TEORI DASAR
bor dengan membentuk sebuah lintasan pemboran untuk menuju target pemboran.
tertentu kemudian diarahkan atau dibelokkan ke suatu target dengan arah dan
sudut tertentu.
permukaan dan jarak antara lokasi permukaan dengan terget. Selain itu juga
pemboran yang tepat pada suatu lapangan yaitu dengan cara mengevaluasi
terlebih dahulu kondisi struktur lapisan di bawah permukaan tanah yang akan
tembus.
mencapai formasi yang dituju tanpa harus menembus formasi yang tidak ingin
dilewati. Pemboran berarah memiliki resiko operasi yang lebih tinggi dibanding
operasi pemboran sumur vertikal. Oleh karena itu diperlukan program drilling
yang baik, effisien dan efektif sehingga operasi berjalan dengan resiko yang lebih
11
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
12
kecil. Selain itu beberapa alasan seperti alasan ekonomi, geologi dan topografis
faktor seperti :
yang dijadikan sebagai lokasi pemboran akan mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit jika dilakukan pemboran secara vertikal. Selain itu, jika dilakukan
peralatan.
biaya pengadaan sarana pemboran yaitu biaya pembuatan platform dan peralatan
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
13
lapisan yang tidak dapat dicapai dengan cara yang biasa (Gambar 3.1). Pemboran
Gambar 3.1
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
14
permukaan bumi sehingga sulit untuk memperoleh cadangan minyak dan gas
a. Daerah Patahan
serta sudut kemiringan terhadap lubang bor pada pemboran berarah (Gambar 3.2).
Gambar 3.2
b. Kubah Garam
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
15
perusahaan. Dalam situasi seperti ini akan lebih baik untuk menghindari formasi
Gambar 3.3
(Gambar 3.4).
Gambar 3.4
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
16
(Gambar 3.5).
Gambar 3.5
Gambar 3.6
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
17
d) Menyimpang dari garis lurus, hal ini disebabkan adanya fish yang
3.7)
Gambar 3.7
topografis, target pemboran, ekonomis dan segi teknis lainnya. Umumnya sumur
Pada tipe ini merupakan profil sumur yang umum dan paling sederhana.
Titik belok (KOP) lubang sumur dilakukan pada kedalaman yang relatif dangkal
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
18
dan bila sudut kemiringan dan arah yang diinginkan didapat, maka sudut ini dapat
memperbesar sudut kemiringan dan sesuai dengan Build Up Rate (BUR) yang
Type I ( J )
Gambar 3.8
dikembalikan ke vertikal. Tipe ini biasa disebut dengan tipe S dimana harus
menaikkan, mempertahankan dan menurunkan sudut (Build up, Hold up dan Drop
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
19
Off), karena pada pelaksanaan semakin bertambahnya sudut deviasi pada lubang
bor mengakibatkan gesekan antara drill pipe dan casing (Gambar 3.9).
Type II ( S )
Gambar 3.9
permukaan dan jarak antar lokasi permukaan dengan sasaran atau formasi
produktif. Misalnya apabila jarak sasaran tidak begitu jauh dari sumbu vertikal
yang melalui mulut sumur, maka dipilih tipe belok di kedalaman yang cukup
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
20
dalam. Lain halnya apabila jarak sasarannya jauh dari sumbu vertikal tadi, maka
Gambar 3.10
perbedaan dengan yang direncanakan semula, kemiringan lubang bor dapat terjadi
memiliki ketebalan dan kekerasan yang berbeda-beda. Hal lain yang terdapat
digunakan dalam membuat lubang sumur. Dari alasan tersebut maka secara umum
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
21
dan sebaliknya, akan menyebabkan pahat ditahan dengan berat sebelah pada
kedua sisinya, sehingga pahat akan terperosok ke salah satu sisi dan
mengakibatkan lubang bor menyimpang dari sasaran semula. Teori ini disebut
bidang perlapisan yang miring maka lubang bor akan cenderung untuk tegak lurus
pada bidang perlapisan. Penembusan pahat bor pada formasi akan meninggalkan
suatu baji kecil yang dapat bertindak sebagai miniature whipstock yang dapat
Bit walk adalah kecenderungan bit untuk bergeser atau menyimpang dari
