TINJAUAN PUSTAKA
yaitu :
Umpan yang akan diolah di CDU merupakan minyak mentah yang berasal
dari China yaitu Panyu Crude oil dengan oAPI sebesar 28,99.
- Kapasitas operasional
7
- Distilasi TBP crude oil Panyu
b. Spesifikasi Produk
c. Overflash
8
2.1.2 Konfigurasi Proses
Proses yang akan digunakan adalah proses pemisahan Crude oil menjadi
a. Blok Diagram
Kerosine
Gasoil
Residue
Crude Oil
Pre Heater
9
b. Penyusunan Simplified Flow Diagram
10
d. Perencanaan peralatan utama proses
Kolom Fractionator
Kolom Stripper
Kolom Stabilizer
Furnace
Heat Exchanger
Sistem Pemompaan
biaya investasi.
minyak. Unit ini berfungsi memisahkan crude oil secara fisis dengan
menggunakan perbedaan trayek didih pada tekanan operasi sekitar satu atmosfer.
Dalam pemisahan secara distilasi atmosferik maka fraksi yang mempunyai trayek
didih rendah akan menguap terlebih dahulu, sedangkan fraksi yang mempunyai
Secara garis besar proses yang terjadi adalah sebagai berikut: crude oil
11
pemanasan mendadak di furnace. Dari heat exchanger, crude oil masuk furnace
untuk dipanaskan sampai suhu yang diinginkan ± 350 ̊C, kemudian masuk kolom
fraksinasi untuk dipisahkan antara fraksi uap dan fraksi cair. Fraksi uap yang
berupa refinery fuel gas, straight run naphta, kerosene dan gasoil akan naik ke
atas kolom fraksinasi sedangkan fraksi cair yang berupa residue akan turun ke
bottom kolom. Fraksi uap nantinya akan mendapat pemisahan lebih tajam melalui
peralatan stripper, yang memisahkan fraksi ringan yang masih terikut oleh produk
yang diinginkan.
dengan tujuan tertentu dan sesuai dengan tingkat kesulitannya. Salah satu cara
a. Batch-Column
keluarkan dari kolom sampai bersih. Selanjutnya kolom diisi umpan lagi dan
12
dilakukan penguapan lagi seperti sebelumnya, dan cara ini dilakukan berulang-
ulang.
b. Continuous-Column
hasil distilasi dikeluarkan dari kolom secara terus-menerus. Cara operasi seperti
ini banyak diterapkan karena lebih efektif dan efisien (lebih cepat dan lebih
murah).
yang berdiri secara vertikal, yang berfungsi sebagai alat pemisahan crude oil
secara fisis. Kolom ini merupakan tahap awal dalam proses pengolahan minyak
bumi (primary process) yaitu proses pemisahan crude oil menjadi fraksi-fraksinya
sebagai berikut:
minyak bumi atau biasa disebut Crude Dlistilling Unit (Distilasi Atmosferik).
Kolom ini dioperasikan pada tekanan antara 1 atm s/d 1,5 atm sehingga kolom ini
13
digolongkan bejana tekanan atmosferis. Agar kolom tersebut dapat berfungsi
sebagai mana mestinya dipasang suatu perlengkapan, salah satunya yaitu tray.
Tray adalah suatu alat yang dipasang didalam kolom yang berfungsi sebagai alat
kontak antara uap dan cairan sehingga uap yang melewati tray tersebut kontak
dengan cairan dan terjadi pengembunan sesuai dengan titik embun masing-masing
- Proses penguapan :
komponen yang lebih ringan akan lebih banyak berubah fasenya menjadi uap.
- Proses pengembunan :
Didalam proses distilasi terjadi dua kejadian lain yaitu transfer panas dan transfer
masa. Transfer panas berlangsung pada saat campuran diberi panas dari sumber
panas tertentu. Transfer masa ditunjukkan oleh adanya perubahan fase cair
menjadi uap dan demikian juga sebaliknya, berkurangnya masa cairan sebanding
dengan bertambahnya masa uap. Fase uap kontak dengan fase cair dan sekaligus
terjadi transfer masa dari cairan ke uap dan dari uap ke cairan. Di dalam fase cair
jumlahnya.
14
2.5 Perancangan Kolom
Dalam perancangan kolom distilasi pada unit CDU ini bagian kolom yang
a. Crude assay
Jika data %volume pada TBP kasar dan titik potong diberikan dalam assay
kasar, TBP vs %volume minyak mentah dapat dibuat langsung dari itu,
c. TBP, EFV, DRL, FRL versus %volume dari total kurva distillate
1. Data TBP di volume 10 - 80% dari total hasil saringan dapat diperoleh
15
3. Perhitungan 50% titik pada DRL
4. Tentukan slope FRL (Flash Reference Line) dan 50% titik pada FRL
Evaluasi produk dapat dilihat dari kurva distilasi ASTM, TBP dan EFV.
Ada dua jenis distilasi ASTM yaitu D 86 dan ASTM D 1160. Fungsi
16
cukup besar. Karena hanya menggunakan satu stage, pemisahan dari
Berikut ini adalah cara untuk mencari kurva TBP dan EFV berdasarkan
data distilasi ASTM yang telah diketahui. Cara ini sering disebut sebagai
Edmister Methode1:15).
17
Didapat ΔT oF.
50% recovery.
t oF TBP 30% rec = t oF TBP 50% vol.rec – t oF TBP pada interval 30% -
50% vol.recovery.
Gunakan kurva Fig 12.6 (lampiran 8), temperature TBP 50% vs ΔT oF.
Tarik garis vertical dari temperature TBP 50% distilasi memotong kurva,
18
Didapat ΔT oF EFV pada semua interval.
50% recovery.
t oF TBP 30% rec = t oF TBP 50% vol.rec – t oF TBP pada interval 30% -
50% vol.recovery.
(KUOP) adalah menghitung berat molekul. Berat molekul dari suatu campuran
hubungan antara MeABP (Mean Average Boilling Point), oAPI dan Berat
dapat diperhitungkan dengan mencari slope dari suatu hasil analisa distilasi
kemudian mencari Volumetric Average Boiling Point (VABP), MeABP dan oAPI.
Selanjutnya dengan bantuan grafik dapat dicari Berat Molekul (Lampiran 12b).
t90%−t10%
Slope=
80 ...............................................................2-15:20)
19
Mean Average Boiling Point (MeABP)
cara untuk mengetahui berat atau ringan suatu senyawa minyak bumi dan produk-
o 141. 5
API= −131. 5
SG o
60/60 F ..........................................................2-45:21)
antara densitas minyak dengan densitas air pada suhu 60 oF sebagai standar untuk
Setelah harga VABP, MeABP dan oAPI diketahui maka dengan bantuan
lampiran 12b grafik Fig. 5-9 (Molecular weight, pseudo critical temperature,
didapatkan berat molekul minyak. Berat molekul ini dapat digunakan untuk
KUOP adalah cara untuk mengetahui karakteristik minyak bumi. KUOP dapat
3
K UOP =
√T B
S ...........................................................................2-5 8:169)
20
2.5.4 Neraca Masa dan Neraca Panas.
Didalam proses distilasi terjadi dua kejadian yaitu transfer panas dan
transfer masa. Transfer panas berlangsung pada saat campuran diberi panas dari
sumber panas tertentu. Transfer masa ditunjukkan oleh adanya perubahan fase
cair menjadi uap dan demikian juga sebaliknya, berkurangnya masa cairan
sebanding dengan bertambahnya masa uap. Untuk perhitungan neraca massa dan
Refinery Distillation”, karangan R.N Watkins. Seperti pada gambar dibawah ini :
21
Pada skripsi kali ini akan digunakan perhitungan neraca massa dan panas
dengan kolom type A, yang dimaksud type A yaitu menggunakan pump around.
Gambar 2.4 Neraca massa dan panas pada sidestream – Kolom Type A
22
Berikut ini adalah persamaan neraca massa dan panas pada top tray dan
condensor.
Gambar 2.5 Neraca massa dan panas pada top tray dan condensor
23
Keterangan gambar :
SW = Stripping steam
LO = Overflash
D = Produk distillate
V = Vapor
QC = Beban condenser
24
2.6 Perhitungan Diameter Kolom
T = Temperature, oF
mv
ρV =
V .....................................................................................2-7
√
A 2
D= πD
π A=
4 atau 4 ..............................................................2-8
25
Keterangan : A = Luas penampang kolom, ft2
D = Diameter Kolom, ft
Q
A=
V ..............................................................................................2-9
tergantung dari tray spacing dan jenis tray-nya serta densitas uap dan densitas
W
Velocity =
a √
=K ρ ν ( ρl −ρν )
....................................................2-108: 493)
dan biaya, sehingga dapat ditentukan apakah akan menggunakan tray, random
packing atau structural packing dalam perancangannya. Secara khusus, tray lebih
26
banyak dipilih jika tekanan operasi dan aliran liquida tinggi dan jika kolom
Valve tray
Jenis tray yang umum digunakan adalah Bubble-cap tray, sieve tray, dan
valve tray. Dalam membandingkan unjuk kerja dari ketiga tray tersebut, dasar
penurunan tekanan (pressure drop). Dari segi kapasitas, urutan mulai dari
kapasitas yang paling besar sampai paling kecil adalah sieve tray, valve tray, dan
27
Tabel 2.4 Tray Properties
Seminar
membuat seleksi mendasar pada performa dan biaya dalam menentukan apakah
akan menggunakan tray, random packing atau structural packing yang paling
baik digunakan dalam rancangannya. Secara khusus, tray lebih banyak dipilih jika
tekanan operasi dan aliran liquida tinggi dan jika kolom mempunyai diameter
yang besar.
Tray type yang umum digunakan adalah Bubble-cap tray, sieve tray, dan
valve tray. Untuk membandingkan unjuk kerja dari ketiga tray tersebut didasarkan
Dari segi biaya, Bubble-cap tray lebih mahal dari pada sieve tray atau valve
tray. Harga relatifnya tergantung dari material dan konstruksi yang digunakan.
28
Untuk bahan mild steel, rasio antara Bubble-cap tray, valve tray, dan sieve tray
Dari segi kapasitas, urutan mulai dari kapasitas yang paling besar sampai
paling kecil adalah sieve tray, valve tray, dan bubble-cap tray.
operasi disini berarti batasan aliran antara uap dan cairan yang melalui tray
Bubble-cap tray mempunyai operasi yang efisien pada aliran uap yang
sangat rendah. Sieve tray tidak dapat dioperasikan pada aliran uap yang sangat
rendah, namun dengan desain yang baik, dapat dioperasikan pada rentang
tekanan pada tray tergantung pada desain secara detail dari alat kontak tersebut,
namun secara umum, sieve tray mempunyai penurunan tekanan yang paling
rendah, diikuti oleh valve tray, serta bubble-cap tray mempunyai penurunan
29
2.8 Tebal Plat dinding Kolom
ASME, API - ASME dan mendasarkan pada kombinasi beban (Wind Ward Side)
PR
t= + C ....................................................................2-1110:201)
SE−0.6 P
Tutup atas dan dasar dari kolom dipilih yang berbentuk ellipsoidal dengan
PD
t= +C ..................................................................... 2.1210:201)
2 SE- 0.2 P
Keterangan:
30
Setelah ditemukan ketebalan minimum dari pelat yang dihitung, kemudian
pada kondisi fluida. Umumnya untuk kilang minyak sekitar 5 mills pertahun (
1
∈¿ untuk 12 tahun) untuk fluida yang tidak korosif sudah memuaskan.
16
1310:202)
2 Pw h2 W
t= + ....................................................................2-1410:208)
πD ' S B π D m S B
W = Weight of vessel, lb
31
Jika berat kolom dan jumlah serta jenis tray serta jenis material peralatan
telah ditentukan, maka harga kolom dapat ditaksir berdasarkan diameter dan
tinggi kolom dengan menggunakan lampiran 14, Figure 15.11 Purchased cost of
vertical columns9:793), untuk harga tray diperkirakan dari lampiran 15, Figure
15.13 Purchased cost of trays in tray columns 9:794). Sedangkan untuk harga isolasi
perhitungan, maka harga peralatan dapat dicari dengan memakai formulasi Six –
( )
0,6
XA
Harga Peralatan A = Harga Peralatan B
XB
...........................2-15
dari harga tahun sebelumnya dapat ditentukan harga peralatan ditahun berikutnya
saat unit dibangun. Parameter interpolasi yang banyak digunakan adalah Nelson
Farrar Index.
32
dikendalikan didalam suatu proses diantaranya yang paling umum adalah tekanan
(pressure) didalam sebuah bejana atau pipa, aliran (flow) didalam pipa, suhu
(temperature) di unit seperti heat exchanger, atau permukaan zat cair (level)
disebuah tangki. Ada beberapa parameter lain diluar keempat parameter diatas
yang cukup penting dan juga perlu dikendalikan karena kebutuhan spesifik
minyak mentah, warna produk di suatu fasilitas pencairan gas (NGL), dan
sebagainya4).
proses seperti :
Supaya bisa mencapai kondisi yang baru pada saat ada perubahan
33
Jadi tujuan pengendali proses adalah untuk menjaga kondisi operasi yang
operasi suatu refinery. Secara umum instrumentasi yang akan dipasang pada di
CDU adalah :
Pressure .
Pressure Transmitter ( PT )
Pressure Indicator ( PI )
34
Pressure Alarm Low / High ( PAL / H )
Temperature .
Temperature Indicator ( TI ).
Flow .
Flow Orifice ( FO )
Flow Transmitter ( FT )
Flow Indicator ( FI )
Level.
Level Transmitter ( LT )
Level Glass ( LG )
Level Indicator ( LI )
35
Level Alarm Low ( LAL )
36
2.9.5 Keselamatan Proses
Dalam perancangan suatu kilang minyak salah satu hal yang sangat
pengujian secara sistimatik terhadap suatu proses dan tujuan rancangan proses
dari pabrik baru guna menilai potensi bahaya akibat terjadinya penyimpangan dari
peralatan dalam sistim dan pengaruh yang ditimbulkan. Hal yang penting
dan penentuan diambil berdasarkan pemikiran tim (brain storming) atau diskusi
kelompok.
dilakukan dengan cara perhitungan secara keseluruhan dari CDU dengan terlebih
dahulu dihitung investasi total dari pembangunan CDU dengan mengacu pada
37
2.10.1 Pengertian Umum
gambaran apakah proyek tersebut layak untuk dilanjutkan atau ditolak. Jika tidak
ada faktor-faktor lain seperti kebijakan pemerintah, tuntutan pelanggan atau yang
keuntungan atau laba. Bila jumlah dana yang tersedia terbatas, sedangkan ada
beberapa alternative proyek investasi memerlukan dana yang besar dengan yang
tersedia, maka dengan cara tertentu dapat diputuskan proyek investasi mana yang
nilai kelayakan dari sebuah kegiatan usaha atau proyek yang akan dilaksanakan
Pada analisa ini yang perlu diperhatikan adalah hasil total atau keuntungan yang
38
2.10.3 Capital Investment
(purchase equipment delivered)9:273). Harga ini tergantung dari jenis dan ukuran
alat yang akan dibangun. Penentuan harga dapat dilakukan dengan ekstrapolasi
dari harga tahun lalu berdasarkan index yang dipakai, umumnya Nelson Farrar
Direct Cost (untuk pendirian proyek), Indirect Cost dan Working Capital.
39
Tabel 2.7 Total Capital Investment Cost Estimation
No Capital %
1 Fixed Capital Investment (FCI) DPC + IPC
2 Working Capital (WC) 10 – 20 % FCI
Total Fixed Capital Investment FCI + WC
proses produksi. Biaya – biaya ini meliputi Manufacturing Cost dan General
Expense. Manufacturing Cost terdiri dari Direct Production Cost, Fixed Charge
dan Plant Overhead Cost. Perkiraan komponen pada Production Cost bisa
No Cost %
1 Raw Material 10 – 80 % TPC
2 Operation Labor 10 – 20 % TPC
3 Supervision 10 – 20 % Operation Labor
4 Utilities 10 – 20 % TPC
5 Maintenance 2 – 10% FCI
6 Royalty / patent 0 – 6% TPC
7 Operating Supplies 10 – 20% Maintenance
8 Laboratory 10 - 20% Operation Labor
Total Direct Production Cost 60 – 66 % TPC
(DPC)
40
Tabel 2.10 General Expense Estimation
No Cost %
1 Administration 2 – 5% TPC
2 Research and Development 2 – 5% TPC
3 Distribusi and Marketing 2 – 20 % TPC
Total General Expenses (GE) 15 – 25 % TPC
2.10.5 Keuntungan
production cost. Keuntungan menjadi syarat mutlak untuk sebuah proyek. Dengan
keuntungan akan didapatkan nilai tambah dari sebuah investasi sekaligus untuk
keuntungan kotor (gross earning) dan keuntungan bersih yang telah dipotong oleh
parameter, yaitu : Pay Out Time (POT), % Rate of Return (ROR), Net Present
Value (NPV), Interest Rate of Return (IRR) dan Break Even Point (BEP).
41
1. Rate of Return (ROR)
dengan Fixed Capital Investment (investasi modal tetap) dalam periode umur
modal investasi setiap tahunnya. Semakin besar nilai ROR, maka proyek semakin
investasi proyek (dalam hitungan tahun). Untuk petroleum industri berkisar antara
5 sampai 10 tahun. Diharapkan harga POT sekecil mungkin, karena makin kecil
merupakan industri dengan resiko tinggi, sehingga memerlukan safety yang tinggi
pula.
¿ Capital Investment
POT = ....................................................2-17
Profit after tax
membandingkan bunga bank. Nilai yang diperoleh dari IRR adalah gambaran
interest rate (bunga) dari investasi. Perhitungan nilai IRR dilakukan dengan cara
trial and error sampai diperoleh harga NPV = 0. Nilai ini harus lebih besar dari
42
besarnya bunga bank saat proyek dibangun, atau dapat diperoleh pada tabel 8.1
karena bunga bank tidak akan selalu sama pada setiap tahunnya bahkan berubah
setiap hari. Semakin tinggi perbedaan IRR dengan bunga bank, proyek semakin
Net Present Value adalah suatu cara untuk mengukur keuntungan proyek
investasi dengan mempertimbangkan interest rate atau bunga bank yang dihitung,
menjadi nilai uang tahun saat proyek dibangun. Pendeknya NPV adalah nilai
Keuntungan dapat dilihat dari harga present value. Makin besar harga NPV,
hubungannya. Apabila unit sudah dijalankan, hal ini akan menjadi faktor yang
juga menentukan biaya, untuk itu dalam melakukan design sebuah pabrik,
alat akan tidak beroperasi apabila dilakukan perbaikan) dan permintaan pasar akan
Gambar 2.7 memperlihatkan efek dari biaya dan keuntungan dengan dasar
aliran produksi. Seperti yang dapat terlihat dari figure tersebut, Fixed Cost akan
43
selalu konstan sedangkan total biaya produksi akan terus meningkat apabila
kapasitas yang akan diolah sehingga dapat memberikan biaya yang optimal9:231).
sama dengan pendapatan dari hasil penjualan produk. BEP merupakan titik impas
keuntungan yang diperoleh sama dengan nol. Semakin kecil nilai BEP, semakin
baik. BEP yang menjadi pertimbangan dilaksanakannya suatu proyek lebih baik
Gambar 2.7 Grafik Break Even untuk Pabrik Pemproses Bahan Kimia
44