Anda di halaman 1dari 113

REFINERY

• Refinery atau kilang minyak adalah


sekelompok unit – unit peralatan proses
yang mengolah crude oil menjadi produk –
produknya.
• Unit –unit proses di refinery dapat dikelompokan
menjadi 3 :
1. Proses separasi
2. Proses konversi
3. Proses treating
• Cara lain pengelompokan unit proses :
Secara umum proses pengolahan minyak di
refinery dibedakan atas :
– Proses Tingkat Pertama (Primary Processing)
- Distilasi atmosferik (CDU)
- Distilasi hampa (HVU)
Pada proses ini berlangsung secara fisika
– Proses tingkat Kedua (Secondary Processing)
Pada proses ini dilakukan secara kimia.
contoh :
- Proses cracking
- Proses Reforming
Crude Distillation Unit (CDU)

• Distilasi adalah suatu proses pemisahan


campuran cairan yang dilakukan dengan
penguapan sebagian cairan oleh energi panas
dan pengembunan kembali uap yang terbentuk.
• Distilasi dapat dilakukan jika komponen atau
fraksi-fraksi di dalam campuran cairan tersebut
mempunyai titik didih atau rentang titik didih
berbeda
• Distilasi crude oil dimaksudkan untuk
memisahkan fraksi-fraksi dari crude oil pada
trayek titik didihnya.
Metoda Distilasi
1. Uap dialirkan dengan
mendidihkan cairannya,
kemudian uap tersebut
Campuran komponen
ringan dan berat
diembunkan menjadi
kondensat tanpa
memberikan kesempatan
kepada kondensat untuk
berhubungan/kontak
kembali dengan uapnya
yang baru timbul.
Komponen berat >>
Komponen ringan <<

Komponen berat <<


Komponen ringan >>
Metode Distilasi
2. Uap dialirkan dengan
mendidihkan cairannya, Distilat, komp.
ringan >>
kemudian uap tersebut Komp. Berat <<

diembunkan menjadi
kondensat, dan kondensate campuran
Komp. Ringan
yang diperoleh sebagian dan berat

dikembalikan ke dalam
peralatan distilasi ,sehingga
terjadi kontak yang lebih baik
antara uap yang baru timbul
Bottob, komp.
dengan cairan kondensatnya. ringan <<
Komp. Berat
>>
Kurva Distilasi
Apabila air dipanaskan pada suhu 100 0 C akan mendidih
dan menguap. Selama pemanasan diteruskan maka semakin
banyak jumlah air yang menguap dan suhu air tetap 100 0 C .
Hal ini terjadi karena air (H2O) adalah senyawa murni hanya
mempunyai titik didih tunggal yakni 100 0 C pada tekanan
atmosferis
Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa
hidrokarbon, oleh karena itu apabila dipanaskan maka
hidrokarbon ringan akan mendidih dan menguap dulu, diikuti
oleh hidrokarbon yang lebih berat atau yang mempunyai titik
didih lebih tinggi. Selama pemanasan suhu minyak semakin
tinggi dan volume minyak yang menguap semakin banyak.

Hubungan antara titik didih dengan kumulatif persen


volume minyak yang teruapkan disebut Kurva Distilasi .
Setiap jenis crude oil mempunyai kurva distilasi sendiri.
Kurva Distilasi
150 0 F 450 0 F 750 0 F 900 0 F

Crude oil Crude oil Crude oil Crude oil


mendidih pada mendidih pada mendidih pada mendidih pada
suhu 150 0 F suhu 450 0 F suhu 750 0 F suhu 900 0 F

Gambar : Ilustrasi titik didih crude oil


Ilustrasi Kurva Distilasi
Fraksi Minyak Bumi
Sekelompok hidrokarbon yang mendidih pada trayek titik
didih tertentu disebut fraksi. Berikut ini tipical trayek titik
didih untuk beberapa fraksi dari crude oil

No Nama Fraksi Trayek titik didih (0F)


1 Gas < 90
2 Light naphtha 90 – 220
3 Heavy naphtha 220 – 315
4 Kerosine 315 – 450
5 Gas oil 450 – 800
6 Residue > 800
11
Tugas
Berdasarkan Gambar berikut, istimasi berapa persen fraksi
– fraksi Crude oil yang terkandung dalam heavy dan light
crude :

12
CARA MELUKIS KURVA DISTILASI CRUDE OIL
 ANALISA DISTILASI CRUDE OIL DILAKUKAN PADA DUA
KONDISI OPERASI YAKNI PADA TEKANAN ATMOSFERIS
DAN TEKANAN VAKUM
 GUNAKAN KERTAS MILIMETER UNTUK MELUKIS KURVA
DISTILASI
 RUBAHLAH DATA TITIK DIDIH PADA DISTILASI VAKUM
KE TITIK DIDIH NORMAL DENGAN BANTUAN GRAFIK
5-25 DAN 5-26 DARI BUKU NELSON
 LUKISKAN MASING – MASING DATA TITIK DIDIH PADA
KONDISI ATMOSFERIS PADA % VOLUME YANG
TERUAPKAN
 HUBUNGKAN GARIS DIANTARA TITIK TITIK YANG
TERBENTUK MAKA DIDAPAT  KURVA DISTILASI
13
CONTOH :
Titik didih pada 40 mmHg Titik didih normal
( 0 F) ( 0 F)

300 480
400 595
460 660
550 760

Soal : Suatu fraksi mempunyai normal boiling point 500 0F.