arah lintasan dengan mengikuti suatu bentuk lintasan yang berputar. Untuk
menentukan arah bit walk, perlu dipertimbangkan putaran drill string dan
perubahan susunan BHA. Biasanya dipengaruhi oleh torsi muka bit, gesekan pada
kelengkungan, beban pada pahat (WOB) yang berlebihan sehingga drill collar
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
22
bawah permukaan yang dipasang pada rangkaian drill string sehingga diperoleh
suatu hasil yang baik dalam membentuk kemiringan dan arah dari lintasan lubang
yang aktif pada drill string yaitu sebagai bagian dari drill string yang
kemiringan dan sudut arah dapat dilakukan dengan mengatur arah atau
sudut tertentu. Pengaturan ini termasuk antara lain mengatur titik kontak, memilih
jarak penempatan stabilizer dari bit, memilih ukuran dan kelakuan drill collar
yang tertentu, mengatur WOB dan RPM, mengatur jarak stabilizer pertama dan
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
23
kedua dan lain-lain. Susunan BHA yang ternyata berhasil baik digunakan pada
suatu sumur, belum tentu baik diterapkan di sumur lain. Hal ini karena pengaruh
dasar di dalam pemilihan posisi BHA di dalam suatu pemboran berarah dibagi
lurus dari permukaan. Rangkaian ini umumnya disusun tegak lurus dari
permukaan sebelum titik belok (KOP) atau bagian setelah drop off section
Apabila formasi yang dibor lunak maka dianjurkan hal-hal sebagai berikut:
1. WOB rendah
2. ROP tinggi
Adanya beban pada bit menyebabkan bagian drill collar di atas stabilizer
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
24
bent sub dan nilai WOB yang terus diperhatikan. Untuk perubahan sudut build up
1. WOB tinggi
1. WOB kecil
perlahan akan menghasilkan penurunan sudut pada drop off section tergantung
1. WOB kecil
1. WOB besar
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
25
sangat minim, sehingga mengurangi efek dari pengungkitan dan efek bandul.
dan arah lubang bor karena hal ini juga dipengaruhi oleh lapisan formasi yang
jarak yang relatif dekat dengann menggunakan drill collar di dekat pahat.
BHA untuk setiap ukuran lubang bor. BHA yaitu peralatan pemboran yang
terdapat di antara Bit dan Drill pipe dengan pola susunan tertentu.
rangkaian BHA yaitu Drill Collar, Heavy Weight Drill Pipe, Drilling Jar, Mud
Motor, Stabilizer, Bit Sub, Float Sub, Cross Over dan Bent Sub.
3.4.3.1 Bit
Bit adalah bagian yang dipasang pada ujung rangkaian drill string yang
diberi beban dan diputar untuk menghancurkan batuan formasi guna mendapatkan
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
26
lubang bor. Pemilihan bit harus disesuaikan dengan karakter lapisan formasi agar
dapat memaksimalkan pemakaian suatu bit dengan jangka waktu yang lama dan
Ada beberapa macam bit yang biasa digunakan dalam pemboran yaitu:
roller cone bit, diamond bit dan PDC bit (polycrystaline Diamond Compact).
Roller cone bit dibedakan menjadi 2 macam yaitu Milled Tooth Bit dan Tungsten
Carbine Insert.
Tabel 3.1
Bentuk gigi yang panjang runcing Bentuk gigi yang pendek tumpul
limestone, dolomite dan sandstone yang keras. Cara kerja dari PDC adalah dengan
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
27
Gambar 3.11
Bit2
3.4.3.2 Stabilizer
keseimbangan bit saat di dalam lubang bor selama operasi pemboran berlangsung.
collar, untuk mengontrol kemiringan sudut dari bit dan sebagai alat reaming. Ada
Rotating blade stabilizer memiliki bentuk yang lurus atau spiral blade dan
juga bisa pendek dan panjang. Adapun tipe dari rotating blade stabilizer terbagi
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
28
biasanya dilapisi dengan tungsten carbide insert atau dengan bentuk hard
facing.
Gambar 3.12
limestone dan dolomite. Stabilizer ini terdiri dari selongsong karet dan mandrel.
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
29
3. Undergauge Stabilizer
membor lubang setelah rangkaian drill string ditarik ke permukaan dan juga
outside yang sedikit lebih kecil daripada diameter lubang bor atau diameter bit.
Berbeda dengan fullgauge stabilizer yang memiliki outside diameter sama dengan
Down Hole Motor (DHM) atau mud motor adalah motor yang digunakan
untuk menggerakkan bit. Penggerakkan utama dari motor ini adalah aliran fluida
lumpur pemboran yang dipompakan dari permukaan menuju motor melalui drill
1. Keuntungannya
konvensional.
2. Kekurangannya
Laju fluida lumpur harus bersih dari material kasar yang bersifat
abrasive.
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
30
memutar bit.
1. Turbine Motor
Turbine Motor adalah motor hydraulik tipe single stage maupun multi stage,
yang terdiri dari rangkaian sudut yang dipasang 45-50 derajat dari arah rotasi.
Sudut itu menghasilkan gaya sentrifugal hasil dari energi mekanik fluida.
Diameter turbine cukup kecil maka motor harus berputar dengan kecepatan tinggi,
sehingga motor ini cocok digunakan dengan PDC atau diamond bit. Motor ini
didesain untuk menghasilkan putaran yang tinggi sehingga laju alir yang dipompa
harus diatur supaya komponen di dalam motor tidak cepat rusak. Tipe motor ini
menyebabkan bit cepat aus, lintasan pemboran sering menyimpang dan biaya
pemeliharaan mahal.
pompa dengan rotor berbentuk helicoidal yang berperan sebagai rotor tersekat di
dalam stator. Jika fluida dialirkan maka rotor akan berputar untuk memberikan
jalan kepada fluida untuk mengalir. Rotor bergerak karena ada perbedaan tekanan
di dalam motor yang dihasilkan oleh lumpur. Makin besar ratio jumlah lobe pada
rotor maka torsi makin besar dan RPM pada rotor makin kecil.
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
31
RPM tinggi.
3. Perawatan sederhana
tinggi.
Adapun pengaturan posisi motor dan stabilizer serta sudut bent sub akan
membeikan efek pada pembentukan besar build up rate yang dicapai. Tiap-tiap
jarak dari bit ke stabilizer pertama, jarak dari stabilizer pertama ke bent sub, dan
jarak dari bent sub ke stabilizer kedua memberikan efek sudut tersendiri. Oleh
karena itu untuk mendesain suatu komposisi BHA harus disesuaikan dengan sudut
kemiringan lintasan lubang bor, sehingga lintasan lubang bor yang dibentuk
sesuai yang direncanakan. Ilustrasi downhole motor dapat dilihat pada gambar
3.13
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
32
Gambar 3.13
Downhole Motor2
Drill Collar adalah pipa pemberat yang berguna untuk memberikan beban
pada bit. Pada Drill Collar (DC) terdiri dari Non Magnetic Drill Collar (NMDC)
dan Short Non Magnetic Drill Collar (SNMDC). Berikut merupakan penjelasan
Non Magnetic Drill Collar (NMDC) sering disebut dengan Monel collar,
hal ini disebabkan NMDC sering terbuat dari stainless steel. Monel terdiri dari
70% nikel dan 30% tembaga. Fungsi dari NMDC adalah tempat penempatan
memberikan atau tidak mengganggu orientasi magnet bumi sehingga dapat dibaca
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
33
NMDC dan sering terbuat dari sebuah potongan NMDC. Short Non-Magnetic
Drill Collar biasanya digunakan diantara Down Hole Motor (DHM) dan
juga digunakan untuk mengunci Bottom Hole Assembly (BHA) khususnya dimana
HWDP adalah jenis drill pipe yang mempunyai berat 2-3 kali dari drill
Bit sub adalah subtitute yang pada kedua ujungnya berupa box, sehingga
bisa disambungkan langsung dengan bit dan stabilizer di dekat bit, baik yang
menggunakan motor maupun tidak menggunakan motor. Bit sub juga bisa
langsung menyambungkan antara bit dan drill collar. Panjang bit sub berkisar
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
34
Float sub terdiri dari float valve yang biasa dipasang di atas motor dan
berguna untuk mengantisipasi terjadinya aliran balik dari dalam formasi melewati
drill string. Bila terjadi aliran balik dari dalam formasi maka float sub ini akan
motor dan turbine. Bent sub tidak selalu digunakan dalam operasi pemboran,
adjustable bent housing dimana besar sudutnya dapat diatur di permukaan sesuai
dengan sudut yang diinginkan. Biasanya sudut bent sub berkisar antara 0˚-3˚.
Cross over terdiri dari pin dan box yang dipasang untuk menghubungkan
dua peralatan rangkaian yang memiliki diameter dan tool joint yang berbeda.
selongsongan (anvil), lalu menghasilkan gaya ke atas terhadap drill string bagian
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
35
bawah jar. Ada beberapa jenis jar yaitu jar mekanik, jar hidraulik dan jar
hidromekanik.
terdiri dari peralatan bit, steerable motor, MWD dan stabilizer. Sistem ini
dirancang untuk mengontrol laju penembusan bit sesuai arah dan kemiringan
lubang bor tanpa memerlukan tripping. Dengan teknologi yang berkembang pada
steerable terdapat:
Bent housing merupakan pengembangan dari bent sub yang dapat diatur
sudutnya. Bent housing bisa diatur di permukaan yang dipasang dekat bit. Bent
housing biasanya dijalankan saat sliding mode yaitu hanya motor saja yang
memberi putaran pada bit sehingga rangkaian BHA membentuk sudut. Sedangkan
saat rotating mode yaitu motor dan drill string memberi putaran sehingga
2. Stabilizer
dan di dekat bit. Stabilizer dapat dilepas dan dipasang sesuai dengan kebutuhan.
Stabilizer ini memberi efek fulcrum, sedangkan pada multi stabilizer berfungsi
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
36
3.4.4.1 Kekakuan
Setiap komponen BHA seperti DC, stabilizer, down hole motor, drilling
jar dan drill pipe mempunyai sifat tertentu diantaranya diameter dalam (ID),
diameter luar (OD), panjang, densitas batuan dan tegangan material saat ada
stabilisasi.
a. Prinsip Fulcrum
terhadap bit yaitu titik sentuh peralatan dengan dinding sumur yang terdekat
menjadi titik tumpu peralatan dan memberikan pergeseran pada arah bit sehingga
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
37
b. Prinsip Pendulum
lebih jauh dari bit maka dapat memperkecil kemiringan. Jarak dan ukuran
c. Prinsip Stabilisasi
telah dicapai dengan cara merangkai pola susunan BHA yang kekar untuk
seperti single magnetic shot, multi magnetic shot, gyroscope, MWD, LWD.
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
38
sumur)
Peralatan survey ini mencatat inklinasi sumur dan arah Utara magnet dari
lubang sumur. Prinsip alat ini adalah berupa pemotretan dimana sebuah kompas
dan unit pencatat sudut yang berbentuk cakram dipotret bersama oleh sebuah
kamera dan didapat penyimpangannya. Peralatan ini terdiri dari unit penentuan
Instumen ini tidak dapat mengukur jika ditempatkan di dalam pipa baja
atau casing. Karena medan magnet bumi telah mengganggu peralatan tersebut.
Peralatan survey ini berguna untuk merekam sejumlah data inklinasi dan
arah azimuth lubang sumur pada berbagai kedalaman dalam beberapa kali
pengukuran. Instrumen ini pada dasarnya merupakan modifikasi dari single shot
instrument dengan mengganti single frame camera dengan multi frame camera.
Peralatan ini diturunkan dengan wireline dari permukaan dan pencatatan hasil
survey-nya diperoleh ketika pemakaian rangkaian pipa bor ditarik keluar dari
lubang.
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
39
Arah Utara magnet (azimuth) yang sebagian besar dicatat oleh peralatan
survey yang banyak mengalami kesalahan akibat dari gangguan magnetis yang
disebabkan oleh beberapa casing pada sumur sekitarnya. Oleh karena itu untuk
mengatasi gangguan tersebut maka dipakai gyroscope, yang mana alat ini
Bagian dasar dari gyroscope adalah sebuah roda berat (weight wheel)
yang dapat berputar secara cepat dan dipasang pada dua buah gimbal yang saling
arahnya.
kemiringan dan sudut arah, selain itu MWD juga untuk mendeteksi zona
bor. Survey ini dapat dilakukan pada setiap saat yang dikehendaki, tetapi biasanya
dilakukan sebelum penambahan joint. Ada tiga jenis sistem transmisi MWD yaitu:
a. Negative Pulse
Negative pulse ini bekerja dengan suatu actuator yang membuka dan
menutup sebuah valve kecil dan akan menghasilkan gelombang tekanan dalam
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
40
keseimbangan dari sudut kemiringan (inklinasi) dan sudut arah (azimuth) adalah 3
sampai 5 menit.
b. Positive Pulse
Positive pulse dan actuator valve bekerja dengan membatasi aliran dari
yang lebih besar dari negative pulse hingga mudah dideteksi. Waktu yang
diperlukan untuk mentransmisikan data kurang lebih sama dengan waktu pada
negative pulse.
c. Continous Pulse
menghalangi aliran lumpur dan akan menghasilkan suatu fluktuasi tekanan yang
kontinu dalam tekanan di drill pipe. Prinsip kerja dari MWD adalah dengan
pada saat pemboran, yang mana tekanan pompa sedang diaktifkan. Aliran lumpur
yang melalui pipa bor digunakan untuk membentuk signal tekanan dengan
memasang suatu mekanisme yang dapat atau tidak memberikan tekanan terhadap
aliran lumpur. Informasi yang sampai ke permukaan berupa ada tidaknya signal
tekanan yang disusun dalam kode biner, kemudian diterima oleh pressure
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
41
pahat bor, untuk mengukur data dari formasi yang sedang dibor dan
berjalan. Prinsip LWD sama dengan prinsip kerja dari alat wireline logging
lainnya, tipe log yang mendasari alat ini adalah GR log, Density log, Neutron log,
dan resistivity.
(CDR), Compensated Density Neutron (CDN) dan perangkat keras yang dipasang
CDR dan CDN dapat dikombinasikan dengan rangkaian peralatan MWD dan
geosteering, karena MWD akan menginterpretasi data dasar lubang seperti beban
pada pahat, inklinasi, azimuth dan data pemboran lainnya. Sedangkan LWD akan
mengkorelasikan data yang berasal dari alat perekam yang dipasang di dasar
Data yang diperoleh adalah porositas dan data resistivitas dari air, batuan,
filtrate lumpur, serta temperatur formasi, tekanan formasi, saturasi air, saturasi
minyak, saturasi gas, jenis lapisan yang ditembus dan jenis lithologi di dalam
formasi.
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
42
3.5.6 Geosteering
formasi yang tipis. Dengan kata lain, geosteering dapat mengurangi resiko
terjadinya penyimpangan dari formasi yang diinginkan, karena alat ini memiliki
sensor LWD yang dekat dengan pahat yaitu sekitar 3-10 ft di atas mata bor.
Sensor LWD itu terdiri dari GR tool dan Resistivity tool yang akan
posisi pahat keluar dari lintasan yang telah direncanakan, maka dapat segera
diketahui dan dapat langsung di arahkan kembali ke sasaran awal. Selain itu
geosteering dilengkapi dengan alat sensor MWD, dimana alat tersebut dapat
secara langsung dan dapat dipantau di permukaan. Prinsip kerja alat ini sama
seperti LWD tetapi hasil pengukurannya jauh lebih akurat terletak sekitar 3-10 ft
dibelakang pahat bor, sedangkan MWD terletak sekitar 60-70 ft di belakang pahat
bor, sehingga dengan geosteering dapat mengetahui posisi shale atau sand serta
dengan perencanaan.
bor, sehingga bisa mencegah pemboran keluar dari jalur formasi yang diinginkan
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
43
alat ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu tidak tahan terhadap panas
yang melebihi 150˚C terutama pada komponen beterai dengan electronic devicer-
nya, kemudian alat ini juga tidak tahan terhadap getaran yang lebih besar dari 300
Geosteering dapat melakukan dua jenis sistem kerja yaitu slide saat
proses build and hold section dan rotate pada saat proses tangent section.
Geosteering merupakan susunan BHA yang tidak rumit namun high cost, tapi
dan drag.
Beban tension adalah suatu beban yang terjadi pada rangkaian drill string
yang disebabkan dari berat rangkaian itu sendiri. Beban tension ini bisa dihitung
pada saat di udara yaitu tanpa menghiraukan dari factor fluida, dalam artian
mengesampingkan gaya apung yang terjadi. Sedangkan pada saat di dalam lubang
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
44
Gambar 3.14
Berdasarkan Gambar 3.14 yang menunjukan berat total drill string (P)
yang ditanggung oleh top joint dari drill pipe pada bagian J-J dapat dihitung
P= (weight of drill pipe in mud) + (weight of drill collars in mud) ... (3-1)
catatan: berat dari bit dan peralatan BHA lainnya biasanya dimasukkan dalam
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
45
Keterangan:
BF : buoyancy factor
BF = (1 - ) = (1 - )……………….……………………………(3-3)
Keterangan:
Beban torsi adalah beban yang diakibatkan karena adanya beban puntiran
pada rangkaian drill string. Torsi yang berlebihan akan membatasi panjang bagian
yang dapat ditembus. Torsi yang mampu memutar bit dalam pemboran yang
menggunakan metode rotary dibatasi oleh torsi maksimal yang dapat dilakukan
rotary table, dan kekuatan torsi pada sambungan, serta kekuatan torsi pada bagian
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
46
pipa yang tipis. Untuk menghitung beban torsi untuk masing-masing phase
pemboran, adalah :
T = .............................................................................(3-4)
Th = .................................................................................(3-5)
Tb = …………...………………………………………..……(3-6)
Keterangan:
L : Panjang pipa, ft
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
47
rangkaian BHA, berikut ini persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung
maksimum torsi yang dapat diberikan sebelum yield strength torsional minimum
dari drill pipe terlampaui, dan selama operasi pemboran yang normal, drill pipe
Q= J ……………………...……………………(3-8)
Keterangan:
persamaan berikut:
Q = Zt × Δω ………………………………….................................(3-9)
Q = J × ρ × as × Δω……………………………….………………(3-10)
Keterangan:
ρ : Density (lb/inch³)
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
48
Beban buckling adalah beban yang terjadi akibat karena adanya gaya
Pc = …………………………………………………………(3-11)
Keterangan :
I : Momen Inersia (
Drag adalah beban yang terjadi akibat dari gesekan antara pipa dengan
dinding lubang bor pada saat penarikan pipa disebabkan oleh sudut kemiringan
tertentu. Semakin besar sudut kemiringan maka akan semakin besar pula harga
beban drag-nya, serta semakin besar berat rangkaian yang tergeletak pada dinding
sumur semakin besar pula beban drag yang harus dihadapi. Pada umumnya beban
drag dapat diminimalisir dengan cara pendesaian lumpur yang baik, yaitu desain
lumpur yang dapat melumasi pipa dengan baik dan lumpur dapat mengangkat
kekuatan rig serta kemampuan primer over menurunkan, menahan dan menarik
string serta mengatur distribusi WOB akibat adanya beban drag. Drag disebabkan
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
49
Drag yang terjepit pada bagian lubang pertambahan sudut hingga end of
curvacture merupakan fungsi dari beban aksial pada pipa di bagian akhir
ini sama dengan berat bit (WOB) ditambah dengan beban drag pipa pada
signifikan, gaya ini harus diikutkan dalam perhitungan beban drag pada EOC.
Keterangan:
BF : Buoyancy Factor
Pada saat drill string diturunkan atau pada saat pengarahan dengan
menggunakan down hole motor maka akan terjadi beban aksial drag. Compressive
drag ini dihitung pada saat pertambahan sudut. Berikut ini ada beberapa
persamaan yang dapat digunakan dalam menghitung besarnya beban drag yang
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
50
Db = 0,4 × Wm × R…………………………………………………..(3-13)
Keterangan:
Beban drag pada saat pengangkatan drill string dapat dilakukan dengan
cara yang sama. Tensile drag pada bagian pertambahan sudut merupakan fungsi
Db = …………………………………...………………………(3-16)
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
51
Dh = ………………………………………..………………..(3-18)
Keterangan:
Bf : buoyancy factor
Keterangan:
BF : Buoyancy factor
string adalah karena adanya daerah pertambahan sudut pada bagian lubang
bor yang selanjutnya akan menimbulkan masalah pada drill string yaitu gaya
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
52
Idealnya dalam suatu pemboran, drill string yang digunakan tidak akan
berakibat drillstring rebah dan menempel pada dinding lubang bor, sehingga
menimbulkan beban drag yang arahnya berlawanan dengan gerak drill string.
Pada lubang bor dengan sudut kemiringan yang sangat besar atau lubang
yang berarah, peralatan akan cenderung rebah pada bagian dasar lubang dan
membentuk bidang kontak dengan dinding lubang bor. Hal ini akan menimbulkan
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
53
akan menyebabkan lubang bor tidak mencapai target yang diinginkan. Untuk
seperti single shot dan multi shot memerlukan waktu operasi yang cukup lama,
orientasi drill string di dalam lubang bor dan identifikasi parameter bawah
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pipa terjepit dan
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
54
• Mechanical sticking
• Key seat
Pipa terjepit jenis ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatis
lumpur dengan tekanan formasi yang cukup besar. Tekanan hidrostatis lumpur
menekan rangkaian pipa ke salah satu sisi dari dinding lubang bor. Mud cake yang
dihasilkan juga tebal dan rangkaian pipa bor (drill string) terbenam sebagian ke
dalam mud cake sehingga mud cake mencengkeram rangkaian pipa bor.
Differential pipe sticking ini sering terjadi pada lubang miring. Jenis
jepitan ini (differential pipe sticking) terjadi hanya sepanjang daerah yang porous
dan permeable, seperti batu pasir dan batu gamping dan tahanan geseknya adalah
merupakan fungsi dari ketebalan filter cake (mud cake). Sebagai tanda telah
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
55
Ilustrasi kejadian differential pipe sticking dapat dilihat pada gambar 3.15
Gambar 3.15
ini adalah :
1. Drill colar yang digunakan terlalu besar (tebal) sehingga clearance antara
4. Pipa sering berada dalam keadaan statis saat melewati zone permeable
Dengan diketahui sebab-sebab dari terjadinya jepitan jenis ini, maka berikut
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
56
yang akan menyebabkan kenaikan yang tinggi pada berat jenis lumpur dan
water loss yang rendah, karena besarnya water loss berhubungan langsung
dengan laju alir dari water loss. Oleh karena itu oil base mud (lumpur
menempel pada kasus differential sticking ini adalah drill colar, sehingga
dengan menggunakan stabilizer yang akan menjaga drill colar tetap berada di
tengah-tengah lubang.
3. Karena luas daerah kontak dan faktor gesekan berbanding lurus dengan
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
57
waktu, semakin jarang (sedikit) rangkaian bor dalam keadaan statis (diam)
4. Minyak dan walnut hulls dapat digunakan untuk mengurangi faktor gesekan
Jenis pipa terjepit ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti tersebut
di bawah ini :
bit yang sudah terlalu aus dan tidak cepat diganti yang akan menyebabkan
ukuran lubang bor lebih kecil dari seharusnya, sehingga bila bit yang baru
Gambar 3.16
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
58
2. Pack Off, disebabkan karena runtuhnya dinding lubang bor sebagai akibat dari
lubang sumur.
3. Pemboran dilakukan di sekitar daerah patahan, dimana pada daerah ini serpih
dan gamping dapat rekah secara alami dan jatuh pada lubang bor.
4. Adanya Junk, jepitan jenis ini terjadi karena adanya bagian-bagian kecil dari
peralatan bawah permukaan atau dari lantai pemboran yang jatuh dan akan
menyebabkan drill string terjepit pada saat ditarik ke atas. Jepitan jenis ini
3.17).
Gambar 3.17
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
59
5. Adanya Green Cement, jepitan jenis ini terjadi bila drill string menembus
semen yang belum mengeras yang disebut dengan green cement. Dengan
adanya tekanan dari drill string menyebabkan semen akan mengeras lebih
cepat. Hal ini akan mengakibatkan drill string terjepit secara permanen.
6. Adanya Collapsed Casing, jepitan jenis ini terjadi bila gaya yang ditimbulkan
oleh formasi melebihi collapsed strength dari casing. Hal ini disebabkan oleh
kesalahan pada desain casing atau terjadinya korosi yang akan mengurangi
Pipa terjepit jenis ini disebabkan oleh adanya dog leg dan formasi yang
ditembus relatif lunak. Tool joint drill pipe akan mengikis dinding lubang yang
merupakan perluasan dari lubang utama yang dibuat oleh bit dan penampangnya
seperti lubang kunci (key seat). Sebagai tanda terjadinya pipa terjepit jenis ini
4. drag naik
Untuk mencegah terjadinya key seat ini maka harus dihindarkan adanya
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
60
Dengan adanya lubang berarah dan cabang lateralnya yang panjang untuk
menembus lapisan produktif maka kesulitan yang akan dihadapi yaitu laju
penembusan rendah mulai titik lubang berarah sampai target, hal ini disebabkan
karena pahat tidak mendapatkan beban (berat) vertikal dari peralatan pemboran itu
sendiri (drill string). Untuk mengatasi masalah ini diperlukan berat WOB yang
Masalah lainnya yang sering terjadi pada operasi pemboran adalah kasus
rangkaian pemboran lepas, artinya pipa yang terlepas dari rangkaiannya dan
seperti torsi ataupun faktor dari kondisi alat yang digunakan tersebut. Rangkaian
alat yang tertinggal di dalam lubang sumur dapat menghambat operasi pemboran
sehingga harus dilakukan kegiatan fishing job untuk menarik keluar alat yang
tertinggal tersebut.
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
61
Lumpur bor atau drilling fluid adalah fluida yang digunakan untuk
meminimalisir masalah yang dapat timbul dalam suatu proses pemboran, sehingga
dari tangki lumpur dengan bantuan mud pump, swivel, kelly, drill pipe, drill
collar, hingga ke pahat bor, kemudian kembali lagi ke permukaan melalui annulus
1. Mengangkat cutting
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
62
Agar dapat dicapai hasil yang maksimal dalam operasi pemancingan perlu
akurat mengenai kedalaman dan puncak dari potongan pipa yang tertinggal.
• External catch
• Internal catch
• Junk catcher
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
63
• Remedial tools
• Die collar, alat ini berfungsi untuk membuat bagian ulir pada bagian luar
fish, cara kerjanya adalah dengan letakkan alat ini di ujung dari rangkaian
minimum dan putar sesuai arah ulir dari fish lalu angkat. Ilustrasi die
Gambar 3.18
Die Collar2
overshot, alat ini adalah alat yang terdiri dari bagian atas (upper sub) yang
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
64
upper sub dengan lower sub dan lower sub yang merupakan alat
pemancing utama yang berfungsi menjepit (grapple) bagian atas dari fish
serta guide shoe. Ilustrasi overshot dapat dilihat pada Gambar 3.19.
Gambar 3.19
Overshot2
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
65
• Taper trap, alat ini berfungsi untuk membuat bagian ulir pada bagian
dalam fish. Ilustrasi taper trap dapat dilihat pada Gambar 3.20.
Gambar 3.20
Taper Trap2
• Grapple Releasing Spear, alat ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu
mandrel, grapple dan bull nose nut with releasing ring. Mandrel, bagian
atas dari mandrel terdiri dari box, kemudian di ujung satu lagi adalah
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
66
tempat untuk menempel bull nose nut. Grapple, berfungsi untuk penjepit,
dan disesuaikan berdasarkan ukuran fish yang tertinggal. Bull nose, bagian
merupakan ujung dari alat ini bagian ujung ini bisa diganti-ganti sesuai
keperluan seperti diganti dengan mill nose, sub atau side hill nut. Ilustrasi
Gambar 3.21
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
67
yang tertinggal di dalam sumur seperti drill pipe dan tool joints. Ilustrasi
Gambar 3.22
Junk Mills2
lubang disekitar annulus dan fish. Alat ini merupakan casing yang
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
68
Gambar 3.23
Washover Pipe2
casing ke bentuk semula. Ilustrasi casing roller dapat dilihat pada Gambar
3.24.
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
69
Gambar 3.24
Casing Roller2
Casing scraper, alat ini digunakan untuk menghilangkan scale, semen dan
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194
70
Gambar 3.25
Casing Scraper2
EVALUASI MASALAH BOTTOM HOLE ASSEMBLY LEPAS PADA PEMBORAN BERARAH DI SUMUR X LAPANGAN Y
Kamaranggi Nugrasiswandono
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112,8113,8114,8151,8194