Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PENENTUAN TITIK KABUT (CLOUD POINT), TITIK BEKU


(FREEZE POINT) DAN TITIK TUANG (PUR POINT)

5.1. Tujuan Praktikum


1. Mengetahui jika minyak mengalami penurunan tekanan dan suhu.
2. Menentukan titik kabut pada minyak mentah.
3. Menentukan titik beku pada minyak mentah.
4. Menentukan titik tuang pada minyak mentah.
5. Mengkonversi satuan suhu dari °C ke °F.

5.2. Teori Dasar


Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi
mengalami penurunan temperatur dan tekanan. Apabila hal ini tidak
diwaspadai, maka akan terjadi pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga
menghambat proses produksi karena minyak tidak lagi mengalir. Kehilangan
panas ini akan menyebabkan suatu masalah yang akan menjadi besar
akibatnya apabila tidak segera teratasi.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, kita dapat mengambil sampel
minyak formasi dan mengadakan uji coba di laboratorium untuk mengetahui
titk kabut, titik beku, dan titik tuang dari minyak mentah tersebut. Definisi
dari titik kabut, titik beku dan titik tuang adalah sebagai berikut:
1. Titik kabut adalah dimana padatan mulai mengkristal atau
memisahkandiri dari larutan bila minyak didinginkan.
2. Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak mentah dapat
tertuang setelah mengalami pembekuan.
3. Sedang titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah
tidak dapat mengalir lagi.

42
43

Titik kabut dan titik tuang berfungsi untuk mendeterminasi jumlah


relatif kandungan lilin pada crude oil, namun tes ini tidak menyatakan
jumlah kandungan lilin secara absolut, begitu juga kandungan materi solid
lainnya di dalam minyak.
Dikarenakan pada transportasi minyak dari formasi ke permukaan
mengalami penurunan temperatur dan tekanan sehingga membuat kita harus
memperhatikan kapan minyak mengalami pembekuan dan cara bagaimana
supaya tidak terjadi proses pembekuan dengan mengetahui besar dati titik
kabut, titik beku, dan titik tuangnya.
Titik beku, titik tuang dan titik kabut dipengaruhi oleh komposisi
penyusun minyak. Maksudnya, pada minyak berat lebih banyak
mengandung padatan-padatan jika dibandingkan dengan minyak ringan yang
lebih banyak mengandung gas sehingga minyak berat yang lebih dulu
mengalami pembekuan dari pada minyak ringan. Jadi, untuk menghindari
pembekuan maka diusahakan agar temperatur minyak yang diproduksi tetap
stabil.
Titik beku suatu minyak memiliki angka temperatur yang lebih rendah
dibandingkan dengan angka temperatur titik tuang maupun titik kabutnya.
Dan titik kabut merupakan angka temperatur yang paling tinggi
dibandingkan titik tuang maupun titik beku.
Titik beku, titik tuang dan titik kabut dipengaruhi oleh komposisi
penyusun minyak. Maksudnya, seperti yang kita ketahui pada minyak berat
lebih banyak mengandung padatan-padatan apabila dibandingkan dengan
minyak ringan yang lebih banyak mengandung gas. Hal ini menyebabkan
minyak berat yang lebih dulu mengalami pembekuan dari pada minyak
ringan. Jadi, untuk menghindari pembekuan maka diusahakan agar
temperatur minyak yang diproduksi tetap stabil.
Dalam gambarannya sesuai dengan definisi titik tuang, titik kabut dan
titik beku di atas dapat diperkirakan bahwa titik kabut minyak memiliki
44

temperatur lebih rendah daripada titik kabutnya, dan titik kabut minyak
memiliki temperatur lebih rendah daripada titik tuangnya.
Setelah kita mendapatkan titik kabut, titik beku, dan titik tuang, kita
dapat mengantisipasi titik-titik dimana kemungkinan terjadinya pembekuan
sehingga dapat segera diantisipasi dengan memasang heater pada flow line,
atau dengan mengisolasi pipa-pipa untuk menjaga kestabilan temperatur.
Heater ialah alat yang dipasang pada pipa dimana minyak mengalir
kepermukaan pada saat produksi (flow line). Alat ini berfungsi sebagai
penstabilitas temperatur agar minyak yang diproduksi kepermukaan tidak
mencapai titik bekunya atau agar minyak tersebut tidak mengalami
pembekuan. Dengan kata lain menstabilitaskan temperatur agar tetap stabil
sejak direservoir hingga mencapai permukaan.
Sumur-sumur produksi biasanya memiliki jarak yang cukup jauh
antara sumur yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, akan lebih
efektif jika dibangun satu atau beberapa stasiun pengumpul untuk beberapa
lapangan produksi. Pada kasus ini, transportasi minyak menggunakan pipe
line merupakan salah satu alternatif terbaik untuk mengirim minyak dari
lapangan produksi menuju stasiun pengumpul dan dari stasiun pengumpul
menuju export station.
Untuk minyak yang memiliki titik tuang rendah, transportasi minyak
dari sumur produksi menuju stasiun pengumpul dan dari stasiun pengumpul
menuju export station relatif sederhana karena kondisi aliran dapat
diasumsikan isotermal, yaitu kondisi temperatur yang sama sepanjang aliran
pipa. Akan tetapi, pada aliran minyak yang memiliki titik tuang tinggi,
transportasi minyak menggunakan pipe line akan kompleks, karena alirannya
tidak isotermal.
Temperatur minyak akan turun di sepanjang aliran pipa karena adanya
transfer panas dari minyak ke lingkungan. Temperatur akan turun sampai di
bawah titik tuang minyak dan akan menyebabkan aliran minyak terhenti
45

akibat minyak berubah menjadi parafin. Agar minyak dapat


ditransportasikan dengan aman dari sumur produksi menuju stasiun
pengumpul kemudian ke export station, maka temperatur minyak harus
senantiasa berada di atas titik tuangnya.
Salah satu cara untuk mempertahankan temperatur minyak tetap di atas
titik tuangnya adalah dengan pemasangan alat pemanas. Bagi operator
lapangan minyak yang memiliki titik tuang tinggi, analisa yang baik
mengenai masalah penurunan tekanan dan temperatur di sepanjang aliran
dalam sistem jaringan pipa akan sangat membantu dalam memperkirakan
ukuran diameter pipa, daya pompa serta jumlah panas yang dibutuhkan dan
lokasi sistem pemanas untuk memastikan minyak akan mengalir ke tempat
tujuan tanpa mengalami pembekuan, sehingga pada akhirnya diperoleh
sistem transportasi minyak titik tuang tinggi yang paling ekonomis.
46

5.3 Peralatan dan Bahan


5.3.1 Peralatan
1. Tube kaca sebagai tempat sampel

2. Termometer

Gambar 5.1. Tube Kaca sebagai Tempat Sampel


47

3. Penutup dari gabus

4. Bath sebagai tempat untuk mengkondisikan sampel

Gambar 5.3. Penutup Gabus


48

5.3.2. Bahan
1. Sampel minyak mentah

Gambar 5.4. Sampel Minyak Mentah

2. Es batu sebagai pendingin

Gambar 5.5. Es Batu


49

3. Air dan garam

Gambar 5.6. Air

Gambar 5.6. Garam


50

5.4 Waktu dan Tempat Praktikum


Hari : Selasa
Tanggal : 19 Desember 2017
Waktu : 17.00 – 22.00 WITA
Tempat : Kampus STT MIGAS BALIKPAPAN KM. 8

5.5 Prosedur percobaan


Percobaan dilakukan dengan melakukan pengamatan untuk titik kabut
dan titik beku terlebih dahulu, baru dikondisikan untuk menentukan titik
tuang.

5.5.1 Titik Kabut dan Titik Beku


1. Ambil sampel dan masukkan ke dalam tube sampai garis batas.
2. Siapkan es batu kemudian ditambahkan garam secukupnya untuk
menjaga agar es batu tidak cepat mencair.
3. Masukkan termometer.
4. Amati temperatur dan kondisi sampel yang diteliti setiap 3 menit.
5. Laporkan pembacaan temperatur (dalam Celcius atau Fahrenheit) pada
saat terjadinya kabut dan lanjutkan sampai sampel diyakini membeku.

5.5.2 Titik Tuang


1. Setelah didapatkan titik beku, maka percobaan dilanjutkan untuk
menentukan titik tuang.
2. Keluarkan tube yang berisi sampel dari dalam bath pada kondisi sampel
masih membeku.
51

3. Diamkan pada temperatur permukaan.


4. Amati perubahan temperatur pada saat seluruh permukaan sampel dapat
dituangkan. Laporkan temperatur tersebut sebagai titik tuang.
5.6 Analisa dan Perhitungan
5.6.1 Analisa

Tabel 5.1. Parameter data umum dan data kelompok

Parameter Sampel Umum Sampel Kelompok


Titik Kabut 20oC = 68oF 29,8oC = 85,64oF
Titik Beku 4,8oC = 40,64oF 22,7oC = 72,9oF
Titik Tuang 14,8oC = 58,64oF 26,9oC = 80,42oF

Tabel 5.2. Konversi Temperatur Sampel Data Umum dan Kelompok


SAMPEL
Parameter Data Umum Data Kelompok
o o o o
C F K Rn C F K Rn
Titik Kabut 20 68 293 528 29,8 85,64 302,8 545,6
Titik Beku 4,8 40,64 277,8 500,64 22,7 72,9 295,7 532,9
Titik Tuang 14,8 58,64 287,3 518,64 26,9 80,42 80,42 540,4

Tabel 5.3. Titik kabut, titik beku, dan titik tuang dari data tiap kelompok

KELOMPOK Titik Kabut (oF) Titik Tuang(oF) Titik Beku (oF)

1&2 85,4 73,9 80,42


3&4 83,66 66,56 77,36
5 82,04 75,92 82,76
6 82,04 75,92 82,76
5.6.2 Perhitungan
1. Sampel Umum
a. Titik Kabut = 20 oC

 o
F = ( 95 x 20 )+ 32 = 68 oF

 K = 20+ 273 = 293 °K


52

 Rn = 68 + 460 = 528 °Rn

b. Titik Beku = 4,8 oC

 o
F = ( 95 x 4,8)+32= 10,64 Fo

 K = 4,8 + 273 = 277,8 ° K


 Rn = 10,64+ 460 = 500,64 ° Rn

c. Titik Tuang = 14,68 oC

 o
F = ( 95 x 14,68)+32 = 58,64 oF

 K = 14,68 + 273 = 287,3 °K


 Rn = 58,64 + 460 = 518,64 °Rn

2. Data Kelompok
a. Titik Kabut = 29,8 oC

 o
F = ( 95 x 29,8)+ 32 = 85,64 oF

 K = 29,8 + 273 = 302,8 °K


 Rn =85,64 + 460 = 545,64 °Rn

b. Titik Beku = 22,74 oC

 o
F = ( 95 x 22,74 )+32 = 72,9 oF

 K = 22,74 + 273 = 295,74 °K


 Rn = 72,9+ 460 = 532,9 °Rn

c. Titik Tuang = 26,9oC


53

 o
F = ( 95 x 26,9)+32 = 80,42oF

 K = 26,9 + 273 = 299,9 °K


 Rn = 80,42+ 460 = 540,42 °Rn

5.7 Pembahasan
Menentukan titik kabut, titik tuang serta titik beku pada minyak
mentah sangat diperlukan, agar kita dapat mengetahui kapan titik kabut, titik
tuang dan titik beku pada suatu minyak terjadi. Kita perlu mengetahui kapan
minyak mentah akan mulai mengkristal, kapan minyak mentah masih dapat
dituangkan dan kapan minyak mentah akan mengalami pembekuan. Dengan
kata lain, titik kabut dan titik tuang digunakan untuk mendeterminasi jumlah
relatif kandungan lilin pada crude oil. Dan titik beku itu sendiri digunakan
agar kita mengetahui kapan minyak mentah akan mengalami pembekuan.
Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi
mengalami penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak di waspadai, maka
akan terjadi pembekuan minyak di dalam pipa. Jika pipa tersumbat karena
pembekuan, minyak yang kita produksi tidak bisa lagi mengalir.
Kehilangan panas ini akan menyebabkan suatu masalah yang akan
menjadi besar akibatnya apabila tidak segera diatasi. Untuk mengatasi hal
tersebut, kita dapat mengambil formasi sampel minyak dan dilakukan uji
coba di laboratorium untuk menentukan titik kabut, titik beku, dan titik
tuang.
Setelah kita mendapatkan titik kabut, titik beku, dan titik tuang, kita
dapat mengantisipasi titik-titik dimana kemungkinan terjadinya pembekuan
sehingga dapat segera diantisipasi dengan memasang heater pada flow line,
atau dengan mengisolasi pipa-pipa untuk menjaga kestabilan temperatur.
Dari data-data perhitungan telah dilakukan sebelumnya, kemudian
diplotkan ke dalam suatu grafik, dimana dijelaskan besar dari titik kabut
54

(cloud point), titik beku (freese point), dan titik tuang (pour point) dari suatu
minyak mentah dari data masing-masing kelompok.

Grafik 5.1. Data Kelompok vs Titik Kabut, Titik Beku & Titik Tuang

90

80

70

60
Temperature 0F

50

40 titik
kabut
30 titik
beku
20

10

0
1 2 3 4 5 6
Kelompok

Grafik 5.2. Data Kelompok + Umum vs Titik Kabut, Titik Beku & Titik Tuang
55

90
8085.64 85.64 83.66 83.66
80.42 80.42 82.76
82.04 82.76
82.04
70 77.36 77.36 75.92 75.92
72.9 72.9
66.56 66.56 68

Temperature 0F
60
50 58.64

40 titik kabut
titik beku
30
titik tuang
20
10
10.64
0
1 2 3 4 5 6 7
Kelompok dan Umum

Jika dilihat dari hasil perhitungan yang kemudian diplot ke dalam


suatu grafik, baik data umum maupun data kelompok, dapat kita ketahui
bahwa titik kabut memiliki temperatur tertinggi, dan titik beku memiliki
temperatur terendah sedangkan titik tuang memiliki temperatur di antara
keduanya (antara titik kabut dan titik beku).

5.8 Kesimpulan
1. Diperoleh harga titik kabut 85,64°F, titik beku 72,9°F dan titik tuang
80,42°F
2. Faktor yang mempengaruhi titik kabut,titik tuang dan titik beku
adalah komposisi penyusun minyak itu sendiri.
3. Semakin berat minyak tersebut semakin cepat beku.
4. Titik beku lebih kecil dari titik tuang.
5. Penentuan titik kabut, beku, tuang dari minyak pada sumur produksi
penting karena mencegah terjadinya penurunan produksi.

Anda mungkin juga menyukai