Anda di halaman 1dari 56

2022

LEMBAR PENGESAHAN
(APPROVING SHEET)

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM FLUIDA RESERVOIR


(RESERVOIR FLUID GUIDELINES BOOK)

LABORATORIUM TEKNIK PERMINYAKAN


(LABORATORY OF PETROLEUM ENGINEERING)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


(PETROLEUM ENGINEERING DEPARTMENT)

FAKULTAS TEKNIK
(ENGINEERING FACULTY)

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU, OKTOBER 2022

NOVIA RITA, S.T., M.T


DOSEN PENGAMPU
PENDAHULUAN
(INTRODUCTION)

Praktikum Analisa Fluida Reservoir merupakan salah satu bagian dari


ilmu perminyakan. Dalam analisa fluida reservoir dipelajari sifat – sifat fluida
yang diproduksikan ( minyak, gas, dan air ). Untuk mengamati sifat – sifat fluida
reservoir dan dalam hal ini hanya minyak dan air, maka diadakanlah pengamatan,
percobaan, riset dan penelitian tentang sifat fluida reservoir tersebut.
Praktikum Analisa Fluida Reservoir yang dilakukan adalah salah satu
bentuk upaya untuk mempelajari sifat – sifat fluida reservoir. Dalam percobaan ini
akan dibuktikan tentang sifat – sifat minyak dan air yang telah dinyatakan oleh
para ahli dalam bidang perminyakan terdahulu dan dalam perhitungan data hasil
percobaan dipakai persamaan-persamaan yang telah ada untuk memeriksa data
hasil percobaan yang dilakukan kemudian dibandingkan dengan data dari literatur.
Fluida formasi dari suatu lapisan produktif mempunyai nilai ekonomis
adalah minyak bumi / crude oil, yang sering disebut dengan Fluida Reservoir.
Fluida reservoir merupakan cairan yang terperangkap dalam suatu trap dimana
cairan tersebut berasal dari source rock yang bermigrasi ke lapisan yang lebih
porous (misal sand stone, carbonat).Cairan yang terperangkap tersebut terhalang
oleh suatu cap yang menghalangi minyak bermigrasi ke permukaan. Cairan
formasi dapat juga dapat juga berasal kubah garam yang mempunyai kadar air
formasi NaCl yang lebih tinggi. Tekanan statik dan temperatur reservoir
merupakan faktor penentu besarnya fluida reservoir yang didapat jika lapisan
diproduksikan.
Berkeinginan dari pembuktikan sifat – sifat fluida dan sifat – sifat minyak
maka diadakanlah praktikum analisa fluida reservoir lab ini di Program Studi
Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau. Selain itu pemahaman yang didapat
dalam pelaksanaan praktikum ini, akan mempermudah atau sangat membantu
mahasiswa dalam mengikuti dan memahami mata kuliah tingkat atas yang
berhubungan dengan sifat – sifat fluida reservoir seperti mata kuliah teknik
reservoir dll.
1
2

Guna lebih mendalami beberapa prinsip dasar dalam pengukuran sifat-sifat


fisik fluida serta dengan mempertimbangkan keterbatasan sarana dan peralatan
praktikum yang ada saat ini dilaboratorium Teknik Perminyakan UIR, maka
dalam panduan praktikum ini akan diberikan beberapa modul analisa yang terdiri
dari :
1. Percobaan 1 – Penentuan Densitas, Spesific Gravity dan penentuan OAPI
2. Percobaan 2 – Penentuan Basic Sediment and Water
3. Percobaan 3 – Analisa Kimia Air Formasi
4. Percobaan 4 – Penentuan Viscositas
5. Percobaan 5 – Penyulingan Minyak Mentah
6. Percobaan 6 – Penentuan Flash Point dan Fire Point dengan Tag Closed
Tester
7. Percobaan 7 – Penentuan Cloud Point, Cold Point Dan Pour Point
Analisa yang dilakukan pada Crude Oil dengan viskositas rendah, akan
membawa hasil bahwa minyak mentah tersebut akan mempunyai densitas
(kekentalan) yang cukup tinggi. Hasil analisa Crude Oil juga sangat dipengaruhi
dengan pengambilan sample fluida, karena fluida yang dihasilkan oleh sumur
produksi dapat berupa gas, minyak, dan air. Agar dihasilkan suatu produk
reservoir yang sesuai dengan kemampuan kita, maka pada fluida tersebut
perlu dilakukan beberapa analisa atau pengukuran terhadap air, endapan, berat
jenis, titik kabut, titik tuang, flash point, fire point, viscositas dan analisa terhadap
air formasi. Pemisahan zat padat, cair, dan gas dari minyak mutlak dilakukan
sebelum minyak mencapai refinery, karena dengan memisahkan minyak dari zat –
zat tersebut di lapangan akan dapat dihindari biaya – biaya yang seharusnya tidak
perlu. Dari sini juga dapat diketahui perbandingan – perbandingan minyak dan air
( WOR ), minyak dan gas ( GOR ), serta persentase padatan yang terkandung
dalam minyak.

Penentuan titik kabut, titik tuang, titik beku, fire point, dan flash point
cukup memegang peranan penting, terutama dalam hubungan dengan temperatur
fluida di dalam tangki – tangki penampungan dan flow line. Dari proses
transportasi minyak, temperatur juga sangat dominan, sehingga dengan
3

mengetahui sifat karakteristik fluida, hambatan pembekuan minyak pada flow line
dapat dihindari. Oleh karena itu, dalam memproduksi minyak, analisa fluida
reservoir sangat penting dilakukan guna menghindari hambatan – hambatan dalam
operasinya. Hal itu juga dapat membantu dalam pencapaian produktifitas secara
maksimum dengan baik. Study dari analisa fluida reservoir ini dapat digunakan
untuk mengevaluasi peralatan produksi yang digunakan.
DAFTAR ISI
(CONTENTS)

Hal
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
(INTRODUCTION)
PERCOBAAN I PENENTUAN DENSITAS, SPECIFIC GRAVITY ........ 4
DAN ºAPI GRAVITY
(EXPERIMENT I DETERMINING OF DENSITY, SPECIFIC GRAVITY
AND OAPI GRAVITY)
PERCOBAAN II PENENTUAN KANDUNGAN AIR DAN ................. 14
ENDAPAN SEDIMEN ( BS & W )
(EXPERIMENT II BASE SEDIMENT AND WATER DETERMINATION)
PERCOBAAN III ANALISA KIMIAWI AIR FORMASI ............................ 20
(EXPERIMENT III CHEMICAL ANALYSIS OF FORMATION WATER)
PERCOBAAN IV PENENTUAN VISCOSITAS ........................................... 29
(EXPERIMENT IV DETERMINING OF VISCOSITY)
PERCOBAAN V PENYULINGAN MINYAK MENTAH ............................ 38
(EXPERIMENT V CRUDE OIL DESTILATION)
PERCOBAAN VI PENENTUAN FLASH POINTDANFIRE POINT............ 44
(EXPERIMENT VI FLASH POINT AND FIRE POINT DETERMINATION)
PERCOBAAN VII PENENTUAN CLOUD POINT, COLD POINT DAN.... 50
POUR POINT
(EXPERIMENT VII DETERMINING OF CLOUD POINT, COLD POINT AND
POUR POINT)
PERCOBAAN I
(EXPERIMENT I)
PENENTUAN DENSITAS, SPECIFIC GRAVITY DAN ºAPI
GRAVITY
(DETERMINING OF DENSITY, SPECIFIC GRAVITY AND OAPI
GRAVITY)

1.1. Tujuan Percobaan


1. Mengukur Densitas fluida pada berbagai temperatur
2. Mengukur Spesific Gravity fluida.
3. Menentukan besarnya OAPI gravity sample fluida.

