FR2023 - Minggu 2 - Sesi 12 - Kelompok 2 - 101322157
FR2023 - Minggu 2 - Sesi 12 - Kelompok 2 - 101322157
PERCOBAAN 2
PENENTUAN CLOUD POINT, COLD POINT, DAN POUR POINT
OLEH:
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Diagram fasa Black Oil………...……………………………………………………2
Gambar 2.1. Skema susunan alat dan bahan uji.…………………………………………………..4
Gambar 2.2. Penentuan Cloud point dan Cold point………………………………………………5
Gambar 2.3. Penentuan Pour point…………………………...…………………………………...5
Gamabr 7.1. Lampiran tabel pratikum……………………………………………………………12
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Pengujian Cloud Point, Cold Point, dan Pour Point…………………………………...6
iii
BAB I
BLACK OIL
1
Gambar 1.1. Diagram fasa Black Oil
Garis-garis dalam kurva fase mewakili volume cair konstan, diukur sebagai
persentase dari total volume. Garis-garis ini disebut iso-vols atau quality line. Pada diagram
fase minyak hitam yang umum, iso-vols tersebar merata dalam kurva. Penurunan tekanan di
bawah titik gelembung pada suhu reservoir yang ditunjukkan akan melepaskan gas untuk
membentuk fase gas bebas di reservoir. Saat tekanan reservoir turun lebih banyak, gas
tambahan muncul di dalam reservoir. Gas tambahan muncul dari minyak saat bergerak dari
reservoir ke permukaan. Hal ini menyebabkan beberapa penyusutan minyak. Namun, kondisi
pemisahan berada jauh di dalam kurva fase, menunjukkan bahwa sejumlah besar cairan tiba
di permukaan. (Yahya, ali. 2018).
Cloud point, cold point, dan pour point merupakan parameter penting dalam
karakterisasi sifat aliran minyak. Cloud point adalah suhu di mana minyak mulai membentuk
kristal atau titik kabut saat didinginkan, mencerminkan kemampuan minyak untuk tetap
jernih atau membentuk endapan. Cold point menunjukkan suhu di mana minyak menjadi
lebih kental dan kurang mudah mengalir, relevan dalam lingkungan dengan suhu ekstrem.
Sementara pour point adalah suhu terendah di mana minyak masih dapat mengalir atau
dituangkan, mencerminkan kecenderungan minyak membentuk lilin atau menjadi sangat
kental pada suhu rendah.
Titik kabut (cloud point), titik dingin (cold point), dan titik tumpah (pour point)
adalah parameter yang penting dalam mengkarakterisasi sifat aliran minyak. Titik kabut
merupakan suhu di mana minyak mulai membentuk kristal saat didinginkan, mencerminkan
2
kemampuan minyak untuk tetap jernih atau membentuk endapan. Titik dingin menunjukkan
suhu di mana minyak menjadi lebih kental dan kurang mudah mengalir, yang menjadi relevan
terutama dalam lingkungan dengan suhu ekstrem. Sementara itu, titik tumpah adalah suhu
terendah di mana minyak masih dapat mengalir atau dituangkan, mencerminkan
kecenderungan minyak membentuk lilin atau menjadi sangat kental pada suhu rendah. (Smith
& Abbot. 2005).
Dalam konteks perpindahan minyak dari reservoir ke separator, kondisi suhu di
reservoir dapat mempengaruhi aliran dan pemisahan minyak. Jika suhu turun di bawah cloud
point, cold point, atau pour point, minyak dapat mengalami perubahan fisik yang
mempengaruhi kemampuan aliran dan pemisahan di separator. Pembentukan lilin atau
endapan akibat kondisi di bawah titik-titik tersebut dapat menimbulkan kendala pada
kelancaran aliran minyak dan memerlukan perlakuan tambahan di separator. (Smith & Abbot.
2005).
Dan biasanya urutannya seperti ini
CLOUD > POUR > COLD
3
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
1. Water bath
2. Termometer
3. Tabung Reaksi
4. Corong
5. Stopwatch
6. Penjepit
2.2.2 Bahan
1. Crude oil
2. Es Batu
3. Garam
4. Alumunium Foil
4
2.2 Prosedur
2.2.1 Penentuan titik kabut (Cloud point) dan Titik Beku (Cold point)
5
BAB III
ANALISA DATA
3.1. Data yang diketahui
Kondisi ruangan pengujian :
Tekanan Udara = 1 atm = 14.7 psia
Temperature Sekitar = 60℉ atau 15℃
6
9
35°𝐶 × + 32 = 95°𝐹
5
Dari Celsius ( °𝐶 ) ke Reamur ( °𝑅𝑒 )
4
× 35°𝐶 = 28°𝑅𝑒
5
Dari Celsius ( °𝐶 ) ke Kelvin ( K )
35°𝐶 + 273,15 = 308,15 𝐾
Dari Celsius ( °𝐶 ) ke Rankine ( °𝑅 )
9
35°𝐶 × + 491.67 = 554.67°𝑅
5
7
BAB IV
PEMBAHASAN
Minyak mentah, sebagai campuran alami hidrokarbon, belerang, nitrogen, dan logam dalam
proporsi tertentu, memiliki peran krusial dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan
mencerminkan performa kilang. Identifikasi perilaku minyak mentah dan produk minyak bumi
melibatkan pemahaman terhadap fase minyak hitam, di mana iso-vols atau quality line yang merata
pada kurva fase menggambarkan volume cair konstan. Penurunan tekanan di bawah titik
gelembung pada suhu reservoir melepaskan gas, yang muncul lebih banyak seiring penurunan
tekanan. Parameter kritis seperti cloud point, cold point, dan pour point menjadi penting dalam
karakterisasi aliran minyak, memperlihatkan kemampuan minyak mengatasi suhu rendah. Dalam
konteks perpindahan minyak dari reservoir ke separator, suhu reservoir yang turun di bawah titik-
titik tersebut dapat mempengaruhi kelancaran aliran dan pemisahan, memerlukan perlakuan
tambahan di separator. Sebagai urutan umum, cloud point menjadi parameter kritis diikuti oleh
pour point dan cold point.
Pada percobaan ini menggunakan sampel crude oil yaitu black oil dengan menggunakan
es batu sebagai pendinginnnya, menggunakan tabung reaksi sebagai wadah dan termometer untuk
mengukur temperature sampel.
Berdasarkan data uji cloud point, cold point, dan pour point pada sampel minyak mentah
Black Oil dengan volume 3 mL dan 5 mL, dapat diambil kesimpulan bahwa cloud point terjadi
pada suhu 35°C, cold point pada suhu 32°C, dan pour point pada suhu 34°C (3 mL) dan 33°C (5
mL). Dengan urutan Cloud > Pour > Cold, hal ini menunjukkan bahwa pembentukan endapan atau
kondisi mengembun terjadi pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di mana minyak
mulai dapat mengalir.
Dalam konteks transportasi minyak dari reservoar hingga ke permukaan dan separator
dalam industri minyak, pemahaman ini memiliki implikasi yang signifikan. Suhu cloud point yang
relatif tinggi menunjukkan bahwa minyak cenderung membentuk endapan pada suhu yang lebih
rendah, yang dapat mempengaruhi jalur transportasi. Suhu pour point yang lebih rendah
menunjukkan kemampuan minyak untuk mengalir kembali pada suhu yang lebih rendah, yang
merupakan faktor penting dalam menjaga kelancaran aliran minyak melalui pipa-pipa transportasi.
Sehingga, dengan mengetahui urutan Cloud > Pour > Cold, industri minyak dapat mengambil
langkah-langkah kontrol suhu yang sesuai untuk mencegah pembentukan endapan yang dapat
8
mengganggu transportasi, serta memastikan bahwa minyak tetap dapat mengalir dengan baik
dalam kondisi yang beragam, meminimalkan risiko gangguan operasional dan menjaga efisiensi
transportasi minyak.
9
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pengujian ini adalah
1. Nilai Cloud point yang didapatkan dari sampel crude oil bervolume 3 mL dan 5 mL adalah
35°𝐶, kemudian waktu yang diperlukan untuk menuju nilai tersebut adalah selama 1.25
menit.
2. Nilai Cold point yang didapatkan dari sampel crude oil bervolume 3 mL dan 5 mL adalah
32°𝐶, kemudian waktu yang diperlukan untuk menuju nilai tersebut adalah selama 1.51
menit.
3. Nilai Pour point yang didapatkan dari sampel crude oil bervolume 3 mL dan 5 mL secara
berturut-turut adalah 34°𝐶 dan 33°𝐶, kemudian waktu yang diperlukan untuk menuju nilai
tersebut adalah selama 0.25 menit.
4. Nilai cloud point pada sampel 3 mL dan 5 mL adalah 35°𝐶 kemudian dikonversi kedalam
derajat Fahrenheit, Reamur, Kelvin, dan Renkin secara berturut-turut adalah 95°𝐹, 28°𝑅𝑒,
308.15 K, dan 554.67 °𝑅. Perhitungan dapat dilihat pada BAB III Analisa Data.
5. Nilai cold point pada sampel 3 mL dan 5 mL adalah 32°𝐶 kemudian dikonversi kedalam derajat
Fahrenheit, Reamur, Kelvin, dan Renkin secara berturut-turut adalah 89.6°𝐹, 25.6°𝑅𝑒,
305.15 K, dan 549.27 °𝑅. Perhitungan dapat dilihat pada BAB III Analisa Data.
6. Nilai pour point pada sampel 3 ml adalah 34 °𝐶 kemudian dikonversi kedalam derajat
Fahrenheit, Reamur, Kelvin, dan Renkin secara berturut-turut adalah 93.2°𝐹, 27.2°𝑅𝑒,
307.15 K, dan 552.87 °𝑅, dan Nilai pour point pada sampel 5 ml adalah 33°𝐶 kemudian
dikonversi kedalam derajat Fahrenheit, Reamur, Kelvin, dan Renkin secara berturut-turut
adalah 91.4°𝐹, 26.4°𝑅𝑒, 306.15 K, dan 551.07 °𝑅. Perhitungan dapat dilihat pada BAB III
Analisa Data.
10
REFERENSI
Bawazeer K, Zilouchian A (1997). “Prediction of Products Quality Parameters of a Crude
Fractionation Section of an Oil Refinery using Neural Networks”, J. Int. Conf. Neural Netw.
1:157-62.
Smith, J. M., Van Ness, H. C., & Abbott, M. M. (2005). Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics. McGraw-Hill.
Yahya Jirjees, Ali. (2018). Identification type of reservoir fluid using initial production data and laboratory
data. 1-12.
11
LAMPIRAN
12