Anda di halaman 1dari 110

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Minyak bumi merupakan sumber kekayaan alam yang sangat penting dan

tidak dapat diperbaharui. Dewasa ini perminyakan mengkaji atas sumber daya kekayaan alam yang mempengaruhi peradaan manusia ini. Dalam proses produksi perlu mengetahui dasar kajian perminyakan agar menemukan nilai keenomisan dan nilai kekormesillan.. Analisa fluida reservoir mempelajari sifat-sifat dari fluida reservoir. Untuk mengamati segala suatu perubahan dan nilai ekonomis suati fluida perlu dilakukan nya pengamatan, percobaan, riset dan penelitian tentyang sifat fisik fluida reservoiratau dengan kata lain analisa fluida reservoir. Praktikum analisa fluida reservoir dilakukan untuk menentukan secara langsung informasi mengenai sifat-sifat fisik fluida tertentu. Dunia perminyakan memiliki hubungan yang erat dengan parameter kualitas dari crude oil yang kita miliki. Hal ini dapat kita lihat dari nilai densitas yang berhubungan erat sekali nilai API karena suatu fluida yang baik dilihat dari nilai API yang dimiliki.Fluida yang diproduksikan kepermukaan tidak hanya menghasilkan minyak namun juga akan membawa gas terlarut dan juga air formasi. Tentunya bila dikaji lebih lanjut,maka kita akan mengetahui endapan ataupun kerusakan yang dapat ditimbulkan dari ion-ion air formasi. Hal ini berperan kekomersialan crude oil dan juga produktivitas fluida kepermukaan. Viskositas memiliiki peranan yang sangat penting didunia perminyakan, karena viskositas suatu fluida akan mempengaruhi laju alir fluida kepermukaan. Viskositas akan dipengaruhi oleh densitas, temperature dan juga tekanan yang diberikan. Untuk memperoleh fraksi yang memiliki titik didih yang bebeda-beda dan sesuai kandungan crude oil yang kita miliki, perlu dilakukannya penyulingan kembali atau yang kita kenal destilation. Hasil destilation menunjukkan fraksi titik didih yang didpatkan sesuai dari crude oil yang dimiliki. Mengetahui titik nyala dan api tujuan awal dilihat segi keamanan, yaitu untuk menghindari kebakaran pada saat dilapangan, namun dengan perkembangan mengetahui titik nyala dan titik api dapaty mrnrgetahui mjudah tidaknya minyak

menguap. Sedangkan mengetahui data cloud point, cold point dan pour point ini untuk memberikan informasi tentang proses produksi yang dan distribusi yang akan dialirkan pada pipa-pipa sehingga akan menghindari penrhentikan aliran fluida pada pipa. Tentunya hal ini sangat dipengaruhi pada temperature dan tekanan reservoir. Analisa fluida reservoir sangat berperan penting dalam dunia

perminyakan. Sehingga dengan mengetahui karakteristik fluida resrvoir kita dapat mengetahui hambatan-hambatan dalam pengoperasional teknik dilapangan. Dengan dilakukannya praktikum Analisa Fluida Reservoir ini maka akan mempermudah mahasiswa atau sangat membantu dalam pemahaman sifat fisik fluida reservoir dan dapat dijadikan bahan perbandingan atau untuk membuktikan teori yang ada dalam literature-literature perminyakan. Laporan resmi ini disusun oleh penulis setelah mengadakan praktikum di Laboratorium Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau. Percobaan yang dilakukan terdiri dari 8 macam percobaan yaitu : 1. Penentuan Densitas, Specifik Gravity, dan penentuan API 2. Penentuan Basic Sediment and Water 3. Analisa Kimia Air Formasi 4. Penentuan Viskositas 5. Penyulingan Minyak Mentah 6. Penentuan Flash Point Dan Fire Point 7. Penentuan Cloud Point, Cold Point Dan Pour Point 8. Penentuan Tekanan Uap Praktikum analisa fluida reservoir yang dilakukan ini adalah salah satu mata kuliah wajib bagi mahasaiswa/i Departemen Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau. Oleh karena itu sebagai bukti telah dilakukan praktikum tersebut, maka disusunlah LAPORAN RESMI ANALISA FLUIDA RESERVOIR ini untuk diajukan sebagai salah satu nilai dan kelulusan dalam mata kuliah praktikum Analisa Fluida Reservoir tersebut. Selain itu diharapkan tulisan ini dapat dipergunakan sebagai acuan pedoman oleh para praktikan Analisa Fluida Reservoir dikampus ini pada tahun mendatang.

B.

TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan laporan ini,agar pembaca lebih mengerti dan

memahami dengan jelas percobaan-percobaan yang dilakukan di Laboratorium dan informasi menngenai sifat-sifat fisik fluida yang ada di reservoir . Dalam hal ini,informasi yang didapat berupa sifat-sifat fisik umum fluida dan pengembangan dari crude oil. Dan dapat menerapkan khususnya di dalam dunia

perminyakan,karena dalam dunia perminyakan sifat fisik fluida reservoir sangan erat sekali hubungannya dalam Analisa Fluida Reservoir.

C.

BATASAN MASALAH Agar penulisan laporan ini terarah maka perlu adanya batasan masalah.

Batasan masalahnya adalah hanya mengenai percobaan-percobaan Analisa Fluida Resrvoir yang telah dilakukan seperti penentuan densitas,SG dan API, penentuan kandungan air dan endapan, analisa kimia air formasi, penentuan viskositas, penyulingan minyak mentah, penentuan flash point dan fire poit dan penentuan cloud point, cold point dan pour point.

D.

SISTEMATIKA PENULISAN : Berisikan Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Batasan

PENDAHULUAN

Masalah dan Sistematika Penulisan. BAB I : Berisikan laporan tentang Penentuan Densitas, Spesific Gravity dan API yang meliputi Tujuan Percobaan, Dasar Teori, Alat dan Bahan, Gambar Alat, Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan, Perhitungan, Pembahasan, Kesimpulan dan Tugas. BAB II : Berisikan laporan tentang Penentuan Kandungan Air Formasi dan Endapan (BS&W) yang meliputi Tujuan Percobaan, Dasar Teori, Alat dan Bahan, Gambar Alat, Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan, Perhitungan, Pembahasan, Kesimpulan dan Tugas.

BAB III : Berisikan laporan tentang Analisa Kimia Air Formasi yang meliputi Tujuan Percobaan, Dasar Teori, Alat dan Bahan, Gambar Alat, Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan, Perhitungan, Pembahasan, Kesimpulan dan Tugas. BAB IV : Berisikan laporan tentang Penentuan Viskositas yang meliputi Tujuan Percobaan, Dasar Teori, Alat dan Bahan, Gambar Alat, Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan, Perhitungan, Pembahasan, Kesimpulan dan Tugas. BAB V : Berisikan laporan tentang Penyulingan Minyak Mentah yang meliputi Tujuan Percobaan, Dasar Teori, Alat dan Bahan, Gambar Alat, Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan, Perhitungan,

Pembahasan, Kesimpulan dan Tugas. BAB VI : Berisikan laporan tentang Penentuan Flash Point dan Fire Point yang meliputi Tujuan Percobaan, Dasar Teori, Alat dan Bahan, Gambar Alat, Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan, Perhitungan, Pembahasan, Kesimpulan dan Tugas. BAB VII : Berisikan laporan Tentang Penentuan Cloud Point, Cold Point dan Pour Point yang meliputi Tujuan Percobaan, Dasar Teori, Alat dan Bahan, Gambar Alat, Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan, Perhitungan, Pembahasan, Kesimpulan dan Tugas. BAB VIII : Berisikan tentang Penentuan Tekanan Uap yang meliputi Tujuan Percobaan, Dasar Teori, Alat dan Bahan, Gambar alat, prosedur Percobaan, Hasil Pengamatan, Perhitungan, Pembahasan, Kesimpulan dan Tugas. BAB IX : Berisikan tentang Kesimpulan dan Saran.

BAB I PENENTUAN DENSITAS, SPECIFIC GRAVITY DAN 0API GRAVITY ( DETERMINATION OF DENSITY, SPECIFIC GRAVITY AND 0API GRAVITY )

1.1

TUJUAN PERCOBAAN 1. 2. 3. Mengukur Densitas fluida pada berbagai temperature. Mengukur specific gravity fluida. Menentukan busarnya OAPI gravity sample fluida.

1.2

DASAR TEORI Densitas minyak adalah massa persatuan volume pada suhu tertentu, atau

dikenal jg dengan perbandingan massa minyak dengan volume pada kondisi tekanan dan temperature tertentu. Selain densitas, salah satu sifat minyak bumi yang penting dan mempunyai nilai dalam perdagangan adalah specific gravity ( gravitasi jenis). Specific gravity minyak adalah perbandingan antara berat jenis minyak pada temperature standar dengan berat jenis air dengan temperature yang sama dapat di tulis :

SG =

pada tekanan dan temperatur standart

Di Indonesi biasanya berat jenis dinyatakan dalam fraksi, misalnya 0.5 : 0,1 untuk minyak bumi suhu yang digunakan adalah 15O C atau 60O F. Dalam dunia perdagangan terutama yang dikuasai oleh perusahaan Amerika, gravitasi jenis atau lebih sering disingkat dengan SG ini dinyatakan dalam API grafity dan juga API ( American Petroleum Institute ) yang sangat mirip dengan Baume gravity adalah suatu besaran yang merupakan fungsi dinyatakan dengan persamaan : dari berat jenis yang dapat

API =

131.5

=
SG =

SG =

API gravity minyak bumi sering menunjukan kualitas dari minyak bumi tersebut. Makin kecil SG-nya atau makin tinggi OAPI-nya, maka minyak bumi itu makin berharga karena lebih banyak mengandung bensin. Sebaliknya makin rendah OAPI atau makin besar SG-nya, maka mutu minyak itu kurang baik karena lebih banyak mengandung lilin (wax) atau residu (aspal). Perhatikan table dibawah ini:

TABEL Componen, API dan SG Componen Minyak Ringan Minyak Berat Tar
O

API

Specific Gravity < 0.934 0.934-1.000 >1.000

>20 10-20 <10 Tabel 2.1 API dan SG

Namun dewasa ini dari minyak bumi berat pun dapat dibuat fraksi bensin lebih banyak dengan sistem Cracking dalam penyulingan. Walaupun demikian tentu proses ini memerlukan ongkos atau biaya yang lebih besar lagi. Selain API juga dapat dipakai Baume yaitu :

Boume =

130

Sistem Baume tidak banyak digunakan didalam industry perminyakan. Perbandingan antara skala yang menggunakan SPECIFIC GRAVITY dengan
O

API dan OBaume dapat dilihat pada table. Perlu dicatat bahwa yang di maksud

dengan SPECIFIC GRAVITY disini adalah SPECIFIC GRAVITY keseluruhan

minyak mentah tersebut, jadi semua fraksi. Selain itu SPECIFIC GRAVITY minyak bumi juga tergantung pada temperature, sehingga bila temperaturnya tinggi maka makin rendah SPECIFIC GRAVITY-nya.

TABEL SG, OAPI dan OBaume SG ( 1,000 0,9655 0,9333 0,9032 0,8750 0,8485 0,8235 0,8000 0,7778 )
O

API

Baume 10 15 20 25 30 40 40 45 50

10,0 15,1 20,1 25,2 30,2 35,3 40,3 45,4 50,4

Tabel SG dan OAPI SG 1,076 1,000 0,9659 0,9340 0,9100 0,8762 0,8550 0,8251 0,8063 0,7796 0,7587 0,7389 0,7201 0,7022 0,6852 0,6690 0,6536 0,6388 0,6247 0,6112
O

API 0 10 15 20 24 30 34 40 44 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95

100

1.3

ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN Alat : Gelas ukur 100 ml Gelas ukur 500 ml Gelas ukur 250 ml Gelas ukur 10 ml Gelas ukur 25 ml Gelas ukur 50 ml Gelas Kimia 500 ml Corong Picnometer 25 ml Pipet tetes Hydrometer Labu volumetric 50 ml Thermometer Bahan : Gliserin 25% Gliserin 50% Gliserin 75% Air formasi Crude oil 250 ml Minyak rem : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 2 Unit : 2 Unit : 1 Paket : 1 Unit : 1 Unit

1.4

GAMBAR ALAT

Gelas Ukur

Picnometer

Picnometer

Hidrometer

Labu volumetric

Thermometer

Gambar 1.1 Peralatan Percobaan 1

10

1.5

PROSEDUR PERCOBAAN A. Picnometer 1. Timbang terlebih dahulu picnometer kosong, kemudian isi picnometer dengan crude oil. 2. Timbang kembali picnometer yang telah berisi crude oil, pastikan crude oil yang diuji telah keluar dari lid ( tutup yang memilki rongga untuk mengalirkan fluida ). 3. Selisih berat picnometer ini adalah massa crude oil. 4. Volume picnometer dapat dilihat dari table yang ada pada alat atau dengan menuangkan crude oil kedalam gelas ukur untuk mengetahui volume crude oil yang diuji. 5. Densitas crude oil dapat diperoleh melalui perbandingan massa crude oil terhadap volumenya. 6. Gunakan untuk fluda seperti Gliserin, Air formasi, Minyak rem

B.

Penggunaan Hidrometer Jar a. Mengambil air formasi 500 ml b. Masukan kedalam gelas ukur 500 ml c. Masukan hydrometer mulai dari harga yang terendah (200API 350API ) d. Masukan thermometer kedalamnya e. Baca harga berat jenis dan temperaturnya pada Hidrometer dibatas Fluida. f. Dari harga pembacaan, gunakan table untuk mendapatkan gravity API sebenarnya. g. Gunakan pada fluida lainnya seperti Gliserin, crude oil dan minyak rem.

11

1.6

HASIL PENGAMATAN Dari pengamatan diperoleh data-data sebagai berikut : Massa picnometer I kosong (50 ml) Massa picnometer II kosong (50 ml) Massa labu volumetrik kosong (50 ml) Volume Picnometer Volume Labu Volumetik Massa picnometer I + gliserin 25% Massa picnometer I + gliserin 50% Massa picnometer I + gliserin 75% Massa picnometer II + air formasi Massa picnometer II + minyak rem Massa labu volumetrik +crude oil SG crude oil pada hydrometer Temperature crude oil = 14,87 gr = 13,87 gr = 37,25 gr = 25 ml = 50 ml = 41,93 gr = 43,68 gr = 45,15 gr = 39,34 gr = 40,24 gr = 79,83 gr = 0,852 = 39 C

Tabel 1.1 : Hasil pengamatan

menggunakan Picnometer dan

Labu Volumetic BAHAN Gliserin 25% Gliserin 50% Gliserin 75% Air Formasi Minyak Rem Crude Oil MASSA 41,93 43,68 45,15 39,34 40,24 79,83 1,0824 gr/ml 1,5124 gr/ml 1,2112 gr/ml 1,0188 gr/ml 1,0548 gr/ml 0,852 gr/ml SG 1,0824 1,5124 1,2112 1,0188 1,0548 0,852 34,58 API KET

Tabel 1.2 : Hasil Pengamatan yang menggunakan Hidrometer Jar BAHAN Crude Oil MASSA 0,852 API 34,58 SUHU C 39 F 102,2 R 31,2

12

1.7

PERHITUNGAN Perhitungan yang dilakukan pada percobaan ini mencakup Densitas, SG dan

API sebagai berikut:

1.

Gliserin 25% Dik : Massa picnometer I kosong Massa picnometer I berisi Volume crude oil=volume picnometer
air

= 14,87 gr = 41,93 gr = 25 ml

= 1,000 gr/ml
sample

Dit : a.

b. SG Solusi : a) Massa sample= massa picnometer berisi-massa picnometer kosong = 41,93 gr 14,87 gr = 27,06 gr

Jadi

sample

= 1,0824

b) SG =

= 1,0824

2.

Gliserin 50% Dik : Massa picnometer I kosong Massa picnometer I berisi Volume crude oil=volume picnometer
air

= 14,87 gr = 43,68 gr = 25 ml

= 1,000 gr/ml
sample

Dit : a.

b. SG Solusi : a) Massa sample= massa picnometer berisi-massa picnometer kosong = 43,68 gr 14,87 gr

13

= 28,81 gr

Jadi

sample

= 1,1524

b) SG =

= 1,1524

3.

Gliserin 75 % Dik : Massa picnometer I kosong Massa picnometer I berisi Volume crude oil=volume picnometer
air

= 14,87 gr = 45,15 gr = 25 ml

= 1,000 gr/ml
sample

Dit : a.

b. SG Solusi : a) Massa sample= massa picnometer berisi-massa picnometer kosong = 45,15 gr 14,15 gr = 30,28 gr

Jadi

sample

= 1,2112

b) SG =

= 1,2112

4.

Air Formasi Dik : Massa picnometer II kosong Massa picnometer II berisi Volume crude oil=volume picnometer
air

= 13,87 gr = 39,34 gr = 25 ml

= 1,000 gr/ml
sample

Dit : a.

b. SG

14

Solusi : a) Massa sample= massa picnometer berisi-massa picnometer kosong = 39,34 gr 13,87 gr = 25,47 gr

Jadi

sample

= 1,0188

b) SG =

= 1,0188

5.

Minyak Rem Dik : Massa picnometer II kosong Massa picnometer II berisi Volume crude oil=volume picnometer
air

= 13,87 gr = 40,24 gr = 25 ml

= 1,000 gr/ml
sample

Dit : a.

b. SG Solusi : a) Massa sample= massa picnometer berisi-massa picnometer kosong = 40,24 gr 13,87 gr = 26,37 gr

Jadi

crude oil

= 1,0548

b) SG =

= 1,0548

6.

Crude Oil Dik : Massa volume labu volumetrik kosong Massa labu volumetrik + crude oil = 37,25 gr = 79,83 gr

15

Volume crude oil=volume labu volumetrik


air

50 ml

= 1,000 gr/ml
crude oil

Dit : a.

b. SG c. API Solusi : a) Massa crude oil = massa labu volumterik berisi-massa labu kosong = 79,83 gr 37,25 gr = 42,58 gr

Jadi

crude oil

= 0,852

b) SG =

= 0,852

c) API =

- 131,5 =

- 131,5 = 34,58

Keterangan : Crude oil yang kami test termasuk jenis minyak ringan Konversi Suhu : Dik : Suhu = 39 C Dit : a. F (Fahrenheit) b. Re (Reamur) Solusi : a. Konversi dari Celcius ke Fahrenheit F = C x 1.8 + 32 F = 39 x 1.8 + 32 F = 102.2 b. Konversi dari Fahrenheit ke Reamur Re = (F-32)/2.25 Re = (102.2-32)/2.25 Re = 31.2
16

1.8

PEMBAHASAN Tujuan percobaan adalah untuk menentukan Densitas, SG dan API gravity

dari berbagai sampel fluida, untuk sampe;-sampel yang digunakan adalah sebagai berikut : Gliserin 25%, Gliserin 50%, Gliserin 75%, Air Formasi, Minyak Rem, Crude Oil. Pengertian persen (%) dibelakang gliserin menunjukan perbandingan volume gliserin terhadap air, dari 25% gliserin terdapat 75% air, dari 50 gliserin terdapat 50% air, dari 75% gliserin terdapat 25% air, maka semakin besar nilai gliserin maka semakin berat. Densitas merupakan ukuran kerapatan suatu zat yang dinyatakan banyaknya zzat (massa) persatuan volume, jadi satuannya adalah satuan massa persatuan volume. Misalnya kg per meter kubik atau gram per centimeter kubik.

Specifik Gravity adalah ukuran kerapatan relative terhadap kerapatan zat yang dijadikan acuan, biasanya yang dijadikan acuan adalah kerapan air pada suhu 4 derajat celcius.

Specifik Grafity (SG) didefinisikan sebagai perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada tekanan dan temperature standar (60 F dan 14.7 PSia). API gravity merupakan berat jenis yang umum dipakai, makin kecil berat jenis minyak bumi atau makin tinggi API nya maka makin berharga minyak bumi tersebut, karena lebih banyak mengandung bensin (fraksi ringan minyak bumi). Tinggi rendahnya minyak bumi juga berpengaruh pada viscositasnya, pada umumnya semakin tinggi API atau makin ringan minyak bumi tersebut makin kecil viscositanya. Tinggi rendahnya API juga berpengaruh pada titik didih minyak bumi, kalau API gravity minyak bumi rendah maka titik didihnya tinggi, demikian
17

sebaliknya terdapat hubungan antara berat jenis dengan nilai kalori minya bumi pada umumnya. Minyak bumi dengan API tinggi menghasilkan kalori yang lebih kecil dari pada minyak bumi dengan API yang lebih rendah. Penentuan berat jenis minyak (crude oil) dilakukan dengan alat Hidrometer jar dimana penunjuk specivic gravity dapat dibaca langsung pada alat kualitas dari minyak (Minyak berat maupun minyak ringan) ditentukan salah satunya oleh specific gravity. Temperatur minyak mentah juga dapat mempengaruhi viscositas atau kekentalan minyak tersebut.

1.9

KESIMPULAN Dari hasil praktikum didapat perhitungan dan pengukuran yang berbeda

pada densitas, SG dan API . Semakin kecil berat jenis minyak bumi atau semakin tinggi API nya maka semakin berharga minyak bumi tersebut karena lebih banyak mengandung bensin, Tinggi rendahnya berat jenis minyak bumi juga berpengaruh pada viscositasnya.

1.10 TUGAS 1. Diketahui massa picnometer kosong 0,04 lb dan massa picnometer berisi 0,1x lb. Volume picnometer kosong 50 dan API nya ! (untuk anggka npm terakhir ganjil nilai x = 5 dan untuk angka npm terakhir genap nilai x=2) Jawab : Dik : Massa picnometer kosong Massa picnometer berisi Volume picnometer Dit : a. Densitas.? b. SG.? c. Jawab : a. Massa fluida = (picnometer + fluida)-(picnometer kosong) ...? = 0,04 lb = 0,04 x 453,6 = 18,144 = 0,12 lb = 0,12 x 453,6 = 54,432 gr = 50 = 50 ml . Tentukanlah densitas, SG

18

= 54,432 - 18,144 gr = 36,288 gr Jadi


crude oil

= 0,725

b. SG =

= 0,725

c. API =

- 131,5 =

- 131,5 = 63,672

2. Jelaskan apa yang menyebabkan Densitas, SG dan API Gliserin 25%, 50%,75% berbeda-beda ? Jawab : Gliserin dengan massa yang lebih besar dan kadar gliserinnya lebih banyak maka akan menghasilkan API yang kecil, sedangkan untuk gliserin yang massanya lebih kecil dan kadar gliserinnya lebih sedikit memiliki nilai API yang lebih besar.

3. Jelaskan hubungan Densitas, SG dan API dengan sifat fisik fluida lainnya ! Jawab : Densitas adalah massa persatuan volum

SG adalah densitas perdensitas air pada temperature dan tekanan tertentu

Viscositas adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap geser kekentalan dinamik ( )

19

adalah perbandingan antara tegangan geser ( ) dan gradient kecepatan. ( )

Viskositas kinematis Kekentalan kinematic (Cinematic Viscosity) v adalah kekentalan dinamik bagi kerapatan cairan. ( )

Tegangan permukaan Didefinisikan gaya yang terjadi pada batas permukaan cairan dan element lain untuk tiap satuan panjangnya.

Tekanan Tekanan suatu fluida didefinisikan sebagai gaya fluida yang bekerja pada arah tegak lurus pada suatu satuan luas permukaan.

Gaya, Massa dan berat Gaya adalah dorongan / pendorong yang dapat menyebabkan benda bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain, massa adalah ukuran jumlah suatu materi, berat adalah gaya yang disebabkan oleh gaya gravitasi. W=m.g F=m.a

4. Jelaskan aplikasi dari Densitas, SG dan API dilapangan !

20

Jawab : Aplikasi dari densitas, SG dan API dilapangan bisa diterapkan pada perhitungan pompa. Data-data yang dibutuhkan untuk mendapatkan desain pompa yang baik : Ukuran Casing dan beratnya Ukuran tubing Kedalaman pompa Working Fluid Level Laju produksi yang diinginkan Specivic Gravity (API) fluida Tekanan kepala sumur Temperatur dasar sumur

Densitas ( ) Specivik Gravity (SG)

SG Water =1 API Gravity =

SG air = 1 - 131,5

SG = 141.5/(API + 131.5) Total Dinamic Head (TDH) Total pressure yang bisa diberikan oleh tekanan keluar pompa, dinyatakan dalam Head (ketinggian kolom cairan)

Daya Kuda (HP) Dengan mengetahui TDH dan laju produksi maka hidroulik horse power dapat dihitung.

Contoh diatas menunjukan penerapan aplikasi Densitas, SG dan API dilapangan pada perhitungan pompa.
21

BAB II PENENTUAN KANDUNGAN AIR DAN ENDAPAN SEDIMEN ( BS & W ) ( BASE SEDIMENT AND WATER DETERMINATION )

2.1. TUJUAN PERCOBAAN Untuk menentukan kadar air dan endapan dari crude oil dengan menggunakan BS & W centrifuge.

2.2. TEORI DASAR Dalam suatu proses produksi, air dan padatan padatan yang terbawa atau ikut terproduksi bersama minyak, harus dipisahkan. Air yang terproduksi dapat mengganggu proses prefinary. Sedangkan padatan yang ikut terproduksi biasanya adalah pasir dan serpihan, itu dapat mengganggu alat produksi. Hal ini disebabkan oleh karena batuan yang unconsolidate dan porous. Butir butir ini sedemikian kecilnya sehingga dapat lolos dari saringan dan mengendap dibawah sumur. Untuk pemisahan zat zat padat dari minyak berat misalnya, dapat dilakukan dengan centrifuge kaena jenis minyak berat penguapannya rendah atau kecil sehingga fraksi minyak yang hilang kecil atau sedikit. Pemisahan minyak dari air dan padatan pada waktu produksi mempunyai maksud tertentu : 1. Mencegah korosi 2. Mencegah erosi 3. Mencegah terbentuknya scale Ada dua macam centrifuge yang digunakan dalam industri perminyakan yaitu shaples supercenti fuge dan de laval separotor. Penggunaan alat ini terutama untuk ekstrasi padatan padatan dalam minyak, di kilang. Alat ini juga digunakan untuk emulsi minyak. Dengan metode centrifuge ini, air yang densitasnya lebih besar atau lebih tinggi berada di atas sedangkan minyak yang densitasnya lebih rendah berada dibawahnya, pasir dan padatan lainnya cenderung untuk mengikuti air walaupun padatan yang lebih besar akan tertinggal dalam centrifuge.

22

Centrifuge ini mempunyai kelebihan, antara lain : a. Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan minyak serta endapan lain lebih singkat dari pada Dean and Stark method b. Pemindahan alat sangat mudah dilakukan c. Penguapan yang terjadi sangat kecil karena yang dipakai adalah sistem tertutup d. Methode yang dipakai ini sangat fleksibel didalam penggunaan produksi yang berubah hanya dengan mengurangi dan menambahkan unitnya.

2.3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN Alat : Centrifuge tube 100 ml Gelas kimia 50 ml Gelas ukur 100 ml Pipet tetes BS & W Machine Corong Bahan : Sampel minyak 1 (Crude oil 1) Sampel minyak 2 (Crude oil 2) Toluena Demulsifier : 4 Unit : 1 Unit : 3 Unit : 2 Unit : 1 Unit : 2 Unit

23

2.4. GAMBAR ALAT

Gelas Ukur

Gelas sentrifugal

Pipet Tetes Gelas Kimia

Corong

Mesin BS & W Gambar 2.1 Peralatan Percobaan 2

24

2.5. PROSEDUR PERCOBAAN Prosedur Percobaan untuk tabung besar a. Menyiapkan sampel minyak 100 ml (Tabung 1 sebesar 50 ml dan tabung 2 sebesar 50 ml). b. Memasukkan toluene sebanyak 50 ml untuk tabung 1 dan 50 ml untuk tabung 2. c. Salah satu sampel deberi demulsifier sebanyak 2 s/d 3 tetes. d. Kocok kedua sampel hingga homogen. e. Masukkan sampel secara berpasangan kedalam carousel yang disesuaikan dengan bentuk tabung. f. Mengatur timer dalam 10 menit serta setting temperature sesuai dengan kekentalan minyak. g. Setting kecepatan putaran 1500-2000 RPM, dengan timer 10 menit. h. Setelah timer berhenti, menunggu beberapa saat sampai putaran centrifuge berhenti. i. Mengambil centrifuge tube dan membaca BS & W dalam persen.

2.6. HASIL PENGAMATAN

Dari percobaan penentuan kandungan air dan endapan sedimen didapatkan hasil atau data-data sebagai berikut :

No 1 2 3 4 5 6

Faktor Komposisi Zat additive Temperature ( ) Kecepatan Putar Waktu Putaran Endapan Sedimen

Tabung I Crude Oil 500 ml Toluena 50 ml Demulsifier 3 tetes 110F - 120F 1500 RPM 10 Menit Ada

Tabung II Crude Oil 50 ml Toluena 50 ml

110F - 120F 1500 RPM 10 Menit Sedikit

25

7 8 9

Emulsif Water Cut Oil Cut

Ada 23% 77%

Banyak 15% 85%

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan percobaan 2

2.7. PERHITUNGAN Menghitung nilai water cut dan oil cut pada crude oil. Tabung I : Crude oil 50 ml + Toluena 50 ml + 3 tetes demulsifier didapat pada garis 12 ml tepat berada pada maka :

= 23%

Oil Cut

= 100% - Water Cut = 100% - 23% = 77%

BS & W

= = = 24%

Tabung II : Crude oil 50 ml + Toluena 50 ml didapatkan air berada pada garis 8 ml tepat berada pada konstanta 1 maka :

= 15%

Oil Cut

= 100% - Water Cut = 100% - 15% = 85%

26

BS & W

= = = 16%

2.8. PEMBAHASAN Pada dasarnya setiap orang yang ikut dalam proses penanganan masalah air, penting untuk mengetahui: Penyusunan atau unsur-unsur yang terkandung dalam air dan sifatsifatnya. Informasi tentang penyusunan atau unsur tersebut dan sifat dari air tersebut. Metode analisa yang dipakai dalam analisa.

Penyusunan utama air dan sifat-sifatnya yang penting untuk dipelajari adalah ion-ion dan sifat yang berhubungan dengan pluggin dan korosi. Sumur-sumur minyak atau crude oil yang dapat menghasilkan minyak yang bersih dengan hanya sejumlah zat-zat tambahan, tetapi dilain pihak sumursumur dapat menghasilkan air yang relative besar atau padatan yang jumlahnya besar pula. Kemungkinan untuk memisahkan air dan padatan yang melayanglayang (suspense) terutama karena permintaan dari perusahaan pipa minyak agar minyak atau crude oil yang dikehendaki di transport tidak mengandung lebih dari 2%-3% air dan padatan. Zat-zat padatan yang terdapatdalam minyak atau crude oil biasanya adalah pasir dan serpih, yang mana pada umumnya terdapat pada minyak-minyak atau crude oil yang diproduksikan pada formasi porous yang tak tersemenkan. Zat-zat padatan ini dapat menyebabkan gangguan dan kerugian pada produksi minyak atau crude oil. Minyak yang kita produksi kepermukaan sering kali tercampur dengan sedimen-sedimen yang dapat mempengaruhi proses/laju produksi, untuk itu endapan tersebut harus dipisahkan dengan cara :

27

1.

Dilaboratorium Dengan menggunakan metode centrifuge yaitu dengan menggunakan gaya centrifugal sehingga air, minyak dan endapan dapat terpisahkan.

2.

Dilapangan Jika pemboran dilakukan didaratan maka dibuatkan kolam-kolam

pengendapan, sedangkan jika pemboran dilepas pantai maka disamping dilakukan diseparator juga dilakukan pemisahan dengan zat-zat kimia tertentu. Suatu suspense atau campuran yang berada pada suatu tempat (tabung) apabila diputar dengan kecepatan tertentu, dengan gaya centrifugal dan berat jenis yang berbeda akan saling pisah, dimana zat dengan berat jenis yang lebih besar akan berada dibawah dan zat dengan berat jenis rendah berada diatas. Metode centrifuge ini mempunyai kelebihan antara lain : a. Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan minyak serta endapan lain lebih singkat dari pada Dean dan Stark method. b. Pemindahaan alat yang sangat mudah dilakukan. c. Penguapan yang terjadi sangat kecil karena yang dipakai adalah system tertutup. d. Methode yang dipakai ini sangat fleksible didalam penggunaan produksi yang berubah hanya dengan mengurangi dan menambahkan unitnya. Dalam percobaan ini dimana gaya metode yang dipakai untuk memecahkan emulsi yaitu : metode grafitasi, pemanasan, listrik, kimia dan sentrifugal. Hubungan viscositas dan API terhadap emulsi sangat berhubungan dimana masing-masing mempunyai manfaat tersendiri.

2.9. KESIMPULAN Dengan menggunakan centrifuge air dan minyak, endapan dapat terpisahkan. Zat yang digunakan untuk memecah emulsi adalah toluena, zat yang digunakan untuk memecahkan emulsifiying agent adalah demulsifier, demulsifier akan memecah emilsifiying agent menjadi semakin maksimal dan mendapatkan minyak, air dan endapan.

28

Kendala yang biasanya terjadi dalam metode ini adalah pada saat pengocokan crude oil, toluene dan demulsifier pada centrifuge tube dimana sampel didalam centrifuge. Kendala tersebut dapat mengurangi kemaksimalan hasil emulsi. 2.10. TUGAS 1. Emulsi yang bagaimana yang diharapkan dalam industry perminyakan ? Jawab : Emulsi adalah kombinasi atau campuran dari dua macam immisable liquid oleh karena adanya emulsifiying agent dan pengadukan secara mekanis. Emulsi yang diharapkan dalam industry perminyakan yaitu emulsi yang mudah untuk dipisahkan dan memiliki kandungan endapan yang kecil. 2. Sebutkan dan jelaskan metode dalam pemecahan emulsi ? Jawab : a. Metode mekanik Pemanasan : Metode pemecahan dengan menggunakan pemanasan. Filtering : Metode pemecahan emulsi dengan cara menggunakan penyaringan. Garvity Setting : Metode pemecahan emulsi secara mekanik dengan menggunakan pengaruh gravitasi bumi. b. Metode Listrik Metode pemecahan emulsi menggunakan bantuan listrik seperti penggunaan mixer untuk mengaduk air dan minyak agar terpisahkan antara minyak dan air lalu dimasukkan kedalam centrifugal yang merupakan alat untuk mempercepat terjadinya emulsi. c. Metode Kimia. Metode pemecahan emulsi dengan cara memasukkan zat-zat kimia agar dapat terpisahkan dari minyak. 3. A. Apa yang dimagsud dengan breakover point 70% B. Bagaimana hubungan antara Densitas, Viscositas dan API terhadap emulsi ? Jawab :

29

A. Breakover point 70% pada demulsief adalah konsentrasi demulsifier yang dibutuhkan secara maksimal sebanyak 70% untuk memecahkan suatu emulsi.

B.

API

Emulsi

Emulsi

Emulsi

Apabila Densitas suatu crude oil tinggi, maka emulsi akan semakin sulit dan sebaliknya.

Apabila viscositas suatu crude oil tinggi maka emulsi akan semakin sulit dan sebaliknya apabila viscositas crude oil tersebut rendah maka emulsi akan mudah.

Apabila API suatu crude oil tinggi maka emulsi akan lebih mudah tetapi API rendah, maka emulsinya akan sulit.

4. Apakah fungsi demulsifier dan reverse demulsifier!! Dan jelaskanlah perinsip dan cara kerja demulsifier dalam mengurangi interfacial tension, beserta gambar ! Jawab : Demulsifier Fungsi : Memisahkan air dari minyak secara maksimal.

30

Prinsip

kerja :

Memisahkan ikatan

yang terjadi dengan

mempengaruhi tegangan permukaan akibat adanya perbedaan massa jenis antara kedua zat tersebut. Reverse Demulsifier. Fungsi : Untuk memisahkan partikel-partikel minyak dan air. Prinsip kerja : Dalam menurunkan tegangan permukaan kedua zat di pengaruhi oleh adanya gaya gravitasi partikel kedua zat, sehingga partikel-partikel kecil akan menyatu. Minyak (nonpolar) air (polar) :

air dan minyak telah teremusi disebabkan karena telah terjadi penurunan tegangan permukaan kedua zat.

31

BAB III ANALISA KIMIAWI AIR FORMASI ( CHEMICAL ANALYSIS OF FORMATION WATER )

3.1. TUJUAN PERCOBAAN Untuk menentukan besarnya harga indeks stabilitas guna mengetahui tingkat pengendapan perkaratan yang disebabkan oleh air formasi.

3.2. DASAR TEORI Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water atau intertitial water yaitu air yang terproduksi bersama sama dengan minyak dan gas, karena adanya gaya dorong dari air ( water drive ) yang mengisi pori pori yang ditinggalkan minyak. Air formasi hampir selalu ditemukan didalam reservoir hidrokarbon. Air formasi diperkirakan berasal dari laut yang ikut terendapkan bersama dengan endapan sekelilingnya. Karena situasi pengendapan batuan reservoar minyak terjadi pada lingkungan pengendapan laut. Keberadaan air formasi akan menimbulkan gangguan pada proses produktifitas sumur, tetapi walau demikian keberadaan air formasi juga mempunyai kegunaan cukup penting, antara lain : 1. Untuk mengetahui penyebab korosi pada peralatan produksi suatu sumur. 2. 3. Untuk mengetahui adanya scale formation. Untuk dapat menentukan sifat lapisan dan adanya suatu kandungan yodium dan barium yang cukup besar dan dapat digunakan untuk mengetahui adanya reservoar minyak yang cukup besar. Adapun kesulitan yang ditimbulkan karena adanya air formasi adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Adanya korosi Adanya solid deposit Adanya scale formation Adanya emulsi Adanya kerusakan formasi

32

3.3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN Alat : Gelas ukur 500 ml Gelas ukur 100 ml Gelas ukur 25 ml Gelas ukur 10 ml Gelas kimia 250 ml Labu Erlenmeyer Pipet tetes Ph meter Statif Corong Buret Batang Pengaduk : 3 Unit : 1 Unit : 2 Unit : 2 Unit : 4 Unit : 6 Unit : 9 Unit : 1 Unit : 3 Unit : 3 Unit : 3 Unit : 3 Unit

Bahan : Air suling Air formasi Metyl Orange Phenolptaline K2CrO4 AgNO3 H2SO4

33

3.4. GAMBAR ALAT

Gelas Ukur

Gelas Kimia

Pipet Tetes
Corong

Statif + Labu Buret

Erlenmeyer

34

Ph Meter Gambar 3.1 Peralatan Percobaan 3

3.5. PROSEDUR PERCOBAAN A. Penentuan pH 1. Dengan menggunakan pH meter dapat langsung menentukan harga pH dari sample. 2. Dengan alat ukur elektrolit, kalibrasi alat sebelum digunakan dengan cara : mengisi botol dengan larutan buffer yang telah diketahui harga pH nya, memasukkan elektroda pada botol yang berisi larutan buffer. Memutar tombol kalibrasi sampai digit menunjukkan harga pH larutan buffer 3. Mencuci botol dan elektrodanya sebelum digunakan untuk menguji sample dengan air destilasi untuk mencegah terjadinya

kontaminasi.

B.

Penentuan alkalinitas Alkali dari suatu cairan bisa dilaporkan sebagai ion , , dan

, dengan mentitrasi air sample dengan larutan asam lemah dan larutan indicator. Larutan penunjuk (indicator) yang digunakan dalam penentuan kebasahan dan , adalah phenolptalein (PP), sedangkan metyl .

orange (MO) digunakan sebagai indicator dalam penentuan

35

Prosedur percobaan 1. Mengambil contoh air pada gelas titrasi sebanyak 1 cc dan menambahkan larutan phenolptalein (PP) sebanyak 2 tetes. 2. Mentitrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N sambil digoyang. Warna akan berubah dari pink menjadi jernih. Mencatat jumlah larutan asam tersebut sebagai Vp 3. Menetesi lagi dengan 2 tetes metil orange, warna akan berubah menjadi orange. 4. Mentitrasi lagi dengan H2SO4 0,02 N sampai warna menjadi merah / merah muda. Mencatat banyaknya larutan asam total yaitu : jumlah asam (2) + asam 4 sebagai Vm.

Perhitungan Kebasahan P = Vp / banyaknya cc contoh air Kebasahan M = Vm / banyaknya cc contoh air Penentuan untuk setiap ion dalam mili eqivalen (me/ L) dapat ditentukan dari table berikut :

P=0 P=M 2P = M 2P < M 2P > M

M x 20 0 0 20 x ( M 2P ) 0

0 0 40 x P 40 x P 40 x ( M P )

0 20 x P 0 0 20 x ( 2P M )

Tabel 4.1 Klasifikasi Konsentrasi Ion

C.

Penentuan kalsium dan magnesium Penentuan kesadahn total 1. Mengambil 20 ml air suling dan menambahkan 2 tetes larutan buffer kesadahn total dan 1 tetes indicator, warna harus biru asli (jernih).
36

2. Menambah 5 ml contoh air, warna akan berubah merah. 3. Mentitrasi dengan larutan kesadahan total hingga warna kembali jernih, mencatat volume pentitrasi. 4. Perhitungan : Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm Kalsium, me / L = Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm Kalsium, me / L = Konversi kadar Ca dalam mg / L = Ca, mg / L x 20 Penentuan kasium (Ca) 1. Mengambil 20 ml air suling, menambahkan 2 tetes larutan buffer calver dan 1 tepung indicator calcer II, warna akan berubah menjadi cerah. 2. Menambahkan 5 cc air yang dianalisa. Bila ada Ca larutan yang berubah menjadi kemerahan 3. Mentitrasi dengan larutan kesadahan total 20 epm, warna akan berubah jernih, mencatat volume titrasi. Penentuan magnesium (Mg) Magnesium, me / L = ( kesadahan total, me / L) ( kalsiu, me / L) = magnesium, me / L x 12,2

D.

Penentuan klorida 1. Mengambil 20 ml air sample, menambahkan 5 tetes K2CrO4, warna akan menjadi bening. 2. Mentitrasi dengan larutan AgNO3 1 ml = 0,001 g Cl sampai warna coklat kemerahan, mencatat volume pentitrasi. 3. Jika menggunakan AgNO3 0,001 N : Kadar Cl, mg / L =

37

Jika menggunakan AgNO3 0,01 N : Kadar Cl, mg / L =

E.

Penentuan sodium 1. Mengkonversikan mg / L anion dengan me / L dan menjumlahkan harganya. 2. Mengkonversikan mg / L kation menjadi me / L dan menjumlahkan harganya 3. Kadar sodium (Na), mg / L = (anion kation) x 23

F.

Grafik hasil analisa air Hasil analisa air sering dinyatakan dengan bentuk grafik. Kita dapat

menandai perbedaan dari contoh air dengan membandingkan dua macam contoh air (atau lebih) dari grafik tersebut

G.

Perhitungan indeks stabilitas CaCO3 Indeks stabilitas ini didapat dengan memplotkan jumlah harga tenaga

ion dengan Ca dan CO3 pada grafik yang telah disediakan, bila indeks berharga positif berarti air sample memiliki gejala membentuk endapan dan apabila bernilai negatif bersifat korosif.

3.6. HASIL PENGAMATAN A. Penentuan PH Dari sampel yang diuji dari air formasi didapatkan PH sampel : 7,4 sampel ini bersifat basa karena mempunyai harga PH yang lebih dari 7. B. Penentuan alkalinitas Volume penitrasi pertama (VP) = 2,7 ml Volume penitrasi kedua (Vm) = 6 ml Jadi jumlah volume total penitrasi adalah

38

C. Kesadahan total Jwb = mg = (kesadahan total, me/L)-(Kalsium, me/L) = 3 me/L 1,2 me/L = 1,8 me/L x 12,2 = 21,96 me/L D. Penentuan Sodium (dapat dilihat pada table perhitungan) Vkt = 3 me/L

3.7. PERHITUNGAN

Konsentrasi Anion BM Me/L 60 21,6 17 0 61 2,4 Anion 138 24


anion CO32OHHCO3-

Konsentrasi Kation Mg/L Kation BM Me/L Mg/L 0,36 Ca2+ 40 1,2 0,06 2+ 0 Mg 2,4 21,96 1,83 0,03 0,39 Kation 64 23,16 1,89

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Analisa KimiaAir Formasi

A. Alkalinitas Vp = 2,7 ml Vm = 6 ml Vcs = 5 ml Dit : P,M kandung ion ? Jawab : Mencari ion ( ( ) )
39

( (

) )

Kesimpulan bahwa 2P>M Klarifikasi konsentrasi ion : ( ( ( ) ) )

B. Kesadahan total Dik : Vkt = 3 me/L

Dit : Jaawab : Mg (kesadahan total. Me/L)-(Kalsium me/L) = 3 me/L 1,2 me/L = 1.8 me/L x 12,2 = 21.96 me/L C. Penentuan Sodium
( )

Anion -

Kation ( )

40

( )

Konsentrasi Anion anion BM Me/L 2CO3 60 21,6 OH17 0 HCO361 2,4 Anion 138 24

Konsentrasi Kation Mg/L Kation BM Me/L Mg/L 2+ 0,36 Ca 40 1,2 0,06 2+ 0 Mg 2,4 21,96 1,83 0,03 0,39 Kation 64 23,16 1,89

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Analisa KimiaAir Formasi Kadar sodium (Na), Mg/L = (Anion-Kation) x 23 = (0,39 1,89) x 23 = - 1,5 x 23 = -34,5 Mg/L

D. Pengenceran Larutan Liquid Larutan asam sulfat ( Dik : N1 = 18 M


V2 = 250 ml N2 = 0,2 M

Dit : Jawab :

V2 = ?

V1.N1 = V2.N2 V1 = 18 M = 250 ml x 0,2 M

V1 = 2,78 ml

Volume air = V2 V1 Maka air yang dibutuhkan yaitu : = 250 ml 2,78 ml

41

= 247,22 ml Bubuk Kalium Kromat ( Dik : Mr = 194 V = 250 ml M = 0,1 N Dit : massa (m)..? )

Jawab :

1000 V = 4850 V = 4,850 gr Jadi massa Perak ( ) = 4,850 gr

Dik : Mr = 170 V = 500 ml M = 0,01 N Dit : massa (m)..?

Jawab :

1000 V = 850 V = 0,850 gr

42

Jadi massa

= 0,850 gr

3.8. PEMBAHASAN Pada percobaan ini kita menggunakan air formasi, secara umum air formasi disebut dengan oil field water yang mempunyai arti yaitu air yang ikut terproduksi bersama minyak dan gas. Dalam air ini mengandung garam dan asam, serta NaCl sehingga air formasi sangatlah asam. Air formasi ditemukan didalam reservoir hidrokarbon, dengan adanya air formasi ini dapat menentukan terakumulasinya didalam akumulasi minyak dan selalu menempati sebagian dari reservoir. Air formasi berasal dari lapisan reservoir tetapi juga terdapat dari lapisan yang masuk kedalam lapisan produktif yang disebakan oleh : 1) Penyemenan yang kurang baik. 2) Kebocoran casing yang disebabkan oleh korosi pada casing dan sambungan yang kurang rapat. Adapun sifat yang terkandung didalam air formasi yaitu : A. Sifat Fisika yaitu : Kompresibilitas Kelarutan Gas dalam Air Viscositas Air Berat jenis Air Resistiviti

B. Sifat Kimia yaitu : Didalam air formasi terdapat anion dan kation. Anion yaitu ion negative sedangkan kation yaitu ion positif. Ion yang umumnya terlarut dalam air formasi yaitu : Kation yang pada umumnya terlarut dalam air formasi yaitu : Adapun beberapa keguanaan yang paling penting dari analisa air formasi yaitu : 1. 2. Untuk korelasi lapisan batuan. Menentukan kebocoran casing.

43

3.

Menentukan kualitas sumber air untuk proses water floading. Dari kegunaan air formasi adapun kerusakan yang disebabkan oleh

air formasi disebabkan oleh senyawa

yang dapat

membuat kerusakan formasi yang pertama yaitu terdapat endapan dibatuan an pipa sehingga minyak susah mengalir yang mengakibatkan produksi akan menurun, yang kedua yaitu korosi yang disebabkan karena air formasi terlalu asam, sehingga terjadi perkaratan, yang ketiga yaitu adanya scale penyumbatan dipipa yaitu hasil pengendapan mineral yang berasal dari air formasi yang terproduksi bersama minyak dan gas atau suatu deposit dari senyawa organic yang terendapkan dan membentuk timbunan Kristal pada permukaan. Pada suatu subtansi scale yang terbentuk pada pipa akan memperkecil diameter dan menghambat aliran fluida pada system pipa tersebut, terganggunya aliran fluida dapat menyebabkan suhu semakin naik dan tekanan menjadi tinggi , maka kemungkinan pipa akan patah dan rusak. Penyebab langsungnya terbentuk scale adalah adanya penurunan tekanan, perubahan temperature dan bercampurnya 2 macam mineral yang susunannya mineral dengan kandungan yang tidak cocok, adanya scale menimbulkan banyak masalah dalam proses produksi minyak dan gas karena dapat mengganggu proses pendistribusian fluida, disamping itu biaya yang harus dikeluarkan untuk pembersihnya dan pencegahannya juga tinggi adapun pencegahannya adalah dengan menginjeksikan bahan kimia yang dapat mencegah scale. Scale inhibitor yang digunakan dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1. 2. Scale inhibitor anorganik Scale inhibitor organic Scale inhibitor anorganik menggunakan senyawa inhibitor anorganik fosfat adlah kondensate fosfat dan dehidrat fosfat, banyak digunakan sebagai scale inhibitor sebelum berkembangnya fosfonat. Fosfat ester dan polimer, pada dasarnya bahan kimia ini mengandung P-op

44

dan cenderung untuk melekat pada permukaan Kristal. Ikatan oksigen fosfor ini sangat tidak setabil dalam larutan encer dan akan terhidrolis (breaksi dengan air) menghasilkan ortofosfat yang tidak aktif dan tidak berfungsi sebagai reverse. Prinsip kerja dari scale inhibitor yaitu pembentukan senyawa komplek antara scale inhibitor dengan unsur pembentukan kerak senyawa kompleks yang terbentuk larut dalam air sehingga menutup kemungkinan pertumbuhan Kristal yang sangat besar disamping itu dapat mencegah Kristal kerak untuk melekat pada dinding pipa. Untuk mengurangi scale yang sudah terbentuk didalam pipa dapat dilakukan dengan injeksi alam yang berfungsi untuk menghancurkan scale yang sudah terbentuk didalam pipa. Penggunaan jenis asam tertentu tergantung dari jenis asam dari jenis scale yang ingin dihilangkan kecuali tidak bisa digunakan karena akan merusak batuan formasi.

3.9. KESIMPULAN Pada percobaan ini kita telah menentukan PH, Penentuan alkalinitas, menentukan kalsium dan magnesium, penentuan klorida dan sodium, masingmasing berbeda dalam menentukan dan perhitungannya. Dari hasil pengamatan bahwa kandungan ion yang aa adalah kandungan dan tidak ada .

Untuk mengetahui tingkat pengendapan kita menggunakan air formasi untuk menentukan besarnya harga indeks stabilitas. Adapun kesulitan yang ditimbulkan dari air formasi tersebut yaitu : Adanya korosi Terjadinya scale Terjadinya solid deposit Adanya emulsi Kerusakan formasi

Kegunaan air formasi adalah : Untuk korelasi lapisan batuan Menentukan kebocoran casing

45

Menentukan kualitas sumber air untuk proses water floading.

3.10. TUGAS 1. Hitunglah massa molekul relative (Mr) dari senyawa berikut ini : Jawab : a. ( = 194 b. = 176 c. = 27 d. = 81 e. = 100 ( ) ( ) ) ( ) ( )

2. Jelaskan istilah- istilah dibawah ini : a. Titrasi b. Reaksi penetralan c. Sacle (buat beserta reaksi pembentukannya) d. Skin formation Jawab : a. Titrasi cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan larutan yang sudah di ketahui konsentrasinya pada proses titrasi ini digunakan larutan indicator yaitu suatu zat yang ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai, yang dinyatakan dengan perubahan warna, menandakan telah tercapai titik akhir titrasi. b. Reaksi penetralan adalah reaksi antara asam dan basa karena hasil reaksi antara asam dan basa adalah suatu zat yang bersifat netral. c. Scale adalah endapan Kristal yang menempel pada matrik batuan maupun dinding pipa dan peralatan dipermukaan

46

d. Skin formation adalah penyumbatan ketebalan formasi dan terjadi pada deforasi jika negative (-) maka perforasi lambat proses produksinya bagus. 3. Kerjakan soal dibawah ini dengan baik dan teliti : A. Sebanyak 100 gr NaOH dilarutkan kedalam air sebanyak XX ml. Berapakah mol dan konsentarasi kelarutan senyawa tersebut ? B. Jika diketahui suatu larutan memiliki konsentrasi 21 M, maka

buatlah konsentrasinya menjadi XX M dengan volume 1000 ml ? Jawab : A. Dik : m = 100 gr V = 22 ml Mr = 40 Dit : mol dan konsentrasi larutan ? Jawab : Mol = B. Dik : = = 2,5 mol

m1 = 21 m m2 = 22 m V2 = 1000 ml

Dit : V1 =. ? Jawab : V1.m1 = V2.m2 V1 x 21m = 1000 ml x 22 m

= 1047,6 m

4. Sebutkan nama-nama senyawa berikut ini : a. KCN b. Na2O : Kalium Sianida : Dinatrium Oksida

47

c. SO2 d. PB(CH3COO)2 e. CaCl2 f. CuSO4 g. SO3 h. (NH3 ) 3PO4 i. Ca(CH3COO)2


j.

: Sulfur dioksida : Timbal (II) Sulfat : Calsium klorida : Tembaga (II) sulfat : Sulfur trioksida : Amoniak Posfat : Kalsium Asetat : Magnesium nitrat

Mg(NO3)2

48

BAB IV PENENTUAN VISCOSITAS ( DETERMINATION OF VISCOSITY )

4.1. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan konstanta alat viscometer ostwald. 2. Menentukan viscositas fluida yang mengalir pada pipa kapiler

4.2. DASAR TEORI Viscositas fluida newtonian yang mengalir melalui pipa diukur berdasarkan persamaan pouseulle :

Dimana : r t = Viskositas (poise) = Jari jari pipa kapiler (cm) = Waktu pengaliran (detik)

P = Tekanan (dyne / cm) V L = Volume cairan (cc) = Panjang pipa kapiler (cm)

Ada bermacam macam viskometer tipe pipet yang dapat digunakan untuk menentukan viskositas kinematis, baik untuk produk minyak yang tembus pandang (transparan) maupun tidak. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung viskositas kinematis adalah :

49

kin = C . t

Dimana : kin = Viskositas kinematik (poise) C t = Konstanta alat oswald (centi stroke / detik) = Waktu pengaliran (detik)

Untuk menjamin agar aliran cairan dalam pipa kapiler viskometer laminer, harus digunakan viskometer yang mempunyai ukuran pipa kapiler sedemikian sehingga waktu alir lebih dari 200 detik. Pada dasarnya pengukuran viskometer kinematis produk minyak bumi adalah mengukur waktu alir produk minyak bumi yang mempunyai volume tertentu melalui pipa kapiler viskometer pada suhu tertentu. Selain viskositas kinematik ada lagi yang dikenal dengan viskositas dinamis. Untuk menghitung viskositas dinamis digunakan rumus di bawah ini : din = d . kin

Dimana : d = Spesific gravity Disamping viskometer tipe pipet diatas, viskositas minyak bumi dan produknya pernah ditentukan dengan menggunakan viskosimeter saybolt, namun uji ini sekarang sudah tidak digunakan. Kekentalan saybolt adalah waktu alir dalam detik, yang diperlukan untuk mengalir contoh sebanyak 60 cc dari suatu tabung viskosimeter pada suhu tetap melalui lubang (orifice) yang telah dikalibrasi yang terdapat pada dasar tabung viskosimeter. Tetapi penentuan viskositas absolute secara langsung adalah hal yang sulit, karena beberapa faktor yang sulit dipenuhi. Prinsip pengukuran viskositas adalah mengukur waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir dalam jumlah tertentu melewati pipa kapiler dengan panjang tertentu yang disebabkan dorongan gravitasi. Dengan menggunakan alat

50

yang sama ditentukan waktu yang diperlukan fluida fluida lainnya untuk mengalir melewati pipa kapilernya. Untuk mengukur dari dua alat dengan menggunakan alat yang sama, dapat diturunkan hubungan sebagai berikut :

Dimana : = Viscositas absolute (poisse) d = densitas cairan (gr/cc) t = waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler (detik) Konstanta alat dapat ditentukan dari hubungan : kin = C . t Dimana : kin C t = viskositas kinematik (poisse) = konstanta alat Oswald (centi stroke/detik) = waktu pengalihan (detik) din = d . kin Dimana : din d kin = viskositas dinamik (senti stroke) = densitas (gr/cc), pada temperature yang sama dengan yang digunakan

Viskositas dinamik (absolute) ditentukan dari hubungan :

untuk mengukur waktu aliran. = viskositas kinematic (senti stroke)

Viskositas dari campuran larutan yang dapat tercampurkan (Miscible Liquid Mixture)dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Kendal Monroe :

Dimana :

Cairan yang tidak dapat tercampurkan (Immiscible Liquid Mixture) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Taylor berikut :
51

dan ( Dimana :

menyatakan fasa kontinu dan fasa disperse. Untuk d = 0,03 digunakan ) ( )

persamaan Arrhenius :

dan

= fraksi mol dari masing-masing zat = Fluiditas

4.3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN Alat : Gelas Kimia 100 ml Picnometer 25 ml Redwood Viskosimeter Viskosimeter Oswald Stopwatch Bola Karet Pemanas Listrik Corong

Bahan : Crude Oil 250 ml Gliserin 25 % Gliserin 50 % Gliserin 75 % Minyak Rem 50 ml Bensin

52

4.4. GAMBAR ALAT

Gelas Kimia

Picnometer

Redwood Viskosimeter

Viskosimeter Oswald

Thermometer

Stopwatch

53

Pemanas Listrik

Bola Karet

Corong

Gelas Ukur

Gambar 4.1 Peralatan Percobaan 4

4.5. PROSEDUR PERCOBAAN 4.5.1. Menentukan Viskositas dengan Viscisimeter Oswald A. Menentukan Viskositas Cairan 1. 2. Sebagai larutan standart dipakai air. Siapkan Viskosimeter Oswald yang bersih dan kering. Masukkan 10 cc air yang telah diukur suhunya ke dalam Viskosimeter. Tunggu sampai temperature air dan alat benarbenar sama. 3. Hisap cairan dalam Viskosimeter dengan bola karet sampai cairan berada kira-kira 1 mm diatas batas semula.

54

4.

Ukur waktu pengaliran air untuk melewati batas-batas yang tertera pada batas Oswald. Jika waktu pengaliran lebih kecil dari 200 detik, pilih viskosimeter yang lebih kecil dan ulangi prosedurnya.

Catatan

: Densitas larutan diukur pada temperature yang sama dengan yang digunakan untuk mengukur waktu pengaliran.

B. Menentukan Densitas Gliserin 1. 2. 3. 4. Buat 40 ml larutan = 25%, 50% dan 75% gliserin dalam air. Timabng picnometer kosong. Isi picnometer dengan larutan dan timbang. Selisih berat picnometer yang berisi larutan dan picnometer kosong adalah berat larutan. 5. Karena volume picnometer diketahui, maka densitas larutan dapat dicari. 6. Densitas masing-masing larutan kemudian dapat diketahui.

4.5.2. Menentukan Viscositas dengan Redwood Viscosimeter 1. Panaskan crude oil 250 ml selama 1 jam denga temperature 212 F lalu dinginkan hingga temperature 80 F. 2. Bersihkan Oil Cup dengan bensin, heater lalu dinginkan. Kemudian masukkan sample kedalam Oil Cup sampai batas. 3. Sample dipanaskan beberapa derajat diatas suhu percobaan, begitu pula water bath. 4. 5. Tempatkan flash dibawah orifice. Bila temperature sample telah konstan pada suhu percobaan, catat waktu pengaliran 50 cc sample dengan cara membuka valve dan menjalankan stopwatch. 6. 7. Matikan stopwatch jika sample mencapai 50 cc. Ulangi percobaan diatas pada temperature 100, 110, 130, 150, 180 dan 210 F.

55

4.6. HASIL PENGAMATAN

1. Ostwald No 1 2 3 4 Sample Air Gliserin 25% Gliserin 50% Gliserin 75% Waktu alir 12,77 Detik 21,82 Detik 58,57 Detik 239 Detik 1,0108 gr/ml 1,0828 gr/ml 1,1556 gr/ml 1,2156 gr/ml SG 1,0108 1,0828 1,1556 1,2156 kin 6.377 10.896 29,249 119,356 din 6,445 11,798 33,800 145,089

Viskometer Ostwald digunakan untuk fluida yang transparan

2. Redwood No 1 2 3 Sample Crude Oil

Waktu 35 77 115

Redwood viscometer digunakan untuk fluida yang non transparan.

4.7. PERHITUNGAN Penentuan Sample Air Dik : massa picnometer kosong Massa picnometer berisi sample Volume sample=volume picnometer Waktu alir Dit : a. b. SG sample c. d. Jawab : = 14,56 gr = 39,83 gr = 25 ml = 12,77 detik

56

a) Massa sample=massa picnometer berisi-massa picnometer kosong =39,83 gr 14,56 gr = 25,27 gr Jadi
sample

= 1,0108

b) SG =

= 1,0108

c)

= C . t = 0,4994 cs/detik . 12,77 detik = 6,377 cs

d)

=D.

= 1,0108 . 6,377 cs = 6,445 cs

Sample Gliserin 25% Dik : massa picnometer kosong Massa picnometer berisi sample Volume sample=volume picnometer Waktu alir = 14,56 gr = 41,63 gr = 25 ml

= 21,82 detik

Dit :

a. b. SG sample c. d.

Jawab : a) Massa sample=massa picnometer berisi-massa picnometer kosong =41,63 gr 14,56 gr = 27,07 gr Jadi
sample

= 1,0828

57

b) SG =

= 1,0828

c)

= C . t = 0,4994 cs/detik . 21,82 detik = 10,896 cs

d)

=D.

= 1,0828 . 10,896 cs = 11,798 cs

Sample Gliserin 50% Dik : massa picnometer kosong Massa picnometer berisi sample Volume sample=volume picnometer Waktu alir Dit : a. b. SG sample c. d. Jawab : = 14,56 gr = 43,45 gr = 25 ml = 58,57 detik

a)

Massa sample=massa picnometer berisi-massa picnometer kosong =43,45 gr 14,56 gr = 28,89 gr

Jadi

sample

= 1,1556

b) SG =

= 1,1556

c)

= C . t = 0,4994 cs/detik . 58,57 detik

58

= 29,249 cs

d)

=D.

= 1,1556 . 29,249 cs = 33,800 cs

Sample Gliserin 75% Dik : massa picnometer kosong Massa picnometer berisi sample Volume sample=volume picnometer Waktu alir Dit : a. b. SG sample c. d. Jawab : a) Massa sample=massa picnometer berisi-massa picnometer kosong = 44,95 gr 14,56 gr = 30,39 gr Jadi
sample

= 14,56 gr = 44,95 gr = 25 ml

= 239 detik

= 1,2156

b) SG =

= 1,2156

c)

= C . t = 0,4994 cs/detik . 239 detik = 119,356 cs

d)

=D.

= 1,2156 . 119,356 cs = 145,089 cs

59

4.8. PEMBAHASAN Perinsip dari percobaan ini adalah menentukan viskositas suatu cairan yang diukur pada suhu tertentu dengan menggunakan viscometer Ostwald dan air yang berperan sebagai pembandingnya selain itu juga dapat ditentukan rapatan massa cairan pada suhu tertentu dengan menggunakan picnometer. Viscositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida, kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat sedangkan yang lainnya mengalir secara lambat, cairan yang mengalir cepat seperti contohnya air karena memiliki viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin 25%, 50%, 75% karena mempunyai viskositas besar, jadi viskosita tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. Faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut : a. Tekanan Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. b. Temperatur Viskositas akan turun dengan naiknya suhu sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu, pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energy. Molekul-molekul cairan bergerak. Sehingga gaya interaksi antar molekul lemah dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperature. c. Kehadiran zat lain Penambahan gula tebu meningkatkan viskosita air. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikan viskositas air, pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer waktu alirnya semakin cepat.

60

4.9. KESIMPULAN Setiap fluida atau cairan memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai viskositas yang dapat didefinisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari paseulle. Metode Ostwald merupakan suatu variasi dari metode paseulle. Viskositas dari suatu cairan murni addalah indeks hambatan aliran cairan pada percobaan ini kita akan mempelajari tentang pengaruh suhu terhadap viskositas cairan. Cairan yang digunakan dapat bermacam-macam namun pada percobaan ini cairan yang digunakan adalah : Crude Oil, Gliserin 25%, 50%, 75% sedangkan air bertindak sebagai cairan pembanding. Dengan melakukan percobaan ini kita akan mengetahui cairan mana yang memiliki viskositas yang tinggi.

4.10. TUGAS 1. Jelaskan perbedaan pengukuran viskositas dengan viscometer Ostwald dengan viscometer redwood ! Jawab: Viskometer Ostwald : yaitu fluida yang digunakan viscometer Ostwald menggunakan fluida yang transparent. Redwood yaitu menggunakan fluida yang non transparan.

2. Jelaskan pengaruh komposisi crude oil dengan sifat fisik fluida terhadap besarnya viskositas ! Jawab : Komposisi dari crude oil terdiri dari atom C dan H, semakin banyak atom C maka viskositas minyak tersebut semakin tinggi pula, maupun sebaliknya semakin sedikit atom C maka viskositas minyak tersebut semakin rendah. fraksi destilasi yang memiliki jumlah atom C25termasuk pada golongan pelumas ringan. Crude oil yang memiliki banyak atom C akan semakin kompak dan ikatannya semakin berdekatan. Bila crude oil sample banyak mengandung atom C maka akan mempengaruhi

61

viskositasnya. Semakin banyak kandungan atom C maka viskositasnya semakin tinggi dan sulit mengalir dan sebaliknya semakin sedikit atom C maka viskositasnya semakin rendah dan lebih mudah untuk mengalir.

3. Hitunglah viskositas fluida yang mengalir pada pipa dengan diameter 2,3X inch, panjang 6 ft, volume fluida 0,0X bbl, dan 1X psi pada pangkal pipa dan 9,X psi pada ujung pipa. Diasumsikan aliran fluida laminar! (Untuk nilai X, bagi yang ber-NPM ganjil nilai X = 4, dan bagi yang bernpm genap nilai X = 2) Jawab : Dik : X=2

V = 0,02 bbl = 3,18 liter

Dit :

..?

4. Jelaskan perbedaan antara viskositas kinematic dengan viskositas dinamis! Jawab : Viskositas kinematic adalah perbandingan terhadap kerapatan massa pada fluida. Viskositas dinamis adalah hasil dari densitas suatu fluida dengan viskositas kinematic.
62

BAB V PENYULINGAN MINYAK MENTAH (CRUDE OIL DESTILATION)

5.1

TUJUAN PERCOBAAN Menentukan titik didih serta hasil destilasi minyak mentah.

5.2

TEORI DASAR Destilasi berfraksi adalah penyulingan serta pengembunan kembali berbagai

macam cairan yang yang mempunyai titik didih berbeda-beda. Yang memiliki titik didih berlebihan antara alin : gas, bensin (benzene), kerosin. Minyak diesel (solar), pelumas ringan, pelumas berat dan crude oil ini terdiri dari bermacammacam fraksi dengan titik didih yang berlainan ditentukan oleh banyak dan homolognya. Dengan melakukan destilasi terhadap crude oil tersebut dan mencatat volume destilat setiap saat atau tahap kenaikan temperatur tertentu, maka kita mempunyai nomor atom C1 samapi C4, bensin bernomor atom C5 sampai C10, kerosin atau minyak tanah bernomor atom C18 sampai C25, pelumas berat bernomor atom C26 sampai C35, sedangkan diatas C36 sampsi C60 dianggap residu. Setelah kotoran,air dan gas dipisahkan dari crude oil maka selanjutnya crude oil akan ses untuk mendapatkan apa yang disebut PETROLEUM PRODUCT. Proses yang digunakan meliputi : Physical processing Chemical processing Refining processing

Dalam percobaan ini hanya dipakai metoda Physical processing yaitu destilasi berfraksi. Jika tekanan barometer tidak menunjukan 760 mmHg, maka setiap pengukuran destilat perlu dilakukan koreksi temperature begitu juga pressure loss untuk pembacaan celcius.

63

5.3

ALAT & BAHAN PERCOBAAN Alat : Flash Destilation Crude Oil Destilator Thermometer Gelas ukur 50 mL Picnometer 50 mL Picnometer 25 mL Neraca digital : 1 Unit : 1 Unit : 2 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit

Bahan : Crude Oil 250 mL

5.4

GAMBAR ALAT

Thermometer Flash Destilation + Kondensor

Gelas Ukur

Picnometer

64

Pemanas Listrik Gambar 5.1

Neraca Digital Peralatan Percobaan 5

5.5

PROSEDUR PERCOBAAN 1. 2. Ambil sample sebanyak 100 cc Tentukan SG sample dan harga API pada kondisi lab, dengan picnometer 50 cc. 3. 4. 5. Timbang flash kosong + thermometer. Timbang flash berisi sample + thermometer. Bersihkan dan keringkan gelas ukur, letakkan gelas ukur tersebut sedemikian rupa sehingga ujung outlet masuk sedikit ke dalam gelar ukur penampung destilat. Tutup gelas ukur untuk mencegah agar uap tidak keluar dari tabung. 6. 7. Sirkulasikan cairan pendingin melalui kondensor. Jalankan pemanasan dan atur kuat panasnya perlahan-lahan, supaya cairan destilasi menetes dengan speed (kecepatan) + tetes/detik. 8. 9. Amati temperatture sampai mencapai Initial Boiling Point. Setelah initial boiling point tercapai, amati volume destilat untuk setiap kenaikan temperature 25 C, sampai tercapai final atau End Boiling Point. 10. Hentikan pemanasan pada end boiling point dan biarkan cairan destilat menetes pada gelas ukur. 11. Setalah pendinginan, catat volume total destilat. 12. Timbang flash +residu+ thermometer. 13. Ukur SG residu dengan picnometer (25 mL) pada kondisi laboratorium.

65

14. Ukur temperature dan tekanan udara laboratorium selama percobaan

5.6

HASIL PENGAMATAN

Peralatan Picnometer 50 mL

Kalkulasi penelitian M . Picno kosong = 25,23 gr M . Picno Isi (Oil) = 69,29 gr

Hasil analisa

SG = 0,8802 API = 29,25

Flash Destilation

Flash Kosong + Thermometer = 173,73 gr Flash berisi + Thermometer = 239,30 gr Flash + residu + Thermometer = 234,89 gr

5.7

PERHITUNGAN Selain mengamati terjadinya Initial Boiling Point dan End Boiling Point

pada percobaan crude oil destilation ini ada beberapa perhitungan mengenai SG dan API minyak. Dik : Massa picno kosong = 25,23 gr Massa picno berisi Volume Picno Massa sample Dit : = 69,29 gr = 50 ml

= 44,01 gr

= ..?

SG = ..? API =..? Jawab :


Massa sample = (picnomter +sample) (picnometer kosong)

66

= 69,29 gr 25,23 gr = 44,06 gr Volume sample

= volume picnometer = 50 mL

= = = 0,8812 gr/mL

SG sample

= = = 0,8812

API

= = = 29,07 API

Bubble point = a. ( = 190,4 b. ( = 70,4 c. = 361 d. = 190,4 + 460 = 650,4 Rankin ) )

67

Initial Boiling Point ( a. ( = 190,4

) )

b.

( = 107,2

c. = 407 d. = 273.2 End Boiling Point ( a. ( = 316,4 b. ( = 126,4 c. = 431 d. = 316.4 + 460 ) ) ) + 460

= 733.2 Rankin

= 776.4 Rankin

5.8

PEMBAHASAN Destilasi berfraksi adalah penyulingan serta pengembunan kembali berbagai

macam cairan yang memiliki titik didih berbeda-beda. Yang memiliki titik didih berlebihan antara lain : gas, bensin, karosin, minyak solar, pelumas berat dan crude oil ini terdiri dari bermacam-macam fraksi dengan titik didih yang berlebihan ditentukan oleh banyak dan homolognya.

68

Dengan melakukan destilasi terhadap crude oil tersebut dan mencatat volume destilat setiap saat atau setiap kenaikan temperature tertentu, maka kita mempunyai nomor atom C sampai Cu bensin bernomor atom C5 C10 sedangkan minyak tanah atau korosin bernomor atom C18 C25. Pelumas berat C26 C36 dan diatas C36 C60 adalah residu. Pada percobaan ini kita menggunakan sedikit batu bata untuk mempercepat reaksi atau yang disebut dengan istilah katalis apabila semakin banyak katalis maka semakin bannyak atu tinggi gelembungnya, potongan batu bata tersebut berfungsi juga sebagai pencegah ledakan-ledakan kecil pada saat temperature tinggi, selama itu juga kita harus menjaga kondisi air pada alat crude oil destilator agar proses percobaan stabil dan hasil pengamatan mendapatkan hasil yang bagus sesuai yang kita harapkan. Pada percobaan ini kami mendapatkan destilasi solar, setelah end boiling point, dengan mencium bau sampel dari percobaan.

5.9

KESIMPULAN Dari percobaan ini dapat disimpulkan untuk mengetahui crude oil yang

kita produksi itu bensin, korosin, gas, minyak solar, pelumas ringan dan pelumas berat maka kita harus melakukan cara destilasi dimana destilasi ini sendiri memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya sampai mendapatkan initial boiling point dan end boiling pont dan juga mendapatkan bubble point pada saat melakukan penyulingan minyak mentah ini dibutuhkan ketelitian kesabaran dan kekompakan kelompok.

5.10

TUGAS 1. Pada proses destilasi diperoleh data sebagai berikut : Picnometer kosong Picnomter +sample Flash kosong +thermometer Flash berisi sample +thermometer : 7,05 gr : 16,1 gr : 127,4 gr : 272,3 gr

69

Volume total destilat ml) Initial boiling point End boiling point Flash + Residu+ thermometer Picnometer + residu Tentukan API sample ?

: 68 tetes (15 tetes=0,1875 : 150 C : 252 C : 275,5 gr : 12,72

Menentukan API sample Massa sample = (picnomter +sample) (picnometer kosong) = 16,1 gr 7,05 gr = 9,05 gr Volume sample = volume picnometer = 50 mL

= 0,181 gr/cc

SG sample =

= 0,181

API=

= 650,26API

2. Jelaskan beserta diagram nya : low shrinkage oil, high shrinkage oil, retrograde condensate gas, dry gas dan wet gas ? Jawab :

70

Low shrinkage oil

1.1 Grafik Low Shrinkage Oil Ciri-ciri Low Shrinkage Oil o GOR = < 200 scf/stb o Oil gravity = < 15 API o Color in Stock Tank = Black o 85 % liquid at separator condition Pada kondisi awal tekanan reservoir lebih besar dari tekanan titik gelembungnya sedangkan temperature lebih kecil dari temperature ke titiknya, pada keadaan awal reservoir hanya terdiri dari fasa cair yaitu minyak mentah apabila minyak diproduksikan kepermukaan dengan tekanan dan temperature dititik S. Maka akan terdiri dari 2 fasa mintak dan gas. High shrinkage oil

6.2 Grafik High Shrinkage Oil


71

Ciri-ciri high shrinkage oil o GOR = 2000 s/d 3500 scf/stb o Oil gravity = 45 s/d 55 API o Color in Stock Tank = Greenis to orange o Lower liquid at separator condition Pada tekanan awal tekanan reservoir lebih besar dan tekanan titik gelmbung dan temperaturnya lebih kecil dari temperature kritiknya dimana penurunan tekanan dari kondisi reservoir kepermukaan akan menyebabkan terbentuknya fasa gas, gas oil ratio volatile oil black oil. Retrograde condensate

6.3 Grafik Retrograde Gas

Ciri-ciri retrograde condensate gas o GOR = 8.000 s/d 70.000 scf/stb o Condensate gravity above 50 API o Sctock tank liquid usually water white

Keterangn gambar :

72

o Temperature kritis yang lebih kecil dari temperature reservoir, dan titik cricondentherm yang lebih besar dari temperature reservoir. o Seiring dengan berkurangnya tekanan di reservoir karena produksi, retrograde gas menunjukkan adanya dew point o Dengan bertambahnya penurunan tekanan di reservoir, minyak akan terkondensasi dan terpisah dari fasa gasnya. o Komposisi sistem fluida hidrokarbon di reservoir menjadi lebih berat dan tidak tetap. Retrogade adalah suatu fenomena bila suatu system fluida diturunkan tekanannya maka akan terjadi kondensatnya setelah mencapai titik tertentu dan penurunan tekanan akan mengakibatkan penguapan. Retrogate kondensate gas terjadi apabila reservoir mampunyai temperature diantara temperature kritik dan uncondensate paa kondisi awal terdiri dari fasa gas retrogate terjadi bila kondisi hidrokarbon di reservoir mempunyai temperature yang lebih besar dari titik kritisnya sebagai system menjadi gas tetapi bila tekanan diturunkan akan menghasilkan liquid dan bila diteruskan penurunan liquid akan menjadi gas. Dry gas

6.4

Grafik Dry gas


73

Dry gas mengandung pengertian bahwa bila reservoir baik permukaan direservoir tidak mengandung fasa cair dan hanya memiliki sedikit molekul berat sehingga dengan sedikit molekul berat inilah mengakibatkan tidak terbentuk fasa cair. Gambar tersebut menunjukan bahwa direservoir awalnya adalag fasa gas dengan temperature diatas kritis garis 1-2 menunjukan terjadinya penurunan tekanan pada temperature konstan, point 1 jika tekanan diturunkan fasanya tidak terjadi perubahan gas hal ini disebabkan hidrokarbon dalam fluida tidak mengandung komponen berat yang mendorong terjadinya perubahan fasa dari gas menjadi liquid. Wet gas

6.5 Grafik Wet gas

Ciri-cirinya adalah : o GOR = 60.000 s/d 100.000 csf/stb o Stock tank oil gravity above 60 API o Color liquid is water white o Keadaan 2 fasa pada separator

74

Seperti pada gambar wet gas adalah berada pada sepanjang garis penurunan tekanan reservoir, diatas temperature condenterm tekanan diturunkan dan temperature turun maka melewati dew point line akan menjadi 2 fasa yaitu liquid dan gas tetapi gas lebih dominan yang berwana putih. 3. Sebutkan fraksi-fraksi dan titik didih dan nomor atom hasil destilasi minyak bumi dan hasil akhir pengolahan lanjut dari fraksi tersebut ? Jawab : No 1 2 3 4 5 6 7 Fraksi Titik No. Atom Destilasi Didih Gas < 200 C C1 - C4 Bensin 200 C C5 - C10 Kerosin 200-250 C C11 - C13 Solar 250-300 C C14 - C17 Pelumas 300-400 C C18 - C25 Ringan Pelumas Berat C26 C35 Residu 500 C C36 C60 Tabel 6.1 Fraksi-Fraksi CrudeOil

4. Untuk menentukan kualitas minyak parameter apa saja yang perlu diperhatikan selain dari SG da API ? jelaskan alas an saudara ! Jawab : Kelarutan gas dalam minyak (RS) Semakin banyak gas (Komponen ringan) dalam crude oil (minyak) maka minyak memiliki kualitas bagus. Viskositas minyak (No) Semakin tinggi viskositasnya maka minyak akan semakin sulit mengalir begitu juga sebaliknya semakin rendah viskositasnya semakin rendah untuk mengalir.

75

BAB VI PENENTUAN FLASH POINT DAN FIRE POINT (FLASH POINT AND FIRE POINT DETERMINATION)

6.1

TUJUAN PERCOBAAN Untuk menentukan titik nyala ( flash point ) dengan menggunakan Tag

Close Tester dari cairan-cairan yang mempunyai viskositas kurang dari 5,5 cst (pada 25C) dan titik nyala dibawah 200 F, kecuali cairan cairan yang cenderung membentuk surface film dibawah kondisi percobaan dan materialmaterial yang mengandung suspended solid. Untuk keadaan-keadaan terakhir ini digunakan alat Pneskey martens.

6.2

DASAR TEORI Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak ( uap

minyak ) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala apabila terkena percikan api kemudian mati kembali. Minyak bumi yang mempunyai flash point terendah akan membahayakan, karena minyak tersebut mudah terbakar. Apabila minyak tersebut mempunyai titik nyala tinggi juga kurang baik, karena akan susah mengalami pembakaran. Tetapi kalau ditinjau dari segi keselamatan maka minyak yang baik mempunyai flash point yang tinggi karena tidak mudah terbakar. Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya akan menyala dan terbakar secara terus- menerus kalau terkena nyala api pada kondisi tertentu. Flash point ditentukan dengan jalan memanaskan sample dengan pemanasan yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu nyala penguji (test flame) diarahkan pada permukaan sample. Test flame ini terus diarahkan pada permukaan sample dengan berganti-ganti sehingga mencapai atau terjadi semacam ledakan karena adanya tekanan dan api yang terdapat pada test flame akan mati. Inilah yang disebut dengan flash point.

76

Penetuan fire point ini sebagai kelanjutan dari flash point dimana apabila contoh akan terbakar / menyala kurang lebih lima detik maka lihat suhunya sebagai fire point. Penentuan titik nyala tidak dapat dilakukan pada produkproduk yang volatile seperti gasolin dan solven-solven ringan, karena mempunyai flash point dibawah temperatur normal. Semula penentuan flash point dan fire point ini dimaksudkan untuk keamanan dimana orang yang bekerja tanpa kuatir akan terjadinya kebakaran, tetapi perkembangannya yaitu dapat mengetahui mudah tidaknya minyak tersebut menguap. Koreksi untuk tekanan Barometer : Tekanan Barometer dicatata pada saat akhir percobaan, bila tekanan tidak sama dengan 760 mmHg (101,3 kPa), titik nyala dapat dikoreksi sebagai berikut : a. Cc = C + 0,25 ( 101,3 P ) b. Cc = F + 0,06 ( 760 P ) c. Cc = C + 0,0033 ( 760 P ) Dimana : F = titik nyala yang diamati ( F ) C = titik nyala yang diamati ( C ) P = tekanan Barometer ( mmHg , kPa )

6.3

ALAT & BAHAN Alat : Tag Close Tester Gelas Kimia 100 ml Gelas Kimia 50 ml Alumunium Foil Termometer : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 1 Roll : 1 Unit

Bahan : Crude Oil 100 ml

77

6.4

GAMBAR ALAT

Gelas Kimia

Tag Close Tester

Aluminium Foil Gambar 6.1

Thermometer Peralatan Percobaan 6

6.5

PROSEDUR PERCOBAAN 1. Isi bath dengan air sampai batas maksimum 2. Tuangkan dengan hati-hati 50 ml sample kedalam cup yang sebelumnya telah dibersihkan. Kemudian pasang penutup (lid) bersama termometer pada tempatnya. 3. Hidupkan penyala, atur hingga nyala baik dan konstan. 4. Atur pemanas sample sedapat mungkin sampai diperoleh lagi kenaikan temperature 1 5. Untuk mendapatkan titik nyala, arahkan lidah api kedalam cup dengan cepat (tidak lebih dari 1 detik) 6. Ulangi langkah 5 pada setiap kenaika 1 hingga diperoleh titik nyala

78

7. Bila titik nyala telah diperoleh ( uap sample cup menyala ) hentikan pemanasan. Catat titik nyala yang diperoleh. 8. Ulangi langkah 2 sampai dengan 7 untuk sample-sample yang lain. 9. Catat tekanan barometernya.

6.6

HASIL PENGAMATAN

Pembahasan Tag Closed Tester

Temp Pengujian 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

Keterangan Flash Point Fire Point -

Tabel 7.1 Hasil Pengamatan percobaan 6

Keterangan : Temperatur bubble point crude oil sangat tinggi sedangkan peralatan terbatas untuk temperature yang tinggi Konversi :

79

6.7

PERHITUNGAN Dalam praktikum penetuan flash point dan fire point ada perhitungannya

yaitu pengkonversian dari C ke F, R, K dan R. : a. 90 C F =( =( x Tc ) + 32 x 90 ) + 32

= 194 F b. 90 C R =( =( x Tc ) x 90 )

= 72 R c. 90 C K = Tc + 273 = 90 + 273 = 363 K d. 90 C R = C + 460 = 90 + 460 = 550 R

6.8

PEMBAHASAN Flash poin atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak (uap

minyak) dan produknya akan menyala apabila terkena percikan api kemudian akan mati kembali dengan cepat. Minyak bumi yang mempunyai flash point terendah akan membahayakan, karena minyak tersebut mudah terbakar, apabila minyak tersebut mempunyai titik nyala tinggi juga kurang baik karena akan susah mengalami pembakaran tetapi bila ditinjau dari segi keselamatan maka minyak yang baik memiliki flash point yang tinggi karena tidak mudah terbakar. Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya akan menyala dan terbakar secara terus menerus jika terkena percikan api pada kondisi tertentu flash point ditentukan dengan cara memanaskan sampel dengan pemanasan yang tetap setelah tercapai suhu tertentu maka minyak mentah akan

80

menguap uap tersebut akan menyala jika test flame diarahkan pada uap tersebut sehingga akan terjadi semacam letupan kecil karena adanya tekanan pembakaran gas tersebut dan akan memadamkan api yang terdapat pada test flame inilah yang disebut dengan flash point.

6.9

KESIMPULAN Penentuan fire point ini adalah sebagai kelanjutan dari penentuan Flash

point dimana sampel akan terbakar / menyala selama lebih kurang lima detik maka suhu pada saat itu disebut sebagai titik bakar (fire point) suatu minyak mentah. Penentuan titik nyala tiak dapat dilakukan pada produk-produk yang banyak mengandung volatile seperti gasolin dan solvent-solvent ringan karena akan mudah terbakar. Pada awalnya penentuan flash point dan fire point ini dimagsudkan untuk menentukan tingkat keamanan kerja, sehingga orang yang bekerja tidak merasa kawatir akan terjadinya kebakaran, akan tetapi pada perkembangannya digunakan untuk mengetahui mudah tidaknya minyak tersebut bisa menguap.

6.10 TUGAS 1. Jelaskan perbedaan antara flash point dan fire point ! Jawab : Flash point : Temperatur terendah dimana uap diatas minyak dapat menyala sendiri. Fire Point : Temperatur terendah dimana uap diatas minyak dapat terbakar selama 5 detik.

2. Jelaskan factor yang menyebabkan besarnya temperature flash point pada suatu Crude Oil ? Jawab : Pengaruh dari tinggi rendahnya flash point yaitu , semakin rendah nilai flash point menunujukkan bahwa komposisi minyaknya memiliki sedikit atom C sehingga lebih cepat mengalami penguapan dan

81

memiliki harga jual yang komersial karena menunjukkan crude oil yang bagus dan sebaliknya semakin tinggi nilai flash point akan menunjukkan bahwa komposisi crude oil tersebut mengandung banyak attom C, sehingga lebih lama mengalami penguapan.

3. Tuliskan Kegunaan pengukuran flash point dilapangan ? Jawab : Untuk menentukan tingkat keamanan kerja sehingga orang yang bekerja tidak merasa kawatir akan terjadinya kebakaran, pada perkembangannya untuk mengetahui mudah tidaknya minyak tersebut bisa menguap

4. Apa akibatnya jika temperature penyimpanan crude oil melebihi temperature flash pointnya ? Jelaskan ! Jawab : Akan mudah terbakar. Karena flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak (uap minyak) akan menyala apa bila terkena percikan api apalagi bila temperature melebihi titik nyala atau flash point.

82

BAB VII PENENTUAN COULD POINT,COLD POINT DAN POUR POINT (DETERMINING OF CLOUD POINT,COLD POINT AND POUR POINT)
7.1 TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan titik kabut (cloud point) untuk minyak mentah. 2. Menentukan titik tuang (pour point)untuk minyak mentah. 3. Menentukan titik beku untuk minyak mentah.

7.2

TEORI DASAR Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi mengalami

penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak diwaspadai, maka akan terjadi pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga tidak bisa lagi untuk mengalir. Penurunan temperatur ini akan memyebabkan suatu masalah yang akan menjadi besar akibatnya apabila tidak segera diatasi. Harus diketahui dimana minyak mengalami perubahan temperatur, agar dapat mengetahui atau mengantisipasi dan mengambil tindakan yang terbaik agar minyak dapat ditranspotasikan secara lancar dari formasi ke permukaan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengatasi hal tersebut di atas, kita dapat mengambil sample minyak formasi dan mengadakan uji coba untuk mengetahui titik kabut, titik beku, dan titik tuang minyak tersebut. Salah satu sifat hampir semua minyak adalah membeku menjadi semi fluid atau massa solid yang sukar bergerak jika padanya terjadi penurunan temperature. Test titik kabut umumnya dilakukan pada minyak yang dihasilkan dengan destilasi. Test ini menentukan temperatur dimana Wax (lilin paraffin) mulai mengkristal dan terpisah dari minyak membentuk semacam kabut tipis. Test ini dilakukan untuk menentukan temperature dimana minyak tidak dapat mengalir lagi. Besarnya pour point berbeda beda untuk setiap tipe minyak tergantung pada komposisi zat yang dikandungnya. Untuk melaksanakan test ini,

83

sample minyak ditempatkan pada botol yang dilengkapi termometer. Kemudian sample dan yar diletakkan pada mesin pendingin untuk diamati temperature dan fluidanya. Untuk menentukan titik kabut, sample diamati pada tiap penurunan temperature 2 F (-16.6667 C) hingga terbentuk endapan (kabut). Sedangkan untuk titik tuang, sample diamati pada tiap penurunan suhu 5 F (-15 C) hingga minyak tidak mengalir lagi jika dituangkan.

7.3

ALAT & BAHAN Alat : Water Bath Termometer Tabung Reaksi Rak Tabung Reaksi Corong Stopwatch Aluminium Foil : 1 Unit : 1 Unit : 4 Unit : 4 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 1 Roll

Bahan : Crude Oil 100 ml Es Batu Garam

84

7.4

GAMBAR ALAT

Thermometer

Water Bath

Tabung Reaksi

Corong

Stopwatch Gambar 7.1 Peralatan Percobaan 7

85

7.5

PROSEDUR PERCOBAAN Penentuan Titik Kabut ( Cloud Point ) dan Titik Beku ( Cold Point ) a. Mengambil sample dan memasukkannya ke dalam tube sampai garis batas. b. Menyiapkan es batu kemudian menambahkan garam secukupnya untuk menjaga agar es batu tidak cepat mencair. c. Memasukkan thermometer ke dalam bath. d. Mengamati temperatur dan kondisi sample yang diteliti setiap 3 menit. e. Mencatat pembacaan temperatur ( dalam celcius atau Fahrenheit ) pada saat terjadinya kabut atau disebut juga Cloud Point. f. Kemudian melanjutkannya sampai sample diyakini telah membeku atau Cold Point. Penentuan Titik Tuang ( Pour Point ) a. Setelah mendapatkan titik beku, mengeluarkan tube yang berisi sample dari dalam bath pada kondisi sample masih beku. b. Mendiamkan pada temperatur kamar. c. Mengamati perubahan temperatur pada saat seluruh sample dapat dituangkan. Melaporkan temperatur tersebut sebagai Pour Point

86

7.6

HASIL PENGAMATAN Setelah dilakukan pengamatan cloud point, cold point dan pour point

didapat data-data sebagai berikut :

Keterangan Cloud Point Cold Point Pour Point

Waktu 3 menit ke 1 3 menit ke 2 3 menit ke 3 & 4

5 ml 19 C -8 C 15 C

7,5 ml 16,4 C 8,3 C 24,5 C

5 ml 19 C -8 C 15 C

Hasil Konversi F R K Ra 479 452 475

7,5 ml 16,4 C 8,3 C 24,5 C

Hasil Konversi F R K Ra

66,2 15,2 292 17,6 -6,4 59 12 265 288

61,25 13,12 289,4 476,4 46,94 6,64 76,1 19,6 281,3 468,3 297,5 484,5

Tabel 7.1 Hasil Pengamatan Percobaan 7

Temp 5 ml 25 20 15 10 5 1 5 10 15 2 3 3 mnt 4 5 10 15 25 20 15 10 5

Temp 7,5 ml

87

7.7

PERHITUNGAN Pada percobaan penentuan cloud point,cold point dan pour point

perhitungan yang dilakukan hanya mengenai konversi suhu yang didapat dari pengamatan yaitu : Pada tabung reaksi 5 ml, titik kabut ditemukan pada suhu 19 C Konversi dari C ke F 19 C = ( x tc) + 32 =( x 19) + 32 = 34,2 + 32 =66,2 F Konversi dari C ke R 19 C = x tc = x 19 = 15,2 R Konversi dari C ke K 19C = tc + 273 = 19+273 = 292 K Konversi dari C ke Ra 19 C = C + 460 = 19 + 460 = 479 Ra Titik beku ditemukan pada suhu -8 C Konversi dari C ke F -8 C = ( x tc) + 32

88

=( x -8) + 32 = 17,6 F Konversi dari C ke R -8 C = x tc = x (-8) =-6,4 R Konversi dari C ke 0K -8C = tc + 273 = (-8)+273 = 265 K Konversi dari 0C ke 0Ra -8 C = C + 460 = (-8) + 460 = 452 Ra Titik tuang ditemukan pada suhu 15 C Konversi dari C ke F 15 C = ( x tc) + 32 =( x 15) + 32 = 27 + 32 = 59 F Konversi dari C ke R 15 C = x tc = x 15 = 12 R

89

Konversi dari C ke K 15 C = tc + 273 = 15 +273 = 288 K Konversi dari C ke Ra 15 C = C + 460 = 15 + 460 = 475 Ra Pada tabung reaksi 7.5 ml, titik kabut ditemukan pada suhu 16,4 C Konversi dari C ke F 16,4 C = ( x tc) + 32 =( x 16,4) + 32 = 29,52 + 32 =61,52 F Konversi dari C ke R 16,4 C = x tc = x 16,4 = 13,12 R Konversi dari C ke K 16,4C = tc + 273 = 16,4+273 = 289,4 K Konversi dari C ke Ra 16,4 C = C + 460 = 16,4 + 460 = 476,4 Ra
90

Titik beku ditemukan pada suhu 8,3 C Konversi dari C ke F 8,3 C = ( x tc) + 32 =( x 8,3) + 32 = 46,94 F Konversi dari C ke R 8,3 C = x tc = x 8,3 =-6,64 R Konversi dari C ke 0K 8,3C = tc + 273 = 8,3+273 = 281,3 K Konversi dari 0C ke 0Ra 8,3 C = C + 460 = 8,3 + 460 = 468,3 Ra Titik tuang ditemukan pada suhu 24,5 C Konversi dari C ke F 24,5 C = ( x tc) + 32 =( x 24,5) + 32 = 76,1 F Konversi dari C ke R 24,5 C = x tc

91

= x 24,5 = 19,6 R Konversi dari C ke K 24,5 C = tc + 273 = 24,5 +273 = 297,5 K Konversi dari C ke Ra 24,5 C = C + 460 = 15 + 460 = 484,5 Ra

7.8

PEMBAHASAN Crude oil yang berkualitas baik apabila memiliki nilai API yang tinggi,

viskositas yang rendah, titik nyala yang rendah dan titik beku yang yang lama. Crude oil yang memiliki viskositas yang rendah memiliki molekul-molekul penyusun yang renggang satu dengan lain sehingga saat diturunkan temperatur akan lebih lama menyatu dan membenku,ini juga disebabkan masih banyaknya gas yang terlarut dalam minyak. Sedangkan crude oil yang memiliki viskositas yang viskositas yang tinggi, disusun atas molekul-molekul yang saling berdekatan, sehingga pada saat temperatur diturunkan akan semakin menyatu dan menyebabkan fluida semakin mengental,sukar mengalir dan cepat membeku. Faktor lain yang mempengaruhi titik beku minyak adalah wadah/tempat minyak. Semakin sempit wadah, maka molekul penyusun crude oil akan semakin berdekatan dan saling mendesak sehingga akan lebih sulit mengalir dan cepat mengalami pembekuan. Titik kabut (cloud point)merupakan awal dari penurunan temperatur. Semakin tinggi viskositas maka kabut semakin cepat bermunculan dan sebaliknya semakin rendah viskositas maka kabut akan lebih lama bermunculan. Perolehan
92

titik tuang (pour point) yang tidak sesuai dengan temperatur awal disebabkan oleh gas yang terlepaskan pada saat perubahan temperatur. Aplikasi dilapngan cloud point,cold point dan pour point diterapkan pada produksi dan distribusi. Pada saat produksi temperatur dari dasar reservoir ke permukaan akan mengalami penurunan, sehingga akan sangat diperlukan mengetahui titik beku(cold point) fluida agar tidak menyebabkan penghambatan aliran fluida atau mempersulit fliuda untuk mengalir. Fluida yang memiliki titik beku yang lama akan mempermudah fluida mengalir ke permukaan dan juga disebabkan masih banyaknya gas yang terlarut dalam minyak. Pada saat distribusi, fluida dialirkan melalui pipa-pipa antar satu dengan lainnya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang titik beku sangat diperlukan agar tidak terjadi pembekuan fluida didalam pipa pada saat distribusi. Dalam praktikum ini Es batu tidak mudah mencair pada saat ditambahkan garam dikarenakan es batu merupakan wujud pada dari air, ini dapat terjadi jika air membeku air membeku pada saat titik bekunya tercapai. Titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya, pada tekanan 1 atm air membeku pada suhu 0C, suhu inin disebut dengan titik beku air, jika kedalam air tersebut dimasukkan garam maka molekul (ion-ion) garam akan menghalangi molekul-molekul air untuk menguap, sehingga tekanan uap air akan berkurang. Berkurangnya tekanan uap air akan menyebabkan penurunan titik beku. Jadi titik beku air + garam lebih rendah dari titik beku air, dengan demikian salah satu alas an mengapa garam dimasukkan kedalam esbatu adalah agar es batu tersebut tidak mudah mencair.

7.9

KESIMPULAN Penurunan temperatur akan menpimbulkan titik kabut(cloud point) dan

titik beku (cold point) serta dipengaruhi oleh komposisi penyusun crude oil. Titik kabut merupakan temperatur dimana munculnya kabut pertama kali dan titik beku (cold point) merupakan temperatur dimana terjadinya pembekuan minyak yang menyebabkan sulit mengalir. Hal ini dapat menunjukkan kualitas minyak. Bila cepat menunjukkan kabut dan fluida membeku merupakan crude oil yang kurang

93

bagus dan sebaliknya bila lambat menunjukkan kabut dan membeku merupakan crude oil yang berkualitas bagus. Titik tuang (pour point)merupakan temperature dimana fluida telah dapat dituangkan setelah mengalami pembekuan. Titik tuang dipengaruhi oleh gas yang terbebaskan pada saat perubahaan temperature.

7.10 TUGAS 1. Jelaskan apa yang dimagsud dengan titik kabut, titik beku dan titik tuang dan apa yang dapat mempengaruhi besar kecilnya derajat Cloud Point dan Pour Point ? Jawab : a. Titik kabut merupakan temperature dimana munculnya kabut pertama kali pada saar penurunan temperature. b. Titik beku merupakan temperature dimana terjadinya pembekuan temperature. c. Titik tuang merupakan temperature dimana telah dapat dituangkan kembali setelah mengalami pembekuan, crude oil yang disebabkan penurunan

dilakukan dengan menaikkan temperature. Yang mempengaruhi besar kecilnya derajat cloud point dan pour point adalah tergantung pada komposisi zat yang dikandungnya. 2. Diketahui tiga tipe crude oil dengan nilai cloud point berturut-turut adalah 27C, 34C dan 43C. Hitunglah : a. Pada temperature berapa F kah ketiga crude oil tersebut mencapai cloud pointnya ? b. Setelah mencapai cloud point, konversikan temperature tersebut kedalam satuan : Jawab : K (Kelvin Degree) R (Reamur Degree) R (Rankine)

94

a. F

= ( x tc) + 32 =( x 27) + 32 = 80,6 F

= ( x tc) + 32 =( x 43) + 32 = 104,4 F

= ( x tc) + 32 =( x 34) + 32 = 93,2 F

b. - F - K

= (F-32)/1,8 + 273,15 = (80,6-32)/1,8 + 273,15 = 300,15 K

F - Re = (Re-32)/2,25 = (80,6-32)/2,25 = 21,6 Re F - R = (R-459,67) = (80,6-459,67) = 379,07 R

- F - K

= (F-32)/1,8 + 273,15 = (93,2-32)/1,8 + 273,15 = 307,15 K

F - Re = (Re-32)/2,25 = (93,2-32)/2,25 = 27,2 Re F - R = (R-459,67) = (93,2-459,67) = -366,47 R

95

- F - K

= (F-32)/1,8 + 273,15 = (104,4-32)/1,8 + 273,15 = 313,37 K

F - Re = (Re-32)/2,25 = (104,4-32)/2,25 = 32,17 Re F - R = (R-459,67) = (104,4-459,67) = -355,27 R

3. Dalam study kasus, jika crude oil yang akan diproduksikan ke permukaan dari dalam reservoir merupakan jenis minyak berat sehingga dalam proses produksinya akan mengalami penyumbatan pada flow line pipa. Lalu sebagai seorang engineering, langkah apaa yang akan anda lakukan ? 4. Setelah melakukan percobaan, bagai mana aplikasi penentuan penentuan cloud point dan pour point dalam dunia perminyakan ? Jawab : Cloud point dan cold point diterapkan pada produksi dan distribusi, pada saat produksi temperature dari dasar reservoir kepermukaan akan mengalami penurunan sehingga akan sangat diperlukan mengetahui titik beku (cold point) agar tidak menyebabkan penghambatan aliran fluida.

96

BAB VIII PENENTUAN TEKANAN UAP (DETERMINING OF VAPOUR PRESSURE)

8.1

TUJUAN PERCOBAAN Untuk menentukan besarnya uap (vapour pressure) pada temperature

tertentu.

8.2

DASAR TEORI Penentuan harga tekanan uap (vapour pressure) adalah digunakan untuk

menentukan harga tekanan uap atau gas dari minyak cair yang digunakan atau diproduksi pada temperature .

Tekanan uap didefinisikan sebagai partikel tekanan uap yang berada dalam keseimbangan fasa cairnya. Keseimbangan dicapai dalam wadah tertutup yaitu bila molekul yang meninggalkan fasa cair tersebut. Keseimbangan ini disebut keseimbangan dinamis. Tekanan uap sebagai fungsi suhu, dimana suhunya makin tinggi semakin besar energi kinetiknya, yang berbanding lurus. Sehingga makin banyak molekul yang meninggalkan fasa cair tersebut menjadi tekanan uap maka zat cair bertambah dengan kenaikan temperature. Karena jumlah molekul uap bertambah dan molekul uap bertambah besar.

8.3

ALAT DAN BAHAN Alat : Pressure gauge Chamber Cup Water Bath Water Bath Thermometer Temoeratur regulator Temperatur controller Gelas Kimia :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1
97

Bahan : Sampel minyak 1 dan 2 Air

8.4

GAMBAR ALAT

Gelas Kimia

Pressure Gauge Gambar 8.1 Peralatan Percobaan 8

8.5

PROSEDUR PERCOBAAN 1. Mengambil sample minyak sebanyak yang diperlukan. 2. Memasukan kedalam cup sampai penuh. 3. Menggabungkan dengan rangkaian chamber, pressure gauge. 4. Memasukan air kedalam water bath sampai batas. 5. Memanaskan dengan menghubungkan pada arus listrik. 6. Mencatat perubahan tekanan pada pressure gauge pada suhu yang telah ditentukan ( ).

98

8.6

HASIL PENGAMATAN Dari hasil percobaan penentuan cloud point, cold point dan pour point

didapat data-data sebagai berikut : Suhu ( ) Tekanan ( ) 0 PSI 0 PSI 0 PSI 0 PSI 3.25 PSI Keterangan Alat dibantu kompressor

8.7

PERHITUNGAN b. Perhitungan analog temperature

Tabel 8.5.1 Suhu ( ) Tekanan ( PSI ) 0.65 psi 1.3 psi 1.95 psi 2.6 psi 3.25 psi Keterangan Data hasil analogi Data hasil analogi Data hasil analogi Data hasil analogi Alat dibantu Kompressor

99

c. Perhitungan konversi tekanan 0.65 Psi -

d. Konversi tekanan 1.3 psi

100

e. Konversi tekanan 1.95 psi

f. Konversi tekanan 2.6 psi

101

g. Konversi tekanan 3.25 psi

h. Konversi tekanan 3.25 psi (Perhitungan) 3,25 psi =..Bar -

102

3,25 psi =..atm 3,25 psi =..pascal 3,25 psi =..torr 3,25 psi =..Dyne -

8.8

PEMBAHASAN

Tekanan uap (Vapour pressure) adalah partikel tekanan uap yang berada dalam kesetimbangan yang dapat dicapai dalam wadah yang tertutup jika jumlah yang meninggalkan fasa cair tersebut sama dengan jumlah molekul yang kembali kefasa cairnya ini disebut kesetimbangan dinamik. Hubungan antara tekanan dan temperature sama atau bisa juga disebut berbanding lurus artinya : jika temperature dinaikan maka tekanan uapnya juga naik dan sebaliknya jika temperature diturunkan maka tekanan uapnya pun turun, yang menyebabkan kegagalan dalam percobaan penentuan tekanan uap yaitu adanya kebocoran halus pada pressure gauge. Apabila kita ingin mendapatkan harga tekanan uap maka dapat menggunakan alat kompressor agar mendapatkan tekanan uap tersebut. Tekanan uap (vapour pressure) yaitu tekanan uap yang dihasilkan dari pemanasan sebelum mendapatkan bubble point pressure (tekanan titik gelembung) sedangkan titik gelembung (bubble point pressure) terjadi setelah melewati temperature kritis pada percobaan penentuan tekanan uap dapat kita aplikasikan

103

dilapangan yaitu dengan cara melihat atau menentukan tekanan yang terdapat di interval atau pada kedalaman yang diinginkan saat memproduksi. Interval merupakan kedalaman yang ada kandungan gas, minyak dan air.

8.9

KESIMPULAN

Hubungan temperature dan tekanan berbanding lurus. Jika temperature dinaikan maka tekanan naik dan jika temperature diturunkan maka tejanan juga akan turun, pada percobaan penentuan tekanan uap ini didapatkan nilai tekanan sebesar 3.25 psi pada temperature yang dibantu oleh alat compressor. Hubungan komposisi penyusun dengan tekanan berbanding terbalik yaitu semakin ringan komposisi penyusun suatu crude oil, maka tekanan uap yang dihasilkan semakin besar dan sebaliknya semakin berat komposisi penyusun suatu crude oil maka tekanan uapnya semakin kecil.

8.10

TUGAS

1. Jelaskan pengertian istilah dibawah ini : a. Bubble Point b. Dew Point c. Cricondenbar d. Cricondenterm e. Critical point Jawab : Pengertiannya adalah : a. Bubble point adalah titik dimana fasa liquid mulai berubah menjadi gas, namun masih dominan liquid disbanding gas. b. Dew Point adalah titik dimana fasa sudah berubah menjadi gas, namun masih tersisa sedikit liquid. c. Cricondenbar adlah tekanan P tertinggi dimana fasa gas masih terdapat dan diatas tekanan ini tidak ada lagi fasa gas, berapapun besarnya temperature yang diberikan.

104

d. Cricondenterm adalah temperature T dimana fasa masih terdapat dan diatas temperature T ini tidak ada lagi fasa cair berapapun besarnya tekanan P yang diberikan. e. Critical point adalah titik kritis yang menghubungkan dengan temperature dan tekanan.

2. Jelaskan beserta grafik jenis-jenis munyak bumi ? Jawab : Jenis-jenis Minyak Bumi a. Low Shrinkage Oil (Black Oil)

= 20-30 = 11-15 bbl/STB = 45-50 scf/stb = 0.05-0.934 = 2-100 cp = Sektor 2000 scf/stb

b. Hight Shrinkage Oil (Volatile Oil)

105

= 30-50 = 1.5-3.0 bbl/STB = 500-6000 scf/stb = 0.25-3 CP = 0.76-0.87 = 2000-3300 scf/stb Warna = Brown Orange (Coklat Oren)

c. Retrograde condensate gas

API = 50-70 RS = 2000-15.000 bbl/Stb SG = antara 0.70-0.77 Biasanya berbentuk Condensate Liquid

106

d. Wet Gas

= >60 = 15.000-100.000 scf/stb = 0.25 CP = < 0.74 = 50.000 scf/stb Separator terdapat didalam

e. Dry Gas

Merupakan suatu fluida reservoir yang hanya terdiri dari fasa gas dan tidak ada fasa liquid di reservoir maupun di separator.

107

3. Jelaskan hubungan temperature terhadap tekanan pada hidrocarbon ? Jawab : Hubungan temperature terhadap tekanan sama yaitu jika temperature tinggi maka tekanan juga rendah hal ini dikarenakan pada saat temperature tinggi, energy kinetic molekul-molekul semakin besar untuk meninggalkan fasa cair menuju fasa gas sehingga tekanan menjadi naik.

4. Jika diketahui perbandingan dari unsur metana dan etana didapat dari bawah grafik dibawah ini dengan kondisi Z Tentukan : a. Tekanan gelembung dan tekanan embun pada XX b. Tekanan Kritis.

108

BAB IX PENUTUP 9.1 Kesimpulan Dari seluruh percobaan yang dilakukan pada praktikum Analisa Fluida Reservoir ini dapat ditarik kesimpulan umum yaitu : Praktikum ini bertujuan untuk menentukan secara langsung informasi mengenai sifat-sifat fisik fluida fluida reservoir yang sangat dipengaruhi oleh temperature, tekanan dan komposisi fluida itu sendiri. Penentuan densitas, SG dan API digunakan sebagai parameter dalam penetunan kualitas minyak. Sehingga dapat dialkukan tahapan-tahapan selanjutnya. Dilakukannya basic sediment and water dapat memberikan informasi mengenai endapan yang ada pada crude oil serta memisahkan fluida satu dengan laiinya untuk mengetahui nilai kekomersialan crude oil Dengan dialkukannya analisa kimia air formasi ini, dapat memberikan informasi mengenai kandungan atau ion-ion yang terdapat dalam air formasi. Hal ini dapat menghindari dalam kerugian terumtama pompa. Dengan penentuan viskositasdapat menentukan kemampuan fluida untuk mengalir. Sehingga kita dapat mengetahui karakterisitik fluida yang kita miliki. Viskositas sangat dipengaruhi oleh komposisi cude oil, densitas, temperature dan tekanan. Penyulingan minyak mentah dilakukan sebagai penentuan jenis crude oil yang kita miliki, yang dilakukan pengembunan atau destilasi, sehingga fraksi dan titik didih dapat dijadian acuan pembeda. Dengan adanya penentuan fire point and point akan memberikan informasi mudah tidaknya suatu minyak menguap. Selain itu segi keamanan, dapat memberikan gambran mudah tidaknya terbakar. Penentuan cloud point, cold point dan fire point akan memperlihatkan hubungan crude oil. Dan selain itu, komposisi atau penyusun dari crude oil pun memiliki peranan penting.

109

Penentuan

tekanan

uap

akan

memberikan

informasi

Hubungan

temperature dan tekanan berbanding lurus.

9.2

Saran Kepada para pembaca laporan Analisa Fluida Reservoir ini, saya harapkan

mau memberikan komentar dan saran. Apabila ada kekurangan pada laporan resmi analisa fluida reservoir ini baik dari segi penulisan ataupun segi isinya demi kesempurnaan laporan ini. Dan agar laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

110

Anda mungkin juga menyukai