Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FLUIDA RESERVOIR

“Jenis-Jenis Fluida Reservoir”

Disusun Oleh :

Angga Dwi Febrianto (1601003)


Dimas Eko Saputra (1601050)
Muh. Risky Darmawansyah (1601061)
Rini Mulyana (1601010)
Rizki Darmawan (1601022)

Kelas : Teknik Perminyakan Reg. A 2016

JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK & GAS BUMI
BALIKPAPAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat nikmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan amanah ini dengan
semaksimal mungkin sesuai kesempatan yang telah diberikan hingga saat ini.

Pertama, kami menghaturkan rasa syukur dan terima kasih kepada Bpk. Andi Jumardi, ST.,
MT, selaku Dosen Pengampu mata kuliah Fluida Reservoir, atas waktu dan kesempatannya dalam
rangka membimbing kami untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kedua, kami juga berterima
kasih kepada rekan-rekan kami yang telah memberikan sedikit sumbangsih demi kesuksesannya
pembuatan makalah ini.

Kami berharap, bahwa makalah ini dapat memberikan sedikit kontribusi pengetahuan
mengenai masalah 5 jenis fluida reservoir dan identifikasinya (secara khususnya).Meskipun di balik
itu semua terdapat kekurangan-kekurangan yang sudah sepatutnya menjadi perhatian kami untuk
mengevaluasi kembali.Kami memohon maaf atas segala kekurangan yang ada.Sebagai feedback,
saran dan kritik sangat kami harapkan demi pembuatan makalah kedepannya yang lebih baik.Sekian
dan Terima Kasih.

Balikpapan, 17 Oktober 2017

Penyusun

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .…………………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI .…………………………………………………………………………………….. 3

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………………………. 4

Latar Belakang …………………………………………………………………………… 4

Rumusan Masalah .………………………………………………………………………. 4

Tujuan …………………………………………………………………………………….. 4

BAB II : PEMBAHASAN .………………………………………………………………………. 5

Parameter Identifikasi Jenis Fluida Reservoir ………………………………………… 5

Jenis-Jenis Fluida Reservoir …………………………………………………………….. 6

Identifikasi Fluida Reservoir dari Data Lab & Lapangan ……………………………. 12

BAB III : PENUTUP …………………………………………………………………………….. 14

Kesimpulan ………………………………………………………………………………. 14

Saran ……………………………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………. 15

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 3


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ada lima jenis fluida reservoir. Beberapa jenis fluida ini biasanya disebut minyak non
volatil (Black Oil), minyak volatil (Volatile Oil), Retrograde Gas, Wet Gas, dan Dry Gas.
Kelima jenis fluida reservoir telah ditentukan karena masing-masing memerlukan pendekatan
yang berbeda oleh teknisi reservoir dan teknisi produksi.
Seorang teknisi perminyakan harus menentukan jenis fluida di awal umur
reservoirnya. Jenis fluida adalah faktor penentu dalam berbagai keputusan yang harus dibuat
sebelum melakukan proses pemboran dan produksi. Metode sampling fluida, jenis dan ukuran
peralatan permukaan, prosedur kalkulasi untuk menentukan minyak dan gas di tempat, teknik
memprediksi cadangan minyak dan gas bumi, rencana penipisan, dan pemilihan metode
pemulihan yang ditingkatkan semuanya bergantung pada jenis fluida reservoir.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun beberapa point yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini, yakni mengenai :
 Ada apa sajakah indikator/parameter yang digunakan dalam mengidentifikasi jenis-jenis
fluida reservoir?
 Bagaimanakah karakteristik dari kelima jenis fluida tersebut sesuai dengan diagram
fasanya?
 Bagaimanakah nilai ketentuan dari masing-masing jenis fluida tersebut sesuai dengan
indikator-indikatornya?

