Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
Kelompok Perancangan Elemen Mesin dengan judul “Jack Pump” ini dengan
tepat pada waktunya. Tak lupa pula shalawat serta salam mahabbah kita
hadiahkan kepada junjungan kita kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai
pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.
Penyusun
DAFTAR ISI
1
2
1.2 Masalah
1. Apabila suatu sumur minyak sudah tidak dapat lagi mengangkat fluida dari
dasar sumur ke atas permukaan secara sembur alam, atau dengan
menggunakan metoda yang lain misalnya gas lift tidak memenuhi
persyaratan. Dalam hal ini yang demikian energi dari reservoir hanyalah
digunakan untuk mengalirkan fluida dari reservoir ke lubang sumur dan
permukaan cairan naik dalam lubang sumur tidak sampai permukaan,
sehingga perlu dilakukan pengangkatan buatan yaitu menggunakan jack
pump oil.
3
4
Untuk motor listrik pada umumnya 3-phase, 440 volt, 60 cycle. Untuk gas
engine menggunakan bahan bakar gas alam. Ada juga yang menggunakan
motor dengan bahan bakar solar atau diesel.
2. Gear Reducer
Gear reducer berfungsi untuk menurunkan RPM motor menjadi RPM sesuai
SPM pompa. Didalam terdapat roda gigi penurun RPM. Untuk
memindahakan tenaga atau energi dari prime mover ke gear reducer
digunakan Vbelt yang dilindungi oleh belt cover untuk pengaman.
3. Crank Arm
Crank Arm menghubungkan sumbu putaran rendah (crank shaft) yang
keluar dari gear box yang berputar 360 derajat. Lubang pada crank juga
sebagai tempat kedudukan crank pin bearing yang menghubungkan crank
dengan pitman, dan tempat merubah panjang langkah
pompa. Crank Arm juga sebagai tempat dari kedudukan counter weight.
4. Pitman
Pitman dipasang untuk menghubungkan crank dengan walking beam.
5. Walking Beam
Walking Beam sebagai tempat kedudukan dari equalizer bearing ( tail
bearing ) dan dibawah ditopang oleh saddle bearing ( center bearing) yang
tetumpu pada sampson post. Ujung depan walking beam terpasang horse
head. Walking-beam ini bersama pitman dan crank berfungsi sebagai
pengubah gerak putar menjadi gerak turun naik.
6. Horse Head
Horse-head ditempatkan diujung walking beam dengan bentuk 1/8 lingkaran
agar gerakan Rod string naik turun ( reciprocating ) tetap senter dengan
lubang sumur.
7. Carrier Bar dan Wire line Hanger (Briddle)
Untuk menghubungkan horse head dengan polished rod digunakan wire line
hanger (briddle) yang dikaitkan dengan carrier bar pada polished rod.
Untuk mencegah supaya carrier bar tidak berubah posisinya, maka ditahan
oleh polished rod clamp.
6
4. Gas Anchor
Untuk menghindari turunnya efficiency volumetric pompa yang diakibatkan
oleh banyaknya gas yang masuk kedalam pompa, maka dipasang Gas
Anchor yang berfungsi untuk memisahkan gas dari cairan formasi sebelum
fluida masuk ke dalam pompa. Pada pengoperasian Sucker Rod Pump di
lapangan sering terjadi gas locking, dimana pompa terkunci oleh gas yang
berekspansi saat up stroke dan terkompresi disaat down stroke. Hal ini
terjadi karena gas formasi banyak yang masuk ke dalam pompa.
5. Sucker Rod (Batang Isap).
Energi yang ditransmisikan dari peralatan di permukaan ke bawah
permukaan melalui rangkaian sucker rod. Sucker rod adalah stang baja
yang pejal, menurut standar API mempunyai panjang 25 feet dan 30 feet.
Ukuran Sucker Rod menurut API : 5/8”, ¾”, 7/8”, 1” dan 1 1/8”.
Ujung sucker rod berupa pin-pin, atau box-pin, untuk menyambung sucker
rod untuk membentuk rangkaian (rod string) digunakan sucker rod
coupling, dan untuk menyambung dua ukuran yang berbeda
digunaka reducer coupling (misalnya 7/8” x ¾ “ )
Ukuran Sucker Rod dapat dilihat pada tabel, Untuk desain dari harga
maksimum tekanan kerja (working stress).
Sucker rod mempunyai working stress 30.000 psi untuk klas C, dan
35.000 psi untuk klas D.
Tabel 2.2 Dimensi Polished Rod (Sumber : www.Lufkin.com)
Diameter Sucker
Diameter nominal Panjang Diameter pin Rod yang sesuai.
(in) (ft) pin (in) (in)
1 8, 11, 16 ¾ ½
1 1/8 8, 11, 16, 22 15/16, 1 1/16 5/8, ¾
1¼ 11, 16, 22 1 3/16 7/8
1½ 16, 22 1 3/8 1
Dalam perencanaan sucker rod dipilih rod yang ringan, yang berarti rod
yang paling ekonomis tanpa mengakibatkan kelebihan stress pada rod.
10
Adapun elemen mesin yang terlibat dalam perancangan ini adalah sebagai
berikut :
Motor Listrik (Primer Mover).
V belt.
Poros
Gear.
Bearing.
Rod string.Motor Listrik (Primer Mover).
2.2.1 Motor Listrik ( Primer Mover )
Sebagai penggerak utama dari seluruh rangkaian yang terdapat pada
pompa, baik itu yang berada di atas permukaan maupun yang berada di bawah
permukaan.
Primer Mover memutar roda gigi peredam gigi melalui drive V-belt. Dua
Primer Mover paling umum adalah motor listrik dan mesin pembakaran internal
(IC). Keputusan tentang mana yang akan digunakan tergantung pada berbagai
pertimbangan, yang meliputi hal-hal berikut:
Ketersediaan sumber listrik (listrik atau cairan yang mudah terbakar) :
1. HP diperlukan untuk memompa sumur.
2. Efisiensi sistem.
3. Kemampuan untuk mengontrol PM untuk mencocokkan on/off operasi
potensial dari unit pemompaan.
4. Ketersediaan personil lapangan dan / atau layanan yang mampu
memelihara dan memperbaiki peralatan.
5. Kondisi gas (manis atau asam) atau ketersediaan sekarang dan di masa
depan gas atau cairan (yaitu, propana atau diesel) jika mesin IC
digunakan.
6. Biaya yang diharapkan saat ini dan masa depan untuk sumber listrik.
7. Biaya total siklus penuh yang diantisipasi (termasuk modal awal, operasi,
pemeliharaan, waktu henti, dan perbaikan) selama durasi sumur.
8. Pertimbangan ini, serta faktor-faktor lain, telah dibahas dalam berbagai
publikasi.
12
2.2.2 Vbelt
V-belt, berfungsi sebagai sabuk pada proses pemidahan gerak dari prime
mover ke gear reducer.
Rumus Rumus Yang Digunakan Dalam Perancangan Vbelt Sebagai Berikut:
A. Panjang Belt (Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin by
Sularso).
(𝑅2 − 𝑅1)2
𝐿 = 𝜋 (𝑅1 + 𝑅2) + 2𝑥 + (2.2)
𝑥
B. Kecepatan Sabuk (Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin by
Sularso).
𝜋𝑥𝐷2𝑥𝑁
𝑉= (2.3)
60
C. Sudut Kemiringan (Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin by
Sularso).
𝑅2−𝑅1
sin 𝛼 = (2.4)
𝑥
13
(180−2𝛼) 𝑥 𝜋
𝜃= (2.5)
180
𝑇1
2,3 log 𝑇2 = 𝜇𝑥𝜃 (2.7)
𝑎+𝑏
𝐴= 𝑡𝑥 (2.8)
2
M = 1000 x 1 (2.11)
𝑇𝑐 = √𝑀2 + 𝑇 2 (2.12)
Transmisi dengan system roda gigi adalah berfungsi untuk meneruskan daya
dan putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan.
16
Roda gigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel.
Dibandingkan dengan jenis rodagigi yang lain rodagigi lurus ini paling mudah
dalam proses pengerjaannya (machining) sehingga harganya lebih murah.
Rodagigi lurus ini cocok digunakan pada sistim transmisi yang gaya kelilingnya
besar, karena tidak menimbulkan gaya aksial.
a. Prinsip Kerjanya
Berdasarkan pasangan roda gerak Bentuk gigi dibuat untuk
menghilangkan slip,sehingga transmisi putar dan gaya dapat berlangsung dengan
baik.
Rumus Rumus Yang Digunakan Dalam Perancangan Gear :
A. Diameter Lingkaran Pitch (p) (Aaron D. Deutschman)
(2𝑎)
𝐷1 = (2.15)
1+𝑖
(2𝑎𝑖)
𝐷2 = (2.16)
1+𝑖
B. Jumlah Gigi (Aaron D. Deutschman)
𝐷12
𝑍1 = (2.17)
𝑚
𝐷22
𝑍2 = (2.18)
𝑚
C. Jarak Antar Poros (C) (Aaron D. Deutschman)
𝑑1 + 𝑑2
𝑎= (2.19)
2
D. Kecepatan Pitch Line (Aaron D. Deutschman)
𝜋𝑥𝑑𝑥𝑛
𝑉𝑝 = (2.20)
12
E. Jumlah Putaran Roda Gigi (Aaron D. Deutschman)
𝐷1 𝑥 𝑁1 = 𝐷2 𝑥 𝑁2 (2.21)
17
𝜋𝑥𝑑2 𝑥 𝑛
𝑉2 = (2.23)
100
G. Daya Yang Ditransmisikam (H) (Aaron D. Deutschman)
𝑃 = 𝐹𝑡 𝑥 𝑣 (2.24)
𝑃
𝐹𝑡 = (2.25)
𝑣
2.2.5 Bearing
Sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk membatasi gerak relatif antara
dua atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak pada arah yang diinginkan.
Bearing menjaga poros (shaft) agar selalu berputar terhadap sumbu porosnya, atau
juga menjaga suatu komponen yang bergerak linier agar selalu berada pada
jalurnya. fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros
dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup
kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Prinsip Kerja
Apabila ada dua buah logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling
bergeseranmaka akan timbul gesekan , panas dan keausan . Untuk itu pada kedua
benda diberi suatu lapisan yang dapat mengurangi gesekan , panas dan keausan
serta untuk memperbaikikinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga kontak
langsung antara dua benda tersebut dapat dihindari.
Rumus Rumus Yang Digunakan Dalam Perancangan Bearing :
A. Menentukan Umur Bearing
Umur Bearing =
𝐶 1.000.0000
𝐿10ℎ = ( )3 𝑥( (2.26)
𝑃 60𝑥𝑛
20
21
START
IDENTIFIKASI MASALAH
T Y
SESUAI
HASIL AKHIR
PERANCANGAN
END
22
START
PERANCANGAN PRIME
MOTOR
JENIS PRIME
MOTOR
SESUAI DENGAN
DAYA MOTOR
GAMBAR TEKNIK
PERHITUNGAN
PERANCANGAN
T Y
SESUAI
END
23
START
PERANCANGAN V BELT
JENIS BELT
GAMBAR TEKNIK
PERHITUNGAN
PERANCANGAN
T Y
SESUAI
END
24
START
PERANCANGAN POROS
JENIS MATERIAL
DIAMETER POROS
BEBAN KERJA
GAMBAR TEKNIK
PERHITUNGAN
PERANCANGAN
T Y
SESUAI
END
25
START
PERANCANGAN GEAR
JENIS MATERIAL
DIAMETER PITCH
JUMLAH GIGI PINION
GAMBAR TEKNIK
PERHITUNGAN
PERANCANGAN
T Y
SESUAI
END
26
START
PERANCANGAN
BEARING
UMUR BEARING
JENIS BEARING
GAMBAR TEKNIK
PERHITUNGAN
PERANCANGAN
T Y
SESUAI
END
27
3.8 Perhitungan
1. Mills Acceleration Factor
𝑆. 𝑁 2
𝛼=
70.500
240 𝑖𝑛 𝑥 212 𝑆𝑃𝑀
=
70.500
= 1,501
Keterangan :
α = Mills Accleration Factor
S = Panjang Langkah (in)
N = Kecepatan Pompa (SPM)
2. Berat Fluida Diatas Pompa
Tabel 3.1 Tabel Standar API (Sumber : www.machinerylubrication.com)
𝜏 = 932.675,3 in − lb
29
Tabel 3.3 Forces And Accelerations for three types of Pumping Motion
(Sumber : www.Lufkin.com)
3.500 𝑟𝑝𝑚
=
21 𝑆𝑃𝑀
= 166,67 𝑅𝑃𝑀/𝑆𝑃𝑀
9. Diameter Engine Sheave
𝑁𝑍𝑑𝑢
𝑑𝑒 =
𝑁𝑒
240 𝑥 166,67 𝑥 0,5
=
2800
= 7,14 𝑖𝑛
30
Tabel 3.4 Dimensi Motor Driven Wiflley Sand Pumps (Sumber : globalspec.com)
𝑉 = 67,85 𝑚/𝑠
C. Sudut Kemiringan
𝑅2−𝑅1
sin 𝛼 = 𝑥
32
180 𝑚𝑚 − 82 𝑚𝑚
=
1495,5 𝑚𝑚
= 0,0655 𝑚𝑚
𝛼 = 3,75 °
D. Sudut Kontak
(180−2𝛼) 𝑥 𝜋
𝜃= 180
180−2(3,75 °) 𝑥 𝜋
𝜃= 180
180 − 7,5 𝑥 𝜋
=
180
= 3 𝑟𝑎𝑑
E. Daya Yang Ditransmisikan
(𝑇1−𝑇2) 𝑉
𝑃 = 75
(𝑇1−𝑇2) 67,85 𝑚/𝑠
5,364 = 75
7,37
(𝑇1 − 𝑇2) =
0,904
(𝑇1 − 𝑇2) = 8,15 𝑘𝑔
F. Rasio Tegangan
𝑇1
2,3 log 𝑇2 = 𝜇𝑥𝜃
𝑇1
2,3 log = 0,3𝑥3 𝑟𝑎𝑑
𝑇2
𝑇1 0,9
log =
𝑇2 2,3
𝑇1
= 2,487 kg
𝑇2
𝑇1 = 2,487 𝑥 𝑇2
𝑇1 − 𝑇2 = 8,15 𝑘𝑔
2,487 − 𝑇2 = 8,15
8,15
𝑇2 = 1,487
𝑇2 = 5,480 𝑘𝑔
𝑇1 = 2,487 𝑥 5,480 𝑘𝑔
𝑇1 = 13,62 𝑘𝑔
33
𝑎+𝑏
𝐴= 𝑡𝑥 2
4 + 12
𝐴=9𝑥
2
𝐴 = 72 𝑚𝑚2
H. Tegangan Tarik
𝑇1
𝐹= 𝐴
13,62 𝑘𝑔
𝐹= 72 𝑚𝑚2
13,62 𝑘𝑔
𝐹= 72 𝑚𝑚2
𝐹 = 0,189 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝐹 = 1,89 𝑀𝑝𝑎
12.Perancangan Poros
Daya Yang Ditrasmisikan Oleh Poros : 14,75 𝐻𝑝
Putaran pada poros : 3600 rpm
Jenis Material : BAJA AISI 4140
Terdapat 2 bantalan dengan jarak :2m
Beban masing masing pulley (W) : 1500 N
𝑁
Tegangan geser (𝜏) : 50
𝑚𝑚2
549.998.397,5
𝑇= 7.536
𝑇 = 72.982,80 𝑁/𝑚
B. Menentukan momen lengkung maximum pada tiap pulley
M = 1000 x 1
M = 1000 Nm
34
𝑇𝑐 = √𝑀2 + 𝑇 2
𝑇𝑐 = √10002 + 72.982,802
𝑇𝑐 = 72.989,65 𝑁𝑚
72.989,65
𝑑3 = 0,196 𝑥 50
𝑑 = 3√7.447,92
𝑑 = 19,52 𝑚𝑚
E. Menentukan Daya Yang Ditrasmisikan Oleh Poros
2𝜋𝑁𝑇
𝑃=
60
2𝜋𝑥 1460 𝑟𝑝𝑚𝑥72.982,80 𝑁𝑚
𝑃=
60
669.504.106,69 𝑁𝑚
𝑃=
60
𝑃 = 14,75 𝐻𝑝
13. Perancangan Roda Gigi Lurus
A. Diameter Lingkaran Pitch (p)
(2𝑎)
𝐷1 = 1+𝑖
2𝑥90
=
1+4
=36 mm
(2𝑎𝑖)
𝐷2 =
1+𝑖
2𝑥90𝑥4
=
1+4
=144 mm
35
B. Jumlah Gigi
Tabel 3.7 Modul Standar(Sumber : globalspec.com)
𝐷11
𝑍1 =
𝑚
361
=
3
= 12 𝑔𝑖𝑔𝑖
𝐷22
𝑍2 =
𝑚
1442
=
3
= 48 𝑔𝑖𝑔𝑖
C. Jarak Antar Poros (C)
𝑑1 + 𝑑2
𝑎=
2
36𝑚𝑚 + 144𝑚𝑚
=
2
= 90𝑚𝑚
D. Kecepatan Pitch Line
𝜋𝑥𝑑𝑥𝑛
𝑉𝑝 =
12
3,14𝑥36𝑚𝑚𝑥3600𝑟𝑝𝑚
=
12
= 33,912 𝑓𝑡/𝑚𝑖𝑛
36
𝐶 1000.0000.000
Umur Bearing = 𝐿10ℎ = (𝑃)3 𝑥( )
60𝑥𝑛
9,95 𝐾𝑁 3 1000.0000.000
=( ) 𝑥( )
5 𝐾𝑁 60𝑥𝑛
1000.0000.000
= 1,99 𝑥( )
60𝑥3600
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:
1. Laju produksi minyak dalam 1 hari menggunakan jack pump yaitu
629.067,6 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟/𝐷𝑎𝑦 Pada kedalaman 3706-4000ft . Type pompa yang
digunakan Pompa Type KCG-29 dengan Kecepatan Aliran yaitu 480 L/min dan
Kecepatan Motor 1460 r/min (11 kw).
5.1 Saran
Adapun saran dari perancangan ini adalah sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan pembuatan laporan perancangan ini sebaiknya mahasiswa
melakukan kunjungan industry untuk mencari data sepsifikasi alat yang ingin
dirancang di perusahaan . Agar pada saat perhitungan perancangan pump jack
sesuai dengan yang diinginkan.
38
DAFTAR PUSTAKA