“BOILER”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perpindahan Panas
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah Azza wa Jalla atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah Perpindahan Panas dengan judul Boiler
pada Tahun Akademik 2019/2020 ini. Tidak lupa penyusun juga mengucapkan terima kasih
atas bantuan Bapak Abrar Ridwan, ST., SS.i., MT selaku dosen yang telah membimbing
penyusun, teman sekelompok penyusun yang telah bekerja sama menyelesaikan tugas,
bapak dan ibu penyusun tercinta atas semua do’a, dukungan, perhatian dan kasih sayang
yang telah diberikan selama menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun kepada para pembaca, guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan pengalaman bagi penyusun.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................4
DAFTAR TABEL..................................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................6
1.3 Tujuan...................................................................................................................................7
BAB II BOILER....................................................................................................................................8
2.1 Pengertian............................................................................................................................8
2.5 Efesiensi.............................................................................................................................23
5.1 Kesimpulan........................................................................................................................30
5.2 Saran..................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................31
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Konstruksi Boiler................................................................................................................8
Gambar 16 Mill/Pulverized..................................................................................................................21
4
DAFTAR TABEL
Table 1 Komposisi Unsur Kimia Dalam Kayu................................................................................26
Table 4 Hasil perkiraan rugi – rugi daya semua yang hilang (losses).......................................28
5
BAB I
PENDAHULUAN
Boiler adalah alat pemanas dan pendidih air. Umumnya temperatur fluida yang dicapai lebih
besar dari pada 100˚C, fluida yang sebelumnya cair telah berubah menjadi uap. Boiler
biasanya digunakan untuk industri dan pembangkit listrik. Boiler industri berdimensi besar
ada diantaranya di industri kimia, hotel dan sebagainya. Boiler kecil banyak ditemui di rumah
sakit, hotel, industri kecil lainnya. Bentuknya merupakan suatu bejana tertutup, dimana kalor
dari pembakaran bahan bakar dipindahkan ke air melalui ruang bakar dan bidang bidang
pemanas.
6
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian boiler.
7
BAB II
BOILER
2.1 Pengertian
Boiler adalah alat pemanas dan pendidih air. Umumnya temperatur fluida yang
dicapai lebih besar dari pada 100˚C, fluida yang sebelumnya cair telah berubah menjadi
uap. Boiler biasanya digunakan untuk industri dan pembangkit listrik. Boiler industri
berdimensi besar ada diantaranya di industri kimia, hotel dan sebagainya. Boiler kecil
banyak ditemui di rumah sakit, hotel, industri kecil lainnya. Bentuknya merupakan suatu
bejana tertutup, dimana kalor dari pembakaran bahan bakar dipindahkan ke air melalui
ruang bakar dan bidang bidang pemanas.
Boiler atau ketel uap merupakan gabungan yang kompleks dari pipa-pipa penguapan
(evaporator), pemanas lanjut (superheater), pemanas air (economiser) dan pemanas udara
(air heater). Pipa-pipa penguapan (evaporator) dan pemanas lanjut (superheater) mendapat
kalor langsung dari proses pembakaran bahan bakar, sedangkan pemanas air (economiser)
dan pemanas udara (air heater) mendapat kalor dari sisa gas hasil pembakaran sebelum
dibuang ke atmosfer.
Ketel uap adalah sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana terdiri dari dua
bagian yang penting yaitu: dapur pemanasan (Furnace), dimana yang menghasilkan panas
yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper, sebuah alat yang mengubah
air menjadi uap. Uap atau fluida panas kemudian disirkulasikan dari ketel untuk berbagai
proses dalam aplikasi pemanasan.
b. Suplai tekanan rendah bagi kerja proses di industri seperti industri pemintalan, pabrik
gula dan sebagainya
c. Menghasilkan air panas, dimana bias digunakan untuk instalasi pemanas bertekanan
rendah.
9
Siklus air merupakan suatu mata rantai rangkaian siklus fluida kerja. Boiler mendapat
pasokan fluida kerja air dan menghasilkan uap untuk dialirkan ke turbin. Air sebagai fluida
kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi dengan melalui economiser dan
ditampung didalam steam drum.
Economiser adalah alat yang merupakan pemanas air terakhir sebelum masuk ke
drum. Di dalam economiser air menyerap panas gas buang yang keluar dari superheater
sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong. Peralatan yang dilalui dalam siklus air
adalah drum boiler, down comer, header bawah (bottom header), dan riser. Siklus air di
steam drum adalah, air dari drum turun melalui pipa-pipa down comer ke header bawah
(bottom header). Dari header bawah air didistribusikan ke pipa-pipa pemanas (riser) yang
tersusun membentuk dinding ruang bakar boiler. Di dalam riser air mengalami pemanasan
dan naik ke drum kembali akibat perbedaan temperatur.
Perpindahan panas dari api (flue gas) ke air di dalam pipa-pipa boiler terjadi secara
radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur naik hingga mendidih
juga terjadi sirkulasi air secara alami, yakni dari drum turun melalui down comer ke header
bawah dan naik kembali ke drum melalui pipa-pipa riser. Adanya sirkulasi ini sangat
diperlukan agar terjadi pendinginan terhadap pipa-pipa pemanas dan mempercepat proses
perpindahan panas. Kecepatan sirkulasi akan berpengaruh terhadap produksi uap dan
kenaikan tekanan serta temperaturnya.
Selain sirkulasi alami, juga dikenal sirkulasi paksa (forced circulation). Untuk sirkulasi
jenis ini digunakan sebuah pompa sirkulasi (circulation pump). Umumnya pompa sirkulasi
mempunyai laju sirkulasi sekitar 1,7 artinya jumlah air yang disirkulasikan 1,7 kali kapasitas
penguapan. Beberapa keuntungan dari sistem sirkulasi paksa antara lain :
a. Waktu start (pemanasan) lebih cepat.
b. Mempunyai respon yang lebih baik dalam mempertahankan aliran air ke pipa-pipa
pemanas pada saat start maupun beban penuh.
c. Mencegah kemungkinan terjadinya stagnasi pada sisi penguapan
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur,
dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan. Berdasarkan
ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low
pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu
pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk
memanaskan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau
membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik
kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun,
10
ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-
temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin
dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri
dengan bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air
umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah
terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi
steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat
pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan
pada sistem.
11
Dust collector adalah alat pengumpul abu atau penangkap abu pada sepanjang aliran gas
pembakaran bahan bakar sampai kepada gas buang.
f. Soot blower
Soot blower adalah alat yang berfungsi sebagai pembersih jelaga atau abu yang menempel
pada pipa-pipa.
Sedangkan untuk komponen bantu dalam sistem ketel uap pembangkit listrik antara lain:
a. Deaerator
Merupakan pemanas air sebelum dipompa ke dalam ketel sebagai air pengisian. Media
pemanas adalah exhaust steam pada tekanan ± 1 kg/cm2 dengan suhu ± 150°C, sehingga
didapatkan air pengisian ketel yang bersuhu antara 100°C-105°C. Fungsi utamanya adalah
menghilangkan oksigen (O2) dan untuk menghindari terjadinya karat pada dinding ketel.
b. Air pengisi ketel (boiler feed water)
Air pengisi ketel didapatkan dari 2 sumber yaitu: air condensate, didapatkan dari hasil
pengembunan uap bekas yang telah digunakan sebagai pemanas pada evaporator, juice
heaterdan vacuum pan. Air condensate ini ditampung dan kemudian dialirkan ke station
boiler sebagai air umpan pengisi ketel dengan persyaratan pH 8,5; Iron (ppm) : 0,002;
Oxygen (ppm) : 0,02
12
Merupakan alat pembawa atau pengangkut abu dari sisa-sisa pembakaran bahan bakar,
baik yang dari rangka bakar (fire grate) ataupun juga dari alat-alat pengumpul abu (dust
collector), untuk dibuang dan diteruskan ke kolam penampungan dan ini biasanya
digunakan sebagai kompos diperkebunan tebu.
Boiler jenis ini pada umumnya berkapasitas kecil. Jaman dahulu dipergunakan untuk
lokomotif uap kereta api. Juga banyak dipergunakan pada industri kecil, rumah sakit,
hotel dan pembangkit energi kecil lainnya hingga saat kini. Sesuai dengan namanya,
boiler ini mempunyai pipa-pipa yang di dalamnya dialiri api. Ruang bakar utamanya
berupa tungku. Api dan gas bakar kemudian disalurkan melalui pipa-pipa, selain untuk
memanaskan air di dalam boiler, juga untuk meningkatkan temperatur uap dalam
superheaternya.
Bahan bakar yang dipergunakan antara lain kayu bakar, batubara, minyak atau gas.
Gas panas hasil pembakaran (flue gas) mengalir di dalam pipa-pipa, bagian luar pipa
diselimuti air
Terjadi perpindahan panas dari gas panas ke air, lalu air berubah menjadi uap
Tekanan uap tidak dapat dibuat terlampau tinggi karena drum akan sedemikian
tebalnya sehingga tidak menguntungkan
Digunakan di pabrik-pabrik gula karena tidak memerlukan tekanan uap yang tinggi
13
Keterbatasan dari boiler pipa api adalah tekanan uap tidak dapat dibuat terlampau
tinggi karena ketebalan drum akan sedemikian tebalnya sehingga tidak menguntungkan.
1) Cornish Boiler
Cornish boiler merupakan bentuk paling pertama dari fire tube boiler.
Boiler ini hanya menggunakan satu pipa besar sebagai saluran apinya.
Boiler ini menggunakan cerobong asap yang panjang untuk memastikan suplai
oksigen cukup.
2) Lancashire boiler
Lancashire boiler mirip dengan cornish boiler, namun memiliki dua pipa besar untuk
dilalui api.
Dua pipa tersebut dipilih berdasarkan teori termodinamika untuk meningkatkan kalor
yang dialirkan untuk memanaskan volume air yang lebih banyak.
14
3) Scotch Marine Boiler
Ukuran pipa yang kecil mengakibatkan luas permukaan yang besar sehingga
perpindahan panas lebih besar
4) Locomotive Boiler
Memiliki 3 komponen utama yaitu : firebox, beberapa pipa asap kecil, dan kotak
asap.
Memiliki cangkang silinder dengan arah horizontal yang terdiri dari beberapa pipa
horizontal
Berlawanan dengan boiler pipa api, boiler pipa air justru menggunakan pipa-pipa
untuk memanaskan air dan uap di dalamnya air berada didalam pipa sedangkan gas
panas berada diluar pipa. Boiler pipa air dapat beroperasi dengan tekanan sangat tinggi
(lebih dari 100 Bar). Keuntungan boiler jenis ini dibanding dengan jenis sebelumnya
adalah, sesuai dengan spesifikasi pipanya, air dan uap dalam pipa dapat bertekanan dan
16
bertemperatur tinggi. Biaya konstruksi dan bahannya relatif lebih rendah. Selain daripada
itu boiler ini dapat dirancang untuk kebutuhan yang besar, misalnya untuk pembangkit
listrik tenaga uap yang besar. Bahan bakar utama untuk boiler industri dan pembangkit
listrik saat ini adalah batubara dan gas alam dan juga nuklir atau Reaktor nuklir
• Gas panas hasil pembakaran (flue gas) mengalir di luar pipa, bagian dalam pipa di
selimuti air
• Terjadi perpindahan panas dari gas panas keair, lalu air berubah menjadi uap
• Tekanan uap bisa dibuat sangat tinggi sesuai dengan kebutuhan industry modern
- Ruang bakar bisa besar sehingga lebih menjamin proses pembakaran yang baik
1. Boiler Komersil
2. Boiler Industrial
17
Khusus didisain untuk industri kecil dan menengah. Kapasitas berkisar antara 5 ton
uap per/jam sampai dengan 50 ton per/jam. Contoh adalah boiler di hotel, rumah sakit,
apartemen dansebagainya. Umumnya berkapasitas di bawah 50 ton/jam uap, dibuat di
pabrik, dan diangkut ketempat pemasangannya menggunakan alat transportasi darat dan
laut.
3. Boiler utilitas
Sebagai contoh, boiler untuk pembangkit tenaga uap. Berkapasitas sekitar 50 – 2000
ton/jam uap, pada tekanan sampai 80 bar dan temperatur sampai 600°C. Karena
umumnya besar ukurannya, boiler utilitas dibangun di lapangan, dengan perancangan
sesuai acuan baku pabrik. Boiler utilitas, karena besarnya, bekerja pada kapasitas
produksi yang tetap. Selain efisiensinya yang turun pada beban sebagian, stabilitas
sistem kendali keseluruhannya menyulitkan operasi pada beban sebagian, sehingga
cenderung dioperasikan pada beban disainnya.
Boiler stoker atau Boiler pembakaran Lapisan Tetap (fixed bed combustion) adalah
sistem pembakaran dengan memasukan bahan bakar padat pada bed pembakaran yang
tetap, udara yang digunakan untuk proses pembakaran dengan kecepatan yang kecil,
ukuran untuk tipe boiler ini terbatas sehingga kemampuan untuk menghasilkan uap
maksimum ± 50,4 kg/s.
18
Gambar 12 Siklus Boiler Stoker
Boiler stoker (unggun fluidisasi) dimana batu bara dibakar diatas rantai berjalan (Belt
Conveyor) dan diberi hembusan udara dari sisi bawah sehingga batu bara membara diatas
rantai berjalan tersebut.
Keuntungan tipe boiler ini adalah dapat merespon secara tiba-tiba perubahan beban
dan dapat membakar bahan bakar dalam jumlah besar sekaligus. Bahan metal tipe ini
harus mempunyai ketahanan terhadap panas yang tinggi karena pembakaran di ruang
bakar melebihi 1093 oC
19
Gambar 14 Sistem Boiler Pulverized
Pada Boiler PV yang paling mencolok adalah penggunaan Mill/Pulverizer dan Boiler
PV menggunakan nozzle sebagai alat penyemprotan atau injeksi hasil bahan bakar yang
telah dihaluskan di Mill menjadi serbuk harus sehingga membentuk bola api.
20
Gambar 16 Mill/Pulverized
Boiler Circulating Fluidized Bed atau Boiler Pembakaran Lapisan Mengambang (fluidized
bed combustion/FCB) adalah Boiler yang menggunakan sistem pembakaran menggunakan
hembusan udara dan bantuan pasir (Bed Material) untuk proses pembakaran dimana bahan
bakar disirkulasikan secara terus menerus hingga terbakar dengan sempurna.
21
- CIRCULATING : Terjadinya sirkulasi batubara yang belum habis terbakar dari
FURNACE ke CYCLONE kemudian masuk ke SEAL POT dan kembali ke
FURNACE.
- BED : Material berupa partikel-partikel kecil (pasir kuarsa, bottom ash) yang
digunakan sebagai media awal transfer panas dari pembakaran HSD ke pembakaran
Batubara (± 100 ton).
2. CYCLONE yang berfungsi untuk memisahkan batubara yang belum terbakar dengan
abu (ash) sisa pembakaran dan mengembalikannya ke Furnace. Komponen utama
Cyclone: Cyclone, SealPot, Seal Pot Duct.
3. BACKPASS yang berfungsi sebagai ruang pemanfaatan kalor yang terdapat dalam
flue gas. Komponen utama di Backpass: Finishing Superheater, Low Temperature
Superheater, Economizer, dan Tubular Air Heater.
22
Gambar 20 Siklus Boiler CFB
a. CFB Boiler mampu membakar dengan tingkat emisi yang rendah (SO x dan NOX yang
sangat rendah).
b. Coal dibakar pada bagian `bed of hot material` yang mengambang dan sirkulasi dalam
furnace karena kecepatan udara yang tinggi sehingga menyebabkan fluidisasi pada bed
material.
c. Bed inventory terdiri dari coal fuel, sorbent, inert sand, dan reinjected coal dari cyclone.
2.5 Efesiensi
Efisiensi boiler didefinisikan sebagai persen energi panas masuk yang digunakan
secara efektif pada steam yang dihasilkan. Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler:
a. Metode langsung
Energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam) dibandingkan dengan energi yang
terkandung dalam bahan bakar boiler.
b. Metode tidak langsung
Efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan energi yang masuk
23
dari gas menjadi cair pada suhu yang sama. Panas laten pencairan / peleburan (latent heat
of fusion) adalah jumlah panas yang harus ditambahkan kepada zat (padat) pada titik
leburnya sampai wujudnya berubah menjadi cair semuanya pada suhu yang sama. Panas
laten pembekuan (latent heat of solidification) adalah jumlah panas yang harus dibuang/
dikeluarkan oleh zat (cair) pada titik bekunya untuk mengubah wujudnya dari cair menjadi
padat pada suhu yang sama.
24
BAB IV
Penelitian dilakukan selama 7 (tujuh) bulan dari Juli – Februari 2014. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dari data log sheet Boiler Turbine Board
(BTB) PLTU. Data yang digunakan adalah tekanan, temperatur masukan dan keluaran boiler
serta jumlah uap per jam. Variabel data diukur setiap jam pada mana data dalam sehari
berjumlah 24 data dihitung setiap jam dari jam 00.00 – 24.00 WIB. Data diambil dari hasil
pencatatan selama 29 hari pada bulan Juli 2013 sehingga data keseluruhan untuk tiap
variabel adalah 3480 data.
Tahap awal proses penentuan efisiensi boiler adalah data tekanan, temperatur masukan
dan keluaran boiler. Data tersebut diubah menjadi entalpi panas lanjut, hg, dalam kJ/kg dan
entalpi air umpan, dalam kJ/kg untuk mendapatkan nilai energi keluar dan energi masuk
pada persamaan (2) yang diperoleh pada tabel Superheated Steam dan Saturated steam.
Tahap kedua adalah jika data dari perusahaan tidak sama dengan nilai di tabel Superheated
Steam dan Saturated steam, maka dilakukan interpolasi untuk mendapatkan nilai
sebenarnya entalpi panas lanjut, dengan rumus berdasarkan persamaan (1),
Nilai M adalah nilai Entalpi panas lanjut, hg, sebenarnya (kJ/kg), M1,1 adalah nilai
Entalpi panas lanjut, hg, pada Y1 dan X1 (kJ/kg), M1,2 adalah nilai Entalpi panas lanjut, hg,
pada Y1dan X2(kJ/kg), M2,1 adalah nilai Entalpi panas lanjut, hg, pada Y2 dan X1 (kJ/kg),
M2,2 adalah nilai Entalpi panas lanjut, hg, pada Y2 dan X2 (kJ/kg).
Pada persamaan (1), terdapat nilai X, dimana X adalah nilai temperatur uap masukan, T,
dari data perusahaan (˚C), X1 adalah nilai temperatur awal, T1, dari tabel uap (˚C), X2
adalah nilai temperatur akhir, T2, dari tabel uap (˚C), Y adalah nilai tekanan main steam, P,
dari data perusahaan (kPa), Y1 adalah nilai tekanan awal, P1, dari tabel uap (kPa) dan Y2
adalah nilai tekanan akhir, P2, dari tabel uap (kPa)
25
Tahap ketiga, data yang telah diinterpolasikan dipakai untuk menentukan efisiensi boiler
berdasarkan persamaan (2):
Dengan Q adalah nilai uap (kg/jam) dan GCV bahan bakar dan q adalah nilai bahan
bakar yang digunakan sehingga diperoleh nilai efisiensi boiler dari data harian selama satu
bulan pengambilan data.
Analisis kehilangan panas antara lain kehilangan panas dalam gas buang kering,
kehilangan panas karena pembentukan air dari H2 dalam bahan bakar, kehilangan panas
karena embun dalam bahan bakar, kehilangan panas karena embun di udara, kehilangan
panas karena radiasi dan konveksi, kehilangan panas karena abu terbang yang tidak
terbakar, kehilangan panas karena abu bawah yang tidak terbakar. Persamaan Persentase
kehilangan panas dalam gas buang kering, L1 diberikan oleh persamaan 3 :
Nilai L1 adalah persentase kehilangan panas dalam gas buang kering, m adalah
massa dari gas buang kg/kg bahan bakar, Cp adalah panas spesifik dari gas buang kJ/kg, Tf
adalah temperatur dalam gas buang ˚C, Ta adalah temperatur luar gas buang ˚C. Analisis
Persentase kehilangan panas karena pembentukan air dari H2 dalam bahan bakar, L2
diberikan oleh persamaan 4 :
Nilai H2 adalah kg dari hidrogen dalam 1 kg bahan bakar, Cp adalah panas spesifik
dari superheated steam kcal/kg˚C, Tf adalah temperatur dalam gas buang ˚C, Ta adalah
temperatur luar gas buang ˚C dan 584 adalah nilai panas Latent. Analisis persentase
kehilangan panas karena embun dalam bahan bakar, L3 diberikan oleh persamaan 5 :
Nilai M adalah kg dari embun dalam 1 kg bahan bakar, Cp adalah panas spesifik dari
superheated steam kcal/kg˚C, Tf adalah temperatur dalam gas buang ˚C, Ta adalah
27
temperatur luar gas buang ˚C dan 584 adalah nilai panas Latent. Analisis persentase
kehilangan panas karena embun di udara, L4 diberikan oleh persamaan 6 :
Nilai AAS adalah massa sebenarnya dari suplai udara per kg dari bahan bakar, H2
adalah hidrogen dalam 1 kg bahan bakar, Cp adalah panas spesifik dari superheated steam
kcal/kg˚C, Tf adalah temperatur dalam gas buang ˚C, Ta adalah temperatur luar gas buang
˚C. Selanjutnya analisis persentase Kehilangan panas karena radiasi dan konveksi, L5
diberikan oleh persamaan 7 :
Analisis persentase kehilangan panas karena abu terbang yang tidak terbakar, L6
diberikan oleh persamaan 8 :
Analisis kehilangan panas karena abu bawah yang tidak terbakar, L7 diberikan oleh
persamaan 9 :
Table 4 Hasil perkiraan rugi – rugi daya semua yang hilang (losses)
Faktor bahan bakar dinyatakan dalam bentuk kehilangan panas dalam gas buang
kering, kehilangan panas karena pembentukan air dari kandungan hydrogen dan kehilangan
28
panas karena abu terbang dan abu dasar yang tidak terbakar. Berdasarkan hasil perkiraan
rugi – rugi daya semua yang hilang (losses), kehilangan panas terbesar terjadi dalam gas
buang sebesar 12,69% semakin tinggi massa gas buang dari hasil analisis 2029,31 kg maka
kehilangan panas dalam gas buang dari hasil perhitungan sebesar 12,69 %. yang
menunjukkan bahwa semakin banyak komponen – kompenen kimia yang tidak terbakar
sempurna.
Udara teoritis yang diperlukan dan persentase udara berlebih yang diperoleh 77%
juga mempengaruhi massa dari gas buang, artinya semakin banyak kandungan akhir unsur
gas buang 2029,31 kg dibandingkan dengan jumlah udara yang diperlukan 12,29 kg
udara/kg bahan bakar, setiap kandungan unsur kimia bahan bakar berdasarkan reaksi kimia
maka semakin tinggi panas yang dikeluarkan dari boiler yang disebabkan oleh nilai GCV
batubara pada penelitian lebih besar dari GCV kayu sehingga terjadi pemborosan panas
yang berdampak pada penurunan efisiensi dari boiler tersebut.
Kehilangan panas karena pembentukan air dari hidrogen dalam bahan bakar dan
kehilangan panas karena abu terbang dan abu dasar yang tidak terbakar dikarenakan faktor
lingkungan. Jumlah bahan bakar yang digunakan saat penelitian sebanyak 12117,82 kg/jam
dengan udara yang dibutuhkan 1229 kg, Oksigen yang sudah ada didalam sampel
spesifikasi batubara sebanyak 14,48 kg artinya oksigen tambahan yang diperlukan 282,67
kg. Udara mengandung 23% berat oksigen itu artinya jumlah udara yang diperlukan untuk
12117,82 kg/jam bahan bakar adalah 1229 kg udara. Untuk udara teoritis 12,29 kg udara/kg
bahan bakar sehingga untuk pembakaran sempurna udara yang diperlukan seharusnya
985,99 kg, artinya terjadi kelebihan udara sebanyak 243,01kg. Hal tersebut menyebabkan
ada sisa karbon, belerang dan hidrogen yang tidak terbakar sempurna.
Kehilangan panas karena abu terbang dan abu dasar (bottom ash) bersumber dari
alami sumber batubara, semakin tinggi kandungan abu, zat yang mudah menguap dan
lengas makin banyak abu terbang dan abu dasar yang dihasilkan.
29
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media yang berguna
dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas atau steam pada
tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika air didihkan
sampai menjadisteam, maka volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak,
sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan
sangat baik.
5.2 Saran
Dalam rangka untuk memelihara lingkungan sebaiknya bahan bakar yang digunakan
untuk boiler-boiler pada dunia industry melakukan pencampuran bahan bakar dengan bahan
bakar biomass untuk mengurangi pemakaian batu bara dan untuk mengurangi emisi gas
buang
30
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Analisis Efisiensi Boiler Menggunakan Metode Langsung
[1] Sutikno, D., Soenoko, R., Pratikto, P., PT, F. P., & Nur Cahyo, P. M. (2011). Study On Pressure
Distribution In The Blade Passage Of The Francis Turbine. Rekayasa Mesin Vol. 2 No.2, 154-158.
[2] Asmudi. (2010). Analisa Unjuk Kerja Boiler Terhadap Penurunan Daya Pada PLTU PT. Indonesia
Power UBP Perak. Jurusan Teknik Perkapalan. Fakultas Teknologi Kelautan. ITS Surabaya. Hal 1-15
diakses di digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9765-Paper.pdf pada tanggal 22 November 2016.
[3] Basuki, C. A., Nugroho, I., & Winardi, I. (2008). Analisis Konsumsi Bahan Bakar Pada Pembangkit
Listrik Tenaga Uap Dengan Menggunakan Metode Least Square. Makalah Tugas Akhir. Fakultas
Teknik. Universitas Dipenogoro diakses di eprints.undip.ac.id/25596/1/ML2F004464.pdf pada tanggal
22 November 2016.
[4] Yohana, E., & Askhabulyamin. (2012). Perhitungan Efisiensi Dan Konversi dari Bahan Solar Ke
Gas Pada Boiler Eraba HKL 1800 KA. ROTASI. Vol. 14. No. 2, 7-10.
[5] Winanti, w. S., & Prayudi, T. (2006). Perhitungan Efisiensi Boiler Pada Industri Industri Tepung
Terigu. Jurnal Teknik Lingkungan. Edisi Khusus, 58-65.
[6] Ristyanto, A. N., Windarto, J., & Handoko, S. (2013). Simulator Perhitungan Efisiensi Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Rembang. Jurusan Teknik Elektro UNDIP Semarang diakses
di ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/transient/article/view/3006 pada tanggal 22 November 2016.
31