Pada tekanan vakum berapa agar fraksi itu
dapat mendidih pada suhu 300 0 F

14
15
16
Distillation of crude oil, Bureau Of Mines Routine Methode
Stage I : Atmosferic pressure, 746 mm Hg

Fraction No Cut Temp Sum API Gravity


(0F) Persent

1 122 1,8 84,2


2 167 8,2 71,5
3 212 11,3 69,5
4 257 16,0 54,4
5 302 22,4 50,6
6 347 27,0 47,6
7 392 31,8 45,2
8 437 36,1 42,1
9 482 41,5 38,8
10 527 48,3 35,2
17
Distillation of crude oil, Bureau Of Mines Routine Methode

Stage II : Pressure 40 mm Hg

Fraction No Cut Temp Sum API Gravity


(0F) Persent

11 392 49,7 32,7


12 437 55,4 30,6
13 482 61,0 27,7
14 527 66,3 25,9
15 572 71,8 23,0
Residue …. 98,8 11,9

Tugas : Berdasarkan data terebut gambarkan


kurva distilasi crude oil tersebut
18
Diagram alir distilasi
atmosferis

19
20
CRUDE DISTILLING UNIT

Seperangkat peralatan yang berfungsi untuk


memproses / memisahkan crude oil
menjadi fraksi – fraksinya.

Peralatan Utama:
1. Desalter
Berfungsi untuk menghilangkan atau
menurunkan Zat-zat non hydrocarbon
sebagai pengotor dalam crude oil
Zat-zat non hydrocarbon sebagai pengotor
dalam crude oil terdapat dalam bentuk :
1. Air dengan berbagai jenis garam dan
mineral yang terlarut atau tersuspensi
didalamnya.
2. Suspensi padatan dalam minyak, yaitu
partikel-partikel lembut padatan yang
tidak terlarut dan tersuspensi didalam
air.
3. Zat-zat yang terlarut dalam minyak.
• Air dalam crude oil tersebar dalam bentuk
partikel-partikel halus berukuran 0,5-17 µm,
merupakan emulsi air yang stabil dan tidak
mudah memisah dengan sendirinya. Kestabilan
emulsi disebabkan adanya zat pengemulsi
alam atau sistem koloid alam dalam crude oil.
Dalam air dapat telarut garam – garam
(Khlorida, Carbonat dan sulfat)
• Padatan dapat juga dijumpai dalam bentuk
partikel-partikel padat halus (endapan) yang
berasal dari tanah liat, abu, lumpur
pengeboran, kerak logam-logam atau senyawa
logam akibat erosi peralatan yang dipakai.
• Pengaruh garam Khlorida,  mudah membentuk
asam khlorida yang korosif
Mg Cl2 + 2H2O  Mg (OH)2 + 2HCl
Ca Cl2 + 2H2O  Ca (OH)2 + 2HCl
Na Cl + H2O  NaOH + HCl
• Garam-garam alkali karbonat dan sulfat
dikelompokkan sebagai garam-garam pembentuk
kerak.
Kalsium Karbonat, pada suhu diatas 100 oF
kelarutannya turun dengan naiknya suhu sehingga
keraknya akan terbentuk tanpa penguapan air.

Kalsium sulfat dapat menimbulkan kerak yang keras


sekali pada suhu 212oF, dan mengendap pada
peralatan pemanas. Akibatnya penggantian tube pada
heat exchanger / furnace akan lebih cepat dilakukan.
Prinsip Kerja desalter
Air dicampurkan ke dalam crude dengan mixing
valve khusus. Mixing valve ini mendispersikan air
menjadi butiran yang sangat kecil. Butiran air
dalam crude selanjutnya kontak dengan butiran
brine dan beragam pengotor dalam crude,
sehingga terlarut dalam air dalam bentuk
emulsi. Emulsi tersebut harus dipecah menjadi
partikel air dan minyak dengan bantuan bahan
kimia demulsifier, disamping itu juga
menggunakan medan listrik bertegangan tinggi.
Prinsip Kerja desalter (lanjutan)

Karena partikel air mengandung garam,


maka partikel air tersebut akan terkutub
(satu sisi bermuatan positif dan sisi lain
bermuatan negatif). Partikel air tersebut
melewati medan listrik (listrik bolak balik
tegangan tinggi) diantara elektroda-
elektrodanya. Akibat adanya muatan yang
berlawanan dalam medan listrik tersebut,
maka terjadi tarik menarik untuk kutub
yang berlawanan dan tolak menolak untuk
kutub yang sama.
Prinsip Kerja desalter (lanjutan)
Kutub-kutub partikel air yang berlawanan
akan saling tarik –menarik sehigga
membentuk butiran air (droplet) yang lebih
besar, sehingga butiran air tersebut akan
turun kebawah bersama garam – garam
dan pengotor lainya, berdasarkan grafitasi.

Proses desalting dirancang beroperasi pada


suhu minyak berkisar antara 115-127oC
dengan injeksi air antara 2,5 – 5 % vol.
Diagram Alir Proses Desalter Satu Tingkat

Desalted Crude
Transformator

1 2 3

DESALTER

Injeksi
Demulsifier Injeksi
Air

Crude oil Mixing Valve


Peralatan Utama CDU

2. Dapur / Furnase
• Dapur berfungsi untuk menaikkan suhu
umpan (Crude oil) sampai mencapai
suhu tertentu, sehingga fraksi ringan
menguap.
• Campuran uap dan ciran keluar dapur
dialirkan ke kolom distilasi, uap akan
mengalir ke atas kolom sedangkan
cairan mengalir ke bagian bawah
(1) (2) (3) (4) 35
Profile tekanan vakum
.

