Anda di halaman 1dari 42

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISA PENGARUH TERJADINYA KERETAKAN


SILINDER LINIER TERHADAP OPTIMALISASI KINERJA
MOTOR BANTU DI KAPAL KM. SEGARA ANAK 2

Diajukan guna melengkapi syarat - syarat untuk menyelesaikan


Program Diploma III Program Studi Teknika
Akademi Pelayaran Niaga Indonesia

Oleh :
BAGAS ANDI SUSILO
12.48.2033

PROGRAM STUDI TEKNIKA


AKADEMI PELAYARAN NIAGA INDONESIA
( AKPELNI ) SEMARANG
2015
ABSTRAK

Bagas Andi Susilo. 2016. Analisa penyebab terjadinya keretakan dalam silinder
linier motor bantu 4 tak di KM. SEGAR ANAK 2. Semarang : Jurusan Teknika,.
Akademi Pelayaran Niaga Indonesia Semarang.

Kata kunci : Penanggulangan,Perbaikan,Keretakan Silinder Linier.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya pelumasan


yang tidak sempurna pada dinding silinder linier di atas kapal dan agar kepada
Perwira (Masinis) di atas kapal dapat mencegah terhadap keretakan pada silinder
liner sedini mungkin sehingga pengoperasian generator dapat dilakukan sesuai
dengan prosedur. Penelitian ini dilaksanakan pada kapal KM. SEGARA ANAK 2
selama kurang lebih 1 (satu) tahun satu hari yaitu diawal bulan Juni 2015 sampai
dengan akhir bulan Juni 2016.
Pernah terjadi masalah pada silinder linier mengalami keretakan akibat
tingginya temperatur serta tidak adanya minyak lumas sebagai pelapis pada piston
dan silinder linier. Karena tanpa adanya pendinginan dan pelapis oleh minyak
lumas komponen-komponen akan mengalami over heating, sehingga
mengakibatkan umur komponen semakin pendek dan tidak tahan lama akibat gaya
gesek yang sangat besar karena tidak adanya minyak lumas.
Dari pembahasan sistem minyak lumas yang kurang sempurna, ini dapat
membantu tentang cara kerja serta memperbaiki jika kerusakan terjadi pada sistem
sirkulasi minyak lumas, dan dapat membantu menganalisa gangguan dan cara
mengatasinya, komponen sirkulasi sistem pendingin pada generator antara lain :
thermostart, filter, lube oil pump, lube oil pressure.
Gangguan-gangguan yang sering terjadi pada sistem pelumasan adalah :
kebocoran , gangguan dari kotoran , rusaknya filter dan pompa minyak lumas.
Usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat kerusakan
komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa secara berkala.
Usahakan selalu memeriksa volume minyak lumas dalam carter generator
sebelum pengoperasian dilakukan.

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………….... i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………...... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

ABSTRAK... …………………………………………………………….... vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………….... vii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………................ 1


1.2 Rumusan Masalah………………………………….................. 2
1.3 Pembatasan Masalah …............................................………….. 3
1.4 Tujuan Observasi ….…………………….................................. 3
1.5 Manfaat Observasi …................................................................. 4
1.6 Metode Pengumpulan Data ….................................................... 4
1.7 Sistematika Penulisan…………………………………….......... 5
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Motor Diesel...........……………………................... 8


2.2 Kajian Penelitian Yang Relavan ....…......................................... 11
2.3 Kerangka Berfikir ....................................................................... 16
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Deskripsi Data………………………………….. ....................... 20

iii
3.2 Pembahasan masalah ............................................................... 20
3.3 Cara Mengatasi Keretakan Silinder Liner ................................. 21
BAB V PENUTUP

4.1 Kesimpulan……………………………………………............. 29
4.2 Saran…………………………………………………................ 29
DAFTAR PUSTAKA 30

DAFTAR LAMPIRAN 31

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip kerja dari mesin 4 tak ................................................... 10

Gambar 2.2 Prinsip Kerja dari mesin 2 tak ………………………………. 11

Gambar 2.3 Rocker Arm ………………...................................................... 12

Gambar 2.4 Valve Spring ………………..................................................... 12

Gambar 2.5 Silinder Head ............................................................................ 13

Gambar 2.6 Engine Blok .............................................................................. 14

Gambar2.7 Piston …………………………................................................. 15

Gambar 2.8 Crankshaf ………………........................................................... 15

Gambar2.9 Crankshaf ……………………………………………………… 16

Gambar 3.1 L.O Cooler ……………………………………………………. 23

Gambar 3.2 Lubricator Pump ………………………………………………. 25

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Main Engine Hansin EL-32 & Generator Yanmar .................... 32

Lampiran 2 Foto Taruna Diatas Kapal ……………………………………… 33

Lampiran 3 Kapal KM. SEGARA ANAK 2 ……………………………….. 34

Lampiran 4 Pengajuan Judul ......................................................................... 35

Lampiran 5 Sign On .……………….............................................................. 36

Lampiran 6 Sign Off ….……………………………………………………. 37

Lampiran 7 Ship Particular ………………………………………………… 38

Lampiran 8 Crew List ……………………………………………………… 39

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, sebagai negara
kepulauan terbesar didunia, Indonesia memiliki potensi besarmenjadi poros
maritim dunia. Poros maritim merupakan sebuah gagasan strategisyang
diwujudkan untuk menjamin konektifitas antar pulau, pengembangan industri
perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan
maritime agar negara Indonesia benar-benar bisa di handalkan khususnya dalam
dunia transportasi laut. Maka dari itu perlu di tunjang dengan adanya transportasi
laut yang aman dan lancar untuk kemajuan transportasi laut di indonesia.
Untuk mendukung pengoperasian sebuah kapal dibutuhkan suatu mesin
yang berfungsi sebagai tenaga pembangkit listrik di atas kapal KM. SEGARA
ANAK 2 mesin tersebut dinamakan generator.Mengingat Kebutuhan listrik diatas
kapal merupakan salah satu hal yang penting diatas kapal, sebab hampir semua
mesin yang ada diatas kapal bekerja dengan menggunakan listrik sebagai sumber
tenaga penggeraknya. Maka dengan adanya generator tersebut dibutuhkan
perawatan secara optimal untuk menjaga agar dapat dioperasikan setiap saat, serta
meminimalkan kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada generator
sehingga dapat menghemat biaya pengoperasian kapal khususnya dalam
penyediaan suku cadang.
Pada saat penulis melaksanakan praktek lautdikapal , penulismendapatkan
permasalahan yang berbuhubungan dengan retaknya dalam silinder linier pada
motor bantu 4 tak bermerk YANMAR type INRO2B306D di atas kapal KM.
SEGARA ANAK 2. Di tengah perjalanan terjadi keretakan silinder liner motor
bantu 4 tak yaitu pada silinder No. 4 dengan timbulnya kejadian tersebut maka
penulis mulai mengamati dan menganalisis sesuai dengan teori yang pernah
penulis dapatkan selama kuliah pada Akpelni Semarang dan ditambah bimbingan
vii
dari para Masinis di atas kapal sehubungan dengan perawatan motor bantu
(generator) tersebut.
Silinder linier adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder
yang berfungsi sebagai tempat piston dan ruang bakar pada mesin otomotif. Pada
saat langkah kompresi dan pembakaran akan dihasilkan tekanan dan temperatur
gas yang tinggi, sehingga untuk mencegah kebocoran kompresi ini maka pada
piston dipasang ring piston untuk memperkecil celah antara dinding silinder linier
dengan piston. Piston yang bergerak bolak-balik mengakibatkan keausan pada
dinding silinder linier bagian dalam, hal ini akan menimbulkan penambahan
kelonggaran antara torak dan silinder, sehingga dapat menyebabkan kebocoran
gas, tekanan kompresi berkurang dan tenaga yang dihasilkan juga berkurang dan
menyebabkan daya generator menjadi lemah. (Sundararajan, dkk, 1998)
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa didalam silinder liner
terdapatpergerakan torak yang bergerak naik turun yang dapat menimbulkan
panas, akibat dari gesekan dimana kekuatan bahan dari silinder liner tersebut akan
berkurang apabila tidak ada proses pelumasan dan pendinginan.
Dari latar belakang yang diuraikan di atas maka penulis memilih judul
"ANALISA PENGARUH TERJADINYA KERETAKAN DALAM
SILINDER LINER TERHADAP OPTIMALISASI KINERJA MOTOR
BANTU DI ATAS KAPAL KM. SEGARA ANAK 2". Sebagaimana didapati
bahwa akibat dari pelumasan yang tidak sempurna dan suhu di dalam silinder
yang terlalu panas mengakibatkan keretakan silinder liner
Untuk itu pada calon ahli mesin kapal dituntut, selain tanggap
dalamtanggung jawab juga mampu dalam hal keterampilan untuk mengambil
tindakan jika terjadi hal-hal yang dapat mengganggu proses pengoperasian
generator, seperti pada kejadian tersebut di atas. Dari masalah tersebut maka perlu
dilakukan suatu penanganan terhadap permasalahan yang terjadi pada generator.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan kejadian pada latar belakang di atas maka setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata keretakan silinder linier pada generator disebabkan sistem
viii
pelumasan tidak bekerja dengan baik. Untuk itu maka rumusan dari permasalahan
tersebut adalah :
1. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya keretakan
silinder liner terhadap optimalisasi kinerja motor bantu ?
2. Apakah penyebab dari terjadinya keretakan silinder liner ?
3. Bagaimana upaya untuk mencegah terjadinya keretakan silinder
liner?

1.3 Pembatasan Masalah


Karena banyaknya permasalahan yang diidentifikasidikapal yang berkaitan
dengan keretakan silinder liner pada generator, maka dalam pembahasan karya
tulis ini penulis tidak membahas secara keseluruhan tapi akan membatasi karena
penulis menyadariakan keterbatasan ilmu serta pengetahuan yang penulis miliki.
Adapun pendekatan pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya keretakan silinder liner
dikarenakan kekuatan bahan dari silinder liner tersebut sudah
berkurang akibat dari pergerakan torak yang bergerak naik turun
yang dapat menimbulkan panas.
2. Penyebab dari terjadinya keretakan silinder liner adalah apabila
adanya proses pelumasan dan pendinginan yang tidak sempurna
sehingga mengurangi kinerja mesin.
3. Upaya untuk mencegah terjadinya keretakan silinder liner adalah
dengan melihat kualitas dan kuantitas minyak pelumas yang
digunakan serta melihat pendinginan sudah normal atau belum.

1.4 Tujuan Observasi


Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulisadalah :
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pelumasan yang tidak
sempurna pada dinding silinder liner di atas kapal.
2. Agar kepada Perwira (Masinis) di atas kapal dapat mencegah
terhadap keretakan pada silinder liner sedini mungkin sehingga
ix
pengoperasian generator dapat dilakukan sesuai dengan
prosedur.
3. Untuk menjadi bahan perbandingan bagi para pembaca supaya
dapat lebih mengerti terutama yang berada dalam lingkungan kapal
atau pelayaran pada khususnya.

1.5 Manfaat Observasi


Dengan adanya observasi ini diharapkan nantinya dapat memberikan
tambahan wawasan yang bermanfaat :
1. Untuk memberikan motivasi dan penjelasan kepada pembaca agar
mengetahui pengaruh negatif yang ditimbulkan pada saat
terjadinya pergerakan torak didalam silinder liner.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak Perwira (Masinis) di atas kapal
agar selalu memperhatikan perawatan pada pelumasan silinder
liner.
3. Untuk menyumbang hasil pemikiran dibidang keteknikan
dilingkungan Akademi Pelayaran Niaga Indonesia Semarang.

1.6 Metode pengumpulan Data


Dalam usaha mendapatkan informasi yang di peroleh dalam penyusunan
karya tulis ini penyusun menggunakan metode sumberobservasi sebagai berikut :
1.6.1. Riset Perpustakaan
yaitu Penelitian yang dapat di tempuh dengan jalan mempelajari
sebanyak mungkin pengetahuan secara teoritis terutama yang
berhubungan dengan pokok permasalahan di dalam penyusunan
karya tulis.Menurut Affenzeller (1996), thermal spray coating yang
menggunakan molibdenum pada silinder linier sangat berguna
untuk mencegah kerusakan dari erosi gas panas pada permukaan
ring yang terjadi karena blow-by gas pembakaran dari ruang
pembakaran Sehubungan dengan itu bagian-bagian motor yang
berhubungan dengan gas-gas panasperlu didinginkan. Bila mana
x
tidak didinginkan maka kekuatan bagian-bagian motor tersebut
cepat rusak.
1.6.2. Riset Lapangan
yaitu mengadakan penelitian atau pengamatan secara langsung
pada saat praktek laut di perusahaan pelayaran untuk mendapatkan
objek penelitian secara langsung. Pada saat melaksanakan praktek
berlayar 12 bulan yang terhitung mulai dari tanggal 23 juni 2015
sampai dengan 27 juni 2016 dikapal KM. SEGARA ANAK
2 ,dimana kapal ini merupakan type cargo
1.6.3. Wawancara
yaitu teknik dengan cara wawancara langsung dengan objek yang
terkait untuk mendapatkan keterangan secara langsung atau lisan
terhadap yang bersangkutan diatas kapal yaitu perwira kapal dan
anak buah kapal. Chief engineer, Budiharto dan Juru minyak ,
Rotama Sijabat / Oilman.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan dan memahami secara keseluruhan isi karya tulis ini,
maka di susun dalam bentuk yang sistematik sebagai berikut :
1 .Bagian Pendahuluan berisi Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata
Pengantar, Abstraksi, Daftar Isi, Daftar Gambar dan Daftar Lampiran.
2. Bagian isi terdiri dari empat bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada latar belakang ini penulis memberikan alasan perlunya masalah ini
diangkat didalam karya tulis ini.
1.2 Identifikasi Masalah
Pada perumusan masalah ini hal-hal yang bersifat teknis operasional dan
kasus-kasus yang terjadi atau yang dialami saat proyek laut di kapal.
1.3 Pembatasan Masalah

xi
Pada pembatasan masalah penulis membatasi permasalahan yang timbul
agar pembahasan materi lebih akurat.
1.4 Tujuan Observasi
Pada tujuan ini penulis memberikan gambaran-gambaran yang ingin
dicapai oleh penulis didalam melaksanakan observasi selama proyek laut
dikapal
1.5 Manfaat Penelitian
Agar dijadikan lmu pengetahuan serta literatur bagi para pembaca pada
umumnya.
1.6 Metode Pengumpulan Data
Berisi tentang metode penyajian pegumpilan data dan penulisan.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika ini penulis memberikan ringkasan – ringkasan setiap
bab pada penulisan karya tulis ini.

BAB IILANDASAN TEORI


2.1 Kajian Teori
Berisikan teori-teori yang diperoleh dari pustaka.
2.2 Kajian Observasi Yang relafan
Untuk mengkaji masalah, Observasi membahas teori dan pengamatan
yang relafan
2.3 Kerangka Berfikir
Membahas permasalahan berdasarkan fakta atau kejadian yang sebenarnya
tentang retaknya silinder linier diatas kapal KM. SEGARA ANAK 2

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH


3.1 Analisa masalah
Yang berisi hasil suatu fakta atau data yang mempunyai masalah dan perlu
dipelajari penyebabnya
3.2 Pembahasan Masalah

xii
Dalam bab ini penulis menguraikan masalah yang terjadi diatas kapal serta
menguraikan suatu upaya yang perlu di lakukan agar dapat didapat solusinya,
pada waktu penulisan praktek diatas kapal.

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rangkuman untuk menyimpulkan suatu permasalahan dan kendala yang
terjadi di atas kapal khususnya KM. SEGARA ANAK 2
4.2 Saran
Ide atau pendapat yang bermanfaat untuk membantu memecahkan
masalah diperusahaan , pendidikan dan pembaca sebagai bahan
perbandingan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang literatur atau sumber penulis dalam pembuatan karya tulis ini .

DAFTAR LAMPIRAN
Berisi lampiran foto – foto di kapal KM. SEGARA ANAK 2

xiii
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Motor Diesel


Motor bakar diesel bisa disebut juga dengan mesin diesel atau (mesin
pemicu kompresi) adalah motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan
panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar
yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin ini tidak menggunakan
busi seperti mesin bensin atau mesin gas. Mesin Diesel ditemukan pada tahun
1982 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Rudolf
Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai
macam bahan bakar termasuk debu batu bara.

Rudolf Diesel mempertunjukkan pada exposition universalle (pameran


dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang. Mesin ini kemudian
diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering. Mesin Diesel
memiliki efisensi thermal terbaik dibandingkan mesin pembakaran dalam
maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio kompresi yang
sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan rendah (seperti pada mesin kapal) dapat
memiliki efisiensi thermal lebih dari 50%

Mesin Diesel dikembangkan dalam versi 4 tak dan 2 tak mesin ini
awalnya digunakan sebagai pengganti mesin uap. Melalui perkembangan dari
waktu ke waktu maka sejak tahun 1910, mesin ini mulai digunakan untuk
kapal, kemudian diikuti lokomotif, truk, pembangkit listrik, dan peralatan
berat lainnya. Pada tahun 1930, mesin diesel mulai digunakan untuk mobil.
Sejak saat itu, penggunaan mesin diesel terus meningkat. Mesin diesel
menggunakan prinsip kerja hukum Charles, yaitu ketika udara dikompresi
maka suhunya akan meningkat. Udara dihisap kedalam ruang bakar mesin
xiv
dieel dan dikompresi oleh piston yang merapat dengan rasio kompresi antara
15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan tekanan 40 Bar (4.0 MPa; 580 psi),
dibandingkan dengan mesin bensin yang hanya 8 sampai 14 bar (0,80 to 1,40
Mpa; 120 to 200 psi). Tekanan tinggi ini akan menaikkan suhu udara sampai
5500C (1,0220F).

Beberapa saat sebelum piston memasuki proses kompresi, bahan bakar


diesel diinjeksikan ke dalam ruang bakar langsung dalam tekanan tinggi
melalui nozzle dan injektor supaya bercampur dengan udara panas yang
bertekanan tinggi. Injektor memastikan bahwa bahan bakar terpecah menjadi
butiran-butiran kecil dan tersebar merata uap bahan bakar kemudian menyala
akibat udara yang terkompresi tinggi di dalam ruang bakar. Awal penguapan
bahan bakar ini menyebabkan sebuah waktu tunggu selagi penyalaan, suara
detonasi yang muncul dari mesin diesel adalah ketika uap mencapai suhu
nyala dan menyebabkan naiknya tekanan diatas piston secra mendadak. Oleh
karena itu, penyemprotan bahan bakar di ruang bakar dimulai saat piston
mendekati TMA (titik mati atas) untuk menghindari detonasi. Penyemprotan
bahan bakar yang langsung ke ruang bakar diatas piston dinamaka injeksi
langsung sedangkan penyemprotan bahan bakar ke dalam ruang khusus yang
berhubungan langsung dengan ruang bakar utama dimana piston dinamakan
injejsi tidak langsung. Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang
pembakaran mengembang dengan cepat mendorong piston ke bawah dan
menghasilkan tenaga linier. Batang penghubung (connecting rod)
menyalurkan gerakan ini ke crank shaft dan tenaga linier tadi diubah menjadi
tenaga putar. Mesin diesel dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Mesin diesel 4 tak


Dimana setiap 4 (empat) langkah piston atau 2 (dua) putran poros
engkol akan dihasilkan 1 (satu) usaha atau tenaga untuk memutar
poros engkol. 4 (empat) langkah piston tersebut meliputi antara lain
yaitu :

xv
1. Langkah Hisap

Torak bergerak dari TMA (titik mati atas) menuju TMB (titik
mati bawah), katup hisap terbuka, udara masuk ke dalam
silinder.

2. Langkah Kompresi

Katup hisap dan katup buang tertutup rapat, piston bergerak


dari TMB (titik mati bawah) menuju ke TMA (titik mati atas),
udara dalam silinder di mampatkan sehingga tekanan udara
meningkat 40 bar dan suhunya meningkat 500-7000C.

3. Langkah Usaha

50 sampai dengan 100 sebelum piston mencapai TMA (titik mati


atas) oleh pengabut injektor dikabutkan bahan bakar minyak
diesel dan bercampur dengan udara bertekanan serta bersuhu
tinggi sehingga terjadi pembakaran atau ledakan. Pengabutan
berlangsung sampai 100 sesudah TMA (titik mati atas).
Selanjutnya ledakan tersebut berfungsi sebagai tenaga untuk
mendorong piston dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik
mati bawah) guna memutar poros engkol.

4. Langkah Buang

Piston bergerak dari TMB (titik mati bawah) menuju TMA


(titik mati atas) untuk mendorong gas sisa pembakaran keluar
silinder, katup gas buang terbuka penuh.

xvi
Gambar 2.1 : Prinsip kerja dari mesin 4 tak

Dikutip Dari (Sumber : Harsanto “Motor Bakar” Jakarta, 1997)

2. Mesin Diesel 2 Tak

Dimana setiap 2 langkah Piston atau 1 putaran poros engkol


akan dihasilkan 1 usaha atau tenaga untuk memutar poros engkol.
Langkah tersebut yaitu:

1. Piston bergerak dari TMB (titik mati bawah) menuju TMA (titik
mati atas) pada saat itu terjadi proses pembilasan gas buang
sekaligus pengisian udara ke dalam silinder dan diteruskan dengan
proses kompresi atau pemampatan udara.

2. 100 sebelum TMA (titik mati atas) sampai dengan 100 sesudah
TMA (titik mati atas) dikabutkan minyak bahan bakar sehingga
terjadilah pembakaran atau ledakan di dalam ruang kompresi.
Piston bergerak dari TMA (titik mati atas) menuju TMB (titik mati
bawah) sebagai langkah usaha yang bertenaga untuk memutar
poros engkol.

xvii
Gambar 2.2 : Prinsip kerja dari mesin 2 tak

Dikutip Dari (Sumber : Google “prinsip kerja mesin 2 tak”)

2.2 Kajian Penelitian Yang R elefan

Menurut dari buku manual book Yanmar Diesel Marine Engine Of


Operator Manual & Parts List KM. SEGARA ANAK 2, bagian-bagian
Mesin Diesel adalah sebagai berikut :

1. Rocker arm

Adalah salah satu bagian penting dari komponen mesin


diesel yang posisinya berada di atas cylinder head, fungsi dari
rocker arm ini adalah mengatur gerakan valve, kapan waktunya
menutup dan kapan waktunya terbuka. Semuanya diatur oleh
rocker arm ini.

xviii
Gambar 2.3 : Rocker arm

Dikutip Dari (Sumber : KM. SEGARA ANAK 2)

2. Valve spring

Bagian ini juga salah satu komponen penting dari sebuah


mesin diesel, dia bertugas sebagai penghubung antarra rocker arm
dengan valve.

Gambar 2.4 : Valve spring


xix
Dikutip Dari (Sumber : buku manual book Yanmar Diesel Marine
Engine Of Operator Manual & Parts List KM. SEGARA ANAK 2)

3. Cylinder head

Mesin ini merupakan bagian kepala dari sebuah cilinder,


maka dari itu dia disebut sebagai cylinder head. Pada cilinder
head inilah tempat valve berada, baik itu valve hisap maupun valve
buang.

Gambar 2.5 : Cylinder head

Dikutip Dari (Sumber : buku manual book Yanmar Diesel Marine


Engine Of Operator Manual & Parts List KM. SEGARA ANAK 2)

xx
4. Valve

mesin diesel tidak akan menyala jika tidak ada valve,


fungsi dari valve ini adalah mengatur udara masuk dan keluar serta
sebagai penutup lubang saat terjadi kompresi.

5. Silinder

Di dalam ruang silinder inilah sebuah udara yang di


mampatkan hingga tercapai sebuah suhu udara sampai 500 derajat
celcius. Dan di dalam silinder itu pula sebuah ledakan terjadi. Dan
ledakan tersebut berasal dari udara yang di mampatkan dan di beri
bahan bakar yang berbentuk kabut , kedua bahan tersebut akan
terbakar di dalam ruang silinder tersebut. Dikutip Dari (Sumber :
Harsanto “Motor Bakar” Jakarta, 1997)

6. Engine block

Bahan ini terbuat dari logam campuran yang tahan panas,


ia sebagai dinding dari sebuah Silinder motor bakar ( Hartoyo
“generator engine” 1995 ).

xxi
Gambar 2.6 : Engine block

Dikutip Dari (Sumber : Hartoyo “generator engine” 1995)

7. Piston

Gerakanya naik turun dari TMA (titik mati atas) ke TMB


(titik mati bawah) atau sebaliknya. Gerakan naik turun dari piston
tersebut di hubungkan dengan connecting rod yang segera di rubah
menjadi gerakan berputar oleh crankshaft.

Gambar 2.7 : Piston

Dikutip Dari (Sumber : KM. SEGARA ANAK 2)

xxii
8. Crankshaft

Mesin tersebut berfungsi sebagai penghubung antara


conecting rod yang satu dengan yang lainya. Selain itu crankshaft
jugan yang mengubah gerakan naik turun piston di ubah menjadi
gerakan di ubah menjadi gerakan berputar dan gerakan putar ini di
hubungkan ke gearbox.

Gambar 2.8 : Crankshaf

Dikutip Dari (Sumber : Hartoyo “generator engine” 1995)

9. Crankshaft timing gear, camshaft timing gear , camshaft , cam,


cam follower serta pushroad, semuanya adalah satu kesatuan dari
komponen mesin diesel yang berfungsi untuk mengontrol gerakan
rocker arm dalam bertugas mengatur gerakan valve.

xxiii
Gambar 2.9 : Crankshaft

Dikutip Dari (Sumber : KM. SEGARA ANAK 2)

2.3 Kerangka berfikir

Menurut Hery Sunaryo (1998), sistem – sistem yang menunjang


mesin diesel antara lain :

1. Sistem Bahan Bakar


Pada sistem bahan bakar ini memiliki fungsi untuk mengalirkan
bahan bakar mulai dari tangki bahan bakar sampai menyemprotkan
dari pengabut pada waktu pembakaran di dalam silinder . jenis bahan
bakar yang di gunakan umumnya pada mesin disel ini adalah minyak
solar atau minyak IDO (Ignation Diesel Oil)

2. Sistem pendingin

Saat generator beroperasi, maka temperatur kerja mesin akan


meningkat. Untuk menurunkan di perlukan sistem pendingin dengan
menggunakan air. Air yang di gunakan untuk sistem pendinginan

adalah air murni yang tidak mengandung kotoran dan kadar garam
untuk mencegah terjadinya korosi. Air tersebutlah yang berfungsi
untuk mendinginkan blok silinder dan turbocharger.

xxiv
3. Sistem pelumasan

Pada sistem pelumasan adalah untuk mengurangi ke ausan mesin


dengan cara mengalirkn minyak pelumas dari karter ke bagian-
bagian yang memerlukan pelumasan pada waktu mesin sedang
beroprasi atau keadaan hidup. Menurut P.Van Maanen (1998) dalam
bukunya motor diesel kapal menjelaskan mengenai sistem pelumasan
silinder, yaitu sebagai berikut :

"Semua motor kepala silang kepala rendah dan juga motor torak
trank putaran menengah yang besar, dilengkapi dengan sistem
pelumasan terpisah untuk pelumasan silinder. Oleh karena itu pada
motor kepala silang tidak terjadi pencampuran dengan minyak
pelumas penata gerak, maka untuk silinder dapat dipilih minyak
pelumas yang sesuai dengan tujuan tersebut. Sedangkan pada motor
torak trank masih harus diperhitungkan dengan pencampuran". Oleh
HANS JENSEN MASKINFABRIK di Kopenhagen telah dibangun
alat pelumas silinder yang dapat memberikan suatu " timing "
tertentu. Tujuan dari timing adalah, dengan sinkronisasi tepat dari
gerakan torak dan penyaluran masuk dari minyak pelumas,
penyemperotan tepat pada saat pegas teratas dari torak melewati
nipel pelumas. Tujuan utama adalah memasukkan sebanyak mungkin
dosis minyak pelumas di paket pegas. Pada penentuan saat
penyemprotan perlu diperhitungkan kelambatan penyemprotan
tertentu. Pada motor B & W setiap silinder dilengkapi dengan sebuah
alat pelumas dengan 6 buah pompa kecil. Poros penegak dari alat
pelumas silang dihubungkan dengan poros antar, sedangkan
penggerak diawali mulai penggerak poros nok roda antar melalui
sebuah penerus rantai. Frekuensi rotasi dari poros adalah setengah
dari poros engkol. Pada poros penggerak ditempatkan nok-nok yang
menggerakkan plunger pompa melalui pembatas langkah.
Kedudukan dari nok terhadap kedudukan plunger di stel oleh pabrik
xxv
motor. Akhir langkah plunger dengan demikian akan tetap, pada
suatu contoh yang diberikan adalah sebesar 77° setelah kedudukan
terbawah dari engkol. Awal langkah plunger, berarti hasil per
langkah, dapat diatur untuk masing-masing pompa atau secara
bersama-sama untuk penyetelan terpisah digunakan sebuah baut
penekan, dengan bantuan sebuah mur setel, bila baut setel diputar
lebih ke dalam, maka bagian bawah dari pembatas langkah akan
bergerak ke kiri, sehingga langkah plunger diperkecil. Bila hasil
pompa disetel secara bersama-sama, misalnya hasil besar pada waktu
mengolah gerak, maka poros harus di putar. Poros ditumpu eksentris,
berfungsi sebagai titik putar untuk pembatas langkah. Dengan
memutar poros maka pembatas langkah akan bergerak ke kiri atau ke
kanan dan memperkecil atau memperbesar hasil plunger. Di sebelah
luar dari alat tersebut terdapat tanda 1 sampai 5 untuk menyetel dari
poros. Pada motor yang tidak bekerja, pompa-pompa dapat
digerakkan oleh sebuah poros pengantar melalui sebuah engkol yang
digerakkan dengan tangan. Plunger pompa dalam rumah Plunyer
menghisap minyak pelumas dari tempat persediaan melalui sebuah
katup hisap dan menekan melalui katup tekan dan, kaca lihat dan
katup tekanan balik ke titik pelumasan dari silinder. Tempat
penyimpanan diisi secara otomatis melalui sebuah klep pelampung
dari sebuah tangki penyimpanan lain yang lebih tinggi
letaknya.Melalui sebuah tutup dan sebuah saringan sebelah dalam
tangki tersebut dapat diisi. Di bagian bawah tangki terdapat sebuah
elemen pemanas yang dapat menurunkan viskositas dari minyak.
Menurut Hery Sunaryo (1998 : 65), bagian-bagian sistem pelumasan,
yaitu sebagai berikut :
Sistem pelumasan sebuah motor di kelompokkan atas dua jalur kerja,
yaitu pelumasan bagian dalam motor dan pelumasan bagian luar
motor. Bagian dalam motor terdiri atas bagian-bagian yang sangat
prinsip bagi kerja suatu motor, sedangkan bagian luar sistem itu
xxvi
berfungsi membantu atau mendukung pemenuhan jumlah pelumasan-
pelumasan harus dipenuhi, temperatur, dan pembebasan dari kotoran.
Untuk memenuhi kebutuhan akan minyak pelumas, sistem
pelumasan sebuah motor harus mempunyai bagian-bagian yang
saling mendukung.

4.Sistem udara dan gas bekas

Pada sistem udara dan gas bekas (buang) ini tentu memiliki fungsi
untuk mengatur udara pembakaran ke dalam ruang bakar atau
silinder di waktu langkah isap. Udara ini di kompresikan waktu
langkah kompresi dan mengeluarkan gas bebas dari silinder waktu
langkah buang melalui knalpot yang sebagai peredam getaran akibat
ledakan pembakaran dan tekanan gas buang .

xxvii
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Data

Adapun prinsip kerja dari mesin diesel adalah jika terjadi pencampuran antara
udara didalam silinder dengan bahan bakar yang diijeksikan berupa kabut
dengan tekanan tinggi dan hasil kompresi oleh piston, maka terjadilah
pembakaran yang menghasilkan tenaga/usaha. Dari proses kerja ini kita
ketahui bahwa didalam silinder liner terdapat bagian-bagian yang mengalami
gesekan utamanya silinder linier dan Piston karena gaya gesekan ini sering
kali mengakibatkan kerusakan, untuk mengurangi gesekan agar tidak terjadi
kerusakan dibutuhkan pelumasan dengan memberikan bahan pelumas pada
kedua bagian yang mengalami gesekan.

3.2 Pembahasan Masalah

Akibat-akibat yang ditimbulkan dari pelumasan yang tidak sempurna


pada silinder liner akan mengakibatkan terjadinya kerusakan-kerusakan,
seperti patahnya Ring Piston terjadinya keretakan pada silinder liner dan yang
utama adalah penyebab terjadinya keretakan pada silinder liner. Sebagaimana
diketahui bahwa fungsi dari pelumasan ialah untuk mengurangi terjadinya
keausan sekaligus sebagai pendingin yang telah dijelaskan. Hal ini
dikarenakan bila dua benda yang bergesekan terus menerus dan tidak diberi
minyak pelumas akan menimbulkan panas yang tinggi sehingga
mengakibatkan terjdinya keausan. Dikutip dari ( sumber : Jusak, J.H, (2009),
perawatan dan perbaikan mesin kapal).

xxviii
3.2.1 Penyebab Terjadinya keretakan Pada Silinder Linier

Hartoyo (1995), menyatakan bahwa hal-hal yang menjadi penyebab


terjadinya keretakan pada silinder linier adalah antara lain:

1. Kurangnya minyak lumas pada dinding silinder.

Untuk mendapatkan pelumas yang sempurna pada dinding silinder liner,


maka tidak hanya dibutuhkan minyak lumas yang baik akan tetapi konstruksi
dari pada peralatan baik itu pompa minyak lumas maupun pipa minyak lumas
harus dipertahankan juga, sebab apabila saluran dari pipa isap dan tekanan
minyak lumas terdapat udara maka akan menyebabkan aliran minyak lumas
yang masuk kedalam silinder liner akan terputus-putus sehingga tekanan
minyak lumas yang seharusnya cukup untuk melumasi silinder liner akan
berkurang.

Menurut dari buku manual book Yanmar Diesel marine engine Of


operator Manual & Parts List KM. SEGARA ANAK 2, cara mengatasi
aliran misnyak lumas yang tidak lancar dapat diatasi dengan cara :

1. Memberikan semua saluran pipa minyak lumas apakah ada


yang

bocor, lakukan penambalan, dengan cara mengelas jika terjadi


suatu kebocoran.

2. Apabila terdapat udara dalam pipa tersebut maka adakan


penceratan dengan cara membuka kran ceratan dengan lebar-lebar
sampai udara yang ada didalam saluran pipa minyak lumas habis,
hal ini dapat di tandai keluarnya minyak lumas dari kran ceratan
secara merata.

xxix
2. Alur pelumasan pada dinding silinder liner mengalami pembesaran ukuran
(Over Size)

Akibat dari pembesaran ukuran pada alur minyak lumas didalam


dinding silinder liner akan menyebabkan pelumasan tidak dapat
berlangsung dengan sempurna sebab dengan kata lain ada sebagian dari
silinder liner tidak mendapatkan pelumasan dengan baik/merata.

Karena untuk mendapatkan pelumasan yang baik dan merata


sempurna, maka minyak di sekeliling dinding silinder liner yang segaris
dengan lubang minyak lumas diberi alur yang bertujuan untuk meratakan
pelumasan ke segala arah dan agar pelumasan bisa merata, penekanan
minyak lumas ke dalam dinding silinder liner dilakukan pada saat oil ring
piston mencapai alur dari silinder liner.

Dengan adanya tekanan maka minyak lumas akan masuk dan


mengalir kemudian merembes pada dinding silinder liner, jadi akibat
adanya pembesaran ukuran maka sebagian besar minyak lumas mengalir
kebagian yang mengalami pembesaran ukuran sehingga minyak lumas
tidak merata melumasi bagian silinder liner.

Menurut dari buku manual book Yanmar Diesel marine engine Of


operator Manual & Parts List KM. SEGARA ANAK 2, kerusakan pada
alur pelumasan dapat diatasi dengan cara :

1. Adakan penggantian pada silinder linier apabila waktu sandar cukup.

2. Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan penggantian


yang dikarenakan oleh terbatasnya waktu sandar kapal, maka dilakukan

penambahan minyak pelumas yang masuk ke dalam silinder yang


bertujuan agar pelumasan dapat merata ke seluruh silinder linier.

xxx
3. Kerusakan pada Lubricator Oil Cooler (L.O. Cooler).

Kerusakan pada Lubricator cooler bisa disebabkan oleh hal-hal


sebagai berikut :

1) Terjadinya kebocoran pada pipa kapiler

Apabila terjadi kebocoran pada pipa kapiler akan


mengakibatkan terjadinya keretakan silinder liner sebab minyak
lumas yang melumasi silinder liner telah tercampur dengan air laut
sebagai media pendingin. Kebocoran pada pipa kapiler ini terjadi
karena korosi yang diakibatkan aliran fiuida yang mengalir
mempunyai sifat-sifat korosit sehingga mengakibatkan pengikisan
pada pipa kapiler.

2) Terjadinya penyumbatan aliran dalam saluran pipa-pipa minyak


lumas

Penyumbatan saluran pipa kapiler maupun pipa minyak lumas bisa


dikarenakan minyak lumas yang terlalu kotor dan jarang dilakukan
pembersihan, sehingga bisa menyumbat aliran pipa.

Menurut dari buku manual book Yanmar Diesel marine engine Of


operator Manual & Parts List KM. SEGARA ANAK 2, kerusakan
pada pipa kapiler dapat diatasi dengan cara :

1. Lakukan pembersihan dan serta penyemprotan dengan air


masing- masing pipa kapiler, sehingga diketahui letak kebocoran
pada pipa tersebut.

2. Lakukan penambalan dengan mengelas pipa kapiler yang bocor


dengan cara menurunkan ampere las tersebut sesuai dengan
ketebalan pipa kapiler tersebut.

xxxi
Gambar 3.1: L.O cooler

Dikutip Dari (Sumber : KM. SEGARA ANAK 2)

4. Kebocoran pada Gasket (Packing) Coper

Kebocoran pada packing akan mengakibatkan minyak lumas


berkurang, sehingga hal ini akan mempengaruhi tekanan minyak lumas
yang seharusnya cukup untuk melumasi dinding silinder liner akan
berkurang, kebocoran pada Gasket (Packing) Coper disebabkan oleh
tekanan dan temperatur atau baut yang mengalami pemuaian sehingga
mengakibatkan kelonggaran serta pengikatan baut yang tidak merata.

Menurut dari buku manual book Yanmar Diesel marine engine Of operator
Manual & Parts List KM. SEGARA ANAK 2Cara Mengatasi Kebocoran
pada Packing Coper adalah:
1. Membuat Coper L.O Cooler tetapi terlebih dahulu menutup kran
hisap dan tekan dari minyak lumas dan air pendingin

2. Lakukan pengganti packing yang bocor tersebut, setelah selesai


tutup kembali Coper Cooler dengan memperhatikan cara

xxxii
mengikat baut jangan sampai tidak rata, lalu buka kembali kran
hisap dan kran tekan tadi.

5. Kerusakan Driving Gear Shaft pada pompa Lubricator

Akibat dari kerusakan pada Driving Gear shaft pada pompa


Lubricator akan menyebabkan hasil kerja dari pompa Lubricator
berkurang karena apabila salah satu dari Driving Gear mengalami
keretakan maka daya hisap atau daya tekan pompa akan berkurang.
Kerusakan akan Driving gear ini diakibatkan oleh adanya kotoran, berupa
Lumpur dan besi-besi halus yang ikut terbawa oleh aliran minyak lumas
dan menempel pada bagian dalam pompa.

Anonimous,(2001) menyatakan bahwa terjadinya kerusakan pada Driving


Gear dapat diatasi dengan cara :

1) Adakan perbaikan dan pembersihan pompa minyak lumas terutama,


pada bagian dalam pompa yaitu Driving Gear dari kotoran atau
Lumpur yang menempel.
2) Apakah Driving Gear retak atau patah maka lakukan
penggantian.
3) Pemeriksaan terhadap elektro motor apakah ada kerusakan.
4) Periksaan berkala pada isolasi kabel penghubung panel dan elektro
motor secara rutin.

Gambar 3.2 : Pompa lubricator


xxxiii
Dikutip Dari (Sumber : Burhannudin “pesawat bantu” 2001)

3.2.2 Perawatan Sistem Pelumas Silinder

Perawatan pada sistem pelumas silinder bisa dilakukan sesuai sengan


petunjuk manual book dari suatu generator. Menurut dari buku manual
book Yanmar Diesel marine engine Of operator Manual & Parts List KM.
SEGARA ANAK 2, diantaranya sebagai berikut :

1. Periksa tangki minyak pelumas silinder setiap 6 bulan.


2. Periksa saringan minyak pelumas setiap 500 jam dan bersihkan
dengan mempergunakan minyak ringan atau minyak cuci.
3. Adakan pemeriksaan pada pompa Lubricator apabila terlihat adanya
kotoran, serbuk logam berwama putih atau warna tembaga maka hal
itu menunjukkan terjadinya keausan atau kerusakan pada bagian-
bagian pompa Lubricator kalau sekiranya sudah patah, segera adakan
atau lakukan tindakan perbaikan.
4. Apabila diketahui bahwa tekanan minyak lumas yang masuk ke dalam
silinder kurang maka matikan mesin dan lakukan pemeriksaan sebagai
berikut :
1. Periksa isi minyak pelumas
didalam tangki (Oil Tank). Apabila jumlah minyak lumas yang ada
didalam tangki (Oil Tank) kurang maka lakukan pengisian sampai
batas yang telah ditentukan.
2. Periksa apakah ada kebocoran
pada pipa atau saluran-saluran minyak lumas yang menuju
silinder.
3. Periksa keadaan pompa
lubricator apakah bekerja dengan baik.
4. Periksa keadaan torak dan
dinding silinder linier.
xxxiv
3.2.3 Pengaruh Keretakan silinder liner terhadap kinerja mesin

Hartoyo (1995), menyatakan bahwa silinder merupakan tempat


untuk bergeraknya piston dari titik mati atas ke titik mati bawah.
Silinder linier adalah tempat berlangsungnya poros kerja mesin
langkah isap, kompresi, usaha dan buang. Sehingga memungkinkan
terjadi kerusakan pada komponen tersebut.

Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada silinder linier adalah:

1. Aus dan tergores


Dikarenakan terlalu tingginya jam kerja suatu generator yang
mengakibatkan gesekan antara piston dan silinder linier pada
suhu tinggi yang dapat menimbulkan suatu keausan pasa salah
satu komponen tersebut. Untuk kerusakan yang berupa aus dan
tergores maka bagian yang harus di perhatikan adalah diameter
dalam dari silinder linier.

2. Retak
Sebelum di lakukan reparasi maka kita harus melepas berbagai
bagian dari mesin, di bersihkan, di priksa dan di lakukan
pengukuran apakah kondisi dari bagian-bagian mesin tersebut
masih sesuai buku manual mesin atau persyaratan yang di
ijinkan dari biro klasifikasi.

3.2.4 Reparasi Ke Ausan Pada Silinder Linier

xxxv
Menurut dari buku manual book Yanmar Diesel marine
engine Of operator Manual & Parts List KM. SEGARA ANAK 2,
silinder linier harus bersih dari lemak, dipsit karbon dan karat agar
kondisi silinder linier selalu dalam kondisi bersih. Pembersihan di
lakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Cara mekanis

Di bersihkan dengn kertas gosok, palu ketok, sikat baja atau


dengan alat mekanik lainnya dengan memperhatikan permukaan
cylinder head agar tidak terjadi kerusakan pada permukaanya.

2. Cara kimiawi

Di bersihkan dengan bahan kimia, yaitu larutan alkalin yang di


campur dengan bahan kimia lain seperti : calcinet soda, caustic
soda, waterglas, sabun, dengan larutan kimia dengan komposisi
tertentu dan jangka waktu tertentu karena pada cylinder head
terdapat lubang pendingin.

3.2.5 Reparasi Keretakan Pada Silinder Linier

Dalam bukunya Hery Sunaryo (1998), menyatakan bahwa


keretakan pada silinder linier dapat diatasi dengan cara sebagai
berikut :

1. Dilakukan pembersihan pada Silinder linier secara kimiawi dan


mekanis.
2. Dilakukan pengecekan pada permukaan silinder linier , apabila
terjadi retak maka Silinder linier harus di ganti dengan yang
baru meskipun hanya terjadi satu keretakan. Keretakan Silinder
linier dapat terjadi sebagai akibat tegangan akibat panas,
bertambahnya tekanan silinder, kesalahan pada sistem
xxxvi
pendinginan, pukulan air, kerusakan mekanis, atau mutu
material, yang kurang baik. Sesuai dengan peraturan kelas,
silinder linier tidak boleh di pakai kembali jika bila terjadi
crack terbuka, karena dapat di lalui oleh air, uap atau gas
buang. Pada dasarnya jika keretakan terjadi maka kompresi
dari mesin bocor dan akan menyebabkan keretakan itu semakin
besar. Oleh karena itu jika terjadi keretakan maka silinder linier
harus di ganti.

3.3.6 Cara Mengatasi Keretakan Silinder Liner

Menurut P.Van maanen (1998), silinder liner adalah bagian dari motor
yang berfungsi sebagai tempat proses terjadinya pembakaran yang
menghasilkan tenaga/usaha dengan pemanfaatan udara dan suhu yang
tinggi yang bersamaan dengan penyemprotan bahan bakar.

Sedangkan Cylinder Head adalah bagian dari motor yang berfungsi


untuk menutup silinder liner dan tempat pemasangan injector serta
dudukan rumah Exhaust Valve (katup isap dan katup buang).

Dalam bukunya Agus Soemartomo (1999 : 32) memberikan


penjelasan mengenai keretakan yang terjadi pada blok silinder, yaitu
sebagai berikut :

“ Keretakan pada blok silinder atau pada tabung silinder (untuk motor
diesel yang menggunakan tabung silinder) terjadi karena lelehnya
material. Kelelehan material terjadi karena pada material tersebut
bekerja tekanan yang berubah-ubah pada temperature yang cukup
tinggi. Temperature kerja dari blok silinder dapat berubah menjadi
tinggi bila saluran pendingin atau pelumasannya mengalami
gangguan. Untuk memperbaikinya, dilakukan pengelasan pada blok
silinder bila retak yang terjadi tidak terlalu dalam. Setelah dilakukan
penyekrapan kembafi seperti konstruksi semula. Terhadap tabung
xxxvii
silinder dapat juga dilakukan pengelasan bila retak yang terjadi tidak
terlalu dalam dan tidak terlalu luas. Pekerjaan berikutnya adalah retak
yang terlalu dalam dan luas, sebaliknya komponen tersebut diganti
dengan yang baru”.

xxxviii
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkanhasildaripembahasanpadababsebelumnya,
makapenulisdapatmengambilbeberapakesimpulan yang
berhubungandenganpengaruhterjadinyakeretakanpadasilinderlinierterhadapoptima
lisasikinerja motor bantu di KM. SEGARA ANAK 2. Adapunkesimpulan yang
dapatpenulisambilyaitu :

1. Tujuanpelumasanakantercapai, apakahsifat-sifat yang


terdapatdalamminyaklumasselaludijagaataudiperhatikansekaligusmerupak
ansuatucarauntukmenghindarikeausanakibatgesekandiantarabagian-bagian
yang bergerakterhadapbahan yang tidakbergerak.
2. Terjadinyakeretakanpadasilinder linier
disebabkanolehkurangsempurnanyapelumasandalamsilinderkarenaadanya
gangguantersumbatnyafilter olehkotoranpadasistempelumasan.
3. Perawatanpadasistempelumasakanmencegahterjadinyakeretakanpadasilind
er liner sehinggadapatmenghasilkandaya motor yang maksimal.

4.2 Saran
Denganmelihatkesimpulandiatas, makapenulisdapatmemberikan saran
sesuaidenganpermasalahan yang dibahasdalambabsebelumnya,
dandiharapkanbisadigunakansebagailiteraturbagi para pembaca. Saran yang
dapatdiambilpenulisantaralain :

1. Sebelumpengambilanminyaklumasharusdiperhatikankualitasminyaklumas
sesuaidenganstandardarimesinyang akandipergunakan agar
tidakmerugikankinerja motor.

xxxix
2. Agar tidakterjadikeretakanpadasilinder linier
makamerupakantugaspokokahliteknikakapaluntukdapatmenganalisapenye
babterjadinyagangguanpadasistempelumassilinder.
3. Selalumelakukanpemeriksaansecararutinpada
generatorsertadicatatdalambukujurnalkamarmesin, agar
kondisimesinselalu optimal.
4. Agar melakukanperawatanpadasistempelumassilinder linier
dankomponennya yang
mendukunguntukmempertahankanusiadalamkelancarandalampengoperasia
n.

xl
DAFTAR PUSTAKA

Aslang. 2000. Motor Diesel danTurbin Gas. Makasar :PoliteknikllmuPelayaran


Makassar.
Bekti ,T.danTjipto. 2006. Motor 4 Tak. CetakanKeduaJakarta : PN Penerbit

Pradnyaparamita.

Endrodi, 2008. Marine Auxilary Engine. Surabaya :PujanggaBaru.

H.D.George. 1995. Marine Auxilary Machinery. Massachussers : Addison.

L. Sterling. 2000. Motor diesel kapal. Jakarta :GrahaIlmu.

Maanen, P van. 1995. Motor diesel Kapal. Jakarta :MutiaraIlmu.

SukocodanArifin Zainal. 2008. Teknologi Motor Diesel. Jakarta :Erlangga.

WirantoAris. 1997. Motor Diesel Putaran Tinggi. Jakarta :Erlangga.

Yanmar Diesel Marine Engine Of Operator Manual & Parts List KM. SEGARA
ANAK 2.

xli
xlii

Anda mungkin juga menyukai