Makalah PPCP 51 Ronal Tua
Makalah PPCP 51 Ronal Tua
MAKALAH
DISUSUN OLEH :
RONAL TUA
PPCP MT 51
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
RONAL TUA
PPCP MT 51
Diajukan untuk memenuhi persyaratan program pelatihan calon pegawai tetap pada:
Disetujui,
HARYADI SYAMSU H
(Pembimbing Makalah)
LEMBAR KEASLIAN MAKALAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa Makalah ini merupakan karya tulis saya
sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Makalah yang telah
WIJAYA KARYA (Persero) Tbk maupun di Perusahaan lain, serta belum pernah
dipublikasikan.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta
bersedia memikul segala resiko jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.
RONAL TUA
PPCP MT 51
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
saran – saran serta bimbinganya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
RONAL TUA
PPCP MT 51
iv
DAFTAR ISI
v
2.3.3 Berdasarkan Sirkulasi Air Pipa Dalam Pipa Boiler .................... 11
Tayan ........................................................................................ 33
3.3 Evaluasi Kekurangan Sistem Coal Feeder Dan Sistem Penanganan Bed
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.10 Sistem Distribusi Sederhana Bahan Bakar Solar Untuk Boiler .............. 20
Gambar 2.11 Sistem Distribusi Sederhana Bahan Bakar Batubara Untuk Boiler ........ 22
Gambar 3.1 Kondisi Coal Feeder Pada Tahap Pre Commisioning ............................ 34
Gambar 3.2 Sistem Penanganan Bed Material Pada PLTU CGA Tayan................... 35
vii
Gambar 3.3 Modifikasi Coal Feeder.......................................................................... 39
Gambar 4.1 Kondisi Coal Feeder Pada Tahap Pre Commisioning ............................ 42
Gambar 4.2 Kondisi Penanganan Bed Material Pada PLTU CGA Tayan .................. 43
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Rencana Tindak Lanjut Resiko Berdasarkan “Hazard Modification
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah salah satu sumber energi
thermal yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
Bahan bakar pada PLTU dapat berupa bahan bakar padat (batubara), cair
berlangsung dari batubara menjadi listrik tersebut dibagi dalam tiga tahap :
1. Tahap pertama, terjadi pada boiler yang merubah energi kimia batubara
2. Tahap kedua, berlangsung pada turbin uap yang merubah energi uap
energi listrik.
Terdapat beberapa jenis boiler yaitu diantaranya Fire tube boiler, Water
Circulating fluidized bed combustion boiler, Stoker fired boiler dan Pulverized
fuel boiler. Didalam makalah ini akan dibahas boiler berjenis Circulating
1
Beberapa sistem utama boiler dalam proses pembakaran didalam ruang
penanganan bed material (Sand Bed Material Transporter System). Agar dapat
suatu boiler pada PLTU batubara dirancang dengan peralatan utama yaitu Coal
Handling dan Bed Material Handling System yang terdiri dari Coal Yard, Coal
boiler. Bed Material handling System adalah sistem penanganan pasir kuarsa
kedalam ruang bakar dan jumlah bed material didalam ruang bakar boiler
sangatlah penting. Terhambatnya pemasukan batu bara dari Coal Silo kedalam
ruang bakar melalui Coal Feeder akibat batubara menumpuk terlalu banyak
apabila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kehilangan nyala api dalam
ruang bakar. Terlalu banyaknya jumlah bed material didalam ruang bakar akan
mengakibatkan kenaikan temperatur pada ruang bakar boiler sangat cepat dan
terlalu sedikitnya jumlah bed material didalam ruang bakar akan mengakibatkan
kenaikan temperatur pada ruang bakar boiler sangat lambat. Faktor yang dapat
2
beberapa faktor, oleh karna itu didalam makalah ini hanya dibahas evaluasi
sistem Coal Feeder dan Sand Bed Material Transporter terkait proses
2. Sebagai evaluasi sistem Coal Feeder dan sistem Sand Bed Material
Feeder dan sistem Sand Bed Material Transporter pada CFB Boiler pada proyek
3
1.5 Metode Penulisan Makalah
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka dalam penulisan makalah ini
1. Studi Kepustakaan
manufacture boiler.