36
37
Peralatan Utama CDU
3. Kolom Distilasi/ Fraksinasi
Berfungsi untuk memisahkan fraksi – fraksi dari crude oil
berdasarkan trayek didihnya. Fraksi yang trayek didihnya
paling rendah keluar dari bagian atas kolom berupa uap
menuju ke kondensor untuk dicairkan kembali sebagai top
produk, fraksi – fraksi yang lebih berat berturut - turut
akan mencair dikolom dan keluar lewat samping kolom,
sedangkan fraksi yang paling berat (residue ) akan keluar
lewat bagian bawah kolom berupa cairan.
Kolom atau menara distilasi didalamnya terdapat alat
kontak pada umumnya berupa tray. Fungsi tray adalah
tempat terjadinya kontak antara uap yang naik ke atas
dengan cairan yang turun dari atas
39
CONTOH TRAY
BUBBLE CUP TRAY

SIEVE TRAY

BALLAST TRAY

DJOKO S. - JANUARI 2007 40


Peralatan Utama CDU

4. Kolom Stripper
Pada prinsipnya kolom stripper adalah kolom
distilasi, tetapi tanpa kondensor dan reflux
Berfungsi untuk mengusir atau melucuti fraksi
ringan yang masih terikut kedalam farksi yang
relatif lebih berat, dengan cara menginjeksikan
steam dari bagian bawah kolom.
Jumlah kolom bervariasi antara 2 – 4 buah,
STRIPP
Misalnya : Kero –stripper, Light Gasoil – stripper,
Heavy gasoil - stripper .
Peralatan Utama CDU
5. Kondensor
Adalah alat perpindahan panas yang berfungsi untuk
mengembunkan uap yang keluar dari puncak
kolom distilasi. Jenis media pendingin yang
digunakan di kondensor adalah air atau udara.

Ada 2 macam kondensor dilihat dari uap yang


diembunkan yakni :
a. Partial condensor , masih ada uap yang tidak
mengembun sewaktu keluar kondensor.
b. Total condensor, semua uap dari top kolom
mengembun di kondensor
43
HEAT EXCHANGER :
- CONDENSOR
- REBOILER
- COOLER
- HEATER
- CHILLER
- HEAT EXCHANGER

44
Vapor from
top column

Condensate to
accumulator

SHELL AND TUBE TYPE : SHELL = 1 PASS


TUBE = 2 PASS
INDUCED DRAFT TYPE

FORCED DRAFT TYPE


6. Akumulator
Nama lain : Reflux drum , Overhead separator
Prinsip kerjanya = separator
Fungsi : - Untuk menampung cairan yang keluar
dari kondensor.
- Untuk memisahkan fase – fase yang berbeda
dari fluida yang keluar dari kondensor,
misalnya : hidrokarbon cair, air, dan
gas
Kondensat dari Gas / uap
kondensor
Hidrokarbon

Gambar skema
separator tiga fase

Air Hidrokarbon cair


47
SEPARATOR :
- OVERHEAD SEPARATOR
- REFLUX ACCUMULATOR
- REFLUX DRUM
- SCRUBBER
-KNOCK OUT DRUM (KOD)
- SEPARATOR

 APAKAH NAMA ALAT UNTUK MEMISAHKAN CAIRAN YANG


MENGANDUNG SEDIKIT UAP ?

 SEPARATOR UNTUK MEMISAHKAN CAMPURAN MINYAK


DAN GAS PADA TEKANAN TINGGI DILAKUKAN SECARA
SERI (BERTINGKAT)
48
Separator satu tingkat

Gas, Low Pressure

Oil & Gas Oil


P : 10 – 100 Psi
Storage Tank

49
Separator dua tingkat

Gas, High Pressure

Oil & Gas

First Stage Gas, Low Pressure


P: 100 – 500 Psi

Second stage
P: 10 – 75 Psi

Oil

50
Separator tiga tingkat
Oil & Gas
Gas, High Pressure

First Stage
P: 500 – 1500 Gas, Medium Pressure
Psi

Second Stage Gas, Low Pressure


P: 100 – 500 Psi

Thirst stage
P: 10 – 100 Psi

Oil
51
Peralatan Utama CDU
7. Reboiler
 Reboiler adalah suatu alat perpindahan panas yang berfungsi
untuk mendidihkan produk bawah. Uap yang timbul
dikembalikan ke bagian bawah kolom, dengan tujuan agar
top produk yang terikut ke dalam produk bawah naik ke
atas kolom dan keluar bersama – sama produk atas.
Dengan kata lain fungsi reboiler adalah untuk memurnikan
produk bawah.
Sumber panas dari reboiler : steam, Hot oil

Jenis – jenis Reboiler :


1. Thermosiphon reboiler
2. Kettle type reboiler
3. Internal reboiler
52
53
55
Variabel Operasi
  Adalah besaran operasi yang berpengaruh terhadap
produk distilasi yang diinginkan, baik top, side produk dan
bottom produk.
Untuk memudahkan pemahaman variabel operasi di CDU
maka pada tahap pertama maka digunakan Variabel
operasi dalam pengoperasian unit distilasi di unit light end
, dengan produk top dan produk bottom yakni :
1. Suhu
2. Tekanan
3. Reflux
Stop dulu !!
Sebelum membicarakan variabel operasi di unit distilasi perlu
dibicarakan dulu konsep tekanan uap dan hubungannya
dengan titik embun dan titik didih. 56
Tekanan Uap.
 Tekanan uap suatu cairan adalah tekanan
kesetimbangan yang ditimbulkan oleh molekul-
molekul uap yang meninggalkan permukaan
cairan dalam bejana tertutup. Pada kondisi
setimbang ini kecepatan penguapan sama dengan
kecepatan pengembunan uap.
Besarnya tekanan dari suatu zat cair murni
tergantung dari suhunya. makin tinggi suhu,
makin besar tekanan uapnya.
Grafik tekanan uap dari beberapa hidrokarbon
ringan pada berbagai suhu terlihat di Grafik 1.2.
57
Contoh : dalam tangki terdapat propan cair
yang bersetimbang dengan uapnya pada
suhu T dan tekanan P. Bila suhu tangki (T)
berubah maka tekanan tangki (P) juga
berubah. Apakah tekanan P dipengaruhi oleh
tinggi cairan dalam tangki ?

P T

Uap Propan

Cairan Propan

Gambar 1.1 Kesetimbangan uap - cair


58
Grafik 1.2. Tekanan Uap Hidrokarbon Ringan Pada Berbagai Suhu 59
Cara pemakaian grafik tekanan uap :
Dari suhu gas yang diketahui ditarik garis keatas
memotong garis hidrokarbon tertentu kemudian
ditarik garis horizontal kekiri  dibaca tekanan
uap murni dari hidrokarbon tersebut.
Catatan : Awas skala tekanan uap (Psi) dalam skala
logaritmis.

Contoh : Pada suhu 100 0 F, tekanan uap murni dari :


Propan = 200 Psia
i-Butan = 80 Psia
n-Butan = 55 Psia
60
Hubungan antara tekanan uap dengan titik
didih cairan
Suhu dimana tekanan uap zat cair sama dengan
tekanan diatas permukaanya disebut titik didih.
Apabila tekanan di atas permukaan zat cair
tersebut 1 atmosfer (14,7 Psia), maka suhu
tersebut disebut titik didih normal.
Makin tinggi tekanan uap dari suatu zat cair, pada
suhu yamg sama, makin mudah menguap,
sebaliknya makin rendah tekanan uapnya makin
tinggi titik didihnya.

61
Contoh :
Titik didih normal adalah suhu zat cair dimana tekanan
uapnya = 14,7 Psia
Berapakah titik didih normal dari :

i- Butan = 10 0 F n- Butan = 30 0 F
i- Pentan = ……0 F n- Pentan = ……0 F
n- Hexan = ……0 F

Pertanyaan : Lebih mudah menguap yang mana antara


i- Butan dengan n- butan ?

62
Pengertian Tekanan Partial
Apabila didalam suatu ruangan terdapat
beberapa komponen gas maka masing-
masing komponen gas akan mempunyai
tekanan, yang besarnya sama dengan
tekanan yang ditimbulkan oleh gas
tersebut, apabila hanya gas itu yang
berada didalam ruangan tersebut.
Tekanan gas itu disebut Tekanan partial.
PENGERTIAN TEKANAN PARTIAL
Corong untuk
mengisi air

Kondisi I Kondisi II

Air Kran ditutup


Kran dibuka

Pt = P1 +P2 = 760 mmHg


P1=152 mmHg P2= 608
mmHg
H2
He Air He + H2

P1 = Tekanan gas He di Labu A


P2 = Tekanan gas H2 di Labu B Pt = Tekanan gas total
Menunut Hukum Dalton, tekanan total dari
campuran gas merupakan jumlah dari tekanan
partial dari komponen gas penyusunnya.
Bila dalam ruangan ada campuran gas A dan gas B
dan tekanan totalnya adalah P, maka :
PA = YA . Pt PB = YB . Pt
Pt = PA + PB
PA , PB = tekanan partial gas A dan gas B
YA, YB = mole fraksi gas A dan gas B dalam
fase uap
Pt = tekanan total

Bila di dalam ruangan ada n gas, maka tekanan


total : Pt = PA + PB + PC + …………….. Pn
Tekanan uap campuran.
Apabila dalam bejana berisi zat cair yang terdiri
dari beberapa komponen, maka tekanan uap
yang timbul merupakan tekanan uap campuran.
Contoh : Dalam tangki terdapat propan dan
n-Butan cair pada suhu T dan tekanan tangki P
P T

Uap C3 dan n-C4 , ( YC3, YCn-C4)

Cairan C3 dan n-C4 , ( XC3, XCn-C4)

Gambar 1.3 Tekanan uap campuran

Catatan : YC3 = mole fraksi uap propan, XC3 = mole fraksi propan cair66
Gambar 1.3 : tangki horizontal berisi campuran C3
dan n-C4 cair. Ruang diatas cairan adalah fase
uap yang juga mengandung komponen C3 dan n-
C4. Pada kondisi campuran, tekanan uap absolut
yang terukur (P) pada suhu T merupakan tekanan
total, yakni merupakan jumlah dari tekanan uap
partiil C3 dan tekanan uap partiil
n-C4
Tekanan uap partiil PC3 = X C3 . P0 C3

Pn-C4 = XC4 . Po n-C4

Tekanan total P = PC3 + Pn-C4 67


P0 C3 = tekanan uap murni C3 pada suhu T, dibaca
dari Grafik 1.3
Po n-C4 = tekanan uap murni n-C4 pada suhu T,
dibaca dari Grafik 1.3
Contoh :
Tangki horizontal berisi campuran propan dan n-
butan cair terdiri atas 60 % propan dan 40 % n-
butan. Suhu tangki 100 0 F. Hitunglah tekanan
absolut dari tangki tersebut.

68
Tekanan absolut tangki = tekanan total
Tekanan total P = PC3 + Pn-C4
PC3 = X C3
. P0 C3

Pn-C4 = XC4 . Po n-C4

Pada suhu 100 0 F  P0 C3


= 200 Psia
Po n-C4 = 55 Psia

P = PC3 + Pn-C4 = (0,6)(200) + (0,4)(55)


= 142 Psia
69
Tugas :
1. Tangki berisi cairan hidrokarbon yang terdiri atas
propan 40 %, i-butan 25 % dan n-butan 35 %.
Hitunglah tekanan absolut dari tangki pada pagi
hari (suhu 80 0 F) dan siang hari (suhu 140 0 F).

2. Apabila pada suatu saat tekanan absolut tangki


tersebut sebesar 80 Psia, berapakah suhu tangki
tersebut ?(diasumsi komposisi tetap)

70
HUBUNGAN TEKANAN UAP & TITIK DIDIH

 Zat cair akan mendidih apabila tekanan


uapnya sama dengan tekanan diatas
permukaan zat cair tersebut.
 Titik didih adalah suhu zat cair dimana
tekanan uapnya sama dengan
 Makin tinggi tekanan uap dari suatu zat cair, makin
mudah menguap, makin rendah titik didihnya.
 Fraksi ringan dalam minyak bumi titik didihnya
rendah  tekanan uapnya tinggi  mudah
menguap
 Fraksi berat dalam minyak bumi titik didihnya
tinggi. Agar titik didihnya rendah  tekanan
diatasnya dibuat vakum ( < 1 atmosfer )  distilasi
vakum
71
HUBUNGAN ANTARA TEKANAN UAP DENGAN TITIK
EMBUN
 Alat yang berfungsi untuk mengembunkan
uap ini disebut kondensor.
 Media pendingin di kondensor dapat dipakai
air atau udara, untuk uap yang mengembun
pada suhu diatas atmosferis.
 Bila uap yang akan mengembun pada suhu
lebih rendah dari suhu atmosferis media
pendingin yang digunakan harus refrigerant
(misalnya freon, propan)

Contoh: Titik didih normal n- butane = 30 0F =


dew point  untuk mengembunkan uap n-
butane pada tekanan atmosferis harus
menggunakan refrigerant yang suhunya
lebih rendah dari 72
30 F.
0
 Suhu pengembunan di kondensor ditentukan oleh
jenis media pendingin yang digunakan.
Contoh media pendingin :
- Air, udara  untuk suhu pengembunan diatas
suhu atmosferis
- Propane  untuk suhu pengembunan dibawah
suhu atmosferis
 Contoh peralatan kolom fraksinasi beserta kondisi
operasinya, dalam hal ini kolom depropanizer
untuk memisahkan propan dari butan plus (C4 +)
seperti terlihat pada gambar berikut .

73
50 oC
(122 oF) 1725 kPa (a)
(260 psia)

Overhead
Condenser

Top Product
( Propane)

FEED
C3+
Reflux Pump
121 oC Head Source
(220 oF)

Bottom
Product
( C4 + ) Reboiler

OPERATING PRESSURE OF FRACTIONATION


TOWER IS DETERMINED BY VAPOR
74
PRESSURE OF TOP PRODUCT
 Dari gambar terlihat sebagai media pendingin di
kondensor adalah udara. Bila diasumsi suhu rata-
rata udara 35 0 C dan suhu pengembunan top
produk (propane) yang dapat dicapai 50 0 C ,
maka tekanan uap propan pada suhu itu 250 Psia.
Tekanan inilah merupakan tekanan operasi dari
kolom depropanizer.
 Reboiler berfungsi untuk menguapkan kembali top
produk yang terikut ke bottom product. Suhu
reboiler diatur agar tekanan uap bottom product
(C4) sama atau sedikit diatas tekanan kondensor,
dari grafik terbaca suhu 120 0 C . Media pemanas
dapat dipakai steam / hot oil yang suhunya diatas
120 0 C .
75
Aplikasi konsep tekanan uap partiil adalah
penggunaan steam dalam kolom utama,
maupun kolom stripper.

Dengan digunakannya steam berarti tekann uap


minyak yang diperlukan untuk mendidih lebih
rendah  minyak lebih cepat mendidih

76
KEMBALI KE.... VARIABEL OPERASI
unit distilasi di unit light end , dengan produk top
dan produk bottom yakni :
1. Suhu
2. Tekanan
3. Reflux

77
1.Suhu.
Suhu puncak kolom merupakan dew point dari komponen
produk atas (top produk) pada tekanan operasi kolom.
Apabila suhu puncak kolom terlalu tinggi :
- komponen berat banyak terikut dalam produk atas
- kemurnian produk atas berkurang
- Jumlah produk atas naik.
- kemurnian produk bawah naik
- jumlah produk bawah turun
Apabila suhu puncak kolom terlalu rendah
- komponen ringan banyak terikut dalam produk bawah
- kemurnian top produk bertambah
- jumlah produk atas turun.
- kemurnian produk bawah turun
- jumlah produk bawah bertambah. 78
Suhu dasar kolom merupakan boiling point dari
komponen produk bawah ( bottom produk) pada
tekanan operasi kolom.
Bila suhu kolom bawah terlalu tinggi maka
pengaruhnya identik dengan suhu puncak kolom
terlalu tinggi, yakni komponen berat banyak
terikut dalam produk puncak, kemurnian produk
bawah naik, tetapi jumlah produknya turun.
Demikian pula sebaliknya apabila suhu bawah
kolom terlalu rendah.
Pengaturan suhu bawah kolom dengan cara
mengatur jumlah media pemanas yang
masuk ke reboiler.
79
2. Tekanan Operasi Kolom.
Tekanan operasi kolom sangat terkait dengan suhu
operasi kolom. Zat cair akan mendidih apabila
tekanan uapnya sama dengan tekanan diatas
permukaannya dan tekanan uap zat cair
dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi tekanan
operasi, suhu operasi makin tinggi.
Tekanan operasi kolom distilasi ditentukan oleh
tekanan uap dari komponen produk puncak, pada
suhu kondensasi di kondensor yang telah dipilih.
Pemilihan suhu kondensasi ini antara lain ditentukan
oleh jenis produk puncak dan media pendingin
yang tersedia.
80
Apabila komponen yang akan dipisahkan berupa
hidrokarbon ringan, maka dipakai distilasi
bertekanan agar suhu kondensasi ( dew point
tinggi).
Sebaliknya bila komponen yang akan dipisahkan
berupa hidrokarbon berat misalnya crude oil
dipakai tekanan atmosferis, bahkan untuk fraksi
residu dipakai tekanan vacum ( < 1 atm).

81
Berdasar tekanan operasinya ada 3 macam kolom
distilasi :
a. Distilasi atmosferis, yakni tekanan operasi kolom
sekitar 1 atmosfer, digunakan dalam distilasi
crude oil.
b. Distilasi vacuum, yakni tekanan operasi lebih
rendah dari 1 atmosfer, dipakai dalam distilasi
komponen-komponen hidrokarbon yang titik
didihnya tinggi misalnya untuk memisahkan
komponen residu menjadi komponen minyak
pelumas.
c. Distilasi bertekanan , yakni tekanan operasi lebih
tinggi dari 1 atmosfer, dipakai dalam distilasi
komponen hidrokarbon gas 82
BAGAIMANAKAHCARA MENGONTROL
TEKANAN OPERASI KOLOM
DISTILASI ??

83
Cooling PIC
Kondensor Water
Gas
Akumulator
TIC

Pump
Reflux Light
component
Kolom distilasi ( Top Product)
Feed

Vapor
Reboiler

Hot oil /
Steam
TIC
Heavy Component
Bottom Product

Gambar : Skema Peralatan Distilasi


3. REFLUX
Adalah sebagian dari top produk (cair) yang
dialirkan kembali ke puncak kolom distilasi 
untuk mengatur suhu puncak kolom. Bila suhu
puncak kolom terlalu tinggi maka cairan reflux
dinaikan, demikian berlaku sebaliknya bila suhu
puncak kolom terlalu rendah  flow rate reflux
dikurangi
Pengaruh jumlah reflux terhadap top produk
identik dengan pengaruh suhu top kolom.

85
PROSES VARIABEL PADA CDU
Offgas to F-101

Offgas to Amine

C -104

Naptha

TPA

C-105
C -101

MPA

LGO

Kerosene

BPA
HGO

V-101
F-101

Residue

86
Proses Variabel

• Teknik pemisahan dengan distilasi tidak


terlepas dari proses pemanasan,
penguapan, kondensasi, pendinginan
dan steam stripping. Kondisi operasi
yang selalu diperhatikan dan
merupakan variable operasi adalah :
Flow, temperatur, tekanan, Stripping
Steam.

09/22/21 Topping 87
Proses Variabel
1. Feed Flow Rate
• Flow rate dari feed yang paling optimum adalah
sesuai dengan kapasitas desain, sebab dengan
feed sesuai dengan desain akan mendapatkan
tingkat pemisahan yang paling baik.
• Bila feed melebihi desain, maka akan didapat-
kan kondisi operasi yang sangat berat,
diantara-nya skin temperatur di dapur akan
sangat tinggi dan kemungkinan akan melebihi
dari suhu yang diijinkan.

88
Proses Variabel
Feed Flow Rate (lanjutan)
• Bila load dari kolom yang tinggi akibat feed
melebihi desain, maka yang terjadi adalah:
– tekanan kolom akan sangat tinggi sebagai
akibat beban kondenser meningkat pula.
– Tray loading akan tinggi mengakibatkan
menurunnya efisiensi tray.
– Jika tray loading terlalu tinggi maka tingkat
pemisahan akan turun  terjadi overlap

89
Proses Variabel
Feed Flow Rate (lanjutan)
• Bila feed lebih kecil dari minimum feed
yang diperbolehkan, maka :
– flow yang masuk dapur bisa mencapai
kondisi laminer, sehingga residence time
akan tinggi, sehingga terjadi coking.
– Vapor load internal column terlalu kecil
sehingga mempengaruhi proses kontak fasa
uap-fasa cair.
– Load pompa-pompa juga akan lebih kecil dari
kondisi minimumnya
09/22/21 Topping 90
Proses Variabel

2. Temperatur Feed :
• Kenaikan temperatur feed (umpan) dapat dilakukan
dengan menaikkan temperatur outlet dapur/furnace
(Combined Outlet Temperature = COT).
• COT dapur harus diatur sehingga kondisi Flash
zone/over flash sesuai dengan yang dikehendaki
(sesuai desain).
• Bila suhu lebih tinggi dari desain, maka
– Over flash terlalu tinggi
– load kondenser akan naik
 energy inefficience
• Bila outlet dapur lebih rendah dari desain, maka akan
didapat refluks dan overflash yang rendah, hal ini
akan memberikan efek penurunan ketajaman dari
produk distilasinya. 91
Proses Variabel
Temperatur Tray – Draw Off
• Temperatur pada setiap titik pada kolom
akan mempengaruhi kualitas cairan yang
terkondensasi pada tray/draw off,
terutama End Point.
– Kenaikan temperatur akan menyebabkan fraksi
yang lebih berat untuk menguap dan bergerak
naik sepanjang kolom sehingga End Point akan
tinggi .
92
Proses Variabel
3. Tekanan Kolom
• Tekanan akan mempengaruhi titik didih dari
cairan sehingga penurunan tekanan kolom
akan menyebabkan lebih banyak fraksi berat
untuk menguap.
• Bila tekanan kolom naik, maka akan
mengurangi penguapan fraksi ringan,
sehingga tiap fraksi akan mengandung fraksi
lebih ringan yang lebih banyak lagi sehingga
bisa mengakibatkan off-spec produk.
• Tetapi apabila tekanan kolom terlalu kecil
mengakibatkan vapor velocity terlalu tinggi
yang akan mengakibatkan kerusakan tray 93
Proses Variabel

