Anda di halaman 1dari 6

Subtema: Inovasi terbarukan dalam penggunaan sains & teknologi

Pengaplikasian Dimethyl Ether (DME) sebagai Bahan Baku Potensial Ramah Lingkungan yang
Terintegrasi Konsep Biorefinery

Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi


HMTPM ESSAY COMPETITION
STUDI ILMIAH MAHASISWA
TEKNIK PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS

Diusulkan oleh:
Dhaffin Aufa Riesty - 21142000
Fadhil Mulia Ramadan - 211420
Raihan Azmi Simatupang - 211420001
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS CEPU
2021
Pendahuluan
Indonesia diberi oleh Tuhan kekayaan alam yang berlimpah, salah satunya adalah batubara.
Cadangan batubara Indonesia saat ini mencapai 38,84 miliar ton. Dengan asumsi rata-rata
produksi batubara sebesar 600 juta ton per tahun, maka umur cadangan batubara diperkirakan
masih 65 tahun apabila tidak ada temuan cadangan baru. Selain cadangan batubara, terdapat pula
sumber daya batubara yang tercatat sebesar 143,7 miliar ton. Informasi-informasi ini
diungkapkan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM), Ridwan Djamaluddin.

Saat ini pemerintah melalui PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Air
Products & Chemicals Inc (APCI) memastikan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl
Ether (DME) terus berlanjut. Proyek ini dilanjutkan untuk mengurangi ketergantungan pada
impor Liquid Petroleum Gas (LPG). Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan ketahanan energi
dan penguatan green economy di Indonesia sesuai arahan Presiden RI, Joko Widodo. Proyek
Strategis Nasional ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan
investasi asing dari APCI sebesar US$2,1 miliar atau setara Rp30 triliun. Dengan utilisasi 6 juta
ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk
mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun. Sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan. 
Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect antara lain menarik
investasi asing lainnya. Selain itu, melalui penggunaan porsi TKDN di dalam proyek, dapat
memberdayakan industri nasional dengan penyerapantenagakerjalokal.

Oleh karena itu pemerintah mulai mengembangkan salah satu produk turunan dari gas alam yang
sangat bernilai yakni Dimetil Eter (DME) sebagai sumber energi alternatif untuk mensubstitusi
atau bahkan menggantikan penggunaan bahan bakar minyak dan LPG di pasar yang jumlahnya
semakin terbatas. Sejak pemerintah mulai menerapkan kebijakan substitusi penggunaan minyak
tanah ke LPG (Liquid Natural Gas) pada tahun 2007 hingga kini konsumsi LPG untuk kebutuhan
rumah tangga semakin meningkat. Sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan penggunaan
LPG pemerintah mulai mendorong penggunaan DME di masyarakat melalui sosialisasi dan
pembaharuan teknologi proses untuk menunjang program diversifikasi energi ini. Dimetil Eter
merupakan senyawa eter dengan struktur paling sederhana jika dibandingkan dengan senyawa
eter lainnya karena hanya terdiri dari ikatan C-H, dan ikatan C-O tanpa ikatan C-C. Pada suhu
ruangan DME berada dalam fase gas yang tidak berwarna dengan bau khas eter dan bersifat
polar sehingga dapat larut di dalam air maupun minyak. Senyawa DME memilki sifat yang
hampir serupa dengan LPG seperti viskositas, titik didih dan tekanannya. Selain itu DME
merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat dijadikan sebagai pengganti bahan
bakar kendaraan seperti solar dan diesel yang sangat ramah 3 lingkungan. Senyawa ini tidak
bersifat karsinogenik, teratogenik, mutagenik dan tidak beracun. Emisi dari hasil pembakaran
DME tidak menghasilkan asam belerang (SOx) dan asap, serta kadar NOx dan CO yang sangat
rendah.

Dampak lingkungan yang dihasilkan dari pembakaran senyawa eter ini jauh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan pada pembakaran bahan bakar minyak pada
umumnya (Boedoyo, 2015). Dimetil eter (DME) merupakan salah satu senyawa intermediet
penting yang dapat dihasilkan melalui 2 metode yaitu sintesa langsung (direct synthesis) dan
sintesa tidak langsung (indirect synthesis). Proses sintesa langsung pada pembuatan DME dapat
dilakukan melalui dua reaksi berbeda yaitu sintesis metanol dari CO2 dan CO sebagai hasil
reforming metana menjadi syngas ataupun dehidrogenasi metanol secara langsung. Jiang et al.,
(2018) menyatakan bahwa sintesis DME langsung dari syngas memberikan keuntungan lebih
baik secara termodinamika maupun ekonomi jika dibandingkan dengan dehidrogenasi metanol.
Berdasarkan hasil estimasi perhitungan yang dilakukan oleh Shikada et al., (1999) ongkos
produksi DME langsung melalui gas alam 20% lebih ekonomis dengan capital cost yang
dikeluarkan 14% lebih rendah dibandingkan dengan dehidrogenasi metanol. Pembentukan
metanol sebagai produk samping hasil reaksi sintesis CO dan CO2 dapat memberikan nilai
tambah terhadap pendapatan penjualan produk.

Isi
Dimethyl Ether, atau yang biasa disingkat DME, memiliki monostruktur kimia yang
sederhana (CH3-O-CH3),berbentuk gas yang tidak berwarna pada suhu ambien, zat kimia yang
stabil, dengan titik didih -25,1 C . Tekanan uap DME sekitar 0,6 MPa pada suhu 25 C dan dapat
dicairkan seperti halnya Liquefied Petroleun Gas (LPG). Viskositas DME 0,12 - 0,15 kg/ms,
setara dengan viskositas propana dan butana (konstituen utama LPG), sehingga infrastruktur
untuk LPG dapat juga digunakan untuk DME.
DME dapat digunakan seperti LPG. DME terbakar dengan nyala biru terang. Sebuah studi
mengenai kandungan racun dalam DME menegaskan bahwa kandungan racunnya sangat rendah,
sama dengan kandungan racun di LPG, dan jauh di bawah kandungan racun methanol. DME
memiliki rasio nilai kalor dengan resistasi aliran bahan bakar gas (Number of Wob Iindex) 52 –
54 atau setara dengan gas alam. Kompor untuk gas alam atau LPG bisa digunakan untuk DME
tanpa modifikasi. Efisiensi termal dan emisinya hampir sama
dengan gas alam.

Menurut data Geology Agency, pada tahun 2010 mereka telah mengidentifikasi
keberadaan 14 cekungan di Indonesia yang mengandung shale gas dan satu berbentuk klasafet
formation. Sumatera memiliki cekungan terbanyak yaitu tiga cekungan, yang
diberi nama Baong Shale, Telisa Shale, dan Gumai Shale. Pulau Jawa dan Kalimantan masing-
masing memiliki dua cekungan shale gas. Adapun potensi shale gas berbentuk klasafet
formation berada di Papua (ESDM, 2014)

Tabel 10. Karakteristik DME, Propan dan Butana, konstituen utama dari LPG

Dalam sintesa langsung DME dari gas sintesa telah dilakukan riset yang diprakarsai oleh
Yotaro Ohno dkk dari JFE Corp.Katalis yang digunakan dalam reaktor fasa slurry telah
memberikan konversi serta selektivitas DME yang sangat baik.Setelah pengujian skala pilot (5
ton/hari), dilaukanlah pengembangan teknis lebih lanjut dalam upaya mengkomersialkan nya,
dengan proyek skala demonstrasi (100 ton/hari) yang sudah dimulai pada tahun 2002 dengan
dukungan pemerintah Jepang.

Pada tahu 2002, proyek pengembangan lima tahun menggunakan pabrik skala
demonstrasi100 ton/hari telah dimulai oleh DME Development Co.,Ltd. Yang dibentuk pada
bulan Desember 2001 dengan tujuan mempromosikan pengembangan teknologi sintesa
langsuung DME oleh JFE Corp.

Di Jepang penggunaan konsumsi DME dapat mencapai 10.000 ton/tahun. Karena


mayoritas nya digunakan untuk aerosol propellant pada produk hair spray atau juga
deodorant.Karena kualitas dan sifat yang dihasilkan hamper sama persis dengan LPG. Maka dari
itu Pemerintah Jepang merencanakan untuk mensubstitusikan sebagian besar pemakaian dari
LPG dengan DME.

Sedangkan konsumsi DME di China hingga saat ini diperkirakan mencapai 120.000 ton
per tahun, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan aerosol propellant, dan bahan baku industri
kimia. Sebagian kecil DME diblending (campuran) dengan LPG untuk bahan bakar rumah
tangga.

Di China, pabrik DME menjadi bisnis komersial dengan kapasitas produksi mencapai 30
ton/hari atau 10.000 ton/tahun yang telah dibangun oleh Lituanhua Group Incorporation dengan
lisensi dari Tokyo Engineering Japan dan dioperasikan pada bulan Agustus 2003. Atas dasar
keberhasilan ini, maka dilanjutkan pembangunan pabrik DME lainnya dengan kapasitas yang
lebih besar hingga mencapai 110.000 ton/tahun dan telah diopersikan pada akhir tahun 2005.
Pada Desember 2006, China menandatangani kerjasama antara Lituanhua Group dengan Tokyo
Engineering untuk pembangunan DME plant dengan kapasitas mencapai 1 juta ton/tahun di
Provinsi Mongolia, yang akan menjadi kilang DME terbesar di dunia.

Produksi alternative Dimetil Eter (DME) bahan bakar yang mempunyai karakteristik sama
seperti LPG berupa gas pada tekanan dan suhu ambien dan juga DME dapat menggantikan LPG
itu sendiri karena di Indonesia memiliki potensi dengan cadangan gas alam termasuk methan
yang sangat besar. DME sendiri memanfaatkan di antaranya dari gas alam, minyak (fuel oil),
batubara, limbah plastik, limbah kertas, limbah pabrik gula, dan biomassa. Karena mengadung
gas karbon monoksida dan hidrogen (disebut syngas) sebagai bahan baku DME.

Pengembangan dan Penilitian lebih lanjut tentang bahan bakar alternative Dimetil Eter
(DME) masih perlu dilakukan dan didalami agar gas alam atau LPG bisa digunakan untuk DME
tanpa modifikasi sehingga menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis

Daftar Pustaka
Gray, C.,Webster, G., (2001). A Study of Dimethyl Ether (DME) as an Alternative Fuel for
Diesel Engine Applications, Advanced Engine Technology Ltd.
Larson, E.D., Yang, H., (2004). Dimethyl Ether (DME) from Coal as a Household Cooking
Fuel in China, Energy for Sustainable Development, Vol VIII, No. 3, 2004.
Mangkusubroto, K., (1996). Prospek Penyediaan dan Pemanfaatan Batubara untuk
Pembangkitan Tenaga Listrik Dilihat dari Peengamanan Pasokan Kebutuhan Jangka
Panjang, Lokakarya Energi KNI WEC, Jakarta.
Ogawa, T., Inoue N, Shikada, T., Ohno, Y., (2003). Direct Dimethyl Ether Synthesis, Direct
Dimethyl Ether Synthesis, DME Development Co., Ltd, Shoro-koku Shiranuka-ch,
Hokkaido, 088-0563 Japan.
Ohno. Y., Omiya, M., (2003). Coal Conversion into Dimethyl Ether as an Innovative Clean
Fuel, 12th ICCS, Noveber.
Ohno, Y., Inoue, N., Ogawa, T., Ono, M., Shikada, T., Hayashi, H., (2001). Slurry Phase
Synthesis and Utilization of Dimethyl Ether, NKK TECHNICAL REVIEW No.85.
Yoo, Y. D., Lee, S. J., Yung, Y., The Synthesis of Dimethyl Ether from Syngas Obtained by Coal
Gasification, Institute for Advanced Engineering, 633-3, Goan-ri, Baegam-myeon,
Yongin-si, Gyeonggi-do,Korea.

Anda mungkin juga menyukai