1.3. Tujuan

Substansi dari makalah ini adalah untuk menginformasikan pengklasifikasian jenis-


jenis fluida reservoir secara umumnya, yang nantinya bertujuan agar dapat memahami
perbedaan sifat fisika, kimia atau perbedaan lainnya dari masing-masing jenis fluidanya yang
tentunya mengacu pada bentuk diagram fasanya, serta untuk dapat mengetahui metode-
metode mana yang perlu dilakukan sesuai berdasarkan jenis-jenis fluida tersebut yang lebih
lanjut akan dibahas pada materi-materi selanjutnya.

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 4


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Parameter Identifikasi Jenis Fluida Reservoir

Dalam mengidentifikasi jenis-jenis reservoir dapat dibedakan berdasarkan fluida yang


terkandung di dalamnya, Fluida reservoir diklasifikasi berdasarkan beberapa parameter, yaitu:

1. GOR (Gas-Oil Ratio) pada saat awal produksi.

2. API (American Petroleum Institute) Gravity, sebagai timbal balik terhadap Spesific Gravity

3. Warna dari fluida ketika di stock tank.

Gambar 1.20. Klasifikasi Jenis-Jenis Fluida Reservoir Berdasarkan Parameter-Parameternya

2.1.1. Gas Oil Ratio Initial

Gas Oil Ratio adalah perbandingan antara jumlah volume gas dan minyak dalam
suatu reservoir. Pada saat kondisi awal dari suatu reservoir (initial), GOR menjadi
penentu yang paling utama dalam menentukan jenis-jenis dari fluida reservoir tersebut,
dimana apabila jumlah volume liquid (oil) yang lebih mendominasi, maka nilai GOR
semakin rendah. Sedangkan apabila jumlah volume gas yang lebih mendominasi maka
nilai GOR semakin tinggi.

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 5


2.1.2. API Gravity (American Petroleum Institute Gravity)

API Gravity adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan berat jenis minyak
dan digunakan sebagai klasifikasi minyak bumi yang paling sederhana. Indikator ini
hanya menjadi indikator tambahan apabila indikator sebelumnya (GOR Initial) masih
diragukan kebenarannya.
Derajat API yang menentukan bagus atau tidaknya kualitas dari suatu fluida,
memiliki nilai yang berbanding terbalik terhadap nilai densitas suatu bahan, karena
semakin berat suatu fluida akan menyebabkan tingkat didih yang diperlukan juga akan
semakin besar, sehingga kualitas dari suatu fluida juga akan semakin baik (dinyatakan
dengan derajat API yang rendah). Demikian pula sebaliknya.

2.1.3. Warna Fluida Pada Saat di Stock Tank

Indikator ini hanya sebagai indikator tambahan pula apabila kedua indikator
sebelumnya (GOR Initial & API Gravity) masih diragukan kembali dalam
mengidentifikasi jenis-jenis fluida reservoir tersebut. Untuk indikator ini hanya
langsung dilihat dari warna fluida yang ada. Biasanya, apabila terlihat semakin pekat
dan kegelap-gelapan menunjukkan ciri-ciri yang semakin bersifat ke oil berat.
Sebaliknya, apabila semakin keterang-terangan bahkan hingga tidak terlihat warnanya
menunjukkan ciri-ciri yang semakin bersifat ke gas ringan.
Akan tetapi, dalam suatu kondisi ketika di reservoir bisa saja terjadi pengotoran
fluida oleh bahan-bahan tertentu yang dapat merubah warna asli daripada fluida asalnya
tersebut. Oleh karena itu, warna cairan stok-tangki saja bukanlah indikator yang baik.
Namun, berat dan warna cairan tangki stok berguna dalam mengkonfirmasikan jenis
cairan yang ditunjukkan oleh GOR Initial tersebut.

2.2. Jenis-Jenis Fluida Reservoir

2.2.1. Black Oil

Black oil terdiri dari variasi rantai hidrokarbon termasuk molekul-molekul yang
besar, berat dan tidak mudah menguap (non-volatile). Diagram fasa-nya mencakup
rentang temperatur yang luas. Diagram fasa dari black oil secara umum ditunjukkan
oleh gambar di bawah. Garis pada envelope fasa mewakili volume fluida yang konstan,
di ukur sebagai persentase volume total. Garis ini disebut iso-vol atau garis kualitas.
Jika dilihat jarak antara garis hampir sama. Garis 1-2-3 menandakan penurunan tekanan
pada temperatur konstan yang terjadi di reservoir selama produksi, tekanan dan
temperatur separator juga di tandai dalam diagram.
Ketika tekanan Reservoir berada pada garis 1-2, minyak dikatakan dalam keadaan
tak jenuh (undersaturated) karena minyak dapat melarutkan banyak gas pada kondisi
ini. Jika tekanan reservoir berada pada titik 2 maka minyak berada pada bubble point

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 6


dan dikatakan dalam keadaan jenuh (saturated). Minyak mengandung gas sebanyak
mungkin yang dapat dikandungnya.
Penurunan tekanan mengakibatkan gas yang terkandung tersebut akan terbebas
dan membentuk fasa gas. Saat tekanan reservoir menurun mengikuti gari 2-3, gas
tambahan mengebang di dalam reservoir. Sebenarnya minyak dalam keadaan jenuh di
sepanjang garis 2- 3.Titik gelembung merupakan kasus istimewa dari saturasi dimana
muncul gelembung gas untuk pertama kali.

Nama dari black oil didapat dari misnomer karena kebanyakan dari fluida jenis ini
bewarna hitam, tetapi warnanya tidak selalu hitam. Tipe ini sering juga disebut sebagai
low shringkage crude oil atau ordinary oil.

2.2.2. Volatile Oil

Volatile oil mempunyai kandungan molecul berat lebih sedikit dan lebih banyak
kandungan dari intermediate (etana sampai heksana) dari Black Oil. Diagram fasa dari
volatile oil cukup jauh berbeda dari black oil. Range temperature dari diagram fasa
volatile oil lebih kecil, tetapi posisi dari titik kritis jauh lebih rendah dari black oil dan
faktanya bahwa titik kritis sangat dekat dengan suhu dari reservoir itu sendiri.

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 7


Garis vertical yang menunjukkan temperature konstan pada tekanan yang
berbeda. Dapat dilihat bahwa sedikit perubahan pada tekanan di bawah bubble point
dapat menyebabkan pelepasan gas dalam jumlah banyak dalam reservoir. Volatile gas
dapat berupa 50% gas dalam reservoir dengan keadaan beberapa psi saja di bawah
tekanan bubble point. Keadaan ini memberikan nama lain yaitu high shrinkage crude
oils atau minyak yang hampir kritis.
Himpunan persamaan yang dikenal secara kolektif sebagai persamaan Material
Balance yang digunakan untuk Black Oil tidak akan bekerja untuk Volatile Oil.
Persamaan ini diturunkan dengan asumsi bahwa gas yang terkait dengan fluida reservoir
adalah Dry Gas (didefinisikan kemudian). Hal ini berlaku untuk Black Oil kecuali pada
tekanan reservoir rendah.
Namun, gas yang terkait dengan minyak volatil cukup melimpah, biasanya dalam
bentuk Gas Retrograde (didefinisikan belakangan). Gas kaya ini melepaskan sejumlah
besar cairan saat bergerak ke permukaan. Seringkali lebih dari satu setengah cairan
tangki stok yang dihasilkan selama masa tinggal reservoir minyak yang mudah
menguap memasuki sumur bor sebagai bagian dari gas. Situasi ini menyebabkan
persamaan Material Balance menjadi tidak cocok untuk minyak yang mudah menguap
(Volatile Oil).

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 8


2.2.3. Retrograde Gas

Diagram fasa dari retrograde gas lebih kecil dari diagram fasa minyak, dan titik
kritis jauh dibawah dan lebih ke kiri dari envelope. Perubahan ini terjadi karena
kandungan molekul berat lebih sedikit dibandingkan dengan molekul ringan. Berikut
diagram fasa retogade gas :

Seperti terlihat pada gambar awalnya retrograde merupakan fasa gas di reservoir,
titik bersama dengan menurunnya tekanan di reservoir, retrograde memberikan titik
embun, titik 2. Bersamaan dengan menurunnya tekanan, cairan mengembun dari gas
untuk membentuk cairan bebas di reservoir. Fluida ini sebagian tidak mengalir dan
tidak dapat diproduksi. Jalur tekanan reservoir pada diagram fasa menunjukan bahwa
pada beberapa tekanan yang rendah fluida mulai mengembun. Hal ini terjadi di
laboratorium, walaupun demikian, ada kemungkinan hal ini tidak terjadi secara luas di
reservoir karena selama produksi keseluruhan komposisi dari fluida reservoir berubah.
Retrograde Gas juga disebut sebagai Retrograde Gas-Kondensat, Retrograde
Kondensat-Gas, Gas Kondensat ataupun Kondensat. Penggunaan kata “kondensat”
dalam nama fluida reservoir menimbulkan kerancuan. Awalnya, fluida adalah gas
dalam reservoir dan berperilaku retrograde. Oleh karena itu, nama yang benar adalah
Retrograde Gas.

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 9


2.2.4. Wet Gas

Wet gas terjadi semata-mata sebagai gas di dalam reservoir sepanjang penurunan
tekanan reservoir. Jalur tekanan garis 1-2, tidak masuk kedalam lengkungan fasa maka
dari itu tidak ada cairan yang terbentuk di dalam reservoir. Walaupun demikian kondisi
separator berada pada lengkungan fasa yang mengakibatkan sejumlah cairan terjadi di
permukaan (disebut kondesat).

Kata “wet” (basah) pada wet gas (gas basah) bukan berarti gas tersebut basah oleh
air, tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang terkondensasi pada kondisi
permukaan kandungan utama dari reservoir ini umumnya hampir sama dengan dry gas
hanya saja lebih banyak kandungan hidrokarbon intermediate (C2-C6), keadaan
hidrokarbon di reservoir adalah gas namun pada saat di permukaan terjadi proses
kondensasi akibat penurunan tekanan dan temperatur.
Perlu diketahui bahwa setiap reservoir ketika sedang diproduksi minyaknya maka
baik tekanan maupun temperatur akan mengalami penurunan dry gas juga mengalami
penurunan namun karakternya yang berbeda menjadikan fase gas tetap terbentuk dari
reservoir hingga ke permukaan kondensat yang terbentuk di permukaan pada wet gas
terbilang bernilai mahal sebab dalam perminyakan kita selalu menginginkan
hidrokarbon berantai pendek yang memiliki heating value yang lebih besar.

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 10


2.2.5. Dry Gas

Dry gas terutama merupakan metana dengan sejumlah intermediates. Pada


gambar menunjukkan bahwa campuran hidrokarbon semata-mata berupa gas di
reservoir dan kondisi separator permukaan yang normal berada di luar lengkungan fasa.
Maka dari itu, tidak terbentuk cairan di permukaan reservoir dry gas biasanya disebut
reservoir gas.

Pada Dry Gas, komponen utamanya adalah metana sehingga fasa gas adalah
keadaan reservoirnya. Bahkan reservoir ini tetaplah berfasa gas mulai dari reservoir
hingga ke permukaannya. Kata "kering" dalam gas kering menunjukkan bahwa gas
tidak mengandung cukup banyak molekul yang lebih berat untuk membentuk cairan
hidrokarbon di permukaan.
Reservoir gas kering sering disebut hanya reservoir gas. Hal ini menyebabkan
kebingungan karena reservoir gas basah kadang disebut reservoir gas. Selanjutnya, gas
retrograde awalnya ada sebagai gas di reservoir.
Satu set persamaan yang dikenal secara kolektif sebagai persamaan Material
Balance Gas telah dirancang untuk menentukan gas asli yang ada dan memprediksi
cadangan gas. Persamaan ini diturunkan untuk Dry Gas dan dapat digunakan untuk Wet
Gas, jika benar-benar diperhatikan untuk menentukan sifat-sifat gas basah. Persamaan
ini berlaku untuk gas retrograde hanya pada tekanan reservoir sekitar Dew Point.

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 11


2.3. Identifikasi Fluida Reservoir dari Data Lab & Lapangan

2.3.1. Identifikasi Black Oil


Analisis Laboratorium akan mengindikasikan faktor volume formasi minyak awal
sebanyak 2.0 res bbl/STB atau kurang. Faktor volume formasi minyak adalah jumlah
cairan reservoir dalam barrel yang diperlukan untuk memproduksikan 1 STB. Dengan
demikian, volume minyak pada titik 2 pada gambar 5-1 menyusut setengah atau kurang
dalam perjalannya ke tangki persediaan.
Komposisi yang ditentukan laboratorium heptana plus (C7+) akan lebih tinggi
dari 30 persen mol, sebuah indikasi dari jumlah besar Hidrokarbon berat dalam Black
Oil.
Minyak hitam dicirikan memiliki rasio oil-gas awal (GOR Initial) sebesar 2000
scf / STB atau kurang. GOR ini akan meningkat selama produksi saat tekanan reservoir
turun di bawah bubble point pressure minyak. Minyak tangki-stok biasanya akan
memiliki gravitasi di bawah 45 derajat API.
Berat minyak tangki-stok akan sedikit berkurang seiring waktu hingga akhir masa
reservoir saat akan meningkat. Minyak tangki stok sangat gelap, menunjukkan adanya
hidrokarbon berat, seringkali berwarna hitam, terkadang dengan cor hijau, atau coklat.

2.3.2. Identifikasi Volatile Oil


Observasi laboratorium terhadap minyak volatil akan menunjukkan faktor volume
formasi minyak awal lebih besar dari 2,0 res bbl / STB. Minyak yang dihasilkan pada
titik 2 pada Gambar 5-2 akan menyusut lebih dari satu setengah, sering tiga perempat,
dalam perjalanan ke tangki persediaan. Minyak volatil harus diproduksi melalui tiga
atau lebih tahap pemisahan permukaan untuk meminimalkan penyusutan ini.
Komposisi minyak volatil yang ditentukan oleh laboratorium akan memiliki 12,5
sampai 30 % mol heksana plus. Garis pemisah antara minyak volatil dan gas retrograde
12,5 % mol heksana plus cukup pasti. Bila heptana ditambah konsentrasi lebih besar
dari 12,5 % mol, cairan reservoir hampir selalu gas dan menunjukkan titik embun.
Setiap pengecualian terhadap peraturan ini biasanya tidak memenuhi aturan praktis
berkenaan dengan gravitasi dan warna minyak tangki stok.
Identifikasi dari volatile oil yaitu memiliki initial production gas-oil ratio
diantara 2000 dan 3300 scf/STB. Production gas-oil ratio (GOR saat produksi) akan
meningkat seiring dengan proses produksi dan tekanan reservoir akan jatuh dibawah
tekanan bubble (Pb) nya. Specific gravity (Sg) dari volatile oil adalah sekitar 40 API
atau lebih dan meningkat seiring produksi.Warnanya biasanya coklat, jingga, atau
kadang-kadang hijau.
Garis pemisah antara Black Oil dan Volatile Oil agak sewenang-wenang.
Perbedaannya tergantung pada titik di mana persamaan Material Balance mulai tidak
akurat. Garis pemisah antara Volatile Oil dan Retrograde Gas sudah jelas. Untuk fluida
menjadi minyak yang mudah menguap suhu kritisnya harus lebih besar dari temperatur
reservoir (Singkatnya, Volatile Fluids : T Critical > T Reservoir).

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 12


2.3.3. Identifikasi Retrograde Gas

Gas retrograde menunjukkan titik embun saat tekanan berkurang pada suhu
reservoir. Jumlah fraksi dari C7+ kurang dari 12,5 % mol. Perilaku retrograde akan
terjadi pada kondisi reservoir untuk gas dengan kurang dari satu persen heptana plus
(C7+), namun untuk gas ini jumlah cairan pada Retrograde Gas dapat diabaikan.
Identifikasi di lapangan menyebutkan bahwa retrograde gas memiliki initial
producing gas-oil ratio medekati 3300 scf/STB. Batas atas dari nilai tersebut tidak
didefinisikan karena hasil observasi pernah menemukan nilai 150000 scf/STB. Nilai ini
mengindikasikan diagram fasa yang dimilikinya akan lebih kecil dari diagram fasa pada
umumnya. Gas dengan gas-oil ratio tinggi menyebabkan cricondetherm-nya mendekati
temperature reservoir.
Dalam prakteknya untk memproduksi fluida dengan gas-oil ratio di atas 50000
scf/STB, jumlah dari retrograde cair sangat sedikit , terkadang lebih sering disebut wet
gas. Retrograde memilki specific gravity berkisar antara 40-60 API. Warna dari
cairannya biasanya berwarna terang, coklat, orange, kehijauan atau putih air.

2.3.4. Identifikasi Wet Gas


Gas basah menghasilkan cairan tangki-bekal dengan rentang gravitasi yang sama
dengan cairan dari retrograde. Namun, gravitasi cairan stok-tank tidak berubah selama
masa reservoir. Cairan stok-tangki biasanya berwarna putih air. Gas basah yang benar
memiliki rasio minyak-minyak yang sangat tinggi. GOR saat Produksi akan tetap
konstan selama kehidupan reservoir gas basah.
Untuk tujuan rekayasa, gas yang menghasilkan lebih dari 50.000 scf / STB dapat
diperlakukan seolah-olah merupakan gas basah.

2.3.5. Identifikasi Dry Gas


Untuk Dry Gas sulit untuk diidentifikasi karena sudah sepenuhnya dalam wujud gas
murni. Dengan kata lain :
 Tidak ada liquid yang tersisa sehingga GOR tidak dapat diidentifikasi.
 Begitu pula dengan penentuan spesific gravity-nya, karena densitas dari dry gas
sangatlah kecil, sulit untuk mengetahui nilai yang pasti. Jadi derajat API juga akan
sulit untuk diidentifikasi.
 Karena sudah berwujud gas, warna fluidanya pun tidak dapat diidentifikasi.
 Namun, kita dapat mengetahui fluida jenis ini berdasarkan nilai persentase atau
fraksi dari C7+ yang ada, yakni kurang dari 0,7% mol-nya.

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 13


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Jadi, pada dasarnya 5 jenis fluida reservoir yang sudah diklasifikasikan (Black Oil,
Volatile Oil, Retrograde Gas, Wet Gas dan Dry Gas) berdasarkan pendekatan-pendekatan
yang dilakukan dapat diketahui dari GOR Initial sebagai indikator utama; Derajat API
Gravity, Warna fluida ataupun dari Jumlah fraksi mol dari C7+ sebagai indikator alternatif.
Singkatnya, apabila saturasi (perbandingan volume fluida terhadap volume pori batuan)
semakin menuju minyak atau dengan kata lain fluida yang paling banyak mengisi adalah
minyak bahkan hingga kandungan gas telah habis, maka sifatnya akan semakin menuju
kepada Black Oil. Sebaliknya apabila saturasi semakin menuju gas atau dengan kata lain
fluida yang paling banyak mengisi adalah gas bahkan hingga kandungan minyak telah habis,
maka sifatnya akan semakin menuju kepada Dry Gas.
Kita juga dapat membedakan suatu fluida reservoir berdasarkan perbedaan letak titik
kritis, letak titik separator, letak garis tubing (tubing line), letak pressure pathnya, serta
bentuk phase envelope yang muncul.

3.2. Saran
Semua nilai yang tertera disini tidak serta-merta menunjukkan bahwa nilai tersebut
bersifat mutlak, karena dalam suatu reservoir apapun bisa saja terjadi perubahan kondisi.
Dalam suatu lapangan maupun lapangan yang lain pasti tidak akan bernilai sama. Oleh karena
itu, makalah ini hanyalah sebagai patokan awal dalam menganalisis jenis-jenis fluida secara
umumnya.

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 14


DAFTAR PUSTAKA

McCain, Willam D., Jr. 1993. The Properties of Petroleum Fluids – Second Edition. PenWell
Publishing : Oklahoma.

Jenis-Jenis Fluida Reservoir Page 15

Anda mungkin juga menyukai