Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PENGGANTI MATAKULIAH

TEKNIK RESERVOIR MINYAK BUMI

KARAKTERISTIK FLUIDA RESERVOIR (ANALISIS PVT) DAN


APLIKASINYA

Disusun Oleh:
Khansa Mutia Yahya
21100114140100

FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
DESEMBER 2017

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. 1

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... 2

DAFTAR TABEL ......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4

I.1 Latar Belakang ................................................................................. 4


I.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 4
I.3 Metodologi Penulisan ....................................................................... 4
I.4 Manfaat Penulisan Karya Tulis ......................................................... 5
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................................... 5
BAB II KARAKTERISTIK FLUIDA RESERVOIR ................................ 4

II.1 Sifat Fluida Reservoir ...................................................................... 6


II.2 Klasifikasi Reservoir ........................................................................ 8
II.3 Klasifikasi Fluida Reservoir ............................................................ 9

BAB III APLIKASI ANALISIS PVT INKLUSI FLUIDA UNTUK STUDI


MIGRASI DAN RESERVOIR .................................................................. 16

BAB IV KESIMPULAN ................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21

1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram P-T untuk sistem multicomponent (Ahmed, 2001) .......... 9
Gambar 2.2 Diagram Fasa Black Oil ( McCain, 1990)....................................... 11
Gambar 2.3 Diagram Fasa Volatile Oil ( McCain, 1990). .................................. 12
Gambar 2.4 Diagram Fasa Retrograde Gas ( McCain, 1990). ............................ 13
Gambar 2.5 Diagram Fasa Wet Gas ( McCain, 1990) ........................................ 14
Gambar 2.6 Diagram Fasa Dry Gas ( McCain, 1990)......................................... 14
Gambar 3.1 Diagram PT Inklusi Minyak Bumi Lapangan Ellon
(Tseng dan Pottorf, 2003) ................................................................ 17
Gambar 3.2 Diagram PT Inklusi Minyak Bumi Lapangan Tengkiz
(Tseng dan Pottorf, 2003)................................................................. 18

2
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Jenis Jenis Fluida ( McCain, 1994) ................................ 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Besarnya cadangan (reserves) dan perolehan hidrokarbon baik berupa
minyak dan gas bumi dari suatu lapangan sangat penting untuk diperhitungkan,
yaitu untuk dapat mempertimbangkan keekonomian bagi suatu perusahaan yang
akan memproduksi dan mengembangkan lapangan tersebut. Oleh karena itu
perhitungan hidrokarbon, faktor perolehan dan berapa lama waktu produksi tiap
sumur perlu dilakukan perhitungan yang akurat .
Untuk menghitung cadangan awal hidrokarbon dari suatu reservoir dapat
menggunakan metode volumetrik dan material balance. Dalam penerapan
perhitungan dengan material balance diperlukan aspek sebagai berikut: data
geologi, data sifat fisik batuan reservoir (porositas dan saturasi air sisa) dan data
sifat fisik fluida atau analisa PVT (Pressure, Volume, Temperature) yaitu faktor
volume formasi fluida. Dalam karya tulis ilmiah ini lebih ditekankan pada sifat
fisik fluida atau analisa PVT (Satter., dkk, 2007)
Berdasarkan hal tersebut, karya ilmiah ini disusun untuk memberikan
pengetahuan tentang karakteristik fluida reservoir untuk memperkirakan cadangan
hidrokarbon
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya karya tulis ini adalah mengetahui karakteristik fluida
reservoir. Tujuan disusunnya penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memahami
sifat fisik fluida, mengetahui klasifikasi reservoir dan fluida reservoir serta aplikasi
dari analisis PVT
I.3 Metodologi Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini
yaitu metode studi pustaka dengan pengumpulan data yang bersumber dari

4
literatur-literatur yang dipublikasikan secara resmi seperti buku, jurnal, makalah
yang berupa media cetak maupun elektronik. Selain itu, dalam menjelaskan
tentang aplikasi analisis PVT inklusi fluida yang dilakukan oleh Tseng, H.Y, dan
Pottorf, J.P (2003).
I.4 Manfaat Penulisan Karya Tulis
Manfaat penulisan karya tulis bagi penulis adalah :
1. Dapat memperluas wawasan mengenai karakteristik reservoir dan aplikasinya
2. Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
I.4 Sistematika Penulisan
1. BAB I Pendahuluan : Bab ini menjelaskan latar belakang, tujuan, metodologi
penulisan, manfaat penulisan karya tulis dan sistematika penulisan yang
digunakan penulis untuk menyusun karya ilmiah ini
2. BAB II Karakteristik Fluida Reservoir : Bab kedua ini menjelaskan mengenai
sifat fisik fluida dan klasifikasi reservoir dan klasifikasi fluida reservoir
3. BAB III Studi Kasus : Bab ketiga, penulis akan menjelaskan tentang aplikasi
analisis PVT inklusi fluida untuk studi migrasi dan reservoir
4. BAB IV Kesimpulan : Pada bab terakhir ini penulis akan membuat
kesimpulan dari isi karya tulis ilmiah ini.

5
BAB II
KARAKTERISTIK FLUIDA RESERVOIR

Reservoir merupakan suatu tempat terakumulasi fluida hidrokarbon yang


terdiri dari minyak air, dan gas yang dipengaruhi oleh kondisi tekanan dan temperatur
pada reservoir. Perubahan kondisi reservoir akan mengakibatkan perubahan fasa serta
sifat fisik fluida reservoir. Berdasarkan hal tersebut berikut adalah sifat fisik fluida :
II.1 Sifat Fisik Fluida
Fluida minyak bumi memiliki sifat cair, berdasarkan dari sifatnya cairan
memiliki jarak antara molekul-molekulnya relatif lebih kecil daripada gas.
Dengan mengetahui sifat-sifat fisik minyak kita dapat memperkirakan dan
merencanakan pengeboran, produksi serta sistem migrasi yang efektif. Sifat-sifat
minyak bumi yang akan dibahas adalah sebagai berikut (Ahmed, 2001):
1. Densitas dan Specific gravity
Densitas merupakan perbandingan antara berat minyak (lb) terhadap
volume minyak (cuft), pada kondisi permukaan biasa dinyatakan dalam
specific gravity yang dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :
𝜌𝑜
ᵞ𝑜 = 𝜌𝑤 .............................................................................................. (2-1)

ᵞo = specific gravity
𝜌o = densitas minyak, lb/cuft
𝜌w = densitas air, lb/cuft
Dalam dunia perminyakan, specific gravity minyak sering dinyatakan
dalam satuan oAPI (American Petroleum Institute). Hubungan SG minyak
dengan oAPI dapat dirumuskan sebagai berikut :
141.5
֩ᵒAPI = − 131.5 ......................................................................... (2-2)
𝑆𝐺

Harga-harga oAPI untuk beberapa jenis minyak :


- Light Crude Oil, lebih dari 31.1 oAPI

6
- Medium Oil, berkisar 22.3 – 31.1 oAPI
- Heavy Crude Oil, berkisar 10.0 – 22.3 oAPI
- Extra Heavy Crude Oil, berkisar < 10 oAPI
2. Viskositas Minyak
Viskositas merupakan suatu ukuran ketahanan minyak terhadap aliran,
atau ukuran besarnya keengganan minyak untuk mengalir dengan satuan centi
poise (cp) atau gr/100 detik/1 cm. Viskositas minyak dipengaruhi oleh
temperatur, tekanan dan jumlah gas yang terlarut dalam minyak tersebut.
Sehingga jika terjadi kenaikan temperatur maka viskositas minyak akan turun,
dan dengan semakin bertambahnya gas yang terlarut dalam minyak maka
viskositas minyak juga akan turun
3. Faktor Volume Minyak
Faktor Volume Minyak merupakan perbandingan volume minyak dan
gas terlarut pada kondisi reservoir dengan volume minyak pada kondisi
standard (14,7 psi, 60oF) Satuan yang digunakan adalah bbl/stb
4. Kelarutan Gas dalam Minyak (Rso)
Kelarutan Gas dalam Minyak adalah banyaknya SCF gas yang terlarut
dalam satu STB minyak pada kondisi standar 14,7 psi dan 60o F. Kelarutan
gas dalam minyak (Rs) dipengaruhi oleh tekanan, temperatur dan komposisi
minyak dan gas. Pada temperatur minyak yang tetap, kelarutan gas akan
bertambah pada setiap penambahan tekanan. Pada tekanan yang tetap
kelarutan gas akan berkurang terhadap kenaikan temperatur.
5. Kompressibilitas Minyak
Kompressibilitas minyak adalah perubahan volume minyak akibat
adanya perbedaan tekanan yang dapat dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut :
𝐵𝑜𝑏−𝐵𝑜𝑖
Co = 𝐵𝑜𝑖 (𝑃𝑖−𝑃𝑏) .................................................................................... (2-3)

Bob : FVF pada tekanan bubble point

7
Boi : FVF pada tekanan reservoir
Pi : tekanan reservoir
Pb : tekanan buble point
II. 2 Klasifikasi Reservoir
Diagram Tekanan dan Temperatur
Diagram tekanan-suhu multikomponen pada dasarnya digunakan untuk:
mengklasifikasikan reservoir, mengklasifikasikan sistem hidrokarbon dan
menjelaskan fase fluida reservoir (Gambar 2.1). Untuk memahami pentingnya
diagram suhu tekanan, sebelumnya perlu untuk mengetahui beberapa hal
berikut ini (Ahmed, 2001) :
 Cricondenterm (Tct) : didefinisikan sebagai suhu maksimum di atas fasa
cair yang tidak dapat terbentuk tanpa tekanan (titik E). Tekanan yang
dimaksud disebut Tekanan Cricondenherm
 Cricondenbar (Pch): adalah tekanan maksimum di mana tidak ada gas yang
terbentuk tanpa suhu (titik D). Suhu yang dimaksud disebut suhu
Cricondenbar Tcb
 Critical Point: keadaan tekanan dan suhu di mana semua sifat intensif fase
gas dan cair dalam keadaan sama (titik C). Pada critical point , tekanan dan
suhu yang sesuai disebut tekanan kritis Pc dan suhu kritis Tc dari
campuran.
 Tahap Envelope (daerah dua fasa): Wilayah yang diliputi oleh kurva bubble
point dan kurva dew point yang fasa gas dan cair berdampingan dalam
ekuilibrium .
 Garis kualitas: Garis putus-putus dengan diagram fase disebut garis
kualitas, menggambarkan kondisi tekanan dan suhu untuk volume cairan
yang sama. Perhatikan bahwa garis kualitas konvergen pada titik kritis
(titik C).

8
 Kurva bubble point: Kurva titik gelembung didefinisikan sebagai garis
yang memisahkan daerah fase cair dari diagram dua fasa.
 Kurva dew point: Kurva Titik Embun didefinisikan sebagai garis yang
memisahkan daerah fase uap dari daerah dua fasa

Gambar 2.1 Diagram P-T untuk sistem multicomponent ( Ahmed, 2001)

Secara umum reservoir dikelompokkan secara langsung berdasarkan


lokasi titik yang mewakili tekanan (P) dan temperatur T reservoir yang
berhubungan dengan diagram suhu tekanan fluida reservoir. Berdasarkan hal
tersebut reservoir dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :
 Reservoir minyak: Jika suhu reservoir (T) kurang dari suhu kritis Tc pada
fluida reservoir.
 Reservoir gas: Jika suhu reservoir lebih besar dari suhu kritis fluida
hidrokarbon.
II.2 Klasifikasi Fluida Reservoir
Dalam industri perminyakan, terdapat 5 jenis fluida reservoir yang
memiliki karakteristik yang berbeda. Fluida reservoir tersebut diklasifikasi
berdasarkan beberapa parameter yaitu:

9
 GOR pada saat awal produksi
 API Gravity
 Warna dari fluida ketika di stock tank
Berdasarkan hal tersebut fluida dibagi menjadi 5 yaitu black oil, volatile oil,
retrograde gas, wet gas, dry gas (McCain, 1990) :
1. Black Oil
Fluida ini terdiri dari variasi rantai hidrokarbon yang besar, berat dan
tidak mudah menguap. Pada diagram fasa black oil (Gambar 2.2)
menunjukkan beberapa karakteristik sebagai berikut :
 Temperatur Kritis (Tc) lebih besar daripada Temperatur reservoir (Tr).
 Garis pada lengkungan fasa (iso-vol) atau garis kualitas mewakili volume
cairan yang konstan, sedangkan garis vertikal 1-2-3 menandakan
penurunan tekanan pada temperatur konstan yang terjadi di reservoir
selama produksi.
 Ketika tekanan reservoir berada pada garis 1-2, minyak dikatakan dalam
keadaan tak jenuh (undersaturated) karena minyak dapat melarutkan
banyak gas pada kondisi ini.
 Jika tekanan reservoir berada pada titik – 2, minyak berada pada titik
gelembungnya dan dikatakan dalam keadaan jenuh (saturated). Minyak
mengandung sebanyak mungkin larutan.
 Saat tekanan reservoir menurun mengikuti garis 2-3, gas tambahan
mengembang di dalam reservoir. Volume gas dalam persentase adalah
seratus dikurangi persentase cairan.
 Titik gelembung (titik – 2) merupakan kasus istimewa dari saturasi yang
muncul gelembung gas untuk pertama kali.
Sehingga disimpulkan bahwa pada saat tekanan reservoir (Pr) lebih
tinggi dari tekanan gelembung (Pb), fluida dalam kondisi tak jenuh
(undersaturated) sehingga pada kondisi ini minyak dapat mengandung

10
banyak gas. Ketika Pr turun dan di bawah Pb maka fluida akan melepaskan
gas yang dikandungnya dalam reservoir hanya saja pada separator jumlah
cairan yang dihasilkan masih lebih besar (McCain, 1990).

Gambar 2.2 Diagram Fasa Black Oil ( McCain, 1990).


2. Volatile Oil
Terdiri dari rantai hidrokarbon ringan dan sedang sehingga mudah
menguap. Berdasarkan diagram fasanya (Gambar 2.3) menunjukkan beberapa
karakteristik seperti berikut :
 Temperatur kritis (Tc) lebih kecil daripada black oil bahkan hampir
sama dengan Temperatur reservoirnya (Tr)
 Rentang harga temperatur cakupannya lebih kecil dibandingkan black
oil
 Garis iso-vol memiliki jarak tidak seragam, tetapi cenderung
melengkung ke atas di depan garis titik gelembung
Suatu volatile oil dapat menjadi gas sebesar 50% di reservoir pada tekanan
hanya beberapa ratus psi di bawah tekanan gelembung Penurunan sedikit
tekanan selama masa produksi akan mengakibatkan pelepasan gas cukup
besar di reservoir. Jumlah cairan yang dihasilkan pada separator lebih sedikit
dibandingkan black oil. Iso-vol dengan persentase cairan jauh lebih kecil

11
melintasi kondisi separator. Oleh karena itu disebut volatile oil (minyak yang
mudah menguap) ( McCain, 1990).

Gambar 2.3 Diagram Fasa Volatile Oil ( McCain, 1990).

3. Retrograde Gas
McCain (1990) menjelaskan diagram fasa untuk retrograde gas lebih
kecil daripada untuk minyak dan titik kritis-nya berada jauh di arah bawah
dari lengkungan. Perubahan tersebut merupakan akibat dari komposisi
retrograde gas yang lebih sedikit hidrokarbon berat dibandingkan dengan
minyak. Berdasarkan diagram fasa (Gambar 2.4) menunjukkan beberapa
karakteristik seperti berikut
 Diagram fasa dari retrograde gas memiliki temperatur kritis lebih
kecil dari temperatur reservoir dan cricondentherm lebih besar
daripada temperatur reservoir
 Awalnya retrograde gas merupakan fasa gas di reservoir, titik – 1.
Bersamaan dengan menurunnya tekanan reservoir, retrograde gas
memberikan titik embun, titik – 2. Dengan menurunnya tekanan,
cairan mengembun dari gas untuk membentuk cairan bebas di
reservoir.

12
 Pada jalur tekanan reservoir menunjukkan bahwa pada beberapa
tekanan yang rendah cairan mulai mengembun terbentuklah cairan di
reservoir, cairan inilah yang disebut dengan gas kondensat

Gambar 2.4 Diagram Fasa Retrograde Gas ( McCain, 1990).

4. Wet Gas
Kata “wet” (basah) pada wet gas (gas basah) bukan berarti gas tersebut
basah oleh air, tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang terkondensasi
pada kondisi permukaan. Berdasarkan diagram fasa (Gambar 2.5)
menunjukkan beberapa karakteristik seperti berikut ( McCain, 1990) :
 Wet gas terjadi semata-mata sebagai gas di dalam reservoir sepanjang
penurunan tekanan reservoir.
 Jalur tekanan, garis 1-2, tidak masuk ke dalam lengkungan fasa. Maka
dari itu, tidak ada cairan yang terbentuk di dalam reservoir. Walaupun
demikian, kondisi separator berada pada lengkungan fasa, yang
mengakibatkan sejumlah cairan terjadi di permukaan (disebut
kondensat).

13
Gambar 2.5 Diagram Fasa Wet Gas ( McCain, 1990).

5. Dry Gas
McCain (1990) menjelaskan Dry gas merupakan metana dengan
sejumlah intermediates. Berdasarkan diagram fasa (Gambar 2.6)
menunjukkan beberapa karakteristik seperti berikut menunjukkan bahwa :
 Campuran hidrokarbon semata-mata berupa gas di reservoir dan kondisi
separator permukaan yang normal berada di luar lengkungan fasa. Maka
dari itu, tidak terbentuk cairan di permukaan.
 Reservoir dry gas biasanya disebut reservoir gas.

Gambar 2.6 Diagram Fasa Dry Gas ( McCain, 1990).

14
Tabel 2.1 Ringkasan Jenis Jenis Fluida ( McCain, 1994).
Black Volatile Retrograde Wet Gas Dry Gas
Oil Oil Gas

Rasio inisial < 1,750 1,750 - > 3,200 > 100,000


produksi 3,200 15,000*
gas/cairan,
scf/STB
Gravity inisial < 45 > 40 > 40 s/d 70 Tidak
cairan ada
stocktank, cairan
oAPI
Warna cairan Gelap Berwarna Sedikit Bening Tidak
stock-tank berwarna ada
cairan
Perubahan fasa Titik Titik Titik embun Tidak Tidak
di reservoir gelembu gelembung terjadi terjadi
ng
C7+, %mol > 20 20 – 12.5 < 12.5 < 4* < 0.7*
Faktor volume < 2.0 < 2.0 - - -
formasi
minyak
pada titik
gelembung

15
BAB III
APLIKASI ANALISIS PVT INKLUSI FLUIDA UNTUK STUDI
MIGRASI DAN RESERVOIR

Pendahuluan
Inklusi fluida dalam mineral dapat menghasilkan studi mengenai
paleopressure, paleotemperature, dan komposisi fluida minyak bumi yang berada di
dalam sedimen selama pengendapan. Kondisi suhu dan tekanan di mana inklusi air
dan minyak bumi terperangkap dapat ditentukan berdasarkan hasil perhitungan
isochore jika diagram fasa PT dapat dikonstruksi. Saat ini, pendekatan non destruktif
yang mengintegrasikan simulasi tekanan-volume-suhu (PVT) dari fluida minyak
bumi dengan data fasa ekuilibrium seperti homogenisasi suhu, rasio fluida atau uap
volumetri dan gravitasi API yang dapat memberikan informasi mengenai komposisi
dan sifat PVT minyak bumi pada inklusi (Aplin., dkk., 1999; Thiery.,dkk., 2000;
dalam Tseng dan Pottorf, 2003). Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Tseng, H.Y,
dan Pottorf, J.P (2003) yaitu untuk menunjukkan contoh bagaimana menerapkan
teknik PVT untuk menyusun sejarah tekanan fluida dan untuk mengukur evolusi
komposisi minyak bumi di reservoir. Hasilnya digunakan untuk membantu
menginterpretasikan sejarah migrasi minyak bumi dari wilayah Greater Alwyn South
Brent di Laut Utara dan mekanisme pembentukan bitumen di Tengiz di Kazakhstan.

Hasil dan Pembahasan


Greater Alwyn - Sistem Minyak Bumi Brent Selatan, Laut Utara
Gas Cap pada lapangan Ellon dan Grant mengandung inklusi minyak yang
mengindikasikan jebakan minyak hal ini dilihat dari Perbedaan homogenitas suhu (T)
antara inklusi minyak bumi dan inklusi air. Analisis PVT pada inklusi minyak bumi
menunjukkan bahwa komposisi reservoir minyak bumi telah berevolusi dari minyak

16
dengan rasio gas atau minyak yang lebih mudah menguap dan kaya akan gas
(Gambar 3.1).

Gambar 3.1 Diagram PT Inklusi Minyak Bumi Lapangan Ellon (Tseng dan Pottorf, 2003).

Evolusi komposisi ini dapat diakibatkan oleh penambahan gas dan fluida yang lebih
matang ke akumulasi minyak. Lapangan yang terdekat dengan sumber lebih
terpengaruh oleh emplasemen ini. Perpisahan fase selama migrasi vertikal juga dapat
terjadi, namun diperkirakan merupakan proses volumetrik minor. Perkiraan
paleopresure yang menggunakan data dari minyak bumi dan inklusi air sebagian
besar jatuh antara kondisi hidrostatik dan litostatik. Tekanan ini dapat diakibatkan
oleh pengendapan yang cepat diikuti oleh formasi inklusi minyak bumi (Tseng dan
Pottorf ,2003).

Lapangan Tengiz, Kazakhstan


Inklusi minyak dan air ditemukan di kristal dolomit dan kalsit di Tengiz. Inklusi
minyak bumi menunjukkan peningkatan pada Th dengan pertumbuhan kristal
sementara inklusi air tetap konstan. Inklusi minyak bumi yang paling awal dalam
mineral yang mengandung sedikit bitumen sementara inklusi minyak bumi
selanjutnya umumnya mengandung bitumen yang semakin banyak. Setelah bitumen

17
utama keluar, inklusi minyak tidak lagi mengandung bitumen dan memiliki
fluoresensi biru. Inklusi minyak ini terperangkap dengan air yang sangat tidak jenuh.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa faktor depresi adalah
penyebab utama bitumen keluar pada lapangan Tengiz (Gambar 3.2).

Gambar 3.2 Diagram PT Inklusi Minyak Bumi Lapangan Tengkiz (Tseng dan Pottorf, 2003).

Sebagai respons terhadap penurunan tekanan, aliran fluida akan terjadi saat fluida
telah menyesuaikan diri dengan perubahan tekanan, terutama di sepanjang sisi
struktur Tengiz di mana terjadi pencampuran minyak bumi yang dapat menyebabkan
bitumen keluar (Tseng dan Pottorf, 2003).

Kesimpulan
Berdasarkan dua studi kasus tersebut menunjukkan bahwa analisis PVT
terhadap inklusi fluida dapat digunakan sebagai model burial dan migrasi untuk
menjelaskan sejarah tekanan dan komposisi fluida di reservoir minyak bumi. Inklusi
fluida di Laut Utara mencatat perubahan komposisi minyak bumi, yang disebabkan
oleh migrasi cairan yang lebih matang dan kaya akan gas. Sedangkan pada lapangan
Tengiz, bukti yang didapat dari inklusi fluida menunjukkan bahwa sebagian besar
pembentukan bitumen terjadi akibat dari depresi.

18
19
BAB IV
KESIMPULAN

1. Minyak bumi memiliki sifat fisik fluida berupa densitas dan (specific gravity,
viskositas minyak, faktor volume minyak, kelarutan volume minyak,
kelarutan gas dalam minyak, kompresibilitas minyak
2. Berdasarkan lokasi titik tekanan (P) dan temperatur T pada diagram suhu
tekanan fluida. Reservoir dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :
Reservoir minyak yaitu jika suhu reservoir (T) kurang dari suhu kritis Tc pada
fluida reservoir dan reservoir gas yaitu jika suhu reservoir lebih besar dari
suhu kritis fluida hidrokarbon.
3. Berdasarkan parameter GOR pada saat awal produksi, API Gravity dan
warna dari fluida ketika di stock tank fluida reservoir dapat diklasifikasikan
menjadi black oil, volatile oil retrograde gas, wet gas dan dry gas
4. Berdasarkan dua studi kasus pada Brent Selatan, Laut Utara dan Tengiz,
Kazakhstan menunjukkan bahwa analisis PVT terhadap inklusi fluida dapat
digunakan sebagai model burial dan migrasi untuk menjelaskan sejarah
tekanan dan komposisi fluida di reservoir minyak bumi

20
DAFTAR PUSTAKA

Aplin, A.C., Macleod, G., Lager, S.R., Pedersen, K.S., Sorensen, H., Booth, T., 1999.
Combined use of confocal laser scanning microscopy and PVT simulation for
estimating the composition and physical properties of petroleum in fluid
inclusions. Marine and Petroleum Geology 16, 97 110
Tseng, H.Y. dan Pottorf, J.P. 2003. The Application of Fluid Inclusion PVT Analysis
To Studies of Petroleum Migration and Reservoirs
McCain, William D., Jr. 1990. The Properties of Petroleum Fluids – Second Edition.
PennWell Publishing Company, Tulsa, Oklahoma
McCain, William, D., Jr. 1994. Heavy Components Control Reservoir Fluid
Behavior. Technology Today Series, SPE 28214, S.A. Holditch & Assocs. Inc.
Satter, A., Ghulam M.I., dan James L. 2007. Practical Enhanced
Reservoir.Engineering. PennWell Publishing Company, Tulsa, Oklahoma
Ahmed, T. 2001. Reservoir Engineering Handbook Second Edition. Butterworth-
Heinemann
Thirry, R., Pironon, J., Walgenwitz, F., dan Montel, F., 2000. PIT (Petroleum
Inclusion Thermodynamic): a new modeling tool for the characterization of
hydrocarbon fluid inclusions from volumetric and microthermometric
measurements. Journal of Geochemical Exploration 69-70, 701-704.

21

Anda mungkin juga menyukai