Anda di halaman 1dari 3

5.

6 PEMBAHASAN
Pratikum minggu pertama acara pertama berjudul Penetuan Titik Nyala
flash point) dan titik bakar (fire point) dari crude oil yang bertujuan untuk
menentukan titik nyala dan titik bakar minyak mentah serta untuk mengtasi
terbakarnya fluida yang menalir pada flowline. Titik nyala adalah suhu terendah di
mana suatu zat (minyak atau uap minyak) dan produk yang terkandung mengalami
kontak dengan udara akan menyala ketika terkena percikan api, lalu mati kembali.
Titik bakar adalah suhu terendah di mana suatu zat, yaitu uap minyak, dan segala
produk yang terkandung di dalamnya akan menyala dan terbakar secara terus
menurus setelah mengalami kontak dengan api pada kondisi tertentu, misalnya
dalam kondisi ruangan terbuka yang tentu saja mengandung banyak oksigen yang
dapat menghantarkan panas dan memicu api untuk menyala.
Prinsip percobaan pada pratikum kali ini yakni pemanasan secara konveksi.
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar yang disertai dengan
perpindahan bagian-bagian zat itu.
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu tag closed
taster, thermometer, korek api, gas dan air. Tag closed taster berfungsi untuk
menentukan titik nyala ataupun titik bakar suatu minyak mentah.
Prosedur percobaan kali ini yaitu mengisi bath air hingga penuh atau
tumpah, hal ini dilakukan untuk minyak yang mempunyai titik nyala rendah
digunakan cairan yang berupa campuran air dengan ethylene glikol atau cairan
dengan viskositas yang rendah dan mempunyai titik beku yang rendah pula.
Selanjutnya adalah menyalakan test flame, mengatur nyala pada test flame sehingga
mencapai ukuran sebesar bead yang terdapat pada penutup, mengatur pula kenaikan
temperatur sebesar 1 °F setiap 30 detik. Jika temperatur sampel di dalam test cup
10°F di bawah titik nyala yang diperkirakan, maka menyulutkan test flame pada
mangkok dengan interval tertentu hingga penyulutan test flame padam, dan
mencatat temperatur pada termometer. Lalu, menentukan titik bakar dengan
melanjutkan pemanasan dan menyulutkan test flame hingga sampel terbakar lima
detik atau ditandai dengan membesarnya api pada test flame dan mencatat
temperaturnya sebagai titik bakar.
Berdasarkan percobaan yang dilakuan di peroleh hasil titik nyala sampel A
sebesar 45 °C (konversi ke Fahrenheid sebesar 113°F) dan titik bakar sebesar 51 °C
(123,8 °F). Titik nyala pada sampel B sebesar 30°C (86°F) dan titik bakar sebesar
37 °C (98,6 °F). Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa minyak mentah sampel C lebih mudah terbakar dibandingkan dengan
sampel B karena sampel C memiliki titik nyala dan titik bakar yang lebih rendah
dibandingkan dengan sampel B. Titik bakar dan titik nyala yang tinggi menandakan
nilai SG yang besar dan nilai °API yang rendah, begitupun sebaliknya.
Aplikasi lapangan dari penentuan titik nyala dan titik bakar yang utama
untuk safety. Selain itu, juga bertujuan untuk mendesain peralatan produksi
terutama pada flowline dan storage tank agar tidak terjadi problem saat kegiatan
produksi berlangsung. Penentuan titik bakar dan titik nyala digunakan sebagai
patokan untuk menjaga suhu minyak tetap di bawah titik nyala dan titik bakar serta
menjaga suhu minyak tetap di atas titik beku. Selain itu, juga berfungsi untuk
mengetahui kualitas minyak dimana jika titik nyala dan titik bakarnya semakin
rendah maka minyak akan semakin ringan. Pencegahan kebakaran dapat dilakukan
dengan memasang hydrant di area rawan kebakaran, mempertebal pipa-pipa di
surface facilities serta mengecat pipa-pipa/alat produksi dengan cat yang bersifat
isolator terhadap panas, seperti cat warna kuning dan cat warna putih.
5.7 KESIMPULAN
1. Pratikum kali ini diberi judul Penentuan Titik Nyala (flash Point) dan
Titik Bakar Fire Point).
2. Tjuan percobaan kali ini yaitu untuk menentukan titik nyala dan titik
bakar minyak mentah serta untuk mengtasi terbakarnya fluida yang
mengalir pada flowline.
3. Prinsip pengujian pada pratikum kali ini yaitu pemanasan secara
konveksi. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar
yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian zat itu.
4. Hasil percobaan :
 Sampel A
Titik Nyala = 113°F
Titik Bakar = 123,8 °F
 Sampel B
Titik Nyala = 86°F
Titik Bakar = 98,6 °F
5. Aplikasi lapangan dari penentuan titik nyala dan titik bakar yang utama
untuk safety. Selain itu, juga bertujuan untuk mendesain peralatan
produksi terutama pada flowline dan storage tank agar tidak terjadi
problem saat kegiatan produksi berlangsung. Penentuan titik bakar dan
titik nyala digunakan sebagai patokan untuk menjaga suhu minyak tetap
di bawah titik nyala dan titik bakar serta menjaga suhu minyak tetap di
atas titik beku. Selain itu, juga berfungsi untuk mengetahui kualitas
minyak dimana jika titik nyala dan titik bakarnya semakin rendah maka
minyak akan semakin ringan.
6. Pencegahan pembakaran yang dapat dilakukan yaitu :
 Memasang hydrant di area rawan kebakaran
 Mempertebal pipa-pipa di surface facilities
 Mengecat pipa-pipa/alat produksi dengan cat yang bersifat isolator
terhadap panas, seperti cat warna kuning dan cat warna putih.

Anda mungkin juga menyukai