk nantinya diproses dan diolah menjadi berbagai
macam bentuk olahan produksi. Salah satu kebutuhan terbesar di era globalisasi
ini adalah ketersediaan bahan bakar minyak yang diperoleh dari proses
pengeboran minyak bumi, baik pengeboran di daratan (on shore) maupun lepas
pantai (off shore). Pengeboran merupakan proses pengambilan mineral dari dalam
perut bumi dengan cara melubangi lapisan bumi hingga mencapai letak mineral
yang di cari. Proses pengangkatan bahan mineral tersebut menggunakan berbagai
macam peralatan pengeboran dengan menggunakan media angkut yang bermacam
macam seperti pipa, conveyor, subway bergantung pada lokasi dan jenis mineral
yang di angkut. Untuk pengeboran minyak, proses pengangkutan dilakukan
dengan menggunakan pipa, dimana pipa tersebut juga digunakan dalam proses
pembuatan lubang pengeboran. Pipa dimasukkan dan disambung satu persatu ke
dalam lubang. Dalam pembuatan lubang, pipa tersebut dialiri oleh lumpur dengan
cara dipompa.
Tujuan utama dari operasi pengeboran adalah membuat lubang secara
cepat, murah, dan aman hingga menembus lapisan formasi yang produktif.

1
2

Lubang hasil pengeboran tersebut dinamakan lubang sumur (well bore). Peralatan
pembuatan lubang sumur meliputi beberapa sistem, yaitu sistem tenaga (power
system), sistem pengangkatan (hoisting system), sistem pemutar (rotating system),
sistem sirkulasi (circulating system), sistem pencegah semburan liar (blowout
prenetion system), sistem penyemenan (cementing system), sistem peralatan
penunjang, dan sistem pengeboran lepas pantai. Setiap sistem memiliki peranan
vital dalam pengeboran. sistem tersebut dirangkai dalam satu kesatuan peralatan
pengeboran pada area (field), dimana semua sistem menuju ke pusat lubang
sumur. Pada area sumur sudah terdapat rig yang berfungsi sebagai instalasi
peralatan pengeboran. rig berupa menara baja tempat memasang peralatan
pengeboran. Untuk sistem sirkulasi, berada di sekitar area rig. Sistem sirkulasi
dialirkan melaui pipa untuk kemudian dialirkan ke pipa pengeboran. Fluida yang
digunakan pada sistem sirkulasi adalah lumpur yang sudah dikondisikan
densitasnya. Lumpur kemudian dipompa menggunakan pompa khusus untuk
lumpur (mud pump). Pompa lumpur beroperasi sesuai dengan kebutuhan lumpur
selama proses pengeboran. pompa beroperasi pada tekanan dan volume luimpur
yang dibutuhkan untuk menjaga formasi batuan yang ada di lubang sumur.
Salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu pengeboran
adalah pada lumpur bor. Karena berbagai faktor pengeboran yang ada maka
lumpur pengeboran mutlak diperlukan pada proses tersebut. Pada mulanya orang
hanya menggunakan air saja untuk mengangkat serpih pengeboran (cutting).
Seiring dengan berkembangnya teknologi, lumpur mulai digunakan untuk
mengangkat cutting. Untuk memperbaiki sifat-sifat lumpur, zat-zat kimia
(additive) ditambahkan ke dalam lumpur dan akhirnya digunakan pula udara dan
gas untuk pengeboran walaupun lumpur tetap digunakan.
Rabia (2002) mengatakan bahwa lumpur pengeboran sebagai fluida
sirkulasi mempunyai beberapa fungsi yang antara lain adalah:
a. Untuk mengontrol tekanan sub-surface dengan menyediakan tekanan
hidrostatik yang lebih besar dari tekanan formasi.
b. Untuk mengangkut serbuk pengeoran dari dalam lubang.
c. Untuk mendinginkan dan melumasi pahat dan pipa pengeboran.
3

d. Untuk mencegah runtuhnya dinding pengeboran.


e. Untuk mengangkut serbuk bor ke permukaan.
f. Untuk meminimalisir bahaya penetrasi di formasi lubang dengan menggunakan
rugi aliran seminimal mungkin.
g. Untuk memberikan informasi menyeluruh dari formasi yang di bor.
h. Untuk menahan serbuk bor dan kesetimbangan material ketika sirkulasi
berhenti.
i. Untuk meminimalisir meningkatnya tegangan yang disebabkan reaksi antara
lumpur dengan formasi batuan. Mengangkut serbuk bor ke permukaan.
Analisis yang dilakukan berkaitan dengan tema hidrolika pengangkatan
serbuk bor pada anulus. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluida pengeboran
akan menjadi pembahasan untuk melihat seberapa optimum pengangkatan serbuk
pada anulus.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan
sebelumnya, dapat diperoleh beberapa masalah yang menjadi dasar penelitian ini,
yaitu:
1. Produksi minyak bumi yang semakin menurun membutuhkan pengeboran
menuju pusat formasi minyak bumi yang lebih dalam.
2. Sumber minyak bumi yang tersedia di daratan berada pada formasi batuan
yang variatif menyebabkan sering terjadi runtuhnya formasi dinding lubang
sumur pengeboran.
3. Bagaimana meningkatkan optimalisasi pemilihan ukuran liner untuk variasi
kedalaman dan debit fluida pengeboran.
4. Bagaimana mencegah semburan liar dengan mengetahui hidrolika lumpur pada
pahat bor.

Batasan Masalah
Batasan masalah terkait dengan latar belakang analisis hidrolika fluida
lumpur pengeboran sebagai berikut:
1. Pengeboran dilakukan pada daratan dengan tipe pengeboran vertikal.
4

2. Daya penggerak pompa lumpur dipertahankan konstan.


3. Densitas lumpur dipertahankan konstan.
4. Lumpur hanya mengandung Kalsium Karbonat (CaCo3)
5. Debit lumpur dipertahankan konstan.
6. Aliran diujung pipa fully develop.
7. Sistem adiabatis.

Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai analisis fluida lumpur pengeboran ini diharapkan
bermanfaat sebagai bahan referensi dan memberikan kontribusi yang baik bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di masa mendatang. Hasil akhir dari penelitian
ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kejadian pipa terjepit dan kick dalam
proses pengeboran lubang sumur minyak, karena selama ini kejadian runtuhnya
formasi dinding lubang sumur dan kick merupakan kejadian yang tidak dapat
diprediksi kapan dan dikedalaman mana munculnya.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian analisis hidrolika fluida lumpur pengeboran ini adalah:
1. Memperoleh kecepatan aktual dan kritis lumpur yang mampu mengangkat
serbuk ke permukaan dengan optimum.
2. Memperoleh debit minimal untuk pengeboran >2000m.
3. Memperoleh tekanan hidrolik pahat bor agar tidak terjadi pressure drop.
4. Memperoleh aliran lumpur untuk menghasilkan lapisan selimut dinding
(mud cake) yang mampu menahan formasi dinding, dan tekanan formasi
lubang pengeboran supaya bahaya kick dan blowout dapat diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai