0
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan modul praktikum yang berjudul
Harapan saya semoga modul yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca (Praktikan), menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi modul ini menjadi lebih baik lagi.
Sebagai penulis, saya mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang terkandung di
dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya berharap kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran agar modul ini dapat menjadi lebih bagus lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.3. Teori Dasar Heat Balance Pada Boiler ......................................................................... 26
3.4. Tugas Rumah .................................................................................................................. 31
3.5. Alat dan Bahan yang Digunakan ................................................................................... 32
3.6. Langkah-Langkah Pengujian ........................................................................................ 32
3.7. Data Pengamatan ............................................................................................................ 32
3.8. Tugas Akhir dan Analisa................................................................................................ 34
MODUL IV .......................................................................................................................................... 35
HEAT BALANCE PADA TURBIN PLTU MINI ........................................................................... 35
4.1. Capaian Pembelajaran ................................................................................................... 35
4.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................................... 35
4.3. Teori Dasar Heat Balance Turbin ................................................................................. 35
4.4. Tugas Rumah .................................................................................................................. 39
4.5. Alat dan Bahan Yang Digunakan .................................................................................. 40
4.6. Langkah-Langkah Pengujian ........................................................................................ 40
4.7. Data Pengamatan ............................................................................................................ 41
4.8. Tugas Akhir ..................................................................................................................... 42
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
TATA TERTIB LABORATORIUM
Datang tepat waktu sesuai jadwal (15 menit sebelum test awal / praktikum dimulai).
10 menit test awal berjalan bagi mahasiswa yang telat tidak di ijinkan masuk (di anggap
gagal).
Membawa kelengkapan alat tulisnya dan dilarang menggunakan kaos oblong dan
Pada saat praktikum dilarang makan, minum, dan menggunakan handphone (kecuali untuk
Dilarang menyentuh atau menjalankan alat tampa pemberitahuan asisten atau instruktur.
Membersihkan alat-alat yang dipakai dan menyimpan kembali peralatan setelah selesai
praktikum.
vi
MODUL I
PENDINGIN
PERPINDAHAN PANAS)
1.1. Capaian Pembelajaran Lulusan
2. Sistem dan cara kerja peralatan kompresor, Kondensor, Evaporator dan katub
Ekspansi
Ada beberapa hal yang diperhatiakan sebelum melakukan kegiatan praktikum demi
1. Menggunakan helem safety untuk melindungi kepala agar tidak tertimpa benda
2. Memakai sepatu safety agar kaki terlindungi saat kejatuhan benda keras dan
Dalam bab ini akan dibahas teori dasar mesin pendingin dan teori kesetimbangan energi
kalor pada alat penukar kalor yang digunakan dalam percobaan yaitu kondensor dan
evaporator.
1
B. Teori Dasar Mesin Pendingin.
1. Kompressor
Di dalam kompresor terjadi kerja yaitu proses penekanan (Kompresi) gas refrigerant.
Tekanan dan temperatur gas naik. Proses yang terjadi dianggap adiabatis (tidak ada kalor
yang masuk maupun keluar dari sistem) dan isentropis (proses dengan entropy tetap).
2. Kondensor
phasenya menjadi cairan. Didalam kondensor terjadi perpindahan kalor dari uap refrigerant
keudara pendingin yang dialirkan oleh fan. Proses kondensasi ini terjadi pada suhu dan
tekanan tetap.
3. Katub ekspansi
Di dalam katub ekspansi terjadi proses Throttling yaitu proses penurunan tekanan dimana
2
4. Evaporator
phase menjadi uap. Didalam evaporator terjadi perpindahan panas dari udara yang dialirkan
pengembunan maka kalor yang dikandung refrigerant harus dibuang. Pembuangan kalor
dilakukan oleh udara pendingin yang dialrkan oleh fan.Dalam proses penukaran kalor terjadi
keseimbangan kalor yaitu kalor yang dilepas oleh uap refrigerant harus sama dengan kalor
Q R = Q Ud
Dimana :
QR = kalor yang dilepas oleh air uap refrigerant yang sedang mengembun (kJ/jam)
Selanjutnya :
Q R = m R . QR Q Ud = M Ud . C pUd .ΔtUd
Dimana :
Δt Ud = selisih temperatur gas udara pendingin keluar dan masuk cooling tower (0C)
3
D. Keseimbangan Kalor dalam Evaporator
Didalam evaporator terjadi penukaran kalor dari media panas yaitu dari udara
yang dialirkan oleh fan kepada cairan refrigerant yang sedang mengalami proses
yang dilepas oleh cairan refrigerant harus sama dengan kalor yang diterima oleh
udara pendingin.
Q Ud = Q R
Dimana :
Q Ud = kalor yang dilepas oleh udara yang dialirkan oleh fan ( kJ/jam )
Selanjutnya :
Q R = m R . QR Q Ud = M Ud . C pUd .ΔtUd
Dimana :
Dalam bab ini akan dibahas teori perpindahan kalor pada alat penukar kalor
(heat exchanger) yang digunakan dalam percobaan yaitu kondensor dan evaporator.
4
a) Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi dalam bentuk perambatan panas
b) Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi dalam aliran benda cair maupun
c) Radiasi
Radiasi adalah perambatan panas tanpa medium perantara atau secara pancaran
Pada kedua peralatan penukar kalor diatas ketiga jenis perpindahan panas
Q = A U Δt
Dimana :
logaritmis untuk kedua alat tersebut diatas yaitu kondensor dan evaporator.
5
1. Kondensor
Dalam kondensor terjadi perpindahan panas antara 2 media yaitu udara dan
refrigerant. Diagram temperatur dan luas laluan dapat digambarkan sebagai berikut :
Dimana :
Aliran dianggap paralel flow, maka Perbedaan temperatur rata rata logaritmis
adalah :
tm =
(TR − TUI ) − (TR − TUO )
T −T
ln R UI
TR − TUO
6
2. Evaporator
Dalam evaporator terjadi perpindahan panas antara media yaitu udara dan
Dimana :
refrigerant keluar ( 0C )
tm =
(TUI − TR ) − (TUO − TR ) = (TUI − TUO )
T −T T −T
ln UI R ln UI R
TUO − TR TUO − TR
7
3. Jumlah Kalor Perpindahan Panas
Total panas yang dipindahkan dari kondensor keluar dan dari luar
Q = A U ∆t m
berikut :
berlangsung secara isentropis dan adiabatis. Dalam proses ini ada kerja W
8
b. Proses (2-3) Proses kondensasi uap refrigerant didalam kondensor. Dalam
proses ini terjadi pembuangan kalor Q2 dari sistem melalui media pendingin
Uap refrigerant berubah menjadi cairan. Proses berlangsung pada suhu dan
tekanan tetap.
c. Proses (3-4) Proses Throttling yaitu proses penurunan tekanan refrigerant pada
entalpi tetap. Proses ini terjadi dala katub ekspansi. Tidak ada panas atau kerja
Dalam proses ini terjadi pemasukan kalor Q1 kedalam sistem yang diambil
tersebut!
4) Sebutkan pada komponen apa aja perubahan fase terjadi dan jelaskan
9
1.5. Alat dan Bahan yang Digunakan
A Pembebanan Normal
▪ Nyalakan lampu
10
1.7. Data Pengamatan
Data suhu udara pendingin dan tekanan Refrigerant setelah mesin pendingin
menyalakan lampu pada sisi udara masuk evaporator. Pencatatan serupa dilakukan
setelah kondisi mesin stabil yaitu kira kira 5 menit setelah penyalaan lampu. Data
Diameter kipas cm
11
Beban Lampu ( 15 watt )
Diameter kipas cm
Diameter kipas cm
12
Beban Lampu (40 Watt)
Diameter kipas cm
1) Data – data masuk dan keluar kompressor di plot kedalam fase diagram freon
yang digunakan :
13
2) Baca dari diagram enthalpy h1 , h2 , dan h3 yang digunakan di plot kedalam fase
diagram Freon.
o Kondensor : ∆h = ( h2- h3 )
o Evaporator : ∆h = ( h1- h4 )
5) Dari anemometer didapat kecepatan udara (v), serta dengan mengukur diameter
fan (d) kondensor dan evaporator, maka kita dapat menghitung jumlah aliran
massa udara yang melalui kondensor dan evaporator, yaitu dengan rumus:
m=A.v
A diperoleh dari rumus : A = d2
4
7) Dari perhitungan no. 3 dan no.6, diperoleh berapa massa refrigerant (m = Q/∆h),
14
C. Perhitungan beban menggunakan lampu 25 Watt
E. Bandingkan hasil perhitungan yang telah didapat dan plot kedalam grafik serta
15
MODUL II
1. Bertujuan untuk mengetahui karakteristik aliran fluida yang ada dalam saluran baja
Ada beberapa hal yang diperhatiakan sebelum melakukan kegiatan praktikum demi
1. Menggunakan helem safety untuk melindungi kepala agar tidak tertimpa benda berat
2. Memakai sepatu safety agar kaki terlindungi saat kejatuhan benda keras dan
Semua fluida yang mengalir didalam suatu sistim dipengaruhi oleh hukum kekekalan
16
g V12 g V22
P1v + Z1 + = P2v + Z 2 +
gc 2 gc gc 2 gc
Berbagai variabel pada persamaan diatas yang ada tanda 1 dan 2 menunjukkan
Z = elevasi, ft ( m ).
V = kecepatan fluida, ft / s ( m / s ).
aliran.Contohnya tabung venturi, nozel fluida, dan berbagai macam orifis. Juga
tabung pitot yang mengukur aliran dapat digunakan untuk membandingkan total
head, Pv + Z + (V2 / 2gc), hingga tinggi statis ( static head ), Pv + Z, pada titik
17
V2 = 2 gc J (H1 − H 2 ) = C H1 − H 2
dimana :
adiabatis ( tanpa perpindahan panas keluar atau masuk sistem ), steady state,tanpa
ada kerja ( tanpa gesekan ), kondisi irreversibel, dan tanpa perubahan tinggi
permukaan.
penampang dan ketinggian antara saluran masuk dan keluarnya. Gesekkan antar
dalam tegangan geser antara batas batas yang saling berdekatan pada fluida. Bila
saluran. Untuk mengimbangi tegangan geser yang tejadi pada dinding maka
18
D2
(dP) = wD(dx)
Keseimbangan gaya menjadi : 4
dimana :
( dP / dx ) :
dP 4
= w
dx D
Kenaikan tekanan berlangsung sepanjang saluran dapat dinyatakan dengan
f 1 V2
w =
4 v 2 gc
Reynolds, suatu besaran yang dipengaruhi oleh dimensi pipa, kecepatan, densitas
VDe VD GDe
Re = atau atau
v
19
dimana :
ρ = densitas, lb / ft3 ( kg / m2 )
V = kecepatan fluida, ft / h ( m / s )
akan berkelakuan laminar pada kecepatan rendah dan turbulen pada kecepatan
tinggi. Beberapa percobaan yang telah dilakukan untuk menurunkan tekanan akibat
gesekkan fluida, dari analisis yang telah diperoleh dari percobaan tersebut dan
20
hukum hukum yang digunakan, terlihat bahwa bilangan Reynolds dapat digunakan
pada gambar, memperlihatkan bahwa aliran laminar akan terjadi pada bilangan
reynolds kurang dari 2000, turbulen terjadi pada bilangan Reynold melebihi 4000.
1. Aliran Laminar.
Karakteristik aliran laminar ialah pola aliran yang sejajar yang berlapis lapis.
Tidak terjadi percampuran antar aliran kecuali untuk difusi molekul dari satu aliran
ke yang lainnya. Terjadi sebuah batas yang tipis antara fluida dan dinding
dimanapada batas tersebut fluida kecepatannya nol sebagai hasil gaya adhesi
molekul.
2. Aliran Turbulen.
Disaat turbulen, aliran berpola tidak paralel. Dalam masalah ini, kondisi batas
Sistim perpipaan dan ducting mempunyai banyak valve dan fitting pada
pemipaan yang digunakan untuk transportasi fluida dengan jarak yang jauh.
Contoh adalah penggunaan pipa untuk mendistribusikan uap disuatu pabrik atau
relatif pendek dapat pula mempunyai valve dan fitting yang cukup banyak.
21
dimensi r / D ( perbandinganradius belokkan terhadap diameter dalam pipa ).
Untuk pipa komersial, karena permukaannya halus maka gesekan lebih kecil.
3. Sebut dan jelaskan karakteristik aliran dari fluida yang mengalir didalam saluran
4. Apa yang dimaksud dengan pressure drop dan jelaskan pula apa penyebabnya.
5. Turunkan persamaan untuk mencari head pompa dan lengkapi jawaban saudara
dengan keterangan.
1. katup K1 di buka
2. Tutup katup K2
22
II. Kerja Individu Pompa P2
1. Katup K2 di buka
2. Tutup katup K1
Uji Pompa P1
t: s
L: m
100
75
50
25
23
Uji Pompa P2
t: s
L: m
100
75
50
25
t: s
L: m
100
75
50
25
24
2.8. Tugas Akhir dan Analisa
a) Dari data pengamatan tekanan (P) sebelum dan sesudah venture, serta diameter
➢ V dihitung dari data lajur air (v) yang diukur dengan flow meter
➢ (p ) = f.L/Deq.v2/2.p
➢ f dicari dengan diagram Moody
➢ L = 5M
c) Cara diatas dipergunakan untuk menghitung pressure drop (p ) pada kondisi :
➢ Masing – masing kondisi dihitung untuk bukaan katup 100%, 75%, 50%,
dan 25%.
2) Buatlah grafik pressure drop VS besarnya bukaan katup kemudian buatlah analisa
grafiknya dan bagaimana hubungan antara penurunan dan pressure drop pada bukaan
katup ( kerja individu pompa P1, kerja individu pompa P2, kerja seri).
25
MODUL III
2. Mengetahui perpindahan panas serta memahami perubahan fase yang terjadi dalam
Boiler.
Ada beberapa hal yang diperhatiakan sebelum melakukan kegiatan praktikum demi
1. Menggunakan helem safety untuk melindungi kepala agar tidak tertimpa benda berat
2. Memakai sepatu safety agar kaki terlindungi saat kejatuhan benda keras dan
a. Pengertian Boiler
Adalah alat untuk memanaskan air yang mengubah fase cair menjadi fase uap
atau bisa juga disebut alat penghasil uap. Proses ideal yang terjadi pada ketel uap
Ketel uap yang digunakan pada PLTU mini adalah jenis Vertikal Tubeless Steam
Boiler dengan tekanan maksimum 150 psig (11,3 bar abs), yaitu jenis ketel uap tanpa
pipa air atau pipa api dan bahan bakar yang digunakan adalah minyak solar. Proses
kerjanya yaitu bahan bakar dan udara disemprotkan melalui burner ( tipe AFG F31)
26
kedalam ruang bakar. Kemudian didalam ruang bakar tersebut berdasarkan desain
ketel uapnya bahan bakar akan terbakar dengan temperatur 1.7600C sehingga
menghasilkan uap.
Gas asap kemudian dialirkan keruang gas asap 1, hingga memenuhi ruangan
tersebut. Pada bagian sisi ruang gas asap 1 terdapat semacam saluran yang dapat
mengalirkan gas asap memenuhi ruang gas asap 2. Ruang yang berisi air terdapat
diantara ruang gas asap1 dan ruang gas asap 2, sehingga ruangan air terpanaskan pada
sisi dalam dan sisi luar. Setelah air terpanaskan maka akan dihasilkan campuran uap
dan air, campuran uap dan air tersebut kemudian kemudian naik keruang uap (Steam
Diseparator uap dipisahkan dari air, air yang terpisah dari uap dialirkan ke
Blowdown separator yang akhirnya dibuang menuju Drain, sedangkan uap yang
Gas asap dibuang melalui saluran buang menuju cerobong akan tetapi
mini, ketel uap yang digunakan adalah tipe CT series dengan spesifikasi sebagai
berikut :
Daya = 7,45 kW
27
Gambar 3. 1 Boiler/Ketel PLTU Mini
H. Furnace (ruang bakar) sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi
panas.
I. Steam Drum yang mengubah energi pembakaran (energi panas) menjadi energi
J. Burner Pada prinsipnya burner adalah transduser yang berguna untuk mengubah satu
bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Dalam kasus ini burner berfungsi untuk
mengubah energi kimia yang terdapat dalam bahan bakar, menjadi energi panas di
dalam furnace melalui suatu reaksi kimia dalam nyala api. Kunci utama burner adalah
untuk membakar bahan bakar seefisien mungkin dan menghasilkan heat flux yang
optimum. Pada premix burner konvensional, bahan bakar dicampurkan dengan udara
28
primer yang mengalir ke dalam burner. Aliran udara primer harus dimaksimalkan
K. Superheater Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim
melalui main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin steam atau menjalankan
proses industri.
memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air
umpan baru.
M. Safety valve Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan
Boiler pada dasarnya terdiri dari drum yang tertutup ujung dan pangkalnya dan
dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa air. Banyak orang
Boiler pipa api merupakan pengembangan dari ketel lorong api dengan
menambah pemasangan pipa –pipa api, dimana gas panas hasil pembakaran dari ruang
bakar mengalir didalamnya, sehingga akan memanasi dan menguapkan air yang berada
di sekeliling pipa –pipa api tersebut. Pipa - pipa api berada atau terendam didalam air
yang akan diuapkan. Volume air kira – kira ¾ dari tangki ketel. Jumlah pass dari boiler
tergantung dari jumlah laluan vertikal dari pembakaran diantara furnace dan pipa –pipa
api. Laluan gas pembakaran pada furnace dihitung sebagai pass pertama boiler jenis ini
29
banyak dipakai untuk industri pengolahan mulai skala kecil sampai skala menengah
dipertimbangkan agar boiler yang direncanakan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan yang dibutuhkan. Faktor yang mendasari pemilihan jenis boiler adalah sebagai
berikut :
2. Kapasistas kecil
Prinsip aliran gas dalam ketel steam pipa api ada 3 macam :
1. Kostruksi dua laluan (pass) Konstruksi ini merupakan konstruksi ketel scoth
yang mula – mula lorong api yang besar dibutuhkan untuk mendapatkan
2. Konstruksi tiga laluan (pass) Konstruksi ini gas asap melewati jalan yang lebih
kalor, akan tetapi tenaga yang dibutuhkan draft fan akan membesar akibat
mempunyai efisiensi yang lebih tinggi, karena jalan asap menjadi lebih
30
panjang, maka tenaga draft fan menjadi lebih besar pula. Agar gas asap lebih
tinggi dibuat ukuran pipa – pipa untuk pass – pass berikut yang lebih kecil.
Untuk lebih jelas boiler pipa api tipe vertikal dapat dilihat pada gambar 1.
3) Sebutkan peralatan utama dari sebuah PLTU dan bagaimana cara sebuah
6) Gambarkan siklus rankine pada diagram T-S dan jelaskan bagaimana prinsip
kerjanya.
31
3.5. Alat dan Bahan yang Digunakan
-Helm Safety
3. Setelah diamati catatlah dimana saja tempat terjadinya perubahan fase dan
parameternya.
4. Amati bagaimana pengaruh laju aliran fluida terhadap komsumsi bahan bakar
6. Amati bagaimana sistem pendinginan yang terjadi pada kondensor, apakah ada
7. Pastikan flow dan suhu air kondensor stabil dan sesuai standart yang ada.
Kriteria Evaluasi :
1. Kondisi Burner =
2. Kondisi asap =
32
5. Waktu uap keluar s/d menjadi uap bertekanan 4 bar =
7. Tekanan nosel =
Kriteria Evaluasi :
1) Kondisi asap =
2) Setting tekanan =
7) Tekanan nosel =
Kriteria Evaluasi :
5. Setting governor =
33
6. Hunting governor =
9. Waktu pengamatan =
2) Sebutkan bagaimana perubahan fase pada aliran fluida yang terjdi boiler PLTU
Mini !
terjadinya !
34
MODUL IV
Ada beberapa hal yang diperhatiakan sebelum melakukan kegiatan praktikum demi
1. Menggunakan helem safety untuk melindungi kepala agar tidak tertimpa benda berat
2. Memakai sepatu safety agar kaki terlindungi saat kejatuhan benda keras dan
A. Pengertian Turbin
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran
poros turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan
dengan mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang
digunakan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada bidang industri,
untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi. Pada proses perubahan energi
35
potensial menjadi energi mekanisnya yaitu dalam bentuk putaran poros dilakukan dengan
berbagai cara.
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang
meliputi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja turbin
dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari fluida kerjanya yang
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi
energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain,
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang
digerakkan turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk
pembangkit listrik.
1. Turbin Impuls ; ekspansi uap (proses penurunan tekanan) hanya terjadi pada nosel
2. Turbin Reaksi ;ekspansi uap (proses penurunan tekanan) terjadi baik pada sudu tetap
Turbin yang digunakan pada PLTU mini berdasarkan buku manualnya adalah Carling
Turbin Blower C, turbin denag tipe ; 16 A Class 1 Left Hand. Jenis turbinya adalah turbin
impuls tingkat tunggal dengan dua tingkat kecepatan (turbin Curtis dengan dua tingkat
kecepatan) dan merupakan turbin tekanan tinggi spesifikasi turbinnya adalah sebagai
berikut:
36
• Temperatur uap masuk turbin = 2600C o Daya turbin = 89,48 kW
Gambar 4. 1 Turbin
Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram yang
disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap bertekanan yang berasal
dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar padat, cair
dan gas.
Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan dipakai
untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama halnya
Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi muncul
menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor menyebabkan uap
berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju boiler. Sisa panas dibuang
oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang masuk. Hal ini mengakibatkan
efisisensi thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%. Turbin uap yang
modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan temperatur
37
C. Komponen Komponen Turbin Uap
1. Shaft Seal
Shaft seal adalah bagian dari turbin antara poros dengan casing yang berfungsi untuk
mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela antara poros dengan casing
akibat perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah udara masuk ke dalam turbin (terutama
turbin LP karena tekanan uap air yang lebih vakum) selama turbin uap beroperasi.
Turbin uap menggunakan sistem labyrinth seal untuk shaft seals. Sistem ini berupa bagian
yang berkelak-kelok pada poros dan casing-nya yang kedua sisinya saling bertemu secara
berselang-seling. Antara labyrinth poros dengan labyrinth casing ada sedikit rongga dengan
jaraj tertentu. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tekanan uap air di dalam turbin yang
masuk ke sela-sela labyrinth sehingga tekanan antara uap air dengan udara luar akan
mencapai nilai yang sama pada titik tertentu. Selain adanya sistem labyrinth seal, ada satu
sistem tambahan bernama sistem seal & gland steam. Sistem ini bertugas untuk menjaga
tekanan di labyrinth seal pada nilai tertentu terutama pada saat start up awal atau shut down
turbin dimana pada saat tersebut tidak ada uap air yang masuk ke dalam turbin uap.
2. Turbine Bearings
Jenis bearing yang digunakan dalam desain turbin uap yaitu thrust bearing, journal
bearing, dan kombinasi antara keduanya. Selain itu juga dibutuhkan sebuah sistem pelumasan
38
menggunakan oli, yang secara terus-menerus disirkulasi dan didinginkan untuk melumasi
bearing yang terus mengalami pergesekan pada saat turbin uap beroperasi normal.
3. Balance Piston
Pada turbin uap, ada 50% gaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan gaya aksial
terhadap sisi belakang dari silinder pertama turbin, gaya inilah yang perlu dilawan oleh
Atau disebut juga Emergency Stop Valve karena berfungsi untuk mengisolasi turbin dari
supply uap air pada keadaan darurat untuk menghindari kerusakan atau juga overspeed.
Berfungsi untuk mengontrol supply dari uap air yang masuk ke dalam turbin sesuai
6. Turning Device
Adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin pada saat start awal atau pada
saat setelah shut down untuk mencegah terjadinya distorsi/bending akibat dari proses
39
4.5. Alat dan Bahan Yang Digunakan
-Handy Talk
1. Pastikan katup aliran uap dari boiler ke turbin dalam keadaan tertutup.
2. Bukalah katup uap boiler menuju turbin secara perlahan dan perhatikan perubahan
3. Jika uap sudah memenuhi aliran pipa menuju terbin, maka bukalah katup uap pada
4. Jika turbin sudah mulai berputar, maka buka full katu uap yang mengalirkan uap
5. Atur katup uap pada turbin agar putaran Turbin di 2800 - 3000 rpm ± 100
6. Pastikan kondisi Turbine normal, tidak ada vibrasi dan suara abnormal
8. Pastikan uap yang akan masuk ke Turbine sesuai spesifikasi yang diinginkan,
10. Jika putaran turbin sudah stabil pada 2800 maka lakukanlah pemberian beban
11. Apabila terjadi penurunan putaran pada turbin maka bukalah katup uap pada turbin
agar uap yang masuk lebih banyak dan putaran turbin kembali stabil.
40
4.7. Data Pengamatan
Sebelum Sesudah
No Nama Parameter Satuan
Diberi Beban Diberi Beban
2 Tekanan di ketel
Temperatur outlet
4
superheater, Tout
8 Putaran turbin
41
4.8. Tugas Akhir
42