Pumparound dan Internal Refluks

• Pump arround (PA) adalah Liquid dari draw


off yang dikembalikan ke kolom pada tray di
atas draw off setelah dilakukan pendinginan.
Dengan pump arround, dapat dilakukan
pengaturan temperatur draw off melalui
pengaturan duty PA
• Duty PA dapat diatur dengan :
– Mengatur By pass HE
– Mengatur total flow PA
94
Proses Variabel

Internal Refluks
• Internal refluks adalah cairan yang
terkondensasi pada tray lalu mengalir ke
tray dibawahnya melalui downcomer.
• Internal refluks dipengaruhi oleh laju alir
produk.
• Internal refluks mempengaruhi end point
side product
09/22/21 Topping 95
Proses Variabel
Flow Sidestream
• Pada kolom, jumlah produk yang ditarik
sebagai side stream bila mempengaruhi
jumlah refluks akan mempengaruhi pula
kualitas produk.
• Jika flow side stream dikurangi, maka
internal reflux akan bertambah sehingga
temperatur dibawah draw off akan turun
 end point turun
09/22/21 Topping 96
Proses Variabel
Kondisi Side Stripper
• Sebelum diambil sebagai side stream
product, side stream dilewatkan side
stripper untuk menghilangkan fraksi ringan
sehingga IBP sesuai dengan spesifikasi.
• IBP diatur dengan :
– Mengatur laju side stripping steam
– Mengatur tekanan bottom side stripper melalui
pengaturan reboiler
97
CRUDE DISTILLING UNIT

Offgas to F-101

Offgas to Amine

30-50 Tray

C -104

Stabilizer
Naptha

3 pump
TPA
Stripper
around
C-105
Steam C -101

MPA
Splitter
LGO
6 Tray Kerosene

Desalter
BPA
HGO 5-8 Tray

Steam
V-101
F-101

6 Tray
Pre-heat Residue

system Furnace
Ringkasan Proses Variabel CDU
Variabel pada kolom distilasi Pengaruh
Tekanan diturunkan  FBP dari seluruh stream akan naik
(kecuali Bottoms)
 IBP dari seluruh stream akan
meningkat (kecuali overhead)
Feed Temperatur dinaikkan  FBP dari seluruh stream akan naik
(kecuali Bottoms)

Refluks rate dikurangi  FBP dari overhead produk akan naik


 Overhead produk rate akan meningkat
Pumparound rate dikurangi  FBP dari seluruh stream di atasnya
akan naik.

Sidestream draw-off meningkat  FBP dari stream yang ditarik akan naik

Sidestream stripper steam meningkat  IBP dan Flash Point dari stream akan
meningkat

Bottom Stripping Steam dinaikkan  Bottoms Flash Point dan IBP akan
naik.
 FBP dari HDO akan naik.

99
BOTTOM STRIPPING STEAM

Offgas to F-101

Offgas to Amine

C -104

Naptha

TPA

C-105
C -101

MPA

LGO

Kerosene

BPA
HGO

V-101
F-101

Residue
BOTTOM STRIPPING STEAM
• Steam menurukan tekanan parsial
hidrokarbon, sehingga lebih mudah
menguap.
• Kenaikan stripping steam akan menaikkan
IBP dan Flash Point Residue.
• Penurunan stripping steam berakibat
sebaliknya.
• Rate stripping steam 8 s/d 10 lb/bbl (23 ~
29 kg/cm2), 2 s/d 5 lb/bbl (6 ~ 14 kg/cm2)
START UP DAN SHUT DOWN CDU

Berikut ini typical start up dan shut down


Kilang minyak Pusdiklat Migas cepu
Start Up dan Shut Down Unit
1. Start Up
Tahapan yang harus dikerjakan dalam menjalankan kilang
yaitu :
1.1 Persiapan :
- Periksa semua peralatan, dipersiapkan untuk operasi.
- Periksa jalur perpipaan yang akan dilalui fluida, cabut
sorokan buta yang perlu, kecuali sorokan fuel gas.
- Kerangan yang tidak perlu ditutup, sedang yang
dipergunakan dibuka.
- Periksa tanki sirkulasi solar T-107, isi harus cukup
dipergunakan untuk operasi.
- Siapkan tanki umpan yang akan dipergunakan.
- Lakukan draining untuk membuang sisa cairan yang tidak 103
diperlukan.
1.2. Sirkulasi Dingin :
- Yakinkan keadaan perpipaan, saluran keadaan terbuka dan
siap operasi.
- Tarik solar dari tangki solar T-107 dengan pompa melalui
jalur HE- 3, 2, 1, masuk tube side. Dilanjutkan masuk
dapur F-1, 2, 3 melalui evaporator V-1 dari dasar
masuk kolom stripper V-5 kembali melalui HE-2,3,
masuk box cooler BC-1 kembali masuk tanki T-107.
- Pertahankan sirkulasi selama 48 jam untuk meyakinkan tidak
ada kebocoran yang terjadi. Setelah semua aman,
dilanjutkan dengan sirkulasi panas.

104
1.3 Sirkulasi Panas :
-Yakinkan penyalaan dapur tidak ada sisa gas, dan lakukan
snuffing steam selama 15 menit, jalankan dapur
sesuai dengan prosedur penyalaan dapur.
- Cabut sorokan fuel gas, nyalakan dapur, naikkan suhu
perlahan – lahan dan amati keadaan peralatan.
- Naikkan temperature dapur secara bertahap dengan
kenaikan 10 s.d 15 oC/Jam.
- Naikkan temperature hingga 110 oC Tahan sirkulasi panas
selama 24 jam pada temperature 110 oC.
- Naikkan lagi temperature dengan kenaikan 15 oC s.d 25
o
C/Jam hingga 285 oC.
- Bila temperature telah mencapai 285 oC, pindahkan
sirkulasi menggunakan crude oil dari tanki T-101, 102,
ditarik gandeng dengan solar dahulu.
- Kondisi operasi disesuaikan dengan rencana operasi.
- Bila dari box cooler sudah keluar minyak bumi, pindahkan
aliran ke tanki minyak bumi.
4. Normal Operasi :
- Normal operasi atau on crude dilakukan setelah unit siap
operasi pada suhu 285 oC dengan memindahkan minyak
sirkulasi ke crude oil. Unit dinormalkan secara bertahap
dengan cara manual atau automatic dengan langkah sebagai
berikut :
-Naikkan suhu feed ke suhu operasi dari 285 oC ke 340 oC.
- Pindahkan fuel solar ke fuel residu.
- Jalankan injeksi steam ke kolom.
- Atur kondisi operasi terutama temperature COT dan top C-
1/C-2 dengan menjalankan pompa reflux.
- Mengawasi / memperbaiki mutu produk , apabila telah
memenuhi syarat kirim ke tanki produk.
- Mengatur kondisi operasi yang lain seperti level kolom,
injeksi steam, bukaan valve, draw off, dan lain – lain.
- Mengatur mutu produk dan persen yield.
- Mengawasi / mengatur tenaga pembantu.
- Mengawasi kondisi peralatan.
2. Shut Down
Ada dua cara untuk menyetop unit, yaitu :
2.1. Normal Shut Down
Yaitu proses penghentian yang sudah direncanakan. Untuk
menghentikan operasi pada kilang dilakukan langkah –
langkah sebagai berikut :
- Turunkan kapasitas produksi ke 300 s/d 400 kl/hari.
- Menjalankan sirkulasi dingin feed solar dengan jalan
menutup valve tanki solar T-107.
- Turunkan suhu furnace F-1/2/3 secara bertahap dengan -
menurunkan suhu maksimal 50 oC/jam, tutup valve fuel oil
setelah suhu outlet furnace 100 oC, matikan fuel gas.
- Tutup semua valve injeksi steam dan stop sirkulasi setelah
suhu furnace maksimal 75 oC.
- Lakukan steam out pada furnace untuk mengusir sisa – sisa
gas yang tertinggal pada sistem perpipaan.
- Setelah furnace dimatikan dilakukan sirkulasi dingin dengan
fluida solar, setelah itu kilang baru dihentikan.
2.2. Emergency Shut Down
Yaitu penghentian yang disebabkan
adanya kerusakan pada salah satu alat operasi.
Langkah saat penghentian darurat adalah
mengusahakan prosedur penghentian secepat
mungkin dengan memperhatikan keamanan dan
keselamatan tenaga kerja dan juga peralatan.
Keadaan darurat dapat disebabkan oleh :
Kegagalan sarana penunjang, misalnya
terganggunya listrik, steam, air, dan lain - lain.
Kegagalan peralatan sehingga unit harus
dihentikan secara mendadak misalnya ada
kebocoran pipa dapur.
Terjadinya kebakaran pada jaringan proses.
Langkah – langkah yang dilakukan adalah :
- Mematikan api furnace sehingga pemanasan
terhadap crude oil terhenti lalu dilakukan
flashing dengan steam.
- Menghentikan aliran feed dengan mematikan
pompa feed .
- Menghentikan pompa yang tidak perlu.
- Bila memungkinkan semua peralatan
dikosongkan.
- Dilakukan steaming out pada sistem perpipaan
produk yang membeku.
 
2.3 Permasalahan dan Cara
Mengatasinya
Dalam pengoperasian kondensor berbagai
gangguan mungkin akan timbul yang dapat
mengakibatkan bahaya atau penurunan efisiensi.
Adapun gangguan-gangguan yang mungkin terjadi
antara lain:

2.3.1Gangguan Peralatan

1. Kebocoran pada shell


Tanda-tanda kebocoran pada shell yang dapat diamati
yaitu keluarnya minyak dari dinding shell, ini disebabkan
karena kondisi alat maupun perubahan kondisi operasi.
Cara mengatasinya:
- Amankan sumber kebocoran dengan
menyemprot kebocoran dengan steam.
- Merubah kondisi operasi bila memungkinkan
seperti memby pass, menurunkan tekanan
atau temperatur operasi.
- Menyetop kondensor yang bocor dengan
menutup kerangan masuk dan keluar pada
bagian shell.
- Bila membahayakan dan rawan kebakaran maka
unit harus dishut down, selanjutnya
pengosongan - kondensor tersebut untuk
perbaikan.
2.Kebocoran pada tubes
Tanda-tanda kebocoran bisa diketahui dari
perubahan sifat produk, seperti warna,dan bila
bocornya besar bisa diketahui dengan adanya
perubahan kondisi operasi pada temperatur
keluar. Penyebabnya karena kondisi peralatan
maupun perubahan kondisi operasi.
Cara Mengatasinya:
- Mengubah kondisi operasi bila memungkinkan,
seperti mengurangi fluida yang melalui tubes dengan
memby pass sebagian fluida.
- Menghentikan aliran masuk dengan menutup kerangan
inlet maupun outlet. Dilanjutkan persiapan untuk
perbaikan, seperti menflushing dan kemudian pencucian
dilanjutkan pengosongan
3. Kerak / Deposit
Deposit timbul karena terikutnya kotoran-kotoran
ke dalam feed, serta terjadinya water scale,
corrosion scale maupun coke karena
temperaturnya yang tinggi. Hal ini bisa
menyebabkan penyempitan pada shell atau
kebuntuan pada tubes serta dapat mengurangi
proses perpindahan panas.
Bila sampai pada batas yang ditentukan maka
kondensor harus distop dan dilakukan pembersihan
atau perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai