UTILITAS 1
PENGOLAHAN AIR
Disusun oleh:
Tim Laboratorium Lindungan Lingkungan
Laboratorium Hilir Migas dan Mineral
2020
Modul Praktikum Utilitas 1
KATA PENGANTAR
Praktikum Utilitas I (Pengolahan Air Bersih) ini dapat terselesaikan. Modul ini disusun
sebagai buku petunjuk penunjang mata kuliah Praktikum Utilitas I untuk Program Studi
Teknik Pengolahan Migas (Refinery) Politeknik Energi dan Mineral Akamigas (PEM
Akamigas) Cepu.
saat dan sesudah melaksanakan kegiatan praktikum, sehingga semakin membuka wawasan
bagi mahasiswa untuk belajar lebih banyak lagi mengenai teori dan fakta yang mereka
pelajari dan amati dan dapat mengembangkannya dengan berbagai kondisi yang ada di
sekitar mereka.
Buku panduan ini tentu saja masih jauh dari yang diharapkan untuk
memenuhi kebutuhan mahasiswa, sehingga masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan
agar tercapainya kondisi praktikum yang ideal sesuai dengan silabi yang berlaku dan
Penyusun
i
Modul Praktikum Utilitas 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
ii
Modul Praktikum Utilitas 1
iii
Modul Praktikum Utilitas 1
10. Setiap praktikan harus menjaga kebersihan laboratorium dan mengembalikan alat
dan bahan yang telah digunakan ke tempat semula dalam kondisi yang seharusnya.
11. Penilaian akhir praktikum meliputi aspek pretest, pelaksanaan praktikum, laporan
resmi, dan responsi dan menjadi wewenang dosen pengampu praktikum.
12. Laporan praktikum harus diserahkan pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan
format laporan yang sudah ditentukan.
13. Hal-hal yang belum ditentukan dalam tata tertib ini akan diputuskan kemudian.
iv
Modul Praktikum Utilitas 1
FORMAT LAPORAN
1. Halaman Judul
Diketik komputer.
2. Lembar Pengesahan
Diketik komputer seperti contoh.
3. Kata Pengantar
Diketik komputer.
4. Daftar Isi
Diketik komputer.
5. Laporan Praktikum (Sebanyak percobaan yang sudah dilakukan)
Ditulis tangan, di kertas folio bergaris
a. Judul Praktikum
b. Tujuan Praktikum
c. Dasar Teori
d. Metodologi Praktikum
e. Hasil Praktikum
f. Analisis (Pembahasan)
g. Kesimpulan dan Saran
h. Daftar Pustaka
6. Penutup
v
Modul Praktikum Utilitas 1
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM UTILITAS I (PENGOLAHAN AIR)
LABORATORIUM LINDUNGAN LINGKUNGAN
Telah dilaksanakan Praktikum Utilitas I (Pengolahan Air) selama … jam kuliah, dengan
materi praktikum:
1. ………
2. ……...
3. Dst
Oleh :
(Nama Lengkap)
NIM. 2154788
Menyetujui,
Nama Nama
vi
Modul Praktikum Utilitas 1
1. TUJUAN
a. Mengetahui cara pengukuran derajat keasaman (pH) sampel air menggunakan
pHmeter.
b. Mengetahui cara pengukuran tingkat kekeruhan (turbiditas) air menggunakan alat
Turbidimeter.
c. Mengetahui cara pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL) sampel air menggunakan
alat konduktivitimeter
d. Mengetahui cara pengukuran Padatan Terlarut dalam sampel air (TDS) menggunakan
TDSmeter,
e. Mengetahui perbedaan karakteristik pH, Turbiditas, DHL dan TDS sampel air dari
berbagai sumber air.
2. DASAR TEORI
pH Air
pH (potential Hidrogen) air merupakan tingkatan yang menunjukkan asam dan
basanya suatu air atau air limbah yang diukur pada skala 0 s/d 14. Tinggi rendahnya pH
air tergantung pada mineral yang dikandung oleh air tersebut. pH air standar adalah 6,5
s/d 8,5. Air dengan pH dibawah 6,5 disebut air asam dan air dengan pH diatas 8,5 disebut
air basa.
pH larutan diukur sebagai minus logaritma kansentrasi ion hidrogen yang ditetpkan
dengan metode pengukuran secara potensiometri dengan menggunakan pH meter.
pH meter adalah alat ukur elektronik yang digunakan untuk mengukur kadar pH dari
sebuah cairan. Pada umumnya pH meter terdiri darip probe pengukur khusus (elektroda
kaca) yang terhubung dengan meter elektronik yang mengukur dan menampilkan hasil
pembacaan pH.
1
Modul Praktikum Utilitas 1
2
Modul Praktikum Utilitas 1
dapat melewati filter yang lebih kecil daripada 2 μm (Djuhariningrum, 2005). Metode
gravimetry merupakan metode standar yang memiliki tingkat keakuratan yang tinggi,
namun metode ini harus dilakukan di laboratorium dan pengukurannya membutuhkan
waktu yang lama. Oleh karena itu, diperlukan metode alternatif untuk pengukuran TDS
tersebut. Metode lain yang dapat digunakan untuk pengukuran nilai TDS melalui
pengukuran konduktivitas listrik (Herlambang, 2006).
c. Langkah kerja
Pengukuran pH Air
1) Lakukan kalibrasi alat dengan larutan spenyangga 4, 7 dan 10 sesuai instruksi
kerja alat sebelum melakukan pengukuran.
3
Modul Praktikum Utilitas 1
2) Untuk contoh uji yang mempunyai suhu tinggi, kondisikan contoh uji sampai suhu
kamar.
3) Prosedur
a) Keringkan dengan kertas tisu selanjutnya bilas elektroda dengan air suling.
b) Bilas elektroda dengan contoh uji.
c) Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pHmeter menunjukkan
pembacaan yang tepat.
d) Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pHmeter.
4) Lakukan pengukuran sebanyak 2 kali untuk masing-masing contoh uji
5) Hitung rata-rata dan standar deviasi hasil pengukuran pH untuk masing- masing
contoh air.
6) Catat spesifikasi pHmeter yang digunakan.
4
Modul Praktikum Utilitas 1
5
Modul Praktikum Utilitas 1
4. HASIL PENGAMATAN
2
pH
rata2
Std Deviasi
2
Turbiditas
rata2
Std Deviasi
2
DHL
rata2
Std Deviasi
2
TDS
rata2
Std Deviasi
5. ANALISIS (PEMBAHASAN)
6. TUGAS DAN PERTANYAAN
7. KESIMPULAN DAN SARAN
8. DAFTAR PUSTAKA
9. LAMPIRAN
6
Modul Praktikum Utilitas 1
(ALKALINITAS AIR)
1. TUJUAN
a. Memahami definisi dan prinsip dari alkalinitas air.
b. Mengetahui cara menentukan dan menghitung alkalinitas total air.
c. Mengetahui fungsi penambahan indikator.
d. Memahami pengaruh dan permasalahan tingkat alkalinitas air terhadap kualitas air
2. KESELAMATAN KERJA
a. Hati-hati bekerja dengan bahan kimia.
b. Hati-hati menggunakan peralatan gelas.
c. Minta petunjuk pada instruktur sebelum menggunakan peralatan laboratorium.
3. PENGANTAR
Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-) dan hidroksida
(OH-) yang merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman (Alaerts, 2002).
Ketiga jenis senyawa yang menyebabkan alkalinitas tersebut tidak dapat hadir
bersama-sama dalam air. sehingga hanya ada lima kemungkinan terdapatnya senyawa
penyebab alkalinitas, yaitu ((Setiadi,T, 2007):
7
Modul Praktikum Utilitas 1
Alkalinitas yang cukup tinggi diperlukan pada air umpan ketel untuk mencegah
korosi, akan tetapi kadar OH yang terlalu tinggi dapat menimbulkan "kerapuhan kaustik"
(Caustic Embrittlement) (Setiadi,T, 2007).
Alkalinitas merupakan salah satu parameter yang penting untuk diketahui di dalam
pengolahan air limbah. seperti telah disebutkan sebelumnya, alkalinitas merupakan
kemampuan air untuk menetralkan asam. Dengan kata lain, alkalinitas menunjukkan sejauh
apa air limbah dapat menahan perubahan pH akibat ada input asam ke dalamnya
(http://www.airlimbah.com/2015/01/alkalinitas/)
4. METODOLOGI PRAKTIKUM
a. Alat
1) Pipet tetes
2) Pipet volumetric
3) Gelas ukur 100 mL
4) Bola karet (karet penghisap)
5) Labu Erlenmeyer
6) Buret otomatis nol
7) Statif/penyangga
8) Beaker glass
8
Modul Praktikum Utilitas 1
b. Bahan
1) Sampel air
2) Air suling
3) Larutan indikator penolptalein (PP)
4) Larutan indikator Metil Oranye (MO)
5) Larutan H2SO4 0,02N
6) Kertas tisu
c. Langkah kerja
1) Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2) Membuat larutan H2SO4 0,02 N.
3) Menentukan Alkalinitas Phenolphtalein:
- Masukkan 100 ml sampel air ke dalam Erlenmeyer 250 ml
- Tambahkan 3 tetes indicator phenolphthalein
- Jika setelah ditambah indicator, larutan tidak berwarna maka kadar OH- dan
CO3- kecil sekali atau nilai P=0
- Jika setelah ditambah indicator larutan menjadi berwarna merah lembayung
maka larutan dititrasi dengan larutan HSO 0,02 N hingga larutan menjadi tidak
berwarna dan dicatat volume titrasi
- Menghitung alkalinitas PP menggunakan rumus:
𝑚𝑔𝐶𝑎𝐶𝑂3 𝐴×𝐵
𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠 ( )= × 1000 × 50,4
𝐿 𝐶
Dimana, A = mL H2SO4
B = Normalitas H2SO4
C = mL sampel air
50,4 = berat molekul/2 dari CaCO3
4) Menentukan Alkalinitas total:
- Tambahkan 3 tetes indicator Metil Oranye ke dalam contoh air yang telah
ditentukan akalinitas PP nya
9
Modul Praktikum Utilitas 1
- Titrasi dengan H2SO4 0,02 N dari buret sampai warna berubah menjadi jingga
pucat
- Menentukan alkalinitas total menggunakan rumus:
𝑚𝑔𝐶𝑎𝐶𝑂3 (𝐴 + 𝐷)
𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠 ( )= × 𝐵 × 1000 × 50,4
𝐿 𝐶
Dimana, A = mL H2SO4 (untuk alkalinitas PP)
B = Normalitas H2SO4
C = mL sampel air
D = mL H2SO4 (untuk alkalinitas total)
50,4 = berat molekul/2 daro CaCO3
5. HASIL PENGAMATAN
Normalitas H2SO4 (A) = 0,02 N
mL sampel air (C) = 100 mL
mL H2SO4 (A)
Alkalinitas PP
mL H2SO4 (B)
Alkalinitas total
Rata-rata
Std. Deviasi
Ion penyebab
alkalinitas
6. ANALISIS (PEMBAHASAN)
7. KESIMPULAN DAN SARAN
8. DAFTAR PUSTAKA
10
Modul Praktikum Utilitas 1
(KESADAHAN AIR)
1. TUJUAN
a. Memahami definisi dan prinsip dari kesadahan air.
b. Mengetahui cara menentukan dan menghitung kesadahan air dengan metode
titrimetri.
c. Memahami pengaruh dan permasalahan kesadahan air terhadap kualitas air
2. KESELAMATAN KERJA
a. Hati-hati bekerja dengan bahan kimia.
b. Hati-hati menggunakan peralatan gelas.
c. Minta petunjuk pada instruktur sebelum menggunakan peralatan laboratorium.
3. PENGANTAR
Garam dinatrium etilen diamin tetra asetat (EDTA) akan bereaksi dengan kation
logam tertentu membentuk senyawa kompleks kelat yang larut. Pada pH 10,0 + 0,1, ion-ion
kalsium dan magnesium dalam contoh uji akan bereaksi dengan indikator Eriochrome Black
T (EBT), dan membentuk larutan berwarna merah keunguan. Jika Na2EDTA ditambahkan
sebagai titran, maka ion-ion kalsium dan magnesium akan membentuk senyawa kompleks,
molekul indikator terlepas kembali, dan pada titik akhir titrasi larutan akan berubah warna
dari merah keunguan menjadi biru. Dari cara ini akan didapat kesadahan total (Ca + Mg).
Kalsium dapat ditentukan secara langsung dengan EDTA bila pH contoh uji dibuat
cukup tinggi (12-13), sehingga magnesium akan mengendap sebagai magnesium hidroksida
dan pada titik akhir titrasi indikator Eriochrome Black T (EBT) hanya akan bereaksi dengan
kalsium saja membentuk larutan berwarna biru. Dari cara ini akan didapat kadar kalsium
dalam air (Ca).
11
Modul Praktikum Utilitas 1
Dari kedua cara tersebut dapat dihitung kadar magnesium dengan cara
mengurangkan hasil kesadahan total dengan kadar kalsium yang diperoleh, yang dihitung
sebagai CaCO3.
4. METODOLOGI PRAKTIKUM
a. Alat
1) Gelas ukur 100 mL
2) Pipet volumetric 25 mL
3) Labu Erlenmeyer 250 mL
4) Pipet ukur 1 mL
5) Pipet ukur 5 mL
6) Spatula
7) Buret kapasitas 50 mL
8) Statif/penyangga
b. Bahan
1) Sampel air
2) Air suling
3) Indikator mureksid
4) Indikator Eriochrome Black T (EBT)
5) Larutan Larutan NaOH 1 N
6) Larutan Penyangga pH 10 ± 0,1
7) Larutan Standar Kalsium Karbonat (CaCO3) 0,01 M (1,0 mg/mL)
8) Larutan Na2EDTA.2H2O 0,01 M
9) Larutan KCN 10%
c. Langkah kerja
Penentuan Kesadahan Total
1) Ambil 25 mL contoh uji secara duplo, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250
mL, encerkan dengan air suling sampai volume 50 mL.
2) Tambahkan 1 mL sampai dengan 2 mL larutan penyangga pH 10 + 0,1.
12
Modul Praktikum Utilitas 1
13
Modul Praktikum Utilitas 1
Perhitungan
Kesadahan total, kadar kalsium dan kadar magnesium dalam contoh uji dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1000
1) 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑚𝑔 𝐶𝑎𝐶𝑂3 /𝐿) = × 𝑉𝐸𝐷𝑇𝐴(𝑎) × 𝑀𝐸𝐷𝑇𝐴 × 100
𝑉𝑐.𝑢.
1000
2) 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑠𝑖𝑢𝑚 (𝑚𝑔 𝐶𝑎/𝐿) = × 𝑉𝐸𝐷𝑇𝐴(𝑏) × 𝑀𝐸𝐷𝑇𝐴 × 40
𝑉𝑐.𝑢.
1000
3) 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑔𝑛𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 (𝑚𝑔 𝑀𝑔/𝐿) = × [𝑉𝐸𝐷𝑇𝐴(𝑎) − 𝑉𝐸𝐷𝑇𝐴(𝑏) ] × 𝑀𝐸𝐷𝑇𝐴 × 24,3
𝑉𝑐.𝑢.
Dengan pengertian:
14
Modul Praktikum Utilitas 1
5. HASIL PENGAMATAN
Volume Contoh Uji (Vc.u.) =
MEDTA =
6. ANALISIS (PEMBAHASAN)
7. KESIMPULAN DAN SARAN
8. DAFTAR PUSTAKA
15
Modul Praktikum Utilitas 1
1. Tujuan
a. Memahami proses yang terjadi pada pengolahan air dengan metode jar test.
b. Mampu menentukan jenis koagulan yang tepat dalam pengolahan air bersih.
c. Mampu menentukan dosis koagulan yang tepat dalam pengolahan air bersih.
d. Memahami pengaruh jenis dan dosis koagulan terhadap kualitas air bersih.
2. Keselamatan Kerja
a. Hati-hati bekerja dengan bahan kimia.
b. Hati-hati menggunakan peralatan gelas.
c. Minta petunjuk pada instruktur sebelum menggunakan peralatan laboratorium.
3. Pengantar
Jar test adalah uji air baku dalam pemilihan jenis koagulan dan penentuan
konsentrasi koagulan dalam pengolahan air bersih. Uji ini terdiri dari tiga tahapan
pengolahan, yaitu koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi.
Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan
bahan kimia yang disebut koagulan sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan
membentuk endapan karena gaya gravitasi.
Flokulasi adalah peristiwa pengumpulan partikel-partikel kecil hasil
koagulasimenjadi floks yang lebih besar sehingga lebih cepat mengendap.
Proses koagulasi dilakukan dengan mengaduk contoh yang telah ditambah
koagulan dengan kecepatan (100-120) rpm selama 1 menit. Selama proses koagulasi terjadi
destabilisasi partikel koloid sehingga membentuk microflock. Proses flokulasi dilakukan
dengan pengadukan lambat ±30 rpm selama 15 menit. Proses sedimentasi dilakukan dengan
pengendapan selama 1 jam.
16
Modul Praktikum Utilitas 1
Jenis-jenis koagulan:
a. Alumunium sulfat (Al2(SO4)3.18H2O)
b. Sodium aluminat (NaAlO2)
c. Ferrous sulfat (FeSO4.7H2O)
d. Chlorinated copperas
e. Ferri chloride (FeCl3.6H2O)
f. Ferri sulfat (Fe2(SO4)3)
Jenis koagulan aid diantaranya:
a. Poly aluminium chloride (PAC)
b. Karbon aktif
c. Activated silica
d. Bentonic clay
Reaksi yang terjadi pada penambahan zat koagulan dengan koagulan pembantu:
Al2(SO4)3.18H2O + 3Ca(OH)2 → 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 18H2O
FeCl3.6H2O + 3NaOH → Fe(OH)3 + 3NaCl + 6H2O
b. Peralatan
1) Jar Test Apparatus
2) Stop Wacth
3) Turbidity meter
4) pH meter
17
Modul Praktikum Utilitas 1
5) Timbangan analitik
6) 4 buah beaker glass 500 ml
7) Gelas ukur 500 ml
8) Batang pengaduk gelas
9) Pipet ukur 5 ml dan 10 ml
10) Kertas tisu
11) Kertas label
c. Cara Kerja
Pengujian contoh baku air dilakukan dengan perlakuan tanpa prasedimentasi dan
dengan prasedimentasi. Adapun langkah-langkah kerja praktikum ini sebagai
berikut:
1) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Lakukan perhitungan volume koagulan dan volume koagulan pembantu yang
akan ditambahkan ke dalam contoh uji jika kita tentukan konsentrasi
koagulannya adalah 50 ppm, 60 ppm, 70 ppm dan 80 ppm.
Larutan baku yang tersedia adalah:
- Larutan baku koagulan Al2(SO4)3.18H2O 10.000 ppm yang akan
direaksikan dengan koagulan pembantu Ca(OH)2 5000 ppm.
- Larutan baku koagulan FeCL3.6H2O 10.000 ppm yang akan direaksikan
dengan koagulan pembantu NaOH 4000 ppm.
3) Siapkan contoh air baku tanpa perlakuan prasedimentasi.
4) Ukur pH menggunakan alat pHmeter dan turbiditas awal menggunakan alat
turbiditymeter.
5) Isi empat beaker glass dengan contoh air baku sebanyak 500 ml di dalam gelas
ukur dan beri label.
6) Ambil contoh air baku di dalam beaker glass dengan menggunakan pipet ukur
sebanyak volume koagulan ditambah volume koagulan pembantu yang akan
ditambahkan ke dalam contoh uji.
7) Masukkan larutan baku koagulan dan larutan baku koagulan pembantu sesuai
hasil perhitungan.
18
Modul Praktikum Utilitas 1
8) Aduk larutan menggunkan alat jar test dengan pengadukan cepat (+100 rpm)
selama 1 menit.
9) Aduk dengan pengadukan lambat (+30 rpm) selama 15 menit.
10) Matikan alat jar test dan angkat batang pengaduk.
11) Diamkan dan biarkan mengendap selama 1 jam.
12) Ukur pH dan turbiditas contoh uji.
13) Catat hasil pengamatan.
14) Lakukan hal yang serupa pada contoh air baku untuk contoh uji dengan
prasedimentasi dengan pengendapan contoh uji selama 30 menit.
15) Amati perbedaan yang terjadi dan simpukan hasilnya.
16) Cuci dan bersihkan semua alat yang sudah digunakan.
5. Perhitungan
a. Al2(SO4)2
1) Volume contoh 500 mL
2) Konsentrasi larutan baku Al2(SO4)3 10.000 ppm
3) Konsentrasi larutan baku Ca(OH)2 5.000 ppm
4) Mr Al2(SO4)3.18H2O = 666
5) Mr Ca(OH)2 = 74
Al2(SO4)3 Ca(OH)2
No.
Ppm mmol/L mL ppm mmol/L mL
1. 50
2. 60
3. 70
4. 80
19
Modul Praktikum Utilitas 1
𝑽𝟐 × 𝒑𝒑𝒎𝟐
𝑽𝟏 =
𝒑𝒑𝒎𝟏
b. FeCl3
1) Volume contoh 500 mL
2) Konsentrasi larutan baku FeCL3.6H2O = 10.000 ppm
3) Konsentrasi larutan baku NaOH = 4.000 ppm
4) Mr FeCL3.6H2O = 270,33
5) Mr NaOH = 40
20
Modul Praktikum Utilitas 1
FeCL3.6H2O NaOH
No.
Ppm mmol/L Ml ppm mmol/L mL
1. 40
2. 50
3. 60
4. 70
21
Modul Praktikum Utilitas 1
1 50
Tanpa 2 60
Prasedimentasi 3 70
4 80
1 50
Dengan 2 60
Prasedimentasi 3 70
4 80
1 50
Tanpa 2 60
Prasedimentasi 3 70
4 80
1 50
Dengan 2 60
Prasedimentasi 3 70
4 80
22
Modul Praktikum Utilitas 1
1 40
Tanpa 2 50
Prasedimentasi 3 60
4 70
1 40
Dengan 2 50
Prasedimentasi 3 60
4 70
1 40
Tanpa 2 50
Prasedimentasi 3 60
4 70
1 40
Dengan 2 50
Prasedimentasi 3 60
4 70
23
Modul Praktikum Utilitas 1
6. ANALISIS
7. PERTANYAAN
a. Dari percobaan yang dilakukan, jenis koagulan mana yang menurut Anda
memberikan hasil kualitas air terbaik?
b. Berdasarkan hasil pengamatan hasil pengolahan air dengan berbagai dosis koagulan
dan koagulan pembantu, perlakuan yang manakah yang anda rekomendasikan untuk
pengolahan air tersebut?
c. Apa yang akan terjadi jika proses pengolahan air secara kimia kekurangan dosis
koagulan?
d. Apa yang akan terjadi jika proses pengolahan air secara kimia kelebihan dosis
koagulan?
e. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi dan flokulasi!
24
Modul Praktikum Utilitas 1
1. TUJUAN
e. Memahami proses yang terjadi pada pengolahan air dengan metode elektro-
koagulasi.
f. Mampu menentukan jenis rangkaian dan dosis pengaliran arus listrik dan waktu
pengaliran yang tepat untuk pengolahan air secara elektrokoagulasi.
g. Memahami konsep kebutuhan bahan dan listrik yang digunakan dalam proses
pengolahan air dengan metode elektrokoagulasi.
h. Mampu melakukan analisa ekonomi terhadap kebutuhan listrik yang dibutuhkan
proses pengolahan air dengan metode elektrokoagulasi.
i. Memahami kelemahan dan kelebihan metode elektrokoagulasi untuk pengolahan air
bersih.
2. KESELAMATAN KERJA
d. Hati-hati bekerja dengan bahan kimia.
e. Hati-hati bekerja dengan peralatan listrik.
f. Hati-hati menggunakan peralatan gelas.
g. Minta petunjuk pada instruktur sebelum menggunakan peralatan laboratorium.
3. PENGANTAR
Elektrokoagulasi merupakan suatu proses koagulasi dengan menggunakan arus lisrik
searah melalui peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit yang digunakan
untuk pengolahan air.
25
Modul Praktikum Utilitas 1
d. Bahan
8) Contoh Air Baku : Air Sungai Bengawan Solo
9) Akuades
e. Peralatan
1) Seperangkat alat koagulator elektroda Aluminium
2) Rectifier
3) Multimeter sebagai Amperemeter
4) Multimeter sebagai Voltmeter
5) Jar Test Appratus
6) Stop Wacth
7) Turbidity meter
8) 2 buah beaker glass 500 ml
26
Modul Praktikum Utilitas 1
f. Langkah kerja
1) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Rangkai semua peralatan listrik .
3) Hubungkan dengan alat koagulator dengan elektroda aluminium sesuai jenis
rangkaiannya.
4) Masukkan air ke dalam reaktor elektrokoagulasi sesuai volumenya sampai bibir
outlet.
5) Masukkan elektroda ke dalam contoh air.
6) Tentukan voltagenya.
7) Hubungkan rangkaian dengan arus listrik selama watu yang diperlukan yaitu 1’, 2’
dan 3’.
8) Catat voltage dan arus yang terbaca pada multimeter.
9) Tuang air ke dalam 2 beaker glass sebanyak masing-masing 500 ml.
10) Lakukan pengadukan lambat 30 rpm dengan alat jar test selama 15 menit.
11) Angkat batang pengaduk biarkan mengendap selama 1 jam.
12) Ukur turbiditasnya.
13) Lakukan untuk variasi rangkaian seri dan paralel, variase voltase dan variasi waktu.
14) Lakukan perhitungan kadar Al yang teroksidasi dari hasil pengamatan.
15) Amati perbedaan yang terjadi dan simpukan hasilnya.
16) Cuci dan bersihkan semua alat yang sudah digunakan.
27
Modul Praktikum Utilitas 1
5. TABEL PENGAMATAN
a) Rangkaian Seri
Turbiditas
Voltage (V) Arus (I) Waktu (t)
I II Rata-rata
1’
2’
3’
1’
2’
3’
1’
2’
3’
b) Rangkaian Paralel
Turbiditas
Voltage (V) Arus (I) Waktu (t)
I II Rata-rata
1’
2’
28
Modul Praktikum Utilitas 1
3’
1’
2’
3’
1’
2’
3’
6. TABEL PERHITUNGAN
Volume contoh air/Volume reaktor = L
Ar. Al =
Bil Faraday (F) =
𝐴𝑟. 𝐴𝑙
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐴𝑙 =
𝐵𝑖𝑙𝑜𝑘𝑠 𝐴𝑙
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑙(𝑚𝑔) = 𝑀𝑒𝑞 × 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐴𝑙 × 1000
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑙 (𝑚𝑔)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 (𝐿)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑠
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑙
= × 𝑀𝑟. 𝐴𝐿2 (𝑆𝑂4 )3 . 18𝐻2 𝑂
2 × 𝐴𝑟. 𝐴𝑙
29
Modul Praktikum Utilitas 1
a) Rangkaian Seri
q=Ixt Kadar
F Meq Massa Kadar Al
V I(A) t (dtk) (coulom Tawas
(q:bil.F) (≈F) Al(mg) (ppm)
b) (ppm)
60
120
180
60
120
180
60
120
180
b) Rangkaian Paralel
Q Kadar
Massa Kadar Al
V I(A) t (dtk) (coulom F Meq Tawas
Al(mg) (ppm)
b) (ppm)
60
120
180
60
120
30
Modul Praktikum Utilitas 1
180
60
120
180
7. ANALISIS (PEMBAHASAN)
8. PERTANYAAN
a. Bagaimana pengaruh besarnya arus, waktu dan bentuk rangkaian terhadap jumlah
Al yang teroksidasi untuk penjernihan air?
b. Dari praktikum yang dilakukan, jelaskan perlakuan manakah yang memberikan
hasil terbaik dari sisi kualitas air dan ekonomi!
c. Tunjukkan kelebihan dan kelemahan metode elektrokoagulasi untuk pengolahan
air dibanding dengan metode dengan penambahan bahan kimia!
d. Gambarkan skema rangkaian listrik dan elektroda yang dijalankan dalam
praktikum, baik yang seri maupun yang parallel!
e. Bagaimana pengaruh bentuk rangkaian terhadap kebutuhan listrik untuk
pengolahan air dengan elektrokoagulasi?
31
Modul Praktikum Utilitas 1
1. Tujuan
a. Memahami proses elektrokoagulasi dalam pengolahan air.
b. Memahami hubungan antara kuat arus, waktu dan elektroda yang teroksidasi.
c. Menghitung dimensi peralatan yang digunakan dalam unit pengolahan air sescara
elektrokoagulasi.
d. Menghitung kapasitas dan debit maksimum unit pengolahan air secara
elektrokoagulasi untuk tiap tahapan proses.
2. Keselamatan Kerja
a. Hati-hati bekerja dengan bahan kimia.
b. Hati-hati bekerja dengan peralatan listrik.
c. Hati-hati menggunakan peralatan gelas.
d. Minta petunjuk pada instruktur sebelum menggunakan peralatan laboratorium.
3. Pengantar
Bak koagulasi merupakan tangki yang berfungsi untuk mereaksikan air limbah
dengan bahan kimia koagulan.
Sand filter adalah suatu tangki yang berfungsi untuk proses filtrasi (penyaringan).
Di dalam tangki filtrasi terisi media-media padat yang berfungsi untuk menahan flok
sehingga air yang keluar sudah jernih.
32
Modul Praktikum Utilitas 1
4. Metodologi Praktikum
a. Bahan
1) Contoh Air Baku : Air limbah/air sungai
2) Akuades
b. Peralatan
1) Unit pengolahan air elektrokoagulasi skala laboratorium.
2) Rectifier
3) Multimeter sebagai Amperemeter
4) Multimeter sebagai Voltmeter
5) Sand Filter
6) Pompa air
7) Selang air
8) Ember
9) Stop Wacth
10) Turbidity meter
11) pHmeter
12) beaker glass
13) Gelas ukur 500 ml
14) Pipet ukur 10 ml
15) Kertas tisu
16) Kertas label
c. Cara Kerja
1) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Rangkai peralatan elektrokoagulator, hubungkan dengan voltmeter dan
amperemeter.
3) Hubungkan bak koagulator dengan bak flokulator dilanjutkan bak sedimentasi dan
tangki filter.
4) Siapkan contoh air di ember besar letakkan sebelum elektrokoagulator.
33
Modul Praktikum Utilitas 1
5. Hasil Pengamatan
Tahapan Pengolahan meliputi:
a. Prapengolahan
1) Tujuan tahapan:
b. Koagulasi
1) Tujuan tahapan:
34
Modul Praktikum Utilitas 1
8) Jenis Rangkaian :
9) Besar Arus :
10) Besar Tegangan :
11) Debit air :
12) Perhitungan dosis aluminium yang teroksidasi:
c. Flokulasi
1) Tujuan tahapan:
2) Keceparan pengadukan:
3) Dimensi bak flokulasi:
d. Sedimentasi
1) Tujuan tahapan:
2) Model pengendapan:
3) Dimensi bak pengendap:
4) Ukuran plat:
5) Jumlah plat:
6) Jarak antar plat:
7) Kemiringan plat:
8) Debit maksimum:
e. Filtrasi
1) Tujuan tahapan:
2) Model filter:
3) Media filtrasi:
4) Diameter filter:
5) Tinggi filter:
35
Modul Praktikum Utilitas 1
f. Pascapengolahan
1) Tujuan tahapan:
6. ANALISIS (PEMBAHASAN)
7. PERTANYAAN
1. Menurut Anda, peralatan di tahapan yang mana yang belum sesuai, baik metode
maupun kapasitasnya?
2. Apakah unit pengolahan air yang anda amati sudah menunjukkan hasil yang baik?
Tunjukkan parameter yang mendukung jawaban Anda!
3. Dari segi tingkat kemudahan pengolahan, menurut Anda dimanakah unit pengolahan
dengan metode elektrokoagulasi ini dapat diaplikasikan dengan baik? Mengapa
demikian?
4. Apakah dari segi ekonomi, unit pengolahan air tipe elektrokoagulasi layak untuk
diaplikasikan? Jelaskan!
5. Apa kelebihan dan kekurangan unit pengolahan air secara elektrokoagulasi ini?
36
Modul Praktikum Utilitas 1
9. DAFTAR PUSTAKA
10. LAMPIRAN
37
Modul Praktikum Utilitas 1
1. TUJUAN
a. Memahami prinsip kerja alat Ion Exchange pada proses pelunakan dan demineralisasi air.
b. Menganalisa air pada proses demineralisasi dengan parameter pH, TDS, dan daya hantar
listrik.
c. Mengetahui aplikasi alat ion exchange di dunia industri.
d. Mengetahui karakteristik kualitas air Demineralizer untuk umpan Boiler/Ketel uap (Boiler
Feed Water).
e. Mengetahui cara regenerasi resin pada alat ion exchange.
2. KESELAMATAN KERJA
a. Hati-hati bekerja dengan bahan kimia
b. Hati-hati menggunakan peralatan gelas.
c. Minta petunjuk pada instruktur sebelum menggunakan peralatan laboratorium.
3. DASAR TEORI
Air yang disupply ke kilang minyak sebagian besar digunakan untuk umpan boiler
(Boiler Feed Water/BFW). Syarat/spesifikasi air ini sangat ketat terutama kandungan zat–
zat yang bisa menyebabkan scaling dan korosi di boiler, sehingga masih diperlukan external
treatment yang lain yaitu unit demineralizer. Unit demineralizer adalah suatu unit yang
berfungsi untuk menghilangkan ion – ion baik positif maupun negatif ( Ca++, Mg++, Na+,
SiO2, SO4=, Cl-, HCO3- dsb ) yang dapat menyebabkan scaling dan korosi di boiler dengan
menggunakan resin.
Unit ini terdiri dari ANION SECTION dan CATION SECTION.
Anion : mengikat ion – ion negatif
Kation : mengikat ion – ion positif
38
Modul Praktikum Utilitas 1
Kualitas produksi demin water yang utama adalah pH, spesific conductivity, kadar silica
serta ion bikarbonat (indikator pp/mo).
Resin di unit Demineralizer ini akan jenuh pada service time tertentu dan harus
diregenerasi untuk mengaktifkan kembali. Untuk meregenerasi digunakan larutan
HCl/H2SO4 untuk Cation Column dan NaOH untuk Anion Column.
39
Modul Praktikum Utilitas 1
NaHCO3, Na2SO4, NaCl dan Na2SiO3 keluar bersama drain. Air yang telah melalui
proses demineralisasi kemudian ditampung
pH Conductivity TDS
Feed Water
Outlet Filtrasi
Outlet Kation 2.0 – 5.0
Outlet Anion 7.0 – 10.0 <0,05 <50
40
Modul Praktikum Utilitas 1
c. Langkah kerja
a) Prosedur Service Demineralizer ( Ion Exchange )
• Siapkan semua alat dan bahan yang di butuhkan
• Buka keran inlet/oulet Filtrasi
• Buka keran inlet/oulet Cation
• Buka keran inlet/oulet Anion
• Start Pompa Feed Water kemudian sirkulasikan terlebih dahulu selama ± 5 menit
• Tutup keran sirkulasi pompa dan atur debit air yang masuk ke kolom
Filtrasi/Cation/Anion ± 0.1 – 0.5 LPM
• Ambil sample air : Feed Water, Outlet Filtrasi, Outlet Kation dan Outlet Anion tiap
0, 15, 30, 45 dan 60 menit
• Menggunakan alat multiparameter Ukur pH, DHL dan TDS tiap sample air, amati
dan catat hasilnya.
• Matikan pompa Feed Water dan tutup semua keran Inlet dan outlet (Filtrasi, Cation
dan Anion)
• Cuci dan bersihkan semua alat yang sudah digunakan.
41
Modul Praktikum Utilitas 1
• Bilaslah air di kolom Cation terlebih dahulu ± 20-30 menit, kemudian tampung air
outlet Cation dan cek hasilnya menggunakan alat multimeter ukur (pH 2.0 – 5.0,
DHL <0.05 dan TDS <50)
• Setelah itu bilas lah air di kolom Anion ± 20-30 menit kemudian tampung air outlet
Anion dan cek hasilnya menggunakan alat multiparameter ukur (pH 7.0-10.0, DHL
<0.05 dan TDS <50)
• Amati dan catat hasil nya berupa pH, DHL dan TDS
• Matikan pompa dan tutup semua keran Inlet dan outlet (Filtrasi, Cation dan Anion)
• Cuci dan bersihkan semua alat yang sudah di gunakan
5. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
42
Modul Praktikum Utilitas 1
45
60
6. ANALISIS (PEMBAHASAN)
9. DAFTAR PUSTAKA
10. LAMPIRAN
43
Modul Praktikum Utilitas 1
DAFTAR PUSTAKA
SNI 6989.1:2019, Air dan air limbah – Bagian 1 : Cara uji daya hantar listrik (DHL)
SNI 6989.11:2019, Air dan air limbah – Bagian 11 : Cara uji derajat keasaman (pH) dengan
menggunakan pH meter.
SNI 06-6989.12-2004 Air dan air limbah – Bagian 12 : Cara uji kesadahan total kalsium
(Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri.
SNI 06-6989.25-2005 Air dan air limbah – Bagian 25 : Cara uji kekeruhan dengan nefelometer.
SNI 06-6989.27:2019 Air dan air limbah – Bagian 27 : Cara uji padatan terarut total (Total Dissolved
Solids, TDS) secara gravimetri.
APHA, AWWA, WEF. Standard Methods for examination of water and wastewater. 22nd ed.
Washington: American Public Health Association; 2012.
44