Oleh :
OKA WIJAYA
NPM : 1332010127
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tanpa ada
halangan apapun serta sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini
disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang diperoleh selama pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan berlangsung .
Oleh karena itu tidak lupa juga Saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) maupun dalam penyusunan Laporan ini. Ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya Saya sampaikan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kelancaran daam
menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan
2. PT.Petrokimia Gresik selaku perusahaan yang sudah memeberikan tempat
untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini.
3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo ,MM selaku ketua jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Pailan, Mpd selaku dosen pembimbing PKL yang telah
memberikan sedikit ilmunya untuk menyelesaikan laporan ini.
5. Bapak Trio Budi Agus S selaku pembimbing lapangan di Departemen
Lingkungan dan Keselamatan Kesehatan Kerja (L&K3)
6. Kedua orang tua dan Geng Kost-an yang sudah memberi motivasi yang
luar biasa.
Akhir kata, Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penyusunan Laporan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga Laporan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis Laporan ini dan pada umumnya bagi para
pembaca.
Surabaya, Agustus 2015
Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1
1.2 Ruang Lingkup..............................................................................................................
3
1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan.................................................................................
3
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................................
3
2.6.2
Misi.........................................................................................................................
2.6.3
17
Budaya Perusahaan..............................................................................................
17
2.7.7
Laboratorium..................................................................................................
21
2.7.8
2.8.2
22
2.8.3 Koperasi Karyawan Keluarga Besar Petrokimia Gresik (K3PG)..................
2.8.4
23
Penyediaan Perumahan Karyawan...................................................................
23
2.9.2
Jam Kerja..............................................................................................................
24
Klasifikasi kebakaran...........................................................................................
61
Prinsip
pemegang
nozzle
......................................................................................................
78
4.3.5.2
Prinsip
Cara
Menggelar
Selang
......................................................................................................
79
4.3.5.3
Prinsip
Cara
Meringkas
Selang
.........................................................................................................
79
4.3.6
4.3.7
Daftar gambar
Daftar Tabel
BAB I
PENDAHULUAN
1.3Latar Belakang
Sekarang ini kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sudah
sangat maju dan berkembang pesat, begitu juga dengan dunia industri di Indonesia
turut serta merasakan manfaat dari hasil kemajuan teknologi di era globalisasi ini.
Sebagai konsekuensinya, kalangan industri kinilebih menekankan peranan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). (Anonim, 2008).
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan,
tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Arti dan tujuan
keselamatan kerja untuk menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya, tertuju
pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya
(John Ridly, 2006).
Aspek keselamatan
kerja
mempunyai
peranan
penting
dalam
meminimalkan risiko bahaya. Oleh karena itu perlu adanya suatu usaha antisipasi
sejak dini agar kecelakaan kerja tidak terjadi dan tidak merugikan sumber daya
manusia dan alat-alat kerja yang dimiliki perusahaan. Menyadari pentingnya
aspek keselamatan dan kesehatan kerja pemerintahan mengeluarkan UndangUndang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang bertujuan
melindungi tenaga kerja dan orang lain yang ada di tempat kerja.
Suatu perusahaan yang aman adalah perusahaan yang teratur dan terpelihara
dengan baik dan cepat menjadi terkenal sebagai tempat naungan buruh yang baik
program keselamatan kerja yang baik adalah program yang terpadu dengan
pekerjaan sehari-hari ( rutin ), sehingga sukar untuk dipisahkan satu sama lainnya.
PT Petrokimia Gresik adalah perusahaan pupuk terlengkap di Indonesia.
Untuk menunjang produk kimia dan jasa yang berkualitas sesuai permintaan
SEBAGAI
UPAYA
UNTUK
PENANGGULANGAN
1.4
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam laporan praktek kerja lapangan di PT
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisikan hal-hal yang terkait Latar Belakang,
Ruang Lingkup, Tujuan, Manfaat, dan Sistematika Penulisan dari
laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mencakup gambaran umum perusahaan, teori-teori dan pengertian
yang ada kaitannya dalam penulisan objek kerja praktek di perusahaan
mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
BAB III
BAB IV
TUGAS KHUSUS
INSTALASI FIRE HYDRANT SYSTEM SEBAGAI UPAYA
UNTUK PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI AREA UNIT
PABRIK I PT.PETROKIMIA GRESIK
Berisikan berbagai macam teori fire hydrant system , hukum
keselamatan dan kesehatan kerja, jenis-jenis fire hydrant system , cara
penggunaan, pemeliharaan dan perawatan fire hydrant system,
klasifikasi kebakaran.
BAB V
PEMBAHASAN
Membandingkan antara teori dan kenyataan dilapangan dari sistem
produksi dan tugas khusus serta dihubungkan juga dengan
perkembangan pabrik dengan menggunakan metode tertentu.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
DATA UMUM PERUSAHAAN
2.1
Profil Perusahaan
PT Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Berdasarkan hasil studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan
Proyek-Proyek Industri (BP3I) yang dikoordinir Departemen Perindustrian Dasar
dan Pertambangan Gresik dipilih sebagai lokasi pabrik pupuk. Gresik dinilai ideal
dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Tersedianya lahan yang kurang produktif.
2. Dekat tersedianya sumber air dari aliran Sungai Brantas dan Sungai
Bengawan Solo.
3. Berdekatan dengan daerah konsumen pupuk terbesar, yaitu perkebunan dan
petani tebu.
4. Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkut
peralatan pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, maupun
pendistribusian hasil produksi melalui angkutan laut.
5. Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan memadai, antara lain
tersedianya tenaga-tenaga terampil.
1. Industri Pupuk
Produk pupuk yang dihasilkan, antara lain ZA, SP-36, NPK, Urea, TSP,
DAP, ZK, dan Phonska.
2. Industri Pestisida
Industri ini dijalankan oleh anak-anak perusahaan PT Petrokimia Gresik,
yaitu PT Petrokimia Kayaku dan PT Petrosida.
3.
Industri Kimia
Produk yang dihasilkan, antara lain CO2 cair, CO2 gas, O2, HCl, H2SO4,
H2SiO6, H3PO4, AlF3, CR, dan Amoniak cair.
5. Tahun 1975
Bentuk perusahaan menjadi PT Petrokimia Gresik (Persero)
6. Tahun 1997-sekarang
PT Petrokimia Gresik telah berubah status menjadi anggota Holding
Company dengan ketua Pupuk Sriwijaya Palembang.
2.3
Perluasan Perusahaan
Dalam rangka menghadapi perdagangan bebas Asia Tenggara (AFTA) tahun
Lokasi industri
Berikut ini merupakan penjelasan mendetail mengenai lokasi industri PT
Petrokimia Gresik :
2.4.1 Kawasan Industri
Daerah Gresik dipilih sebagai lokasi pabrik pupuk berdasarkan hasil studi
kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I)
yang dikoordinir oleh Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan.
Petrokimia Gresik menempati lahan kompleks seluas 450 hektar di Area Kawasan
Industri Gresik. Areal tanah yang ditempati berada di tiga kecamatan yang
meliputi 11 desa, yaitu
1. Kecamatan Gresik
2. Kecamatan Kebomas
3. Kecamatan Manyar
Gresik:
1. Menempati tanah yang tak subur untuk pertanian sehingga tidak mengurangi
areal pertanian.
2. Mudah mendapatkan tenaga terlatih.
3. Di tengah-tengah daerah pemasaran pupuk terbesar.
4. Dekat dengan sumber bahan konstruksi.
5. Dekat dengan bengkel bengkel besar untuk pemeliharaan peralatan.
6. Dekat dengan pusat pembangkit tenaga listrik.
2.6
2.6.1
2.6.2 Misi
1. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program
swasembada pangan.
2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran operasional dan
pengembangan usaha perusahaan.
berikut:
2.7.1
Dermaga
Dermaga bongkar muat berbentuk huruf T yang memiliki panjang 625m dan
2.7.2
2.7.3
Ban Berjalan
Merupakan prasarana penunjang transportasi bahan baku dan hasil produksi,
MW. Unit ini dilengkapi dengan dermaga khusus batubara berkapasitas 10.000
DWT.
2.7.7
Laboratorium
mini plant pupuk NPK, pabrik pupuk organik (Petroganik), pupuk hayati dan
Petroseed (benih padi bersertifikat).
Secara umum buncob berfungsi untuk: Tempat pengujian produk komersil,
percontohan pemeliharaan tanaman & ternak, indikator lingkungan, penelitian
dan pengembangan produk inovatif, media belajar dan studi wisata bagi pelajar,
mahasiswa, petani, dan masyarakat umum, serta sarana pendidikan dan latihan.
Di kebun percobaan ini setiap tahun diadakan Petro Agrifood Expo dalam
rangka HUT PT Petrokimia Gresik.
Berdiri sejak tahun 1984. Selain untuk anggota, beberapa unit usaha yang
dikelola juga melayani umum, seperti unit toko, SPBU, Apotik, toko bahan
bangunan, toko olah raga (K-sport), bengkel & unit bengkel & suku cadang, dan
air minum kemasan (air K). Unit usaha lainnya adalah: kantin, usaha patungan
dan unit simpan pinjam.
2.8.6
b. Anggota Komisaris
Ir. Musthofa
2. Dewan Direksi, yang terdiri dari Direktur Utama yang membawahi Direktur
Teknik, Direktur Komersil, Direktur Teknik dan Produksi, Direktur SDM
Satuan
Pengawas.
Direktur
Produksi
membawahi
Kepala
b. Direktur Teknik
c. Direktur Komesial
d. Direktur Produksi
: Ir.S.Nugroho Christijanto, MM
: Ir. Koeshartono, MM
Jam Kerja
(group A)
07.00 15.00
Siang (group B)
15.00 23.00
Malam(group C)
23.00 07.00
Group D
Libur
kerja,
Program K3
Pembinaan K3
Pengawasan K3
Inspeksi K3
Rapat/ Pertemuan K3
Evaluasi Kinerja K3
saran
dan
pertimbangan
di
bidang
K3
kepada
Fungsi P2K3
1. Menghimpun dan mengolah data K3.
2. Membantu, menunjukkan dan menjelaskan mengenai faktor bahaya,
faktor yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas, APD, cara dan
sikap kerja yang benar dan aman.
3. Membantu pengusaha atau pengurus :
a. Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja.
b. Tindakan koreksi dan alternatif
c. Mengembangkan sistem pengendalian bahaya
d. Mengevaluasi penyebab kecelakaan
e. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian
f. Pemantauan gizi kerja dan makanan
g. Memeriksa kelengkapan peralatan K3
h. Pelayanan kesehatan tenaga kerja
i. Mengembangkan
laboratorium
dan
interpretasi
pemeriksaan
hasil
j. Menyelenggarakan administrasi K3
k. Membantu menyusun kebijakan manajemen K3 dan pedoman
kerja
f.
g.
: Direktur Produksi
Wakil Ketua
Sekretaris I
Sekretaris II
Ketua
Pengawas
Anggota Tetap
Anggota Bergilir
Kebakaran
dan
Meninjau hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan atau sasaran dan
program kerja yang telah ditetapkan perusahaan, perubahan peraturan atau
standar, perkembangan teknologi, perubahan sasaran dan strategi pasar atau
perubahan kondisi sosial terhadap penerapan sistem manajemen PT.
Petrokimia Gresik dan penerapan tindak lanjut rapat unit kerja atau sidang
P2K3.
4. Membuat Job Safety Analysis (JSA) dan Job Safety Observation (JSO).
5. Melakukan kontrol proaktif dan reaktif terhadap kondisi dan sikap yang
membahayakan serta kebersihan lingkungan kerja.
6. Mengevaluasi kebutuhan alat pelindung diri yang sesuai dengan bahaya
kerja di unit kerjanya serta melakukan pengawasan pemakaiannya.
7.
2.10.8Rekomendasi Sanksi K3
Rekomendasi atau saran sanksi K3 akan diberikan kepada Pimpinan Unit
Kerja terhadap anak buahnya yang melakukan pelanggaran peraturan, prosedur
dan ketentuan-ketentuan K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan menjadi
tanggung jawabnya. Bobot rekomendasi yang akan diberikan adalah bobot sanksi
terberat diberikan sesuai dengan tanggung jawabnya dan pelaksana yang
melakukan
pelanggaran.
Sedangkan
jenis
pelanggaran
yang
akan
2.10.9Evaluasi Kinerja K3
Dalam usaha mengukur keberhasilan penerapan K3 di perusahaan agar
sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, digunakan beberapa
parameter sebagai berikut :
1.
Frequency Rate
Adalah Ukuran yang digunakan menghitung atau mengukur kekerapan
2. Saverity Rate
Ukuran yang digunakan untuk menghitung atau mengukur tingkat
keparahan total hilangnya hari kerja pada setiap juta jam kerja orang
Rumus :
SR =
Pelaksanaan Audit K3 adalah audit intern yang dilakukan setiap 6 bulan sekali
yang dilakukan oleh PT Petrokimia Gresik dan audit ekstern yang dilakukan 3
tahun sekali atau sesuai dengan kebutuhan yang dilakukan oleh SUCOFINDO,
atau surveyor lainnya.
2.16 Anak Perusahaan
Anak perusahaan PT. Petrokimia Gresik, antara lain :
1. PT Petrokimia Kayaku
Pabrik formulator pestisida, merupakan hasil kerja sama PT. Petrokimia
Gresik (60%). Beroperasi mulai tahun 1977, dengan hasil produksi:
a. Pestisida cair kapasitas 3600 ton/tahun.
b. Pestisida butiran kapasitas 12600 ton/tahun.
c. Pestisida tepung kapasitas 1800 ton/tahun.
2. PT Petrosida Gresik
Menghasilkan bahan aktif pestisida, dan 100% sahamnya dimiliki oleh PT
Petrokimia Gresik. Beroperasi sejak tahun 1984 dan dimaksudkan untuk memasok
bahan baku PT. Petrokimia Kayaku. Jenis produk yang dihasilkan:
a. BPMC : 2500 ton/thn
b. MPC : 700 ton/thn
c. Diazinon : 2500 ton/thn
d. Carbofuran : 900 ton/thn
e. Carbaryl : 200ton/thn
3. PT Petronika
Perusahaan patungan dengan saham PT. Petrokimia Gresik sebesar (20%).
Beroperasi tahun 1985. Hasil produksi berupa Diocthyl Phtalate (DOP), dengan
kapasitas 30.000 ton/thn.
4. PT Petrowidada
Merupakan perusahaan patungan dengan saham 4,48 % untuk PT
Petrokimia Gresik Beroperasi tahun 1988, dengan hasil produksi :
a. Phthalic Anhydride, kapasitas 30.000 ton/thn
b. Maleic Anhydride, kapasitas 1200 ton/thn
5. PT Kawasan Industri Gresik
Perusahaan patungan antara PT. Petrokimia Gresik (35 %) dengan
PT Semen Gresik (65%). Perusahaan ini bergerak dibidang penyiapan kaveling
industri siap pakai seluas 135 Ha, termasuk Export Processing Zone (EPZ).
6. PT Puspetindo
Perusahaan patungan PT Petrokimia Gresik dengan saham sebesar
(32,21%). Bergerak di dalam pembuatan peralatan pabrik, antara lain: bejana
bertekanan, menara, alat penukar panas, peralatan Cryogenik
2.
3.
4.
5.
antara lain:
a.
b.
usaha yang berbentuk koperasi, didirikan pada tanggal 13 Agustus 1985. K3PG
mempunyai fungsi:
1. Sebagai salah satu anak perusahaan PT. Petrokimia Gresik, yang bergerak di
bidang perkoperasian.
2. Sebagai sarana Petrokimia Gresik untuk tenaga kerja karyawan dan
keluarga.
3. Pembuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Bidang usaha yang telah dijalani meliputi unit pertokoan, apotik, kantin,
SPBU, simpan pinjam, jasa cleaning service, fotocopy, jasa pelayanan umum dan
sebagainya. Berbagai penghargaan yang telah didapat adalah sebagai berikut :
1. Koperasi Fungsional Terbaik I Nasional tahun 1989
2. Koperasi Fungsional Teladan Nasional tahun 1990 dan 1991
3. Koperasi Fungsional Andalan Pemula Jatim tahun 1990
4. Koperasi Fungsional Andalan Jatim tahun 1991
terbakar sepert: pelarut organik atau gas-gas yang kontak dengan sumber panas.
Misalnya api terbuka, bara api dan loncatan listrik. Penggunaan energi listrik di
unit penyediaan energi dan penggunaan bahan kimia mudah terbakar berpotensi
menimbulkan bahaya kebakaran. Untuk itu PT Petrokimia Gresik telah
mendapatkan ijin penggunaan energi listrik dari pihak Depnaker dan juga telah
mempunyai pembangkit listrik sendiri. Dalam instalasi llistrik juga telah dipasang
alat pengaman circuit breaker system yang bekerja secara otomatis menghentikan
arus listrik dan juga telah terdapat alat deteksi kebakaran untuk memberikan tanda
peringatan jika terjadi keadaan darurat.
