Anda di halaman 1dari 54

Data Stasiun 1 (0-5m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 1 (0-5 m)
Spasi (mm) 380
165
120
595
195
365
295
630
415
165
435
660
270
565
505
645
420
560
150
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 1 (0-5 m)
Panjang Joint 1.07
0.795
0.67
1.45
0.96
0.785
0.7
0.615
0.96
1.025
0.545
0.425
0.46
0.385
0.61
0.545
0.79
0.495
0.36
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 0.3 - - - 0.1 - - 0.1 - 0.4

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition VR VR VR R VR VR VR VR VR VR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 1 tidak ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu. Hal
ini juga dikarenakan pada stasiun 1 memiliki bidang diskontinu yang sangat kecil.

 Weathering
Pada stasiun 1, kondisi bidang diskontinu tidak mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 1 yaitu
lembab/Damp. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan debit air tanah
yang diukur relatif kecil ( <10 L/min ).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 2 (5-10m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 1 (5-10 m)
Spasi (mm) 110
110
155
115
155
265
385
250
210
615
210
70
160
225
390
245
130
120
300
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 1 (5-10 m)
Panjang Joint 1.215
1.31
1.4
1.315
1.095
1.535
0.615
0.635
0.845
1.225
1.31
0.805
0.855
0.86
0.42
0.985
0.86
0.615
0.845
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) - - 0.2 0.15 - - - 0.3 - 0.1

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition VR VR R VR VR R VR VR VR VR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 1 tidak ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu. Hal
ini juga dikarenakan pada stasiun 1 memiliki bidang diskontinu yang sangat kecil.

 Weathering
Pada stasiun 1, kondisi bidang diskontinu tidak mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 1 yaitu
lembab/Damp. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan debit air tanah
yang diukur relatif kecil ( <10 L/min ).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 3 (10-15m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 2 (10-15 m)
Spasi (mm) 675
555
235
435
245
510
355
595
320
1015
605
315
410
355
520
280
605
535
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 2 (10-15 m)
Panjang Joint 0.905
0.86
0.915
0.715
0.98
0.61
0.835
1.35
1.045
1.905
1.1
0.745
0.575
0.575
0.97
0.84
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 0.1 - 0.2 - - 0.3 0.05 - - -

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition VR VR VR VR VR R VR VR VR R

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 2 tidak ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu. Hal
ini juga dikarenakan pada stasiun 2 memiliki bidang diskontinu yang sangat kecil.

 Weathering
Pada stasiun 2, kondisi bidang diskontinu tidak mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 2 yaitu
lembab/Damp. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan debit air tanah
yang diukur relatif kecil ( <10 L/min ).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 4 (15-20m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 2 (15-20 m)
Spasi (mm) 715
930
1265
695
250
1040
465
925
1330
410
940
745
745
200
855
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length

Station 2 (15-20 m)
Panjang Joint 3.385
1.165
0.64
0.77
0.84
1.1
1.23
0.805
1.165
0.42
0.77
0.595
0.61
0.82
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) - 0.13 0.2 0.1 - - 0.25 - - -

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition R VR VR VR VR VR VR VR VR VR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 2 tidak ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu. Hal
ini juga dikarenakan pada stasiun 2 memiliki bidang diskontinu yang sangat kecil.

 Weathering
Pada stasiun 2, kondisi bidang diskontinu tidak mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 2 yaitu
lembab/Damp. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan debit air tanah
yang diukur relatif kecil ( <10 L/min ).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 5 (20-25m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 3 (20-25 m)
Spasi (mm) 415
470
770
400
360
260
360
335
710
810
345
495
775
175
305
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length

Station 3 (20-25 m)
Panjang Joint 1.215
1.24
1.275
1.305
0.69
0.75
0.355
0.39
0.47
0.68
0.75
2.93
0.81
0.66
0.78
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) - 0.4 0.2 0.6 0.4 0.3 0.3 0.6 0.5 0.2

 Roughness
Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition R SR R SR VR SR SR SR R SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 3 tidak ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu. Hal
ini juga dikarenakan pada stasiun 3 memiliki bidang diskontinu dengan separasi yang
sangat kecil.

 Weathering
Pada stasiun 3, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 3 yaitu
lembab/Damp. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan debit air tanah
yang diukur relatif kecil ( <10 L/min ).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 6 (25-30m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 3 (25-30 m)
Spasi (mm) 570
370
600
240
390
480
375
1055
455
345
205
390
835
1035
685
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 3 (25-30 m)
Panjang Joint 1.585
0.975
1
1.265
0.86
0.95
1.46
0.815
0.775
2.905
0.58
0.58
0.69
0.315
0.815
0.95
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 0.7 0.5 0.2 0.2 0.4 - 0.3 - 0.4 -

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition SR R VR SR VR SR SR SR SR SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 3 tidak ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu. Hal
ini juga dikarenakan pada stasiun 3 memiliki bidang diskontinu dengan separasi yang
sangat kecil.

 Weathering
Pada stasiun 3, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 3 yaitu
lembab/Damp. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan debit air tanah
yang diukur relatif kecil ( <10 L/min ).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 7 (30-35m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 4 (30-35 m)
Spasi (mm) 125
145
90
225
175
325
995
455
1015
240
65
140
375
625
485
325
265

4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 4 (30-35 m)
Panjang Joint 0.66
0.46
0.95
1.14
0.88
0.73
1.79
1.725
1.01
1.085
0.325
0.48
0.69
0.395
0.945
0.555
1.085
0.325
0.48
0.69
0.395
0.945
0.555
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 0.3 0.3 - 0.6 0.2 0.4 0.5 0.2 0.6 0.3

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition SR R VR SR SR SR R SR SR SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 4 tidak ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu. Hal
ini juga dikarenakan pada stasiun 4 memiliki bidang diskontinu dengan separasi yang
sangat kecil.

 Weathering
Pada stasiun 4, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 4 yaitu
basah/Wet. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan kondisi air tanah
yang diukur sedang (10-25 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 8 (35-40m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 4 (35-40 m)
Spasi (mm) 285
360
485
735
460
320
1145
595
535
620
380
485
295
850
455
265
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 4 (35-40 m)
Panjang Joint 0.82
1.5
0.825
1.2
0.65
0.745
1.32
1.755
1.65
0.72
0.795
0.41
0.615
0.48
0.385
0.27
0.72
0.795
0.41
0.615
0.48
0.385
0.27
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 0.7 1 0.5 0.7 0.3 0.2 0.9 0.6 0.2 0.7

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition SR SR SR R SR SR VR SR SR R

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 4 tidak ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu. Hal
ini juga dikarenakan pada stasiun 4 memiliki bidang diskontinu dengan separasi yang
sangat kecil.

 Weathering
Pada stasiun 4, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 4 yaitu
basah/Wet. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan kondisi air tanah
yang diukur sedang (10-25 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 9 (40-45m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 5 (40-45 m)
Spasi (mm) 195
360
510
500
290
555
355
590
835
640
425
290
190
330
82.5
625.5
470
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 5 (40-45 m)
Panjang Joint 0.67
0.68
0.525
0.605
0.395
0.795
0.685
1.065
1.54
1.515
1.985
1.755
1.04
0.69
0.525
0.385
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 1.6 1.8 0.9 1.4 1.05 1.5 1.9 2 2.4 2.4

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition R SR R SR VR SR SR SR R SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 5 ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu berupa
lempung < 5 mm. Hal ini juga dikarenakan pada stasiun 5 memiliki bidang diskontinu
yang sedikit lapuk.

