oleh
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) di
Program Studi D-IV Teknik Energi Terbarukan
oleh
Tim Penilai
Koordinator MKI Program Studi,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik
ii
PERSEMBAHAN
1500 mdpl, tempat dingin yang penuh dengan potensi alam. Tuhan yang
maha pemurah telah memberikan hambanya untuk berfikir dan mengolah semua
potensi yang menjadi sebuah manfaat bagi kelangsungan hidup manusia lainnya.
Terketik perlahan satu demi satu dengan penuh keniatan untuk menggapai yang
diharapkan. Menahan dingin bersama deru air dan angin, bersama kabut yang tak
permisi menggelitik. Berpikir dalam dingin, dengan penuh dasar niat yang telah
jauh tertanam.
Seluruh nafas ini tercurahkan untuk orang-orang yang telah membantuku,
membantu dalam berbagai hal. Terimakasih sebanyak-banyaknya untuk kedua
orang tuaku, seluruh keluargaku adikku ardi, seluruh teman-teman satu angkatan
teknik energi terbarukan 2012 khususnya Dafuk, Bose, Shofi, Cholis, Sipek, Qisti,
Atok, Agus. Terimakasih kepada para dosen-dosenku, pak Yuli, pak. Bowo, pak
nuruddin, pak. Bayu, bu. Yuana, para teknisi ahli lab.TET pak Agus, pak Catur,
pak samaji. PT. Indonesia Power UPJP Kamojang selaku penyedia dan telah
mengijinkan saya untuk menimba ilmu di kondisi sebenarnya. Khusus kepada PT.
Indonesia Power saya ucapkan terima kasih kepada pak dodi, pak maman selaku
pembimbing lapang dan pak hafid selaku humas IP dan tak lupa ibu dan bapak
kos yang sudah seperti ayah ibu sendiri dirumah. Terima kasih makanannya,
tempatnya, sambutan hangatnya, aku berhutang banyak dengan apa yang telah
diberikan dan apa yang telah dihaturkan dalam segala bentuk sifat dan perlakuan.
Namun, lebih jauh dari apa yang aku sebutkan diatas, disini aku rindu
dengan separuh hidupku. Tak kuberikan terima kasih secara bersama dengan
mereka semua diatas, karena dalam bentuk apapun dia adalah pendamping dalam
kondisi-kondisiku sekarang. Dalam senang dan lelahku. Dia sepenuh hati, separuh
nafas, separuh jiwa, terima kasih liebeku.
Aku dengan penuh penghormatan setingginya kepada semua orang yang
telah membantu, tanpa terketik nama, namun dihati dan diilham tetap ada dan
abadi dalam manfaat. Terima kasih.
iii
MOTTO
Buruk tak selamanya buruk, baik tak selamanya akan baik, melihat tak
selamanya seperti yang dilihat, mendengar tak sehebat bercerita, bercerita tak
seenak yang didengar, membayangkan memang tak seenak kenyataan, merasakan
dan memilih diam serta mencoba mencari yang benar-benar paham lebih baik
daripada berkowar.
(Yongki Adi Pratama Putra)
Ketika Niat, Doa, Usaha dan Restu orang tua telah tergabungkan, maka tidak
akan ada batas penghalang mimpi..!!!
(Yongki Adi Pratama Putra)
Kalau Khoiril anwar pernah berkata Aku ingin hidup 1000 tahun lagi, agar aku
dapat terus bermanfaat bagi orang lain. Tapi kalau aku berkata Aku tak ingin
hidup kalau tak dapat bermanfaat bagi orang lain.
(Yongki Adi Pratama Putra)
Gondrong tak akan pernah terpotong, tetap ada dihelaian makna dan manfaat.
(Yongki Adi Pratama Putra)
iv
PRAKATA
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat serta
karunia-Nya yang telah diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan dengan baik laporan Magang Kerja Industri (MKI) yang berjudul
Pengaruh Efektivitas Steam Jet Ejector First Stage Terhadap Kevakuman
Main Condenser Dan Inter Condenser Unit 2 dan 3 PT. Indonesia Power
UPJP Kamojang.
Tulisan ini merupakan laporan hasil magang kerja industri yang
dilaksanakan mulai tanggal 1 Februari 2016 sampai dengan 30 April 2016 di PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST.) di Program Studi Teknik Energi Terbarukan
Jurusan Teknik di Politeknik Negeri Jember. Pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Direktur Politeknik Negeri Jember,
2. Ketua Jurusan Teknik,
3. Ketua Program Studi Teknik Energi Terbarukan,
4. Yuli Hananto, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing Magang Kerja Industri.
5. Maman enjiner mesin PT. Indonesia Power UPJP Kamojang selaku
pembimbing lapang selama aktivitas magang.
6. Ayah dan Ibu beserta keluarga besarku tercinta yang selalu memberi doa dan
semangat.
7. Teman seperjuangan mahasiswa D-IV Teknik Energi Terbarukan serta semua
pihak yang telah membantu pelaksanaan magang kerja industri.
Akhir kata peneliti menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
peneliti mengharapkan mendapatkan masukan dan kritikan yang dapat
membangun untuk laporan ini dan dapat bermanfaat bagi Politeknik Negeri
Jember maupun bagi pembaca lainnnya.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
ii
PERSEMBAHAN ..........................................................................................
iii
MOTTO .........................................................................................................
iv
PRAKATA .....................................................................................................
vi
xi
xv
vi
vii
viii
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Kapasitas Pembangkitan PT. Indonesia Power Pada Tahun 2014 ................ 6
2.2 Kapasitas sub-sub Unit Pembangkit Listrik UPJP Kamojang ...................... 11
3.1 Klasifikasi reservoir dan asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi
potensi energi panas bumi ............................................................................. 24
4.1 Komposisi gas di lapangan sumur panas bumi di dunia ............................... 46
4.2 Data-data aktual penggaanilsaan efektivitas steam jet ejector ...................... 65
4.3 Data desain steam jet ejector ......................................................................... 66
4.4 Data aktual steam jet ejector 16 Februari 2016 pukul 19.00 WIB unit 3 ..... 69
4.5 Data perhitungan data aktual efektivitas aktual steam jet ejector 16
februari 2016 pukul 12:00 WIB Unit 3 ......................................................... 72
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Lokasi PLTP Kamojang ................................................................................ 7
2.2 Logo PT. Indonesia Power ............................................................................ 14
2.3 Bagan Susunan Jabatan Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan
Kamojang ...................................................................................................... 20
2.4 Bagan Susunan Jabatan Bidang Enginering ................................................. 21
2.5 Bagan Susunan Jabatan Sub-Unit PLTP Kamojang ..................................... 22
3.1 Model reservoir dari area panas bumi kamojang .......................................... 23
3.2 Diagram alir sub-unit PLTP Kamojang ........................................................ 27
3.3 Flow Diagram Direct Steam Plants .............................................................. 28
3.4 Diagram suhu terhadap entropi Direct Steam Plants .................................... 29
3.5 Lapangan Sumur Pruduksi Kamojang milik PT. Pertamina Geothermal
Energy ........................................................................................................... 30
3.6 Pipa saluaran (Pipe Line) PL-403 uap menuju Indonesia Power
Kamojang ...................................................................................................... 31
3.7 Pipa menuju Vent Structure dari steam receiving header ............................. 32
3.8 Steam Receiving Header ............................................................................... 32
3.9 Separator Unit 2 dan 3 ................................................................................... 33
3.10 Demister ...................................................................................................... 34
3.11 Main Stop Valve .......................................................................................... 35
3.12 Governor valve ........................................................................................... 36
3.13 Turbin mitsubishi (warna orange) yang terkopel dengan generator
(warba biru) 3000 rpm ................................................................................ 37
3.14 Generator .................................................................................................... 38
xi
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Data Perhitungan Nilai Efektivitas Steam Jet Ejector Tingkat Pertama
Pada Desain, Unit 2 dan 3 (16 Februari 2016) .............................................. 87
2. Rekapitulasi Data Faktor-faktor Pengaruh Nilai Efektivitas Steam Jet
Ejector Desain, Unit 2 dan 3 ......................................................................... 88
3. Log Data Control Room Sistem Uap dan Turbin Unit 2 ............................... 89
4. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Utama Unit 2 ...................... 90
5. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Primary dan Secondary
Unit 2 ............................................................................................................. 91
6. Log Data Control Room Sistem Uap dan Turbin Unit 3 ............................... 92
7. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Utama Unit 3 ...................... 93
8. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Primary dan Secondary
Unit 3 ............................................................................................................. 94
9. Tabel Appendix Property Tables And Charts (Si Units)A-2 ........................ 95
10. Tabel Appendix Property Tables And Charts (Si Units)A-5 ...................... 96
11. Heat Balance Diagram Pembebanan 100% (55MW) ................................. 97
12. Technical Data Main Condenser ................................................................ 98
13. Technical Data Gas Ejector System ............................................................ 100
14. Detail Engineering Desain Main Condenser .............................................. 102
15. Detail Engineering Desain Gas Ejector System ......................................... 103
16. Foto Publikasi Kegiatan Magang Kerja Industri ........................................ 104
xiv
SURAT PERNYATAAN
: B42120491
xv
ABSTRAK
Efektivitas steam jet ejector unit 2 memiliki kinerja yang lebih baik secara
keseluruhan daripada unit 3, dengan melihat nilai rata-rata efektivitas aktual steam
jet ejector tingkat pertama unit 2 sebesar 11,16 % serta unit 3 sebesar 9,32 %. Jika
ditinjau dari efektivitas pada desain awal sebesar 11,64 % dan efektivitas aktual
pada steam jet ejector tingkat pertama unit 2 dan 3, nilai efektivitasnya masih
cukup baik dibandingkan dengan kondisi aktual yang ada sekarang. Faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai efektivitas steam jet ejector tingkat pertama adalah
kenaikan laju aliran uap utama yang diikuti dengan rendahnya suhu lingkungan
pada malam hari yang mempengaruhi suhu air pendinginan kondensor.
Penyebabnya adalah ketika laju aliran uap meningkat, tekanan meningkat dan
entalpi masuk pada inlet motive steam meningkat, dan juga diikuti dengan
semakin rendahnya tekanan pada sisi outlet ejector yang merupakan tekanan kerja
pada inter condenser. Kenaikkan laju aliran uap dan rendahnya suhu lingkungan,
tidak akan diikuti dengan kenaikan efektivitas steam jet ejector, jika tidak
diimbangi dengan penurunan suhu air pendinginan yang dipasok dari colling
tower menuju semua kondensor. Secara keseluruhan, semakin tinggi efektivitas
steam jet ejector semakin tinggi pula tingkat kevakuman pada main condenser dan
inter condenser. Namun, harus diimbangi dengan peforma komponen lainya yaitu
peforma colling tower yang menyuplai air pendingin pada kondensor. Semakin
baik colling tower dalam melakukan perpindahan panasnya dengan lingkungan
dan diimbangi nilai efektivitas yang baik pada steam jet ejector, semakin tinggi
tingkat kevakuman pada main condenser dan inter condenser.
xvi
RINGKASAN
buruk dari colling tower dalam kecepatan pertukaran panasnya dengan suhu
lingkungan. Hal ini yang terjadi pada colling tower unit 2.
Menurut hasil perhitungan dan analisis data dapat disimpulakan secara
keseluruhan bahwa semakin tinggi efektivitas steam jet ejector semakin tinggi
pula tingkat kevakuman pada main condenser dan inter condenser. Namun,
peningkatan tingkat kevakuman pada kondensor tidak sepenuhnya dipengaruhi
oleh peningkatan efektivitas steam jet ejector, peningkatan efektivitas steam jet
ejector harus diimbangi dengan peforma komponen lainya yaitu peforma colling
tower yang menyuplai air pendingin pada kondensor. Semakin baik colling tower
dalam melakukan perpindahan panas dan menjaga kondisi air pendinginan yang
terkumpul pada cold basin dengan diimbangi nilai efektivitas yang baik pula pada
steam jet ejector, semakin tinggi pula tingkat kevakuman pada main condenser
dan inter condenser.
xviii
Nama
NIM
xix
BAB 1. PENDAHULUAN
bidang
jurusan
yang
ditempuh
oleh
mahasiswa
agar
dapat
membandingkan dan menerapkan teori dalam ilmu yang telah didapatkan selama
perkuliahan. MKI pada kelompok peneliti ini dilaksanakan di sebuah perusahaan
pembangkitan listrik bertenaga panas bumi yang dikelola oleh anak perusahaan
PLN yaitu PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan
Kamojang.
PLTP (Pembangkit Listrik Panas Bumi) memiliki beberapa komponen
penting yang saling bersinergi antara satu dan lainnya. Salah satunya kondensor
yang bertugas untuk mengkondensasi uap hasil keluaran turbin sehingga tekanan
dan suhunya dapat berkurang dan kinerja turbin dapat berputar dengan optimal.
Pemaksimalan pemanfaatan energi panas bumi dapat dilakukan dengan
mengoptimalkan seluruh kerja dari keseluruhan komponen alat dalam sistem
pembangkit listrik panas bumi.
Salah satu kendala dalam pemanfaatan keseluruhan peforma pembangkitan
listrik energi panas bumi adalah timbulnya gas-gas yang tidak diinginkan pada
aliran uap yang diproduksi oleh sumur produksi panas bumi yang tidak dapat
dikondensasikan
pada
kondensor,
sehingga
dapat
menyebabkan
tingkat
untuk menjaga agar kondensor selalu dalam kondisi vakum setiap saat dengan
kondisi NCG yang berbeda-beda. Gas Removal System (GRS) terdiri dari
beberapa komponen penting yang meliputi steam jet ejector, inter condenser dan
after condenser. Namun, Jantung utama dari GRS adalah steam jet ejector yang
berfungsi untuk menghisap NCG keluar dari kondensor dan selanjutnya menuju
Inter kondensor dan dialirkan lagi menuju steam jet ejector tahap kedua yang
kemudian masuk menuju after kondensor sebelum dibuang menuju cooling tower.
Sehingga peforma atau nilai efektivitas steam jet ejector merupakan hal yang
sangat penting untuk diperhatikan dalam sistem GRS.
Tingkat kevakuman pada kondensor sangat dipengaruhi oleh penghisapan
dan pengkondisian tekanan yang dihasilkan oleh ejector. Selain penghisapan oleh
ejector, output tekanan dari ejector juga merupakan hal yang paling menentukan
tingkat kevakuman pada komponen setelahnya, yaitu kevakuman inter kondensor
yang merupakan komponen GRS tingkat pertama. Melihat hal tersebut, banyak
para peneliti yang telah melakukan beberapa penelitian terkait hal tersebut.
Menurut Hany tahun 2015 dalam peneltiannya menjelaskan bahwa pada desain
steam jet ejector diketahui tekanan gas NCG 0,1 bar sedangkan pada data aktual
sebesar 0,17 bar kenaikan tekanan ini berpengaruh terhadap kenaikan tekanan
diffuser yakni bernilai 0,711887 bar sedangkan desainnya sebesar 0,4963 bar.
Naiknya tekanan steam jet ejector ini berpengaruh terhadap kenaikan tekanan di
main condenser dari tekanan desain 0,10 bar dan naik pada kondisi aktual menjadi
0,12 bar. Artinya telah terjadi penurunan kinerja steam jet ejector yang
mengakibatkan tingkat kevakuman kondensor menurun.maka tingkat efektivitas
steam jet ejector merupakan parameter penting untuk menentukan kinerja GRS.
Pengkajian lebih lanjut mengenai penganalisaan pengaruh efektivitas steam
jet ejector tingkat pertama terhadap tingkat kevakuman kondensor utama dan inter
kondensor sangat perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
yang diberikan oleh ejector terhadap tingkat kevakuman dari kondensor dan inter
kondensor pada unit 2 dan 3 PT Indonesia Power UPJP Kamojang.
c. Mengetahui pengaruh efektivitas yang dihasilkan oleh steam jet ejector tingkat
pertama terhadap peforma kondensor dan inter kondensor berdasarkan tingkat
kevakumannya.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari Magang Kerja Industri pada PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang adalah:
a. Merasakan dunia kerja nyata pada bidang enginering dan maintenance pada
dunia industri pembangkitan listrik tenaga panas bumi di PT Indonesia Power
Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang.
b. Mendapatkan wawasan tambahan mengenai prinsip dan cara kerja sistem
berserta seluruh komponen-komponen dalam sistem pembangkit listrik tenaga
panas bumi.
c. Mendapatkan pengalaman yang nyata mengenai teknologi yang ada pada
PLTP, khususnya pada salah satu komponen PLTP Kamojang yaitu Gas
Removal System pada komponen steam jet ejector tingkat pertama serta
kondensor dan inter kondensor.
d. Mendapatkan pengetahuan akan teknologi maintenance berdasarkan kondisi,
dimana UPJP Kamojang sendiri termasuk salah satu unit yang memiliki
teknologi terlengkap seperti alat ukur : Vibrasi, Termografi dan Dissolved Gas
Analysis (DGA).
e. Mendapatkan pengetahuan mengenai hasil analisa pengaruh efektivitas steam
jet ejector stage 1 terhadap tingkat kevakuman kondensor dan inter kondensor
unit 2 dan 3 PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.
berbenah
diri
melalui
implementasi
Indonesia
Power-Integrated
Bali dan Sumatera sebesar 466,49 MW. Sehingga total kapasitas yang dikelola
oleh PT Indonesia Power adalah 9.367,99 MW. Berikut kapasitas pembangkit area
JAMALI dari masing-masing unit dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Kapasitas Pembangkitan PT. Indonesia Power Pada Tahun 2014
No. Unit Pembangkitan
Daya
Presentase Pembangkitan
(MW)
JAMALI (%)
UP Suralaya
3400,00
38,20
UPJP Priok
1.348,08
15,14
UP Saguling
797,36
8,96
UPJP Kamojang
375,00
4,21
UP Mrica
309,74
3,48
UP Semarang
1.408,93
15,83
UP Perak Grati
864,08
9,71
UPJP Bali
398,31
4,47
8.901,50
100
Total Pembangkitan
b. Unit PLTP Darajat beralamat di desa Pada Awas kecamatan Pasir Wangi,
kabupaten Garut terletak di kaki gunung Papandayan.
c. Unit PLTP Gunung Salak beralamat di kecamatan Pamijahan kabupaten Bogor.
10
f. Pembebasan tanah untuk proyek PLTP seluas 139.574 m2 dan untuk bangunan
prasarana di cikamiri seluas 47.030 m2 diselesaikan pada Juli 1992.
g. Pembangunan PLTP Darajat dibantu oleh konsorsium konsultan antara lain
ELC, ENEL, dan NEOVUM sebagai asisten penyelesaian selama konstruksi.
PLTP Darajat mulai berfungsi secara komersial pada bulan November 1994.
Perusahaan juga dilengkapi dengan fasilitas/sarana berupa rumah dinas,
sarana olah raga, gedung serbaguna, gedung pertemuan dan masjid. Komponen
utama PLTP Darajat adalah : Turbin, Generator, Kondensor, CWP, Cooling
Tower, Separator , Demister dan LRVP.
11
Unit Pembangkit Listrik UPJP Kamojang. Khusus untuk gunung salak di lakukan
upgrade dari 55 MW menjadi 60 MW tahun 1997.
Initial
Operation
1982
1987
1987
1994
1994
1994
1994
2.4 Visi, Misi, Kopetensi Inti, Motto, Tujuan, dan Paradigma Perusahaan
Perusahaan Indonesia Power memiliki beberapa acuan yang digunakan
dalam menentukan arah perusahaan yaitu:
2.4.3 Tujuan
PT. Indonesia Power bergerak di bidang bisnis pembangkitan memiliki
tujuan perusahaan untuk menyatukan satu tujuan bagi karyawan-karyawannya,
yaitu:
12
2.4.4 Paradigma
Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang
menilai sesuatu. Paradigma dari PT. Indonesia Power adalah Hari ini lebih baik
dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.
13
Budaya perusahaan ini diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang
didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan
dalam tujuh nilai perusahaan PT Indonesia Power (IP-HAPPPI).
14
15
diaplikasikan
pada
kata
POWER,
pada
dasarnya
warna
biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata POWER,
maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan oleh
perusahaan memiliki ciri-ciri:
1. Berteknologi tinggi
2. Efisien
3. Aman
4. Ramah lingkungan
16
a. Mess karyawan
b. Mobil dan jenis jemputan karyawan
c. Klinik kesehatan
d. Perpustakaan
e. Lapangan olah raga
f. Masjid
17
18
standarstandar
pemeliharaan,
logistik,
prosedur
anggaran,
pelaksanaan
keuangan,
dan
meliputi,
operasi,
akutansi
dengan
19
pokoknya
adalah
mengelola
kegiatan
pengoperasian
dan
20
Gambar 2.3 Bagan Susunan Jabatan Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan
Kamojang
21
22
23
24
Tabel 3.1 Klasifikasi reservoir dan asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi
potensi energi panas bumi.
Gejala adanya potensi panas bumi yang terdapat pada suatu wilayah dapat
dilihat dari beberapa aspek manifestasinya. Berikut beberapa gejala masnifestasi
adanya sumber panas bumi (Saptadji, 2015):
a. Warm ground (tanah hangat), merupakan tanah yang mempunyai temperatur
lebih tinggi dari temperatur tanah sekitarnya.
b. Steam ground (permukaan tanah beruap), Merupakan beberapa tempat yang
menampakkan uap panas keluar dari permukaan tanah. Uap panas berasal dari
suatu lapisan tipis dekat permukaan yang mengandung air panas yang
mempunyai temperatur sama atau lenbih besar dari titik didihnya.
c. Hot/ warm spring (mata air panas/ hangat), merupakan mata air panas yang
terbentuk karena adanya aliran air panas/ hangat dari bawah permukaan
melalui rekahan-rekahan batuan. Temperatur < 50C merupakan Warm Sprng,
sedangkan > 50C merupakan Hot Spring.
d. Hot pools (kolam air panas), terbentuk karena adanya aliran air panas dari
bawah permukaan melaui rekahan-rekahan batuan. Pada permukaan airterjadi
penguapan yang disebabkan karena adanya perpindahan panas dari permukaan
air atmosfer.
e. Hot lakes (telaga air panas panas), sama dengan kolom air panas tetapi lebih
luas permukaan airnya.
f. Fumarole, merupakan lubang kecil yang memancarkan uap panas kering (dry
steam) atau uap panas basah (wet steam). Temperatur uap umumnya < 100C.
25
26
yang telah bersih itu dialirkan melalui Main Steam Valve / Electrical Control
Valve / Governor Valve menuju ke turbin. Pada turbin uap itu berfungsi untuk
memutar sudu turbin yang dikopel dengan generator pada kecepatan 3000 rpm.
Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz dan
tegangan 11,8 kV.
Melalui step-up transformer, arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150
kV, selanjutnya dihubungan secara paralel dengan sistem penyaluran Jawa-Bali.
Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar dari turbin
harus dalam kondisi vakum 0,10 bar, dengan mengkondensasikan uap dalam
kondensator kontak langsung yang dipasang di bawah turbin. Exhaust steam dari
turbin masuk dari sisi atas kondenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat
penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan oleh spray-nozzle. Level
kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua buah cooling water pump,
lalu didinginkan dalam cooling water sebelum disirkulasikan kembali.
Untuk menjaga kevakuman kondenser, gas yang tak terkondensasi harus
dikeluarkam secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-gas ini mengandung
CO2 85-90% wt, H2S 3,5% wt, sisanya adalah N2 dan gas-gas lainnya. Di
Kamojang dan Gunug Salak, sistem ekstraksi gas terdiri atas first-stage, secondstage dan liquid ring vacum pump. Sistem pendinginan di PLTP merupakan
sistem pendingin dengan sirkulasi tertutup dari hasil kondensasi uap, dimana
kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksikan kembali ke dalam sumur
reinjeksi.
Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan
mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus,
menggunakan 5 forced drain fan. Proses ini terjadi dalam cooling water. Sekitar
70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling water,
sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Reinjeksi dilakukan
untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi ground
subsidance, menjaga tekanan, serta recharge water bagi reservoir. Aliran air dari
reservoir disrikulasikan kembali oleh primary pump, kemudian melalui inter
condenser dan after condenser dimasukkan kembali ke dalam reservoir.
27
28
29
30
Pasokan uap yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik pada PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang berasal dari sumur produksi yang dikelola oleh
PT. Pertamina Geothermal Energy yang merupakan anak perusahaan PT.
Pertamina yang memiliki hak eksplorasi sumur-sumur produksi di wilayah
Kamojang. Produksi sumur uap yang dikelola Pertamina disalurkan ke unit
pembangkit melalui pipa-pipa, dan peralatan tambahan seperti katup-katup.
Katup-katup dapat berada di kepala sumur seperti: master-valve, service-valve,
vertical-discharge-valve, orifice, bleed-valve, cellar dan repture dice.
31
pemasok, memasok uap yang akan digunakan oleh PLTP Kamojang dengan
menggunakan pipa berdiameter antara 600 1000 mm melalui empat Pipe Line
yaitu PL-401, PL-402, PL-403 dan PL-404. Pipapipa tersebut ditempatkan di
atas permukaan tanah, tidak di dalam tanah. Hal ini ditujukan untuk
mempermudah pengecekan apabila terjadi kebocoran pada pipa pipa tersebut.
Gambar 3.6 Pipa saluaran (Pipe Line) PL-403 uap menuju Indonesia Power
Kamojang
3.2.3 Vent Structure
Pada sistem penyaluran uap untuk keperluan PLTP dilengkapi dengan
bangunan pelepasan uap dengan peredam suara. Alat ini berfungsi untuk
membuang kelebihan uap saat terjadi tekanan lebih di dalam steam receiving
header karena pada steam receiving header tekanannya harus tetap konstan pada
tekanan 6,5 bar. Kelebihan uap dibuang ke udara agar tidak mencemari
lingkungan.
32
Gambar 3.7 Pipa menuju Vent Structure dari steam receiving header
Pada bagian bawah disekat dan bagian atas diberi tumpukan batu. Alat ini
juga dilengkapi dengan nozzle diffuser yang berguna untuk meredam getaran dan
kebisingan yang ditimbulkan. Alat ini dilengkapi dengan katup-katup pengatur
dengan sistem kerja secara pneumatic dan biasanya dioperasikan secara manual
maupun otomatis dari ruang kontrol.
33
Pada tabung receiver juga dilengkapi dengan pengendalian tekanan uap, ini
dimaksudkan agar tekanan uap tetap konstan pada kondisi 6,5 bar untuk memutar
sudu-sudu turbin. Sehingga apabila terjadi kelebihan uap, maka receiver akan
membuang kelebihan uap secara otomatis, melalui katup pengatur uap. Jalan
masuk header yaitu jalur pipa kepusat katup pengatur berdiameter 800 mm,
sedangkan untuk yang suplai uap menuju turbin berdiameter 600 mm.
3.2.5 Separator
Separator berfungsi untuk membersihkan / menyaring uap dari partikelpartikel berat, karena uap yang untuk keperluan benar-benar harus terbebas dari
kontaminasi. Separator yang digunakan adalah jenis Cyclon, artinya aliran uap
yang masuk ke separator akan berputar kemudian dengan pengaruh gaya
sentrifugal partikel- partikel berat akan terlempar jatuh ke bawah akan ditapung di
dust collector. Sementara uap yang sudah bersih akan mengalir ke demister (mist
eliminator).
34
35
36
perubahan beban. Sedangkan dalam keadaan darurat, katup- katup tersebut dapat
segera menutup secara otomatis.
Pada peralatan katup pengatur ini dilengkapi dengan suatu sistem untuk
melakukan steam free test, yakni suatu kegiatan menutup atau membuka katup
yang dilakukan secara periodik, pada saat operasi dengan maksud agar tidak
terjadi kemacetan pada katup. Pada saat unit trip dalam keadaan darurat, governor
valve tertutup secara otomatis, katup ini juga dapat dibuka dan ditutup secara
manual pada katup sesuai keinginan kita. Steam free test ini dapat dioperasikan
secara otomatis, pada saat steam free test dioperasikan dari pengatur saklar,
swing-check-valve dan main-stop-valve akan tertutup secara berurutan setelah
governor valve menutup, sehingga semua katup-katup tersebut atau berarti semua
ECV dan MSV telah selesai diuji.
3.2.9 Turbin
Spesifikasi turbin pada PLTP Kamojang menggunakan turbin Mitsubishi
jenis silinder tunggal 2 aliran (single cylinder double flow) yang terdiri dari
masing-masing lima tingkat. 2 tingkat pertama turbin aksi dan 3 tingkat
berikutnya turbin reaksi. Pembeda tingkat aksi dan reaksi adalah pada tingkat aksi,
ekspansi uap atau penurunan tekanan terjadi pada sudu tetapya saja, sedangkan
turbin tingkat reaksi ekspansi uap terjadi pada sudu tetap maupun pada sudu
geraknya. Turbin yang digunakan memiliki kapasitas nominal kerja dengan
37
tekanan 6,5 bar pada input dan 0,1 bar pada output dengan kecepatan putar 3000
rpm dan suhu uap masuk sebesar 161,8C.
Gambar 3.13 Turbin mitsubishi (warna orange) yang terkopel dengan generator
(warba biru) 3000 rpm
Turbin dilengkapi dengan:
a. Main Stop Valve dan Governor Valve, yang berguna untuk mengatur jumlah
aliran uap.
b. Barring Gear (Turning Gear), berguna untuk memutar poros turbin sewaktu
unit dalam keadaan berhenti agar tidak terjadi distorsi pada rotor akibat
pendinginan yang tidak merata.
c. Bantalan aksial, yang berguna untuk menahan gaya aksial yang terjadi.
Selain itu walaupun turbin sudah di desain dan dibuat dengan pertimbangan
yang menyangkut keamanan dan kehandalan alat, tetapi turbin tetap dilengkapi
dengan pengaman unit seperti over-speed trip, lub-oil trip dan lain-lain untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kerusakan karena kesalahan operasi atau
38
3.2.10 Generator
Generator yang digunakan merupakan jenis generator sinkron dengan
spesifikasi 68,750 kVA, 55.000 kW, 3000 rpm, 50 Hz dengan 2 kutub 3 fasa.
Tegangan keluaran yang dihasilkan 11,8 kV. Generator ini disuplai arus DC pada
rotornya dengan brushless exciter. Generator terdiri dari dua kumparan utama,
yaitu rotor dan stator. Kumparan rotor menghasilkan medan magnet setelah diberi
arus penguat dari main exciter. Perpotongan gaya fluksi magnetik anatra rotor dan
stator ketika rotor berputar mengkibatkan kumparan stator terinduksi tegangan.
Sistem pendinginan pada generator menggunakan pendinginan udara yang
disirkulasi oleh fan ke kumparan stator dan rotor. Udara yang dipakai untuk
sistem pendinginan mempunyai temperatur kurang lebih 43C setelah melewati
generator. Selanjutnya udara tersebut didinginkan dengan dialirkan menuju
radiator untuk didinginkan kembali dengan media pendinginan berupa air.
39
3.2.13 Kondensor
Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengkondensasikan uap bekas
dari turbin dengan kondisi yang hampa. Jenis kondensor yang dipakai adalah jenis
40
Air pedingin di semprotkan langsung pada uap keluaran turbin dan pada
gas-gas yang tidak dapat dikondensasi (non condensable gas) dalam kondensor
dalam keadaan vakum, uap akan terkondensasi dan di keluarkan kondensor
bersama-sama dengan air pendinginnya. Non condensable gas dikeluarkan dari
kondensor melalui ejektor yang di semprotkan oleh uap yang disuplai oleh
dimister. Pada keadaan operasi normal, perbedaan tekanan antara basin menara
pendingin dengan vakum di kondensor cukup besar untuk untuk mengalirkan air
pendingin dari colling water basin cooling tower menuju kondensor tanpa pompapompa. Terlalu tinggi level akan mengganggu sistem spray pada noozle, terlalu
rendah akan mengganggu kinerja CWP (Colling Water Pimp).
41
42
Fungsi dari gas steam jet ejector berfungsi untuk mengeluarkan NCG dari
dalam kondensor untuk kemudian membuangnya ke atmosfer. Pada sistem
Multistage Steam Ejector NCG disalurkan lagi menuju Inter kondensor dan
menuju ejector tingkat kedua sebelum masuk menuju After kondensor dan
kemudian dibuang menuju atmosfir melalui Cooling tower. Fungsi dari ejector
juga dapat digunakan untuk dapat mempertahankan tingkat kevakuman
kondensor, sebab apabila gas-gas tersebut tidak dikeluarkan, gas-gas yang tidak
terkondensasi akan mengakibatkan tekanan kondensor naik.
Multistage Steam Ejector pada tingkat pertama mampu menghisap sampai
0,093 bar absolut dan tekanan keluar 0,435 bar absolut. Sedangkan pada tingkat
kedua mampu menghisap 0,41 bar absolut dan tekanan keluar 0,99 bar absolut.
Campuran uap yang tidak terkondensasi dari steam jet ejector gas tingkat I, di
dinginkan dengan air pada Inter kondensor untuk dikondensasi ulang. Air dan uap
yang terkondensasi masuk ke dalam kondensor karena beda tekanan, sementara
gas yang tidak terkondensasi terhisap oleh steam jet ejector tingkat II. Pada
tingkat II NCG didinginkan kembali dalam After Kondensor untuk dikondensasi
ulang lagi, dengan air yang dipompa oleh Primary Pump. Air dan hasil
kondensasi tahap ini juga masuk dalam kondenser karena beda tekanan dan gas
yang tak terkondensasi di buang ke udara bebas melalui Cooling tower.
43
44
45
46
Gambar 4.1 Skema Gas Removal System dua tingkat pada PLTP Kamojang
Jumlah uap pada sumur panas bumi biasanya dinyatakan dengan presentase
berat uap. Beberapa data mengenai presentase kandungan NCG pada beberapa
sumur panas bumi yang terdapat pada beberapa tempat di dunia dapat dilihat pada
tabel 4.1:
Larderello
Geysers
Wairakei
Broadlands
Kamojang
dalam NCG
Italia
USA
NZ
NZ
Indonesia
95,9
82,5
97,3
93,4
95,3
4,5
2,3
0,7
1,5
0,1
6,6
0,1
0,6
0,3
H2 (% massa NCG)
Diabaikan
1,4
diabaikan
Diabaikan
Diabaikan
N2 (% massa NCG)
2,8
0,3
4,2
2,1
0,2
3,8 (NH3)
1,1 (+O2)
0,5
10%
1%
0,20%
3-6%
1-2%
Kandungan NCG
dalam steam
1,2
(N2Ar)
47
Gambar 4.2 Steam jet ejector tingkat pertama PT. Indonesia Power UPJP
Kamojang Unit 3
Steam jet ejector dirancang untuk mengubah tekanan tinggi suatu fluida
utama atau primer yang masuk menjadi kecepatan tinggi sehingga dapat menarik
48
fluida sekunder untuk ikut bercampur dan keluar. Aliran fluida primer berasal dari
uap utama keluaran demister (primary fluid/motive steam) yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi yang masuk melalui nozzle kemudian keluar dengan
kecepatan supersonic bertekanan dibawah 0,1 bar sehingga dapat menarik aliran
secondary fluid/Propeled fluid/gas NCG yang bertemperatur rendah serta
bertekanan rendah yang masuk melalui suction chamber dari kondensor yang
bertekanan 0,1 bar. Akibat perbedaan tekanan ini, maka gas NCG tersebut dapat
tertarik dan keluar dari kondensor (Chunnanond, 2003).
Gambar 4.3 Profil tekanan dan kecepatan sepanjang steam jet ejector
Desain dari ejector harus menciptakan sebuah aliran yang bervariasi. Aliran
dalam bagian trhoat harus memiliki kecepatan diatas kecepatan suara dan sebelum
diffuser harus mengalami penurunan dibawah kecepatan suara agar tidak terjadi
pencekikan aliran atau tidak terdapat kenaikan laju alir massa dengan penurunan
tekanan pada downstream/diffuser. Perubahan tekanan pada ruang diffuser di
dalam ejector memiliki perubahan yang berbeda dengan konsep tekanan pada
umumnya jika ditinjau dari bentuk geometrinya. Pada diffuser dengan bentuk
aliran input yang berada di bawah sonic velocity memiliki nilai tekanan yang
membesar pada ujung diffuser kerena pada aliran input di bawah sonic velocity
pada diffuser memiliki konsep perubahan seperti pada nozzle pada umumnya yaitu
49
tekanan akan membesar dengan luas penampang yang lebih besar. Sedangkan
pada nozzle dengan aliran input sonic velocity berlaku konsep sebaliknya yaitu
tekanan akan mengecil ketika berada pada luas geometri yang lebih kecil. Steam
Jet Ejector terdiri dari beberapa bagian dengan 3 bagian utama yaitu primary
nozzle, mixing chamber (ruang pencampur) dan diffuser.
4.2.1 Nozzle
Nozzle merupakan suatu saluran keluaran yang mengekspansikan motive
fluid (fluida bergerak) serta mengubah fluida yang bertekanan tinggi menjadi
berkecepatan tinggi dengan tekanan yang rendah. Nozzle memiliki bentuk
konvergen dan divergen atau gabungan antara kedua bentuk tersebut. Pada PLTP
Indonesia Power UPJP Kamojang bentuk yang dipakai pada Steam Jet Ejector
gabungan antara konvergen dan divergen (Moran, 2007).
a. Kovergen-Divergen
b. Divergen
50
tercampur dan terbawa oleh aliran uap dari nozzle dengan kecepatan supersonic
(Safarudin, 2011).
4.2.3 Diffuser
Diffuser terdiri dari 2 bagian utama yaitu bagian leher / trhoat diffuser
(ujung hilir mixing chamber sampai bagian divergen) dan bagian divergen.
Diffuser merupakan sebuah saluran tertutup dengan penampang melintang yang
membesar sepanjang arah aliran yang berfungsi untuk menstabilkan aliran
sebelum keluar pada steam jet ejector. Panjang yang optimal pada Diffuser adalah
panjang leher 7,5 kali dari diameter ejector. Hal ini berguna untuk menghindari
kerugian yang terlalu besar akibat gesekan sepanjang aliran diffuser (Moran,
2007).
51
uap
bekas
turbin,
inter
condenser
berfungsi
untuk
dalam
pemakaiannya,
kondensor
kontak
langsung
mempunyai
kekurangan-kekurangan, diantaranya:
a. Air hasil pengembunan akan tercampur dengan air pendingin , sehingga perlu
mengolah kembali jika akan digunakan.
b. Sistem pemipaan relatif panjang dan mahal.
c. Tingkat kevakuman yang diperoleh lebih rendah.
merupakan
penyederhanaan
dari
persamaan
Bernoulli
yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup
sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli yaitu berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible
flow) dan untuk fluida termampatkan (compressible flow) (Chanson, 2009).
52
dimana:
= kecepatan fluida (m/s)
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka
= gh (kJ/kg)
P
53
* adalah energi termodinamika per satuan massa, juga disebut sebagai energi
internal spesifik.
54
V P ......................................................................................................... 4.4
4.5.3 Hukum Charles
Hukum Charles menyatakan, apabila tekanan dipertahankan konstan,
volume dan temperatur akan berbanding lurus. Apabila ditulis dalam bentuk
persamaan, maka menjadi:
V T ........................................................................................................ 4.5
55
V
T1
V2
T2
..................................................................................................... 4.7
P2 V2
T2
................................................................................................. 4.8
Konstanta untuk gas untuk setiap gas yang berbeda-beda dengan volume satu
berat molekul gas atau disebut volume molar atau volume spesifik v (m3/kg)
adalah R, yaitu:
R=
Pv
T
................................................................................................... 4.10
Pv = RT ................................................................................................ 4.11
Konstanta gas universal (Ru) dari gas ideal yang memiliki nilai 8,31447
R
U
kJ/kmol.K dengan rumusan R = MW
. Jadi, persamaan gas Ideal untuk menjadi:
R T
u
Pv = MW
................................................................................................ 4.12
dimana:
m = massa fluida (kg)
n = jumlah molar suatu fluida (kmol)
MW = massa molar (kg/kmol)
V = volume (m3)
v = volume spesifik (m3/kg)
P = tekanan fluida (Pa)
R = konstanta gas
Ru = konstanta gas universal = 8,31447 kJ/kmol.K
56
acuan utama untuk menentukan suatu aliran kompresibel atau tidak, dilihat dari
nilai Mach Number (M). Mach Number merupakan suatu perbandingan antara
kecepatan relatif suatu objek terhadap kecepatan suara (Moran, 2007).
M = /c ................................................................................................. 4.13
dimana:
= kecepatan aliran (m/s)
c = kecepatan suara (m/s)
Rentang nilai Mach Number dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. M < 0,3: aliran dikatakan incompresible, dimana perubahan densitas diabaikan.
b. 0,3 < M < 0,8: aliran subsonic, dimana perubahan densitas sangat penting
tetapi tidak ada shock
c. 0.8 < M < 1.2: aliran transonic, yaitu daerah antara subsonic dan supersonic
dimana shock pertama kali muncul.
d. 1.2 < M < 3: aliran supersonic, terdapat gelombang shock
e. 3.0 < M: aliran hypersonic, dimana shock aliran berubah secara kuat
Sedangkan kecepatan suara untuk gas ideal merupakan fungsi dari
temperatur sebagai berikut:
kR T
U
c = MW
.............................................................................................. 4.14
dimana:
c = kecepatan suara (m/s)
k = rasio panas jenis spesifik = Cp/Cv = konstan
Aliran gas di dalam nozzle dan diffuser memiliki kecepatan yang sangat
tinggi pada umumnya dan menunjukkan perubahan-perubahan kerapatan yang
cukup besar. Pada ekspansi keluaran aliran gas kecepatan tinggi, terdapat
perubahan energi dalam menjadi energi kinetik. Akibatnya ada penurunan
temperatur yang besar dan meningkatnya kecepatan fluida yang mengalir.
57
Kecepatan dari aliran gas bervariasi terhadap kecepatan suara pada gas
tersebut. Kecepatan aliran yang tetap berada pada keaadaan sonic maupun
supersonic ketika memasuki diffuser dapat menimbulkan fenomena choking (tidak
terdapat kenaikan laju alir massa dengan penurunan tekanan pada downstream)
dan shock waves (ledakan fluida pada satu lokasi sementara dengan kecepatan
supersonic). Sedangkan pada nozzle, kecepatan aliran yang tetap berada pada
keadaan sonic maupun supersonic ketika memasuki nozzle yang konvergen
mengakibatkan peningkatan tekanan dengan penurunan kecepatan aliran pada
keluaran nozzle.
Gambar 4.7 (a) Aliran pada diffuser (b) aliran pada nozzle konvergen
2 1
+ h1 = 2 2 2 + h2 ......................................................................... 4.15
58
CP =
........................................................................................ 4.18
MW(k1)
MW2 2
Ru kT1
T1
T2
= M2 2
(k1)
2
+ 1 ................................................................................ 4.22
Kondisi aliran gas ideal yang terkompresibel dengan panas jenis spesifik yang
konstan merupakan kondisi isentropis yaitu kondisi dengan tidak adanya
perubahan entropi pada awal hingga akhir aliran. Persamaan hubungan antara
suhu T, tekanan P dan massa jenis pada kondisi ini adalah:
P1
P2
1
2
T k1
(T1 )
2
T k1
(T1 )
2
(k1)
(M2 2 2
(k1)
(M2 2 2
+ 1)
k
k1
+ 1)
1
k1
....................................................... 4.23
....................................................... 4.24
dimana:
m = laju aliran massa (kg/s)
= kecepatan (m/s)
c = kecepatan suara (m/s)
M = Mach Number
T = Suhu (K)
h = entalpi (kj/kg)
MW = massa molar (kg/kmol)
P = tekanan fluida (Pa)
Ru = konstanta gas universal = 8,31447 kJ/kmol.K
k = rasio panas jenis spesifik = Cp/Cv = konstan
59
Gambar 4.8 Neraca massa pada heat balance diagram pada pembangkitan 55
MW (Indonesia Power, 1984)
60
61
V = A . s ................................................................................................. 4.29
FW = F . s .............................................................................................. 4.30
V
P . A . A = PV .......................................................................................... 4.31
Daya aliran dapat diperhitungkan dengan mengalikan persamaan (4.34) dengan m.
= mPV ............................................................................................ 4.32
FW
Daya aliran untuk gas ideal dapat diperhitungkan dengan memasukan persamaan
gas idela (4.12) kedalam persamaan (4.35).
= m [RuT1 ] ..................................................................................... 4.33
FW
MW
dimana:
= Flow Work (kW)
FW
A = luas penampang (m2)
s = jarak perpindahan (m)
P = tekanan (pa)
V = volume (m3)
62
Pada steam jet ejector tingkat pertama, siklus Rankine berlaku pada titik 1
sampai 4 untuk kondisi isentropik dan 4 untuk kondisi aktual. Pada kondisi
isentropik nilai entropi kondisi 1 (inlet motive) yang berupa uap sama dengan
kondisi 4 (outlet ejector) yang berupa dua fasa, sehingga persamaan energinya
berlaku:
s1 = s4 ................................................................................................... 4.34
s1 = sf + xsfg ......................................................................................... 4.35
Pada harga tekanan atau temperatur yang ditentukan, harga-harga entropi dan
entalpi bisa didapat dari tabel uap. Sehingga dari persamaan (4.34) didapat harga
x (fraksi uap) untuk kondisi tekanan atau temperatur pada outlet ejector.
Memanfaatkan harga fraksi uap tersebut, didapat entalpi ideal pada outlet turbin:
h4 = hf + xhfg ....................................................................................... 4.36
Nilai entalpi pada kondisi aktual dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan pada hukum Baumann. Persamaan pada hukum Baumann menyatakan
nilai A sebagai faktor baumann yang dapat dihitung berdasarkan pengurangan
nilai entalpi input dengan entalpi output ideal. Nilai A harus dihitung terlebih
dahulu sebelum menentukan nilai entalpi aktualnya. Berikut persamaan pada
hukum Baumann (DiPippo, 2012):
A = 0,425(h1 h4 ) .............................................................................. 4.37
63
h4 =
h
h1 A[1 f@P4 ]
1+
hfg@P4
A
............................................................................... 4.38
hfg@P4
dimana:
A = Baumann faktor (kJ/kg)
h1 = entalpi input ejector (kJ/kg)
h4 = entalpi ideal outlet ejector (kJ/kg)
h4 = entalpi aktual outlet ejector (kJ/kg)
hf @ P4= entalpi fasa cair jenuh pada tekanan inter condenser (kJ/kg)
hfg @ P4= entalpi fasa campuran pada tekanan inter condenser (kJ/kg)
Pada steam jet ejector energi input berasal dari besar daya masukan pada
inlet motive steam. Daya inlet motive steam adalah pengkalian besar laju aliran
massa konsumsi uap ejector (motive steam) dikalikan dengan entalpi pada kondisi
1.
Daya Input = mm . h1 .......................................................................... 4.39
Skema persamaan energi input dan output pada steam jet ejector dalam
menganalisa nilai efektivitasnya dapat dilihat pada gambar 4.9:
Uap utama (motive steam) yang menarik gas NCG (propeled fluid) untuk
masuk kedalam ejector merupakan energi input yang masuk pada sistem ejector.
Gas NCG yang tertarik oleh motive steam yang memiliki tekanan sangat rerndah
dengan kecepatan supersonic pada output nozzle merupakan bentuk perlawanan
energi yang masuk. Sehingga aliran fluida NCG (propelled) yang tertarik dapat
digolongkan merupakan salah satu energi output ejector. Daya yang terdapat pada
64
aliran propelled terdiri merupakan daya aliran kerja (FWip). Pergerakan fluida gas
NCG dalam ejector yang digerakkan oleh dorongan gaya yang masuk
menghasilkan sebuah energi kerja aliran (FWip) dari fluida yang melaju sepanjang
jarak menuju throat sampai keluar. Pada bagian outlet ejector energi keluaran
yang dihasilkan merupakan daya bersih yang dihasilkan dengan pengurangan
energi input dikurangai dengan penggabungan besar nilai daya dari pengkalian
laju aliran massa motive steam dikalikan entalpi pada tekanan keluaran yang
dihasilkan pada output ejector dan dikurangi dengan daya aliran kerja untuk gas
NCG (FWop) yang akan dikeluarkan dari steam jet ejector (Birgenheier, 1993).
Sehingga dapat dituliskan persamaan untuk menentukan nilai efektivitas steam jet
ejector adalah sebagai berikut:
Daya Output = (mm . h4 ) + (FWop ) + (FWip ) ................................ 4.40
Daya bersih = Daya Input Daya Output ......................................... 4.41
e =
Daya Bersih
Daya Input
...................................................................................... 4.42
dimana:
e = efektivitas steam jet ejector
h1 = enalpi uap utama pada input ejector (kJ/kg)
h4 = enalpi uap utama pada outlet ejector (kJ/kg)
m, p, o = motive steam, propelled gas (NCG), outlet
65
Simbol
Pm
Pp
Po
Tm
Tp
mm
mp
mu
Am
Ap
Ao
Satuan
Bar
Bar
Bar
C
C
kg/jam
kg/jam
kg/jam
m2
m2
m2
*)Data laju aliran massa uap utama digunakan untuk mengetahui nilai aliran
massa selanjutnya pada masing-masing parameter masukan pada steam jet ejector.
4.11.1 Data Comissioning / Desain Steam Jet Ejector
Pada gas removal system terdiri dari berapa komponen utama yaitu 2 buah
steam jet ejector untuk stage 1 dan 2, inter condenser dan after condenser.
Seluruh komponen-komponen tersebut merupakan komponen yang diproduksi
oleh Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. Kapasitas pengektrasian gas pada sistem
sebesar 1885 kg/jam untuk gas NCG, 290 kg/ untuk udara, 736 kg/jam untuk uap.
Tekanan masuk 0,092 bar dan tekanan keluar 0,95 bar. Sistem dibagi menjadi 2
tingkat. Tingkat pertama berupa 1 buah ejector dan sebuah inter condenser dan
tingkat kedua berupa 1 buah ejector dan after condenser.
Pada penelitian dikhususkan pada analisa steam jet ejector pada tingkat
pertama saja. Steam jet ejector memiliki spesifikasi data menurut desain awal
yang telah direncakan sebelumnya. Spesifikasi steam jet ejector dapat dilihat pada
tabel 4.3 data desain steam jet ejector.
66
Simbol
Pm
Nilai
6,5 bar
Konversi Satuan
650000 Pa
Pp
0,092 bar
9200 Pa
Po
0,41 bar
41000 Pa
Tm
Tp
mm
mp
161,99 C
29 C
5900 kg/jam
1885 kg/jam
434,99 K
302 K
1,638 kg/s
0,524 kg/s
8,31447 .302
FWi P = 0,524 [ 44,01 ]
FWi P = 29,897 kW
Sementara untuk mencari nilai daya aliran kerja propelled pada outlet
ejector, harus didahului dengan menetukan nilai suhu propelled pada outlet
ejector. Suhu propelled pada outlet ejector merupakan suhu campuran (Tc)
dengan suhu motive steam yang keluar dengan mayoritas sebagian besar adalah
uap, jadi dalam penentuan nilai suhu pada outlet ejector dapat menggunakan
67
pendekatan dengan kondisi tekanan isentropik dengan melihat nilai suhu pada
steam table dengan tekanan 0,41 bar.
Tc@0,41bar = 76,4802 C = 349,4802 K
Sehingga besar nilai daya aliran kerja propelled pada outlet ejector adalah:
P = mP [RuTC ]
FWo
MW
p
6,73211,033
6,6275
x = 0,859
Entalpi ideal output motive steam pada outlet ejector dapat dihitung dengan
menngunakan persamaan (4.36).
h4 = hf + xhfg
h4 = 320,061 + 0,859 . 2316,994
h4 = 2312,47 kJ/kg
68
Nilai entalpi aktual dapat diketahui dengan terlebih dahulu menentukan nilai
baumann faktor dengan menggunakan persamaan (4.37) dan selanjutnya
menggunakan persamaan (4.38) untuk menentukan nilai entalpi aktual.
A = 0,425(h1 h4 )
A = 0,425(2759,60 2312,47)
A = 190,03 kJ/kg
Sehingga, nilai entalpi aktualnya adalah sebesar:
h4 =
h4 =
h
h1 A[1 f@P4 ]
1+
hfg@P4
A
hfg@P4
2759,60190,03[1
1+
190,03
2316,994
320,061
]
2316,994
h4 = 2399,06 kJ/kg
c. Efektivitas steam jet ejector
Efektivitas steam jet ejector dapat ditentukan dengan membagi secara keseluruhan
daya bersih per daya input. Persamaan untuk menentukan energi input, output dan
daya bersih yang digunakan untuk menggetahui nilai efektivitas steam jet ejector
terdapat pada persamaan (4.40) sampai dengan (4.42).
1) Daya input
Daya Input = mm . h1
Daya Input = 1,638 . 2759,60 kJ/kg
Daya Input = 4520,22 kW
2) Daya Output
Daya Output = (mm . h4 ) + (FWop ) + (FWip )
Daya Output = (1,638 . 2399,06 ) + (34,596 ) + (29,897)
Daya Output = 3994,15 kW
3) Daya Output
Daya bersih = Input Output
Daya bersih = 4520,22 3994,15
Daya bersih = 526,07 kW
69
Daya Bersih
Daya Input
526,07
e = 4520,22
e = 0,1164 11,64 %
4.11.3 Data Aktual Steam Jet Ejector
Data yang dambil merupakan data yang telah terekam secara computerize
pada ruang kontrol PLTP Kamojang. Ketersediaan data laju aliran massa pada
motive steam dan propelled, tidak tersedia pada ruang kontrol sehingga untuk
mencari nilai laju aliran massa motive steam dan propelled menggunakan
pendekatan neraca massa dengan membandingkan data desain pada heat balance
diagram dengan data aktual yang tersedia. Pada perbandingan data, laju aliran
massa akan dibandingkan dengan data laju aliran massa uap utama aktual dengan
uap utama desain dan dikalikan dengan data desain laju aliran massa motive dan
propelled, sehingga menghasilkan nilai koefisien pembanding untuk mencari data
aktual laju aliran massa pada motive steam dan propelled. Berikut salah satu
sampel data aktual steam jet ejector Unit 3 tanggal 16 Februari 2016 pada pukul
19.00 WIB:
Tabel 4.4 Data aktual steam jet ejector 16 Februari 2016 pukul 19.00 WIB unit 3
Data
Tekanan motive steam
Tekanan propelled gas (NCG) = Tekanan
kondensor
Tekanan outlet ejector = Tekanan inter
kondensor
Suhu motive steam
Suhu propelled gas (NCG)
Aliran konsumsi uap/motive steam
Aliran gas yang diekstrasi (NCG)
Laju aliran massa uap utama
Sumber: Control Room IP (2016)
Simbol
Nilai
Konversi Satuan
Pm
5,57 bar
557000 Pa
Pp
0,126 bar
12600 Pa
Po
0,301 bar
30100 Pa
Tm
Tp
mm
mp
mu
167 C
44 C
440 K
317 K
455000 kg/jam
126,389 kg/s
70
Laju aliran massa propelled gas (NCG) aktual (mp ) dan motive steam aktual
(mm ) ditentukan dengan metode pendekatan neraca massa pada neraca massa
desain pada diagram heat balance. Laju aliran massa yang dijadikan refensi suhu
pembanding adalah laju aliran massa aktual uap utama (mu ), laju aliran massa
desain uap utama (mu,d) dan laju aliran massa desain gas keluar kondensor (mp,d )
serta laju aliran massa desain motive steam (mm,d).
Motive steam
mu,d
mm,d
= m u
mm = mu [ mm,d]
u,d
Propelled
mu,d
mp,d
= mu
mp = mu [
mp,d
]
mu,d
Nilai mm,d = 1,638 kgs dan mu,d = 107,861 kgs dengan nilai konstanta
pengali aliran massanya (km). Sehingga besar mm dan mp adalah
Motive steam
mm = mu kmm
1,638
mm = 126,389 107,861
mm = 126,389 . 0,0152
mm = 1,920 kg/s
Propelled
mp = mu kmp
0,524
mp = 126,389 107,861
mp = 126,389 . 0,00485
mp = 0,614 kg/s
71
Tp
= (Tp )
k
k1
Tp
k p = Cp/Cv = 1,289
k1
k
Pp
= (P )
Tpo
Tp
Tpo =
(
Pp
Po
k1
k
44
Tpo =
(
1,2891
0,126 1,289
)
0,301
Tpo = 53,487 C
Suhu motive steam pada outlet
Pm
Po
= (Tmm )
Tm
Tmo
k
k1
Pm
= (P )
Tmo =
k m = Cp/Cv = 1,327
k1
k
Tm
k1
P
( m) k
Po
167
Tmo =
(
1,3271
5,57
) 1,327
0,301
Tmo = 81,369 C
Aliran fluida yang keluar pada keluaran dari steam jet ejector merupakan aliran
campuran dari dua buah fluida yaitu uap/motive steam dan gas NCG/propelled.
Jadi nilai suhu keluaran pada ejector merupakan suhu campuran dari suhu 2 buah
fluida tersebut.
72
mp . Cpncg
(T Tpo ) Tmo
mm . Cpsteam C
TC =
0,613 . 0,846
(T 53,487) 81,369
1,921 . 1,8723 C
Tabe 4.5 Data perhitungan data aktual efektivitas steam jet ejector 16
februari 2016 pukul 12:00 WIB Unit 3
Data Terhitung
Simbol
Nilai
Suhu propelled pada outlet ejector
Tc
370,43 K
Daya aliran kerja inlet propelled
FWip
36,36 kW
Daya aliran kerja propelled pada outlet ejector
Fwop
42,43 kW
Entalpi pada inlet motive steam
h1
2752,89 kJ/kg
Entalpi motive steam pada outlet ejector
h4
2479,18 kJ/kg
Daya input
5230,49 kW
Daya output
4789,23 kW
Daya bersih
441,26 kW
Efektivitas steam jet ejector
8,44 %
73
Gambar 4.11 Grafik perbandingan nilai efektivitas pada steam jet ejector unit 2,3
dan data desain
Berdasarkan gambar 4.10, nilai efektifitas aktual pada steam jet ejector unit
2 tingkat pertama relatif konstan pada angka +11 % selama 24 jam. Sedangkan
nilai efektivitas aktual steam jet ejector unit 3 tingkat pertama mulai mengalami
kenaikkan yang cukup berarti sampai mencapai 12,13 % pada pukul 19:00 sampai
24:00 WIB. Efektivitas terendah pada steam jet ejector unit 3 terjadi pada pukul
00:00 sampai 19:00 WIB dengan nilai terendah 8,44 %. Perbedaan nilai
efektivitas pada waktu-waktu tertentu dapat disebabkan oleh adanya pembebanan
pada pembangkit yang bervariatif pada setiap waktunya. Perbedaan pembebanan
dapat dilihat dengan mengetahui nilai konsumsi uap utama pada setiap waktunya.
74
Gambar 4.13 Laju aliran massa NCG dan motive steam pada steam jet ejector
tingkat pertama
Pada gambar 4.11 ditunjukkan bahwa laju aliran massa uap utama yang
masuk menuju sistem memiliki kenaikkan laju aliran uap yang meningkat dari
pukul 19:00 sampai dengan pukul 24:00 WIB. Kenaikan laju aliran uap ini
memberikan efek peningkatan efektivitas kerja steam jet ejector pada kedua unit.
Pembebanan yang meningkat diakibatkan oleh konsumsi daya listrik pada malam
hari yang semakin besar daripada siang hari, sehingga kebutuhan uap juga
meningkat pada sistem. Perbedaan kapasitas pengiriman uap pada unit 2 yang
relatif konstan pada setiap waktunya dibandingkan pada unit 3 dapat diakibatkan
karena unit 2 merupakan prioritas utama pada kapasitas sistem pembangkitan
listrik panas bumi Indonesia Power Kamojang. Sehingga jika terjadi pengurangan
beban pembangkitan pada sistem, pasokan uap pada unit 3 yang akan dikurangi.
Peningkatan konsumsi uap utama juga diakibatkan adanya perbedaan lingkungan
yang bervariasi pada setiap waktunya.
75
Gambar 4.14 Grafik perubahan suhu lingkungan dan air pendinginan kondensor
terhadap waktu
Perubahan suhu lingkungan pada kedua unit rata-rata mengalami perubahan
yang sama. Pada malam hari mulai pukul 19:00 WIB sampai dengan tengah
malam pukul 24:00 WIB suhu lingkungan pada unit 2 +18,167C dan unit 3
sebesar 19,83C. Suhu lingkungan pada dini hari mulai pukul 00:00 WIB sampai
pagi hari pukul 09:00 WIB menjadi lebih dingin daripada waktu-waktu lainnya,
dengan suhu lingkungan pada unit 2 sekitar 17,45C dan unit 3 sekitar 17,7C.
Mengacu pada gambar 4.11 dan 4.13, dapat dilihat bahwa kenaikan laju
aliran massa uap utama mulai mengalami peningkatan pada kedua unit saat malam
hari dengan suhu lingkungan yang lebih dingin. Hal ini dapat disebabkan karena
pada saat suhu lingkungan menjadi lebih dingin, uap yang dimasukkan menuju
sistem pembangkit menjadi lebih cepat terkondensasi sehingga sistem
memerlukan konsumsi uap yang lebih tinggi daripada waktu-waktu sebelumnya
dan pada saat dini hari sampai pagi hari konsumsi uap mengalami penurunan,
meskipun suhu lingkungan menjadi lebih dingin daripada malam hari. Hal ini
dapat disebabkan karena selain pengaruh suhu lingkungan, konsumsi uap juga
dipengaruhi oleh pembebanan puncak pada waktu-waktu tertentu yaitu pada saat
malam hari pukul 19:00 samapai dengan 23:00 WIB. Sehingga pada dini hari pada
pukul 00:00 WIB sampai pagi hari pukul 09:00 WIB penurunan suhu lingkungan
tidak diikuti oleh kenaikan aliran konsumsi uap utama karena pembebanan yang
relatif lebih sedikit daripada malam hari.
76
Gambar 4.15 Grafik perubahan tekanan pada steam jet ejector terhadap waktu
Perubahan suhu lingkungan dan laju aliran massa uap utama yang bervariasi
pada setiap waktunya menyebabkan perubahan perbedaan tekanan antara inlet
motive steam dan outlet ejector. Pada unit 2 perubahan tekanan relatif tidak terjadi
pada dini hari dan pagi hari, yaitu pada angka +5,6 bar untuk inlet motive steam
dan +0,378 bar pada outlet ejector dikarenakan laju konsumsi uap relatif kontans
pada +125 kg/s, selanjutnya tekanan meningkat pada malam hari sampai 5,65 bar
dengan kenaikan laju aliran massa serta penurunan suhu lingkungan yang menjadi
lebih dingin. Pada outlet ejector, tekanan relatif konstan pada +0,378 bar dengan
tekanan terendah pada dini hari dengan rata-rata 0,125 bar dengan suhu
lingkungan yang lebih dingin.
Pada unit 3 hanya tekanan pada inlet motive steam yang relatif tidak
megalami perubahan yang cukup besar atau dapat dikatakan konstan pada + 5,7
77
bar, hanya pada saat pembebanan rendah pada dini hari sampai pagi hari tekanan
inlet motive steam mengalami kenaikan dan penurunan dari 5,8 bar menuju 5,7
bar saat laju aliran massa mengalami kenaikan dan penurunan pada +122,22 bar
menuju 123,66 bar. Sedangkan pada outlet ejector unit 3 perubahan tekanan
terjadi pada malam hari saat kondisi lingkungan lebih dingin yaitu berkisar pada
angka +0,3 bar dan pada dini hari sampai pagi hari tekanannya menjadi +0,75 bar.
Secara keseluruhan penyebab tekanan outlet ejector menjadi sangat rendah
pada malam hari dikarenakan suhu lingkungan yang semakin dingin sehingga
kondensasi uap menjadi sangat cepat dan kerja dari sistem pun secara keseluruhan
menjadi ringan. Hal inilah yang menyebabkan efektivitas steam jet ejector unit 3
meningkat pada malam hari menjelang dini hari. Kenaikan efektivitas pada steam
jet ejector pada unit 3 dapat diakibatkan karena tekanan pada outlet ejector
menjadi sangat rendah pada saat suhu lingkungan lebih dingin, sehingga entalpi
keluar motive steam pada outlet ejector menjadi rendah. Sedangkan pada suhu
yang lebih dingin dengan pembebanan yang relatif besar pada malam hari
menyebabkan tekanan dan entalpi input pada inlet motive steam menjadi tinggi
dan daya bersih hasil pengurangan energi input dengan output menjadi besar.
Sehingga efektivitas steam jet ejector meningkat pada unit 3 pada malam hari.
Pada unit 2 dapat dilihat bahwa kecenderungan efektivitasnya sangat
konstans dan dapat dikatakan tetap meskipun perbedaan suhu lingkungan dan
pembebanan pada setiap waktunya berbeda, hal ini dipengaruhi oleh pasokan uap
yang dikirim relatif kostans dibandingkan dengan pasokan uap yang naik turun
pada unit 3. Kenaikan kapasitas uap yang dikirimkan pada unit 2 hanya terjadi
pada saat beban puncak saja, yaitu pada pukul 19:00 sampai 23:00 WIB. Namun,
hal ini tidak mempengaruhi tingkat kefektivitasan steam jet ejector secara besar
karena suhu lingkungan yang semakin dingin tidak membuat suhu air pendinginan
yang dikirim dari cooling tower menuju kondensor utama dan inter kondensor
tidak mengalami penurunan yang cukup besar sehingga tekanan pada inlet dan
outlet steam jet ejector unit 2 tidak mengalami penurunan. Tidak terjadinya
penurunan pada suhu air pendinginan kondensor unit 2 ketika suhu lingkungan
semakin dingin, dapat diasumsikan bahwa kecepatan tranfer panas pada cooling
78
tower unit 2 relatif lebih lambat daripada cooling tower unit 3 untuk mengalami
perubahan suhunya. Hal inilah yang mengakibatkan tingkat efektivitas steam jet
ejector unit 2 cenderung kontans dan tidak mengalami kenaikan saat kondisi
lingkungan semakin dingin dan konsumsi uap bertambah.
Nilai efektivitas steam jet ejector pada kedua unit dan nilai efektivitas awal
pada desain dapat diperbandingkan kinerjanya berdasarkan nilai rata-rata
efektivitas steam jet ejector selama 24 jam kerja. Berdasarkan perhitungan
keseluruhan data aktual pada steam jet ejector pada kedua unit dan desain
didapatkan nilai rata-rata sebagai berikut:
Gambar 4.16 Barchart efektivitas aktual dan ideal steam jet ejector
Berdasarkan data pada gambar 4.15 ditunjukkan bahwa efektivitas steam jet
ejector tingkat pertama pada unit 2 lebih baik daripada unit 3. Nilai rata-rata
efektivitas aktual pada steam jet ejector unit 2 dan 3 adalah sebesar 11,6 % dan
9,32 %. Hal ini dapat diakibatkan karena peningkatan tekanan yang sangat besar
pada outlet ejector unit 3 pada saat suhu lingkungan semakin dingin ketika dini
hari. Hal ini merupakan sebuah kerugian yang sangat besar pada nilai efektivitas
secara keseluruhan steam jet ejector tingkat pertama unit 3, sehingga dapat
menyebabkan tingkat kevakuman pada komponen setelah steam jet ejector yaitu,
inter kondensor menurun dengan tekanan yang tinggi sampai 0,75 bar. Sedangkan
nilai efektivitas desain steam jet ejector yang sedikit lebih tinggi daripada nilai
79
efektivitas steam jet ejector unit 2, menunjukkan bahwa peforma dari steam jet
ejector relatif masih baik dari kondisi ketika awal perancangan steam jet ejector,
sehingga nilai efektivitas aktual dari steam jet ejector ketika pengaplikasian tidak
jauh berbeda dari desain awal steam jet ejector meskipun umur dari steam jet
ejector sudah sangat tua.
Gambar 4.17 Hubungan nilai efektivitas aktual steam jet ejector terhadap
tekanan pada main condenser dan inter condenser unit 2
80
Gambar 4.18 Hubungan nilai efektivitas aktual steam jet ejector terhadap
tekanan pada main condenser dan inter condenser unit 3
Suatu sistem dianggap vakum, jika nilai tekanan pada sistem tersebut berada
dibawah tekanan atmosfir (<1atm = <1,01325 bar), semakin mendekati nilai 0,
maka sebuah sistem dianggap memiliki tingkat kevakuman yang tinggi.
Pada unit 2 tekanan pada main condenser stabil pada tekanan +0,13 bar
dengan peningkatan yang relatif kecil. Tekanan tertinggi pada pukul 12:00 sampai
24:00 WIB yaitu pada tekanan 0,14 bar. Sedangkan kondisi kevakuman tertinggi
kondensor utama didapatkan pada tekanan 0,125 bar yang terjadi pada pukul
00:00 sampai dengan 04:00 WIB saat kondisi suhu lingkungan semakin dingin.
Sedangkan pada inter condenser unit 2 tekanannya stabil pada kondisi +0,3878
bar. Pada jam-jam tertentu kondisi tekanan meningkat dengan peningkatan yang
tidak terlalu tinggi, dengan nilai tertinggi 0,39 bar. Peningkat yang relatif sangat
sedikit tersebut dapat dianggap kontans dengan nilai +0,38 bar.
Tingkat kevakuman pada kondensor utama unit 2 mulai mencapai tingkat
kevakuman yang relatif lebih baik daripada waktu-waktu lainnya,yaitu pada dini
hari pukul 00:00 sampai 04:00 WIB seperti yang ditunjukkan pada grafik 4.5.
Tingkat kevakuman terbaik pada unit 2 dicapai ketika efektivitas aktual steam jet
ejector mencapai 11,13 %. Tingkat kevakuman relatif stabil dengan peningkatan
nilai efektivitas steam jet ejector yang bervariasi dari 11,13 % sampai 11,22 %
dan dapat diangap relatif konstan dikarenakan peningkatan dan penurunan nilai
efektifitas steam jet ejector tidak terlalu tinggi, meskipun suhu lingkungan lebih
dingin dan laju aliran massa pada malam hari pada saat beban puncak pukul 19:00
81
sampai 23:00 WIB meningkat. Tidak terjadinya peningkatan yang terlalu besar
pada tingkat efektivitas steam jet ejector dapat dikarenakan pertukaran panas yang
terjadi pada cooling tower unit 2 terlalu lambat dibandingkan cooling tower unit
3, sehingga nilai tekanan pada kondensor masih tetap pada kondisi ketika suhu
lingkungan lebih hangat. Air pendinginan yang akan dikirm menuju kondensor
terlebih dahulu ditampung pada cold basin, sebelum dikirim menuju kondensor,
sehingga suhu pendinginan pada kondensor sangat dipengaruhi oleh suhu air yang
berkumpul pada cold basin. Berikut grafik hubungan antara suhu lingkungan
dengan suhu pada cold basin pada setiap waktunya.
Gambar 4.19 Grafik perubahan suhu lingkungan dan suhu cold basin terhadap
waktu
Perpindahan panas yang terjadi pada cooling tower unit 2 dapat diasumsikan
memiliki kinerja yang rendah daripada unit 3, hal ini dapat dianalisa dengan
membandingkan dengan suhu lingkungan yang terjadi pada kedua unit. Unit 2
menerima suhu lingkungan yang relatif lebih dingin daripada unit 3, namun cold
basin unit 2 memiliki suhu yang lebih hangat daripada unit 3. Faktor tersebut
merupakan salah satu faktor yang membuat kinerja steam jet ejector unit 2 tidak
mengalami kenaikkan seperti pada efektivitas steam jet ejector unit 3 pada malam
hari. Sehingga pengaruh suhu lingkungan pada efektivitas steam jet ejector unit 2
tidak terlalu mempengaruhi kinerja dari steam jet ejector unit 2. Hal ini
berdampak pada tingkat kevakuman kondensor. Kecenderungan yang terjadi pada
hubungan antara nilai efektivitas steam jet ejector unit 2 dengan tingkat
82
kevakuman kondensor utama dan inter kondensor berbanding lurus. Hal ini dapat
dilihat karena pada saat efektivitas aktual steam jet ejector konstan maka, tingkat
kevakuman main condenser dan inter condenser juga relatif konstan.
Pada unit 3, seperti pada gambar 4.17, menerangkan bahwa kenaikan
efektivitas aktual steam jet ejector unit 3 sangat berpengaruh besar terhadap
tingkat kevakuman pada inter condenser, namun kenaikan efektivitas steam jet
ejector unit 3 tidak berpengaruh terlalu besar dan relatif konstan pada tingkat
kevakuman main condenser, yaitu konstan pada angka +0,1266 bar, dengan nilai
tekanan terendah pada pukul 00:00 sampai pagi hari pukul 08:00 WIB. Pada inter
condenser kenaikan tingkat kevakuman terjadi pada pukul 19:00 sampai 24:00
WIB yaitu pada nilai 0,301 bar sampai 0,3 bar. Tingkat kevakuman ini terjadi
pada saat suhu lingkungan semakin dingin, dengan pasokan air pendingin yang
lebih dingin pada kondensor. Pasokan uap yang dikirim menuju sistem
pembangkitan pada unit 3 yang bervariasi pada setiap waktunya dan cenderung
meningkat pada saat beban puncak malam hari pada pukul 19:00 sampai 24:00
WIB, menyebabkan nilai efektivitas steam jet ejector unit 3 cenderung lebih
rendah pada saat sebelum beban puncak terjadi pada malam hari. Hal ini
berbanding lurus dengan kenaikan tingkat kevakuman pada inter condenser pada
malam hari saat beban puncak terjadi. Sedangkan pada main condenser tingkat
kevakuman relatif stabil meskipun efektivitas steam jet ejector unit 3 menurun
pada dini hari sampai sore hari. Hal ini dapat terjadi karena kinerja cooling tower
unit 3 relatif baik, jika diasumsikan oleh kecepatan pertukaran panas dan menjaga
tingkat pendinginan air pada cold basin dengan suhu lingkungan yang terjadi jika
dibandingkan dengan cooling tower unit 2. Sehingga pasokan air pendingin yang
dikirim menuju kondensor relatif lebih dingin.
Secara keseluruhan efektivitas steam jet ejector pada kedua unit berbanding
lurus dengan penurunan tekanan pada main condenser dan inter condenser.
Penurunan tekanan pada main condenser dan inter condenser merupakan sebuah
peningkatan tingkat kevakuman pada kedua kondensor.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan penganalisisan data pada komponen
steam jet ejector first stage, main condenser dan inter condenser, didapatkan
beberapa kesimpulan, yaitu:
a. Nilai rata-rata efektivitas steam jet ejector pada unit 2 memiliki kinerja yang
lebih baik secara keseluruhan daripada unit 3, yaitu sebesar 11,16 % dan 9,32
%. Sedangkan nilai efektivitas desain awal sebesar 11,64 %.
b. Secara keseluruhan kenaikan laju aliran uap utama yang diikuti dengan
rendahnya suhu lingkungan pada malam hari yang mempengaruhi suhu air
pendinginan pada kondensor yang dikirim dari cooling tower, memberikan
efek peningkatan efektivitas steam jet ejector pada kedua unit.
c. Kenaikkan laju aliran uap dan rendahnya suhu lingkungan, tidak akan diikuti
dengan kenaikan efektivitas steam jet ejector, jika tidak diimbangi dengan
penurunan suhu air pendinginan yang dipasok dari cooling tower menuju
semua kondensor.
d. Semakin tinggi efektivitas steam jet ejector semakin tinggi pula tingkat
kevakuman pada main condenser dan inter condenser. Namun, peningkatan
tingkat kevakuman pada kondensor tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh
peningkatan efektivitas steam jet ejector. Peningkatan efektivitas steam jet
ejector harus diimbangi dengan peforma komponen lainya yaitu peforma
cooling tower yang menyuplai air pendingin pada semua kondensor.
5.2 Saran
Selama melakukan penganalisaan data dengan melihat dan melakukan studi
kasus pada PT. Indonesia Power UPJP Kamojang, khusunya pada komponenkomponen gas removal system (GRS) tingkat pertama, mendapatkan beberapa
pemikiran saran, yaitu:
a. Pengkajian komponen-komponen pada sistem pembangkit secara keseluruhan
perlu dilakukan, tidak hanya pada komponen utama pembangkitan saja seperti
83
84
DAFTAR PUSTAKA
API. Tanpa tahun. Teori Persamaan Gas Ideal. Materi Pembelajaran.
Tanggerang.
Birgenheier, D. Backman, E. Charlton and R. Franky. 1993. Designing Steam Jet
Vacuum Systems. Chemical Engineering Publishers.
Chanson, H. 2009. Applied Hydrodynamics: An Introduction to Ideal and Real
Fluid Flows. CRC Press, Taylor & Francis Group.
Chunnanond, K.S.A. 2003. An Experimental Investigation of A Steam Ejector
Refrigration the Analysis of the Presure Profile Along the Ejector.
Thammasat University Thailand.
DiPippo, R. 2012. Geothermal Power Plans: Principles Applications Case Studies
and Environmental Impact. 3th ed. Oxford: Elsevier.
Edwards, L.M. dan Chilingar. 1982. Handbook of Geothermal Energy. Chapter 9.
New York: Gulf Publishing Company.
Efendi, M. 2015. Analisis Kinerja Steam Jet Ejector Tingkat Pertama Unit 2 dan
Unit 3 di PLTP PT Indonesia Power UPJP Kamojang. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran. Bandung.
Fahris, M. 2010. Analisa Pengaruh Variasi Panjang Throat Section Terhadap
Entrainment Ratio Pada Steam Ejector Dengan Menggunakan Cfd.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Semarang.
Hany, E. 2015. Uji Peforma Steam Jet Ejector Terhadap Tingkat Kevakuman
Kondensor PLTP Kamojang. Laporan KP. Program Studi Teknik Konversi
Energi Politeknik Negeri Bandung. Bandung.
Holman, J.P. 2010. Heat Transfer. Tenth Edition. New York: Department of
Mechanical Engineering Southern Methodist University.
Indonesia Power. 1984. Manual Mainstenance Kamojang Geothermal Power
Station Unit 2 dan 3. Revisi 2. Vol. 23.
Indonesia Power. 2014. Laporan Statistik 2014.
Moran, M.J. dan Shaparo. 2007. Thermodinamika Teknik. Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
85
86
Safarudin, D. 2011. Simulasi Variasi Tekanan Inlet dan Posisi Nozzel Ejector
Terhadap Tingkat ke-Vakuman Pada Steam Ejector di PLTP Kamojang.
Tesis. Program Magister Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh
November. Surabaya.
Saptadji, N. 2015. Pengenalan Operasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi. Training Geothermal System. Bandung.
Setiawan, O. 2013. Analisis Kinerja Gas Removal System Terhadap Kevakuman
Kondensor di PT Indonesia Power UBP Kamojang. Skripsi. Jurusan Teknik
Mesin Universitas Jendral Achmad Yani. Bandung.
Jam
DESAIN
Tp
mm
m p
mu
m
km
p
km
km
kp
MW p
Ru
Cp steam
Cp ncg
Tmo
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
565000
565000
565000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560600
650000
00:00
01:00
02:00
03:00
04:00
05:00
06:00
07:00
08:00
09:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
00:00
Rata-rata
1,638 0,524
440
440
440
440
440
440
440
440
440
440
440
441
441
441
441
441
441
441
441
440
440
440
440
440
440
440
302,0
39000
39000
39000
39000
39000
39000
39000
39000
38000
39000
39000
39000
38500
38500
38500
38500
38500
38500
38500
39000
39000
39000
39000
39000
38000
38780
12500
12500
12500
12500
13000
13000
13000
13000
13300
13000
13500
13500
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
13492
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
30100
30100
30100
30100
30000
30000
64216
107,861
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
127,778
127,778
127,778
127,778
128,333
128,333
125,711
122,222
122,222
122,222
122,222
123,611
123,611
123,611
123,611
122,222
122,500
123,611
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
126,389
127,778
127,778
127,778
126,389
126,389
124,567
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
86,62
86,62
86,62
86,62
86,62
86,62
86,62
86,62
86,06
86,62
86,62
87,14
86,86
86,86
86,86
86,86
86,67
86,67
86,67
86,62
86,62
86,62
86,62
86,62
86,06
86,64
101,85
101,85
101,85
101,85
101,89
101,89
101,89
101,89
101,85
101,85
101,89
101,89
101,89
101,89
101,89
101,89
101,89
101,89
101,89
81,37
81,37
81,37
81,37
81,30
81,30
96,95
m p . Cpncg
349,48
356,67
356,67
356,67
356,67
356,52
356,52
356,52
356,52
356,03
356,60
356,53
357,15
356,82
356,82
356,98
356,98
356,65
356,65
356,65
356,55
356,55
356,55
356,55
356,55
356,02
356,62
370,54
370,54
370,54
370,54
370,48
370,51
370,51
370,51
370,38
370,36
370,40
370,43
370,43
370,41
370,48
370,33
370,15
370,15
370,15
350,86
350,86
350,75
350,75
350,83
350,79
365,71
29,90
36,88
36,88
36,88
36,88
36,82
36,82
36,82
36,82
36,88
36,88
36,88
36,99
36,99
36,99
37,11
37,11
36,99
36,99
36,99
37,76
37,76
37,76
37,76
37,92
37,92
37,14
35,61
35,61
35,61
35,61
35,96
35,96
35,96
35,96
35,50
35,58
35,90
36,36
36,36
36,36
36,42
36,42
36,31
36,31
36,31
36,71
37,11
37,11
37,11
36,71
36,71
36,22
kW
526,07
kW
h2
3994,15
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2319,56
2323,15
2323,15
2323,15
2321,37
2321,37
2321,37
2321,37
2320,32
2320,32
2320,32
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2319,56
2322,24
142,72
142,72
142,72
142,72
142,59
142,59
142,59
142,59
142,72
142,72
142,59
142,59
142,59
142,59
142,59
142,59
142,59
142,59
142,59
197,36
197,36
197,36
197,36
197,55
197,55
155,78
182,74
182,74
182,74
182,74
182,74
182,74
182,74
182,74
184,26
182,74
182,74
182,74
183,50
183,50
183,50
183,50
184,11
184,11
184,11
182,74
182,74
182,74
182,74
182,74
184,26
183,15
190,03
h 2s
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7794
6,7794
6,7794
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7821
2417,16
2417,16
2417,16
2417,16
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,16
2417,16
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2288,50
2288,50
2288,50
2288,50
2288,05
2288,05
2386,36
kJ/kg
s1
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,51
2753,51
2753,51
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,17
6,7836
6,7836
6,7836
6,7836
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7836
6,7836
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7841
2312,47
h1
34,60
40,85
40,85
40,85
40,85
40,83
40,83
40,83
40,83
40,78
40,84
40,84
40,91
40,87
40,87
40,89
40,89
40,85
40,85
40,85
41,74
41,74
41,74
41,74
41,93
41,86
41,08
2752,97
2752,97
2752,97
2752,97
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,97
2752,97
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,91
kJ/kg
Entalpi motive
steam pada outlet
ejector
6,7321
Baumann Faktor
2759,60
Entalpi motive
steam pada outlet
ejector (isentropic )
kW
FWop
kW
582,36
582,36
582,36
582,36
582,44
582,44
582,44
582,44
587,70
582,37
582,38
582,19
584,85
584,85
584,72
584,72
586,96
586,96
586,96
595,26
595,26
595,26
595,26
597,85
603,31
587,04
11,13
11,13
11,13
11,13
11,13
11,13
11,13
11,13
11,24
11,13
11,13
11,13
11,18
11,18
11,18
11,18
11,22
11,22
11,22
11,13
11,13
11,13
11,13
11,13
11,23
11,16
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,45
8,45
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
12,12
12,12
12,12
12,12
12,13
12,13
9,32
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
4520,22
4648,57
4648,57
4648,57
4648,57
4648,50
4648,50
4648,50
4648,50
4643,24
4648,56
4648,56
4648,74
4646,09
4646,09
4646,22
4646,22
4644,72
4644,72
4644,72
4751,92
4751,92
4751,92
4751,92
4772,58
4767,11
4673,74
431,82
431,82
431,82
431,82
436,35
436,35
436,35
436,35
431,95
432,94
436,42
441,26
441,26
441,26
441,20
441,22
441,35
441,35
441,35
641,07
648,12
648,13
648,13
641,74
641,74
486,93
11,64
2399,06
kJ/kg
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5231,68
5231,68
5231,68
5347,18
5347,18
5347,18
5347,18
5370,43
5370,43
5260,78
4682,58
4682,58
4682,58
4682,58
4736,02
4736,02
4736,02
4736,02
4682,45
4693,09
4735,95
4789,23
4789,23
4789,22
4789,29
4789,27
4789,13
4789,13
4789,13
4647,53
4698,60
4698,59
4698,59
4646,87
4646,86
4725,46
Daya bersih
Efektivitassteam jet
ejector (aktual)
kJ/kg.K
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2402,94
2405,71
2405,71
2405,71
2404,33
2404,33
2404,33
2404,33
2403,62
2403,62
2403,62
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2402,94
2405,01
5114,40
5114,40
5114,40
5114,40
5172,37
5172,37
5172,37
5172,37
5114,40
5126,02
5172,37
5230,49
5230,49
5230,49
5230,49
5230,49
5230,49
5230,49
5230,49
5288,60
5346,72
5346,72
5346,72
5288,60
5288,60
5212,39
Daya output
kJ/kg
2479,02
2479,02
2479,02
2479,02
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,02
2479,02
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2378,93
2378,93
2378,93
2378,93
2378,59
2378,59
2455,05
Daya input
DATA PERHITUNGAN NILAI EFEKTIVITAS STEAM JET EJECTOR TINGKAT PERTAMA UNIT 2 DAN 3 (16 Februari 2016)
Tm
FWip
Po
12200
12200
12200
12200
12200
12000
12000
12000
12000
12100
12100
12500
12500
12700
12800
13900
13900
13900
13900
12600
12600
13500
13500
12300
12600
12656
kW
Tc
Pp
558000
558000
558000
558000
557000
557000
557000
557000
558000
558000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557240
Tcb
Pm
Berat molarpropelled
Konstanta isentropik
propelled
kg/kmol J/kmol.K kJ/kg.K kJ/kg.K
Konstanta isentropik
motive steam
1,327 1,289
kg/s
kg/s
435
kg/s
Pa
41000
Aliran konsumsi
uap/motive steam
Pa
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
9200
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
Pa
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
UNIT 3
00:00
01:00
02:00
03:00
04:00
05:00
06:00
07:00
08:00
09:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
00:00
Rata-rata
87
UNIT 2
63,239
63,239
63,239
63,239
62,046
62,046
62,046
62,046
62,003
62,685
62,157
63,426
62,729
62,729
63,984
63,984
62,729
62,729
62,729
62,282
62,282
62,282
62,282
62,282
61,920
62,654
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
67,614
67,614
67,614
67,614
66,863
67,111
67,111
67,111
66,357
66,234
66,234
66,500
66,500
66,264
66,891
65,666
64,206
64,206
64,206
53,487
53,487
52,666
52,666
53,736
53,447
63,256
mm . Cpstea m
88
kg/s
kg/s
kg/s
18
19
19
18
33
33
33
33
33
33
33
32
32
32
32
33
33
27
bar
Tekanan main
condenser
bar
Tekanan inter
condenser
%
33
32
32
32
32
33
33
33
33
33
33
33
33
32
32
32
32
32
32
32
32
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,65
5,65
5,65
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
0,125
0,125
0,125
0,125
0,13
0,13
0,13
0,13
0,133
0,13
0,135
0,135
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,135
0,388 11,16
0,38 11,23
0,39 11,13
0,39 11,13
0,39 11,13
0,39 11,13
0,39 11,13
0,385 11,22
0,385 11,22
0,385 11,22
0,385 11,18
0,385 11,18
0,385 11,18
0,385 11,18
0,39 11,13
0,39 11,13
0,39 11,13
0,38 11,24
0,39 11,13
0,39 11,13
0,39 11,13
0,39 11,13
0,39 11,13
0,39 11,13
0,39 11,13
0,39 11,13
0,41
18
33
0,1
33
6,5
Suhu lingkungan
27
33
bar
bar
bar
kg/s
Jam
kg/s
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,45
8,45
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
9,32
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
kg/s
0,642
0,3 12,13
0,3 12,13
0,301 12,12
0,301 12,12
0,301 12,12
0,301 12,12
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,41
0,127
0,126
0,123
0,135
0,135
0,126
0,126
0,139
0,139
0,139
0,139
0,128
0,127
0,125
0,125
0,121
0,121
0,12
0,12
0,12
0,12
0,122
0,122
0,122
0,122
0,122
0,1
27
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,58
5,58
5,57
5,57
5,57
5,57
5,58
5,58
5,58
5,58
6,5
18
30
27
DESAIN
30
11,64
18
30
30
30
29
29
29
29
28,9
28,8
29
30
30
30
30
30
30
30
30
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
8,44
30
00:00
18
11,64
30
01:00
18
11,64
30
02:00
18
11,64
29
03:00
17
11,64
29
04:00
17
11,64
29
05:00
17
11,64
29
11,64
17
07:00
28,9
08:00
29
11,64
29
09:00
23
11,64
30
10:00
24
11,64
30
11:00
24
11,64
30
12:00
24
11,64
30
13:00
24
11,64
30
14:00
23
11,64
30
15:00
23
11,64
30
11,64
23
17:00
30
18:00
30
30
30
30
29
29
30
30
30
23
11,64
19:00
30
20:00
11,64
29
Tekanan inter
condenser
22:00
Tekanan main
condenser
11,64
32
11,64
19
Suhu lingkungan
00:00
11,64
Aliran konsumsi
uap/motive steam
11,64
Jam
DESAIN
00:00
01:00
02:00
03:00
04:00
05:00
06:00
07:00
08:00
09:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
00:00
Rata-rata
Aliran konsumsi
uap/motive steam
89
Lampiran 3. Log Data Control Room Sistem Uap dan Turbin Unit 2
15:00 3000
14:00 3000
13:00 3000
12:00 3000
11:00 3000
10:00 3000
09:00 3000
08:00 3000
07:00 3000
06:00 3000
05:00 3000
04:00 3000
03:00 3000
02:00 3000
01:00 3000
00:00 3000
450
450
450
450
450
450
450
450
450
450
450
450
450
450
450
450
450
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
6,8
167
168
168
168
168
168
168
168
168
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
161
161
Bar
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
100
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
100
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
100
78
78
71
71
71
71
66
66
66
66
66
66
66
66
67
68
68
68
68
68
68
61
61
61
61
100
0,05
99
99
74
0,05
99
99
74
0,05
99
99
0,05
99
Posisi Governor RH
99
Posisi Governor LH
99
Posisi MSV RH
0,05
Posisi MSV LH
0,05
Bar
Differential Press.
Separator
Differential Press.
Eliminator
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,6
5,6
5,6
5,6
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,55
5,55
5,55
5,6
5,6
5,6
5,6
5,7
5,7
5,7
5,7
5,1
5,1
5,1
5,1
5,1
5,1
5,1
5,1
5,1
5,1
5,1
6,5
Bar
5,22
5,3
5,3
5,3
5,3
5,3
5,3
5,3
5,25
5,25
5,25
5,25
6,5
Bar
5,3
5,3
5,3
5,3
5,22
5,22
5,22
5,22
5,22
5,22
55
53
53
-1,4
-1,4
-1,4
-2
-2
11
11
11
10
10
10
10
48
48
48
48
48
47
47
47
47
77
78
78
78
78
78
78
77
77
77
77
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
5,65
5,65
5,61
5,61
5,61
5,61
195
195
195
195
850
850
850
850
190
190
200
200
200
200
200
200
200
200
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,7
5,65
5,65
5,65
5,65
5,62
5,62
5,62
5,62
51
51
50
50
50
49
49
49
48,5
48,5
48,5
48,5
49
49
49
49
Hari
: Selasa
Tanggal : 16-Feb-2016
Vent Valve
Header
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,51
6,5
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
166
165
166
165
165
165
165
166
166
166
166
161
Bar
6,51
165
Bar
6,51
165
Bar
6,51
165
8,6
6,51
165
Suhu
6,51
Tekanan
6,51
100
10
10
100
100
100
100
100
Ejector 2
5,65
840
190
5,6
5,7
50
Tekanan
Ejector 1
5,65
840
180
5,6
5,7
50
Arus Motor
Uap Bantu
5,65
840
180
5,6
5,7
50
Tekanan
Perapat
5,65
840
180
5,6
5,7
49,5
Bar
5,65
830
180
5,65
5,7
49,5
Bar
5,65
830
180
5,65
5,65
49,5
Bar
5,65
830
199
5,65
5,65
49,5
Bar
5,65
830
199
5,6
5,65
49,5
mBar
5,65
850
199
5,6
5,65
49,5
mBar
5,65
850
199
5,6
5,65
Bar
5,7
850
199
5,6
5,65
6,5
5,7
850
199
5,6
6,5
5,7
850
199
5,6
6,5
5,65
850
199
6,5
5,65
850
199
161
5,65
850
5,7
5,65
850
5,7
5,65
5,7
5,65
5,7
Turbin
55
53
-1,4
11
48
77
33
0,28
Bar
55
53
-1,4
11
48
77
33
0,28
55
52
-1,4
11
48
77
33
0,28
54
52
-1,4
10
48
77
33
0,28
54
52
-1,4
10
48
75
33
0,28
54
52
-1,4
10
48
75
33
0,27
54
52
-1,4
10
47
75
33
0,27
54
52
-1,4
10
47
75
33
0,27
54
53
-1,4
10
47
77
33
0,27
55
54
-1,4
10
47
77
33
0,27
55
54
-1,4
10
48
77
35
0,5
55
54
-1,4
10
48
77
35
125
55
54
-1,4
10
48
76
125
55
54
-1,4
11
48
76
125
56
54
-1,4
11
47
125
56
54
-1,4
11
47
+3
56
54
-1,4
11
30
56
54
-1,4
11
+3
56
54
-1,4
80
56
54
-1,4
80
56
54
-1,4
0,1
56
-1,4
Tekanan Uap
53
Getaran Banatalan 4
53
Getaran Banatalan 3
55
Getaran Banatalan 2
55
Arus Motor
5,7
5,7
5,2
Getaran Banatalan 1
Uap Turbin
5,7
5,7
5,2
Bar
5,7
5,7
5,15
Bar
5,7
5,7
5,15
Bar
5,7
5,6
Bar
5,7
5,6
5,3
5,7
5,7
Uap Utama
16:00 3000
450
5,9
167
17:00 3000
450
5,9
167
Bar
18:00 3000
460
5,9
167
T/Jam
19:00 2993
460
5,9
167
Rpm
20:00 2999
460
5,9
167
3030
21:00 2999
460
5,9
2970
22:00 2999
5,9
Suhu
462
Tekanan
462
Aliran
23:00 3000
Putaran
00:00 3000
Max
Min
Jam
90
Lampiran 4. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Utama Unit 2
60
C
3
kg/cm2
Arus
100
Vibrasi
100
Posisi Katup
3,5
kg/cm2
Tekanan Keluar
13,500
T/Jam
Aliran
60
Suhu Bantalan
3
kg/cm2
Arus
100
Vibrasi
100
Posisi Katup
3,5
kg/cm2
Tekanan Keluar
C
Suhu Basin
C
404
38
38
38
3,2
2,59
2,59
2,59
2,59
32
32
32
33
33
33
33
18
17
17
17
17
19
19
19
19
23
16
18
16
16
16
16
18
18
18
18
6,8
6,7
6,8
7,08
7,08
7,08
7,08
7
7
Fa n I
Fa n II
Cool i ng Tower
Hari
: Selasa
Tanggal : 16-Feb-2016
Fa n III
Fa n IV
Fa n V
96
100
102
106
98
106
106
106
106
113
113
113
113
53
52
53
51
52
51
51
51
51
53
53
53
53
152
153
152
153
152
151
152
152
152
152
161
161
161
161
31
30
33
32
29
35
29
29
29
29
28
28
28
28
17
15
18
20
21
18
21
21
21
21
23
23
23
23
185
184
185
187
186
187
186
187
187
187
187
184
184
184
184
26
25
27
23
26
22
20
22
22
22
22
22
22
22
22
16
15
19
13
15
13
17
13
13
13
13
15
15
15
15
190
191
190
191
192
193
192
193
193
193
193
187
187
187
187
16
20
19
21
18
17
19
20
19
19
19
19
19
19
19
19
10
12
10
11
12
162
160
161
162
160
161
162
161
162
162
162
162
162
162
162
162
18
20
26
29
21
20
17
19
17
17
17
17
21
21
21
21
11
10
12
15
15
15
15
168
168
168
165
164
163
166
167
165
166
165
165
165
165
163
163
163
163
227,9
75
404
38
3,2
32
17
23
55
19
192
98
26
18
18
2,59
75
404
37
3,2
32
20
24
6,9
155
24
162
50
184
10
99
16
16
125
39
2,59
75
404
37
3,2
32
21
24
6,8
25
192
156
18
51
24
105
184
168
80
12,3
39
2,59
75
404
37
3,2
32
21
24
6,9
16
25
18
156
162
51
10
105
16
2,75
12,3
39
2,59
74
404
37
3,2
32
21
24
6,9
192
16
18
25
24
156
184
51
167
102
46
2,75
12,3
39
2,59
74
404
36
3,2
33
21
24
6,9
18
184
162
16
10
25
16
156
192
51
18
105
24
227,9
88
46
2,75
12,3
37
2,59
74
404
37
3,25
33
21
24
6,9
167
26
13
188
24
19
163
28
11
156
18
54
195
118
18
14
80
88
46
2,75
12,5
37
2,59
74
404
36
3,25
33
21
24
24
167
188
11
16
24
26
163
156
10
51
193
16
104
16
15
195
125
2,3
80
88
46
2,7
12,5
37
2,59
75
404
37
3,2
33
21
19
23
22
167
186
193
23
12
26
192
20
28
16
193
161
154
23
14
9
54
186
15
15
94
26
20
165
28
21
12
154
184
18
54
185
161
94
23
80
40
2,3
80
88
46
2,7
12,5
37
2,59
74
404
38
3,2
33
21
19
7
7
24
167
31
9
32
10
153
16
153
17
51
160
52
161
91
8
92
32
53
40
2,3
80
90
46
2,7
12,5
37,5
2,59
74
404
35
3,2
33
19
17
6,8
60
33
53
40
2,3
80
90
46
2,7
12,5
37,5
2,59
75
404
35
3,2
33
19
17
6,89
227,9
50
33
53
40
2,2
80
90
46
2,7
12,5
37,5
2,6
76
404
35
3,2
33
19
17
125
50
33
53
40
2,2
80
90
48
2,7
12,3
38
2,6
74
404
35
3,2
33
19
17
125
00:00 250
125
50
33
52
40
2,2
80
88
46
2,7
12,3
38
2,6
75
404
35
3,2
33
18
80
01:00 220
125
50
32
52
40
2,2
80
90
48
2,7
12,2
39
2,6
74
404
35
3,2
33
18
02:00 260
125
50
32
52
40
2,12
80
87
47
2,7
12,2
39
2,6
74
404
37
3,2
33
03:00 270
130
50
32
52
40
2,12
79
87
49
2,75
12,2
40
2,6
74
404
37
3,2
33
227,9
04:00 210
130
50
32
53
40
2,12
79
92
44
2,75
12,2
39
2,6
74
404
35
3,24
05:00 220
130
50
32
52
40
2,2
80
86
44
2,75
12,2
39
2,6
75
404
35
3,24
125
06:00 230
130
50
32
53
41
2,2
80
88
44
2,75
12,2
39
2,6
75
404
36
80
07:00 250
133
50
32
53
41
2,2
79
86
44
2,75
12,2
39
2,6
73
404
36
08:00 220
130
50
32
53
41
2,2
80
86
44
2,75
21,3
39
2,6
73
404
09:00 250
135
50
33
54
42
2,2
80
86
44
2,8
21,3
39
2,6
404
227,9
10:00 220
135
50
33
54
42
2,15
80
86
50
2,8
12,2
39
75
11:00 260
140
50
33
54
40
2,15
80
87
50
2,7
12,2
75
125
12:00 300
140
50
33
54
40
2,15
80
87
46
2,7
2,59
80
13:00 280
140
50
33
54
40
2,15
80
88
46
2,59
14:00 250
140
50
33
54
40
2,15
80
88
38
mm
15:00 230
140
50
33
54
40
2,15
80
38
+100
16:00 230
140
50
33
54
40
2,15
12,1
7,3
17:00 230
140
50
33
54
40
12,1
-100
18:00 230
140
50
33
54
2,7
1,8
19:00 240
140
50
33
2,7
1,8
20:00 230
140
50
48
350
21:00 210
140
48
22:00 210
90
Arus
90
Vibrasi Motor
79
Vibrasi Fan
79
Arus
2,2
Vibrasi Motor
2,2
Vibrasi Fan
40
Arus
40
Vibrasi Motor
53
Vibrasi Fan
53
Arus
33
Vibrasi Motor
33
Fibrasi Fan
50
Arus
50
Vibrasi Motor
140
Vibrasi Fan
140
Level Basin
23:00 240
6,8
pH Basin
Suhu Bantalan
No. II
Suhu Keluar
Suhu Masuk
No. I
211
mBar
Posisi Katup
Condens or
mm
Tekanan
51
500
Level
00:00 230
Max
Min
Jam
91
Lampiran 5. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Primary dan
Secondary Unit 2
00:00
23:00
22:00
21:00
20:00
19:00
18:00
17:00
16:00
15:00
14:00
13:00
12:00
11:00
10:00
09:00
08:00
07:00
06:00
05:00
04:00
03:00
02:00
01:00
00:00
Max
Min
Jam
Arus
167
166
166
166
167
167
850
850
850
850
850
850
850
850
3,05
3,05
3,05
3,05
3,05
3
3
3
166
166
167
167
167
167
0,08
0,08
0,08
0,08
0,08
0,08
0,08
3,09
3,09
3,09
3,09
3,1
3,1
3,1
3,1
166
3
3
3
3
1,7
1,67
1,67
1,67
1,67
31,5
31,5
31,5
31,5
31,5
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31,5
31,5
31,5
31,5
33,5
34
33,5
33,5
33,5
33,5
33,5
33,5
33,5
33,5
33,5
33,5
1,7
1,7
1,7
1,7
1,7
1,7
1,7
1,7
34
34
34
34
34
34
49
49
50
50
50
50
390
390
390
390
390
390
390
390
780
780
780
780
780
780
780
780
780
780
780
780
780
780
760
780
780
780
780
780
780
780
780
104
82
82
81
81
81
82
82
82
4,05
4,05
81
81
81
81
81
81
82
82
82
82
0,8
0,8
0,8
0,8
0,81
0,81
0,81
0,81
0,82
0,82
0,82
0,82
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
37,7
II
Sistem Secondary
Intercooler
34
7,3
Hari
36
6,8
36
6,8
36
36
6,8
36
38
36
36
36
38,5
38,5
38,5
38,5
38,5
38
36
36
36
7,1
7,1
36,5
38,5
38,5
38
: Selasa
Tanggal : 16-Feb-2016
38,5
38,5
36
6,9
36
7,1
36,5
2,42
II
38,5
II
Kompressor
36,5
38,5
36,5
6,9
36,5
6,9
36,5
6,9
36,5
38,5
36,5
38,5
38
38,5
34
2,41
38,5
36,5
37,7
2,41
6,9
6,8
2,41
36,5
38,5
36
38
38,5
2,42
38,5
36
36
2,41
2,42
38,5
36
2,42
38,5
36
7
38
38
2,42
38
2,42
38,5
38
38,5
38,5
6,9
36,5
36
6,8
36,5
36
6,71
36
36
6,71
38,5
36,5
2,42
36,5
38
38,5
36
6,9
36
36
38
38
38
36
6,78
38
38,5
36,5
36
38,5
6,71
36
38
2,42
36,5
7,1
36,5
36
2,42
38,5
36
38
2,42
38
36,5
36
38,5
38
38,5
38
2,42
2,42
2,42
2,42
2,42
2,42
2,42
2,41
2,41
2,41
36
Suhu Keluar
38
Suhu Masuk
2,41
Suhu Keluar
II
81
0,8
104
81
81
0,8
340
81
Suhu Masuk
Pompa
0,9
Suhu Keluar
1
1
1
1
1
1
1
1
0,9
4
82
1
82
82
340
49
380
49
390
Bar
49
390
49
390
49
385
Bar
49
385
kg/cm2
50
385
mBara
50
385
50
385
kg/cm2
50
385
mBara
50
50
385
mBar
50
390
mBar
50
Suhu Keluar
390
Suhu Masuk
50
Tekanan Masuk
780
pH Secondary
1,7
31
33,5
1,7
Suhu Keluar
390
Suhu Masuk
50
Tekanan Masuk
770
Suhu Masuk
Intercooler
1,7
31
33,5
1,7
Tekanan Keluar
390
Tekanan Masuk
50
Arus
Sistem Primary
1,65
31
33,5
1,7
Tekanan Keluar
390
Tekanan Masuk
380
Arus
49
49
Suhu Keluar
II
1,65
31
34
34
Suhu Masuk
1,65
31,5
34
1,7
31,5
34
1,69
1,7
1,69
60
kg/cm2
Suhu Keluar
32,7
Suhu Keluar
32,7
Suhu Keluar
29
Suhu Masuk
29
Diff. Pressure
II
166
0,08
340
166
0,08
166
166
166
166
Diff. Pressure
Tekanan Keluar
0,08
161,4
Arus
166
Suhu Keluar
Inter
Condensor
After
Condensor
Suhu Masuk
Pompa
167
850
3,05
340
167
850
167
850
167
Tekanan Masuk
Tekanan Keluar
kg/cm2 kg/cm2
Tekanan Masuk
167
161,4
Mw
Beban
92
Lampiran 6. Log Data Control Room Sistem Uap dan Turbin Unit 3
05:00 3000
04:00 3000
03:00 3000
02:00 3000
01:00 3000
00:00 3000
445
445
445
445
440
440
440
440
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
6,8
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
167
161
161
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
100
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
100
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
89
100
5,7
5,7
5,7
5,75
5,75
5,7
5,7
5,7
5,7
5,75
5,75
5,75
5,75
5,9
5,9
5,9
5,8
5,8
5,8
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
5,9
-3,9
-3,9
-3,9
-3,9
-3,9
-3,9
-3,9
-3,9
-3,9
23
23
23
24
24
24
24
23
23
23
23
62
62
62
63
62
64
64
64
64
62
62
62
62
34
34
34
34
33
33
33
34
34
34
34
33
33
33
33
25
25
22
22
22
22
20
21
24
20
20
20
20
24
24
24
24
0,19
0,19
0,19
0,19
0,19
0,19
0,19
0,19
0,18
0,18
0,18
0,18
0,18
0,18
0,18
0,18
0,18
0,18
0,18