PT Petrokimia Gresik juga telah memasang instalasi petir terutama di
gedung-gedung, tanki dan reaktor yang mempunyai ketinggian tertentu, dan
dalam hal ini diterapkan sistem grounding. Pemasangan instalasi petir ini
mempunyai tujuan untuk mencegah terjadinya kebakaran akibat sambaran petir
terutama pada reaktor yang didalamnya terdapat reaksi bahan kimia yang mudah
terbakar.
Upaya penanggulangan bahaya kebakaran telah dilakukan PT Petrokimia
Gresik diantaranya:
a. Mengadakan pelatihan/training tentang penaggulangan bahaya kebakaran.
b. Penyediaan alat-alat untuk mendeteksi bahaya kebakaran secara dini.
c. Melakukan inspeksi keselamatan kerja secara rutin, berkala dan khusus.
d. Penyediaan Material Safety Data Sheet (MSDS).
e. Mengeluarkan surat ijin keselamatan kerja (Safety Permit).
f. Membuat prosedur keselamatan kerja dan prosedur gawat darurat.
terjatuh, terpotong, terpeleset, kejatuhan benda dari atas dan lain-lain. Hal ini
tejadi karena adanya unsafe condition dan unsafe action. Upaya yang dilakukan
PT Petrokimia untuk mencegah dan meminimalkan kecelakaan kerja adalah
dengan membuat prosedur kerja aman, melakukan control emergency stock,
preventif maintenance, melakukan 5R di tempat kerja dan tenaga kerja
diperintahkan untuk memakai APD seperti safety helmet, sepatu karet, safety
guard/safety belt untuk yang bekerja di ketinggian. Hal ini telah sesuai dengan
Undang-Undang No. 1 tahun 1970 pasal 4 yang menyatakan bahwa setiap
perusahaan harus memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan kerja untuk
mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
BAB III
SISTEM PRODUKSI
3.1
Bahan Baku
1.
Gas Alam
Gas alam dibutuhkan sebagai sumber hydrogen pada pembuatan
amonia dan sumber karbon pada pembuatan urea. Selain itu, gas alam juga
diperlukan sebagai sumber energi pada pembakaran ( fuel gas ) untuk
menciptakan temperatur operasi atau
pembangkit steam. Komponen utama yang terdapat pada gas alam adalah
mentana ( CH4 ). Gas Alam yang dibutuhkan oleh PT Petrokimia Gresik
disuplai oleh pertagas dan kodeco. Proses pengiriman gas dilakukan melalui
pipa bawah tanah.
b.
Air
Air pada pabrik amonia digunakan sebagai air umpan boiler (boiler
feed water) dan air pendingin (cooling wate ). Kebutuhan air umpan boiler
dan air pendingin tersebut masing-masing adalah 180,3 ton/jam dan 15,2
KT/jam. Kebutuhan kedua air tersebt disediakan oleh unit utilitas, yang ba
han bakunya berasal dari air sungai bengawan solo babat lamongan dan
gunung sari surabaya.
c.
Udara
Udara digunakan sebagai udara instrumen dan udara proses. udara
Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada
suhu tertentu, katalis pada unit produksi pabrik 1 hanya digunakan pada
pabrik amoniak karena pabrik urea tidak memerlukan katalis dalam
reaksinya. Katalis yang dipakai seperti: come, Fe, Ni, Zn, Cobalt dan
sebagainya.
b.
B.
Bahan Kimia
1.
2.
C.
1.
B.
a.
H3PO4
b.
NH3
c.
KCL
NPK I/II/III/IV
Bahan baku dalam pembuatan NPk
B.
C.
Cement Retarder
E.
Za II
Bahan baku Za II adalah CO2 , NH3 ,dan Crude Gypsum
3.2
Pemesinan
Pada proses pembuatan pupuk Phonska pada NPK Phonska I Departemen
3. Feeding System
Feed system berfungsi sebagai pengumpan / penyalur material menuju klin.
4. Granulasi System
Sistem Granul dengan mesin Granulator yaitu alat yang dipergunakan untuk
membuat butiran / gumpalan dari bahan baku yang berbentuk powder dengan
tekstur lembab.
5. Drying System
Dryer berbentuk tabung silinder. Diameter tabung 3 meter dengan panjang
30 m. Di dalam tabung dibuat semacam screw atau sirip-sirip yang dibuat
sedemikian rupa agar granul bisa berjalan ke arah bawah.
6. Screening System
Adalah mesin yang berguna untuk proses penyaringan awal butiran pupuk.
Screen feeder
3.3
Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan adalah salah satu hal yang vital dalam sebuah perusahaan
: 5 orang
b. GM/Sespers/SU (Eselon I)
: 26 orang
: 200 orang
: 626 orang
: 1.103 orang
g. Pelaksana
: 1.247 orang
: 651 orang
b. Diploma III
: 71 orang
c. SLTA
: 2.424 orang
3.4
d. SLTP
: 181 orang
e. SD
: - orang
Proses Produksi
Amoniak
Proses
pembuatan
amonia
yang
dilakukan
saat
ini
seluruhnya
menggunakan sistem steam methane reforming dari MW. Kellog yang dikontrol
melalui Distribute Control system ( DCS ) dengan pemantauan yang dilakukan
oleh operator disetisp unitnya. Secara garis besar prose produksinya, amoniak
dihasilkan melalui proses reaksi antara gas H2 dan N2 menggunakan compressor
yang bertekanan tinggi. Gas H2 dari reaksi bumi dan
steam, sedangkan N2
diperoleh dari udara luar yang dimaksukan kedalam sistem secondary reformer.
Proses pembuatan maupun pendistribusian memiliki potensi bahaya yang sangat
tinggi bagi lingkungan pabrik termasuk lingkungan sekitar.
2.
Urea
Dalam pembuatan pupuk terdapat beberapa proses yaitu :
a.)
b.)
c.)
d.)
e.)
f.)
Sinsthesis
Purifikasi
Konsentrasi
Pembutiran
Recovery
Pengolahan Proses Kondesat
Distributed Control
System
3.
ZA I / III
Pupuk ZA diproduksi melalui proses netralisasi dan kristalisasi antara NH 3,
H2SO4 dan air didalam saturator dan selanjutnya diaduk dengan plant air untuk
mencegah mengendapnya kristal pada dasar saturator. Keluar dari saturator
campuran tersebut berbentuk slurry ZA (Ammonium Sulfa ), kemudian masuk ke
Centrifuge Separator. Proses yang terjadi pada Centrifuge Separator adalah
pemisahan antara ZA kristar dan larutan induknya. Kristal yang ukurannnya
sasuai standard
Produk ZA kering yang keluar dari Dryer dengan bucket elevator dikirim
kebagian Hopper dan diangkut dengan belt conveyer menuju bagian yang
diproduksi sebanyak 500 600 ton / hari atau 400.000 ton/tahun dengan
pembagian 200.000 ton / tahun untuk ZA I dan 200.000 ton/ tahun untuk ZA III.
3.4.2 Proses Produksi unit Produksi II
1.
Phospat dan amonia cair dengan proses reactor pipe tecnology. Prosesnya yaitu
pertama mencampurkan bahan padat (ZA, KCL, filler) dan bahan recycle di dalam
pug mill untuk mendapatkan campuran yang homogen dan membantu proses
granulasi. Lalu terjadi reaksi netralisasi antara H3PO4 dan NH3di pipe reactor.
Setelah itu granulator dan dryer untuk pengeringan. Produk itu masuk ke
screenin untuk pemisahan antara granul yang halus dan kasar, granul yang halus
lalu didinginkan di fuid bed cooller. Lalu dilapisi agar tidak terjadi caking dengan
menggunakan coating oil dan coating power didalam coater. Setelah selsasi
langsung dikantongi. Produk yang dihasilkan berupa pupuk Phonska sebanyak
300.000ton/tahun
2.
ZK
Pupuk ini diperoleh dari proses mannheim antara KCL dan H2SO4 menjadi
K2SO4 dan gas HCL di reactor furnance yang dioperasikan pada suhu 540C
560C. Hasil dari reaksi tersebut berbentuk padat ( K 2SO4 ) dan gas dengan suhu
400C. Untuk yang padat dimasukkan ke ejector cooler 13.j103 A/B untuk
didinginkan dengan media cooling tower lalu diayak dengan fibrating screen dan
cruser.
(larutan asam) yang hasil akhirnya adalah acid A dan disimpan di dalam TK203.
Produk yang dihasilkan berupa pupuk ZK ( Kalium Sulfat ) sebanyak ) 10.000
ton/tahun.
3.4.3 Proses Produksi Unit Produksi III ( Pabrik Pupuk Asam Fosfat )
1.
mencapai 1800 ton per hari atau 510.000 ton /tahun dengan kadar H 2SO4 98,5%
yang diolah dengan proses double contact / double absorbion. Proses
pengolahannya adalah belerang dimasukkan ke melter untuk meleburkan dengan
steam menjadi sulfur cair. Untuk menyaring kotoran yang ada maka dimasukkan
ke filter lalu ditampung dalam storage tank. Sulfur cair ini lalu dimasukkan ke
sulfurfurnance secara spray untuk membakar CO2 dengan udara kering sehingga
menjadi SO2. Kemudian dimasukkan ke converter
mengkonversi SO2 menjadi SO3. SO3 yang terbentuk direaksikan dengan air lalu
dikeringkan dan sebagai disimpan sedangkan sebagai yang lain ditransfer ke
bagian-bagian yang membutuhkan.
2.
Produksi yang dihasilkan dari unit adalah H3PO4(asam phospat) sebagai produk
utama dengan menggunakan bahan baku yaitu phospat rocks yang diimpor dari
luar negeri dan H2SO4, dengan hasil disamping phospat gypsum dan H2SiF6 (asam
fluosilikat), untuk bahan baku aluminium florit (AlF 3) yang digunakan untuk
bahan baku cement retarader. Unit asam phospat menghasilkan 171.450 ton
/tahun.
3.
Cement Retarder
Bahan bakunya dalah phospat gypsum yang diolah dengan prose purifikasi
96%) yang diolah dengan proses basah chemie link. Prosesnnya adalah AL(OH)3
dan asam fluosilikat didalam reaktor sehingga menjadi slurry. Slurry dimasukkan
ke centrifuge untuk memisahkan SiO2 dari filtratnya. Kemudian slurry
dimasukkan ke crystalizer
ZA II
Proses yang digunakan dalah ICI (CEMICO) untuk reaksinya dan SSIC
untuk evaporatnya. Kapasitas produksi pada unit ini sebesar 250 ton /tahun dalam
bentuk kristal ZA. Bahan baku nya dalah ammonia cair, asam sulfat, CO 2, gas dan
fosfo gypsum. Proses produksinya hampir sama dengan unit pabrik ZA I/III. PT
Metode Kerja
Teknologi operasi pabrik adalah suatu ilmu pengetahuan teknik yang
mempelajari tata cara upaya (kegiatan kerja) yang harus diberlakukan dalam
menangani pekerjaan sehubungan dengan pengoperasian peralatan operasi
dipabrik agar beroperasi dengan baik (aman, lancar, produktif).
Ilmu pengetahuan teknik yang dimaksud merupakan perpaduan antara
seni/gerak dan ilmu pengetahuan sehingga dalam penerapannya terlihat berupa
kejelasan dan keterampilan kerja.
Metode Produksi yang diterapkan pada Departemen Produksi II-A NPK
Phonska I adalah Metode Operasi. Metode operasi yaitu pada proses pembutiran
pada pupuk baik dalam pengaturan Ampere, temperature dan bahan penolong
lainya serta pengalaman pekerja yang berpengalaman sebagai pelaksana dalam
proses tersebut.
3.6
Produk PT Petrokimia
Produk yang dihasilkan oleh PT Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut :
a. Produk Pupuk
1. Urea
2. ZA ( SNI 02-1760-2005 )
3. SP-36
4. ZK ( SNI 02-1760-2005 )
5. Phonska (Quality Plant )
6. NPK padat ( SNI 02-2803-2000 )
7. Petroganik
b. Produk Non Pupuk
1. Ammonia ( NH3 )
2. Asam Sulfat ( H2SO4 )
3. Asam Fosfat ( H3PO4)
4. Asam Klorida ( HCL )
5. Nitrogen ( N2 )
6. Oksigen ( O2 )
7. Karbondioksida ( CO2 )
8. Kapur Petanian ( CaCO3 )
9. Cement Retarder
10. Gypsum ( CaSO4..2H2O )
11. Alumunium Florida ( AlF3 )
12. Dry Ice
BAB IV
TUGAS KHUSUS
( INSTALASI FIRE HYDRANT SYSTEM SEBAGAI UPAYA UNTUK
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI AREA UNIT PABRIK I
PT.PETROKIMIA GRESIK )
4.1
Kebakaran
di kemukakan oleh salah satu ilmuwan Santoso pada tahun 2004 yang
menyatakan bahwa sebenarnya kebakaran dapat terjadi apabila ada tiga unsur
pada kondisi tertentu menjadi satu. Unsur-unsur tersebut adalah sumber panas,
oksigen dan bahan mudah terbakar.
Dari kedua asumsi ilmuwan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebakaran
adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu
bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api/penyalaan.
Kerja
dan
Transmigrasi
No.
Per.
04/
MEN/
1980,
yang
pembagiannya,sebagai berikut:
1. Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat selain logam yang
kebanyakan tidak dapat terbakar dengan sendirinya, misalnya kertas, kayu,
plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Kebakaran kelas A ini adalah akibat panas
yang datang dari luar, molekul-molekul benda padat terurai dan membentuk gas
dan gas inilah yang terbakar. Hasil kebakaran ini menimbulkan panas dan
selanjutnya mengurai lebih banyak molekul-molekul dan menimbulkan gas yang
terbakar. Sifat utama dari kebakaran benda padat adalah bahan bakarnya tidak
mengalir dan sanggup menyimpan panas yang banyak sekali dalam bentuk bara.
2.
Kelas B
4. Kelas D
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang berupa benda logam,
seperti magnesium, Natrium ( sodium ), calsium, kalium (potasium) dan lain-lain.
4.1.3
Bahaya kebakaran tingkat ini dibagi lagi menjadi dalam tiga kelompok,
yaitu:
a. Kelompok I
Adalah bahaya kebakaran pada tempat di mana terdapat bahanbahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang,
penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih
dari 2.5 meter dan apabila terjadi kebakaran, melepaskan panas
sedang sehingga menjalarnya api sedang.
b. Kelompok II
Adalah bahaya kebakaran pada tempat di mana terdapat bahanbahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang,
penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih
dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
sedang sehingga menjalarnya api sedang.
c. Kelompok III
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahanbahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan
apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi dan menjalarnya
api cepat.
3. Bahaya kebakaran berat
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan
yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat
cepat.
4.1.4
4.1.5
Penanggulangan Kebakaran
Menurut Kepmenaker No. KEP. 186/ MEN/ 1999 tentang Unit
4.2
kebocoran, hasilnya Gas Nitrogen (N2) akan keluar dan media atau agent
APAR tidak dapat keluar karena tidak ada gas pendorong. Kunci
pemakaian tipe ini adalah maintenance yang teratur.
b Cartridge Operate yaitu : tabung pemadam api yang menggunakan
tekanan Gas Nitrogen (N2) atau Gas Karbon Dioksida (CO2) yang
tersimpan dalam tabung cartidge kemudian dibuka dengan tiba-tiba, gas
yang keluar dialirkan melalui pipa atau selang ke badan tabung tempat
penyimpanan media atau agent APAR sehingga memberikan tekanan atau
dorongan yang kuat dan menyemburkan media atau agent APAR untuk
keluar dan mematikan api. Disini, media atau Agent APAR ditempatkan
terpisah. Kelebihan tipe ini adalah perawatan yang mudah sekali karena
antara tabung cartridge yang didalamnya gas pendorong tidak tercampur
dengan media atau agen APAR.
c Gas Agent extinguisher yaitu : tabung pemadam api yang menggunakan
jenis gas tertentu sebagai pendorongan juga sekaligus sebagai media atau
agent APAR untuk mematikan api. Gas yang dimaksud biasanya antara
lain : Gas Karbon Dioksida (Co2), Gas Halon, Gas Inergen, dan
sebagainya. Kelebihan tipe ini adalah selain perawatan yang mudah juga
dalam pemakaiannya tidak begitu mengotori tempat kejadian.
2. Alat pemadam kebakaran tersistem (fire suppression system)
Sistem Pemadaman Kebakaran biasanya digunakan oleh industri menengah
dan industri berat (heavy industry), gedung-gedung bertingkat, dan
sebagainya. Sistem pemadaman kebakaran menjadi kebutuhan yang mutlak
bagi beberapa jenis industri guna membantu kontrol atas kerusakan aset
peralatan. Cara kerja sistem ini melalui sensor panas, kabel-kabel, atau sistem
deteksi secara manual tergantung sistem yang dipilih untuk memberikan
Serentak,
Singkat
padat
untuk
Pencegahan
dan
merupakan
ancaman
dan
hambatan
terhadap
jalannya
menanggulangi
peristiwa
kebakaran
terutama
di
perusahaan-
4.4
4.3.1
4.3.2
3. Sistem pemipaan
4. Kotak hydrant, lengkap dengan slang, kopling penyambung, nozzle dan
sisir untuk tempat slang
5. Pillar hydrant dan kunci (khusus hydrant halaman)
4.3.3
1.
a.
b.
hydrant kota
hydrant gedung
hydrant halaman.
A
B
C
D
lantai
2 buah per 1000 m2
2 buah per 1000 m2
2 buah per 1000 m2
2 buah per 800 m2
lantai
2 buah per 800 m2
4.
Sistem pompa
Sistem pemipaan
sambungan ulir.
Pipa berdiameter lebih besar dari 6,25 cm (2,5 inch) harus
menggunakan sambungan las.
6.
inch.
Dilengkapi dengan Kopling dan Nozzle sesuai ukuran.
b. Nozzle
7.
penggunaannya hydrant
Hydrant Kelas II
Hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter 1,5 yang
Hydrant halaman
Hydrant halaman ialah hydrant yang terletak diluar / lingkungan
bangunan instalasi dan peralatan serta sumber air disediakan oleh
pihak pemilik / pengelola
3.
4.
5.
4.3.4
didalam pipa.
Electric Pump berfungsi memompa air yang dihisap dari bak
air(reservoir) untuk disalurkan ke distribusi baik ke Hydrant Valve
untuk Indoor, Hose reel Dan Hydrant Pillar untuk Outdoor. Main
electric pump sebagai pompa pendorong yang digunakan pada saat
berfungsi :
a. Dalam keadaan listrik hidup; membantu kerja electric pump guna
memenuhi kebutuhan air yang diharapkan jika tekanan dan volume
air berkurang pada pillar
b. Dalam keadaan listrik mati ; menggantikan fungsi kerja electric
pump.
4.3.5
beberapa aspek , dan tidak sembarangan pula cara penggunaannya . masingmasing yang bertugas / mengoperasikan alat pemadam api berupa hydrant ini
harus memenuhi berbagai macam syarat penggunaan.
4.3.5.1 prinsip pemegang nozzle
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
4.3.6
1.
2.
3.
4.
tidak pernah digunakan dan dirawat dengan benar dikawatirkan tidak dapat
beroperasi dengan baik saat digunakan Adapun beberapa langkah yang harus
bekerja dengan baik. perawatan hydrant ini juga harus dilakukan oleh orang yang
benar benar berkompeten di bidangnya. jangan sampai nanti setelah masa
perawatan fire hydrant selesai justru system tidak dapat bekerja. Perawatan Fire
Hydrant ini wajib dilakukan secara berkala sebagai upaya dalam persiapan jika
sewaktu-waktu terjadi kebakaran jaringan instalasi akan siap digunakan dengan
keadaan optimal.
4.3.6.1
4.3.7
dan
menyemprotkan
air
dari
sumber
penampungan
(Reservoir).
b. Jarak penempatan Hydrant yang baik adalah 35-38 meter antara satu
dengan yang lainnya. karena, selang fire hose mempunyai pada
hydrant box panjangnya adalah 30 meter, sedangkan semprotan airnya
bisa mencapai 5 meter dari fire hose nozzle.
c. Di bangunan atau gedung yang tingginya lebih dari 8 lantai juga harus
disediakan hydrant untuk mencegah api menjalar ke gedung di
sebelahnya.
d. Hydrant Pillar dan Hydrant Box diletakkan di tempat yang mudah
dijangkau dan aman, biasanya diletakkan di dekat pintu darurat.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil penelitian
Pada saat ini PT. Petrokimia memiliki 3 Pabrik, yaitu Pabrik I, II dan III.
Di area pabrik I terbagi menjadi 3 unit, yaitu unit amoniak, urea dan ZA I/III.
ada. Jarak penempatan hydrant tersebut 100 m, dan untuk area tertentu
yang potensi bahaya kebakarannya tinggi, jarak penempatannya lebih dekat.
Pada area pabrik I tidak semua hydrant pillar dilengkapi dengan
hydrant box, namun sebagian besar telah dilengkapi, jumlah hydrant box
yang terpasang di area pabrik 1 adalah sebanyak 45 buah. Penempatan
tersebut telah di utamakan pada area yang potensi bahayanya lebih tinggi.
Setiap fire box berisi peralatan sebagai berikut:
1. 2 roll selang pemadam api dengan diameter 2,5 inch
2. 1 buah jet/spray nozzle diameter 2,5 inch
3. I buah kunci hydrant/ kunci valve
Hydrant box tersebut dilengkapi dengan tulisan Bila terjadi kebakaran
pecahkan kaca ini sehingga setiap orang yang berada di area tersebut dapat
mengetahui bahwa di tempat tersebut tersedia selang kebakaran yang
disambungkan pada pillar hydrant.
b) Hydrant Monitor
Pada area pabrik 1 tersedia 9 buah hydrant monitor. Hydrant monitor ini
ditempatkan pada area-area yang potensi bahaya kebakarannya sangat tinggi
seperti pada area pabrik amoniak dan ZA yang dipasang mengelilingi pabrik
tersebut. Hydrant tersebut berupa tiang dengan nozzle yang dilengkapi dengan
pegangan yang digunakan untuk mengenadalikan arah pancar dari nozzle tersebut.
1. Hydrant Gedung
Hydrant gedung di PT. Petrokimia Gresik tersiri dari Fire Cabinet dan Hose
Reel. Hose Reel adalah slang yang digunakan untuk mengalirkan air yang pada
bagian ujungnya telah terpasang nozle secara tetap dan dihubungkan secara
permanen dengan sumber air bertekanan. Pada prinsipnya, fire cabinet tak lain
halnya sama dengan hose reel yaitu selang yang digunakan untuk mengalirkan air,
namun pada fire cabinet dan nozzle tidak dihubungkan secara permanen
melainkan terlepas dan di pasang pada saat akan digunakan. Selain itu penutup
pada hose reel berupa kaca transparan sedangkan pada fire cabinet berupa besi
tidak transparan dan di tandai dengan cat warna merah. Pada area pabrik I PT.
Petrokimia Gresik telah terpasang Fire Cabinet sebanyak 26 buah. Diameter
selang yang digunakan untuk hose reel adalah 3/4 inch sedangkan untuk fire
cabinet adalah 1,5 inch dengan panjang 20 cm.
3.
a)
Pabrik ZA I/ III
Pompa pemadam kebakaran pabrik ZA I/III tersedia 3 buah, yaitu:
(1) Electric fire water Motor Pump (MP-1204-A) Kapasitas : 220 m3/ jam
(2) Diesel fire water Pump (DP-1204-B) Kapasitas : 220 m3/ jam
(3) Diesel fire water pump (DP-1204-C) Kapasitas : 220 m3/jam
Pompa pemadam kebakaran pabrik ZA I/III pada kondisi normal tidak ada
yang dijalankan, sehingga tekanan yang ada dalam pipa hydrant hanyalah tekanan
gravity. Pompa ini dijalankan setelah ada permintaan yang bersifat emergency.
Untuk penanggulangan kebakaran, fire hydrant pabrik ZA I/III telah
terinterkoneksi dengan pabrik II, III dan Amoniak/ Urea. Pemeriksaan pompapompa tersebut dilakukan secara rutin setiap hari dengan tujuan agar kondisi
pompa selalu siap apabila terjadi kebakaran. Untuk pemeliharaan dan perbaikan
pompa-pompa tersebut adalah tanggung jawab bagian utility I produksi I.
b)
pabrik amoniak memiliki pompa pemadam kebakaran sendiri karena pada area
pabrik tersebut potensi bahaya kebakaran dan peledakannya sangat tinggi. Jumlah
pompa pemadam kebakaran Pabrik Amoniak dan Urea ada 4 buah dengan
perincian sebagai berikut:
a) Electric fire water jockey pump (JP-2252 A-B) Kapasitas : 28,3 m3/ jam
b) Electric fire water Motor Pump (MP-2251-A) Kapasitas : 672 m3/ jam
c) Diesel fire water pump (JP-2251 B) Kapasitas : 672 m3/ jam
menurut Sugeng. H Jockey pump akan bekerja secara otomatis apabila
terjadi penurunan tekanan 8,2 kg/cm2 (minimum) dan akan mati pada tekanan 8,9
kg/cm2 (maximum). Apabila tekanan jockey pump turun mencapai 7,75 kg/cm2,
maka jockey pump yang kedua akan jalan dan kedua Jockey pump akan berhenti
apabila tekanan pompa mencapai 8,9 kg/cm2. Apabila karena banyaknya
pemakaian air hydrant hingga tekanan pompa turun mencapai 7 kg/cm2, maka
pompa pemadam kebakaran utama yaitu Motor Pump (MP-2251- A) atau Diesel
Pump (DP-2251B) akan bekerja secara otomatis. Jika tekanan pompa mencapai
8,94 kg/cm2, maka ketiga pompa tersebut akan berhenti semuanya (Jockey Pump)
dan Motor pump atau Diesel Pump. Pompa utama kapasitas 100% - 672 m3/jam,
apabila kapasitas diturunkan tekanan bisa dinaikkan hingga 9 kg/cm2. Diesel
pump akan bekerja secara otomatis apabila tekanan di Jockey pump turun hingga
7 kg/cm2 dan juga bila listrik yang menggerakkan pompa mati, maka diesel pump
akan bekerja. Jika tekanan pompa mencapai 8,94 kg/cm2, maka diesel pump mati
secara otomatis.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai usaha pencegahan
dan penanggulangan kebakaran yang telah dilakukan di PT. Petrokimia Gresik
khususnya pada area pabrik I mengenai instalasi fire hydrant system sebagai
upaya untuk penanggulanagan kebakaran di area pabrik 1 PT. Petrokimia
Gresik. Dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. ketersediaan hydrant system di PT. petrokimia Gresik terdiri dari hydrant
gedung dan hydrant halaman. Pemasangan hydrant halaman telah
dilengkapi dengan sambungan kembar (seamese connection) dan hydrant
box yang berisi slang hydrant, nozle dan kunci hydrant. Ini telah sesuai
dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/ KPTS/ 1984 tentang
Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan
Gedung .
2. Pendistribusian air menggunakan 3 pompa pemadam yang terdiri dari
pompa listrik, pompa diesel dan pompa pacu atau pompa jockey.
Pemeriksaan dan pemeliharaan hydrant di PT. Petrokimia Gresik untuk
hydrant gedung dilakukan setiap 4 bulan sekali sedangkan untuk hydrant
halaman dilakukan rutin setiap bulan. Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh
bagian perawatan dari regu PMK, Dalam pemeriksaannya PT. Petrokimia
Gresik menggunakan check list sehingga hasil dari pemeriksaan hydrant
tersebut dapat dievaluasi. Apabila terdapat peralatan hydrant yang
mengalami kerusakan maka akan segera dilakukan perbaikan. Hal tersebut
sudah sesuai dengan buku Training Material K3 yang dikeluarkan
Depanaker.
6.2
saran
untuk meningkatkan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.
Adapun saran-sarannya antara lain :
1. Posisi alat pemadam api diletakkan di daerah yang mudah dilihat dan tidak
terhalang.
2. Sebaiknya setiap hydrant pillar yang terpasang dilengkapi dengan hydrant
box agar dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
3. Sebaiknya dibuat pos-pos keamanan (safety) dengan regu khusus untuk
pengamanan hydrant agar tidak ada kasus / temuan kejadian perusakan
hydrant yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
sehingga instalasi hydrant dapat dimanfaatkan dengan baik.