Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Jenis Reservoir Berdasarkan Fasa Fluida dan


Mekanisme Pendorongnya

Disusun Oleh :

Cut Mutia (203210067) Nitri Zulistia (203210360)


Della Azilla (203210007) Nadia Aulya (203210643)
IbnuHazimi (193210646) Rani Purwati (203210167)
Verda Handayani (203210501)

Dosen Pengampu:
Buk.IRA HERAWATI,ST.,MT.

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PERMINYAKAN
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan segala
rahmat ddan hidayah-Nya, sehingga saya dapat meyelesaikan makalah pada mata kuliha Teknik
Perminyakan. Berkat kemauan dan kemampuan, akhirnya saya dapat menyelasikan makalah
yang membahas tentang “ Jenis Reservoir Berdasarkan Fasa Fluida dan Mekanisme
Pendorongnya “ sumber informasi saya peroleh, dari iinternet maupun dari sumber referensi
buku-buku. Yang akhirnya ditulis dengan bentuk makalah ini, makalah ini disusun untuk
memahami tugas Mata Kuliah Teknik Reservoir.
Mudah-mudahan semua amal baik ini mendapatkan balasan dari tuhan yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik dan saran yang
membangun sanagt penulis harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan Makalah ini. Akhirnya
penulis harapkan semoga Makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi kepada
semua pihak, khususnya bagi Mahasiswa Progam Studi Teknik Perminyakan Universitas Islam
Riau.

Pekanbaru, 27 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. Defenisi Mekanisme Pendorong Reservoir......................................................................................2
B. Reservoir Minyak............................................................................................................................2
C. Reservoir Gas..................................................................................................................................4
a) Reservoir gas kondensat..............................................................................................................4
b) Reservoir wet gas.........................................................................................................................4
c) Reservoir dry gas.........................................................................................................................5
D. Klasifikasi Reservoir berdasarkan Tenaga Pendorong.....................................................................5
a) Tenaga Dorong Pemuaian (Expansion Drive) Batuan Dan Fluida...............................................5
b) Tenaga Dorong Gas Terlarut (Solution Gas Drive)......................................................................5
c) Tenaga Dorong Pemisahan (Segregation Drive) Atau Tenaga Dorong Gravitasi (Gravity
Drive)..................................................................................................................................................6
d) Tenaga Dorong Tudung Gas (Gas Cap Drive).............................................................................7
e) Tenaga Dorong Air (Water Drive)...............................................................................................8
f) Tenaga Dorong Kombinasi (Combination Drive)........................................................................8
E. Dasar Teori Mekanisme Pendorong Reservoir..............................................................................10
BAB III......................................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................................12

iii
B. Saran..............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mekanisme Pendorong reservoir berperan untuk memproduksikan minyak dari


reservoir masuk ke lubang bor dan naik ke permukaan tanpa bantuan pompa. Tetapi
energi ini tak bertahan lama sampai akhir produksi karena dalam proses produksi
reservoir ke permukaaan mengalami turunnya tekanan pada tenaga pendorong, alaminya
energi pendorong ini hanya berlangsung pada tahan primary recorvery atau pada saat well
flowing pressure lebih besar dari static pressure.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Mekanisme Pendorong fluida Reservoir?


2. Apa saja jenis fluida Pendorong Reservoir?

C. Tujuan

Memahami parameter dari isi minyak di tempat awal (Original Oil in Place) yang
dapat diproduksikan secara ekonomis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Mekanisme Pendorong Reservoir

Mekanisme Pendorong adalah tenaga alami yang berasal dari formasi reservoir,
yang berguna untuk mendorong minyak selama proses produksi ke permukaan (Rukmana
dkk., 2011). Mekanisme pendorong yang ada di reservoir berasal dari tekanan hidrostatik
fluida yang ada di pori-pori batuan reservoir dan juga karena adanya tekanan yang berasal
dari beban batuan yang ada di atas reservoir atau biasa dikenal dengan tekanan
overburden. Mekanisme pendorong reservoir sangat berguna untuk memproduksikan
hidrokarbon pada saat primary recovery, karena akan mengangkat fluida reservoir
(minyak, gas, dan air) dari bawah permukaan ke permukaan secara alami tanpa bantuan
pompa. Jenis mekanisme pendorong yang bekerja di suatu reservoir sangat
mempengaruhi faktor perolehan produksi, di mana yang paling besar faktor perolehan
atau recovery factor (RF) minyaknya adalah mekanisme pendorong air atau waterdrive.
Kelakuan dan sifat fluida dengan banyak komponen tidak sesederhana fluida satu
komponen. Oleh karena setiap komponen mempunyai titik didih (bubble point) dan titik
embun (dew point) yang berbeda, maka perubahan fasa berupa area yang disebut daerah
dua fasa atau phase envelope,
Berdasarkan fasa, umumnya reservoir hidrokarbon dikelompokkan menjadi
reservoir minyak dan gas,suatu reservoir diklasifikasikan sebagai reservoir minyak jika
temperatur reservoir (T) lebih kecil dari temperatur kritis (T.) fluida hidrokarbonnya,
sedangkan reservoir gas mempunyai temperatur reservoir yang lebih besar dari
temperatur kritis fluida hidrokarbonnya.

B. Reservoir Minyak

Reservoir minyak berdasarkan tekanan reservoir awal (p), sebagaimana


diperlihatkan pada Gambar 1.4 diklasifikasi menjadi (McCain, 1990; Ahmed, 2019):

2
1. Reservoir minyak tak jenuh (undersaturated oil reservoir). Jika tekanan reservoir awal p,
lebih besar dari tekanan titik gelembung fluida reservoir pu (simbol A).

2. Reservoir minyak jenuh (saturated oil reservoir). Ketika tekanan reservoir awal pu sama
dengan tekanan bubble-point fluida reservoir pu (simbol 0).

3. Reservoir tudung gas. Jika tekanan reservoir awal pu di bawah tekanan bubblepoint dari
fluida reservoir ps (simbol).

Berdasarkan jenis fluida, reservoir minyak diklasifikasikan menjadi reservoir


black oil dan reservoir volatile oil. Jenis fluida tersebut umumnya dibedakan dari sifat
perbandingan produksi gas-minyak awal, berat jenis, warna cairan, faktor volume formasi
awal, persentasi komponen hidrokarbon berat (McCain, 1990; Ahmed, 2019).

1. Reservoir black oil. Reservoir black oil dicirikan dengan rasio gas- minyak
awal sebesar 2000 scf/STB atau kurang. Gravitasi minyak pada tangki di
bawah 40 API. Minyak di tangki berwarna sangat gelap, kadang berwarna
coklat sampai hijau tua. Faktor volume formasi minyak awal sebesar 2
bbl/STB atau kurang. Hal ini menggambarkan bahwa penyusutan volume
minyak hingga tangki sebesar satu setengah atau kurang. Komposisi
hidrokarbon berat (heptana dan molekul yang lebih berat) lebih tinggi dari
30%.

2. Reservoir volatile oil. Reservoir volatile oil mengandung lebih sedikit


lebih sedikit molekul hidrokarbon berat dan lebih banyak molekul
menengah (molekul ethana hingga hexana) dibandingkan black oil. Volatile
oil mempunyai temperatur kritis yang jauh lebih rendah daripada black oll.
Reservoir volatile oll dicirikan dengan rasio gas minyak awal antara 2000
hingga 3300 scf/STB. Gravitasi minyak pada tangki antara 40-55 API.
Minyak di tangki berwarna berwarna coklat, jingga, atau kadang-kadang tua.
Faktor volume formasi minyak awal lebih tinggi dari 2 bbl/STB. Hal ini
menggambarkan bahwa penyusutan volume minyak hingga tangki sebesar

3
satu setengah atau lebih. Komposisi hidrokarbon berat (heptane dan molekul
yang lebih berat) sebesar 12.5 hingga 30% mol.

C. Reservoir Gas

Jika temperatur reservoir lebih besar dari temperatur kritis sistem hidrokarbon,
reservoir diklasifikasikan sebagai reservoir gas alam. Berdasarkan perubahan wujud
fluida di reservoir dan permukaan, reservoir gas dapat dibagi menjadi tiga kelompok
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.5 yaitu (McCain, 1990; Craft, dkk., 2015,
Ahmed, 2019):

a) Reservoir gas kondensat

Reservoir gas kondensat mempunyai temperatur di antara temperatur kritis T, dan


cricondentherm Ta dari fluida hidrokarbonnya Pada reservoir ini, jika tekanan dan
temperatur berada di luar daerah dua fasa, maka fluida berwujud gas. Penurunan tekanan
ke titik embun menyebabkan gas mulal mengembun Cairan kondensat yang terbentuk
jarang melebihi 15%-19% dari volume pori. Saturasi kondensat yang terbentuk ini tidak
cukup besar untuk memungkinkan kondensat mengalir. Penurunan tekanan reservoir
lebih lanjut menyebabkan penguapan sebagian kondensat yang terbentuk. Reservoir gas
kondensat dicirikan dengan rasio gas-minyak awal antara 3300 hingga 60,000 scf/STB.
Gravitasi kondensat pada tangki di atas 50 API. Kondensat di tangki berwarna berwarna
putih atau sedikit berwarna. Fluida reservoir yang mengandung heptana dan lebih berat
dalam konsentrasi kurang dari 12,5 mol%.

b) Reservoir wet gas

Reservoir wet gas hanya mempunyai fluida hidrokarbon dalam wujud gas dengan
berkurangnya tekanan selama proses produksi. Akan tetapi pada kondisi tekanan dan
temperatur di permukaan menyebabkan terbentuknya kondensat. Reservoir wet gas
dicirikan dengan perbandingan gas-minyak lebih tinggi dari 60,000 scf/STB. Gravitasi
kondensat pada tangki di atas 60 API. Kondensat di tangki berwarna berwarna putih.

4
c) Reservoir dry gas

Reservoir dry gas hanya mempunyai fluida hidrokarbon dalam wujud gas dengan
berkurangnya tekanan selama proses produksi. Bahkan pada kondisi tekanan dan
temperatur di permukaan fluida reservoir dry gas tetap berwujud gas. Hampir semua
molekul hidrokarbon yang dikandung adalah metana dengan sedikit molekul-molekul
hidrokarbon sedang.

D. Klasifikasi Reservoir berdasarkan Tenaga Pendorong

Kinerja keseluruhan reservoir minyak sangat ditentukan oleh tenaga dorong


alaminya yang tersedia. Pengetahuan tentang tenaga dorong yang mengontrol perilaku
fluida di dalam reservoir diperlukan untuk memahami perilaku dan produktivitas
reservoir. Ada beberapa jenis dan perbedaan mekanisme tenaga dorong untuk reservoir
minyak. Pembahasan mengenal tenaga dorong untuk reservoir minyak adalah sebagai
berikut :

a) Tenaga Dorong Pemuaian (Expansion Drive) Batuan Dan Fluida

Saat tekanan berkurang akibat kegiatan produksi, batuan reservoir memual.


Pemuaian Latuan menyebabkan volume pori-pori cenderung berkurang. Pengurangan
volume pori menyebabkan pendesakan fluida ke sumur produksi. Di samping itu
penurunan tekanan juga membuat air dan minyak memual berdasarkan kompresibilitas
masing-masing. Pemuaian volume fluida reservoir tersebut juga menyebabkan pengaliran
fluida ke sumur produksi. Karena batuan, air, dan minyak hanya dapat sedikit dikompres
(slightly compressible), maka penurunan tekanan relatif cepat dan tenaga dorong ini
hanya memberikan penambahan perolehan minyak yang kecil dibandingkan tenaga
dorong lainnya (Alamooti and Malekabadi, 2018; Ahmed, 2019).

b) Tenaga Dorong Gas Terlarut (Solution Gas Drive)

Tenaga dorong gas terlarut (solution gas drive) juga sering disebut dengan istilah
tenaga dorong pengurasan (depletion drive). Energi utama tenaga dorong gas terlarut

5
terjadi ketika tekanan reservoir turun di bawah tekanan titik gelembung. Saat tekanan
berkurang, gelembung gas dibebaskan dari minyak dan memuai akan memberikan
kekuatan yang dibutuhkan untuk produksi minyak. Gas yang dibebaskan mendukung
tekanan reservoir dengan ekspansi gelembung gas dan dapat membantu pergerakan
minyak.
Reservoir minyak jenuh dengan tenaga dorong gas terlarut tanpa tudung gas dan
tenaga dorong air akan menyebabkan penurunan tekanan reservoir yang relatif tinggi. Hal
ini menyebabkan penurunan kinerja produksi minyak dan peningkatan rasio gas-minyak
(GOR) yang tinggi segera setelah dimulainya produksi. GOR akan terus meningkat
sampai titik maksimum dan kemudian menurun. Perolehan minyak akhir untuk tenaga
dorong gas terlarut bervariasi dari 5% hingga 30% (Permadi, 2016; Alamooti and
Malekabadi, 2018, Ahmed, 2019).

c) Tenaga Dorong Pemisahan (Segregation Drive) Atau Tenaga Dorong Gravitasi

(Gravity Drive).

Setelah gas terlarut dibebaskan dari minyak, gas tersebut akan bergerak menuju ke
bagian atas reservoir. Energi yang menyebabkan pergerakan pemisahan gas dan minyak
adalah gaya gravitasi dan perbedaan densitas antara minyak dan gas. Oleh karena itu
tenaga dorong pemisahan (segregation drive) disebut juga tenaga dorong gravitasi
(gravity drive) atau tenaga dorong pengurasan gravitasi (gravity drainage drive).
Mekanisme tenaga dorong gravitasi ditemukan di reservoir jenuh, di mana
gerakan gelembung gas ke atas mendorong minyak ke bawah menuju sumur produksi.
Penumpukkan gas tersebut akan membentuk tudung gas jika kondisi awal reservoir tidak
jenuh. Jika pada kondisi awal reservoir telah bertudung gas (tudung gas primer), maka
gas terlarut yang telah dibebaskan tersebut akan mengembangkan tudung gas yang telah
ada yang disebut sebagai tudung gas sekunder.
Untuk mendapatkan perolehan minyak yang optimal dari tenaga gravitasi, sumur
harus diperforasi di bagian bawah lapisan minyak. Banyak faktor yang mempengaruhi
efisiensi mekanisme ini termasuk permeabilitas vertikal, kemiringan reservoir,

6
permeabilitas relatif, viskositas, dan laju produksi (Permadi, 2016; Alamooti and
Malekabadi, 2018).
Perolehan minyak dengan tenaga dorong gravitasi sangat bervariasi. Pengaturan
laju produksi dapat memberikan faktor perolehan minyak yang tinggi. Ada kasus yang
dilaporkan di mana faktor perolehan minyak dengan tenaga dorong gravitasi melebihi
80% terhadap volume minyak awal di tempat (Ahmed, 2019).

d) Tenaga Dorong Tudung Gas (Gas Cap Drive)

Reservoir dengan tenaga dorong tudung gas (Gas Cop Drive) dicirikan dengan
adanya tudung gas. Reseroir dengan gas bebas tersebut menunjukkan bahwa tekanan
reservoir di bawah tekanan titik gelembung. Ketika reservoir derigan tenaga dorong
tudung gas diproduksikan akan menyebabkan tekanan reservoir turun secara perlahan.
Penurunan tekanan reservoir secara perlahan disebabkan kompresibilitas gas yang tinggi.
Dengan berjalannya proses produksi rasio gas-minyak meningkat secara kontinyu.
Perolehan minyak dengan ekspansi tudung gas merupakan mekanisme
pendesakan yang menghasilkan efisiensi perolehan minyak yang lebih besar daripada
reservoir dengan tenaga dorong gas terlarut Perolehan minyak reservoir dengan tenaga
dorong tudung gas bervariasi antara 20% hingga 40%. Perolehan minyak dari reservoir
bertenaga dorong tudung gas tergantung pada enam parameter, yaitu: ukuran tudung gas
mula-mula, permeabilitas vertikal, viskositas minyak, derajat pelestarian gas, tingkat
produksi minyak, dan sudut kemiringan reservoir (Alamooti and Malekabadi, 2018,
Ahmed, 2019).
Ukuran tudung gas mula-mula yang semakin besar menyebabkan ekspansi volume
gas dan pendorongan minyak yang lebih besar. Dengan demikian, ukuran tudung gas
yang lebih besar memberikan perolehan minyak yang lebih tinggi. Effisiensi pendesakan
minyak oleh gas dipengaruhi oleh permeabilitas vertikal dan viskositas minyak.
Permeabilitas vertikal yang lebih tinggi dan viskositas minyak yang lebih rendah akan
mengurangi jumlah minyak yang akan dilewati oleh gas, sehingga memberikan perolehan
minyak yang lebih balk. Derajat pelestarian tudung gas dapat dilakukan dengan
mengontrol tingkat produksi minyak. Perolehan minyak akan lebih baik dengan menjaga
pelestarian tudung gas. Sudut kemiringan reservoir yang curam memungkinkan

7
perolehan minyak yang baik. Sudut kemiringan dapat menyebabkan perolehan minyak
mencapai 60% atau lebih besar (Ahmed, 2019).

e) Tenaga Dorong Air (Water Drive)

Reservoir bertenaga dorong air (Water Drive) berhubungan dengan sumber air
balk sebagai zona air yang berada langsung di bawah zona minyak (Bottom Water Drive),
sebagai air tepi terjadi pada struktur di tepi minyak (Edge Water Drive), maupun dari satu
sisi reservoir dimana alirannya linier dengan luas penampang relatif konstan (Linear
Water Drive). Batuan sumber air / akuifer (Equifer) bisa berhubungan dengan sebagian
atau seluruh pinggiran reservoir. Akuifer mungkin berukuran sangat besar atau sangat
kecil dibandingkan dengan reservoir. Akuifer itu sendiri mungkin seluruhnya dibatasi
oleh batuan yang kedap air atau berhubungan dengan sumber air permukaan (Ahmed dan
McKinney, 2005, Ahmed dan Meehan, 2012; Permadi, 2016).
Ketika fluida reservoir diproduksi, air dari akulfer akan mengalir masuk ke dalam
reservoir, untuk menggantan sebagian atau seluruhnya fluida reservoir yang mengalir ke
sumur produksi. Semakin kuat akuifer maka penurunan tekanan reservoir dapat
diperkecil. Beberapa reservoir minyak besar di daerah Gulf Coast Amerika Serikat
memiliki penggerak air yang begitu aktif sehingga tekanan reservoir hanya berkurang
sekitar 1 psi per juta barel minyak yang diproduksikan (Ahmed, 2019).
Dengan adanya air yang masuk ke dalam reservoir, maka rasio produksi air-
minyak (WOR) akan terus meningkat Rasio produksi gas-minyak (GOR) umumnya
mengalami sedikit perubahan jika reservoir tidak memiliki tudung gas mula-mula.
Tekanan reservoir yang dipertahankan menyebabkan relatif sedikit gas yang dilepaskan
dari minyak Perolehan minyak dari reservoir bertenaga dorong air biasanya jauh lebih
besar daripada perolehan minyak dengan tenaga dorong lainnya. Perolehan minyak akhir
blasanya berkisar antara 30% hingga 70% dari minyak mula-mula (Alamooti and
Malekabadi, 2018).

f) Tenaga Dorong Kombinasi (Combination Drive)

Tenaga dorong yang paling umum ditemui adalah tenaga dorong gas cap dan
tenaga dorong air. Oleh karena itu, jenis penggerak yang paling umum ditemui adalah
mekanisme tenaga dorong kombinasi. Dua kombinasi kekuatan pendorong yang
8
dihasilkan dari adanya tudung gas dan akulfer. Faktor perolehan minyak utama dari
mekanisme penggerak kombinasi ini adalah fungsi yang kuat dari: ukuran tudung gas,
kekuatan akuifer, lokasi sumur mengacu pada GOC dan WOC, serta laju produksi. Untuk
reservoir miring, tenaga dorong pemisahan (tenaga dorong gravitasi) dapat memainkan
peranan penting dalam memberikan perolehan minyak tambahan dengan mengizinkan
gas yang dibebaskan untuk bermigrasi ke tudung gas. Perolehan minyak akhir dari
reservoir dengan tenaga dorong kombinasi biasanya lebih besar dari perolehan minyak
akhir reservoir bertenaga dorong pemuaian batuan dan cairan serta reservoir bertenaga
dorong gas terlarut. Namun, perolehan minyak reservoir bertenaga dorong kombinasi
umumnya lebih kecil dari perolehan minyak dari reservoir bertenaga dorong air dan
tudung gas.
Perolehan minyak yang sebenarnya akan tergantung pada sumur-sumur produksi
yang terletak di atas lereng (Updip Wells) dan sumur-sumur produksi yang terletak di
bawah lereng (Downdip Wells) reservoir. Sumur-sumur produksi yang terletak di atas
lereng reservoir terletak di dekat lapisan kontak gas-minyak/gas-oil contact (GOC).
Sedangkan sumur-sumur produksi yang terletak di bawah lereng reservoir terletak di
dekat lapisan kontak minyak-air / oil-water contact (OWC). Sumur-sumur tersebut perlu
dikendalikan laju produksinya agar tidak melebihi laju kritis.
Di dalam reservoir gas tidak terdapat minyak, maka tidak semua tenaga dorong di
reservoir minyak terdapat di reservoir gas: Tenaga dorong untuk reservoir gas adalah:
tenaga dorong pemuaian (Expansion Drive) batuan dan air, tenaga dorong pengurasan
(Depletion Drive), tenaga dorong air (Water Drive), dan tenaga dorong kombinasi.
Tenaga dorong pengurasan dihasilkan oleh pemuaian gas Berbeda dengan reservoir
minyak, faktor perolehan untuk reservoir gas dengan tenaga dorong pengurasan dapat
secara berarti lebih tinggi daripada reservoir dengan tenaga dorong air.
Hal inidisebabkan karena gas dapat dilewati dan terperangkap oleh air yang
masuk dari akuifer. Perbedaan perolehan gas antara reservoir bertenaga dorong
pengurasan dan reservoir bertenaga dorong air akan lebih besar pada reservoir heterogen.
Perolehan akhir pada reservoir gas bertenaga dorong pengurasan umumnya sebesar 80%
hingga 90%, faktor perolehan dalam reservoir gas bertenaga dorong air umumnya

9
berkisar antara 50% hingga 70% (Ahmed dan McKinney, 2005; Ahmed dan Meehan,
2012).

E. Dasar Teori Mekanisme Pendorong Reservoir

Tenaga pendorong alami ini berasal dari tekanan pori atau tekanan hidrostatik,
yaitu tekanan yang berasal dari fluida reservoir yang ada di pori-pori batuan. Tenaga
pendorong ini meliputi gravity drainagedrive tenaga pendorong yang berasal dari gaya
gravitasi minyak dan gas terhadap air. Depletion drive tenaga pendorong yang berasal
dari gas yang terlarut dalam minyak, sehingga saat terjadi proses produksi gas akan
mengembang dan mendorong minyak kepermukaan. Gas cap drive tenaga pendorong
yang berasal pengembangan gas yang ada di top reservoir. Water drive tenaga pendorong
yang berasal dari air yang ada di aquifer. Combination drive tenaga pendorong yang
berasal dari gabungan beberapa mekanisme pendorong.
Pada Penentuan mekanisme pendorong dengan menggunakan metode
Drive Index menggunakan persamaan dibawah ini (Ahmed, 2001)
DDI +SDI + WDI + EDI=1 (1)

Dimana :

DDI = Depletion Drive Index


SDI = Segregation (Gas Cap) Drive Index
WDI = Water Drive Index
EDI = Expansion (rock and liquid)

Untuk menetukan nilai DDI, SDI, WDI menggunakan persamaan berikut:

N ( Bt −Bti )
DDI = (2)
Np [ Bt +( Rp−Rsi) Bg ]

SDI=
[
N M Bti(Bg−Bgi)
Bgi ]
Np [ Bt +( Rp−Rsi) ]
(3)

10
(We ℘ Bw )
WDI = (4)
Np [ Bt +( Rp−Rsi)Bg ]

Dimana :
N = Original Oil In Place, STB
Np = Kumulatif Produksi, STB
Rp = Kumulatif Produksi GOR, scf/STB
Rsi = Kelarutan Gas Initial, scf/STB
m = Perbandingan Volume Gas Cap terhadap Volume Oil, scf/bbl
Bt = Faktor Volume Formasi Total, bbl/scf
Bti = Faktor Volume Formasi Total pada kondisi initial, bbl/scf
Bg = Faktor Volume Formasi Gas, bbl/scf
Bgi = Faktor Volume Formasi Gas pada kondisi initial, bbl/scf
We = Kumulati Water Influx, bbl
Wp = Kumulati Water Produksi, bbl
Bw = Faktor Volume Formasi Air, bbl

Kontribusi mekanisme pendorong ekspansi batuan dan fluida sangat kecil


terhadap proses produksi minyak dari reservoir ke permukaan sehingga
pengaruhnya terhadap proses produksi minyak ke permukaan bisa diabaikan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama proses produksi ada berbagai macam metode recovery minyak yang dilakukan
kepada sumur produksi. Metode recovery minyak tersebut bisa berupa pemasangan pompa
produksi, injeksi air sebagai pressure maintenance, water disposal, dan waterflooding, hal ini
akan mempengaruhi kondisi tekanan dan produksi yang ada di reservoir, sehingga akan
mempengaruhi dalam menganalisa tenaga pendorong yang bekerja. Dengan mengetahui jenis
mekanisme pendorong yang dominan bekerja di suatu reservoir maka akan memberikan
masukan untuk metode produksi yang paling cocok digunakan pada secondary dan tertiary
recovery, karena mekanisme pendorong sangat mempengaruhi besarnya cadangan minyak tersisa
yang ada di reservoir.

B. Saran

Penulis berharap pembaca memahi materi yang telah penulis paparkan meskipun penulis
ingin kesempurnaan dalam menulis makalah ini tapi penulis menyadari bahwa makalah ini
banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?as_ylo=2018&q=Jenis+Reservoir+berdasarkan+fasa+fluida+dan+
mekanisme+pendorong&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1665751922628&u=%23p%3DBjCMR
YB11UIJ

https://repository.uir.ac.id/4611/2/12.%20BAB%20II.pdf

https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/pakar/article/download/2597/2262

https://jurnal.unpad.ac.id/geoscience/article/download/35207/16084

https://media.neliti.com/media/publications/101460-ID-none.pdf

http://www.trijurnal.trisakti.ac.id/index.php/semnas/article/download/162/161

https://media.neliti.com/media/publications/101460-ID-none.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai