6.3.2. Bahan
1. Sample minyak mentah (crude oil).
2. Es batu sebagai pendingin.
3. Garam untuk menjaga agar es batu tidak cepat mencair.
6.3.3 Gambar Alat
4
1
Keterangan :
1. Tube Kaca
2. Cooling Bath
3. Thermometer
4. Penutup dari gabus
Gambar 6.1. Rangkaian alat penentuan titik beku, titik kabut, dan titik
tuang
6.4. PROSEDUR PERCOBAAN
6.4.1. Titik kabut dan Titik beku.
1. Mengambil sample dan memasukkan kedalam tube sampai garis batas.
2. Memasukkan es batu kedalam bath dan menambahkan garam secukupnya
untuk menjaga agar es tidak cepat mencair.
3. Memasukkan thermometer kedalam bath.
4. Mengamati temperatur dan kondisi crude oil (sample) setiap 3 menit.
5. Melaporkan pembacaan temperatur pada saat terjadinya kabut dan
kemudian melanjutkan dengan saat terjadinya pembekuan minyak
(sample).
6.5.2. PERHITUNGAN
A. Sampel Minyak 1 :
9
- Titik Kabut = 20 0C ; x 20 32 68 oF
5
9
- Titik Beku = 120C ; x12 32 53,6 oF
5
9
- Titik Tuang = 13 0C ; x13 32 55,4 oF
5
B. Sampel Minyak 2 :
9
- Titik Kabut = 28 0C ; x 28 32 82,4 oF
5
9
- Titik Beku = 20 0C ; x 20 32 68 oF
5
9
- Titik Tuang = 21 0C ; x 21 32 69,8 oF
5
1. Perhitungan Rata-rata/ Mean Titik Kabut, Titik Beku dan Titik Tuang:
Sampel A:
Titik kabut 807,7
- Titik Kabut mean = = = 67,30833 oF
n 12
Titik beku 680,76
- Titik Beku mean = = = 56,73 oF
n 12
Titik tuan g 767,64
- Titik Tuang mean = = = 63,97 oF
n 12
Sampel B:
Titik kabut 850,59
- Titik Kabut mean = = = 70,8825 oF
n 12
Titik beku 761,07
- Titik Beku mean = = = 63,4225 oF
n 12
Titik tuan g 825,8
- Titik Tuang mean = = = 68,816667 oF
n 12
2. Perhitungan Standar Deviasi Titik kabut, Titik Beku dan Titik Tuang:
Sampel A :
729,8691667
=
11
= 8,1456579
668,5188
=
11
= 7,79579607
(Titik Tuang Titik Tuangmean ) 2
- SD Titik Tuang (TT) =
n -1
932,3628
=
11
= 9,206533253
Sampel B :
1238,836425
=
11
= 10,612327
803,826825
=
11
= 8,548401366
784,8166667
=
11
= 8,446713544
Tabel VI-2.
Hasil Perhitungan Titik Kabut, Titik Beku, Titik Tuang Sampel A
(TK- (TB- (TT-
Titik Titik Titik
Plug TKMean TBMean TTMean
Kabut Beku Tuang
)^2 )^2 )^2
1.228402
A 66.2 50 51.8 45.2929 148.1089
778
6.208402
B 69.8 57.2 63.5 0.2209 0.2209
778
1.228402
C 66.2 55.4 64.4 1.7689 0.1849
778
0.478402
D 68 53.6 55.4 9.7969 73.4449
778
37.10840
E 73.4 68 69.8 127.0129 33.9889
278
93.92840
F 77 66.2 68 89.6809 16.2409
278
6.208402
G 69.8 59 69.8 5.1529 33.9889
778
484.3667
H 45.3 42.56 43.94 200.7889 401.2009
361
8.458402
I 64.4 48.2 77 72.7609 169.7809
778
6.208402
J 69.8 66.2 68 89.6809 16.2409
778
62.27840
K 75.2 60.8 69.8 16.5649 33.9889
278
22.16840
L 62.6 53.6 66.2 9.7969 4.9729
278
729.8691
Total 807.7 680.76 767.64 668.5188 932.3628
667
67.3083
Mean 56.73 63.97
333
8.14565 7.79579 9.206533
SD
789 607 253
Tabel VI-3.
Hasil Perhitungan Titik Kabut, Titik Beku, Titik Tuang pada Sampel B
(TK- (TB- (TT-
Titik Titik Titik
Plug TKMean TBMean TTMean
Kabut Beku Tuang
)^2 )^2 )^2
8.308806 6.877506 6.846944
A 68 60.8 66.2
25 25 444
62.68680 40.67250 21.00694
B 78.8 69.8 73.4
625 625 444
6.337806 20.95350 21.00694
C 73.4 68 73.4
25 625 444
132.6528 20.95350 0.966944
D 82.4 68 69.8
063 625 444
37.42380 66.87150 21.00694
E 77 71.6 73.4
625 625 444
18.64080 40.67250 7.746944
F 75.2 69.8 71.6
625 625 444
18.64080 20.95350 7.746944
G 75.2 68 71.6
625 625 444
624.6250 390.1612 591.3002
H 45.89 43.67 44.5
563 563 778
239.7078 180.1635 66.96694
I 55.4 50 77
063 063 444
18.64080 0.955506 6.846944
J 75.2 64.4 66.2
625 25 444
49.24530 7.714506 21.00694
K 77.9 66.2 73.4
625 25 444
21.92580 6.877506 12.36694
L 66.2 60.8 65.3
625 25 444
1238.836 803.8268 784.8166
Total 850.59 761.07 825.8
425 25 667
68.81666
Mean 70.8825 63.4225
667
10.6123 8.548401 8.446713
SD
274 366 544
6.6. PEMBAHASAN
Percobaan pertama pada minggu ketiga ini adalah penentuan titik kabut,
titik beku dan titik tuang. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan titik
kabut (cloud point) minyak mentah, menentukan titik beku minyak mentah dan
menentukan titik tuang (pour point) minyak mentah. Prinsip kerja dari percobaan
ini adalah pendinginan, yaitu dengan mendinginkan sampel hingga didapat titik
kabut, titik beku dan titik tuangnya. Alat dan bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah tube kaca, thermometer, penutup dari gabus, bath, es batu,
crude oil dan garam.
Hal pertama yang dilakukan adalah memasukkan crude oil sampel A dan
sampel B masing-masing ke dalam tube kaca sampai batas yang ditentukan.
Kemudian tutup tube dengan penutup dari gabus lalu masukkan thermometer
melalui tutup ke dalam tube. Setelah itu, masukkan tube ke dalam bath yang
didalamnya sudah diberi es batu dan ditaburi garam. Tujuan ditaburi garam ini
adalah agar es batu tidak cepat mencair. Lalu catat temperatur pada saat titik
kabut, titik beku dan titik tuang. Titik kabut dicapai apabila terdapat kabut
disekeliling tube. Titik beku dicapai pada saat minyak sudah membeku dan sudah
tidak bergerak lagi. Sedangkan titik tuang dicapai saat minyak yang membeku ini
mengalir untuk pertama kalinya setelah dikeluarkan dari bath. Pada percobaan ini
di dapat titik kabut, beku dan tuang pada sampel A berturut-turut 20oC/60o F;
12oC/53,6oF dan 13oC/55,4oF. Sedangkan untuk sampel B didapat titik kabut beku
dan tuang berturut-turut 28oC/82,4oF; 20oC/68oF dan 21oC/69,8oF. Dari hasil
percobaan dua sampel crude oil ini terlihat bahwa suhu titik kabut, beku dan tuang
kedua sampel tersebut berbeda. Hal ini disebabkan oleh viskositas dan berat jenis
crude oil tersebut. Semakin besar viskositasnya maka pembekuan akan semakin
cepat, begitu pula sebaliknya. Semakin besar berat jenis minyak maka specific
gfravity akan semakin besar sehingga oAPI semakin kecil. Jika oAPI kecil (10-20
o
API) maka minyak tersebut tergolong minyak berat. Minyak berat memiliki titik
beku yang tinggi sehingga mudah membeku.
Dari grafik 6.1 dan 6.2 dapat disimpulkan bahwa titik kabut, beku dan tuang
sampel A lebih kecil dibandingkan dengan sampel B. Selainitu, pada kedua grafik
tersebut terlihat pula perbedaan hasil percobaan antara salah satu plug dengan
plug yang lainnya. Hal tersebut terjadi karena kesalahan praktikan pada saat
percobaan maupun kesalahan dari alat yang digunakan.
Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pada
temperatur berapa minyak mulai mengkristal, masih dapat mengalir dan
membeku. Hal-hal ini perlu diketahui karena untuk mencegah terjadinya
pembekuan pada saat minyak dialirkan dari formasi sampai ke permukaan yang
disebabkan oleh perubahan tekanan dan temperatur. Cara penanggulangannya
adalah dengan memasang heater diluar pipa pada jarak tertentu atau dengan
menggunakan isolator yang mampu menjaga panas tetap stabil di dalam pipa.
Prinsip kerja dari heater ini adalah pemanasan, dimana pipa produksi dipanaskan
dengan heater agar minyak yang terproduksi tidak membeku di dalam pipa. Selain
itu, dapat dilakukan pengecatan pipa dengan menggunakan warna-warna gelap
sehingga mampu menyerap panas lebih banyak.
6.7 KESIMPULAN