1.2. Teori Dasar


Densitas minyak adalah massa persatuan volume pada suhu tertentu, atau
dikenal juga dengan perbandingan massa minyak dengan volume pada kondisi
tekanan dan temperature tertentu. Selain densitas, salah satu sifat minyak bumi
yang penting dan mempunyai nilai dalam perdagangan adalah Spesific Gravity (
Gravitasi Jenis ). Specific Gravity minyak adalah perbandingan antara berat jenis
minyak pada temperature standard dengan berat jenis air dengan temperature yang
sama dapat ditulis :
SG = Q/W pada tekanan dan temperatur standart
Di Indonesia biasanya berat jenis dinyatakan dalam fraksi, misalnya 0,5 :
0,1 untuk minyak bumi suhu yang digunakan adalah 15º C atau 60º F. Dalam
dunia perdagangan terutama yang dikuasai oleh perusahaan Amerika, gravitasi
jenis atau lebih sering disingkat dengan SG ini dinyatakan dalam API Gravity dan
juga API gravity (American Petroleum Institute) yang sangat mirip dengan Baume
gravity adalah suatu besaran yang merupakan fungsi dari berat jenis yang dapat
dinyatakan dengan persamaan :

141.5 m
API  131.5  o 
SG v

4
5

141.5 o
SG  SG 
131.5  API w

API Gravity minyak bumi sering menunjukkan kualitas dari minyak bumi
tersebut. Makin kecil SG-nya atau makin tinggi OAPI-nya, maka minyak bumi itu
makin berharga karena lebih banyak mengandung bensin. Sebaliknya makin
rendah OAPI atau makin besar SG-nya, maka mutu minyak bumi itu kurang baik
karena lebih banyak mengandung lilin (wax) atau residu (aspal). Perhatikan tabel
dibawah ini:
Tabel 1.1.Komponen, API, dan SG
Komponen ºAPI SPESIFIC GRAVITY
Minyak Ringan >20 <0,934
Minyak Berat 10-20 0,934-1,000
Tar <10 >1,000

Namun dewasa ini dari minyak bumi berat pun dapat di buat fraksi bensin
lebih banyak dengan sistem “Cracking” dalam penyulingan.Walaupun demikian
tentu proses ini memerlukan ongkos atau biaya yang lebih besarlagi.
Selain API juga dapat dipakai Baume yaitu :
140
Baume  130
SG
Sistem Baume tidak banyak digunakan didalam industri perminyakan.
Perbandingan antara skala yang menggunakan SPECIFIC GRAVITY dengan
°API dan °Baume dapat dilihat pada tabel. Perlu dicatat bahwa yang dimaksud
dengan SPECIFIC GRAVITY disini adalah SPECIFIC GRAVITY keseluruhan
minyak mentah tersebut, jadi semua fraksi. Selain itu SPECIFIC GRAVITY
minyak bumi juga tergantung pada temperature, sehingga bila temperaturnya
tinggi maka makin rendah SPECIFIC GRAVITY-nya.
6

Tabel 1.2. SG, API, dan Baume

SG (60oF) O
API O
Baume

1,000 10,0 10

0,9655 15,1 15

0,9333 20,1 20

0,9032 25,2 25

0,8750 30,2 30

0,8485 35,3 40

0,8235 40,3 40

0,8000 45,4 45

0,7778 50,4 50
7

Tabel 1.3. SG danAPI


O
SG API

1,076 0

1,000 10

0,9659 15

0,9340 20

0,9100 24

0,8762 30

0,8550 34

0,8251 40

0,8063 44

0,7796 50

0,7587 55

0,7389 60

0,7201 65

0,7022 70

0,6852 75

0,6690 80

0,6536 85

0,6388 90

0.6247 95

0,6112 100
8

1.3. Alat Dan Bahan


1.3.1. Alat
1. Gelas ukur 500 ml. : 1 unit
2. Gelas ukur 250 ml. : 1 unit
3. Gelas ukur 25 ml. : 2 unit
4. Gelas ukur 10 ml. : 1 unit
5. Gelas kimia 500 ml : 1 unit
6. Corong : 3 unit
7. Picnometer 25 ml. : 3 unit
8. Picnometer 10 ml : 1 unit
9. Pipet Tetes. : 5 unit
10. Hidrometer jar : 1 set
11. Labu Volumetric 25 ml : 1 unit
12. Thermometer. : 1 unit
1.3.2. Bahan
1. Gliserin 25 %
2. Gliserin 50 %
3. Gliserin 75 %
4. Air Formasi
5. Minyak Rem
6. Crude Oil
9

GelasUkur Picnometer

GelasUkur Picnometer

Pipet tetes Hidrometer

Labu volumetric Thermometer


10

1.4. Prosedur Percobaan


A. Picnometer
1. Timbang terlebih dahulu picnometer kosong, kemudian isi
picnometer dengan air formasi .
2. Timbang kembali picnometer yang telah terisi air formasi, pastikan
air formasi yang di uji telah keluar melalui lid.
3. Selisih berat picnometer ini adalah massa air formasi.
4. Volume picnometer dapat dilihat dari label yang ada pada alat atau
dengan menuangkan air formasi kedalam gelas ukur untuk
mengetahui volume air formasi yang diuji.
5. Densitas air formasi dapat diperoleh melalui perbandingan massa
air terhadap volumenya.
6. Gunakan untuk fluida seperti Gliserin 25%,Gliserin 50%, Gliserin
75% dan minyak rem.

B. Labu Volumetric
1. Timbang terlebih dahulu labu volumetric kosong, kemudian isi labu
volumetric dengan crude oil.
2. Timbang kembali labu volumetric yang telah terisi crude oil,
pastikan crude oil telah mencapai tanda batas yang terdapat pada
dinding labu .
3. Selisih berat labu volumetric ini adalah massa crude oil.
4. Volume labu volumetric dapat dilihat dari label yang ada pada alat
atau dengan menuangkan crude oil kedalam gelas ukur untuk
mengetahui volume crude oil yang diuji.
5. Densitas crude oil dapat diperoleh melalui perbandingan massa
crude oil terhadap volumenya.
11

C. Pengunaan Hiydrometer Jar


1. Mengambil sample Crude Oil 500 ml.
2. Memasukkan ke dalam gelas ukur 500 ml.
3. Memasukkan hydrometer mulai dari harga yang terendah (200API
– 35 0API).
4. Memasukkan thermometer kedalamnya.
5. Baca harga berat jenis dan temperaturnya pada Hidrometer dibatas
fluida
6. Dari harga pembacaan, gunakan table untuk mendapatkan gravity
API sebenarnya.

1.5. Tugas

1. Diketahui massa picnometer kosong 0.05 lb dan massa picnometer


berisi fluida 0.25 lb, volume picnometer 25 ml. Tentukan density, SG,
dan ◦API.

2. Jelaskan prinsip kerja kerja alat labu volumetric dan hydrometer jar.

3. Jelaskan hubungan spesifik gravity dengan sifat fisik fluida reservoir


lainnya seperti viskositas, compresibilitas, factor volume formasi.
(minimal 1 referensi)

4. Diketahui massa labu volumetric kosong 52.18 gr, massa labu


volumetric berisi crude oil 90.6X gr. Volume labu volumentrik 50 cc,
dan densitas air sebesar 1 gr/cc. Tentukan nilai ◦API ? Berdasarkan
nilai ◦API yang didapat, crude oil tersebut tergolong pada jenis apa?
(minimal 1 referensi)! (X = angka terakhir NPM)

5. Jelaskan hubungan specific gravity dengan kualitas dari minyak.


12

Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Menggunakan Picnometer


Massa
Bahan (gr/cc) SG Keterangan
(gr)
Gliserin 25%
Gliserin 50%

Gliserin 75%

Air Formasi

Minyak Rem

Tabel 1.2 Menggunakan Labu Volumetrik


Massa oAPI
Bahan (gr/cc) SG Keterangan
(gr)
Crude Oil

Tabel 1.3 Menggunakan Hydrometer Jar


oAPI Temperatur
Bahan SG Actual Observasi o o o
C F K R Ra
(T Alat) (T sample)

Pekanbaru, / / 2022

Praktikan Asisten Lab

(……………….……..) (…………………..….)
PERCOBAAN II
(EXPERIMENT II)
PENENTUAN KANDUNGAN AIR DAN ENDAPAN SEDIMEN
( BS & W )
(BASE SEDIMENT AND WATER DETERMINATION)

2.1. Tujuan Percobaan


Untuk menentukan kadar air dan endapan dari crude oil dengan menggunakan
bs & w centrifuge.

2.2.Teori Dasar
Dalam suatu proses produksi, air dan padatan – padatan yang
terbawa atau ikut terproduksi bersama minyak, harus dipisahkan. Air yang
terproduksi dapat mengganggu proses prefinary. Sedangkan padatan yang
ikut terproduksi biasanya adalah pasir dan serpih, itu dapat mengganggu alat
produksi.Hal ini disebabkan oleh karena batuan yang unconsolidated dan
porous. Butir – butir ini sedemikian kecilnya sehingga dapat lolos dari
saringan dan mengendap di bawah sumur. Untuk pemisahan zat – zat padat
dari minyak berat misalnya, dapat dilakukan dengan centrifuge karena jenis
minyak berat penguapannya rendah atau kecil sehingga fraksi minyak yang
hilang kecil atau sedikit.
Pemisahan minyak dari air dan padatan pada waktu produksi mempunyai
maksud tertentu :
1. Mencegah Korosi.
2. Mencegah Erosi.
3. Mencegah terbentuknya Scale.
Ada dua macam centrifuge yang digunakan dalam industry perminyakan
yaitu shaplessuper centrifuge dan De laval seperator. Penggunaan alat ini
terutama untuk extrasi padatan – padatan dalam minyak, di kilang. Alat ini
juga digunakan untuk emulsi minyak.

14
15

Dengan methode centrifuge ini, air yang densitasnya lebih besar atau lebih
tinggi berada di bawah sedangkan minyak yang densitasnya lebih rendah
berada di atasnya, pasir dan padatan lainnya cenderung untuk mengikuti air
walaupun padatan yang lebih besar akan tertinggal dalam centrifuge.
Centrifuge ini mempunyai kelebihan antara lain :
a. Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan minyak serta
endapan lain lebih singka tdaripada Dean And Stark method.
b. Pemindahan alat sangat mudah dilakukan.
c. Penguapan yang terjadi sangat kecil karena yang dipakai adalah
system tertutup.
d. Metode yang dipakai ini sangat fleksibel di dalam penggunaan
produksi yang berubah hanya dengan mengurangi dan menambahkan
unitnya.

2.3.Alat Dan Bahan


2.3.1. Alat
1. Centrifuge tube 100 ml. 4 unit
2. Gelas Kimia 50 ml 1 unit
3. Gelas Ukur 100 ml 3 unit
4. Pipet tetes 2 unit
5. BS & W Machine 1 unit
6. Corong 2 unit
2.3.2. Bahan
1. Sampel minyak (Crude Oil)
2. Toluena
3. Demulsifier
16

Centrifuge Tube
17

BS & W Machine

2.4. Prosedur Percobaan


1. Menyiapkan sample minyak 100 ml ( Tabung 1 sebesar 50 ml dan tabung
2 sebesar 50 ml)
2. Memasukkan toluene sebanyak 50 ml untuk tabung 1, dan 50 ml untuk
tabung 2)
3. Salah satu sampel diberi demulsifier sebanyak 2 s/d 3 tetes.
4. Kocok kedua sampel hingga homogen.
5. Masukkan sampel secara berpasangan kedalam carousel yang disesuaikan
dengan bentuk tabuung.
6. Mengatur timer dalam 10 menit serta setting temperature sesuai dengan
kekentalan minyak.
7. Setting kecepatan putaran 1500-2000 RPM, dengan timer 10 menit.
8. Setelah timer berhenti, menunggu beberapa saat sampai putaran centrifuge
berhenti.
9. Mengambil centrifuge tube dan membaca BS & W dalamp ersen.
18

2.5.Tugas
1. Mengapa penentuan kandungan air dan endapan sedimen perlu dilakukan
? (sertakan 1 referensi)
2. Mengapa dalam proses produksi minyak dapat terjadi emulsi ? (sertakan
1 referensi)
3. Jelaskan konsep dari metode centrifuge !
4. Apakah fungsi dari penggunaan demulsifier dan toluene dalam percobaan
ini ?
5. Berdasarkan analisa BS&W yang dilakukan pada salah satu sampel dari
sumur X, diketahui bahwa terdapat kandungan air dan sedimen yang
sangat besar di dalam minyak. Jelaskan kemungkinan masalah yang akan
terjadi pada saat produksi apabila tidak segera ditangani !
6. Jelaskan pengertian dari :
• BS & W
• Oil Cut
• Water Cut
• Emulsi
19

Hasil Pengamatan

Crude Air Water Oil


Toluena Demulsifier Lumpur cut BS&W
oil formasi Pasir Cut
(ml) (tetes) (ml) (%) (%)
(ml) (ml) (%)

Pekanbaru, / / 2022

Praktikan Asisten Lab

(……………….……..) (…………………..….)
PERCOBAAN III
(EXPERIMENT III)

ANALISA KIMIAWI AIR FORMASI


(CHEMICAL ANALYSIS OF FORMATION WATER)

3.1 Tujuan Percobaan

Untuk menentukan besarnya harga indeks stabilitas guna mengetahui tingkat


pengendapan perkaratan yang disebabkan oleh air formasi.

3.2 Teori Dasar


Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water atau
interstitial water yaitu air yang terproduksi bersama-sama dengan minyak dan
gas, karena adanya gaya dorong dari air (water drive) yang mengisi pori-pori
yang ditinggalkan minyak. Air formasi hamper selalu ditemukan didalam
reservoir hidrokarbon. Air formasi diperkirakan berasal dari laut yang ikut
terendapkan bersama dengan endapan sekelilingnya, karena situasi
pengendapan batuan reservoir minyak terjadi pada lingkungan pengendapan
laut.
Keberadaan air formasi akan menimbulkan gangguan pada proses
produktifitas sumur, tetapi walau demikian keberadaan air formasi juga
mempunyai kegunaan cukup penting, antara lain :
1. Untuk mengetahui penyebab korosi pada peralatan produksi suatu sumur.
2. Untuk mengetahui adanya scale formation.
3. Untuk dapat menentukan sifat lapisan dan adanya suatu kandungan yodium
dan barium yang cukup besar dan dapat digunakan untuk mengetahui
adanya reservoir minyak yang cukup besar.
Adapun kesulitan yang ditimbulkan karena adanya air formasi adalah :
1. Adanya korosi
2. Adanya solid deposit
3. Adanya scale formation

20
21

4. Adanya emulsi
5. Adanya kerusakan formasi

3.3 Alat Dan Bahan


3.3.1. Alat
1. Gelas Ukur 500 ml : 3 unit
2. Gelas Ukur 100 ml : 1 unit
3. Gelas Ukur 25 ml : 2 unit
4. Gelas Ukur 10 ml : 2 unit
5. Gelas Kimia 250 ml : 4 unit
6. Labu Erlenmeyer : 6 unit
7. Pipet tetes : 9 unit
8. pH Meter : 1 unit
9. Statif : 3 unit
10. Corong : 3 unit
11. Buret : 3 unit
12. Batang Pengaduk : 3 unit
3.3.1.Bahan
1. Air suling.
2. Air formasi.
3. Metyl Orange.
4. Phenolptaline.
5. K2CrO4.
6. AgNO3.
7. H2SO4
22

Gelas Kimia Corong

Erlenmeyer Statif + LabuBuret

pH meter
23

3.4 Prosedur Percobaan


A. Penentuan pH
1. Dengan menggunakan pH meter dapat langsung menentukan harga pH
dari sample.
2. Dengan alat ukur elektrolit, kalibrasi alat sebelum digunakan dengan
cara : mengisi botol dengan larutan buffer yang telah diketahui harga
pH-nya, memasukkan elektroda pada botol yang berisi larutan buffer.
Memutar tombol kalibrasi sampai digit menunjukkan harga pH larutan
buffer.
3. Mencuci botol dan elektrodanya sebelum digunakan untuk menguji
sample dengan air destilasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

B. Penentuan Alkalinitas
Alkali dari suatu cairan biasa dilaporkan sebagai ion CO3 , HCO 3 , dan OH  ,
dengan mentitrasiair sample dengan larutan asam lemah dan larutan indicator.
Larutan penunjuk (indicator) yang digunakan dalam penentuan kebasahan CO3

dan OH  adalah Phenolptalein (PP), sedangkan Metyl Orange (MO) digunakan


sebagai indicator dalam penentuan HCO 3 .

 Prosedur Percobaan
1. Mengambil contoh air pada gelas titrasi sebanyak 1 cc dan menambahkan
larutan Phenolptalein (PP ) sebanyak 2 tetes.
2. Mentitrasi dengan larutan H 2 SO4 0.02 N sambil digoyang. Warna akan
berubah dari pink menjadi jernih. Mencatat jumlah larutan asam tersebut
sebagai Vp.
3. Menetesi lagi dengan 2 tetes Metil Orange, warna akan berubah menjadi
orange.
4. Mentitrasi lagi dengan H 2 SO4 0.02 N sampai warna menjadi merah /
merah muda. Mencatat banyaknya larutan asam total yaitu : jumlah asam
(2) + asam (4) sebagai Vm.
24

 Perhitungan
Kebasahan P =Vp / banyaknya cc contoh air
Kebasahan M = vm / banyaknya cc contoh air
Penentuan untuk setiap ion dalam milieqivalen ( me / L ) dapat ditentukan dari
table berikut :
Klasifikasikonsentrasi ion
HCO3 CO3 OH

P = 0 M  20 0 0
P = M 0 0 20  P
2P = M 0 40  P 0
2P < M 20  ( M  2P ) 40  P 0
2P > M 0 40  ( M  P ) 20  ( 2P  M )

C. Penentuan Kalsium dan Magnesium


 Penentuan Kesadahan Total :
1. Mengambil 20 ml air suling dan menambahkan 2 tetes larutan buffer
kesadahan total dan 1 tetes indicator, warna harus biru asli (jernih ).
2. Manambah 5 ml contoh air, warna akan berubah merah.
3. Mentitrasi dengan larutan kesadahan total hingga warna kembali jernih,
mencatat volume pentitrasi.
4. Perhitungan :
Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm
ml titer  2
Kalsium, me/L =
ml contoh air
Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm
25

ml titer  20
Kalsium, me/L =
ml contoh air

Konversi kadar Ca dalam mg/L = Ca, mg/L  20

 Penentuan Kalsium ( Ca ) :
1. Mengambil 20 ml air suling, menambahkan 2 tetes larutan buffer calver
dan 1 tepung indicator calcer II, warna akan berubah menjadi cerah.
2. Menambahkan 5 cc air yang dianalisa. Bila ada Ca larutan yang berubah
menjadi kemerahan.
3. Mentitrasi dengan larutan kesadahan total 20 epm, warna akan berubah
jernih, mencatat volume titrasi.
Penentuan Magnesium ( Mg ) :

Magnesium, me / L = ( kesadahan total, me / L )  ( kalsium, me / L)

= Magnesium, me / L  12,2

D. Penentuan Klorida
1. Mengambil 20 ml air sample, menambahkan 5 tetes K2CrO4, warna akan
menjadi bening.
2. Mentitrasi dengan larutan AgNO3 1 ml = 0,001 g Cl sampai warna coklat
kemerahan, mencatat volume pentitrasi.
3. Jika menggunakan AgNO3 0,001 N :

ml titer  1000
Kadar Cl, mg/L =
ml contoh air

Jika menggunakan AgNO3 0,01 N :


ml titer  10000
Kadar Cl, mg/L =
ml contoh air
26

E. Penentuan Sodium
1. Mengkonversikan mg/L anion dengan me/L dan menjumlahkan harganya.
2. Mengkonversikan mg/L kation menjadi me/L dan menjumlahkan
harganya.
3. Kadar sodium ( Na ), mg/L = (anion – kation)  23.

F. Grafik Hasil Analisa Air


Hasil analisa air sering dinyatakan dengan bentuk grafik. Kita dapat menandai
perbedaan dari contoh air dengan membandingkan dua macam contoh air (ataul
ebih) dari grafik tersebut.

G. Perhitungan Indeks Stabilitas CaCO3


Indeks stabilitas ini didapat dengan memplotkan jumlah harga tenaga ion
dengan Ca dan CO3 pada grafik yang telah disediakan, bila indeks berharga positif
berarti air sample memiliki gejala membentuk endapan dan apabila bernilai
negative bersifat korosif.
27

3.5. Tugas

1. Apa yang dimaksud dengan air formasi? (Berikan minimal 1 referensi)


2. Jelaskan hal yang akan terjadi jika air formasi bersifat terlalu asam atau
terlalu basa! (Berikan minimal 1 referensi)
3. Apa yang dimaksud dengan indeks stabilitas dan faktor yang
mempengaruhinya serta hubungannya dengan keberadaan CaCO3?
4. Jelaskan gangguan yang dapat terjadi karena keberadaan air formasi?
(Berikan minimal 1 referensi)
5. Dalam percobaan penentuan alkalinitas, diketahui:
Vp = 2.X ml (X adalah angka terakhir NPM)
Vm = 2.Y ml (Y adalah angka kedua terakhir NPM)
Vsampel = 1 ml
Tentukan :
a. Kebasahan P dan M
b. Klasifikasi konsentrasi ion (HCO3-, CO3-, OH-)
HASIL PENGAMATAN
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Analisa Kimiawi Air Formasi
No Kegiatan Bahan Hasil Pengamatan
1. Penentuan pH pH =

Vp = ml HCO3 - =
Wetness P = CO3 - =
2. Penentuan alkalinitas Vm = ml
Wetness M =
Vs = ml OH- =

V. titrasi = ml Ca2+(me/L) = Ca2+(mg/L) =


3. Penentuan kesadahan total
V.water = ml Mg2+(me/L) = Mg2+(mg/L)=

V. titrasi = ml
4. Penentuan klorida Cl-(me/L) = Cl-(mg/L) =
V. water = ml

5. Penentuan sodium  =  = Na+=

Pekanbaru, / / 2022
Praktikan Asisten Lab

(……………………………..) (……………..………………..)
PERCOBAAN IV
(EXPERIMENT IV)
PENENTUAN VISCOSITAS
(DETERMINING OF VISCOSITY)

4.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan konstanta alat viscometer Ostwald.
2. Menentukan viscositas fluida yang mengalir pada pipa kapiler

4.2 Teori Dasar


Viscositas fluida Newtonian yang mengalir melalui pipa diukur berdasarkan
persamaan Pouseulle;
 .r 2 .t.P
µ  ……………………………………………………….(1)
8.V .L
dimana ;
µ = Viskositas ( poise )
r = Jari – jari pipa kapiler ( cm )
t = Waktu pengaliran ( detik )
 P = Tekanan ( dyne/cm)
V = Volume cairan ( cc )
L = Panjang pipa kapiler ( cm )
Ada bermacam-macam viskosimeter tipe pipet yang dapat digunakan
untuk menentukan viskositas kinematis, baik untuk produk minyak yang tembus
pandang (transparan) maupun tidak. Adapun rumus yang digunakan untuk
menghitung viskositas kinematis adalah :
µkin = C . t
Dimana :
Μkin = Viskositas kinematik (poise)
C = Kostanta alat Oswald (centi stroke/detik)
t = Waktu pengaliran (detik)

29
30

Untuk menjamin agar aliran cairan dalam pipa kapiler viskosimeter


laminer, harus digunakan viskosimeter yang mempunyai ukuran pipa kapiler
sedemikian sehingga waktu alir lebih dari 200 detik. Pada dasarnya pengukuran
viskosimeter kinematis produk minyak bumi adalah mengukur waktu alir produk
minyak bumi yang mempunyai volume tertentu melalui pipa kapiler viskosimeter
pada suhu tertentu. Selain viskositas kinematik ada lagi yang dikenal dengan
viskositas dinamis. Untuk menghitung viskositas dinamis digunakan rumus di
bawah ini:
µdin = d .µkin
Dimana :
d = Spesific gravity

Disamping viskosimeter tipe pipet diatas, viskositas minyak bumi dan


produknya pernah ditentukan dengan menggunakan viskosimeter Saybolt, namun
uji ini sekarang sudah tidak digunakan. Kekentalan Saybolt adalah waktu alir
dalam detik, yang diperlukan untuk mengalir contoh sebanyak 60 cc dari suatu
tabung viskosimeter pada suhu tetap melalui lubang (orifice) yang telah
dikalibrasi yang terdapat pada dasar tabung viskosimeter.
Tetapi penentuan viskositas absolute secara langsung adalah hal yang sulit,
karena beberapa factor yang sulit untuk dipenuhi.
Prinsip pengukuran viskositas adalah mengukur waktu yang diperlukan
cairan untuk mengalir dalam jumlah tertantu melewati pipa kapiler dengan
panjang tertentu yang disebabkan dorongan gravitasi. Dengan menggunakan alat
yang sama ditentukan waktu yang diperlukan fluida – fluida lainnya untuk
mengalir melewati pipa kapilernya.
Untuk pengukuran dari dua alat dengan menggunakan alat yang sama, dapat
diturunkan hubungan sebagai berikut :
µ1 d .t
 1 1 ………………………………………………..(2)
µ 2 d 2 .t 2
31

dimana :
µ = Viskositas absolute (poisse)
d = densita cairan (gr/cc)
t = waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir melalui pipa
kapiler (detik)

Kostanta alat dapat ditentukan dari hubungan :


µkin = C . t …………………………………………………….(3)
dimana :
µkin = viskositas kinematik (poisse)
C = kostanta alat Oswald (centi stroke/detik)
t = waktu pengaliran (detik)


kinematic viscosity   

Viskositas dinamik (absolute) ditentukan dari hubungan :


µdin = d . µkin ……………………………………………….(4)
dimana :
µdin = viskositas dinamik (senti stroke)
d = densitas (gr/cc), pada temperature yang sama dengan yang
digunakan untuk mengukur waktu aliran.
µkin = viskositas kinematik (senti stroke)
Viskositas dari campuran larutan yang dapat tercampurkan (Miscible Liquid
Mixture) dapat dihiutung dengan menggunakan persamaan Kendal Monroe :
µm1/3 = x1 . µ11/3 + x2 . µ21/3 ……………………………………(5)
dimana :
µm = viskositas campuran
Cairan yang tidak dapat tercampurkan (Immiscible Liquid Mixture) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan Taylor berikut :
µm µ 0,4µ c
 1  2,5 : D d …………………………………(6)
µc µd  µc
32

µd dan µc menyatakan fasa kontinu dan fasa disperse. Untuk d = 0,03


digunakan persamaan arrhenius :
µm = (x1 . µ1) x (x2 . µ2) ………………………………………..(7)
dimana :
x1 dan x2 = fraksi mol dari masing – masing zat
 = Fluiditas

4.3 Alat Dan Bahan


4.3.1. Alat
1. Gelas Kimia 100 ml : 2 unit
2. Picnometer 25 ml : 2 unit
3. Digital Redwood Viskosimeter. : 1 unit
4. Viskosimeter Oswald. : 1 unit
5. Stopwatch : 1 unit
6. Bola Karet : 1 unit
7. Corong : 1 unit

Viskosimeter Oswald
33

Digital Redwood Viscosimeter

4.3.2. Bahan
1. Crude Oil 250 ml
2. Gliserin 25%
3. Gliserin 50%
4. Gliserin 75%
5. Minyak Rem 50 ml
6. Bensin
34

4.4 Prosedur Percobaan


4.4.1. Menentukan Viscositas dengan Viscosimeter Oswald
A. Menentukan Viskositas Cairan
1. Sebagai larutan standard dipakai air
2. Siapkan Viskometer Oswald yang bersih dan kering.
Masukkan 10 cc air yang telah diukur suhunya kedalam
Viskometer. Tunggu sampaitemperature air dan alat benar –
benar sama.
3. Hisap cairan dalam Viscometer dengan bola karet sampai
cairan berada kira-kira 1 mm diatas batas semula.
4. Ukur waktu pengaliran air untuk melewati batas – batas yang
tertera pada batas Ostwald. Jika waktu pengaliran lebih kecil
dati 200 detik, pilih Viscometer yang lebih kecil dan ulangi
prosedurnya.
Catatan : Densitas larutan diukur pada tempertatur yang sama
dengan yang digunakan untuk mengukur waktu pengaliran.
B. Menentukan Densitas Gliserin
1. Buat 40 ml larutan = 25 , 50 dan 75% gliserin dalam air.
2. Timbang picnometer kosong.
3. Isi picnometer dengan larutan dan timbang
4. Selisih berat picnometer yang berisi larutan dan picnometer
kosong adalah berat larutan.
5. Karena volume picnometer diketahui, maka densitas larutan
dapat dicari.
6. Densitas masing – masing larutan kemudian dapat diketahui.

4.4.2. Menentukan Viscositas dengan Digital Redwood Viscosimeter


1. Bersihkan dan keringkan oil cup dengan pelarut yang sesuai untuk alat,
misalnya karbon tetraklorida dan kemudian keringkan dengan seksama
menggunakan tissue atau bahan yang tidak akan meninggalkan bulu
apapun.
35

2. Mengisi water bath dengan air hingga penuh (melimpah)


3. Menghubungkan steker ke soket 220V.
4. Untuk memulai pemanasan air, tekan on pada saklar motor stirrer.
5. Meletakkan thermometer pada thermoregulator (oil cup) untuk
memastikan bahwa thermostat dan thermometer benar-benar pada
temperatur yang sama.
6. Set temperature yang diinginkan pada water bath:
 Hidupkan saklar (main switch) pada unit

 Setelah inisialisasi lengkap thermoregulator set point akan dicapai
secara otomatis
 Tekan SET untuk melihat temperature yang sebenarnya dan gunakan
tombol P (temperature yang diinginkan) dan U (temperature mula –
mula) untuk mengubah / memodifikasi temperature.
7. Atur safety thermostat dibawah temperatur maksimal (98 C)
8. Tuangkan dua sampel yang berbeda ke dalam oil-cup.
9. Meletakkan gelas ukur 50 ml dibagian bawah lid oil cup untuk
menampung sampel.
10. Ketika suhu sampel telah mencapai yang diinginkan, angkat kawat batang
penutup pada oil cup untuk mengalirkan sampel keluar dan jatuh kedalam
gelas ukur 50 ml. Lakukan secara bersamaan dari kedua sampel yang
berbeda.
11. Hidupkan stopwatch catat waktu pengaliran sampel hingga mencapai 50
ml. Waktu pengaliran tidak kurang dari 200 detik
12. Hentikan stopwatch apabila mencapai 50 ml dan catat waktu pengaliran.
36

4.5.Tugas
1. Jelaskan pengertian viskositas dan factor – factor yang
mempengaruhinya.
2. Buatlah grafik hubungan antara viskositas dengan SG, densitas, 'API!
Dan temperature, serta jelaskan.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan viskositas kinematik dan
viskositas dinamik.
4. Diketahui massa picnometer kosong = 20.XX, dan masa picnometer
berisi fluida 45.XX. memiliki waktu alir selama 1.XX detik. Volume
picnometer 25 ml, tentukan densitas, SG, viskositas kinematik, dan
viskositas dinamik. ( XX = merupakan dua angka terakhir dari NPM).
5. Jelaskan perbedaan pengukuran dengan viskometer Ostwald dengan
viskosimeter Redwood
6. Gambarkan bentuk redwood viscosimeter secara lengkap.
7. Jelaskan aplikasi di lapangan dari percobaan ini dan cara mengatasi
jika suatu sumur produksi minyaknya mengandung viskositas yang
tinggi.
37

Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Menggunakan Viskosimeter oswald


Waktu µkin µdin
No Sample SG
(s) (gr / cc) (Stoke/St) ( Poise )
1
2
3
4

Tabel 4.2 Menggunakan Redwood viskosimeter


Waktu Alir Viskositas (
No Temperature (0C) Volume (ml)
(detik/) Stoke/St)
1
2
3
4

Pekanbaru, / / 2022

Praktikan Asisten Lab

(……………….……..) (…………………..….)
PERCOBAAN V
(EXPERIMENT V)
PENYULINGAN MINYAK MENTAH
(CRUDE OIL DESTILATION)

5.1 Tujuan Percobaan


Menentukan titik didih serta hasil destilasi minyak mentah.

5.2 Teori Dasar


Destilasi berfraksi adalah penyulingan serta pengembunan kembali
berbagai macam cairan yang mempunyai titik didih berbeda-beda. Yang
memiliki titik didih berlebihan antara lain : gas, bensin (benzene), kerosin,
minyak diesel (solar), pelumas ringan, pelumas berat dan crude oil ini terdiri
dari bermacam-macam fraksi dengan titik didih yang berlainan ditentukan
oleh banyak dan homolognya.
Dengan melakukan destilasi terhadap crude oil tersebut dan mencatat
volume destilat setiap saat atau tahap kenaikan temperatur tertentu, maka kita
mempunyai nomor atom C1 sampai C4, bensin bernomor atom C5 sampai C10,
kerosin atau minyak tanah bernomor ataom C18 sampai C25, pelumas berat
bernomor atom C26 sampai C35, sedangkan diatas C36 sampai C60 dianggap
residu.
Setelah kotoran, air dan gas dipisahkan dari crude oil maka selanjutnya
crude oil akan ses untuk mendapatkan apa yang disebut “PETROLEUM
PRODUCT”. Proses yang digunakan meliputi :
• Physical processing
• Chemical processing
• Refining processing
Dalam percobaan ini hanya dipakai metoda Physical processing yaitu
destilasi berfraksi. Jika tekanan barometer tidak menunjukan 760 mmHg,
maka setiap pengukuran destilat perlu dilakukan koreksi temperature begitu
juga pressure loss untuk pembacaan celcius.

38
39

5.3 Alat Dan Bahan


5.3.1. Alat
1. Flash Destilation : 1 unit
2. Crude Oil Destilator : 1 unit
3. Thermometer : 2 unit
4. Gelas ukur 50 mL : 1 unit
5. Gelas ukur 10 ml : 1 unit
6. Picnometer 25 mL : 1 unit
7. Neraca digital : 1 unit

Thermometer

Flash Destilation + Kondensor Thermometer

Gelas Ukur Picnometer


40

Neraca Digital

5.3.2. Bahan
1. Crude oil 250 ml

5.4. Prosedur Percobaan


1. Ambil sample sebanyak 100 cc.
2. Tentukan SG sample dan harga API pada kondisi lab, dengan
picnometer 50 cc.
3. Timbang flask kosong + thermometer.
4. Timbang flask berisi sample + thermometer.
5. Bersihkan dan keringkan gelas ukur, letakkan gelas ukur tersebut
sedemikian rupa sehingga ujung outlet masuk sedikit ke dalam gelas
ukur penampung destilat. Tutup gelas ukur tersebut untuk mencegah
agar uap tidak keluar dari tabung.
6. Sirkulasikan cairan pendingin melalui kondensor.
7. Jalankan pemanasan dan atur kuat panasnya perlahan-lahan, supaya
cairan destilasi menetes dengan speed (kecepatan) + tetes/detik.
8. Amati temperature sampai mencapai “Initial Boiling Point”.
9. Setelah initial boiling point tercapai, amati volume destilat untuk setiap
kenaikan temperature 25C, sampai tercapai final atau “End Boiling
Point”.
41

10. Hentikan pemansan pada end boiling point dan biarkan cairan destilat
menetes pada gelas ukur.
11. Setelah pendinginan, catat volume total destilat.
12. Timbang Flask + residu + thermometer.
13. Ukur SG residu dengan picnometer (25 mL) pada kondisi laboratorium.
14. Ukur temperature dan tekanan udara laboratorium selama percobaan.
42

5.5 Tugas

1. Jelaskan apa saja faktor yang mempengaruhi kecepatan destilasi? Serta


jelaskan proses-proses yang digunakan untuk mendapatkan Petroleum
Product ?
2. Jelaskan istilah-istilah berikut!
a. Bubble Point
b. Initial Boiling Point
c. End Boiling Point
d. Dew Point
e. Petroleum Product
f. LPG
g. LNG
h. Cracking
3. Apa yang dimaksud dengan bilangan oktan, cara menaikkan nilai oktan
dan bagaimana pengaruh bilangan oktan terhadap kualitas bensin?
4. Jelaskan Proses yang berlangsung dalam kilang minyak?
5. Pada proses destilasi diperoleh data sebagai berikut:
- Picnometer kosong : 8,XX gram
- Picnometer berisi sampel : 16,XX gram
- Flash + Thermometer : 12X,X gram
- Flash + Thermometer + Sampel : 27X,X gram
- Initial Boiling Point : 150 °C
- Volume destilat : 6X tetes (15 tetes = 0,1875 ml)
- End Boiling Point : 252 °C
- Flash+Residu + Thermometer : 27X,X gram
- Picnometer + Residu : 12,XX gram

(X = satu angka terakhir NPM, XX = 2 angka terakhir NPM)


Hitung Densitas, SG dan API dari Crude Oil, Residu dan Destilat.

*Wajib memakai Referensi minimal 1


43

Hasil Pengamatan

0
Massa Densitas Temperature Temperature Volume API Massa
crude oil crude oil bubble point initial boiling Destilat residu
(gr) (gr/ml) (oC) point (oC) (ml) (gr)

Pekanbaru, / / 2022

Praktikan Asisten Lab

(……………….……..) (…………………..….)
PERCOBAAN VI
(EXPERIMENT VI)
PENENTUAN FLASH POINT DAN FIRE POINT
(FLASH POINT AND FIRE POINT DETERMINATION)

6.1 Tujuan Percobaan


Untuk menentukan titik nyala ( flash point ) dengan menggunakan
Tag Close Tester dari cairan – cairan yang mempunyai viskositas kurang
dari 5,5 cst (pada 25 OC) dan titik nyala dibawah 200 OF, kecuali cairan –
cairan yang cenderung membentuk surface film dibawah kondisi percobaan
dan material-material yang mengandung suspended solid. Untuk keadaan –
keadaan terakhir ini digunakan alat Pneskey Martens.

6.2 Teori Dasar


Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak
(uap minyak) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala
apabila terkena percikan api kemudian mati kembali.
Minyak bumi yang mempunyai flash point terendah akan membahayakan,
karena minyak tersebut mudah terbakar. Apabila minyak tersebut
mempunyai titik nyala tinggi juga kurang baik, karena akan susah
mengalami pembakaran . Tetapi kalau ditinjau dari segi keselamatan maka
minyak yang baik mempunyai flash point yang tinggi karena tidak mudah
terbakar.
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan
produknya akan menyala dan terbakar secara terus-menerus kalau terkena
nyala api pada kondisi tertentu.

Flash point ditentukan dengan jalan memanaskan sample dengan pemanasan


yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu nyala penguji (test flame)
diarahkan pada permukaan sample. Test flame ini terus diarahkan pada
permukaan sample dengan berganti-ganti sehingga mencapai atau terjadi

44
45

semacam ledakan karena adanya tekanan dan api yang terdapat pada test
flame akan mati. Inilah yang disebut dengan flash point.

Penentuan fire point ini sebagai kelanjutan dari flash point


dimana apabila contoh akan terbakar / menyala kurang lebih lima detik
maka lihat suhunya sebagai fire point. Penentuan titik nyala tidak dapat
dilakukan pada produk-produk yang volatile seperti gasolin dan solven-
solven ringan, karena mempunyai flash point dibawah temperatur normal.

Semula penentuan flash point dan fire point ini dimaksudkan untuk
keamanan dimana orang yang bekerja tanpa kuatir akan terjadinya
kebakaran, tetapi perkembangannya yaitu dapat mengetahui mudah tidaknya
minyak tersebut menguap.

Koreksi untuk tekanan Barometer :


Tekanan Barometer dicatat paa saat akhir percobaan, bila tekanan ini tidak
sama dengan 760 mmHg ( 101,3 kPa ), titik nyala dapat dikoreksi sebagai
berikut:
a. Cc = C + 0,25 ( 101,3 – P )
b. Cc = F + 0,06 ( 760 – P )
c. Cc = C + 0,0033 ( 760 – P )
dimana : F = titik nyala yang diamati ( OF )
C = titik nyala yang diamati ( OC )
P = tekanan Barometer ( mmHg , kPa )

5.3 Alat Dan Bahan


6.3.1. Alat
1. Rapid Flash Tester, closed cup : 1 unit
2. Gelas Kimia 100 ml : 1 unit
3. Gelas Kimia 50 ml : 1 unit
4. Termometer : 1 unit
46

5.3.2.Bahan
1. Crude Oil 100 ml

Rapid Flash Tester, closed cup

5.4 Prosedur Percobaan


1. Pesiapkan sampel dengan baik, kemudian periksa tutup & shutter dalam
keadaan bersih dan bebas dari kontaminasi.
2. Nyalakan panel ke posisi “I” (ON)
3. Menyesuaikan suhu kenop temperature kontrol sambil menekan saklar
preset yang telah ditetapkan sampai meter digital membaca suhu yang
47

diinginkan (minimal 5ºC bawah suhu titik nyala yang telah diketahui dari
referensi sebelumnya).
4. Ketika tampilan digital mencapai suhu yang diinginkan, lampu merah akan
padam. Mungkin perlu untuk membuat sedikit penyesuaian menggunakan
kontrol suhu knob. Lampu merah akan menyala setiap kali alat
memanaskan cup untuk mempertahankan suhu yang kita inginkan.
5. Pastikan bahwa suntik dalam keadaan bersih dan kering. Ambil 2 ml
sampel (uji suhu kurang dari 100ºC) atau 4 ml (uji suhu lebih dari 100ºC)
6. Membuka katup kontrol gas dan lampu uji nyala. Putar kontrol gas katup
searah jarum jam untuk mengatur besar kecil nyala api. Pilot flame adalah
menjadi ukuran minimum untuk secara otomatis menyala lagi uji nyala.
7. Mengatur timer dengan menekan saklar pada waktu 1 menit (suhu uji
kurang dari 100ºC ) dan 2 menit (suhu uji lebih tinggi dari 100ºC).
8. Setelah timer berhenti, buka lid & shutter sepenuhnya selama 2,5 detik
sambil mengamati flash. Letupan api relatif besar akan muncul dan
menyebar di atas permukaan cairan. ketika dekat suhu titik nyala yang
sebenarnya, penerapan api uji dapat menimbulkan lingkaran biru (pita
melingkar) ini harus diabaikan
9. Tutup kontrol gas valve setelah setiap tes..
10. Catat tekanan udara (Barometer)
11. Laporkan flash atau tidak ada flash
12. jika tidak ada flash, maka ganti sample lalu lakukan prosedur 1 sampai 8
kembali dengan kenaikan suhu 1ºC sampai terjadinya flash.
48

6.5. Tugas
1. Jelaskan yang dimaksud dengan flash point dan fire point? (sertakan 1
referensi)
2. Jelaskan kenapa penentuan flash point dan fire point perlu dilakukan?
3. Bagaimana cara menentukan flash point dan fire point?
4. Jelaskan faktor - faktor yang mempengaruhi flash point dan fire point?
(sertakan 1 referensi)
5. Jelaskan aplikasi lapangan dari percobaan ini! (sertakan 1 referensi)
6. Suatu fluida memiliki temperatur flash point sebesar 5X °C, konversikan
kesatuan °F. K, Re, dan Ra! (X = angka npm terakhir)
49

Hasil Pengamatan

Temperatur 
Alat Sampel
Crude oil Flash point Fire point

Pekanbaru, / / 2022

Praktikan Asisten Lab

(……………….……..) (…………………..….)
PERCOBAAN VII
(EXPERIMENT VII)
PENENTUAN CLOUD POINT, COLD POINT DAN POUR
POINT
(DETERMINING OF CLOUD POINT, COLD POINT AND POUR
POINT)

7.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan titik kabut (cloud point) untuk minyak mentah.
2. Menentukan titik tuang (pour point) untuk minyak mentah.
3. Menentukan titik beku untuk minyak mentah.

7.2 Teori Dasar


Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi
mengalami penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak diwaspadai, maka
akan terjadi pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga tidak bisa lagi untuk
mengalir. Penurunan temperatur ini akan menyebabkan suatu masalah yang
akan menjadi besar akibatnya apabila tidak segera diatasi.
Harus diketahui dimana minyak mengalami perubahan temperatur, agar
dapat mengetahui atau mengantisipasi dan mengambil tindakan yang terbaik
agar minyak dapat ditransportasikan secara lancar dari formasi ke permukaan
sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengatasi hal tersebut di atas, kita dapat
mengambil sample minyak formasi dan mengadakan uji coba untuk
mengetahui titk kabut, titik beku, dan titik tuang minyak tersebut.
Salah satu sifat hampir semua jenis minyak adalah dapat membeku
menjadi semi fluid atau massa solid yang sukar bergerak jika padanya terjadi
penurunan temperature. Test titik kabut umumnya dilakukan pada minyak
yang dihasilkan dengan destilasi. Test ini menetukan temperatur dimana Wax
(lilin paraffin) mulai mengkristal dan terpisah dari minyak membentuk
semacam kabut tipis.

50
51

Test ini dilakukan untuk menentukan temperature dimana minyak tidak


dapat mengalir lagi. Besarnya pour point berbeda – beda untuk setiap tipe
minyak tergantung pada komposisi zat yang dikandungnya. Untuk
melaksankan test ini, sample minyak ditempatkan pada botol yang dilengkapi
termometer. Kemudian sample dan yar diletakkan pada mesin pendingin
untuk diamati temperature dan fluidanya. Untuk menentukan titik kabut,
sample diamati pada tiap penurunan temperature 2 oF (-16.6667 oC) hingga
terbentuk endapan (kabut). Sedangkan untuk titik tuang, sample diamati pada
tiap penurunan suhu 5 oF (-15 oC) hingga minyak tidak mengalir lagi jika
dituangkan.

7.3.Alat Dan Bahan


7.3.1. Alat
1. Water Bath : 1 unit
2. Termometer : 1 unit
3. Tabung Reaksi : 4 unit
4. Rak Tabung Reaksi : 1 unit
5. Corong : 1 unit
6. Stopwatch : 1 unit
7. Alumunium Foil : 1 roll

7.3.2. Bahan
1. Crude Oil 20 ml
2. Es Batu
3. Garam
52

Water Bath

7.4 Prosedur Percobaan


A. Penentuan Titik Kabut ( Cloud Point ) dan Titik Beku ( Cold Point )
1. Mengambil sample dan memasukkannya ke dalam tube sampai garis
batas.
2. Menyiapkan es batu kemudian menambahkan garam secukupnya untuk
menjaga agar es batu tidak cepat mencair.
3. Memasukkan thermometer ke dalam bath.
4. Mengamati temperatur dan kondisi sample yang diteliti setiap 3 menit.
5. Mencatat pembacaan temperatur ( dalam celcius atau Fahrenheit )
pada saat terjadinya kabut atau disebut juga Cloud Point
6. Kemudian melanjutkannya sampai sample diyakini telah membeku atau
Cold Point.

B. Penentuan Titik Tuang ( Pour Point )


1. Setelah mendapatkan titik beku, mengeluarkan tube yang berisi sample
dari dalam bath pada kondisi sample masih beku.
2. Mendiamkan pada temperatur kamar.
3. Mengamati perubahan temperatur pada saat seluruh sample dapat
dituangkan. Melaporkan temperatur tersebut sebagai Pour Point.
53

7.5.Tugas
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Cloud point, Cold point dan Pour
point serta apa saja faktor yang mempengaruhinya?
2. Jelaskan hubungan antara Cloud point, Cold point dan Pour point dengan
Densitas, viskositas, waktu dan temperatur?
3. Sebagai seorang engineer langkah apa yang akan dilakukan jika crude oil
yang akan diproduksikan ke permukaan dari reservoir merupakan jenis
minyak berat, sehingga terjadi penyumbatan pada flowline?
4. Jelaskan aplikasi lapangan pada percobaan ini?
5. Konversikan temperature berikut ke Fahrenheit, Kelvin, Reamur dan
Rankine:
- 8 °C
- 1X °C
- 2X °C
- 36 °C
- 6X °C

(X = satu angka terakhir NPM)

*Wajib memakai Referensi minimal 1


54

Hasil Pengamatan

Volume Temperature (°C)


Waktu Keterangan
(ml)
Cloud Point Cold Point Pour Point

Pekanbaru, / / 2022

Praktikan Asisten Lab

(……………….……..) (…………………..….)

Anda mungkin juga menyukai