Anda di halaman 1dari 29

Kenny Haekase 113170024

Maulana Syamil 113170043


Wisnu Adevita 113170070
Aridhan Rashid A 113170096
Rexy Gema M 113170117
Pengertian Elektrokimia

Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari


hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan
kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia
yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam
aplikasinya.
Sel Volta
Sel galvani (sel volta) merupakan sel
elektrokimia yang dapat menghasilkan energi
listrik yang disebabkan oleh terjadinya reaksi
redoks yang spontan.

Tipe sel ini menggunakan elektroda, yaitu zat


yang menghantarkan listrik antara sel dan
lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit
(campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau
yang membawa muatan
Elektroda

 Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan


katoda

 Setengah reaksi oksidasi terjadi di anoda. Elektron


diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat pereduksi) dan
meninggalkan sel melalui anoda

 Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda. Elektron diambil


oleh senyawa tereduksi (zat pengoksidasi) dan masuk sel
melalui katoda
Aturan Sel Volta

 Penulisan Notasi

Zn(s)|Zn2+(aq)║Cu2+(aq)|Cu(s)

 Bagian anoda (setengah sel oksidasi) dituliskan disebelah kiri bagian


katoda

 Garis tunggal menyatakan perbedaan fasa (aq vs s), Jika fasanya


sama maka digunakan tanda koma

 Garis ganda menyatakan perbedaan elektroda


Deret Volta

• Makin ke kanan, mudah direduksi sukar


dioksidasi

• Makin ke kiri, mudah dioksidasi sukar


direduksi
Rangkaian Sel Volta Dalam Percobaan

Dalam rangkaian gambar berikut digunakan larutan ZnSO4 1M dan


CuSO4 1M
Zn : anoda (elektroda - )
Cu : katoda (elektroda +)
Jembatan garam berisi larutan
garam KNO3
Persamaan reaksi redoks pada sel :
Oksidasi : Zn (s)  Zn 2+ (aq) + 2e E = +0,76 V
Reduksi : Cu 2+ (aq) + 2e  Cu (s) E = +0,34 V

Reaksi Sel : Zn (s) + Cu2+ (aq)  Zn2+ (aq) + Cu (s)

Notasi sel : Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu


(Anode , Oksidasi) ( katode , reduksi )
Sel Volta dalam kehidupan sehari –
hari :
1. Sel Kering (Sel Leclanche)
2. Sel Aki
3. Sel Perak Oksida
1. Sel Kering (Sel Leclanche)

 Dikenal sebagai batu baterai


 Terdiri dari katode yang berasal dari karbon(grafit) dan
anode logam zink
 Elektrolit yang dipakai berupa pasta campuran MnO2,
serbuk karbon dan NH4Cl

Persamaan Reaksinya :
Katode : 2MnO2 + 2H+ + 2e  Mn2O3 + H2O
Anode : Zn  Zn2+ + 2e
Reaksi sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn  Mn2O3 + H2O + Zn2+
2. Sel Aki
Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan, karena dapat berfungsi
penyimpan listrik dan pada setiap saat dapat dikeluarkan . Anodenya terbuat
dari logam timbal (Pb) dan katodenya terbuat dari logam timbal yang dilapisi
PbO2.
Reaksi penggunaan aki :
Anode : Pb + SO4 2-  PbSO4 + 2e
Katode : PbO2 + SO42-+ 4H++ 2e  PbSO4 + 2H2O
Reaksi sel : Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+  2PbSO4 + 2H2O

Reaksi Pengisian aki :


Anoda : PbSO4 + 2H2O → PbO2 + 4H+ + SO42- + 2e–
Katoda : PbSO4 + 2e– → Pb + SO42-

Reaksi sel : 2PbSO4 + 2H2O  Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+


3. Sel Perak Oksida
 Sel ini banyak digunakan untuk alroji, kalkulator dan alat elektronik.
 Baterai perak oksida terdiri atas Zn sebagi anode, Ag2O sebagai
katode, KOH bentuk pasta sebagai elektrolit.
Reaksi yang terjadi :
Anoda : Zn(s) + 2OH-(l)  Zn(OH)2(s) + 2e
Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e  2Ag(s) + 2OH-(aq)
Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l)  Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
Penerapan Sel Volta Dalam Dunia
Perminyakan
Spontaneous Potensial Log
Spontaneous Potensial Log (SP Log)
Kurva spontaneous potensial (SP) merupakan hasil pencatatan alat
logging karena adanya perbedaan potensial antara elektroda yang
bergerak dalam lubang sumur dengan elektroda tetap di permukaan
terhadap kedalaman lubang sumur.
Spontaneous potensial ini merupakan sirkuit sederhana yang terdiri dari
dua buah elektroda dan sebuah galvanometer. Sebuah elektroda (M)
diturunkan kedalam lubang sumur dan elektroda yang lain (N)
ditanamkan di permukaan. Disamping itu masih juga terdapat sebuah
baterai dan sebuah potensiometer untuk mengatur potensial diantara
kedua elektroda tersebut. Bentuk defleksi positif ataupun negatif terjadi
karena adanya perbedaan salinitas antara kandungan dalam batuan
dengan lumpur. Bentuk ini disebabkan oleh karena adanya hubungan
antara arus listrik dengan gaya-gaya elektromagnetik (elektrokimia dan
elektrokinetik) dalam batuan.
Elektrokimia, dibagi menjadi dua bagian,yaitu:
1. Membran Potensial, terjadi karena adanya struktur dan
muatan maka lapisan shale bersifat permeable terhadap
kation Na+ dan kedap terhadap anion Cl-. Jika lapisan
shale memisahkan dua larutan yang mempunyai
perbedaan konsentrasi NaCl, maka kation Na+ bergerak
menembus shale dari larutan yang mempunyai konsentrasi
tinggi ke larutan yang mempunyai konsentrasi rendah,
sehingga terjadi suatu potensial.
2. Liquid Junction Potential, terjadi karena adanya
perbedaan salinitas antara air filtrat dengan air formasi,
sehingga kation Na+ dan ion Cl- dapat saling berpindah
selama ion Cl- mempunyai mobilitas yang lebih besar dari
Na+, maka terjadi aliran muatan negatif Cl- dari larutan
yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi
rendah.
Sel Elektrolisis

Elektrolisis adalah penguraian suatu


elektrolit oleh arus listrik. Pada sel
elektrolisis reaksi kimia akan terjadi jika
arus listrik dialirkan melalui larutan
elektrolit, yaitu energi listrik (arus listrik)
diubah menjadi energi kimia (reaksi
redoks).
Katode (-)
Anode (+)
Reaksi - reaksi Sel Elektrolisis
• Reaksi Pada Katode
 Ion positif akan mengalami reduksi, kecuali kation (+) yang berasal dari
logam IA,IIA, dan Mn dalam larutan air tidak mengalami reduksi, yang
mengalami reduksi adalah H2O, Reaksinya:
 2H20 + 2e  H2 + 2OH-
 Ion logam IA,IIA.Al, dan Mn berbentuk lelehan (leburan) akan mengalami
reduksi
• Reaksi Pada Anode
 Ion negatif akan mengalami oksidasi jika elektrodanya nonaktif (Pt dan C).
Ion negatif yang mengandung O (SO42-,MnO4-,NO3-,dll) tidak mengalami
oksidasi, yang mengalami oksidasi adalah H2O
 Reaksi : 2H2O  4H+ + O2 + 4e
 Jika elektrode anode merupakan logam aktif (selain Pt dan C) yang
mengalami Oksidasi adalah elektrode tersebut.
Kilas Balik Elektroda

• Anoda merupakan elektroda di mana elektron datang dari


sel elektrokimia sehingga oksidasi terjadi.
• Katoda merupakan elektroda di mana elektron memasuki sel
elektrokimia sehingga reduksi terjadi.

Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda


tergantung dari tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia
tersebut. Elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi
sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan katoda bagi sel
elektrokimia lainnya.
Jenis –jenis Elektroda
dalam Elektrolisis

Dibedakan menjadi 2, yaitu :


1. Elektroda inert, yaitu elektroda yang tidak dapat
bereaksi (Pt, C, dan Au)
2. Elektroda tak inert, yaitu elektroda yang dapat
bereaksi (Cu dan Ag)
Ion-ion IA, IIA, Al3+ , Mn2+. Dengan E0 < -0,83 tidak akan
direduksi. Zat yg mengalami reduksi adalah air.

2H2O + 2e- 2OH- + H2

Ion H+ akan direduksi menjadi gas H2


REAKSI PADA KATODA
(reduksi terhadap kation)
2H+ + 2e- H2

Ion logam dengan Eo > -0,83 akan direduksi menjadi


logamnya.

Mn+ + ne- M
Ion-ion SO4- , NO3- . Zat yg mengalami oksidasii adalah
air.

2H2O 4H+ + O2 + 4e-

Ion-ion F- , Cl- , Br- , I-

2X- X2 + 2e-

REAKSI PADA ANODA


(oksidasi terhadap anion)
Ion OH- akan dioksidasi menjadi gas O2

4OH- 2H2O + O2 + 4e-

Anoda tidak inert (bukan Pt atau Cu), logam akan


dioksidasi menjadi ionnya.

M Mn+ + ne-
Potensial Sel (Esel)

 Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi


energi listrik
 Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua
elektroda (voltase) atau disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya
electromotive (emf)
 Untuk proses spontan Esel > 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang
bisa dilakukan oleh sel
 Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C
 Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh karena itu
potensial sel standar diukur pada keadaan standar (298 K, 1 atm untuk gas,
1 M untuk larutan dan padatan murni untuk solid)
Potensial Elektroda Standar

• Potensial Elektroda Standar merupakan


potensial yang terkait dengan setengah reaksi
yang ada (wadah elektroda) dan biasanya
ditulis dalam setengah reaksi reduksi.
 Bentuk teroksidasi + ne  bentuk tereduksi Eo1/2 sel

 Eosel = Eokatoda - Eoanoda


Menghitung Potensial Elektroda Sel
E° sel = E° red - E° oks

E sel = E° sel - RT/nF ln C

E sel = E° sel - 0.059/n log C

Pada T = 25° C

• Catatan :
E° = potensial reduksi standar (volt)
R = tetapan gas - [ volt.coulomb/mol.°K] = 8.314
T = suhu mutlak (°K)
n = jumlah elektron
F = 96.500 coulomb
C = [bentuk oksidasi]/[bentuk reduksi]
Elektroda Hidrogen Standar
(Eo H2)
E° H2 diukur pada 25° C, 1 atm dan {H+} = 1 molar yaitu sebagai berikut:
 2H+(aq, 1 M) + 2e  H2(g, 1 atm) Eorujukan = 0 volt
 H2(g, 1 atm)  2H+(aq, 1 M) + 2e –Eorujukan = 0 volt

E° H2 biasa digunakan untuk menentukan potensial elektroda standar


zat lainnya.
 Logam sebelah kiri H : E° elektroda < 0
 Logam sebelah kanan H : E° elektroda > 0
KOROSI
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan
lingkungan yang korosif. Perkaratan atau korosi melibatkan O2 dan H2O.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi korosi
* Air dan kelembaban udara
* Elektrolit
* Permukaan logam yang tidak rata
* Terbentuknya sel elektrokimia
 Cara Memperlambat korosi
* Mengontrol atmosfer agar tetap lembab dan banyak oksigen
* Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara
(perlindungan mekanis)
* Perlindungan katodik
HK. FARADAY

Dengan :
G = massa zat
Q = muatan listrik
i = arus listrik
ME = massa ekivalen
Ar = massa atom relatif
pbo = perubahan biloks

Anda mungkin juga menyukai