 Weathering
Pada stasiun 5, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 5 yaitu
basah/Wet. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan kondisi air tanah
yang diukur sedang (10-25 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 10 (45-50m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 5 (45-50 m)
Spasi (mm) 715
495
480
685
665
805
405
550
405
415
1145
130
520
395
505
285
225
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 5 (45-50 m)
Panjang Joint 0.845
0.6
0.825
0.45
0.62
0.785
2.02
0.83
0.815
1.205
2.135
0.92
0.81
0.815
0.785
0.635
0.93
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 1.7 2.1 2.4 1.2 2.6 3.4 4.1 2.6 3.9 3.2

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition SR R SR SR SR SR R SR SR SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 5 ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu berupa
lempung < 5 mm. Hal ini juga dikarenakan pada stasiun 5 memiliki bidang diskontinu
yang sedikit lapuk.

 Weathering
Pada stasiun 5, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 5 yaitu
basah/Wet. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan kondisi air tanah
yang diukur sedang (10-25 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 11 (50-55m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 6 (50-55 m)
Spasi (mm) 775
620
645
550
580
445
410
450
905
695
570
155
120
395
265
325
570
610
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 6 (50-55 m)
Panjang Joint 0.82
0.79
0.37
1.42
0.675
0.85
1.23
1.05
1.23
0.665
0.675
0.92
0.78
0.82
1.005
0.725
0.52
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) - 0.4 0.7 0.6 0.4 0.8 0.3 0.6 0.5 0.7

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition SR R VR SR VR SR SR SR SR SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 6 ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu berupa
lempung < 5 mm. Hal ini juga dikarenakan pada stasiun 6 memiliki bidang diskontinu
yang sedikit lapuk.

 Weathering
Pada stasiun 6, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 6 yaitu
basah/Wet. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan kondisi air tanah
yang diukur sedang (10-25 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 12 (65-70m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 7 (65-70 m)
Spasi (mm) 95
195
760
775
540
170
100
205
145
210
895
885
195
690
910
575
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 7 (65-70 m)
Panjang Joint 0.35
0.305
0.315
0.37
0.71
0.575
0.55
0.415
0.605
1.105
0.35
0.095
0.38
0.475
0.44
0.69
0.565
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) - 0.4 0.7 0.6 0.4 0.8 0.3 0.6 0.5 0.7

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition S R SR S S SR S S SR S

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 7 ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu berupa
vein urat kuarsa < 5 mm.

 Weathering
Pada stasiun 7, kondisi bidang diskontinu cukup mengalami pelapukan agak
tinggi.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 7 yaitu
basah/Wet. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan kondisi air tanah
yang diukur sedang (10-25 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 13 (70-75m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 8 (70-75 m)
Spasi (mm) 280
335
460
225
245
240
465
585
615
190
665
695
455
370
240
305
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 8 (70-75 m)
Panjang Joint 0.715
0.64
0.865
0.705
0.285
0.305
0.215
0.3
0.425
0.64
0.89
1.45
0.655
0.875
0.755
0.66
0.865
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 0.7 0.8 0.5 0.2 0.9 0.8 1.2 1 0.8 0.5

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition SR R SR SR SR SR R SR SR SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 8 ditemukan sebuah weakness zone dengan material pengisi
pada bidang diskontinu berupa lempung > 5 mm.

 Weathering
Pada stasiun 8, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 8 yaitu
basah/Wet. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan kondisi air tanah
yang diukur sedang (10-25 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 14 (75-80m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 8 (75-80 m)
Spasi (mm) 600
280
265
160
265
390
325
555
405
310
260
230
205
260
675
465
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 8 (75-80 m)
Panjang Joint 0.28
1.76
0.435
0.165
0.25
1.15
1.135
0.855
0.26
0.33
0.74
0.555
0.83
0.61
0.69
0.74
0.92
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 0.3 0.75 0.5 0.6 0.9 - 0.11 0.5 0.8 -

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition SR SR R SR SR SR SR SR SR SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 8 tidak ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu. Hal
ini juga dikarenakan pada stasiun 8 memiliki separasi yang sangat kecil.

 Weathering
Pada stasiun 8, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 8 yaitu
basah/Wet. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan kondisi air tanah
yang diukur sedang (10-25 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 15 (80-85m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 9 (80-85 m)
Spasi (mm) 405
200
450
400
585
420
355
805
300
1060
605
355
405
560
1075
1020
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 9 (80-85 m)
Panjang Joint 0.715
0.64
0.865
0.705
0.285
0.305
0.215
0.3
0.425
0.64
0.89
1.45
0.655
0.875
0.755
0.66
0.865
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 0.6 0.25 0.7 0.5 0.6 0.4 0.5 0.8 0.9 0.1

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition R R VR SR SR SR SR SR SR SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 9 tidak ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu. Hal
ini juga dikarenakan pada stasiun 9 memiliki separasi yang sangat kecil.

 Weathering
Pada stasiun 9, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 9 yaitu
lembab/Damp. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan kondisi air tanah
yang diukur relatif kecil (<10 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 16 (85-90m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 9 (85-90 m)
Spasi (mm) 480
480
470
280
245
465
835
280
440
260
470
610
495
335
370
245
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 9 (85-90 m)
Panjang Joint 0.28
1.76
0.435
0.165
0.25
1.15
1.135
0.855
0.26
0.33
0.74
0.555
0.855
0.61
0.69
0.7
0.92
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 0.1 0.4 0.9 0.8 0.6 0.7 0.5 0.8 0.3 1

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition SR SR SR SR SR SR R SR SR SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 9 tidak ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu. Hal
ini juga dikarenakan pada stasiun 9 memiliki separasi yang sangat kecil.

 Weathering
Pada stasiun 9, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 9 yaitu
lembab/Damp. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan kondisi air tanah
yang diukur relatif kecil (<10 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 17 (90-95m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 10 (90-95 m)
Spasi (mm) 600
395
450
135
1175
555
555
555
580
310
235
345
430
375
515
605
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length
Station 10 (90-95 m)
Panjang Joint 0.645
0.665
0.99
0.57
0.56
0.57
0.39
0.655
0.455
0.5
0.76
0.43
0.33
0.6
0.275
0.935
1.43
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 0.5 0.4 0.8 0.5 0.2 0.7 0.7 - 0.3 0.7

 Roughness

Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition SR SR VR SR SR SR SR SR R SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 10 ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu berupa
lempung < 5 mm.

 Weathering
Pada stasiun 10, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 10 yaitu
menetes/Dripping. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan debit air
tanah yang diukur cukup besar (25-125 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar
Data Stasiun 18 (95-100m)

1) Hasil Uji Kuat Tekan Batuan (UCS)

Lokasi
Batuan c E
v
Sampel (MPa) (MPa)
69.33 18436 0.25
60.80 12908 0.25
Footwall
Tufa breksi 42.02 9214 0.24
Ciguha
42.80 15236 0.26
69.95 18041 0.26

2) Foto Lokasi Pengamatan


3) Spasi Joint
Station 10 (95-100 m)
Spasi (mm) 270
175
475
440
370
185
325
380
495
325
395
405
355
460
360
145
4) Kondisi Joint
 Discontinuity Length

Station 10 (95-100 m)
Panjang Joint 1.37
0.59
0.73
0.6
1.315
0.865
0.825
0.955
0.535
0.525
0.38
0.615
0.505
0.615
0.8
0.49
0.46
 Separation (Aperture)

Separation 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang (mm) 0.5 0.6 0.3 0.2 0.8 0.7 0.75 0.8 0.6 0.3

 Roughness
Roughness 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Condition R SR SR SR R SR R R SR SR

 Infilling (Gouge)
Pada stasiun 10 ditemukan material pengisi pada bidang diskontinu berupa
lempung < 5 mm.

 Weathering
Pada stasiun 10, kondisi bidang diskontinu sedikit mengalami pelapukan.

5) Groundwater
Kondisi air tanah yang terdapat pada bidang diskontinu di stasiun 10 yaitu
menetes/Dripping. Hal ini dikarenakan di lokasi pengamatan didapatkan debit air
tanah yang diukur cukup besar (25-125 L/min).

6) Adjustment For Discontinuity Orientations


 Kedudukan Kekar

Anda mungkin juga menyukai