Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat nikmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan amanah ini dengan
semaksimal mungkin sesuai kesempatan yang telah diberikan hingga saat ini.
Pertama, kami menghaturkan rasa syukur dan terima kasih kepada Bpk. Andi Jumardi, ST.,
MT, selaku Dosen Pengampu mata kuliah Fluida Reservoir, atas waktu dan kesempatannya dalam
rangka membimbing kami untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kedua, kami juga berterima
kasih kepada rekan-rekan kami yang telah memberikan sedikit sumbangsih demi kesuksesannya
pembuatan makalah ini.
Kami berharap, bahwa makalah ini dapat memberikan sedikit kontribusi pengetahuan
mengenai masalah 5 jenis fluida reservoir dan identifikasinya (secara khususnya).Meskipun di balik
itu semua terdapat kekurangan-kekurangan yang sudah sepatutnya menjadi perhatian kami untuk
mengevaluasi kembali.Kami memohon maaf atas segala kekurangan yang ada.Sebagai feedback,
saran dan kritik sangat kami harapkan demi pembuatan makalah kedepannya yang lebih baik.Sekian
dan Terima Kasih.
Penyusun
Tujuan …………………………………………………………………………………….. 4
Kesimpulan ………………………………………………………………………………. 14
Saran ……………………………………………………………………………………… 14
Ada lima jenis fluida reservoir. Beberapa jenis fluida ini biasanya disebut minyak non
volatil (Black Oil), minyak volatil (Volatile Oil), Retrograde Gas, Wet Gas, dan Dry Gas.
Kelima jenis fluida reservoir telah ditentukan karena masing-masing memerlukan pendekatan
yang berbeda oleh teknisi reservoir dan teknisi produksi.
Seorang teknisi perminyakan harus menentukan jenis fluida di awal umur
reservoirnya. Jenis fluida adalah faktor penentu dalam berbagai keputusan yang harus dibuat
sebelum melakukan proses pemboran dan produksi. Metode sampling fluida, jenis dan ukuran
peralatan permukaan, prosedur kalkulasi untuk menentukan minyak dan gas di tempat, teknik
memprediksi cadangan minyak dan gas bumi, rencana penipisan, dan pemilihan metode
pemulihan yang ditingkatkan semuanya bergantung pada jenis fluida reservoir.
1.3. Tujuan
2. API (American Petroleum Institute) Gravity, sebagai timbal balik terhadap Spesific Gravity
Gas Oil Ratio adalah perbandingan antara jumlah volume gas dan minyak dalam
suatu reservoir. Pada saat kondisi awal dari suatu reservoir (initial), GOR menjadi
penentu yang paling utama dalam menentukan jenis-jenis dari fluida reservoir tersebut,
dimana apabila jumlah volume liquid (oil) yang lebih mendominasi, maka nilai GOR
semakin rendah. Sedangkan apabila jumlah volume gas yang lebih mendominasi maka
nilai GOR semakin tinggi.
API Gravity adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan berat jenis minyak
dan digunakan sebagai klasifikasi minyak bumi yang paling sederhana. Indikator ini
hanya menjadi indikator tambahan apabila indikator sebelumnya (GOR Initial) masih
diragukan kebenarannya.
Derajat API yang menentukan bagus atau tidaknya kualitas dari suatu fluida,
memiliki nilai yang berbanding terbalik terhadap nilai densitas suatu bahan, karena
semakin berat suatu fluida akan menyebabkan tingkat didih yang diperlukan juga akan
semakin besar, sehingga kualitas dari suatu fluida juga akan semakin baik (dinyatakan
dengan derajat API yang rendah). Demikian pula sebaliknya.
Indikator ini hanya sebagai indikator tambahan pula apabila kedua indikator
sebelumnya (GOR Initial & API Gravity) masih diragukan kembali dalam
mengidentifikasi jenis-jenis fluida reservoir tersebut. Untuk indikator ini hanya
langsung dilihat dari warna fluida yang ada. Biasanya, apabila terlihat semakin pekat
dan kegelap-gelapan menunjukkan ciri-ciri yang semakin bersifat ke oil berat.
Sebaliknya, apabila semakin keterang-terangan bahkan hingga tidak terlihat warnanya
menunjukkan ciri-ciri yang semakin bersifat ke gas ringan.
Akan tetapi, dalam suatu kondisi ketika di reservoir bisa saja terjadi pengotoran
fluida oleh bahan-bahan tertentu yang dapat merubah warna asli daripada fluida asalnya
tersebut. Oleh karena itu, warna cairan stok-tangki saja bukanlah indikator yang baik.
Namun, berat dan warna cairan tangki stok berguna dalam mengkonfirmasikan jenis
cairan yang ditunjukkan oleh GOR Initial tersebut.
Black oil terdiri dari variasi rantai hidrokarbon termasuk molekul-molekul yang
besar, berat dan tidak mudah menguap (non-volatile). Diagram fasa-nya mencakup
rentang temperatur yang luas. Diagram fasa dari black oil secara umum ditunjukkan
oleh gambar di bawah. Garis pada envelope fasa mewakili volume fluida yang konstan,
di ukur sebagai persentase volume total. Garis ini disebut iso-vol atau garis kualitas.
Jika dilihat jarak antara garis hampir sama. Garis 1-2-3 menandakan penurunan tekanan
pada temperatur konstan yang terjadi di reservoir selama produksi, tekanan dan
temperatur separator juga di tandai dalam diagram.
Ketika tekanan Reservoir berada pada garis 1-2, minyak dikatakan dalam keadaan
tak jenuh (undersaturated) karena minyak dapat melarutkan banyak gas pada kondisi
ini. Jika tekanan reservoir berada pada titik 2 maka minyak berada pada bubble point
Nama dari black oil didapat dari misnomer karena kebanyakan dari fluida jenis ini
bewarna hitam, tetapi warnanya tidak selalu hitam. Tipe ini sering juga disebut sebagai
low shringkage crude oil atau ordinary oil.
Volatile oil mempunyai kandungan molecul berat lebih sedikit dan lebih banyak
kandungan dari intermediate (etana sampai heksana) dari Black Oil. Diagram fasa dari
volatile oil cukup jauh berbeda dari black oil. Range temperature dari diagram fasa
volatile oil lebih kecil, tetapi posisi dari titik kritis jauh lebih rendah dari black oil dan
faktanya bahwa titik kritis sangat dekat dengan suhu dari reservoir itu sendiri.
Diagram fasa dari retrograde gas lebih kecil dari diagram fasa minyak, dan titik
kritis jauh dibawah dan lebih ke kiri dari envelope. Perubahan ini terjadi karena
kandungan molekul berat lebih sedikit dibandingkan dengan molekul ringan. Berikut
diagram fasa retogade gas :
Seperti terlihat pada gambar awalnya retrograde merupakan fasa gas di reservoir,
titik bersama dengan menurunnya tekanan di reservoir, retrograde memberikan titik
embun, titik 2. Bersamaan dengan menurunnya tekanan, cairan mengembun dari gas
untuk membentuk cairan bebas di reservoir. Fluida ini sebagian tidak mengalir dan
tidak dapat diproduksi. Jalur tekanan reservoir pada diagram fasa menunjukan bahwa
pada beberapa tekanan yang rendah fluida mulai mengembun. Hal ini terjadi di
laboratorium, walaupun demikian, ada kemungkinan hal ini tidak terjadi secara luas di
reservoir karena selama produksi keseluruhan komposisi dari fluida reservoir berubah.
Retrograde Gas juga disebut sebagai Retrograde Gas-Kondensat, Retrograde
Kondensat-Gas, Gas Kondensat ataupun Kondensat. Penggunaan kata “kondensat”
dalam nama fluida reservoir menimbulkan kerancuan. Awalnya, fluida adalah gas
dalam reservoir dan berperilaku retrograde. Oleh karena itu, nama yang benar adalah
Retrograde Gas.
Wet gas terjadi semata-mata sebagai gas di dalam reservoir sepanjang penurunan
tekanan reservoir. Jalur tekanan garis 1-2, tidak masuk kedalam lengkungan fasa maka
dari itu tidak ada cairan yang terbentuk di dalam reservoir. Walaupun demikian kondisi
separator berada pada lengkungan fasa yang mengakibatkan sejumlah cairan terjadi di
permukaan (disebut kondesat).
Kata “wet” (basah) pada wet gas (gas basah) bukan berarti gas tersebut basah oleh
air, tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang terkondensasi pada kondisi
permukaan kandungan utama dari reservoir ini umumnya hampir sama dengan dry gas
hanya saja lebih banyak kandungan hidrokarbon intermediate (C2-C6), keadaan
hidrokarbon di reservoir adalah gas namun pada saat di permukaan terjadi proses
kondensasi akibat penurunan tekanan dan temperatur.
Perlu diketahui bahwa setiap reservoir ketika sedang diproduksi minyaknya maka
baik tekanan maupun temperatur akan mengalami penurunan dry gas juga mengalami
penurunan namun karakternya yang berbeda menjadikan fase gas tetap terbentuk dari
reservoir hingga ke permukaan kondensat yang terbentuk di permukaan pada wet gas
terbilang bernilai mahal sebab dalam perminyakan kita selalu menginginkan
hidrokarbon berantai pendek yang memiliki heating value yang lebih besar.
Pada Dry Gas, komponen utamanya adalah metana sehingga fasa gas adalah
keadaan reservoirnya. Bahkan reservoir ini tetaplah berfasa gas mulai dari reservoir
hingga ke permukaannya. Kata "kering" dalam gas kering menunjukkan bahwa gas
tidak mengandung cukup banyak molekul yang lebih berat untuk membentuk cairan
hidrokarbon di permukaan.
Reservoir gas kering sering disebut hanya reservoir gas. Hal ini menyebabkan
kebingungan karena reservoir gas basah kadang disebut reservoir gas. Selanjutnya, gas
retrograde awalnya ada sebagai gas di reservoir.
Satu set persamaan yang dikenal secara kolektif sebagai persamaan Material
Balance Gas telah dirancang untuk menentukan gas asli yang ada dan memprediksi
cadangan gas. Persamaan ini diturunkan untuk Dry Gas dan dapat digunakan untuk Wet
Gas, jika benar-benar diperhatikan untuk menentukan sifat-sifat gas basah. Persamaan
ini berlaku untuk gas retrograde hanya pada tekanan reservoir sekitar Dew Point.
Gas retrograde menunjukkan titik embun saat tekanan berkurang pada suhu
reservoir. Jumlah fraksi dari C7+ kurang dari 12,5 % mol. Perilaku retrograde akan
terjadi pada kondisi reservoir untuk gas dengan kurang dari satu persen heptana plus
(C7+), namun untuk gas ini jumlah cairan pada Retrograde Gas dapat diabaikan.
Identifikasi di lapangan menyebutkan bahwa retrograde gas memiliki initial
producing gas-oil ratio medekati 3300 scf/STB. Batas atas dari nilai tersebut tidak
didefinisikan karena hasil observasi pernah menemukan nilai 150000 scf/STB. Nilai ini
mengindikasikan diagram fasa yang dimilikinya akan lebih kecil dari diagram fasa pada
umumnya. Gas dengan gas-oil ratio tinggi menyebabkan cricondetherm-nya mendekati
temperature reservoir.
Dalam prakteknya untk memproduksi fluida dengan gas-oil ratio di atas 50000
scf/STB, jumlah dari retrograde cair sangat sedikit , terkadang lebih sering disebut wet
gas. Retrograde memilki specific gravity berkisar antara 40-60 API. Warna dari
cairannya biasanya berwarna terang, coklat, orange, kehijauan atau putih air.
3.1. Kesimpulan
Jadi, pada dasarnya 5 jenis fluida reservoir yang sudah diklasifikasikan (Black Oil,
Volatile Oil, Retrograde Gas, Wet Gas dan Dry Gas) berdasarkan pendekatan-pendekatan
yang dilakukan dapat diketahui dari GOR Initial sebagai indikator utama; Derajat API
Gravity, Warna fluida ataupun dari Jumlah fraksi mol dari C7+ sebagai indikator alternatif.
Singkatnya, apabila saturasi (perbandingan volume fluida terhadap volume pori batuan)
semakin menuju minyak atau dengan kata lain fluida yang paling banyak mengisi adalah
minyak bahkan hingga kandungan gas telah habis, maka sifatnya akan semakin menuju
kepada Black Oil. Sebaliknya apabila saturasi semakin menuju gas atau dengan kata lain
fluida yang paling banyak mengisi adalah gas bahkan hingga kandungan minyak telah habis,
maka sifatnya akan semakin menuju kepada Dry Gas.
Kita juga dapat membedakan suatu fluida reservoir berdasarkan perbedaan letak titik
kritis, letak titik separator, letak garis tubing (tubing line), letak pressure pathnya, serta
bentuk phase envelope yang muncul.
3.2. Saran
Semua nilai yang tertera disini tidak serta-merta menunjukkan bahwa nilai tersebut
bersifat mutlak, karena dalam suatu reservoir apapun bisa saja terjadi perubahan kondisi.
Dalam suatu lapangan maupun lapangan yang lain pasti tidak akan bernilai sama. Oleh karena
itu, makalah ini hanyalah sebagai patokan awal dalam menganalisis jenis-jenis fluida secara
umumnya.
McCain, Willam D., Jr. 1993. The Properties of Petroleum Fluids – Second Edition. PenWell
Publishing : Oklahoma.