Anda di halaman 1dari 10

PRE EMPLOYMENT TRAINING PROGRAM 2019

WEEKLY REPORT (WEEK – 06)

Rahmat Lutfan Azhizham


PT ALP Petro Industry
Februari 2019
PRE EMPLOYMENT TRAINING PROGRAM 2019
WEEKLY REPORT (WEEK – 06)

I. Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin 25 Maret 2019 sampai hari Jum’at 29
Maret 2019.

II. Jenis Kegiatan


Pada kegiatan training minggu pertama ini terdapat berbagai macam kegiatan
yang akan dijabarkan pada tabel kegiatan dibawah ini :

Tabel 1. Kegiatan Training Minggu Pertama

No. Jenis Kegiatan Waktu Kegiatan


Metode Analisa Pentane dan Toluene Insoluble Senin 25 Maret 2019 –
1.
ASTM D. 893 Jum’at 29 Maret 2019
Senin 25 Maret 2019 –
2. Metode Analisa Compatibility
Jum’at 29 Maret 2019
Senin 25 Maret 2019 –
3. Metode Analisa Gasoline Diluent ASTM D.322
Jum’at 29 Maret 2019
I. Metode Analisa Pentane dan Toluene Insoluble
ASTM D. 893

1.1. Cakupan
Metode ini digunakan untuk menentukan pentane insoluble dan toluene insoluble dalam
pelumas bekas.

1.2. Prosedur

A. Pentane Insoluble (tanpa koagulan)

1. Keringkan centrifuge tube bersih ke dalam oven bersuhu 105 ± 3 oC selama 30 menit,
setelah itu masukkan dalam desikator dan kemudian timbang dengan ketelitian 1 mg.
2. Timbang 10 ± 1 gram sample* dalam centrifuge tube, tambah pentane sampai tanda
batas 100 ml, sumbat dan kocok sampai homogen (jangan biarkan campuran lebih
dari 3 jam).
3. Buka sumbat dan bilas campuran yang menempel kedalam tube dengan pentane.
Putar dalam centrifuge berkecepatan 1500 rpm selama 20 ± 1 menit.
4. Tuang supernatan (cairan yang berada diatas endapan setelah adanya pemutaran
centrifuge tube) sampai tersisa maksimal 3 ml.
5. Tambahkan 10 ± 1 ml pentane, aduk dengan kawat sampai semua sedimen terlarut.
6. Bilas kawat pengaduk dengan pentane sampai semuanya masuk kedalam tube,
tambahkan sampai tanda 50 ml. Sumbat dan kocok sampai homogen.
7. Buka sumbat dan bilas dengan pentane. Putar lagi dalam centrifuge dengan kecepatan
1500 rpm selama 20 ± 1 menit.
8. Ulangi langkah nomor 4 – 7, kemudian tuang semua supernatan tapi jangan sampai
mengganggu padatan insoluble didasar tube.
9. Panaskan tube dalam oven bersuhu 105 ± 3 oC selama 30 menit, dinginkan dalam
desikator. Timbang dengan ketelitian 1 mg.
Pentane Insoluble, % wt = ( B / A ) x 100 / C
Dimana :
A = berat tube centrifuge ksosong, gr
B = berat insoluble pentane + tube, gr
C = berat sample, gr

B. Toluene Insoluble

Untuk toluene insoluble, langkah analisa pentane insoluble sebelum pengeringan


dilanjutkan dengan :
1. Tambahkan 10 ± 1 ml toluene-alcohol ( toluene : denaturated ethanol = 1 : 1 ), aduk
insoluble dengan kawat sampai terlarut.
2. Bilas kawat dengan toluene-alcohol sampai tanda batas 50 ml, sumbat tube dan kocok
sampai campuran homogen.
3. Buka sumbat dan bilas campuran yang menempel kedalam tube dengan sedikit
solven. Putar dalam centrifuge berkecepatan 1500 rpm selama 20 ± 1 menit.
4. Tuang supernatan, hati hati agar insoluble pada dasar tube jangan sampai ikut
terbuang.
5. Ulangi semua langkah diatas, lalu keringkan dalam oven bersuhu 105 ± 3 oC selama 1
jam. Dinginkan dalam desikator dan timbang dengan ketelitian 1 mg.

Toluene insoluble, % wt = ( D / A ) x 100 / C


Dimana :
A = berat tube centrifuge kosong, gr
B = berat insoluble toluene + tube, gr
C = berat sample, gr
Catatan :
o
* Panaskan sample 60 C dalam wadah aslinya, lalu aduk sampai semua sedimen larut
merata dalam sample. Saring dengan saringan 150 µm untuk memisahkan partikel
besar.
1.3. Presisi

Pentane Insoluble, % Repeatability, % Reproducibiltiy, %


0,0 – 1,0 0,07 0,10
>1,0 10 % dari hasil 15 % dari hasil

Toluene Insoluble, % Repeatability, % Reproducibility, %


0,1 0,068 0,14
0,2 0,097 0,20
0,3 0,12 0,24
0,4 0,14 0,28
0,5 0,15 0,31
0,6 0,17 0,34
0,7 0,18 0,37
0,8 0,19 0,39
0,9 - 0,42
1,0 - 0,44
1,1 - 0,46

1.4. APD / PPE Yang Wajib Dipakai

1. Laboratory Coat
2. Rubber Gloves
3. Comfort Mask
4. Safety Shoes
II. Metoda Analisa Compatibility

2.1. Cakupan
Metoda ini digunakan untuk menentukan kompatibilitas ( dapat bercampur dengan homogen
dan stabil ) dua jenis minyak pelumas dengan perbandingan tertentu.

2.2. Prosedur untuk Engine Oil

1. Lakukan tes Oil A dan B :


a. Kinematic Viscosity 40 oC
b. Kinematic Viscosity 100 oC
c. Viscosity Index
d. Flash Point COC
e. TBN
f. Foaming Sequence 1
2. Campur 50 % wt Oil A + 50 % wt Oil B, aduk sampai homogen ( 1000 rpm, 50 oC, 30
menit ), kemudian diamkan selama 20 menit, amati appearance secara visual. Jika terjadi
presipitasi ( Not Pass ) maka test dihentikan. Jika tidak terjadi presipitasi ( Pass ) maka
test dilanjutkan.
3. Panaskan campuran tersebut pada temp 120 oC selama 20 menit, kemudian biarkan
sampai mencapai suhu kamar, amati appearance secara visual. Jika terjadi presipitasi (
Not Pass ) maka test dihentikan, jika tidak terjadi presipitas ( Pass ) maka setelah diambil
± 100 ml, lanjutkan test :
a. Kinematic Viscosity 40 oC
b. Kinematic Viscosity 100 oC
c. Viscosity Index
d. Flash Point COC
e. TBN
f. Foaming Sequence 1
4. Secara parallel lakukan pendinginan ± 100 ml campuran tadi pada suhu – 15 oC selama
20 menit. Kemudian biarkan sampai mencapai suhu kamar, amati appearance secara
visual. Jika terjadi presipitasi ( Not Pass ) maka test dihentikan, jika tidak terjadi
presipitasi ( Pass ) maka test dilanjutkan.
5. Centrifuge ± 100 ml campuran tersebut pada 1500 rpm selama 20 menit, selanjutnya
amati appearance secara visual. Jika terjadi presipitasi maka laporkan hasil test : Not
Pass. Jika tidak terjadi presipitasi maka laporkan hasil test : Pass.

2.3. Prosedur untuk Non Engine Oil

1. Lakukan tes Oil A dan Oil B :


a. Kinematic Viscosity 40 oC
b. Kinematic Viscosity 100 oC
c. Viscosity Index
d. Flash Point COC
e. TAN
f. Foaming Sequence 1
g. Water Separability
2. Campur 50 % wt Oil A + 50 % wt Oil B, aduk sampai homogen ( 1000 rpm, 50 oC, 30
menit ), kemudian diamkan selama 20 menit, amati appearance secara visual. Jika terjadi
presipitasi ( Not Pass ) maka test dihentikan. Jika tidak terjadi presipitasi ( Pass ) maka
test dilanjutkan.
3. Panaskan campuran tersebut pada temperature 120 oC selama 20 menit, kemudian
biarkan sampai mencapai suhu kamar, amati appearance secara visual. Jika terjadi
presipitasi ( Not Pass ) maka test dihentikan, jika tidak terjadi presipitasi ( Pass ) maka
setelah diambil ± 100 ml dilanjutkan test :
a. Kinematic Viscosity 40 oC
b. Kinematic Viscosity 100 oC
c. Viscosity Index
d. Flash Point COC
e. TAN
f. Foaming Sequence 1
g. Water Separability
4. Secara parallel lakukan pendinginan ± 100 ml campuran tadi pada suhu – 15 oC selama
20 menit. Kemudian biarkan sampai mencapai suhu kamar, amati appearance secara
visual. Jika terjadi presipitasi ( Not Pass ) maka test dihentikan, jika tidak terjadi
presipitasi ( Pass ) maka test dilanjutkan.
5. Centrifuge ± 100 ml campuran tersebut pada 1500 rpm selama 20 menit, selanjutnya
amati appearance secara visual. Jika terjadi presipitasi maka laporkan hasil test : Not
Pass. Jika tidak terjadi presipitasi maka laporkan hasil test : Pass.

2.4. APD / PPE Yang Wajib Dipakai

1. Laboratory Coat
2. Leather Gloves
3. Contton Gloves
4. Comfort Mask
5. Safety Shoes
6. Fume Hood / Blower
III. Metode Analisa Gasoline Diluent ASTM D. 322

3.1. Cakupan
Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya gasoline yang tercampur dalam pelemas
di crankcase mesin yang menggunakan gasoline sebagai bahan bakarnya.

3.2. Prosedur

1. Masukkan sample sebanyak 25 ± 0,5 ml ( atau setara dengan beratnya, pada density 30
o
C ) kedalam RBF 1000 ml*, tambahkan 500 ml air.
2. Masukkan air dingin kedalam water trap sampai ± 2 ml mark, lalu tambahkan juga 1 ±
0,1 ml denaturated ethanol.
3. Pasang RBF yang telah dirangkai dengan water trap dan condenser pada electric heater,
kemudian lakukan pemanasan.
4. Atur pemanasan agar terjadi refluks setelah 7 – 10 menit sejak pemanasan dimulai,
kemudian atur laju pemanasan sehingga terjadi 1 – 3 tetes kondensat per detik.
5. Amati jumlah gasoline diluent di water trap pada menit ke 5, 15, 30, 45 dan 60.
6. Analisa dianggap selesai jika penambahan gasoline diluent di water trap tidak lebih dari
0,1 ml dalam 15 menit pengamatan atau memenuhi kriteria berikut :
7. Setelah analisa selesai matikan heater, baca volume gasoline diluent, laporkan dalam %
vol setelah dikalikan 4. Jika hasil gasoline diluent melebihi kapasitas water trap ( 5 ml
capacity ), hentikan pemanasan dan laporkan hasilnya > 20 %.
Catatan :
* Jika pengukuran sample menggunakan measuring cylinder, maka bilas measuring
cylinder tersebut dengan air panas secukupnya sehingga tidak ada sample yang tertinggal
di measuring cylinder tersebut, lalu tambahkan air kedalam RBF (Round Bottom Flask)
sehingga total volume air = 500 ml.

3.3. Presisi
Repeatability = 0,6 % vol
Reproducibilty = 1,4 % vol
3.4. APD / PPE Yang Wajib Dipakai

1. Rubber Gloves
2. Leather Gloves
3. Safety Shoes
4. Fume Hood / Blower

Anda mungkin juga menyukai