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
5,2
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
0,41 -0,66
5,58
5,58
5,58
5,58
5,57
5,57
5,57
5,57
5,58
5,58
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
Ejector 2
5,58
5,59
5,59
5,59
44,5
44,5
44,5
45
45
45
45
5,58
161
5,58
44
44,5
5,59
5,58
44
5,59
45
44
44
5,59
5,58
44
44,5
5,58
44
5,58
5,58
44
44,5
5,58
44
5,58
5,58
44
5,58
5,58
44
45
5,58
44
44,5
5,58
44
5,58
5,58
5,58
5,58
Hari
: Selasa
Tanggal : 16-Feb-2016
Vent Valve
100
Bar
Header
161
8,6
6,5
100
100
Suhu
Uap Bantu
-3,9
23
62
35
25
0,18
5,2
0,41 -0,66
Tekanan
Perapat
-3,9
23
62
35
25
0,18
5,2
0,41 -0,66
Turbin
-3,9
23
62
35
22
0,18
5,2
100
-3,9
23
62
35
21
0,18
5,2
100
-3,9
23
62
32
21
0,19
100
-3,9
23
62
31
21
0,19
6,5
-3,9
23
62
31
20
6,5
Bar
-3,9
23
62
31
20
6,5
-3,9
23
62
32
6,5
Bar
-3,9
23
62
32
5,7
-4
23
63
5,7
-3,9
23
63
5,7
Bar
-3,9
23
5,7
Bar
-3,9
23
0,1
-4
-2
Bar
3,7
Bar
3,7
Bar
53
3,7
Bar
53
3,7
Bar
Bar
51
53
3,7
Bar
6,5
51
53
3,7
Bar
5,3
51
51
3,7
6,5
5,3
51
51
3,7
5,6
5,3
49
51
3,7
5,6
5,3
49
51
3,7
5,6
5,3
49
51
3,7
5,6
5,3
49
52
3,7
5,6
5,3
49
53
3,7
5,6
5,3
50
53
5,6
5,3
51
53
0,5
5,6
5,3
51
125
5,6
5,3
51
125
5,6
5,25
3,7
125
5,6
5,25
53
3,7
125
5,6
51
53
3,7
+3
5,6
5,25
51
54
3,7
30
5,6
5,3
52
54
3,7
+3
5,6
5,3
52
54
3,7
80
5,6
5,2
52
54
3,7
80
5,6
5,2
52
53
-2
5,6
5,2
51
-4
Uap Turbin
100
5,7
5,9
5,6
5,2
5,6
53
51
Tekanan
5,2
Arus Motor
5,6
Tekanan
3,7
Arus Motor
53
51
5,2
5,6
53
51
5,2
5,6
Tekanan Uap
3,7
Getaran Banatalan 4
3,7
Getaran Banatalan 3
52
Getaran Banatalan 2
52
Getaran Banatalan 1
50
50
5,3
5,3
5,6
Uap Utama
06:00 3000
440
5,8
167
89
5,75
5,9
Bar
07:00 3000
441
5,8
91
89
5,75
5,75
Bar
08:00 3000
445
5,8
99
91
89
5,6
5,75
Bar
09:00 3000
450
100
99
91
89
5,6
5,75
Bar
10:00 3000
450
167
100
99
91
89
5,6
5,8
11:00 3000
5,8
167
100
99
91
89
5,6
5,7
12:00 3000
450
5,8
167
100
99
91
89
5,6
5,7
13:00 3000
450
5,8
167
100
99
91
89
5,6
5,7
14:00 3000
450
5,8
167
100
99
91
89
5,6
5,8
Bar
15:00 3000
450
5,8
167
100
99
91
89
5,8
Bar
16:00 2995
450
5,8
167
100
99
91
5,6
17:00 2995
450
5,8
167
100
99
5,6
Bar
18:00 3000
455
5,8
167
100
89
T/Jam
19:00 3000
460
5,8
167
89
Rpm
20:00 2998
460
5,8
3030
21:00 2998
460
2970
22:00 2998
91
91
99
99
100
Posisi Governor RH
100
Posisi Governor LH
167
Posisi MSV RH
167
Posisi MSV LH
5,8
5,8
455
Suhu
455
Tekanan
23:00 3000
Putaran
Aliran
00:00 3000
Max
Min
Jam
93
Lampiran 7. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Utama Unit 3
100
%
3,5
kg/cm2
13,500
T/Jam
60
C
3
kg/cm2
91,6
A
100
m
100
3,5
kg/cm2
Hari
: Selasa
Tanggal : 16-Feb-2016
80
125
227,9
80
125
227,9
80
125
227,9
80
125
227,9
Fa n V
227,9
Fa n IV
Fa n III
125
Fa n II
Cool i ng Tower
80
Fa n I
No. II
100
No. I
91,6
Condens or
kg/cm2
mm
+100
60
7,3
-100
2,3
51
6,8
155
C
32
6,8
%
60
18
211
18
mBar
30
mm
500
45
175
25
1,8
350
78
1,8
Max
Min
2,85
175
36
13
0,09
1,18
2,7
2,3
168
45
155
0,09
48
6,8
2,42
77
18
177
2,8
18
0,11
40
30
1,29
49
170
30
45
0,2
52
25
1,4
122
78
177
-20
2,85
177
0,09
00:00
36
0,09
175
13
2,3
2,7
155
1,18
45
6,8
168
48
18
0,09
77
18
2,42
2,8
30
177
40
0,11
49
45
1,29
30
25
1,4
170
52
78
177
0,2
122
2,85
0,09
1,4
-20
36
2,3
177
01:00
13
155
175
2,7
6,8
45
18
1,18
48
18
168
77
30
0,09
2,8
0,17
2,42
40
45
1,4
177
49
25
179
0,11
30
78
0,08
1,29
52
2,85
2,36
170
122
36
155
0,2
-30
13
6,9
1,4
02:00
2,7
17
177
45
17
48
29
170
1,18
77
3,1
0,17
168
2,8
41
1,4
0,09
40
25
179
2,42
49
75
0,08
177
30
2,8
2,36
0,11
52
35
155
1,29
122
13,1
6,9
1,27
170
-10
2,9
17
170
0,2
03:00
42
17
0,17
177
48
29
1,4
75
3,1
179
1,26
2,8
41
0,08
170
40
25
2,36
0,11
0,09
48
75
155
1,27
2,35
29
2,8
6,9
170
179
52
35
17
0,17
0,11
122
13,1
17
1,4
1,27
-50
2,9
29
179
175
170
04:00
42
3,1
0,08
0,1
177
48
41
2,36
1,26
75
25
155
167
1,26
2,8
75
6,9
0,16
2,37
170
40
2,8
17
1,41
174
0,09
48
35
17
172
0,1
2,35
29
13,1
29
0,07
1,25
0,1
179
52
2,9
3,1
2,55
166
2,16
0,11
120
42
41
155
0,11
178
166
1,27
05:00 -100
48
25
6,9
1,36
0,17
0,08
177
75
75
17
171
1,28
2,44
1,87
2,8
2,8
18
0,07
167
175
169
1,39
1,26
40
35
28,9
2,34
0,18
0,1
0,08
168
170
48
13,1
155
1,38
1,29
2,21
0,07
1,26
0,09
29
2,9
36
6,95
172
168
177
2,23
168
2,35
52
42
25
20
0,11
0,18
0,1
176
0,09
1,28
179
120
48
76
19
2,42
1,36
1,27
0,09
2,25
170
0,11
0
75
2,9
29
155
172
169
1,22
176
0,08
1,28
20:00
06:00
2,8
35
6,7
0,07
0,18
168
0,08
2,13
170
173
40
12,85
37
24
2,33
1,4
0,15
1,25
175
0,08
1,28
48
2,5
27
22
150
175
1,34
167
0,11
2,13
170
1,26
29
36
74
29
0,1
174
0,12
1,23
175
0,08
1,28
170
52
49
2,9
25
2,34
0,09
1,29
168
0,11
2,13
170
0,09
120
75
35
36
23
150
2,31
175
0,11
1,23
175
0,08
1,7
2,35
-20
2,8
12,95
26
30
6,2
150
0,11
1,36
168
0,11
2,13
166
179
07:00
40
2,6
76
2,9
25
6,3
2,22
176
0,11
1,23
175
0,09
173
48,5
37
2,9
40
23
25
150
0,12
1,36
168
0,11
2,1
1,7
0,04
28,9
49
35
25
30
23
6,4
2,19
176
0,11
1,23
174
166
1,8
1,2
53
72
13
76
2,9
30
25
150
0,12
1,36
168
0,11
0,09
168
167
120
2,8
2,6
2,9
40
2,9
23
2,19
176
0,11
1,2
2,1
0,09
1,8
0,09
-30
40
35
36
25
40
30
24
150
0,12
1,36
163
174
2,3
168
2,16
08:00
48,6
50
12,8
76
25
2,9
22
2,19
176
0,12
0,11
176
0,09
1,8
173
28,8
74
2,7
2,8
76
40
30
24
150
0,12
1,3
1,2
0,1
2,3
1,8
0,02
53
2,8
40
36
2,8
25
22
2,19
177
163
1,27
176
168
1,21
121
40
49
12,7
37
76
35
30
24
150
0,1
0,12
168
0,1
168
167
-70
49
73
2,7
13
2,8
25
22
2,2
1,3
0,15
1,27
0,09
0,09
09:00
29
2,8
40
2,7
37
76
35
30
24
150
177
1,39
168
0,09
174
52
41
49
40
12,6
2,8
25
22
6,8
0,1
174
0,15
2,2
0,09
121
50
73
49
2,7
38
76
35
30
19
2,2
0,12
1,39
2,2
1,82
-60
30
2,8
73
40
13
2,8
25
20
150
2,48
174
177
167
10:00
52
41
2,8
49
2,8
38
76
35
30
6,8
150
0,12
177
176
125
50
41
73
35
13
2,8
25
3,05
19
2,48
0,11
-50
30
50
2,8
47
2,8
38
76
42
20
19
150
0,11
1,15
11:00
52
30
42
75
35
13
2,8
25
30
19
1,2
175
125
52
50
2,8
47
2,8
38
74
3,05
30
19
1,2
12:00 -100
127
30
42
75
35
13
2,8
42
19
168
175
10
52
50
2,75
47
2,8
38
25
40
30
168
13:00
128
30
40
75
35
12,95
74
25
0,18
174
-30
52
50
2,75
47
2,6
2,8
76
40
0,18
14:00
139
30
40
75
42
38
2,8
25
1,3
174
-50
52
50
2,75
48
12,95
38
76
1,3
15:00
139
30
40
74
2,6
13
2,8
176
174
-50
52
50
2,75
42
2,6
38
176
16:00
139
30
40
48
40
13
0,1
174
-50
52
50
74
48
2,6
Vibrasi Fan
0,1
17:00
139
30
2,75
76
40
2,2
174
-50
52
40
2,75
48
Level Basin
2,2
18:00
126
50
40
76
150
174
8
30
50
2,75
150
19:00
52
30
40
6,7
174
126
53
50
7,04
8
135
30
18
174
-30
53
19
21:00
135
19
174
-30
19
22:00
29
174
32
3,03
3,03
Arus
42
Vibrasi Motor
42
Vibrasi Fan
25
Arus
25
Vibrasi Motor
74
Vibrasi Fan
74
Arus
2,85
Vibrasi Motor
2,85
Vibrasi Fan
35
Arus
35
Vibrasi Motor
13
Fibrasi Fan
13
Arus
2,8
Vibrasi Motor
2,8
pH Basin
43
43
48
Suhu Basin
48
Tekanan Keluar
75
Posisi Katup
75
Vibrasi
2,8
Arus
2,8
40
Suhu Bantalan
40
Aliran
49
Tekanan Keluar
49
Posisi Katup
29
Vibrasi
29
Arus
53
53
Suhu Bantalan
123
Suhu Keluar
126
Suhu Masuk
-45
Posisi Katup
-50
Tekanan
23:00
Level
00:00
Jam
94
Lampiran 8. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Primary dan
Secondary Unit 3
00:00
23:00
22:00
21:00
20:00
19:00
18:00
17:00
16:00
15:00
14:00
13:00
12:00
11:00
10:00
09:00
08:00
07:00
06:00
05:00
04:00
03:00
02:00
01:00
00:00
Max
Min
Jam
Arus
173
173
173
173
173
173
173
174
174
174
174
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
2,8
2,8
2,8
2,8
2,8
2,81
2,81
2,81
2,81
2,81
2,81
2,81
2,81
169
171
171
171
171
171
850
850
850
850
850
850
850
850
2,95
340
169
850
2,95
169
0,02
169
0,02
59
59
59
59
58
58
57
57
57
57
59
59
59
59
50
50
50
50
50
49
49
48
48
48
48
50
50
50
50
750
750
750
750
750
750
750
750
750
750
750
750
750
750
750
750
mBar
840
840
840
840
840
840
840
840
840
840
840
840
840
840
840
840
840
mBar
kg/cm2
3,95
83
83
83
83
83
83
83
83
83
83
84
84
84
84
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,73
0,73
0,73
0,73
0,77
0,77
0,77
0,77
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
7,3
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
36,5
36,5
36,5
36,5
36,5
36
36
36
36
35,5
35,5
35,5
35,5
36,5
36,5
36,5
36,5
34,6
34,5
34,5
34,5
34,5
34,5
35
35
35
35
35
34
34
34
34,5
34,5
34,5
33,7
33,7
33,7
33,7
34,5
34,5
34,5
34,5
6,57
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,6
6,6
6,6
6,5
6,4
6,4
6,5
6,5
6,6
7,01
7,01
7,01
7,01
7,01
7,01
6,9
6,9
6,9
6,9
6,8
2,2
36,5
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,2
2,25
37
37
37
37
37
36
36
2,25
Hari
: Selasa
Tanggal : 16-Feb-2016
Kompressor
I
II
36,5
36,5
34,5
36,5
34,5
36,5
34,5
33,7
34,5
33,7
36
36
36
36
36
37
37
37
37
34,5
34,5
34,5
34,5
34,5
36,5
36,5
36,5
36,5
36,5
36,5
37
34,5
35
35
35
35
35
34
34
34
34,5
34,5
35,5
Suhu Keluar
33,7
Suhu Masuk
35,5
Suhu Keluar
35,5
Suhu Masuk
36
Suhu Keluar
33,7
Suhu Masuk
35,5
Suhu Keluar
34,5
Suhu Masuk
Sistem Secondary
Intercooler
II
Bar
Suhu Keluar
Suhu Masuk
II
Tekanan Masuk
34
Bar
Suhu Keluar
37,7
kg/cm2
Suhu Masuk
34
mBara
Tekanan Masuk
37,7
Tekanan Keluar
104
340
Tekanan Masuk
Pompa
mBara
3,95
Arus
A
104
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
1
340
82
82
82
82
82
81
81
81
81
81
81
pH Secondary
59
50
750
840
Tekanan Keluar
II
59
50
750
840
Tekanan Masuk
Sistem Primary
Intercooler
59
50
750
437
Arus
59
50
301
437
59
50
301
437
60
59
50
301
437
59
50
301
C
32,7
33,5
33,5
34,5
59
50
31,5
33,5
31
33,5
31,5
34,5
59
438
kg/cm2
1,15
31,5
33,5
31
33,5
1,12
31,5
34,5
33,5
438
C
32,7
1,15
31,5
33,5
29
1,15
31,5
33
31
33,5
1,12
31,5
34,5
33,5
300
29
1,15
31
33
33
31
33,5
33
31
31
31
31
1,09
1,09
1,09
1,09
1,08
1,08
1,08
1,08
1,08
1,12
31,5
34,5
31
1,12
31,5
1,08
1,12
34
34
34
31
31
31
1,1
1,1
1,1
31,5
34
31,5
31
1,13
1,1
1,13
300
Suhu Keluar
49
Suhu Keluar
49
Suhu Masuk
58
Diff. Pressure
58
Suhu Keluar
II
Diff. Pressure
Tekanan Keluar
170
161,4
Arus
170
Inter
Cond
After
Suhu Keluar
Cond
Tekanan Hisap Gas
Tk.2
ATekanan Keluar Gas
Condensor Tk.2
Suhu Masuk
Pompa
172
0,05
2,8
340
172
0,05
Tekanan Masuk
Tekanan Keluar
kg/cm2 kg/cm2
Tekanan Masuk
172
161,4
Mw
Beban
95
96
Lampiran 10. Tabel Appendix Property Tables And Charts (Si Units)A-5
97
98
99
100
101
102
103
104
Pengukuran vibrasi pada generator dan cooling tower menggunakan VIB Expert II.
Pengukuran vibrasi pada turbin dan pompa MCWP menggunakan VIB Expert II.
105
Pengukuran vibrasi pada pompa primary dan secondary serta kompresor menggunakan
VIB Expert II.
Presentasi laporan magang kerja industri di hadapan tim Enjineering PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang.