Anda di halaman 1dari 18

Titik Nyala – Titik Api

&
Titik Asap
Kelompok –
- Jonathan Partogi Silalahi
- M.Dandy Faiqdzaki Irawan
- Raina Khoirunisa Zain
- Tiara Reska
Topic Bahasan
• Tujuan
• Dasar Teori
• Alat & Bahan
• Prosedur Percobaan
• Data Pengamatan
• Analisa Percobaan
• Kesimpulan
Tujuan Praktikum Titik Nyala, Titik Api
dan Titik Asap
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa mampu :
• Menjelaskan pengertian dan peranan titik nyala, titik api dan ◦API
Gravity solar, bensin dan minyak tanah.
• Menentukan titik nyala, titik api dan "API Gravity yang dimiliki
oleh solar, bensin dan minyak tanah
• Menjelaskan metode smoke point (titik asap) dan peranannya
dalam analisis minyak bumi
• Mampu mengoperasikan alat smoke point apparatus
• Menentukan smoke point pada masing-masing sampel minyak bumi
Dasar Teori
Metoda yang banyak dipakai untuk melakukan pemeriksaan
terhadap minyak dan produknya adalah :
1. ASTM (American Society for Testing Material)
2. API (American Petroleum Isntitute)
3. IP (Institute du Petrol)
4. ISI (Indian Specification Institute)
Dasar Teori
Macam-macam pemeriksaan rutin yang dilakukan di laboratorium
dimaksudkan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian pada
proses dan operasi pengilangan terutama menyangkut kualitas produk
yang dihasilkan. Pemeriksaan rutin tersebut antara lain meliputi :
1. °API Gravity dan Berat Jenis (Specific Gravity)
Berat jenis dan °API Gravity menyatakan densitas atau berat
persatuan volume sesuatu zat. °API dapat diukur dengan Hidrometer
(ASTM D-287), sedangkan berat jenis dapat ditentukan dengan
piknometer (ASTM D-941 dan D-1217). Pengukuran API Gravity
dengan hidrometer dinyatakan dengan angka 0 s/d 100. Hubungan
"API Gravity dengan berat jenis adalah sebagai berikut:
Dasar Teori

Satuan berat jenis dapat dinyatakan dengan lb/gal atau lb/barrel atau /ton,
Tujuan dilaksanakan pemeriksaan terhadap "API Gravity dan berat jenis
adalah untuk indikasi mutu minyak. Makin tinggi "API atau makin rendah
berat jenis maka minyak tersebut makin berharga, karena banyak
mengandung bensin. Sebaliknya makin rendah API maka mutu minyak
makin rendah, karena lebih banyak mengandung lilin.
Minyak yang mempunyai berat jenis tinggi berarti minyak tersebut
mempunyai kandungan panas (heating value) yang rendah, dan sebaliknya
bila minyak mempunyai berat jenis rendah berarti memiliki kandungan
panas yang tinggi.
Dasar Teori
2. Titik Nyala dan Titik Api
Titik nyala (Flash Point) adalah suhu dimana uap yang berada di atas
minyak dapat menyala sementara atau akan meledak seketika kalau ada
api, sedangkan titik api (Fire Point) adalah suhu dimana uap yang berada
di atas minyak akan cepatterbakar seluruhnya secara terus menerus.
Titik nyala dan titik api menunjukkan indikasi jarak titik didih, dimana
pada suhu tersebut minyak akan aman untuk dibawa tanpa adanya
bahaya terhadap api (tidak terjadi kebakaran). Peralatan yang umum
dipakai untuk pemeriksaan titik nyala dan titik api adalah Open Cup
(ASTM-D92) dan Pensky-Marten (ASTM-D93) untuk pemeriksaan
minyak-minyak berat, sedangkan peralatan Tag-Tester (ASTM D56)
dipakai untuk pemeriksaan minyak-minyak ringan.
Dasar Teori
Minyak-minyak berat yang akan diperiksa dipanaskan pada kecepatan 10 "F per
menit, sedangkan untuk minyak-minyak ringan pada kecepatan 1,8 "F/menit. Pada
tiap pemeriksaan, nyala api dimasukkan ke dalam uap selama selang waktu 30
detik, lalu suhu dicatat.
3. Titik Asap (Smoke Point)
Titik asap (smoke point) didefinisikan sebagai tinggi nyala maksimum dala
millimeter di mana kerosin terbakar tanpa timbul asap apabila ditentukan dalam
alat uji baku pada kondisi tertentu (IP 57). Disamping dikenakan kepada kerosin, uji
titik asap juga dikenakan kepada bahan bakar jet (ASTM D 1322-90). Titik asap
ditentukan dengan cara membakar contoh kerosin atau bahan bakar jet dalam
lampu titik asap. Nyala dibesarkan dengan jalan menaikkan sumbu sampai timbul
asap, kemudian nyala dikecilkan sampai asap tepat hilang. Tinggi nyala dalam
keadaan terakhir ini dalam millimeter adalah titik asap contoh. Asap terutama
disebabkan oleh adanya senyawa aromat dalam bahan minyak.
Dasar Teori
Kepentingan smoke point dalam praktek ialah untuk menentukan
kualitas kerosin yang penggunaan utamanya ialah sebagai bahan
bakar lampu penerangan. Kerosin yang baik harus mempunyai titik
asap yang tinggi, sehingga nyala api bahan bakar kerosin ini dapat
dibesarkan dengan kecenderungan untuk memberikan asap yang kecil.
Karena kerosin terutama digunakan sebagai bahan bakar lampu
untuk penerangan, maka salah satu sifat yang terpenting bagi kerosin
ialah bahwa kerosin harus dapat memberikan intensitas terang nyala
yang tinggi dan sedikit mungkin memberikan asap yang dapat
mengganggu lingkungan. Uji baku yang berkaitan dengan ini ialah uji
titik asap (ASTM D 1322; IP 57).
Dasar Teori
Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk
bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran
tinggi (diatas 1.000 Rpm), yang juga dapat dipergunakan
sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-
dapur kecil, yang terutama diinginkan pembakaran yang
bersih. Uji baku yang berkaitan dengan ini ialah uji titik asap.
Alat dan Bahan
Titik Nyala, Titik Api dan Titik Asap
- Bahan Yang Digunakan
1. Solar
2. Kerosin
- Alat Yang Digunakan.

1. Furnace
2. Termometer
3. Beaker
4. Smoke Point Apparatus
Prosedur Percobaan
Percobaan Titik Nyala & Titik Api

1. Menyiapkan dan Menyusun rangkaian alat

2. Menyiapkan sampel berupa solar dan kerosin

3. Mendinginkan sampel dengan batu es hingga diperoleh suhu antara 5-20°c

4. Menuangkan sampel pada cawan yang ada di furnace

5. Menghidupkan sumber api dan furnace serta meletakkan termokopel sebagai


alat pengukur suhu

6. Mengamati dan mencatat temperatur pada saat terjadinya percikan api (flash
point) dan pada saat api menyala (fire point)
Prosedur Percobaan
Percobaan Titik Asap

1. Menyiapkan dan membersihkan alat yang digunakan

2. Menyiapkan sampel berupa solar dan kerosin

3. Merendam sumbu kedalam cairan sampel selama ±5 menit

4. Mengisi candle dengan sampel sebanyak 25 ml

5. Memasang sumbu pada wick tube (tabung sumbu) dan meratakan permukaan sumbu

6. Memasang tabung sumbu dan tabung sampel pada alat

7. Menghidupkan api pada sumbu hingga nyala api konstan

8. Mengatur ketinggian sumbu hingga terlihat asap melalui cerobong

9. Mengamati dan nyala api serta ketinggian api melalui skala yang ada pada alat
Data Pengamatan
Titik Nyala dan Titik Api

Sampel Suhu Awal Titik Nyala Titik Api

Solar 13,5 °C 86,8 °C 105,6°C

Kerosin 13,5 °C 50,5°C 50,5°C

Titik Asap
Sampel Titik Titik Titik
Maksimum Minimum Asap

Solar 25 mm 8,5 mm 19,5 mm

Kerosine 23 mm 13 mm 19,5 mm
Analisa Percobaan
Titik Nyala dan Titik Api
Percobaan kali ini yaitu percobaan menentukan titik nyala dan titik api.
Sampel yang digunakan yaitu solar dan kerosine. Sampel didinginkan terlebih
dahulu hingga suhhu mencapai 5 – 20 °C.
Pada Pecobaan solar titik nyala yang diproleh pada suhu 86,8 °C dan Titik
Api 105,6 °C, Sedangkan secara teori titik nyala solar adalah 52 °C
Pada Percobaan Kerosine titik nyala yang diproleh pada suhu 50,2 °C dan
Titik Api nya juga 50,2 °C dikarenakan nyala diwaktu bersamaan, Sedangkan
secara teori titik nyala dari kerosine adalah 38 °C ke atas.
Titik nyala digunakan untuk mengetahui sampai mana temperatur berada di
titik aman atau ketahanan dari bahan bakar terhadap kebakaran dan
penyimpanan bahan bakar.
Analisa Percobaan
Titik Asap
Percobaan kali ini yaitu penentuan smoke point atau titik asap. Pada
praktikum ini bahan yang diuji dan sampel adalah Solar dan Kerosine.
Pada saat menganalisa sampel Solar didapatkan titik maksimum dan titik
minimum sebesar 25 mm dan 8,5 mm. Titik asap nya adalah 14,5 mm
Pada saat menganalisa Sampel Kerosine didapatkan titik maksimum dan titik
minimum nya sebesar 23 mm dan 13 mm. Titik asap nya adalah 19,5 mm
Menurut SK Dirjen Migas tahun 2020 tentang standar dan mutu BBM jenis
minyak tanah yang dipasarkan dalam negri memiliki spesifikasi titik asap 15
mm Serta menurut SK Dirjen Migas tahun 2016 dan 2019 tentang bahan
bakar solar tidak terdapat adanya titik asap.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Titik nyala pada suatu bahan bakar sangat perlu diketahui agar dapat mengetahui
temperatur aman dari suatu bahan bakar dan ketahanan terhadap kebakaran.
2. Nilai titik nyala dan titik api yang diproleh :
- Solar = 86,8 °C dan 105,6 °C
- Kerosine = 50,5 °C dan 50,5 °C

3. Titik asap (smoke point) adalah titik nyala maksimum yang dihasilakan oleh lampu
standar tanpa adanya jelaga dalam satuan milimeter (mm)
4. Titik asap solar dan kerosine adalah 19,5 mm dan 19,5 mm
5. Semakin tinggi titik asap darai kerosinr maka makin baik mutu daripada kerosine
tersebut
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai