Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
BAB I
Operasi serah terima minyak (custody transfer) dalam transportasi laut merupakan kesepakatan komersial, baik
dalam metode pengiriman/penerimaan, darat/kapal maupun pengukuran kuantitas dan kualitasnya.
Isu tersebut diatas dengan segera membawa juga parties/pihak-pihak yang lainnya kedalam transaksi, sebab
marine transportation menghendaki sebuah sales contract, yang akan secara khusus meliputi aspek pengiriman:
Product yang diperdagangkan, jumlah / kualitas produk, alat angkut, pelabuhan dan tanggal pengiriman adalah jenis
persetujuan yang pertama, kemudian prosedur operasi akan di definisikan dalam term kualitas dan kuantits. Dalam
semua transaksi komersial di transportasi umum dan marine, prosedur operasi dikenal sebagai custody transfer
procedure.
Petroleum dan petroleum products biasanya diperdagangkan dalam satuan volume pada temperatur standard (60
oF atau 15 oC) dan satuan berat.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan operasi serah terima, yaitu antara lain:
Sebagian besar terminal loading dan discharge dan instalasi mempunyai metode pengukuran yang terdifinisi
sendiri untuk menetapkan quantity custody transfer. Penjual dan pembeli seharusnya menyadari bahwa
metode pengukurannya dan mereka seharusnya menyetujuinya sebelum transaksi dan operasi
pelaksanaanya.
Walaupun prosedur custody transfer telah disetujui oleh sebagian besar transportasi marine, tetapi banyak
sales contract tidak secara spesifik memback up metode pengukuran dalam term/pasal custody transfer pada
saat terjadi problem, seperti automatic sampler malfunction.
B. INDEPENDEN INSPEKSI
Secara sederhana dapat diterjemahkan bahwa inspeksi yang independent adalah melaksanakan sebuah
verifikasi atau pengamatan yang independent terhadap jumlah dan atau kualitas sebuah produk yang diperdagangkan.
Independen inspeksi akan membantu untuk memastikan pemenuhan terhadap kontrak jual beli dan meningkatkan
kecepatan dan efisiensi dari transaksi yang sedang dilaksanakan, faktor keselamatan dan kehandalan plant/instalasi
dan peralatannya; dan kepedulian terhadap jadwal pengiriman dan produksi. Ketika sebuah produk diperdagangkan
,perpindahan tangan produk tersebut menjadi perhatian utama dan sering di kenal sebagai “Custody Transfer”.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
2. Impartial (apa adanya) dan quality hanya dapat dipenuhi dengan pelatihan
3. Kompeten dan inspector (berhati hati dalam melaksanakan pekerjaannya) & teknisi yang jujur dalam
melaksanakan shipment dan pengiriman.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
BAB II
Dalam dunia perminyakan dikenal adanya prosedur standard yang sudah diakui secara Internasional, meskipun di
antara standard tersebut ada yang merupakan standard nasional dari suatu negara tertentu. Beberapa lembaga yang
mengeluarkan prosedur standard dan telah diakuti secara internasional adalah:
Berikut ini beberapa standard yang sering digunakan sebagai acuan dalam pengukuran minyak:
- Volume, Weight & Other Correction Factor : API chapter 11, IP 200, ASTMD 1250.
- Guidelines of Marine Cargo Inspection : API Chapter 17, EI HM 28-30, ISO 9403.
- Vessel Experience Factor (VEF) : API Chapter 17, EI HM 28-29, ISO 13740.
Table ASTMD 1250, API 2540 (Chapter 11) dan IP 200 terdiri atas satu set referensi dari berbagai koreksi dan konversi
digunakan untuk menghitung kuantitas petroleum dan petroleum products. Tabel-tabel ini dikategorikan dalam volume
yang berbeda-beda dan dirancang untuk penggunaan di lapangan baik koreksi maupun konversinya. Adapun masing-
masing seri dan volumenya adalah sebagai berikut:
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
e. Volume XI dan XII
Intra-conversion antara ukuran volume dan ukuran density. - Volume XI : Tabel 1, 2, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
dan 14. - Volume XII : Tabel 21, 22, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 51, 52, 56, 57, dan 58.
f. Volume XIII dan XIV
Untuk minyak pelumas (lubricating oils). - Volume XIII : Generalized Lubricating Oils (Tabel 5D & 6D). -
Volume XIV : Generalized Lubricating Oils (Tabel 53D & 64D).
Meskipun sejak 1980 tabel VCF baru dipublikasikan dan digunakan oleh terminal, instalasi, dan kilang di seluruh
dunia, tapi ada beberapa negara tetap menggunakan tabel VCF lama (sekitar 20%). Untuk temperatur minyak di
atas 60 oF atau 15 oC penggunaan Tabel VCF lama lebih menguntungkan, demikian pula sebaliknya. Hal ini
disebabkan temperatur minyak berpengaruh pada tabel baru dan lama. Perbedaannya bisa mencapai 0.2%, bahkan
bisa meningkat hingga hampir 0.3% untuk heated cargoes seperti marine diesel oil dan fuel oil.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
BAB III
Pada prinsipnya pengukuran level tanki darat dan tanki kapal (volume static measurement) tidak ada perbedaan, hanya
saja karena kapal berada di atas air maka posisinya sangat dipengaruhi oleh kemiringan kapal tersebut terhadap
permukaan air. Sebelum pengukuran dilakukan, pipa-pipa darat yang digunakan dalam operasi serah terima harus
dipastikan dalam keadaan terisi penuh. Pipeline adjustment (bila ada) diberikan sesuai dengan kuantitas minyak yang
terdapat di dalam pipa. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam memastikan isi pipa, antara lain:
Terdapat dua prinsip didalam metode pengukuran level tanki (volume static measurement) yaitu:
Prinsip dasar dalam tank gauging adalah menentukan kedalaman cairan didalam tangki dengan menggunakan cara
ullage atau innage, kemudian volume cairan diperoleh dengan menggunakan tabel kalibrasi pada level yang sesuai.
Selanjutnya dari volume dan temperatur cairan dapat di kalkulasi jumlah / kuantitas material (cairan) dalam tangki
pada kondisi standard.
I. PERALATAN
Berikut ini alat yang paling sering digunakan pengukuran Petroleum & petroleum products.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
- Material : Logam tahan korosi dan tidak menimbulkan percikan.
- Panjang : 15/6, 30/12, 45/18 cm / inch.
- Berat : Min. 20 ounces, max. 2 3/8 Lbs.
- Skala : Untuk Innage bobs atau bars, tertera pada salah satu sisi dalam satuan Inch dan 1/10 dari
1 foot (dengan fraksi 1/100) atau dalam cm (dengan fraksi 2 mm min.).
Untuk Outage bobs, tertera pada salah satu sisi dalam Inch atau dalam cm (denga fraksi 2
mm min.).
b. Tape
Terbuat dari bahan baja ataupun bahan tahan korosi dan memiliki koefisien ekspansi thermal yang sama
dengan koefisien ekspansi thermal bahan tangki.
Jenis tape dibedakan menjadi Dip tape dan Ullage tape, kedua-duanya memiliki skala dalam feet, inch
dan fraksi-fraksinya dalam m, cm dan mm.
Pada ujung tape ( free – end of tape) dipasang sebuah spring snap-catch (cantolan) yang digunakan untuk
menyambung bob atau bar. Yang penting diperhatikan adalah bahwa zero point scale untuk outage tape
adalah perbatasan antara snap-catch dengan eye of the bob (pertemuan) sedangkan untuk innage tape
zero point nya adalah pada tip of the bob (ujung).
Tape sebaiknya dilakukan ispeksi setiap akan digunakan untuk memastikan apakah dalam keadaan layak
digunakan, tidak terdapat lekukan, angka masih terlihat jelas dll. Begitu pula untuk tape yang baru harus
dicheck keakuratannya dan harus dikalibrasi.
c. UTI gauge.
Di beberapa terminal sekarang menggunakan peralatan yang disebut dengan UTI gauge -yang dapat
mengukur ullage, temperature dan free water- sebagai ganti dari gauge tape dan bob weighted. Alat ukur
jenis ini biasanya digunakan pada tanker untuk mengangkut petroleum dan petroleum products yang
dilengkapi dengan inert gas system.
d. Water gauge bar.
Water gauge bar adalah sebuah dip bob ekstra-panjang, biasanya 12” atau 18”, bahkan ada yang sekitar 1
meter. Digunakan untuk mengukur free water di dasar tanki yang membutuhkan gauge bob yang lebih
panjang atau berat untuk menembus ketebalannya.
e. Oil paste dan water paste .
Suatu pasta yang dioleskan tipis-tipis pada bob dan atau tape. Berubah warna saat bersentuhan dengan
minyak (oil paste) dan air (water paste), untuk menunjukkan level permukaannya. Oil paste digunakan
terutama untuk petroleum products yang ringan atau yang mudah menguap.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
II. PROSEDUR
Oil Gauging
Pengukuran tinggi level cairan hanyalah salah satu aktifitas dalam pengukuran minyak, banyak aktifitas terkait
lainnya yang mempengaruhi ketelitian hasil pengukuran minyak. Dalam usaha meminimalkan kesalahan secara
menyeluruh perlu dipahami rangkaian langkah-langkah atau prosedur gauging sbb :
Semua pihak yang terkait dan terlibat “parties concern” harus dihubungi dan terlibat dalam
pengukuran.
Utamakan safety.
Periksa alat ukur (sounding tape) tanggal kalibrasi, no seri atau marking sesuai, tidak ada cacat
atau kerusakan, tape sesuai dengan bob, serta jenis sesuai peruntukannya.
Gunakan tape gauge yang sama untuk opening gauge dan closing gauge
Sebelum melakukan pengukuran, review tabel kalibrasi tangki, pastikan tujuan anda akan
melakukan Innage atau Ullage, identifikasi reference point, catat reference height dan hal-hal lain
yang diperlukan.
Awali pengukuran dengan mendapatkan observed reference height dan bandingkan denga
reference height data. Jika perbedaan melebihi 10 mm, beberapa kemungkinan telah terjadi
terhadap tangki yang mungkin mempengaruhi ketelitian diantaranya : Tank shell deflection,
Datum plate movement, atau non liquid material telah menutupi datum plate dsb .
Jika non liquid material terdapat di dalam tanki, dapat diindikasikan pada saat sounding tidak
terjadi kontak metal – to metal akan tetapi terasa seperti sponge/busa sehingga tape jika di
turunkan terasa lembut. Jika terjadi hal yang demikian, observed measurement height berbeda
dengan reference height maka sounding/dipping tidak dapat dilakukan. Sebagai alternative maka
lakukan pengkuran dengan outage gauge / ullage.
Gunakan pasta jika diperlukan, lakukan pengukuran level cairan dengan prosedur Innage atau
Outage. Standard merekomendasi three consecutive reading atau 3 pembacaan berurutan
dengan kisaran perbedaan 3 mm ( 1/8’’). Hasil pembacaan di rata-rata dan dibulatkan ke 1/8’’
atau 1 mm.
Untuk pengukuran level dengan metode innage perlu memperhatikan langkah- langkah berikut ini:
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Kendurkan tape dari frame atau case-nya.
Jika perlu, oleskan gasoline paste tipis-tipis pada skala tape di sekitar ketinggian permukan
cairan (dip target).
Turunkan bob dan tape perlahan-lahan hingga menyentuh datum plate, dan segera diangkat.
Catat ketinggian observed gauge height dan cut-line yang diukur.
Untuk pengukuran level dengan metode outage perlu memperhatikan langkah- langkah berikut ini:
Kendurkan tape dari framenya dan oleskan water paste secukupnya pada bob.
Masukkan bob dan tape perlahan-lahan hingga menyentuh dasar tanki.
Biarkan tercelup minimal 10 detik atau 60 detik, tergantung jenis minyaknya, kemudian diangkat.
Catat ketinggian dan water cut yang terukur.
Ada dua type roof/atap untuk tanki floating roof yaitu internal dan external roof. Kedua roof ini digunakan untuk
meminimalkan penguapan / vapour losses dan polusi udara. Pada tanki internal roof memiliki fixed roof, dan terbuat
dari material yang ringan dibandingkan dengan tanki external roof. Dalam pengukuran tanki floating roof sangat di
hindari pengukuran pada saat cairan berada di “critical zone” walaupun volume cairan yang dipindahkan akibat
tekanan roof tersebut telah di perhitungkan dalam table volume tanki.
Critical Zone: Floating roof memiliki support atau kaki-kaki untuk menyangga roof dengan dasar tanki yang
tingginya sekitar 3 hingga 6 feet. Terdapat tiga situasi yang berbeda dimana roof dalam keadaan terapung bebas,
saat kaki kaki roof menyentuh dasar tanki dan cairan tidak menyentuk dinding roof. Situasi yang ketiga yang sering
di sebut critical zone adalah saat cairan menyentuh dinding roof dan kaki-kaki masih menyangga roof sampai saat
roof mulai terangkat dan terapung bebas. Jika cairan di dalam tanki berada dalam critical zone maka jangan
dilakukan pengukuran dan sebagai alternative maka cairan di dalam tanki harus di pompa keluar atau ditambah
sehingga tinggi cairan tidak lagi berada dalam critical zone. Pada saat musim tertentu terdapat air atau salju di atas
roof maka akan menambah berat roof yang mempengaruhi perbedaan pembacaan tinggi cairan. Jika terdapat
kondisi seperti ini dan air serta salju tidak dapat di hilangkan maka sebaiknya pada saat opening dan closing gauge
di usahakan sama dan roof dalam keadaan terapung bebas.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Gauging accuracy
Ketelitian hasil pengukuran tidak hanya ditentukan oleh keahlian surveyor dalam melakukan atau melaksanakan
prosedur-prosedur pengukuran, ketelitian alat ikut menentukan ketelitian hasil. Disamping itu, faktor-faktor diluar
kontrol surveyor justru lebih sering mendominasi penyebab discrepancies, faktor-faktor ini dirangkum dalam
uncertainties of measurement yang juga perlu dipahami oleh surveyor sebagai rangkaian dari topik static
measurement.
Tape dan bob yang digunakan dalam mengukur harus di check ketelitiannya dengan ketentuan-ketentuan sbb :
1. Tape baru harus di inspeksi secara keseluruhan bahwa sistem penomoran (skala ) dan increment
antar angka (dan fraksinya) tercantum pada tape secara benar.
2. Sebelum digunakan, rangkaian tape dan bob harus di inspeksi terhadap kemungkinan sobek pada
tape snap catch, bob eye atau bob tip dan adanya kinks (pelintiran) pada tape. Hal ini untuk
menghindari error terhadap skala yang terbaca.
3. Setiap satu tahun rangkaian tape dan bob di check ketelitiannya dengan membandingkan nya dengan
master tape yang telah di sertifikasi oleh lembaga yang berwenang untuk men sertifikasi.
Untuk menghitung Total Obeserved volume (TOV) petroleum didalam tangki, diperlukan angka hasil pembacaan
pengukuran level (gauge reading) dan tabel kapasitas (kalibrasi) tangki. Jadi, disamping ketelitian alat ukur yang
digunakan, ketelitian TOV juga ditentukan oleh inherent accuracy tangki yang di ukur. Pembahasan berikut ini
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
akan membantu surveyor untuk meng identifikasi kemungkinan-kemungkinan ketidaktelitian (inaccuracy) yang
berkaitan dengan pengukuran tangki:
Metode dan prosedur kalibrasi tangki dibahas pada API MPMS Ch. 2. Tabel kalibrasi yang diperoleh dengan
metode ini mencakup inherent accuracies yang disebabkan oleh :
b. Bottom movement
Dikarenakan pengaruh berat dari cairan dalam tangki, terjadi deformasi dasar tangki ke arah struktur
penyangga dasar. Deformasi ini bisa bersifat permanen (settlement) dan bisa juga elastic (diaphragming).
Pada waktu tangki berisi cairan, dasar tangki yang berbatasan dengan dinding tangki akan bergerak keatas
yang disebabkan angular deflection dinding tangki sementara itu bagian tengah dasar tangki bergerak kebawah.
Besarnya pergerakan ini tergantung dari bagaimana kekuatan struktur penyangga dan bentuk dari dasar tangki.
Jika profil deformasinya bersifat elastis maka dasar tangki akan bergerak keatas dan/ atau kebawah yang
besarnya tergantung tinggi cairan didalam tangki.
Effect bottom movement diatas menimbulkan ketidakpastian akurasi dalam penentuan volume cairan dalam
tangki karena pergerakan tersebut mungkin akan menyebabkan perubahan tinggi reference gauge point dan
perubahan posisi datum plate.
c. Incrustation
Setelah dipergunakan beberapa lama, tangki mungkin akan mengakumulasi deposits didinding bagian dalam
dan roof supports seperti misalnya karat, wax, paraffin, tar dan sulfur. Akumulasi deposits ini akan
mengurangi kapasitas tangki yang akibatnya over statement pada kuantitasnya.
1. Kapal tidak selalu stabil diatas permukaan air dan tidak tegak lurus sebagaimana tangki darat, tinggi level
cairan didalam tangki kapal akan mengikuti posisi kapal. Dengan demikian masalah trim dan list harus
dijadikan pertimbangan.
2. Marine vessel biasanya dipersyaratkan untuk membongkar semua kargo sehingga tangki-tangki kosong atau
mendekati kosong sebelum pemuatan dan setelah pembongkaran, dengan demikian perhatian harus
diarahkan pada pengukuran jumlah muatan sebelum muat ( OBQ) dan setelah bongkar ( ROB).
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
I. PERALATAN
Peralatan statis measurement yang dipakai di kapal juga relatif sama dengan yang digunakan di darat, di
antaranya: gauge tape yang dilengkapi dengan bob, water gauge bar, oil paste dan water paste, float gauge
dan “sonic” ullage. Penggunaan portable measurement unit (PMU), dalam hal ini adalah UTI (ullage,
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
temperature and interface), yang dapat untuk mengukur: level, temperatur dan free water secara bergantian
telah umum dilakukan oleh kapal pengangkut petroleum dan petroleum products.
II. PROSEDUR
Metode pengukuran ullage (outage) gauges biasanya dilakukan pada tanki kapal atau barge yang setengah
penuh atau penuh; sedang innage gauge digunakan terutama pada barge. Pada ship tanks gauging, bentuk
tabel tanki umumnya menentukan metode gauging yang akan dilakukan. Untuk repeatability pengukuran, sama
dengan pengukuran pada tanki darat, yaitu dilakukan pengukuran tiga kali dengan beda 3 mm. Jika dua
pembacaan pertama identik, dapat dipakai tanpa perlu melakukan pembacaan tambahan. Jika produk dalam
tanki bergerak dan sulit mendapatkan tiga pembacaan berbeda dalam 3 mm, maka dilakukan pengukuran
minimal 5x secepat mungkin dan dicatat nilai rata-ratanya.
Demikian pula, pengukuran free water pada marine vessel sama dengan yang dilakukan pada shore tank. Water
finding paste dioleskan pada bob dari gauge tape, dan innage gauge pun dilakukan. Water cut dapat dibaca dari
bob. OBQ / ROB bisa terdiri dari air, minyak, lot slops, oil residue, emulsi minyak/air dan non-liquid material.
Pengukuran OBQ dan ROB kadang lebih sulit dibandingkan dengan pengukuran after loading atau before
discharge apabila ada operasi sistem inert gas dan gas inertnya. Akibat pengaruh trim, kadang material OBQ /
ROB tidak menyentuh seluruh dinding kapal (bulkhead). Untuk pengukuran OBQ dan ROB, jika diperlukan
dapat dilakukan tindakan: pengambilan sampel dan di analisa, multi-point gauging, perhitungan cairan dengan
mempertimbangkan trim/list, wedge table atau wedge formula.
I. PERALATAN
Kapal-kapal yang modern biasanya juga dilengkapi dengan peralatan pengukuran automatic tank gauge
(ATG/ALG) dan automatic temperature remote yang dihubungkan ke cargo control room (CCR) untuk memonitor
kondisi cargo tanks. Alat-alat tersebut berupa :
a. Float gauge.
Berupa float yang bergerak bebas di atas permukaan cairan, yang dihubungkan dengan counter sebagai
penunjuk level cairan. Memiliki ketelitian sekitar 7.5 mm. Jika density cairan memiliki pengaruh pada indikasi
level, koreksi float gauge harus diaplikasikan.
b. Servo-operated gauge.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Seperti float gauges, tapi menggunakan sensor sebagai ganti dari float dan membutuhkan suplai daya listrik.
Error yang berhubungan dengan density sekitar ± 1 mm.
II. PROSEDUR
Beberapa alat ATG hanya dapat mengukur level cairan dalam tanki saja namun yang lainnya memiliki
kemampuan untuk mengukur free water, temperature dan ROB/OBQ. Namun pada umumnya ATG (Fixed
automatic measurement equipment) tidak digunakan untuk mengukur free water, dan level cairan pada kondisi
ROB/OBQ, jika level cairan tidak dalam jangkauan sensor. Sehingga ATG biasanya digunakan untuk tujuan
operasional kapal daripada pengukuran untuk marine custody transfer.
Namun jika secara keakurasian system ATG terpernuhi sesuai yang dijelaskan dalam API MPMS Chapters 3.4
dan 7.4, ATG dapat digunakan sebagai alat ukur untuk marine custody transfers.
Sebelum melakukan pengukuran menggunakan ATG, lakukan verifikasi hal-hal sbb:
Semua operasional transfer kargo telah berhenti dan tidak ada kargo yng sedang dipindahkan keluar,
kedlam atau antar tanki dikapal.
Semua alat ukur telah dikalibrasi.
Untuk keakurasian terbaik, trim dan list harus ditiadakan. Ketika kapal dalam kondisi list & trim, segala usaha
harus dilakukan untuk meniadakannya sekurang-kurangnya satu kondisi saja, yaitu kapal dalam kondisi list.
Kondisi trim dan list harus dicatat dan koreksi harus dilakukan untuk level atau volume.
Sebelum pengukuran level dilakukan, prosedur khusus operasional dari manufaktur harus dikonsultasikan
kepada personil kapal untuk pengoperasan dimasing-masing sistem dikapal.
Instruksi dari manufaktur harus tersedia, secara umum adalah sbb:
Konfirmasikan system ATG di kapal berfungsi dengan baik.
Pastikan apakah system kalkulasi volume secara atomatis, atau melalui input data pengukuran untuk
menghitung volume.
Verifikasi pengukuran akan dilakukan dari reference point yang sesuai tertera pada table kapasitas
tanki.
Pastikan jika table kapasitas tanki meliputi volume termasuk volume pipa kapal. Jika tidak, catat dan
laporkan.
Baca dan laporkan pembacaan gauging ke skala terkecil (l/g-in., 1-mm, 0.01-ft), dan jika system
secara atomatis mengkonversi pembacaan skala menjadi volume, catat dan laporkan.
Jika kargo bergerak karena ombak / goncangan, sekurangnya lima kali pengukuran harus dilakukan,
angka tertinngi dan terkecil harus dibuang, dan sisanya tiga angka dirata-rata.
Ulangi pengukuran hingga semua tanki dilakukan.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
BAB V
PENGUKURAN TEMPERATUR
A. PENGUKURAN MANUAL
Tujuan pengukuran temperatur adalah untuk mendapatkan nilai rata-rata temperatur observasi dari isi tanki.
Pengukuran temperatur yang akurat sangatlah penting sebagaimana pengukuran level, sampling dan testing yang
akurat. Kesalahan dalam pengukuran temperatur dapat menyebabkan perbedaan yang signifikan pada saat
digunakan untuk memperoleh data VCF dari tabel. Termometer yang banyak digunakan untuk mengukur temperatur
minyak dalam tanki adalah jenis mercury-in-glass thermometer (MIGT) dan portable electronic thermometer (PET).
Penggunaan kedua termometer tersebut perlu memperhatikan:
1. Mercury in Glass
Termometer jenis mercury-in-glass memiliki interval skala ukur 0.5 C atau 1 F, dan yang paling umum
digunakan dalam pengukuran petroleum dan petroleum products adalah jenis “cup-case thermometer”. Secara
umum, cup-case mercury-in-glass thermometer memiliki karakteristik:
Memiliki konstruksi yang ringan.
Cup-nya mampu menampung 100 mm cairan.
Respon pembacaan temperatur akan lebih cepat bila digoyang naik turun.
Rancangan termometer ini kurang cocok untuk pengukuran temperatur liquid dalam shore tank yang besar,
terutama saat tidak terisi penuh. Hal ini disebabkan perubahan temperatur yang diukur karena pengaruh atmosfir
tanki.
Berdasarkan MPMS API Chapter 7, prosedur pengukuran temperatur pada tanki dipengaruhi oleh ketinggian level
dan kapasitas cairan produk, yaitu:
Untuk level cairan produk lebih dari 10 ft (3.05 m), tiga titik ukur temperatur (upper, middle dan lower third of
liquid).
Untuk level cairan produk kurang dari 10 ft (3.05 m), satu titik ukur temperatur (middle of liquid).
Untuk kapasitas / berisi products kurang dari 5000 bbls, satu titik ukur temperatur (middle of liquid).
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Waktu rendam termometer mercury-in-glass untuk memperoleh temperatur kesetimbangan dengan cairan cukup
lama (lihat Tabel-6), misalnya:
Untuk minyak dengan API @ 60 oF: 30-39 dalam keadaan stationary perlu waktu rendam selama 20 menit.
Untuk minyak dengan API @ 60 oF: 30-39 dalam keadaan in-motion perlu waktu rendam selama 12 menit.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Berikut ini prosedur pengukuruan temperatur dengan menggunakan mercury-in- glass thermometer (MIGT):
Turunkan MIGT pada kedalaman yang diinginkan (misal: middle third), dan naik-turunkan 0.3 m dari sasaran
semula.
Biarkan immersion time terpenuhi dan stabil, lalu angkat, baca dan catat penunjukan temperatur.
Lakukan hal yang sama untuk titik ukur yang lain bila dilakukan multilevel measurement, dan hasilnya dirata-
rata ke angka 0.5C atau 1.0F.
Dari sudut pandang praktis, termometer mercury-in-glass umumnya digunakan untuk produk-produk yang
ringan (light products / volatile liquid). Penggunaan portable electronic thermometer (PET) semakin populer
beberapa tahun belakangan ini. Dari segi praktis, penggunaan PET lebih menguntungkan dibanding mercury-
in-glass, terutama pada pengukuran heated products. Hanya saja, dalam penggunaannya perlu dilakukan
kalibrasi atau standardadisasi secara berkala, yaitu:
Sebelum digunakan untuk pertama kali dan setidaknya sekali setahun, alat ini harus dikalibrasi ulang (re-
standardisasi).
Tiap bulan diperiksa akurasinya dengan standard thermometer pada dua titik atau lebih temperatur akhir
range kerjanya. Sebelum digunakan, diperiksa akurasinya dengan standard thermometer pada ambient
reading. Minimal sekali dalam sehari.
Waktu rendam (Table-6: immersion time) PET untuk memperoleh temperatur kesetimbangan lebih cepat
dibandingkan mercury-in-glass, misalnya:
Untuk minyak dengan API @ 60 oF: 20-40 dalam keadaan stationary perlu waktu rendam selama 5 menit.
Untuk minyak dengan API @ 60 oF: 20-40 dalam keadaan in-motion perlu waktu rendam selama 45 detik.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Berikut ini prosedur pengukuruan temperatur dengan menggunakan portable electronic thermometer (PET):
Sambungkan electrical ground antara PET dengan tanki, periksa kondisi battery dan atur selector pada
temperature range yang diinginkan (jika ada).
Turunkan sensor pada kedalaman yang diinginkan (misal: middle third), dan naik-turunkan 0.3 m dari
sasaran semula.
Setelah immersion time terpenuhi dan stabil, baca dan catat penunjukan temperature.
Lakukan hal yang sama untuk titik ukur yang lain bila dilakukan multilevel measurement, dan hasilnya
dirata-rata ke anka 0.1C atau 0.1F terdekat.
Sebagai catatan, setelah dipakai untuk heavy oils, bersihkan peralatan PET dengan solven yang sesuai
dan keringkan dengan lap untuk menghindari terbentuknya lapisan minyak.
Catatan:
Jika temperature melebihi 1C atau 2F, dapat diukur lebih dari tiga titik (multipoint / multilevel).
Untuk mengukur temperatur dari produk yang dipanaskan relatif lebih sulit daripada yang tidak
dipanaskan. Karena itu, dilakukan pengukuran temperatur lebih dari satu titik jika terdapat akses yang
memadai, dan pada titik level yang lebih banyak untuk mendapatkan profil temperatur yang lebih akurat.
B. PENGUKURAN OTOMATIS
Temperature tanki kapal dapat diukur dengan sistem otomatis jika tersedia automatic temperature measuring system
(ATS). Sensor ATS harus cukup untuk mengukur temperature rata-rata yang mewakili temperature keseluruhan kargo.
Spesifikasi manual dari manufaktur dan instalasi harus menjelaskan lokasi sensor. Temperatur yang didapatkan dengan
ATS harus menunjukkan posisi level cairan dimana pengukuran dilakukan. Kapal juga harus menyediakan data-data
verifikasi terakhir terhadap kehandalan ATS ( Pengukuran ATS vs Manual certified Thermometer).
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Prosedur
Review sistem temperature verifikasi ATS dan catat tanggal kalibrasi terakhir.
Catat dan laporkan temperature masing-masing tanki dari CCR (cargo control room).
Catat jika temperature adalah temperature rata-rata kargo yang diukur secara otomatis dan laporkan rata-rata
temperature tersebut ke 0.5 F terdekat.
Jika tidak atau temperature masing-masing tanki diukur pada masing-masing level, maka laporkan
temperature tersebut ke 0.1 F atau 0.1 C terdekat dan di rata-ratakan masing-masing temperature tanki ke 0.5
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
BAB V
PERHITUNGAN KUANTITAS
Langkah-langkah perhitungan kuantitas petroleum dan petroleum products dapat berbeda, bergantung pada produk di
dalam tanki, metode sampling dan variabel-variabel lainnya. Prosedur yang digunakan untuk operasi serah terima
(custody transfer) di berbagai negara, port atau terminal / instalasi bisa berbeda satu dengan lainnya.
Pergerakan minyak & produk minyak mentah didalam tanki dikelompokkan atas :
1) Penerimaan, adalah pergerakan minyak dari luar, masuk ke dalam instalasi penampungan.
2) Perpindahan antar tangki adalah pergerakan dari tangki kirim ke tangki terima, keduanya ada di dalam satu instalasi
penampungan.
4) Persediaan minyak, adalah sejumlah minyak di dalam tangki, pipa dan unit proses pada saat tertentu.
I. DESIMAL
Penempatan desimal berikut ini (rekomendasi dari API Chapter 12) digunakan, selama prosedur pelaporan tidak
bertentangan dengan praktek terminal.
Berdasarkan ASTM-IP, sistem perhitungan minyak mentah/ kondensat yang berlaku secara internasional yaitu :
a. Sistem Metric
b. Sistem Amerika
c. Sistem Imperial
Berikut ini Figure-1 adalah penggunaan sistim satuan untuk petroleum dan petroleum products berdasarkan metode
perhitungan Metric, American maupun British (Imperial):
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Berikut ini Figure-2 adalah penggunaan tabel-tabel berdasarkan metode perhitungan Metric, American maupun
British (Imperial):
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia yang dituangkan dalam Ordonansi Tera tahun 1949 dan
Undang-undang Republik Indonesia No.2 tahun 1981, tentang Metrologi Legal, sistem yang berlaku di Indonesia
adalah sistem metrik.
Tata cara ini mengatur perhitungan minyak mentah/kondensat dalam sistim Metrik dan Amerika. Sistem Amerika
masih diperbolehkan mengingat penjualan minyak mentah/kondensat dilakukan dalam satuan barrel.
III.PERSIAPAN
Setelah dilakukan pengukuran minyak didalam tanki (level, temperature dan pengambilan sample) maka persiapan
sebelum menghitung kuantitas minyak a.l:
Menyiapakan data pengukuran di dalam tank ticket.
Data dalam tank ticket meliputi:
Tank Reference Height
Tank Reference Observed
Product Innage atau Ullage
Free Water Innage
Product Temperatur
Menyiapkan Table Kalibrasi Tanki
Verifikasi kondisi table volume tanki tersebut meliputi: masa berlaku, keabsahan dari pihak berwenang, dan
keasliannya.
Menyiapakan alat hitung
Alat hitung bisa computer atau kalkulator dengan 12 digit.
Menyiapkan data hasil analisa kargo.
Hasil analisa (massa jenis: Density@15C atau API Gravity@60F atau SG@60F/60F). Untuk Minyak
Mentah dibutuhkan data tambahan %BS&W.
Tabel ASTM-IP Petroleum Measurement Tables
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Tabel yang digunakan bisa Metric atau American Edition, ASTM D1250 / IP 200/ BS No.16
Contoh berikut adalah kalkulasi menggunakan metric system maka table yang adalah ASTM D-1250 Tabel-53,
Tabel-54, Tabel-52, Tabel-52 dan Tabel-1 seperti Figure-2 diatas. Untuk kalkulasi menggunakan American system
dapat dilihat di contoh.3 dst.
TANKI DARAT
GOV dihitung dengan cara mengurangi TOV dengan FW adjustment dan hasil kalkulasi tersebut dikalikan CTsh
(shringkage factor) kemudian dikoreksi dengan FRA (floating roof adjustment) jika ada.
Menghitung TOV sangat tergantung dari jenis tanki dan tata cara yang telah diberikan dalam masing-masing Table
Volume Kalibrasi Tanki ol eh pihak yang berwenang.
Free Water Adjuastment merupakan volume free water dan sediment di dasar tanki yang harus diukur
sebelum dan sesudah cargo movement (into / out to) dari tanki. Adjustment merupakan volume total dari free
water dan sediment yang didapatkan dari pembacaan volume tabel kalibrasi tanki.
3. Correction for the effect of Temperature on the Steel Shell of the Tank (CTSh).
CTSh juga sering disebut shrinkage factor atau factor muai tanki karena pengaruh temperaatur dinding tanki
terhadap baja. Volume table kalibrasi sebuah tanki ditetapkan pada temperatur tertentu sebagai reference
pada saat kalibrasi tanki tersebut dilakukan. Jika temperatur observe dinding tanki berbeda dengan
temperature referencenya maka volume tanki akan berbeda dengan volume pada table akibat pemuaian.
Untuk tanki yang diisolasi maka temperature dinding tanki sama dengan temperture kargo.
Namun untuk tabel tanki di Indonesia yang dikalibrasi oleh Badan Metrologi, koefisien muai dinding tanki telah
ditetapkan dalam Tabel Kalibrasi tanki.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
4. Floating Roof Adjustment (FRA)
Tanki yang menggunakan floating roof, berat roof akan menekan cairan dan memindahkan cairan setara
dengan berat roof tersebut, pada saat roof melayang bebas. Angka koreksi untuk cairan yang dipindahkan
tersebut dalam satuan volume. Jika berat roof tersebut konstan maka volume yang dipindahkan atau tertekan
setara dengan observed density dari setiap cairan yang berada dalam tanki tersebut.
Koreksi volume karena tekanan dari atap tanki dapat dihitung dengan dua cara sbb:
a. Koreksi roof telah dihitung dalam tabel kalibrasi volume tanki dengan menggunakan referensi
density. Dalam tabel kalibrasi tanki terdapat catatan yang menyebutkan penggunaan koreksi atap
tsb.
b. Koreksi roof dihitung secara langsung dengan menggunakan persamaan sbb:
TANKI KAPAL
Selain trim & list terdapat tambahan koreksi seperti float correction tergantung dari alat ukur dan masing-masing
table voleme tanki. Sehingga pihak yang melakukan perhitungan harus teliti didalam memahami cara penggunaan
table tersebut. Banyak kesalahan kuantitas kargo akibat salah table, biasanya kapal memiliki beberapa alat ukur
baik ATG maupun manual yang berbeda didalam cara menentukan volumenya.
Untuk tanki kapal tidak ada koreksi muai tanki akibat suhu kecuali kapal-kapal tertentu misalnya kapal LNG atau
Gas.
FW volume mungkin akan didapatkan dengan wedge calculation karena level free water tidak menyentuh keempat
diding tanki.
Dari observed ullage atau innage, volume dikoreksi dengan trim/list dalam satuan volume/volumetric
adjustment.
Koreksi trim/list terhadap ullage atau innage.
TOV langsung didapatkan dari tabel dimana setiap level ullage atau innage telah ditetapkan
volumenya untuk berbagai trim.
2. Koreksi Trim
Agar diperhatikan jika trim telah di dapatkan dengan mengurangi draft depan dengan draft belakang:
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
- Jika selisih ullage/dipping dengan trim correction negative maka harus menggunakan wedge table
atau wedge formula.
- Koreksi trim dapat positive atau negative dan penggunaannya telah diberikan dalam table kalibrasi
tanki.
3. Koreksi List
Disebabkan karena posisi kapal mengalami ketidaksejajaran antara sisi kanan dan kiri kapal.
List dapat di baca pada inclinometer kapal. Jika kapal dalam keadaan miring dan terbaca list maka sebaiknya
meminta vessel’s Master untuk membuat kapal tegak dan zero list. Jika hal tersebut tidak memungkinkan
dengan berbagai alasan maka harus diperhatikan:
FW dimungkinkan tidak menyentuh keempat dinding tanki sehingga harus dihitung menggunakan wedge
calculation seperti dalam API MPMS 17.4
Rumus :
VCF atau juga disebut CTL adalah koreksi akibat perubahan temperatur pada cairan minyak dimana densitas cairan
akan menurun jika temperatur menjadi naik dan sebaliknya. CTL atau VCF merupakan fungsi dari base
density(density at standard temperature) dan temperature observed liquid. Sehingga CTL berfungsi untuk
mengadjust/merubah volume minyak pada temperature observed / pengamatan menjadi volume pada temperatur
standard. Temperature standard yang paling umum digunakan adalah 60 F, 15 C dan 20 C. Faktor koreksi ini dapat
diambil dari Petroleum Table seperti tertera dalam ASTM D-1250 dan IP-200, seperti table 54.
Produk seperti petrochemical memiliki tabel yang berbeda-beda yang diterbitkan oleh masing-masing manufaktur.
Penggunaan dari tabel ini ditentukan oleh kesepakatan dari parties concern.
Untuk Petrochemical Product seperti BTX menggunakan tabel ASTM D-1555 atau JIS Table.
Penggunaan tabel :
Pada perhitungan minyak mentah, volume standard juga dinyatakan dalam Net Standard Volume dengan rumus sbb:
NSV = GSV x (1-BS&W).
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
VI. MENGHITUNG BERAT
WCF dapat dilihat dari table ASTM D-1250 dan banyak table yang dapat digunakan untuk mendapatkan konversi
ke satuan berat long tons atau metric tons dari NSV, sehingga surveyor akan lebih baik jika untuk mendapatkan
satuan berat dari minyak dengan API Gravity 60 F menggunakan table 11 untuk long tons baru kemudian table 13
untuk mendapatkan metric tons daripada menggunakan table 11 untuk longton baru kemudian menggunakan table
1 untuk metic tons.
Dimana:
Volume : GOV
Density : adalah density observed atau didapatkan dari density standard dikonversi ke observed
menggunakan VCF.
Kalkulasi seperti ini lebih banyak digunakan untuk chemical cargo dimana density observed tersedia, dapat
digunakan dan disetujui oleh parties concern.
VII. LATIHAN
Berikut contoh penghitungan kuantitas produk minyak bumi (gasoil) menggunakan Metric System, sehingga table
ASTM D-1250 yang digunakan adalah Tabel-53, Tabel-54, Tabel-52, Tabel-56 dan Tabel 57 sesuai Figure.2.
Ref. Heigh Ref Obvsd Dipp. Oil+FW Temp. avg Oil Dipp. Free Water Density@15C
Initial 19105 mm 19106 mm 13007 32.00C 100 mm 0.8750 kg/lt
Final 19105 mm 19106 mm 5419 32.00C 100 mm 0.8750 kg/lt
1. Menghitung TOV.
2. Menghitung FW.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Corr. Dipp = 100 + 75
CTSh = 1.0000696.
Hitung massa jenis cairan pada suhu 32C dengan Tabel 53 = 0.8640 kg/lt
5. Menghitung GOV
= 33682.333 m3 initial
= 13609.496 m3 final
6. Menghitung GSV
i. Volume Standard in Meter Cubic
GSV = 33682.333 x 0.9871 (T-54) initial
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
ii. Weight in Long Tons
Weight = 33247.831 x 0.8601 = 28596.459 (T-57) initial
Weight = 13433.934 x 0.8601 = 11554.426 (T-57) final
Maka Gross Weight = 17041.933 Long Tons
1. Menghitung TOV.
i. Menghitung koreksi trim
Trim = Forward – After
= 3.5 – 2.0
= 1.5 m by stern
Dari table didapatkan koreksi
Tank No 2 C.O.PORT : - 1 mm 2 C.O.T STB : - 2 mm
ii. Menghitung koreksi list
Koreksi list 2 C.O.PORT : + 0 mm 2 C.O.T STB : + 0 mm
iii. Menghitung koreksi level gauge
Tentukan density observed dengan Tabel 53.
Tank No 2 C.O.PORT : 0.8650 2 C.O.T STB : 0.8650
Koreksi
Tank No 2 C.O.PORT : + 11 mm 2 C.O.T STB : + 11 mm
iv. Menghitung Dipping Corrected & TOV
Tank No Dipp-mm Gauge Corr. Trim Corr. List Corr Total Gauge Corr TOV
2 C.O.T PORT 2903 + 11 -1 +0 2913 92.653
2 C.O.T STB 2912 + 11 -2 +0 2921 92.888
TOTAL TOV 185.541
2. Menghitung FW.
Dalam contoh tidak ditemukan adanya free water sehingga volume free water ditulis ‘nil’.
3. Menghitung GOV
Sehingga GOV sama dengan TOV karena tidak ditemukan free water.
GOV = 185.541 – 0
= 185.541 m3
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
4. Menghitung GSV
i. Volume Standard in Meter Cubic
GSV = 185.541 x 0.9882
= 183.352 m3@15C (lihat Tabel-54)
ii. Volume Standard in Barrel
GSV = 183.352 x 6.293
= 1153.83 Bbls@60F (lihat Tabel-52)
5. Menghitung Berat (weight in air)
i. Weight in Metric Tons
Weight = 183.352 x 0.8739 (lihat T-56)
= 160.231 Metric Tons
ii. Weight in Long Tons
Weight = 183.352 x 0.8601 (lihat T-57)
= 157.701 Long Tons
Dikarenakan jumlahnya yang sangat sedikit di dalam tanki kapal crude atau bahkan kapal-kapal produk
sebelum loading (OBQ) dan setelah discharge (ROB) maka pengukuran jumlah kargo tersebut lebih kompleks
dari pada tanki kapal dalam keadaan penuh atau setengah penuh. OBQ dan ROB dapat berupa liquid
material, non liquid material, free water ataupun merupakan campurannya. Usaha-usaha untuk dapat
mengestimasi jumlah kargo tersebut dengan pendekatan yang menggunakan standard yang mengatur
diantaranya tentang pengukuran OBQ/ROB ini diatur pada API Ch 17.4 yaitu Method for quantification of
small volumes on marine vessel.
Untuk menghitung kuantitas OBQ atau ROB dimana cairan yang ada (minyak dan atau free water) tidak
menyentuh keempat dinding kapal (bulkhead), maka digunakan wedge formula sebagai berikut:
Where:
A = adjusted innage at the aft bulkhead (squared).
W = width at the tank bottom (usually aft end).
F = trim factor (trim divided by LBP).
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Langkah pertama adalah menentukan adjusted innage dengan rumus sbb:
An example of this is where the width at the aft end of a tank, say Number 1 starboard, is 10 meters; whereas
the width at the forward end is only 5 meters. A small liquid volume at the aft end of the tank would have a
width close to that of 10 meters.
EXAMPLE (Number 1 Starboard)
Trim = 4.00 meters
LBP = 230.00 meters
Trim Factor = 0.01739 (to five places)
A = 0.05 (adjusted innage)
Width = 8.00 meters (at bottom aft section of tank, as taken from the vessel’s drawings)
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
1. SOAL LATIHAN INTERPOLASI
THE FORMULA :
WORKSHOP-1
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
2. SOAL LATIHAN SHORE TANK CALCULATION
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
3. SOAL LATIHAN WEDGE CALCULATION
TANK NO.
PARTICULAR
UNIT 1P 1S 2P 2S 3C
WORKSHOP-3
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
4. SOAL LATIHAN SHIP CALCULATION
TANK NO.
PARTICULAR
UNIT 1CP 1CS 2CP 2CS 3C
TOV Total = m3
FW Total = m3
GOV Total = m3
GSV Total = m3
WORKSHOP-4
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
DEFINISI
Accuracy. Derajat ketepatan instrumen dalam mengukur suatu variabel bila dibandingkan dengan nilai sebenarnya
(true value) dari variabel tersebut. Biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari nilai sebenarnya.
Uncertainty. Rentang dimana nilai sebenarnya dihitung. Nilai ini bisa didapatkan meskipun nilai sebenarnya tidak
diketahui. Perhitungan ketidakpastian hanya dapat dilakukan dengan penggunaan metode statistik.
Repeatability. Rentang nilai yang dicapai oleh suatu alat bila pengukuran ulang dilakukan dalam suatu periode
tertentu, dengan menggunakan prosedur yang sama dan dilakukan oleh operator yang sama.
Reproducibility. Rentang nilai yang dicapai oleh suatu alat yang sama / sejenis bila pengukuran ulang dilakukan
terhadap suatu produk, dalam waktu yang berbeda, dengan menggunakan prosedur yang sama dan dilakukan oleh
operator yang berbeda.
Tank capacity table. Tabel yang menunjukkan volume tanki untuk berbagai tinggi cairan yang diukur dari datum
plate atau dasar tanki hingga reference gauge point. Tabel tersebut dipersiapkan untuk metode pengukuran innage
gauges atau outage gauges.
Total observed volume (TOV). Volume minyak keseluruan pada temperatur dan tekanan saat minyak diukur,
termasuk total air dan sedimen. Untuk shore tank dengan floating roof, sudah termasuk minyak yang terdesak.
Free water (FW). Air dalam tanki (membentuk suatu lapisan terpisah) yang tidak bercampur atau larut dengan
minyak. Biasanya berada di bawah lapisan minyak.
Correction for temperature of the shell (CTSh). Faktor koreksi karena pengaruh temperaturr -baik ambient
maupun cairan- pada dinding tanki.
Floating roof adjustment (FRA). Sejumlah volume cairan yang dipindahkan oleh floating roof, sesuai dengan
beratnya. Floating roof adjustment diberikan sesuai dengan formulasi dalam tabel tanki.
Gross observed volume (GOV). Total observed volume (TOV) dikurangi free water (FW). Untuk shore tank silinder
tegak (upright cylindrical tank) hasil pengurangan tersebut dikalikan dengan CTSh. Untuk floating roof, hasilnya
ditambah atau dikurangi FRA.
Volume correction factor (VCF). Faktor koreksi yang tergantung dari API / Density / Relative Density dan
temperatur pengukuran, untuk mengoreksi volume minyak pada temperatur standard. Dalam pengukuran dinamis,
faktor koreksi ini disebut sebagai correction for temperature on liquid (CTL).
Gross standard volume (GSV). Gross observed volume (GOV) dikalikan volume correction factor (VCF).
Suspended sediment and water (S+W). Sedimen dan air yang tesuspensi dalam minyak dan tidak dapat diukur
dengan metode innage maupun ullage.
Net standard volume (NSV). Gross standard volume (GSV) dikurangi sediment and water (S+W).
Weight conversion factor (WCF). Faktor koreksi yang tergantung API / Density / Relative Density yang digunakan
untuk mengkonversi volume ke weight in air.
Gross standard weight (GSW). Gross standard volume (GSV) dikalikan Weight conversion factor (WCF) wet.
Net standard weight (NSW). Gross standard volume (NSV) dikalikan Weight conversion factor (WCF) dry.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Wedge formula. Rumus matematika yang digunakan untuk menghitung material liquid dan atau non liquid on-board
dalam jumlah kecil yang terukur tapi tidak menyentuh keempat sisi dinding kapal.
Wedge table. Tabel volume tanki kapal yang dibuat berdasar wedge formula.
Non liquid material. Material terukur yang tidak melayang bebas pada saat pengukuran. Biasanya terdiri dari
hidrokarbon waxes, emulsi minyak-air, sedimen, atau solidified cargo. Kombinasi ini disebut sludge.
Liquid material. Material terukur yang melayang bebas (free flowing) pada saat pengukuran.
Suspended water. Air yang terselubungi minyak dan membentuk dispersi berupa gumpalan-gumpalan kecil.
Total water. Jumlah suspended dan free water yang terdapat dalam cargo minyak.
Bottom sediment. Material padat non hidrokarbon yang membentuk lapisan terpisah di dasar tanki.
Suspended sediment. Material padat non hidrokarbon yang tercampur dalam minyak tetapi bukan berupa larutan.
Sludge : adalah material di dalam tanki kapal yang tidak mudah mengalir bebas. Sludge meliputi hydrocarbon
waxes dan mungkin emulsi water/oil dan sediment.
Clingage : Sisa kargo yang terdapat di seluruh permukaan tanki pada saat tanki kosong dan bukan sisa kargo yang
terdapat di bottom tanki.
On-Board quantity ( OBQ ) : Material atau bahan-bahan yang yang ada di semua tangki-tangki kargo kapal,
ruang kosong (void space) dan pipa-pipa kapal sesaat sebelum kapal dimuat. OBQ dapat berupa minyak (oil)
maupun campuran dari oil, water, slops, residue dan sediment.
Remaining on board ( ROB ) : Material atau bahan-bahan yang tersisa di tangki-tangki kargo kapal, ruang kosong
dan pipa-pipa kapal setelah muatan di bongkar. ROB dapat berupa oil maupun campuran dari oil, water, slops,
residue dan sediment.
Slops. Material yang terkumpul setelah operasi-operasi seperti stripping, tank washing atau dirty ballast separation.
Material ini biasanya mengandung minyak, free water, suspended S+W, dan disimpan di dalam tanki khusus (slop
tank).
Vessel's experience factor (VEF). Perbandingan antara akumulasi TCV kapal dengan TCV darat, dari beberapa
data vessel load / discharged ratio pengapalan yang memenuhi persyaratan. VEF dapat diaplikasikan pada
pemuatan (VEFL) dan pembongkaran (VEFD).
Density (cairan). Density adalah rasio massa dari volume suatu cairan yang ditimbang dalam kondisi tanpa udara
(in vacuo), disebut juga true density. Jika ditimbang dalam udara (in air) disebut apparent density. Korelasi
keduanya dihitung dengan suatu faktor koreksi.
Relative density (Specific Gravity). Rasio density sebuah substansi pada temperatur dan tekanan tertentu dengan
density air murni pada temperatur dan tekanan tertentu. Misalnya:
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas
Rel. Density @ 60/60°F = ------------------------------------------
Density of pure water @ 60°F
Api gravity. Api gravity adalah sistem numerik pada petroleum dan produk petroleum yang terkoreksi density dan
relative density. Hubungan antara relative density dan API adalah:
141.5
Api grav. @ 60°F = ---------------------------------------------- - 131.5
Rel. Density @ 60/60°F
Gauge hatch. Suatu lubang di bagian atas tanki yang menunjukkan tempat pengukuran dilakukan. Pengukuran dari
lubang ini sangatlah penting untuk mendapatkan repeatability dari masing-masing pembacaan.
Reference gauge point. Suatu titik yang ditandai pada gauge hatch tank yang menunjukkan posisi di mana
pengukuran akan dilakukan. Pengukuran dari titik ini sangatlah penting untuk mendapatkan repeatability dari
masing-masing pembacaan.
Reference gauge height. Jarak referensi dari datum plate atau dasar tanki ke reference gauge point. Perlu ditandai
dengan jelas di bagian atas tanki dekat gauge hatch.
Observed gauge height. Jarak sesungguhnya yang diukur dari datum plate atau dasar tanki ke reference gauge
point.
Datum plate. Plat logam yang berada jauh di bawah reference gauge point, sebagai tempat kontak tetap ketika
melakukan pengukuran.
Cut. Garis batas pada skala ukur yang dihasilkan oleh material yang diukur.
Outage gauge (ullage). Jarak dari permukaan cairan dalam tanki ke reference gauge point.
Innage gauge (dip / sounding). Level cairan dalam tanki yang diukur dari datum plate atau dasar tanki ke
permukaan cairan.
Critical zone. Jarak antara titik dimana floating roof diletakkan pada normal support dan titik dimana floating roof
mengambang bebas.
Draft. Kedalaman vessel di bawah garis permukaan air; diukur dari permukaan air sampai ke dasar kapal.
Draft marks. Angka yang tercantum di bagian foreward, mid-ships dan afterward dari badan kapal, yang
menunjukkan angka draft kapal pada setiap level.
Trim. Kondisi dimana sebuah kapal dengan referensi pada posisi longitudinal atau horizontal di dalam air.
Dinyatakan dalam: trimmed by stern, trimmed by head and even keel (no trim).
List. Kemiringan atau inklinasi kapal dari garis vertikalnya yang dinyatakan dalam derajad port atau starboard.
Kapal yang tidak terpengaruh list, disebut dalam keadaan upright (no list).
Multi-points gauging. Aktifitas pengukuran cargo dalam tanki kapal melalui dua atau lebih lubang ukur bagian atas
tanki. Biasanya untuk memastikan pengukuran OBQ / ROB. Multi- points gauging juga bisa dilakukan untuk
mengukur tanki darat, khususnya pada pengukuran free water.
Hari Nurbianto – Pelatihan Custody Transfer Minyak Bumi & Produk Ditjen Migas