2. Studi Lapangan
Melakukan studi dan analisis dilapangan pada proyek PLTU CGA Tayan.
3. Diskusi
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang makalah, rumusan makalah, batasan
secara umum prinsip kerja dasar dari pembangkit listrik tenaga uap.
4
BAB III : PEMBAHASAN
Bab ini membahas evaluasi sistem coal feeder dan sistem sand bed
material transporter.
Bab ini membahas manajemen resiko yang terjadi atas sistem coal feeder
dan sistem sand bed material transporter pada proyek PLTU CGA Tayan.
BAB V : KESIMPULAN
ini.
5
BAB II
DASAR TEORI
kedalam pipa-pipa air yang merupakan dinding yang mengelilingi ruang bakar
ketel. Kedalam ruang bakar ketel disemprotkan bahan bakar dan udara
pembakaran. Bahan bakar yang dicampur udara ini dinyalakan dalam ruang
bakar dalam ruang bakar mengubah enegi kimia yang terkandung dalam bahan
bakar menjadi energi panas (kalor). Energi panas hasil pembakaran ini
dipindahkan ke air yang ada dalam pipa air ketel melalui proses radiasi,
karena itu, diperlukan pasokan udara yang cukup kedalam ruang bakar. Untuk
keperluan memasok udara keruang bakar, ada kipas tekan (Primary Air Fan)
dan kipas hisap (Induced Draft Fan) yang dipasang berturut-turut pada ujung
masuk udara dan pada ujung keluar udara dari ruang bakar.
memindahkan energi panasnya ke air yang ada didalam pipa air ketel, lalu
udara melalui cerobong. Gas buang sisa pembakaran ini masih mengandung
banyak energi panas karena tidak semua energi panasnya dapat dipindahkan
6
ke air yang ada dalam pipa air ketel. Gas buang yang masih mempunyai suhu
diatas 4000C ini dimanfaatkan untuk memanasi pemanas lanjut (Super Heater),
dalam saluran gas buang, maka energi panas yang masih terkandung dalam
pembakaran, setelah dipindahkan kedalam air yang ada dalam pipa air ketel,
akan menaikkan suhu air dan menghasilkan uap. Uap ini selanjutnya ditampung
sementara pada Steam Drum, setelah memiliki temperatur dan tekanan yang
memenuhi maka uap dialirkan menuju turbin untuk memutar turbin. Turbin ini
dikopel langsung dengan rotor generator. Sehingga ketika turbin berputar maka
rotor generator juga ikut berputar. Rotor generator berfungsi menghasilkan fluks
magnit yang dimana oleh karna putaran tersebut fluks magnit akan memotong
kumparan yang berada di stator generator. Oleh karna perpotongan fluks magnit
ENERGI LISTRIK
ENERGI MEKANIK
TURBIN
Gambar 2.1 Diagram alir konversi energi pada pltu
7
Boiler sebagai salah satu komponen utama dalam menjaga kontinuitas
produksi uap memiliki peran yang sangat penting sehingga turunnya temperatur
pembakaran didalam ruang bakar boiler sangat tidak dikehendaki karna sangat
dari Unit Pengolahan Air (Water Treatment Plant) , Turbin, Generator dan
Boiler. Unit pengolahan air (WTP) berfungsi sebagai unit proses pemurnian air
baku (Raw Water) menjadi air industri/air umpan boiler. Turbin berfungsi
merubah energi panas dari uap menjadi energi mekanis berupa putaran poros.
Generator berfungsi merubah energi putaran yang dihasilkan dari putaran pada
poros turbin dan rotor generator menjadi energi listrik. Boiler berfungsi merubah
air umpan boiler menjadi uap akibat proses perubahan energi primer dari bahan
Boiler sebagai salah satu komponen utama PLTU terbagi atas bebarapa
dikelompokkan menjadi :
8
1. Boiler Bahan Bakar Padat
menggunakan bahan bakar cair seperti solar, kerosin dan ashpalt cair
dikelompokkan menjadi :
Boiler pipa air (Water Tube Boiler) adalah jenis boiler dimana air
9
Gambar 2.2 Water tube boiler
Dimana :
2. Steam outlet
3. Soot blower
4. Safety valve
Boiler pipa api (Fire Tube Boiler) adalah jenis boiler yang
berisi air. Konstruksi boiler pipa api (Fire Tube Boiler) dapat dilihat
10
Gambar 2.3 Fire tube boiler
Dimana :
(front side)
11
Pada boiler berjenis sirkulasi uap alami, peredaran air dalam boiler
terjadi secara alami yaitu air yang ringgan naik sedangkan air yang
berat turun sehingga terjadilah aliran konveksi alami. Hal ini dapat
Pada boiler berjenis sirkulasi uap paksa, peredaran air dalam boiler
12
Gambar 2.5 Boiler sirkulasi paksa
Combustion)
13
Gambar 2.6 Stoker boiler
14
3. Boiler Dengan Metode Pembakaran Lapisan Mengambang (Fluidized
Bed Combustion)
proses pembakaran batu bara. Material bed ini adalah pasir silika
Gambar 2.8
15
Dari beberapa jenis boiler yang telah disebutkan, dalam makalah ini akan
dibahas evaluasi sistem CFB boiler terkait pada gangguan pembakaran yang
proses pembakaran dan penggunaan bahan bakar yang fleksibel. Pada boiler
ruang bakar boiler dan dibakar. Pada jenis boiler yang lainya batubara dibakar
diatas suatu kisi (Grate Conveyor). Namun pada CFB Boiler, batubara
mengambang didalam ruang bakar oleh karna semburan aliran udara yang
mengarah keatas dan berasal dari bawah ruang bakar boiler (Chamber).
proses terjadinya sirkulasi batubara yang belum terbakar dari ruang bakar
(Furnace) menuju Cyclone lalu kemudian masuk kedalam sealpot dan kembali
didalam ruang bakar. Bed adalah material berupa partikel-partikel kecil (pasir
silika) yang digunakan sebagai media awal transfer panas dari pembakaran
Gambar 2.9
16
Gambar 2.9 Konstruksi CFB Boiler
Dimana :
17
27. ESP Conveyor 29. Stack/Chimney
terhadap air yang mengalir didalam pipa dinding ruang bakar boiler
(Waterwall Pipes).
2. Cyclone
ruang bakar untuk kembali kedalam ruang bakar akibat proses terbakarnya
sempurna dan menjadi abu hasil pembakaran akan terhisap dari cyclone
3. Back Pass
Pada CFB boiler terdapat empat sistem penanganan utama yaitu sistem
18
menyediakan dan mendistribusikan air untuk boiler secara otomatis sesuai
beberapa sistem boiler tersebut, didalam makalah ini akan dibahas sistem
boiler. Pada boiler jenis CFB bahan bakar yang digunakan adalah solar/HSD
dan Batubara.
batubara secara konveksi. Titik nyala batubara pada boiler CFB adalah
0 0
sekitar 450 C. Setelah mencapai temperatur 450 C batubara
19
dimasukkan kedalam ruang bakar dan perlahan penggunaan bahan
PLTU CGA Tayan memiliki alur distribusi bahan bakar seperti terlihat
Gambar 2.10 Sistem distribusi sederhana bahan bakar solar untuk boiler
tangki ini solar akan digunakan oleh mesin diesel yang berfungsi sebagai
oleh mesin diesel solar dari tangki DEG juga disalurkan menggunakan
20
dinding ruang bakar boiler dan memanaskan material bed didalam ruang
bakar.
9500C akan terus dipertahankan karna pada suhu ini, air didalam dinding
pipa ruang bakar (Waterwall pipes) akan mendidih untuk menjadi uap.
Selain itu pada temperatur tersebut akan terbentuk nyala api pembakaran
yang tepat untuk boiler CFB. Pada boiler CFB, jenis batubara yang dapat
kertas, cangkang kelapa sawit dan serbuk kayu. Secara umum batubara
21
Sistem bahan bakar batubara yang digunakan pada proyek
instalasi PLTU CGA Tayan memiliki alur distribusi bahan bakar seperti
Gamabr 2.11 Sistem distribusi sederhana bahan bakar batubara untuk boiler
Dimana :
Pada PLTU CGA Tayan, batubara akan dibawa melalui jalur sungai
22
dibawa menuju coal shed/coal yard, dengan kapasitas daya tampung
kedalam coal hooper. Batubara yang ditampung dalam coal hooper akan
dan akan dibawa menuju coal crusher. Belt conveyor pada PLTU CGA
Tayan memiliki kapasitas 180 t/h. Diatas conveyor #1 batubara juga akan
dan menempel pada magnetic separator. Batubara yang dibawa oleh belt
hingga ukuran batubara ≤10 mm. Batubara yang sudah dihaluskan akan
keluar dari crusher dan masuk kedalam rotary screen. Didalam rotary
23
batubara yang masih berukuran ≥ 10 mm tidak akan terbawa oleh belt
conveyor #2.
dan aman dari material besi menuju belt conveyor #3. Belt conveyor #3
bakar boiler batu bara dari coal bungker akan dibawa oleh coal feeder.
melalui coal feeder chute pipes. Hal ini bertujuan untuk menambah
pada area material bed akan mengalami proses sirkulasi dalam proses
pembakaranya.
24
2.6 Prinsip Kerja Coal Feeder
Coal Bungker menuju ruang bakar boiler. Coal feeder terbagi atas tiga jenis
Belt coal feeder adalah jenis coal feeder dimana batubara yang keluar dari
coal bungker akan dibawa dengan menggunakan belt menuju sisi outlet coal
feeder untuk menuju ruang bakar. Untuk mengatur jumlah batubara yang
dilakukan dengan mengatur kecepatan putaran motor belt coal feeder. Coal
Dimana :
25
5. Motor listrik 7. Outlet Coal Feeder
Chain scaper coal feeder adalah jenis coal feeder dimana batubara yang
keluar dari coal bungker akan dibawa dengan menggunakan bilah pengarah
yang dipasang pada rantai untuk menuju sisi outlet coal feeder sehingga
dengan mengatur kecepatan putaran motor belt coal feeder. Coal feeder
Dimana:
26
7. Outlet Coal Feeder 8. Bilah Pengarah Batubara
Gravimetric coal feeder atau yang dikenal sebagai Combination coal feeder
adalah hasil kombinasi coal feeder yang menggunakan belt dan coal feeder
yang menggunakan rantai bilah pegarah. Hal ini dimaksudkan agar serbuk
halus akibat masuknya batubara dari coal bungker dan batubara yang jatuh
dari belt tidak akan mengakibatkan tersumbatnya coal feeder karna adanya
Dimana :
4. Belt 8. Rantai
27
9. Outlet Coal Feeder
batubara didalam boiler. Pada awal memulai pembakaran dalam boiler CFB
bakar solar/HSD hingga temperatur 450 0C dan ketika awal batubara masuk
melalui proses sirkulasi didalam boiler hingga batubara habis terbakar sehingga
terjadi kenaikan temperatur didalam ruang bakar boiler hinga 950 0C.
Material bed adalah pasir silika dengan ukuaran butiran pasir sebesar 0.5
mm – 1 mm. Ketika awal start bed material akan diletakan merata pada dasar
ruang bakar boiler menutupi seluruh Nozzle udara pada dasar ruang bakar
boiler dengan volume bed material bergantung pada kapasitas uap yang
waktu start awal boiler dan pemasukan bed material waktu boiler beroperasi.
Sistem pemasukan bed material ketika start awal boiler bertujuan untuk
pengetesan untuk melihat ada atau tidaknya Nozzle udara dari Chamber
silika dari Coal Shed/Coal Yard menuju Sand Hooper dan diteruskan oleh
Coal Feeder melalui sistem penanganan bahan bakar batu bara. Selain itu
28
juga dapat dilakukan dengan manual yaitu memasukan pasir silika kedalam
boiler.
Pada saat boiler beroperasi tekanan didalam ruang udara chamber dijaga
pada tekanan 8 kPa – 9 kPa. Ketika tekanan didalam ruang udara chamber
dibawah 8 kPa maka akan dilakukan penambahan pasir silika kedalam ruang
bakar agar menjaga suhu didalam ruang bakar boiler karna ketika tekanan
Pemasukan ini dapat dilakukan dengan mengirim pasir silika dari Coal
Shed/Coal Yard menuju Sand Hooper dan diteruskan oleh Coal Feeder
melalui sistem penanganan bahan bakar batu bara. Selain itu juga dapat
dilakukan dengan manual yaitu memasukan pasir silika kedalam karung dan
coal feeder.
Ketika tekanan didalam ruang udara chamber diatas 9 kPa maka akan
dilakukan pengurangan pasir silika dari dalam ruang bakar agar menjaga
suhu didalam ruang bakar boiler karna ketika tekanan diatas 9 kPa proses
29
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Umum
Proyek pembagunan unit pengolahan bauksit dengan kapasitas produksi
alumina sebesar 300.000 meter kubik per tahun milik PT Indonesia Chemichal
Alumina dikerjakan oleh konsursium tidak berbadan hukum antara PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk, Tsukishima Co Ltd dan Qindao Jieneng Co Ltd.
Qindao Jieneng Co Ltd sebagai manufacture pembangun PLTU dengan
dibantu supervisi oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Kapasitas PLTU
terpasang yang dibangun adalah 2 X 75 Tph untuk produksi uap dengan
kapasitas daya tenaga listrik terpasang yang dihasilkan 2 X 12 MW dan 4 X 1.5
MW Diesel Engine Generator sebagai sumber daya awal untuk menghidupkan
boiler.
Bahan bakar boiler yang digunakan adalah batubara dan Solar (HSD)
sebagai pembakaran awal ketika menghidupkan boiler. Boiler yang dibangun
berjenis Circulating Fluidized Bed Boiler (CFBB). Didalam proses tahapan pre
commisioning PLTU ditemui beberapa masalah terhadap proses pembakaran
didalam ruang bakar boiler terkait sistem penanganan bahan bakar batubara
(Coal Handlling System) pada coal feeder dan sistem penanganan bed material
(Bed Material Handlling System). Masalah tersebut dapat mengakibatkan
kenaikan dan penurunan suhu ruang bakar boiler dan dapat menghambat
proses pre commisioning yang dilaksanakan pada area alumina karna
terganggunya kebutuhan pasokan tenaga listrik dan uap. Untuk mencegah
keterlambatan tersebut dilakukan evaluasi dan modifikasi terhadap sistem
tersebut dan akan menjadi sebagai acuan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang
bergerak pada bidang usaha Engineering, Procurement and Construction
(EPC).
30
Engine Generator (DEG). Data data yang diperoleh meliputi data boiler, coal
feeder, sistem penanganan bahan bakar batubara dan generator sebagai
berikut :
1. Spesifikasi Data Boiler
Pabrik Pembuat : Wuxi Huaguang Industrial Boiler Co. Ltd
Tipe Produk : XG – 75/513-14
No. Certifikat : TS2110132 – 201
Kapasitas Produksi Uap : 75 Tph
Suhu Ruang Bakar : ≤ 950 0C
Nominal Tekanan Uap : 5.3 Mpa
Nominal Suhu Uap : 465 0C
Product No : YE 604
Tanggal Produksi : 2012.2
2. Spesifikasi Data Generator
Pabrik Pembuat : Shandong Jinan Power Equipment Factory Co.
Ltd
Tipe : QF – 12 – 2
Kapasitas Daya Aktif : 12 MW
Tegangan : 6600 Volt
Arus : 1312 A
PF : 0.8
Kecepatan Putaran : 3000 rpm
Frekuensi : 50 Hz
Arus Eksitasi : 228 A
3. Spesifikasi Data Sistem Penanganan Bahan Bakar Batubara
Kapasitas Konsumsi Batubara Boiler : 17.22 Tph
Luas Penambungan Batubara : 3780 m2
Kapasitas Hooper : 230 Tph
Kapasitas Belt Conveyor : 180 Tph
Kapasitas Coal Bungker per unit : 82 m3 dan 164 m3
Diameter Batubara Inlet Crusher : ≤ 200 mm
Diameter Batubara Outlet Crusher : ≤ 10 mm
31
3.2.1 Spesifikasi Coal Feeder Pada Boiler CGA Tayan
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar batubara untuk
pembakaran didalam ruang bakar boiler, sistem coal feeder yang
digunakan adalah Chain Scaper Coal Feeder dengan spesifikasi sebgai
berikut :
Pabrik Pembuat : Shandong Huaxin Electromechanical Co. Ltd
Model : NS-32
Panjang Feeder : 5980 mm
Kecepatan : 0 -0.1 m/s
Kapasitas : 15 -20 T/H
Berat Feeder : 1560 kg
Daya Aktif Motor : 4 kW
Arus : 8.56 A
Tegangan : 380 V
Kecepatan Putaran : 12 rpm
32
3.2.2 Spesifikasi Sistem Penanganan Bed Material Pada Boiler CGA Tayan
Untuk memenuhi kebutuhan Bed Material untuk proses pembakaran
didalam ruang bakar boiler, sistem penanganan bed material yang
digunakan adalah manual. Ketika kondisi ruang bakar boiler akan
dioperasikan maka bed material harus dimasukan kedalam karung dan
mengangkatnya menuju pintu masuk akses ruang bakar boiler (Manhole)
pada elevasi 7.3 meter. Ketika kondisi ruang bakar boiler beroperasi maka
bed material harus dimasukkan kedalam karung dan mengangkatnya
menuju lubang akses coal feeder pada elevasi 17.3 meter. Bed material
akan ditampung pada posisi terdekat boiler karna tidak adanya tempat
penampungan bed material. Spesifikasi sistem penanganan bed material
yang digunakan sebagai berikut:
Jenis Bed Material : Pasir Silika
Diameter Butiran Bed Material : 0.5 mm – 1 mm
Volume Bed material (startup) : 20 m3
Suhu Ruang Bakar : 950 0C
Tekanan Dalam Ruang Bakar : 8 Kpa – 9 Kpa
≤ 8 Kpa (Penambahan Bed Material)
≥ 9 Kpa (Pengurangan Bed material)
33
3.3 Evaluasi Kekurangan Sistem Coal Feeder Dan Sistem Penanganan Bed
Material Pada PLTU CGA Tayan
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan
kinerja suatu sistem dalam melaksanakan fungsinya. Melalui evaluasi akan
diperoleh informasi tentang sistem apa yang telah tercapai dan apa yang belum
dicapai. Sehingga informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu sistem
kedepanya.
Sistem Coal Feeder yang digunakan pada PLTU CGA Tayan adalah Chain
Scaper Coal Feeder yang mana pada tahapan commisioning boiler menghadapi
masalah menumpuknya batubara berlebih didalam coal feeder sehingga
mengakibatkan rantai bilah pengarah coal feeder tidak dapat berfungsi dan
terbakarnya motor pengerak rantai bilah pengarah. Akibat sering tersumbatnya
coal feeder PT ICA meminta kepada Qindao Jieneng Co Ltd untuk mengganti
sistem coal feeder ini. Penulis sebagai perwakilan PT Wijaya Karya yang
bertugas untuk mensupervisi Qindao Jieneng Co Ltd memutuskan untuk
melakukan modifikasi perbaikan pada sistem coal feeder. Gambar 3.1
menunjukkan batubara yang dikeluarkan dari dalam coal feeder akibat
tersumbat.
Kekurangan pada sistem coal feeder pada PLTU CGA Tayan adalah pada
sisi masukan coal feeder yang tidak mampu mengatur jumlah batubara yang
34
masuk sehingga bilah pengarah tidak mampu membawa batubara hingga sisi
keluaran coal feeder untuk menuju pipa coal feeder chutes.
Sistem penanganan bed material pada PLTU CGA Tayan menggunakan
sistem manual yaitu bed material dimasukkan kedalam karung dan
mengangkatnya secara manual menuju pintu akses ruang bakar ataupun
menuju pintu akses coal feeder. Hal ini disebabkan karna tidak tersedianya
bungker bed material. Jika ingin menggunakan sistem penanganan bahan bakar
batubara dalam transfer bed material dari coal shed menuju ruang bakar melalui
coal bungker maka coal bungker harus dikosongkan terlebih dahulu (tahap
startup boiler). Pada saat boiler beroperasi dan ingin menambah bed material
dalam ruang bakar, jika menggunakan metode mencampur batubara dengan
pasir maka pada saat boiler beroperasi akan terjadi penurunan suhu ruang
bakar akibat terlambatnya bed material masuk dalam ruang bakar. Gambar 3.2
menunjukan sistem penanganan bed material pada PLTU CGA Tayan
Gambar 3.2 Sistem penanganan bed material pada PLTU CGA Tayan
Kekurangan pada sistem penanganan bed material PLTU CGA Tayan tidak
dilakukan modifikasi pada tahapan pre commisioning dan commisioning, akan
tetapi sebagai evaluasi PT Wijaya Karya (Persero) kedepanya dalam mendesign
engineering. Dalam makalah ini, penulis akan memberikan design yang lebih
efisiensi dibandingkan sistem manual dan sistem yang menggunakan bungker
bed material.
35
3.4 Modifikasi Sistem Coal Feeder Dan Evaluasi Sistem Penanganan Bed
Material Pada PLTU CGA Tayan
Pulley pengencang
N
Jenis Modifikasi Hasi
o
l
Not
1
OK
36
√
Sebelum √ √ √ √ √ (2
Penambahan roller pcs)
pulley √
Sesudah √ √ √ √ √ √ (3
pcs)
Not
2
OK
3 OK
Analisa pengamatan design coal feeder, terlihat pada gambar 3.3 bahwa
pertemuan coal bungker dengan coal feeder hanya dibatasi oleh gate pipes coal
37
bungker. Gate pipes coal bungker berfungsi sebagai pembatas jumlah batubara
yang masuk kedalam. Jumlah batubara yang melalui coal gate pipes bungker
sebesar ±7 Kg tidak sebanding dengan kemampuan kapasitas bilah pengarah
yang hanya mampu membawa ±3 Kg. Sistem coal bungker seperti ini lebih
cocok dengan sistem belt coal feeder maupun kombinasi coal feeder, karena
pada sistem coal feeder menggunakan belt kontinuitas berjalannya belt
sebanding dengan jumlah batubara yang masuk/jatuh diatas belt. Akan tetapi
masalah pada chain scaper coal feeder ini datasi dengan memberi reducer plat
batubara dan receptor plat batubara
38
39
Permasalahan pada sistem penanganan bed material pada PLTU CGA
tayan akan dirasakan ketika operasional seutuhnya. Sistem pemasukan bed
material yang dilakukan secara manual akan terasa sangat sulit saat boiler akan
memulai pembakaran awal dan saat boiler beroperasi karna membutuhkan
operator dalam jumlah banyak untuk mengangkat bed material tersebut.
Memasukan bed material melalui coal feeder sangatlah berbahaya karna ketika
terjadi tekanan balik dari dalam ruang bakar boiler maka operator yang sedang
memasukan bed material akan terbakar maupun terhempas.
Beberapa PLTU berjenis boiler CFBB di indonesia yang menggunakan
sistem penanganan bed material manual, sudah melakukan modifikasi pada
sistem ini dengan menggunakan bungker bed material. Dalam makalah ini
penulis akan memberikan suatu evaluasi sistem yang lebih efisien dibandingkan
dengan menggunakan bungker bed material yaitu dengan menggunakan :
Pipa SS 304 dengan diameter 12 inchi (5 pcs)
Elbow SS 304 12 inchi 900 (2 pcs)
Elbow SS 304 12 inchi 450 (2 pcs)
Gate Valve 4 inchi (1 pcs)
Plat 5 mm (2 pcs)
CNP 150 (6 pcs)
Dimana bed material akan ditransfer dari coal shed menuju conveyor #3.
Bed material dari conveyor #3 menuju coal feeder dihubungkan menggunakan
pipa (sand transporter pipes). Gambar 3.4 Perencanaan evaluasi sistem
penanganan bed material dengan menggunakan pipa
40
41
BAB IV
MANAJEMEN RESIKO
42
Gambar 4.2 Kondisi sistem penanganan bed material pada PLTU CGA Tayan
44
DAFTAR RENCANA TIDAK LANJUT RESIKO
Unit Kerja : PT Wijaya Karya (Persero) – Departemen Industrial Plant (BTG Proyek Tayan Alumina Plant)
Sasaran : Evaluasi Sistem Coal Feeder dan Sistem Penanganan Bed Material Pada PLTU CGA Tayan
Tanggal : 23 Agustus 2014
Tabel 4.1 Daftar rencana tindak lanjut resiko berdasarkan “Hazard Identification And Risk Analysis”
Initial Risk Residual
Resiko Faktor Positif
No Akibat Index Risk Index
(untuk mengendalikan resiko)
Peristiwa Akibat Probabilitas L C R L C R
1 Pre Tersumbatnya sisi outlet coal Kemungkinan Terlambatnya pasokan Pastikan batubara yang masuk kedalam
commisioning bungker Besar batubara kedalam ruang coal bungker kondisi kering, pastikan
Boiler bakar dalam proses pre vibrator bungker berfungsi dan 4 1 4 2 1 2
(Coal Feeder) commisioning boiler pastikan fungsi gate outlet bungker
sudah berfungsi
Menumpuknya batubara Kemungkinan Putusnya rantai coal feeder, Pastikan fungsi bilah pengarah
didalam coal feeder Besar kerusakan pada rolller jalur batubara dan pastikan volume batubara
rantai dan terbakarnya yang masuk kedalam coal feeder 4 1 4 3 1 3
motor pengerak coal feeder. dengan kemampuan bilah pengarah
dalam membawa batubara
Kebakaran akibat serbuk Halus Kemungkinan Terbakarnya seluruh Pastikan bahwa fire fighting system
batubara di sekitar area coal Besar equipment area boiler sudah berfungsi 4 3 12 3 1 3
feeder
Bahaya terbakar bagi operator Kemungkinan Pekerja terkena luka bakar Pastikan pressure gauge terpasang
akibat semburan balik dari Besar akibat semburan balik dari pada coal feeder dan setiap kegiatan di
dalam ruang bakar menuju coal dalam ruang bakar boiler coal feeder dikomunikasikan dengan
5 4 20 3 1 3
feeder operator CCR untuk mengatur tekanan
dalam ruang bakar
45
2 Pre Pasir silika (Bed Material) Kemungkinan Tergelincirnya kendaraan Pastikan memberi pita kuning hitam 4 1 4 3 1 3
commisioning mengotori area jalan BTG dan Besar sepeda motor akibat pasir pada area jalan dan segera memasukan
Boiler (Test area boiler silika tidak memiliki TPS bed material
Fluidized Bed Pasir silika (Bed material) Kemungkinan Terlambatnya proses pre Pastikan membeli bed material dalam 4 1 4 3 1 3
Material) basah Besar commisioning kondisi kering
Operator terjatuh ketika Kemungkinan Pekerja terjatuh kelelahan Pastikan kondisi kesehatan pekerja 5 4 20 4 1 4
mengangkat bed material Besar mengangkat bed material
Nilai Kumulatif 30 15 68 21 7 21
46
BAB V
KESIMPULAN
Dari uraian di atas tentang pembahasan evaluasi sistem coal feeder dan
sand bed material transporter pada proyek PLTU ICA Tayan maka penulis dapat
Tbk.
3. Evaluasi sistem coal feeder dan sand bed material transporter furnace pada
proyek PLTU ICA Tayan akan menjadi acuan penulis untuk menyusun
Knowledge Management.
47
DAFTAR PUSTAKA
Berkatama, 2003.
48
www.PDFCool.com