diembunkan menjadi
kondensat, dan kondensate campuran
Komp. Ringan
yang diperoleh sebagian dan berat
dikembalikan ke dalam
peralatan distilasi ,sehingga
terjadi kontak yang lebih baik
antara uap yang baru timbul
Bottob, komp.
dengan cairan kondensatnya. ringan <<
Komp. Berat
>>
Kurva Distilasi
Apabila air dipanaskan pada suhu 100 0 C akan mendidih
dan menguap. Selama pemanasan diteruskan maka semakin
banyak jumlah air yang menguap dan suhu air tetap 100 0 C .
Hal ini terjadi karena air (H2O) adalah senyawa murni hanya
mempunyai titik didih tunggal yakni 100 0 C pada tekanan
atmosferis
Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa
hidrokarbon, oleh karena itu apabila dipanaskan maka
hidrokarbon ringan akan mendidih dan menguap dulu, diikuti
oleh hidrokarbon yang lebih berat atau yang mempunyai titik
didih lebih tinggi. Selama pemanasan suhu minyak semakin
tinggi dan volume minyak yang menguap semakin banyak.
12
CARA MELUKIS KURVA DISTILASI CRUDE OIL
ANALISA DISTILASI CRUDE OIL DILAKUKAN PADA DUA
KONDISI OPERASI YAKNI PADA TEKANAN ATMOSFERIS
DAN TEKANAN VAKUM
GUNAKAN KERTAS MILIMETER UNTUK MELUKIS KURVA
DISTILASI
RUBAHLAH DATA TITIK DIDIH PADA DISTILASI VAKUM
KE TITIK DIDIH NORMAL DENGAN BANTUAN GRAFIK
5-25 DAN 5-26 DARI BUKU NELSON
LUKISKAN MASING – MASING DATA TITIK DIDIH PADA
KONDISI ATMOSFERIS PADA % VOLUME YANG
TERUAPKAN
HUBUNGKAN GARIS DIANTARA TITIK TITIK YANG
TERBENTUK MAKA DIDAPAT KURVA DISTILASI
13
CONTOH :
Titik didih pada 40 mmHg Titik didih normal
( 0 F) ( 0 F)
300 480
400 595
460 660
550 760
14
15
16
Distillation of crude oil, Bureau Of Mines Routine Methode
Stage I : Atmosferic pressure, 746 mm Hg
Stage II : Pressure 40 mm Hg
19
20
CRUDE DISTILLING UNIT
Peralatan Utama:
1. Desalter
Berfungsi untuk menghilangkan atau
menurunkan Zat-zat non hydrocarbon
sebagai pengotor dalam crude oil
Zat-zat non hydrocarbon sebagai pengotor
dalam crude oil terdapat dalam bentuk :
1. Air dengan berbagai jenis garam dan
mineral yang terlarut atau tersuspensi
didalamnya.
2. Suspensi padatan dalam minyak, yaitu
partikel-partikel lembut padatan yang
tidak terlarut dan tersuspensi didalam
air.
3. Zat-zat yang terlarut dalam minyak.
• Air dalam crude oil tersebar dalam bentuk
partikel-partikel halus berukuran 0,5-17 µm,
merupakan emulsi air yang stabil dan tidak
mudah memisah dengan sendirinya. Kestabilan
emulsi disebabkan adanya zat pengemulsi
alam atau sistem koloid alam dalam crude oil.
Dalam air dapat telarut garam – garam
(Khlorida, Carbonat dan sulfat)
• Padatan dapat juga dijumpai dalam bentuk
partikel-partikel padat halus (endapan) yang
berasal dari tanah liat, abu, lumpur
pengeboran, kerak logam-logam atau senyawa
logam akibat erosi peralatan yang dipakai.
• Pengaruh garam Khlorida, mudah membentuk
asam khlorida yang korosif
Mg Cl2 + 2H2O Mg (OH)2 + 2HCl
Ca Cl2 + 2H2O Ca (OH)2 + 2HCl
Na Cl + H2O NaOH + HCl
• Garam-garam alkali karbonat dan sulfat
dikelompokkan sebagai garam-garam pembentuk
kerak.
Kalsium Karbonat, pada suhu diatas 100 oF
kelarutannya turun dengan naiknya suhu sehingga
keraknya akan terbentuk tanpa penguapan air.
Desalted Crude
Transformator
1 2 3
DESALTER
Injeksi
Demulsifier Injeksi
Air
2. Dapur / Furnase
• Dapur berfungsi untuk menaikkan suhu
umpan (Crude oil) sampai mencapai
suhu tertentu, sehingga fraksi ringan
menguap.
• Campuran uap dan ciran keluar dapur
dialirkan ke kolom distilasi, uap akan
mengalir ke atas kolom sedangkan
cairan mengalir ke bagian bawah
(1) (2) (3) (4) 35
Profile tekanan vakum
.
36
37
Peralatan Utama CDU
3. Kolom Distilasi/ Fraksinasi
Berfungsi untuk memisahkan fraksi – fraksi dari crude oil
berdasarkan trayek didihnya. Fraksi yang trayek didihnya
paling rendah keluar dari bagian atas kolom berupa uap
menuju ke kondensor untuk dicairkan kembali sebagai top
produk, fraksi – fraksi yang lebih berat berturut - turut
akan mencair dikolom dan keluar lewat samping kolom,
sedangkan fraksi yang paling berat (residue ) akan keluar
lewat bagian bawah kolom berupa cairan.
Kolom atau menara distilasi didalamnya terdapat alat
kontak pada umumnya berupa tray. Fungsi tray adalah
tempat terjadinya kontak antara uap yang naik ke atas
dengan cairan yang turun dari atas
39
CONTOH TRAY
BUBBLE CUP TRAY
SIEVE TRAY
BALLAST TRAY
4. Kolom Stripper
Pada prinsipnya kolom stripper adalah kolom
distilasi, tetapi tanpa kondensor dan reflux
Berfungsi untuk mengusir atau melucuti fraksi
ringan yang masih terikut kedalam farksi yang
relatif lebih berat, dengan cara menginjeksikan
steam dari bagian bawah kolom.
Jumlah kolom bervariasi antara 2 – 4 buah,
STRIPP
Misalnya : Kero –stripper, Light Gasoil – stripper,
Heavy gasoil - stripper .
Peralatan Utama CDU
5. Kondensor
Adalah alat perpindahan panas yang berfungsi untuk
mengembunkan uap yang keluar dari puncak
kolom distilasi. Jenis media pendingin yang
digunakan di kondensor adalah air atau udara.
44
Vapor from
top column
Condensate to
accumulator
Gambar skema
separator tiga fase
49
Separator dua tingkat
Second stage
P: 10 – 75 Psi
Oil
50
Separator tiga tingkat
Oil & Gas
Gas, High Pressure
First Stage
P: 500 – 1500 Gas, Medium Pressure
Psi
Thirst stage
P: 10 – 100 Psi
Oil
51
Peralatan Utama CDU
7. Reboiler
Reboiler adalah suatu alat perpindahan panas yang berfungsi
untuk mendidihkan produk bawah. Uap yang timbul
dikembalikan ke bagian bawah kolom, dengan tujuan agar
top produk yang terikut ke dalam produk bawah naik ke
atas kolom dan keluar bersama – sama produk atas.
Dengan kata lain fungsi reboiler adalah untuk memurnikan
produk bawah.
Sumber panas dari reboiler : steam, Hot oil
P T
Uap Propan
Cairan Propan
61
Contoh :
Titik didih normal adalah suhu zat cair dimana tekanan
uapnya = 14,7 Psia
Berapakah titik didih normal dari :
i- Butan = 10 0 F n- Butan = 30 0 F
i- Pentan = ……0 F n- Pentan = ……0 F
n- Hexan = ……0 F
62
Pengertian Tekanan Partial
Apabila didalam suatu ruangan terdapat
beberapa komponen gas maka masing-
masing komponen gas akan mempunyai
tekanan, yang besarnya sama dengan
tekanan yang ditimbulkan oleh gas
tersebut, apabila hanya gas itu yang
berada didalam ruangan tersebut.
