56
57
jumlah C1–C4 semakin banyak, dengan semakin banyak gas, semakin rendah titik
nyala dan titik bakarnya, maka akan semakin mudah terbakar produk petroleum
yang akan diproduksi.
Minyak bumi yang memiliki flash point (titik nyala) terendah akan
membahayakan, karena minyak tersebut mudah terbakar, apabila minyak
tersebut memiliki titik nyala tinggi juga kurang baik, karena akan susah
mengalami pembakaran. Jika ditinjau dari segi keselamatan, maka minyak yang
baik mempunyai nilai flash point (titik nyala) yang tinggi karena tidak mudah
terbakar. Akan tetapi, jika ditinjau dari segi profit (keuntungan) minyak dengan
nilai flash point (titik nyala) yang rendah mempunyai nilai jual yang tinggi,
karena tidak mengandung residu atau lilin.
Flash point (titik nyala) ditentukan dengan jalan memanaskan sampel
dengan pemanasan yang tetap. Setelah tercapai suhu tertentu, nyala penguji atau
test flame diarahkan pada permukaan sampel. Test flame ini terus diarahkan pada
permukaan sampel secara bergantian sehingga mencapai atau terjadi semacam
ledakan karena adanya tekanan dan api yang terdapat pada test flame akan mati.
Inilah yang disebut flash point (titik nyala). Sedangkan, penentuan fire point
(titik bakar) ini sebagai kelanjutan dari flash point dimana apabila contoh akan
terbakar/menyala kurang lebih lima detik maka lihat suhunya sebagai fire point
(titik bakar).
Penentuan titik nyala tidak dapat dilakukan pada produk-produk yang
volatile seperti gasoline dan solvent – solvent ringan, karena mempunyai flash
point (titik nyala) di bawah temperatur atmosfer normal.
Flash point (titik nyala) dan fire point (titik bakar) juga berhubungan
dengan SG minyak mentah dan juga oAPI-nya. Semakin tinggi titik nyala (flash
point) dan titik bakar (fire point) dari suatu minyak mentah, maka minyak
tersebut tidak mudah terbakar (unflameable). Jika tidak mudah terbakar, berarti
SG minyak tersebut tinggi, sedangkan oAPI kecil. Sehingga minyak tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai minyak berat, karena banyak mengandung fraksi
58
berat (residu atau lilin). Dan begitu juga sebaliknya, jika titik nyala (flash point)
dan titik bakar (fire point) rendah, maka minyak tersebut mudah terbakar
(flameable) karena di dalam minyak tersebut terdapat fraksi ringan (gas).
6.5.2 Perhitungan
1. Data Umum
a. Titik Nyala
2. Data Kelompok
a. Titik Nyala
Tabel 6.3 Titik Nyala dan Titik Bakar dari Data tiap Kelompok
Data Kelompok 1 2 3 4 5 6
Titik Nyala (F) 177,4 177,4 180,3 180,3 170,4 170,4
Titik Bakar (F) 207,7 207,7 204,3 204,3 198,3 198,3
6.6 Pembahasan
Titik nyala dapat diamati apabila dilakukan penyulutan, sampel akan
menyala beberapa saat saja. Sedangkan titik bakar terjadi bila nyala yang
63
terjadi akibat adanya gesekan antara minyak dengan flowline, sehingga kita dapat
melakukan pencegahan lebih dini.
Dari analisa dan perhitungan di atas juga disertakan data dari tiap
kelompok, kemudian diplotkan ke dalam suatu grafik seperti di bawah ini :
Gambar 6.5 Grafik Penentuan Titik Nyala dan Titik Bakar Dari Data Tiap Kelompok
150
titik bakar
100
50
0
1 2 3 4 5 6
Kelompok
Jika kita perhatikan grafik di atas, nilai dari titik bakar lebih besar dari
pada titik nyala. Pada data kelompok 1, titik nyala sama dengan 177,480F dan titik
bakar sama dengan 207,70F. Pada data kelompok 2, titik nyala sama dengan
177,40F dan titik bakar sama dengan207,70F. Pada data kelompok 3 dan 4, titik
nyala sama dengan 18,030F dan titik bakar sama dengan 204,30F. 210,92oF. Pada
data kelompok 5 dan 6, titik nyala sama dengan 170,4 oF dan titik bakar sama
dengan 198,3oF. Dari data di atas, kelompok 3 dan 4 memiliki titik nyala yang
paling besar dibandingkan dengan kelompok yang lain sehingga nilai SG tinggi,
dan 0API-nya kecil maka tergolong minyak berat dan tidak baik untuk diproduksi
karena banyak mengandung residu dan lilin yang akan menghambat laju produksi
apabila diproduksikan karena minyak tersebut akan cepat mengkristal apabila
adanya perubahan tekanan dan temperatur. Sedangkan kelompok 1 memiliki titik
65
nyala dan titik bakar terendah, sehingga nilai SG rendah, dan 0API-nya besar
maka tergolong minyak ringan dan sangat baik untuk diproduksi karena tidak
mengandung residu dan lilin melainkan partikel ringan dan gas.
6.7 Kesimpulan
1. Titik nyala < titik bakar
2. Menentukan fire point merupakan kelanjutan flash point
66