Anda di halaman 1dari 4

5.6.

PEMBAHASAN

Pada acara kali ini membahas tentang penentuan titik kabut (cloud point),
titik tuang (pour point), dan titik beku. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk
menentukan titik kabut, titik tuang, dan titik beku minyak mentah (crude oil).
Dimana titik kabut sendiri merupakan temperatur terendah dimana parafin atau
padatan lain mulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak
didinginkan pada kondisi tertentu. Titik tuang merupakan temperatur terendah
dimana minyak mentah masih dapat dituangkan atau mengalir bila minyak
tersebut didinginkan tanpa diganggu pada kondisi yang telah ditentukan. Titik
beku merupakan temperatur terendah dimana minyak mentah sudah tidak dapat
bergerak atau mengalir lagi. Prinsip kerja pada percobaan kali ini yaitu
pendinginan menggunakan alat cooling bath.

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu cooling bath, thermometer,
tube kaca dan penutup gabus. Bahan yang digunakan yaitu sample crude oil.
Dalam percobaan penentuan titik kabut, titik tuang, dan titik beku yang pertama
dilakukan yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian
masukkan sample crude oil ke dalam tube kaca sampai batas yang telah
ditentukan. Setelah itu tutup dengan gabus. Lalu masukkan thermometer ke dalam
tube. Kemudian masukkan tube ke dalam cooling bath dan amati sample setiap
tiga menit. Pada saat mulai terbentuk kabut dalam tube, catat temperatur sebagai
titik kabut. Setelah itu masukkan kembali tube minyak ke dalam cooling bath.
Pada saat minyak membeku, catat temperatur sebagai titik beku. Lalu diamkan
tube di suhu ruangan. Pada saat minyak pertama kali dapat dituang, catat
temperatur sebagai titik tuang.

Dari hasil percobaan diperoleh data bahwa sample A memiliki titik kabut
21oC (69,8oF), titik beku 19oC (66,2oF), dan titik tuang 20oC (68oF). Pada sample
B memiliki titik kabut 24oC (75,2oF), titik beku 28oC (82,4oF), dan titik tuang
19oC (66,2oF). Pada percobaan kali ini tidak dilakukan secara langsung karena
pandemi yang sedang melanda sehingga data yang didapat adalah data yang
diberikan oleh asisten laboratorium. Titik kabut, titik beku, dan titik tuang
berbanding lurus dengan SG. Jadi semakin besar SG maka semakin besar juga
titik kabut, titik beku, dan titik tuang suatu crude oil. Jadi crude oil tersebut lebih
lama membeku. Dapat disimpulkan bahwa minyak ringan memilik titik kabut,
titik beku,dan titik tuang yang lebih kecil daripada minyak berat karena
kandungan fraksi ringan yang banyak pada minyak ringan membuatnya sukar
mencapai titik kabut, titik tuang, dan titik beku.

Dari grafik hasil percobaan diperoleh bahwa sampel A mempunyai titik


kabut, titik tuang, dan titik beku yang lebih rendah daripada sampel B. Diperoleh
data akhir yaitu sampel A titik kabut rata-rata 62,75 oF, titik beku rata-rata 51,95
o
F, dan titik tuang rata-rata 56,9 oF. Juga diperoleh nilai standar deviasi untuk titik
kabut 7,919, titik beku 11,081, dan titik tuang 10,849. Pada sampel B titik kabut
rata-rata 71,6 oF, titik beku rata-rata 68,6 oF, dan titik tuang rata-rata 66,4 oF. Juga
diperoleh nilai standar deviasi untuk titik kabut 6,467, titik beku 11,051, dan titik
tuang 4,916. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar SG maka semakin besar
titik kabut, beku, dan tuang. Semakin besar nilai oAPI maka semakin kecil titik
kabut, beku, dan tuang.

Aplikasi lapangan dari penentuan titik kabut, titik tuang, dan titik beku
yaitu untuk mengetahui titik kabut, titik tuang, dan titik beku dari crude oil yang
diproduksikan sehingga dapat mengatasi terjadinya problem-problem. Minyak
mengalami penurunan temperatur dan tekanan dari formasi menuju ke permukaan.
Apabila tidak diamati dengan cermat maka akan terjadi pembekuan minyak di
dalam pipa sehingga akan menimbulkan laju aliran yang turun. Dengan
mengetahui titik kabut, titik beku, dan titik tuang pada crude oil dapat digunakan
untuk mengatasi terjadinya problem-problem. Selain itu juga untuk menentukan
dan menyesuaikan peralatan produksi yang akan digunakan.
5.7. KESIMPULAN
1. Cooling bath bekerja menggunakan prinsip pendinginan.
2. Data hasil percobaan:
Sample A
 Titik kabut = 21oC (69,8oF)
 Titik beku = 19oC (66,2oF)
 Titik tuang = 20oC (68oF)
 Titik kabut rata-rata = 62,75 oF
 Titik beku rata-rata = 51,95 oF
 Titik tuang rata-rata = 56,9 oF
 SD titik kabut = 7,919
 SD titik beku = 11,081
 SD titik tuang = 10,849

Sample B

 Titik kabut = 24oC (75,2oF)


 Titik beku = 28oC (82,4oF)
 Titik tuang = 19oC (66,2oF)
 Titik kabut rata-rata = 71,6 oF
 Titik beku rata-rata = 68,6 oF
 Titik tuang rata-rata = 66,4 oF
 SD titik kabut = 6,467
 SD titik beku = 11,051
 SD titik tuang = 4,916
3. Titik kabut, titik beku, dan titik tuang berbanding lurus dengan SG. Jadi
semakin besar SG maka semakin besar juga titik kabut, titik beku, dan titik
tuang suatu crude oil.
4. Aplikasi lapangan dari penentuan titik kabut, titik tuang, dan titik beku
yaitu untuk mengetahui titik kabut, titik tuang, dan titik beku dari crude oil
yang diproduksikan sehingga dapat mengatasi terjadinya problem-
problem.

Anda mungkin juga menyukai