Tekanan gas itu disebut Tekanan partial.
PENGERTIAN TEKANAN PARTIAL
Corong untuk
mengisi air
Kondisi I Kondisi II
Catatan : YC3 = mole fraksi uap propan, XC3 = mole fraksi propan cair66
Gambar 1.3 : tangki horizontal berisi campuran C3
dan n-C4 cair. Ruang diatas cairan adalah fase
uap yang juga mengandung komponen C3 dan n-
C4. Pada kondisi campuran, tekanan uap absolut
yang terukur (P) pada suhu T merupakan tekanan
total, yakni merupakan jumlah dari tekanan uap
partiil C3 dan tekanan uap partiil
n-C4
Tekanan uap partiil PC3 = X C3 . P0 C3
68
Tekanan absolut tangki = tekanan total
Tekanan total P = PC3 + Pn-C4
PC3 = X C3
. P0 C3
70
HUBUNGAN TEKANAN UAP & TITIK DIDIH
73
50 oC
(122 oF) 1725 kPa (a)
(260 psia)
Overhead
Condenser
Top Product
( Propane)
FEED
C3+
Reflux Pump
121 oC Head Source
(220 oF)
Bottom
Product
( C4 + ) Reboiler
76
KEMBALI KE.... VARIABEL OPERASI
unit distilasi di unit light end , dengan produk top
dan produk bottom yakni :
1. Suhu
2. Tekanan
3. Reflux
77
1.Suhu.
Suhu puncak kolom merupakan dew point dari komponen
produk atas (top produk) pada tekanan operasi kolom.
Apabila suhu puncak kolom terlalu tinggi :
- komponen berat banyak terikut dalam produk atas
- kemurnian produk atas berkurang
- Jumlah produk atas naik.
- kemurnian produk bawah naik
- jumlah produk bawah turun
Apabila suhu puncak kolom terlalu rendah
- komponen ringan banyak terikut dalam produk bawah
- kemurnian top produk bertambah
- jumlah produk atas turun.
- kemurnian produk bawah turun
- jumlah produk bawah bertambah. 78
Suhu dasar kolom merupakan boiling point dari
komponen produk bawah ( bottom produk) pada
tekanan operasi kolom.
Bila suhu kolom bawah terlalu tinggi maka
pengaruhnya identik dengan suhu puncak kolom
terlalu tinggi, yakni komponen berat banyak
terikut dalam produk puncak, kemurnian produk
bawah naik, tetapi jumlah produknya turun.
Demikian pula sebaliknya apabila suhu bawah
kolom terlalu rendah.
Pengaturan suhu bawah kolom dengan cara
mengatur jumlah media pemanas yang
masuk ke reboiler.
79
2. Tekanan Operasi Kolom.
Tekanan operasi kolom sangat terkait dengan suhu
operasi kolom. Zat cair akan mendidih apabila
tekanan uapnya sama dengan tekanan diatas
permukaannya dan tekanan uap zat cair
dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi tekanan
operasi, suhu operasi makin tinggi.
Tekanan operasi kolom distilasi ditentukan oleh
tekanan uap dari komponen produk puncak, pada
suhu kondensasi di kondensor yang telah dipilih.
Pemilihan suhu kondensasi ini antara lain ditentukan
oleh jenis produk puncak dan media pendingin
yang tersedia.
80
Apabila komponen yang akan dipisahkan berupa
hidrokarbon ringan, maka dipakai distilasi
bertekanan agar suhu kondensasi ( dew point
tinggi).
Sebaliknya bila komponen yang akan dipisahkan
berupa hidrokarbon berat misalnya crude oil
dipakai tekanan atmosferis, bahkan untuk fraksi
residu dipakai tekanan vacum ( < 1 atm).
81
Berdasar tekanan operasinya ada 3 macam kolom
distilasi :
a. Distilasi atmosferis, yakni tekanan operasi kolom
sekitar 1 atmosfer, digunakan dalam distilasi
crude oil.
b. Distilasi vacuum, yakni tekanan operasi lebih
rendah dari 1 atmosfer, dipakai dalam distilasi
komponen-komponen hidrokarbon yang titik
didihnya tinggi misalnya untuk memisahkan
komponen residu menjadi komponen minyak
pelumas.
c. Distilasi bertekanan , yakni tekanan operasi lebih
tinggi dari 1 atmosfer, dipakai dalam distilasi
komponen hidrokarbon gas 82
BAGAIMANAKAHCARA MENGONTROL
TEKANAN OPERASI KOLOM
DISTILASI ??
83
Cooling PIC
Kondensor Water
Gas
Akumulator
TIC
Pump
Reflux Light
component
Kolom distilasi ( Top Product)
Feed
Vapor
Reboiler
Hot oil /
Steam
TIC
Heavy Component
Bottom Product
85
PROSES VARIABEL PADA CDU
Offgas to F-101
Offgas to Amine
C -104
Naptha
TPA
C-105
C -101
MPA
LGO
Kerosene
BPA
HGO
V-101
F-101
Residue
86
Proses Variabel
09/22/21 Topping 87
Proses Variabel
1. Feed Flow Rate
• Flow rate dari feed yang paling optimum adalah
sesuai dengan kapasitas desain, sebab dengan
feed sesuai dengan desain akan mendapatkan
tingkat pemisahan yang paling baik.
• Bila feed melebihi desain, maka akan didapat-
kan kondisi operasi yang sangat berat,
diantara-nya skin temperatur di dapur akan
sangat tinggi dan kemungkinan akan melebihi
dari suhu yang diijinkan.
88
Proses Variabel
Feed Flow Rate (lanjutan)
• Bila load dari kolom yang tinggi akibat feed
melebihi desain, maka yang terjadi adalah:
– tekanan kolom akan sangat tinggi sebagai
akibat beban kondenser meningkat pula.
– Tray loading akan tinggi mengakibatkan
menurunnya efisiensi tray.
– Jika tray loading terlalu tinggi maka tingkat
pemisahan akan turun terjadi overlap
89
Proses Variabel
Feed Flow Rate (lanjutan)
• Bila feed lebih kecil dari minimum feed
yang diperbolehkan, maka :
– flow yang masuk dapur bisa mencapai
kondisi laminer, sehingga residence time
akan tinggi, sehingga terjadi coking.
– Vapor load internal column terlalu kecil
sehingga mempengaruhi proses kontak fasa
uap-fasa cair.
– Load pompa-pompa juga akan lebih kecil dari
kondisi minimumnya
09/22/21 Topping 90
Proses Variabel
2. Temperatur Feed :
• Kenaikan temperatur feed (umpan) dapat dilakukan
dengan menaikkan temperatur outlet dapur/furnace
(Combined Outlet Temperature = COT).
• COT dapur harus diatur sehingga kondisi Flash
zone/over flash sesuai dengan yang dikehendaki
(sesuai desain).
• Bila suhu lebih tinggi dari desain, maka
– Over flash terlalu tinggi
– load kondenser akan naik
energy inefficience
• Bila outlet dapur lebih rendah dari desain, maka akan
didapat refluks dan overflash yang rendah, hal ini
akan memberikan efek penurunan ketajaman dari
produk distilasinya. 91
Proses Variabel
Temperatur Tray – Draw Off
• Temperatur pada setiap titik pada kolom
akan mempengaruhi kualitas cairan yang
terkondensasi pada tray/draw off,
terutama End Point.
– Kenaikan temperatur akan menyebabkan fraksi
yang lebih berat untuk menguap dan bergerak
naik sepanjang kolom sehingga End Point akan
tinggi .
92
Proses Variabel
3. Tekanan Kolom
• Tekanan akan mempengaruhi titik didih dari
cairan sehingga penurunan tekanan kolom
akan menyebabkan lebih banyak fraksi berat
untuk menguap.
• Bila tekanan kolom naik, maka akan
mengurangi penguapan fraksi ringan,
sehingga tiap fraksi akan mengandung fraksi
lebih ringan yang lebih banyak lagi sehingga
bisa mengakibatkan off-spec produk.
• Tetapi apabila tekanan kolom terlalu kecil
mengakibatkan vapor velocity terlalu tinggi
yang akan mengakibatkan kerusakan tray 93
Proses Variabel
Internal Refluks
• Internal refluks adalah cairan yang
terkondensasi pada tray lalu mengalir ke
tray dibawahnya melalui downcomer.
• Internal refluks dipengaruhi oleh laju alir
produk.
• Internal refluks mempengaruhi end point
side product
09/22/21 Topping 95
Proses Variabel
Flow Sidestream
• Pada kolom, jumlah produk yang ditarik
sebagai side stream bila mempengaruhi
jumlah refluks akan mempengaruhi pula
kualitas produk.
• Jika flow side stream dikurangi, maka
internal reflux akan bertambah sehingga
temperatur dibawah draw off akan turun
end point turun
09/22/21 Topping 96
Proses Variabel
Kondisi Side Stripper
• Sebelum diambil sebagai side stream
product, side stream dilewatkan side
stripper untuk menghilangkan fraksi ringan
sehingga IBP sesuai dengan spesifikasi.
• IBP diatur dengan :
– Mengatur laju side stripping steam
– Mengatur tekanan bottom side stripper melalui
pengaturan reboiler
97
CRUDE DISTILLING UNIT
Offgas to F-101
Offgas to Amine
30-50 Tray
C -104
Stabilizer
Naptha
3 pump
TPA
Stripper
around
C-105
Steam C -101
MPA
Splitter
LGO
6 Tray Kerosene
Desalter
BPA
HGO 5-8 Tray
Steam
V-101
F-101
6 Tray
Pre-heat Residue
system Furnace
Ringkasan Proses Variabel CDU
Variabel pada kolom distilasi Pengaruh
Tekanan diturunkan FBP dari seluruh stream akan naik
(kecuali Bottoms)
IBP dari seluruh stream akan
meningkat (kecuali overhead)
Feed Temperatur dinaikkan FBP dari seluruh stream akan naik
(kecuali Bottoms)
Sidestream draw-off meningkat FBP dari stream yang ditarik akan naik
Sidestream stripper steam meningkat IBP dan Flash Point dari stream akan
meningkat
Bottom Stripping Steam dinaikkan Bottoms Flash Point dan IBP akan
naik.
FBP dari HDO akan naik.
99
BOTTOM STRIPPING STEAM
Offgas to F-101
Offgas to Amine
C -104
Naptha
TPA
C-105
C -101
MPA
LGO
Kerosene
BPA
HGO
V-101
F-101
Residue
BOTTOM STRIPPING STEAM
• Steam menurukan tekanan parsial
hidrokarbon, sehingga lebih mudah
menguap.
• Kenaikan stripping steam akan menaikkan
IBP dan Flash Point Residue.
• Penurunan stripping steam berakibat
sebaliknya.
• Rate stripping steam 8 s/d 10 lb/bbl (23 ~
29 kg/cm2), 2 s/d 5 lb/bbl (6 ~ 14 kg/cm2)
START UP DAN SHUT DOWN CDU
104
1.3 Sirkulasi Panas :
-Yakinkan penyalaan dapur tidak ada sisa gas, dan lakukan
snuffing steam selama 15 menit, jalankan dapur
sesuai dengan prosedur penyalaan dapur.
- Cabut sorokan fuel gas, nyalakan dapur, naikkan suhu
perlahan – lahan dan amati keadaan peralatan.
- Naikkan temperature dapur secara bertahap dengan
kenaikan 10 s.d 15 oC/Jam.
- Naikkan temperature hingga 110 oC Tahan sirkulasi panas
selama 24 jam pada temperature 110 oC.
- Naikkan lagi temperature dengan kenaikan 15 oC s.d 25
o
C/Jam hingga 285 oC.
- Bila temperature telah mencapai 285 oC, pindahkan
sirkulasi menggunakan crude oil dari tanki T-101, 102,
ditarik gandeng dengan solar dahulu.
- Kondisi operasi disesuaikan dengan rencana operasi.
- Bila dari box cooler sudah keluar minyak bumi, pindahkan
aliran ke tanki minyak bumi.
4. Normal Operasi :
- Normal operasi atau on crude dilakukan setelah unit siap
operasi pada suhu 285 oC dengan memindahkan minyak
sirkulasi ke crude oil. Unit dinormalkan secara bertahap
dengan cara manual atau automatic dengan langkah sebagai
berikut :
-Naikkan suhu feed ke suhu operasi dari 285 oC ke 340 oC.
- Pindahkan fuel solar ke fuel residu.
- Jalankan injeksi steam ke kolom.
- Atur kondisi operasi terutama temperature COT dan top C-
1/C-2 dengan menjalankan pompa reflux.
- Mengawasi / memperbaiki mutu produk , apabila telah
memenuhi syarat kirim ke tanki produk.
- Mengatur kondisi operasi yang lain seperti level kolom,
injeksi steam, bukaan valve, draw off, dan lain – lain.
- Mengatur mutu produk dan persen yield.
- Mengawasi / mengatur tenaga pembantu.
- Mengawasi kondisi peralatan.
2. Shut Down
Ada dua cara untuk menyetop unit, yaitu :
2.1. Normal Shut Down
Yaitu proses penghentian yang sudah direncanakan. Untuk
menghentikan operasi pada kilang dilakukan langkah –
langkah sebagai berikut :
- Turunkan kapasitas produksi ke 300 s/d 400 kl/hari.
- Menjalankan sirkulasi dingin feed solar dengan jalan
menutup valve tanki solar T-107.
- Turunkan suhu furnace F-1/2/3 secara bertahap dengan -
menurunkan suhu maksimal 50 oC/jam, tutup valve fuel oil
setelah suhu outlet furnace 100 oC, matikan fuel gas.
- Tutup semua valve injeksi steam dan stop sirkulasi setelah
suhu furnace maksimal 75 oC.
- Lakukan steam out pada furnace untuk mengusir sisa – sisa
gas yang tertinggal pada sistem perpipaan.
- Setelah furnace dimatikan dilakukan sirkulasi dingin dengan
fluida solar, setelah itu kilang baru dihentikan.
2.2. Emergency Shut Down
Yaitu penghentian yang disebabkan
adanya kerusakan pada salah satu alat operasi.
Langkah saat penghentian darurat adalah
mengusahakan prosedur penghentian secepat
mungkin dengan memperhatikan keamanan dan
keselamatan tenaga kerja dan juga peralatan.
Keadaan darurat dapat disebabkan oleh :
Kegagalan sarana penunjang, misalnya
terganggunya listrik, steam, air, dan lain - lain.
Kegagalan peralatan sehingga unit harus
dihentikan secara mendadak misalnya ada
kebocoran pipa dapur.
Terjadinya kebakaran pada jaringan proses.
Langkah – langkah yang dilakukan adalah :
- Mematikan api furnace sehingga pemanasan
terhadap crude oil terhenti lalu dilakukan
flashing dengan steam.
- Menghentikan aliran feed dengan mematikan
pompa feed .
- Menghentikan pompa yang tidak perlu.
- Bila memungkinkan semua peralatan
dikosongkan.
- Dilakukan steaming out pada sistem perpipaan
produk yang membeku.
2.3 Permasalahan dan Cara
Mengatasinya
Dalam pengoperasian kondensor berbagai
gangguan mungkin akan timbul yang dapat
mengakibatkan bahaya atau penurunan efisiensi.
Adapun gangguan-gangguan yang mungkin terjadi
antara lain:
2.3.1Gangguan Peralatan