Disusun oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dan menyusun
laporan yang berjudul “ANALISA PEMANFAATAN ENERGI TERBUANG
PADA CEROBONG BOILER NW 3-PASS”
5. Bapak/Ibu dosen serta staf pegawai Progam Studi Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Udayana.
6. Bapak Yus Ardianto selaku Manager Production Unit Gresik yang telah
mengijinkan kami melakukan Kerja Praktik di PT. Pertamina Lubricants
Production Unit Gresik.
7. Bapak Arif Rahman selaku Senior Supervisor Technical PT. Pertamina
Lubricants Production Unit Gresik yang telah mengarahkan dan
memberikan fasilitas selama berjalannya Kerja Praktik
8. Bapak Gallant Hendrayana Selaku Spv Technician Maintenance yang
membimbing serta memberikan informasi tentang Kerja Praktik di Pt.
Pertamina Lubricants Production Unit Gresik
i
9. Bapak Mugiyono selaku Pembimbing Lapangan yang telah banyak
membantu memberikan informasi dan memberikan bimbingan selama
Kerja Praktik.
10. Bapak Ari, Bapak Candra, Bapak Firman, Bapak Raris, Ibu Erna, Bapak
Ivan, dan seluruh karyawan PT. Pertamina Lubricants Production Unit
Gresik yang telah membantu dalam pengambilan data dan penulisan
laporan ini.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar …………………………………………………… i
Daftar Isi ………………………………………………………….. iii
Daftar Gambar……………………………………………………. vi
Daftar Tabel ………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………… 3
1.3 Tujuan …………………………………………………………. 3
1.4 Manfaat ………………………………………………………… 3
1.4.1 Bagi Universitas Udayana ……………………………… 3
1.4.2 Bagi Perusahaan ……………………………………….. 4
1.4.3 Bagi Mahasiswa ………………………………………… 4
BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN ………………….. 5
2.1 Profil Singkat Perusahaan ……………………………………. 5
2.2 Sejarah Perusahaan …………………………………………… 6
2.3 Visi dan Misi Perusahaan……………………………………... 10
2.3.1 Visi ………………………………………………………. 10
2.3.2 Misi ……………………………………………………… 10
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ………………………………. 11
2.5 Tata Nilai dan Prinsip 5R dalam Bekerja…………………….. 11
2.5.1 Tata Nilai ……………………………………………….. 11
2.5.2 Prinsip 5R dalam Bekerja………………………………. 12
2.6 Sistem Kepegawaian ………………………………………….. 14
2.7 Proses Produksi ……………………………………………….. 15
2.7.1 Utility Area ……………………………………………... 15
2.7.1.1 Boiler ……………………………….…………….. 16
2.7.1.2 Kompresor …………………….………………….. 17
2.7.1.3 Reverse Osmosis (RO)…………………………… 18
iii
2.7.1.4 Condensate Tank ………………………………… 18
2.7.1.5 Cooling Tower …………………………………… 19
2.7.1.6 Condensate Cooler ………………………………. 20
2.7.1.7 Engine Diesel Generator ………………………… 20
2.7.1.8 Air Dryer …………………………………………. 20
2.7.1.9 Panel Control Boiler …………………………….. 21
2.7.1.10 Deaerator ………………………………………. 21
2.7.1.11 Deaerator Pump ………………………………… 21
2.7.1.12 Boiler Feed Pump ………………………………. 22
2.7.1.13 Blowdown Tank ………………………………… 22
2.7.1.14 Dosing Injection Tank …………………………. 22
2.7.1.15 PLC………………………………………………. 22
2.7.2 Laboratorium ……………………………………………. 23
2.7.3 Viscosity Modifier Plant ………………………………. 23
2.7.4 Penerimaan dan Penimbunan (P2) …………………….. 24
2.7.5 Proses Blending ………………………………………… 28
2.7.6 Proses Filling dan Packaging ………………………….. 34
2.7.6.1 Filling……………………………………………... 34
2.7.6.2 Packaging ………………………………………… 36
2.7.7 Warehousing ……………………………………………. 37
BAB III TINJAUAN PUSTAKA………………………………… 38
3.1 Peninjauan Pustaka ………………………………..………….. 38
3.2 Boiler…………………………………………………………… 39
3.2.1 Jenis-Jenis Boiler ……………………………………….. 42
3.2.2 Efisiensi Boiler………………………………………….. 43
3.3 Compressed Natural Gas (CNG) ……………………………… 48
3.4 Thermoelektrik ………………………………………………… 51
3.5 Performa Thermoelektrik ………………………..…………… 53
BAB IV METODOLOGI ………………………………………… 56
4.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan …………………………….. 56
4.2 Spesifikasi Boiler Pada PT. Pertamina PUG ………………… 56
4.3 Metode Penulisan Laporan …………………………………… 56
iv
BAB V PEMBAHASAN …………………………………………. 58
5.1 Analisis ………………………………………………………… 58
5.1.1 Penggunaan Boiler Selama Bulan Desember …………. 58
5.1.2 Energi Terbuang Cerobong Boiler …………………….. 63
5.2 Efisiensi Boiler ………………………………………………... 64
5.3 Pemanfaatakan Energi Terbuang Melalui Cerobong Boiler … 66
BAB VI PENUTUP ……………………………………………….. 71
6.1 Kesimpulan ……………………………………………………. 71
6.2 Saran …………………………………………………………… 71
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 73
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 3.4.c Sel termoelektrik TEC …………………………….. 54
Gambar 5.2 penggunaan boiler Rabu, 26/12/2018 ………………. 64
Gambar 5.3.a Cerobong Boiler …………………………………… 66
Gambar 5.3.b V/Vmax TEG ….………………………… 68
Gambar 5.3.c I/Imax TEG ………………………………. 68
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Namun meski boiler sudah menggunakan bahan bakar Compres Natural Gas
tapi masih ada energi yang terbuang pada boiler, salah satunya pada cerobong asap
pada boiler. Sebagian kerugian energi terbuang ke lingkungan berupa panas yang
terkandung dalam gas buang di perkirakan mencapai 35-40% dari total panas.
Energi panas yang dimiliki gas buang ini berpotensi untuk di manfaatkan. Untuk
saat ini pemanfaatan yang sudah di kenal luas maupun sedang di kembangkan
antara lain:
Thurbocharging (kendaraan).
Organik Rankine Cycle (kendaraan, genset).
Memanaskan atau menguapkan air menggunakan heat exchanger
(kendaraan, genset).
Oleh karena itu penulis ingin menganalisis pemanfaatan energi gas buang
untuk digunakan di PT. Pertamina Lubricants Unit Gresik.
LAPORAN KERJA PRAKTIK
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN 2
UNIVERSITAS UDAYANA
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses produksi pelumas di PT. Pertamina Lubricants
Production Unit Gresik (PUG) ?
2. Berapakah Efisiensi Boiler di PT. Pertamina Lubricants Production Unit
Gresik?
3. Bagaimana memanfaatkan energi terbuang pada cerobong asap boiler?
4. Berapakah biaya yang mampu dihemat dari pemanfaatan energi terbuang
pada cerobong asap boiler?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. Mengetahui proses produksi pelumas PT. Pertamina Lubricants Production
Unit Gresik mulai penerimaan bahan baku pelumas hingga menjadi produk
jadi.
2. Mengetahui prinsip kerja dan efisiensi boiler pada PT. Pertamina Lubricants
Production Unit Gresik.
3. Mengetahui Teknik untuk menyerap panas dari cerobong asap boiler di PT.
Pertamina Lubricants Production Unit Gresik.
4. Mengetahui biaya penghematan yang dihasilkan dari pemanfaatan enrgi
terbuang dari cerobong asap boiler
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari ditulisnya laporan ini terbagi menjadi 3 yaitu :
1.4.1 Bagi Universitas Udayana
1. Salah satu penilaian kesesuaian kurikulum yang berlaku dengan
kebutuhan tenaga kerja yang terampil di bidangnya.
2. Sarana pengenalan intitusi Pendidikan Universitas Udayana khususnya
Progam Studi Teknik Mesin.
3. Memperbanyak relasi Universitas Udayana dengan dunia kerja
Pada Gambar 2.1 ditunjukkan logo dari PT. Pertamina Lubricants yang
masing-masing warna memiliki arti dan melambangkan jenis usaha yang
dikembangkan. Warna merah melambangkan keberanian dengan menggambarkan
jenis usaha pengembangan usaha minyak. Warna biru melambangkan keandalan
dengan menggambarkan jenis pengembangan usaha gas. Warna hijau
melambangkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan dengan
menggambarkan jenis pengembangan usaha bahan bakar nabati.
Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah bentuk
menjadi PT Persero, yang bergerak di bidang energi, petrokimia, dan usaha lain
yang menunjang bisnis Pertamina, baik di dalam maupun di luar negeri yang
berorientasi pada mekanisme pasar. PT Pertamina (Persero) merupakan BUMN
yang 100% sahamnya dimiliki oleh Negara. Modal Disetor (Penanaman Modal
Negara/PMN) PT Pertamina (Persero) pada saat pendirian adalah Rp 100 Trilyun
yang diperoleh dari "Seluruh Kekayaan Negara yang selama ini tertanam pada
Pertamina, yang meliputi Aktiva Pertamina beserta seluruh Anak Perusahaan,
termasuk Aktiva Tetap yang telah direvaluasi oleh Perusahaan Penilai Independen,
dikurangi dengan semua Kewajiban (Hutang) Pertamina" (pertamina.com). Selain
itu PT Pertamina (Persero) juga membangun unit khusus yang menangani
pengolahan pelumas dan aspal. Salah satunya ada di Gresik, Jawa Timur.
Unit pelumas merupakan salah satu unit bisnis yang berada di bawah
Direktorat Pemasaran dan Niaga PT. Pertamina (Persero). Dibentuk berdasarkan
SK Direktur hilir No. Kpts-003/E00000/2002-SO tentang organisasi Bidang
Pemasaran dan Niaga, tanggal 13 Februari 2002, dan diperbaharui pada tanggal 30
April 2007 sesuai SK Direktur Pemasaran dan Niaga No. Kpts-518/F00000/2007-
SO.
Lube Oil Blending Plant (LOBP) Produksi Unit Gresik merupakan proyek
pergantian atau modernisasi LOBP Surabaya, dibangun mulai April 2007 sampai
dengan Juli 2008 dan mulai beroperasi pada bulan Agustus 2008. LOBP Gresik
memproduksi pelumas untuk kebutuhan industri, marine dan otomotif. LOBP
2.3.1 Visi
“To be the best lubricanting solution partner”
(menjadi partner solusi pelumasan terbaik).
2.3.2 Misi
“To conduct the business of product Lubricants, base oils and specialties in the
domestic and international markets, through the creation of added value to
customers and stakeholders”
(memasarkan produk pelumas dan base oil di pasar dalam negeri serta secara
selektif di pasar internasional, utamanya ASEAN, melalui penciptaan nilai tambah
pada konsumen dan stakeholder).
2. Competitive (kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan dengan investasi, membangun budaya sadar biaya
dan menghargai kinerja.
5. Commercial (komersil)
Menciptakan nilai tambah dengan berorientasi pada komersil, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable (mampu)
Dikelola oleh pemimpin dan pegawai yang profesional dan bertalenta
dengan kemampuan teknis yang tinggi serta berkomitmen membangun
penelitian dan mengembangkan kemampuan.
3. RESIK
Membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan barang-
barang agar tidak terdapat debu dan kotoran.
Langkah melakukan RESIK:
a. Penyediaan sarana kebersihan
b. Pembersihan tempat kerja
c. Peremajaan tempat kerja
d. Pelestarian RESIK
4. RAWAT
Mempertahankan hasil yang telah dicapai pada 3R sebelumnya dengan
membakukannya (standardisasi).
Langkah melakukan RAWAT:
a. Tetapkan standar kebersihan, penempatan, dan penataan
b. Komunikasikan ke setiap karyawan yang sedang bekarja di tempat kerja
5. RAJIN
Terciptanya kebiasaan peribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan
apa yang sudah dicapai. RAJIN ditempat kerja berarti pengembangan
kebiasaan positif di tempat kerja.
Langkah melakukan RAJIN:
Sedangkan untuk jam kerja yang berlaku bagi keseluruhan karyawan dibagi
menjadi dua macam yaitu:
1) Karyawan non shift
Karyawan non shift bekerja mulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul
15.30 dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00 untuk hari Senin sampai Kamis,
untuk hari Jumat jam kerja dimulai pukul 08.00 (07.00-08.00 dilakukan senam pagi
seluruh karyawan) sampai dengan pukul 15.30 dengan waktu istirahat dari pukul
11.30 sampai 13.00. Sedangkan waktu libur karyawan non shift adalah dihari Sabtu
dan Minggu.
2) Karyawan shift
Waktu kerja karyawan shift diatur secara bergiliran dengan pembagian jam
kerja menjadi dua shift yang masing-masing shift memiliki waktu kerja selama 8
jam 30 menit sama seperti karyawan non shift. Karyawan shift 1 memiliki jam kerja
2.7.1.1 Boiler
Boiler adalah suatu wadah tertutup yang memiliki fungsi utama untuk
menyediakan energi panas, biasanya bahan baku pembakarannya adalah berupa air,
dimana air tersebut diubah fasanya menjadi uap panas yang berguna untuk
2.7.1.2 Kompresor
Sebelum air dari water tank sampai boiler, air tersebut melalui beberapa
tahap agar memenuhi syarat sebagai air umpan. Salah satu tahapan adalah Reverse
Osmosis, pada tahap ini air disaring dari berbagai kotoran seperti lumpur. Setelah
itu diproses hingga dihasilkan air murni yang tidak mengandung bahan-bahan
mineral seperti Fe, Ca serta sceal yang selanjutnya akan dialirkan menuju
condensate tank.
Air Dryer merupakan alat yang digunakan untuk mengeringkan udara agar
bebas dari kandungan air yang digunakan untuk supply ke peralatan instrument,
karena adanya air atau kandungan air dalam proses blending atau proses lainnya
2.7.1.10 Deaerator
Deaerator adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk menyimpan air
dari kondensat sehingga menjadi Boiler Feed Water (BFW) dan mengalirkan ke
Boiler dengan bantuan Boiler Feed Pump (BFP).
2.7.1.15 PLC
PLC merupakan alat yang berfungsi sebagai otak pengatur operasional
Boiler yang bekerja secara automatic sesuai input yang kita berikan dengan sistem
layar sentuh (touch screen).
Untuk hasil produksi minyak pelumas dikemas dalam 3 jenis kemasan, yaitu:
1. Lithos (Kemasan Botol) dalam 0,8 L, 1 L, 5 L dan 10 L.
2. Drum (200 L dan 209 L).
3. Bulk (6000 L, IBC 1000 L dan 24000 L).
Bahan baku yang telah diterima dari tanker dilewatkan jalur pipa yang
kemudian masuk ke tank yard, sedang bahan baku yang diterima dari truk dengan
wadah berupa drum kemudian di timbun di drum yard. Dalam proses penimbunan
bahan baku terdapat 17 tanki, 8 tanki berisi Base oil dengan masing masing tanki
memiliki spesifikasi dan fungsi yang berbeda, dan 9 tanki lainnya berisi additive.
Setiap tanki penyimpanan umumnya dilengkapi dengan pompa sentrifugal, level
transmittor, temperature gauge, dan steam. Beberapa juga dilengkapi suction heater.
Pada tank yard dilakukan proses sonding secara intensif pada keseluran tanki yang
aktif untuk mengetahui volume minyak yang terdapat pada tangki. Proses sonding
ini harus dilakukan secara sangat teliti dan hati-hati karena apabila berbeda 1 mm
saja akan mempengaruhi volume yang ada pada tanki sekitar 100 L. Proses sonding
merupakan proses pengukuran volume minyak pada tanki yang menggunakan
meteran yang dicelupkan hingga dasar tangki sehingga dapat terbaca batas
minyaknya.
Penerimaan Base oil atau juga additive sampai tanki timbun menggunakan
satu jalur pipa diameter 8 inch yang dilengkapi automatic pigging system (metode
untuk membersihkan jalur pipa) dan multi purpose piggable loading arm serta
Distribution Tee Valve (DTV) untuk mengalirkan Base oil atau additive sampai ke
masing-masing tanki. Setiap tanki Base oil atau additive akan dilengkapi dengan
pompa dan pipa transfer yang terhubung untuk transfer ke area blending. Beberapa
additive dalam drum harus dilakukan pemanasan terlebih dahulu dengan oven
untuk mencapai suhu tertentu agar nantinya additive tersebut mudah dipindahkan
karena terjadi penurunan viskositas. Pada TA dan TO juga terdapat sistem pemanas
sendiri, yaitu heating coil dan suction heater, tergantung pada sifat fluida dan
rencana pemakaiannya. Beberapa instrument seperti level indicator, transmitter,
dan temperature indicator di tanki akan dihubungkan dengan Process Control
System. Level tanki dapat di monitor pada Ruang Kontrol atau Control Room.
Drum Decanting Unit (DDU) berfungsi untuk menyedot additive dari drum
kemudian dialirkan ke tangki TX-01. Selain itu DDU juga dapat menyedot Base oil
yang berada di tangki TO-01 maupun sampai TO-07 yang digunakan untuk proses
rinsing atau pembersihan jalur pipa. Selain kegiatan P2 bahan baku, ada pula
kegiatan penerimaan bahan pembantu yang berasal dari vendor. Bahan pembantu
tersebut antara lain:
Lithos
Lithos dikelompokkan berdasarkan volume tampung ada lima jenis yaitu 0,8
liter, 1 liter, 4 liter, 5 liter, dan 10 liter. Jika dikelompokkan berdasarkan grade dari
Lithos ada tiga jenis yaitu generasi IV, generasi VB, dan generasi VI. Generasi IV
terdiri dari Lithos 0,8 liter, 1 liter, 4 liter, 5 liter, dan 10 liter dalam warna merah
dan abu-abu. Generasi VB terdiri dari Lithos 0,8 liter warna merah dan 1 liter warna
abu-abu. Generasi VI hanya ada satu jenis yaitu 4 liter warna abu-abu. Lithos ini
didapatkan dari Suplier yang telah bekerja sama dengan PT. Pertamina Lubricants
PUG.
Drum mampu menampung pelumas sebanyak 200 liter. Pada satu buah
drum terdapat dua buah lubang yang berada di permukaan atau sisi atas tabung
drum. Lubang tersebut berukuran 2 inchi dan ¾ inchi. Lubang 2 inchi berfungsi
untuk jalur keluar masuk pelumas, sedangkan ¾ lubang inchi berfungsi untuk
sirkulasi udara ketika proses mengisi atau mengeluarkan pelumas. Drum juga
disuplai oleh vendor atau supplier yang telah bekerja sama dengan PT. Pertamina
Lubricants PUG.
Tutup drum
Kardus
Terdapat beberapa jenis kardus, yaitu ukuran 24×8 untuk Lithos ukuran 0,8
liter, Ukuran 6×0,8 untuk botol ukuran 0,8 liter, ukuran 20×1 untuk botol ukuran 1
liter, ukuran 6×1 untuk botol ukuran 1 liter, ukuran 6×4 untuk botol ukuran 4 liter,
ukuran 4×5 untuk botol ukuran 5 liter, dan ukuran 2×10 untuk botol ukuran 10 liter.
Kardus disuplai oleh Supplier. Kardus yang diterima sudah bergambarkan logo
Pertamina, untuk kardus dengan warna merah nantinya akan ditempeli label produk
yang ada di dalam kardus tersebut dan disablon nomor batch, sedangkan untuk
kardus dengan warna coklat akan disablon nama produk yang ada di dalan kardus
dan nomor batch.
Label produk diterima dalam bentuk gulungan stiker dari didapatkan dari
Suplier yang telah bekerja sama dengan PT. Pertamina Lubricants PUG.. Pada
belakang stiker terdapat logo Pertamina yang merupakan upaya untuk menjaga
keaslian produk Pertamina.
Bio PP tape
Service tag
Berikut adalah bagan yang menggambarkan alur proses blending mulai dari
marine loading arm hingga sampai ke proses filling:
Berbagai macam Base oil dan Additive yang ditimbun dalam tangki timbun
akan diproses blending. Selain dari tangka timbun, Additive juga dikirim dalam
kemasan drum maka dari itu perlu adanya alat untuk menyalurkan Additive yang
terdapat pada drum-drum yaitu dengan menggunakan Drum Decanting Unit
(DDU). Kemudian dilakukan proses blending yaitu pencampuran Base oil dan
additive menjadi pelumas. Terdapat dua macam proses blending yaitu proses
Automatic Batch Blending (ABB) dan In Line Blending (ILB) yang kemudian
pelumas hasil-hasil dari percampuran Base oil dan Additive akan diarahkan ke
saluran pipa-pipa yang dikehendaki melalui Manifold yang bekerja secara otomatis.
Mesin Automatic Batch Blending
ABB memiliki sistem operasi full automatic yang dikontrol atau dimonitor
dari control room. Mesin blending ini memiliki kapasitas produksi maksimal 18
ton/jam atau 100-200 KL per hari. Variabel utama yang dikontrol dalam mesin
blending jenis ini adalah berat masing- masing bahan baku yang di sensing melalui
sensor load cell. Digunakan satuan berat karena mempermudah perhitungan
komposisi saat pencampuran serta tidak sulit dalam memonitor kapasitas ABB.
Karena apabila menggunakan satuan volume akan sulit, dimana nantinya faktor
suhu, tekanan, serta massa jenis cairan juga akan mempengaruhi perhitungan.
ILB cocok digunakan untuk blending suatu bahan khusus dan tertentu saja
(single grade/minimum grade), dimana pembersihan jalur dilakukan dengan
blower, yaitu meniupkan udara kering ke dalam jalur pipa untuk membersihkan sisa
blending sebelumnya apabila selanjutnya akan dilakukan blending dengan resep
lain. Pada ujung pipa blending terdapat steering mini untuk membantu
mempercepat proses homogenisasi.
Pigging adalah suatu sistem untuk membersihkan jalur pipa dari bekas
additive yang masih menempel pada pipa dengan menggulirkan suatu bola-semi
silinder pejal (pig) yang dibasuh Base oil. Pigging dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya kontaminasi antara satu resep pelumas dengan resep
lainnya yang komposisinya berbeda.
1. Filling Lithos
Filling Lithos merupakan salah satu sistem produksi pengisian minyak
pelumas yang ada di PT. Pertamina Lubricants Production Unit Gresik. Filling
Lithos dalam produksinya memiliki 4 line produksi:
2. Filling Drum
Filling drum memiliki sistem yang lebih sederhana dibandingkan proses
Filling Lithos. Filling drum dimulai dengan penyablonan pada drum. Proses
penyablonan dilakukan secara manual karena lebih cepat. Dalam sehari dapat
dihasilkan penyablonan sebanyak 1500 drum. Sedangkan jika melalui mesin sablon
otomatis hanya menghasilkan sebanyak 800 drum dalam sehari dan cat yang ada di
dalam mesin penyablon cepat kering sehingga tidak dapat di gunakan. Setelah
melalui melalui proses penyablonan drum diletakan di atas konveyor untuk dibawa
ke mesin Filling. Kemudian drum di isi oleh mesin Filling. Setelah melalui proses
Filling drum di tutup. Tutup drum itu sendiri terdiri atas 2 jenis yaitu tutup
berukuran 2 inch dan ¾ inch dan tutup tersebut akan di kunci oleh mesin yang
bernama plug untuk yang berukuran 2 inch dan repsil untuk tutup yang berukuran
¾ inch. Selanjutnya penutup akan diberi security ring dan melakukan penyegelan.
Setelah melewati tahap penyegelan drum akan di angkut ke Gudang nusantara
untuk proses distribusi pada konsumen. Rata–rata penghasilan pelumas setiap 1 jam
sekitar 45 drum.
Berdasarkan gambar di atas pada dasarnya sistem Filling drum sama dengan
Filling Lithos akan tetapi Filling drum hanya terdapat 2 mesin produksi yaitu mesin
3. Filling Bulk
Filing bulk merupakan pengisian minyak curah. Filling bulk memiliki
proses yang lebih sederhana lagi jika dibandingkan dengan Filling Lithos dan
Filling drum. Pertama saat truk pembawa IBC (Intermediated Bulk Container)
datang maka operator akan mengatur mesin Filling dan nozzle diarahkan ke mulut
IBC, kemudian dilakukan proses pengisian. Setiap kotak IBC berisi 1 ton minyak
dan setiap tanki memiliki volume 6000 liter.
2.7.6.2 Packaging
Packaging merupakan proses yang berada satu rangkaian berbarengan
dengan proses Filling. Proses packaging merupakan proses pengemasan baik drum,
Lithos maupun curah milik PT. Pertamina Lubricants agar lebih mudah untuk
dikenali oleh pelanggan. Untuk melihat keaslian pelumas produk PT. Pertamina
Lubricants pada kemasan Lithos dapat dilihat pada hal-hal berikut:
1. Tutup Botol
Pada bagian samping tutup botol dan leher botol terdapat dua buah batch
number yang letaknya simetris satu sama lain. Selain itu juga kedua nomor batch
tersebut sama. Sebagai contoh, sebuah batch number pada kemasan oli PrimaXp
adalah 01465156. Cara membaca batch number botol tersebut adalah: 5 nomor
pertama dari kiri adalah nomor urut produksi, dua nomor setelahnya menunjukkan
tahun produksi, kemudian satu nomor paling kanan adalah menunjukkan di unit
mana pelumas tersebut di produksi, dimana angka 6 menunjukkan unit Gresik.
2. Ring Botol
Pada tutup botol terdapat suatu ring atau segel di bawahnya. Pastikan segel
tersebut ada pada produk pelumas PT. Pertamina Lubricants, karena apabila tidak
ada sudah dipastikan pelumas tersebut palsu, disebabkan jika membuka tutup botol
maka ring tersebut juga akan terputus.
4. Sticker (Label)
Sticker merupakan indikator paling mudah untuk mengenali produk
pelumas PT. Pertamina Lubricants. Pada kemasan botol, terdapat logo pelumas PT.
Pertamina Lubricants yang cukup jelas untuk dilihat. Khusus pelumas Fastron
terdapat logo PT. Pertamina Lubricants yang transparan pada sticker yang akan
terlihat jika terkena sinar ultraviolet.
2.7.7 Warehousing
Proses penimbunan produk jadi dilakukan sebelum langsung diedarkan
pada toko pelumas atau bengkel-bengkel kendaraan bermotor. Kegunaan dari
penimbunan ini adalah untuk menyimpan persediaan dalam jumlah besar apabila
sewaktu-waktu permintaan pasar meningkat dari sebelumnya, serta dapat
mengendalikan peredaran pelumas terutama pada wilayah operasi PT. Pertamina
Lubicants PUG, yaitu di Indonesia bagian Timur.
Pada area PT. Pertamina Lubricants PUG terdapat Gudang penyimpanan
internal sementara yang memiliki kapasitas cukup kecil sebelum dipindah ke
Gudang Nusantara Bandaran dan juga Gudang Pasar Turi. Untuk kemasan Lithos
dalam dus disimpan dalam gudang finish product serta terdapat palet di bawah
kemasan dus tersebut untuk memudahkan mobilisasi dengan forklift dan kemasan
drum ditimbun dalam Drum Yard.
Saiful dan Hossain (2013) memanfaatkan gas buang dari mesin diesel untuk
menguapkan air menggunakan penukar kalor jenis selongsong dan tabung (shell
and tube heatexchanger). Penukar kalor yang digunakan merupakan penukar kalor
yang tersedia di pasaran. Penelitian tersebut menggunakan 2 penukar kalor yang
disusun secara seri. Gas buang dari mesin dalam penelitian tersebut menghasilkan
uap panas lanjut dan tambahan daya 16-24%.
3.2 Boiler
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai menjadi uap atau steam. Pada dasarnya boiler adalah alat yang berfungsi
untuk memanaskan air dengan menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan
bakar, panas hasil pembakaran selanjutnya panas hasil pembakaran dialirkan ke air
sehingga menghasilkan steam (uap air yang memiliki temperatur tinggi). Dari
pengertian tersebut berarti kita dapat menyimpulkan bahwa boiler berfungsi untuk
memproduksi steam (uap) yang dapat digunakan untuk proses/kebutuhan
selanjutnya. Pembakaran di dalam ruang bakar dilakukan secara kontinyu dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Steam yang dihasilkan dapat
digunakan untuk berbagai keperluan:
Proses Blending pada VM Plant
Proses Blending pada Produksi
Pemanas tanki tanki timbun
Penunjang alat-alat proses filling
Panas yang diberikan kepada fluida di dalam boiler berasal dari proses
pembakaran dengan berbagai macam jenis bahan bakar yang dapat digunakan,
Adapun alur proses kerja boiler pada utility area PT. Pertamina Lubricants
Production Unit Gresik yakni :
Prinsip Kerjanya: Proses pengapian terjadi didalam pipa dan panas yang
dihasilkan diantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air.
Kelebihan: Proses pemasangan cukup mudah dan tidak memerlukan
pengaturan yang khusus, tidak membutuhkan area yang besar dan memiliki
biaya yang murah.
Kekurangan : Memiliki tempat pembakaran yang sulit dijangkau saat
hendak dibersihkan, kapasitas steam yang rendah dan kurang efisien karena
banyak kalor yang terbuang sia-sia.
Prinsip Kerja: Proses pengapian terjadi pada sisi luar pipa, sehingga panas
akan terserap oleh air yang mengalir di dalam pipa.
Kelebihan: Memiliki kapasitas steam yang besar, niali efesiensi relatif lebih
tinggi dan tungku pembakaran mudah untuk dijangkau saat akan
dibersihkan.
Kekurangan: Biaya investasi awal cukup mahal, membutuhkan area yang
luas dan membutuhkan komponen tambahan dalam hal penanganan air.
a. Neraca Panas
Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler
terhadap yang meninggalkan boiler
dalam bentuk yang berbeda.
b. Efisiensi Boiler
Efisiensi termis boiler adalah energi panas masuk yang digunakan secara efektif
untuk menghasilkan steam Ada dua metode pengkajian efisiensi boiler:
Metode Langsung:
Energi yang terkandung dalam steam dibandingkan dengan energi yang
terkandung dalam bahan bakar
boiler.
Metode Tidak Langsung: efisiensi
merupakan perbedaan antara kehilangan dan energi yang masuk.
Prosedur perhitungan efisiensi boiler metode tidak langsung adalah sebagai berikut:
Tahap 1:
Menghitung kebutuhan udara teoritis
= [(11,43 x C) + {34,5 x (H2 – O2/8)} +
(4,32 x S)]/100 kg/kg bahan bakar ....(4)
Tahap 2:
Menghitung persen kelebihan
udara yang dipasok (EA)
=( – )
...................(5)
Tahap 4:
Memperkirakan seluruh kehilangan panas
i. Persentase kehilangan panas yang diakibatkan oleh gas buang yang kering
( )
= ...............(7)
ii. Persen kehilangan panas karena penguapan air yang terbentuk karena adanya H2
dalam bahan bakar
{ ( )}
= ............(8)
iii. Persen kehilangan panas karena penguapan kadar air dalam bahan bakar
{ ( )}
= .........(9)
( )}
= …………...(10)
v. Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu
terbang/ fly ash
/
= .......(11)
vii. Persen kehilangan panas karena radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung
Tahap 5: Menghitung efisiensi boiler dan rasio penguapan boiler
Dihitung juga rasio penguapan yaitu kilogram steam yang dihasilkan per kilogram
bahan bakar yang digunakan.
Sebagai bahan bakar, natural gas memiliki sejumlah energi yang tersimpan.
Energi yang tersimpan ini biasanya disebut dengan Nilai Kalor ( Heating Value
atau Calorific Value ). Heating Value adalah jumlah panas yang dihasilkan dari
pembakaran sempurna suatu zat pada pressure dan suhu tertentu. Nilai kalor bahan
bakar secara teori dibedakan menjadi dua yaitu Gross atau Higher Heating
Value ( GHV atau HHV ) dan Net atau Lower Heating Value ( NHV atau LHV
). Besarnya nilai kalor yang tersimpan dalam natural gas ditentukan oleh besarnya
perbandingan komposisi hydrocarbonnya. Semakin besar non combustible gasses
yang terkandung maka HV akan lebih rendah. Untuk mengetahui jumlah komposisi
fraksi mol dari natural gas dilakukan dengan alat tertentu yaitu Gas
Chromatography. Jumlah nilai kalor ini dinotasikan dalam persatuan massa (seperti
kJ/kg) atau persatuan volume (seperti kJ/m3).
3.4 Thermoelektrik
Termoelektrik adalah suatu perangkat yang dapat mengubah energi kalor
(perbedaan temperatur) menjadi energi listrik secara langsung. Selain itu,
termoelektrik juga dapat mengkonversikan energi listrik menjadi proses pompa
kalor/refrigerasi.
Efek Seebeck
Efek seebeck merupakan fenomena yang mengubah perbedaan temperatur
menjadi energi listrik. Jika ada dua bahan yang berbeda yang kemudian kedua
ujungnya disambungkan satu sama lain maka akan terjadi dua sambungan dalam
satu loop. Jika terjadi perbedaan temperatur diantara kedua sambunga ini, maka
akan terjadi arus listrik akan terjadi. Prinsip ini lah yang digunakan termoelektrik
sebagai generator (pembangkit listrik). Setiap bahan memiliki koefisien seebeck
yang berbeda-beda. Semakin besar koefisien seebeck ini, maka beda potensial yang
dihasilkan juga semakin besar. Karena perbedaan temperatur disini dapat diubah
menjadi tegangan listrik, maka prinsip ini juga digunakan sebagai sensor temperatur
yang dinamakan thermocouple.
Efek Peltier
Kebalikan dari dari efek Seebeck, yaitu jika dua logam yang berbeda
disambungkan kemudian arus listrik dialirakan pada sambungan tersebut, maka
akan terjadi fenomenda pompa kalor. Prinsip inilah yang diugunakan termoelektrik
sebagai pendingin/pompa kalor.
(a) (b)
Pada pengukuran awal didapatkan suhu disekitar tungku 150oC dan air dari
parit pabrik tahu memiliki suhu 26oC.
• Suhu tungku : 150 oC berarti Thot = 423 oK
• Suhu air : 26 oC berarti Tcold = 299 oK
Dari data yang di peroleh maka dapat di analisa mengenai besarnya energi yang
dihasilkan adalah sebagai berikut :
Dari perbandingan antara V dan Vmax mengacu pada gambar 3.4.b, dapat dihitung
besarnya V .
V / Vmax = 0,25 V = 0.25 x Vmax = 0,25 x 15,2 V = 3,8 Volt
LAPORAN KERJA PRAKTIK
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN 54
UNIVERSITAS UDAYANA
Perbandingan antara I dan Imax mengacu pada gambar 3.4.a, akan didapatkan hasil
I dengan perhitungan sebagai berikut.
I / Imax = 0,25 I = 0,25 x Imax = 0,25 x 9 A = 2,25 A
Sehingga daya yang dihasilkan untuk Thot = 423oK dan Tcold = 299oK pada setiap
sel termoelektrik adalah :
P=VxI
= 3,8 V x 2,25 A
= 8,5 Watt
3. Metode Literatur
Metode ini pengumpulan data berfokus pada manual book, datasheet, P
& ID (Piping & Intrument Diagram) dan wiring diagram yang ada,
Pengumpulan data ini di dapatkan dari operator, utility dan supervisor
yang berhubungan dengan mesin yang sedang diteliti.
4. Metode Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan foto-foto dan screen shoot
dari mesin-mesin serta operating process yang ada pada mesin yang
sedang diteliti.
5.1 Analisis
5.1.1 Penggunaan Boiler Selama Bulan Desember
Boiler di PT. Pertamina Lubricants Production Unit Gresik pada umumnya
beroprasi pada hari senin sampai jum’at kecuali jika ada kondisi tertentu seperti
pesanan yang harus segera dikirim sehingga membuat boiler beroprasi pada hari
sabtu ataupun minggu. Berikut tabel penggunaan boiler pada bulan desember tahun
2018.
Hari = Senin/03 /12 /2018 Hari : Selasa/ 4 /12 /2018
Boiler
No. Durasi
Start Stop Boiler Durasi
No
1 6:45 7:54 1:09 Start Stop
2 9:00 11:30 2:30 1 1:00 3:00 2:00
3 12:10 12:45 0:35 2 4:00 5:45 1:45
4 13:30 16:30 3:00 3 6:30 7:00 0:30
5 16:40 17:10 0:30 4 7:50 8:20 0:30
6 17:25 17:55 0:30 5 9:20 10:02 0:42
7 18:05 18:35 0:30 6 10:55 11:30 0:35
8 19:48 20:30 0:42 7 12:42 13:20 0:38
9 21:25 22:10 0:45 8 14:20 14:50 0:30
10 23:10 23:55 0:45 9 15:35 16:05 0:30
∑ 10:56 10 17:25 18:05 0:40
Tabel 5.1.1 a 11 18:53 19:30 0:37
12 20:30 22:30 2:00
13 22:56 23:36 0:40
∑ 11:37
Tabel 5.1.1.b
dari tabel penggunaan boiler pada bulan Desember tahun 2018 di atas dapat
diketahui penggunaan rata-rata boiler perharinya, yakni sekitar 9 jam/harinya.
Dengan rata-rata penggunaan mulai jam 00.30 sampai jam 23.00.
Rata-Rata 104,25
Rata-Rata 78,34
Dari data tekanan steam, dapat diketahui entalpi steam jenuh (hg@5bar =
2749 ) dan entalpi air (Hf@5bar = 640,2) dari table steam. Efisiensi energi boiler
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
( – )
Efisiensi Boiler (S) = x 100 %
Dari data tekanan steam, dapat diketahui entalpi steam jenuh (hg = 2725)
dan entalpi air (Hf = 561,1) dari table steam. Efisiensi energi boiler dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut:
( – )
Efisiensi Boiler (H) = x 100 %
( – , )
Efisiensi (H) = ,
x 100 %
200 cm
40 cm
= 31 TEG
∠𝐵𝑢𝑠𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 = sin x =
sin x =
x = sin-1 0,1
x = 5,74o
Rumus Busur lingkaran =
∠
𝑥 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
,
= 𝑥 125,6
= 4 cm
Jumlah TEG yang mampu terpasang dalam 1 cerobong boiler
= Jumlah TEG terhadap tinggi cerobong x Jumlah TEG terhadap keliling cerobong
= 50 x 31
= 1550 TEG
Dari hal diatas maka dapat dihitung jumlah Daya yang mampu dihasilkan
oleh thermoelektrik generator yang akan digunakan pada cerobong asap boiler.
• Suhu rata-rata Cerobong boiler : 91 oC berarti Thot = 364 oK
• Suhu air : 26 oC berarti Tcold = 299 oK
Dari data yang di peroleh maka dapat di analisa mengenai besarnya energi yang
dihasilkan adalah sebagai berikut :
Dari perbandingan antara V dan Vmax mengacu pada gambar 5.3.1 , dapat
dihitung besarnya V.
= 0,15 V
v = 0.15 x Vmax
= 0,15 x 15,2 V
= 2,3 Volt
I = 0,12 x Imax
= 0,12 x 9 A
= 1,1 A
Karena bentuk TEG berupa plat lurus sedangkan cerobong boiler berbentuk
tabung maka hanya sekitar 50% bagian TEG menempel pada cerobong
boiler. Sehingga daya yang dihasilkan pada setiap TEG adalah :
50% x 2,53 = 1,27 Watt
Jumlah TEG yang mampu menempel pada satu cerobong boiler berjumlah
1550 buah TEG maka daya yang mampu dihasilkan adalah :
1550 x 1,27 = 1960,75 Watt
= 1,9 KWatt
Jika sebuah lampu LED Industri membutuhkan daya 200 Watt maka daya
yang didapatkan dari panas cerobong boiler mampu menghidupka lampu
LED Industri sebanyak 9 buah.
Jika boiler rata-rata beroprasi pukul 00.30 – 23.30 dan dengan TEG mampu
menghidupkan lampu LED Industri selama cerobong boiler menghasilkan
panas dan karena boiler lebih sering beroprasi aktif pada hari senin-jum’at
maka energi yang di dapatkan per bulannya adalah :
W LED = 200 Watt
Energi =Pxt
= 200 watt x 23 jam/hari x 20 hari
= 92000 Watt/Jam x 9 buah
= 828 KWH
Dan jika 160 Watt sisanya dapat dimanfaatkan untuk hal lain dengan
perhitungan sama maka,
Energi =Pxt
= 160 watt x 23 jam/hari x 20 hari
= 73600 Watt/Jam
= 73,6 KWH
= 3,5 Tahun
Maka dari hasil perhitungan BEP, setelah 3,5 tahun baru didapatkan untung
sebesar 11.197.872,00/tahunnya
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan Kerja Praktik yang penulis lakukan di PT. Pertamina
Lubricants Production Unit Gresik, dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses Produksi Pelumas di PT. Pertamina Lubricants Production Unit
Gresik mencangkup :
a. Proses penerimaan dan penimbunan
b. Proses blending
c. Proses filling dan packaging
2. Efisiensi Boiler dengan bahan bakar CNG di PT. Pertamina Lubricants
Production Unit Gresik adalah :
a. Efisiensi menurut Spesifikasi Boiler : 64,4 %
b. Efisiensi Harian boiler : 54,3 %
Perbedaan Efisiensi tersebut akibat penggunaan boiler sesuai dengan
kebutuhan,
3. Energi yang terbuang melalui cerobong boiler cukup besar. Dengan
menggunakan thermo elektrik generator yang bisa di pasang di cerobong
asap boiler mampu menghasilkan daya 901,6 KWH atau dapat mengurangi
biaya listrik sebesar Rp11.197.872,00 pertahunnya.
6.2 Saran
Adapun saran dari hasil Kerja Praktik di PT. Pertamina Lubricants Production Unit
Gresik adalah :
Adapun saran dari hasil Kerja Praktik di PT. Pertamina Lubricants Production Unit
Gresik adalah :
1. Mulai memanfaatkan energi yang terbuang percuma melalui cerobong
boiler.
2. Perlu pencatatan penggunaan air per harinya dengan akurat agar mampu
mengefisienkan penggunaan air terutama untuk boiler.