Anda di halaman 1dari 125

PENGARUH EFEKTIVITAS STEAM JET EJECTOR FIRST

STAGE TERHADAP KEVAKUMAN MAIN CONDENSER DAN


INTER CONDENSER UNIT 2 DAN 3 PT. INDONESIA POWER
UPJP KAMOJANG

LAPORAN MAGANG KERJA INDUSTRI (MKI)

oleh

YONGKI ADI PRATAMA PUTRA


NIM B42120491

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2016

PENGARUH EFEKTIVITAS STEAM JET EJECTOR FIRST


STAGE TERHADAP KEVAKUMAN MAIN CONDENSER DAN
INTER CONDENSER UNIT 2 DAN 3 PT. INDONESIA POWER
UPJP KAMOJANG

LAPORAN MAGANG KERJA INDUSTRI (MKI)

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) di
Program Studi D-IV Teknik Energi Terbarukan

oleh

YONGKI ADI PRATAMA PUTRA


NIM B42120491

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI JEMBER

PENGARUH EFEKTIVITAS STEAM JET EJECTOR FIRST


STAGE TERHADAP KEVAKUMAN MAIN CONDENSER DAN
INTER CONDENSER UNIT 2 DAN 3 PT. INDONESIA POWER
UPJP KAMOJANG
Telah Diuji pada Tanggal: 06 Juni 2016

Yongki Adi Pratama Putra


NIM. B4 212 0491
Telah Melaksanakan Magang Kerja Industri dan Dinyatakan Lulus

Tim Penilai
Koordinator MKI Program Studi,

Dosen Pembimbing Utama,

Ir. Michael JokoWibowo, M.T.


NIP. 19630202 198903 1 001

Yuli Hananto, S.TP., M.Si.


NIP. 19770722 200212 1 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik

Dr. Bayu Rudiyanto, S.T., M.Si.


NIP. 19731221 200212 1 001

ii

PERSEMBAHAN

1500 mdpl, tempat dingin yang penuh dengan potensi alam. Tuhan yang
maha pemurah telah memberikan hambanya untuk berfikir dan mengolah semua
potensi yang menjadi sebuah manfaat bagi kelangsungan hidup manusia lainnya.
Terketik perlahan satu demi satu dengan penuh keniatan untuk menggapai yang
diharapkan. Menahan dingin bersama deru air dan angin, bersama kabut yang tak
permisi menggelitik. Berpikir dalam dingin, dengan penuh dasar niat yang telah
jauh tertanam.
Seluruh nafas ini tercurahkan untuk orang-orang yang telah membantuku,
membantu dalam berbagai hal. Terimakasih sebanyak-banyaknya untuk kedua
orang tuaku, seluruh keluargaku adikku ardi, seluruh teman-teman satu angkatan
teknik energi terbarukan 2012 khususnya Dafuk, Bose, Shofi, Cholis, Sipek, Qisti,
Atok, Agus. Terimakasih kepada para dosen-dosenku, pak Yuli, pak. Bowo, pak
nuruddin, pak. Bayu, bu. Yuana, para teknisi ahli lab.TET pak Agus, pak Catur,
pak samaji. PT. Indonesia Power UPJP Kamojang selaku penyedia dan telah
mengijinkan saya untuk menimba ilmu di kondisi sebenarnya. Khusus kepada PT.
Indonesia Power saya ucapkan terima kasih kepada pak dodi, pak maman selaku
pembimbing lapang dan pak hafid selaku humas IP dan tak lupa ibu dan bapak
kos yang sudah seperti ayah ibu sendiri dirumah. Terima kasih makanannya,
tempatnya, sambutan hangatnya, aku berhutang banyak dengan apa yang telah
diberikan dan apa yang telah dihaturkan dalam segala bentuk sifat dan perlakuan.
Namun, lebih jauh dari apa yang aku sebutkan diatas, disini aku rindu
dengan separuh hidupku. Tak kuberikan terima kasih secara bersama dengan
mereka semua diatas, karena dalam bentuk apapun dia adalah pendamping dalam
kondisi-kondisiku sekarang. Dalam senang dan lelahku. Dia sepenuh hati, separuh
nafas, separuh jiwa, terima kasih liebeku.
Aku dengan penuh penghormatan setingginya kepada semua orang yang
telah membantu, tanpa terketik nama, namun dihati dan diilham tetap ada dan
abadi dalam manfaat. Terima kasih.

iii

MOTTO
Buruk tak selamanya buruk, baik tak selamanya akan baik, melihat tak
selamanya seperti yang dilihat, mendengar tak sehebat bercerita, bercerita tak
seenak yang didengar, membayangkan memang tak seenak kenyataan, merasakan
dan memilih diam serta mencoba mencari yang benar-benar paham lebih baik
daripada berkowar.
(Yongki Adi Pratama Putra)
Ketika Niat, Doa, Usaha dan Restu orang tua telah tergabungkan, maka tidak
akan ada batas penghalang mimpi..!!!
(Yongki Adi Pratama Putra)
Kalau Khoiril anwar pernah berkata Aku ingin hidup 1000 tahun lagi, agar aku
dapat terus bermanfaat bagi orang lain. Tapi kalau aku berkata Aku tak ingin
hidup kalau tak dapat bermanfaat bagi orang lain.
(Yongki Adi Pratama Putra)
Gondrong tak akan pernah terpotong, tetap ada dihelaian makna dan manfaat.
(Yongki Adi Pratama Putra)

iv

PRAKATA

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat serta
karunia-Nya yang telah diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan dengan baik laporan Magang Kerja Industri (MKI) yang berjudul
Pengaruh Efektivitas Steam Jet Ejector First Stage Terhadap Kevakuman
Main Condenser Dan Inter Condenser Unit 2 dan 3 PT. Indonesia Power
UPJP Kamojang.
Tulisan ini merupakan laporan hasil magang kerja industri yang
dilaksanakan mulai tanggal 1 Februari 2016 sampai dengan 30 April 2016 di PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST.) di Program Studi Teknik Energi Terbarukan
Jurusan Teknik di Politeknik Negeri Jember. Pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Direktur Politeknik Negeri Jember,
2. Ketua Jurusan Teknik,
3. Ketua Program Studi Teknik Energi Terbarukan,
4. Yuli Hananto, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing Magang Kerja Industri.
5. Maman enjiner mesin PT. Indonesia Power UPJP Kamojang selaku
pembimbing lapang selama aktivitas magang.
6. Ayah dan Ibu beserta keluarga besarku tercinta yang selalu memberi doa dan
semangat.
7. Teman seperjuangan mahasiswa D-IV Teknik Energi Terbarukan serta semua
pihak yang telah membantu pelaksanaan magang kerja industri.
Akhir kata peneliti menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
peneliti mengharapkan mendapatkan masukan dan kritikan yang dapat
membangun untuk laporan ini dan dapat bermanfaat bagi Politeknik Negeri
Jember maupun bagi pembaca lainnnya.

Jember, 08 Juni 2016


Peneliti
v

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

ii

PERSEMBAHAN ..........................................................................................

iii

MOTTO .........................................................................................................

iv

PRAKATA .....................................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

vi

DAFTAR TABEL .........................................................................................

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv


SURAT PERNYATAAN ..............................................................................

xv

ABSTRAK ..................................................................................................... xvi


RINGKASAN ................................................................................................ xvii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................... xix

BAB.1 PENDAHULUAN ...........................................................................

1.1 Latar Belakang .........................................................................

1.2 Tujuan Magang Kerja Industri ..............................................

1.2.1 Tujuan Umum Magang Kerja Industri .............................

1.2.2 Tujuan Khusus Magang Kerja Industri ............................

1.3 Manfaat .....................................................................................

BAB 2. KONDISI UMUM PERUSAHAAN ..............................................

2.1 Sejarah PT. Indonesia Power UPJP Kamojang ....................

2.2 Lokasi PT. Indonesia Power UPJP Kamojang .....................

2.3 Pembangunan dan Topografi PT. Indonesia Power UPJP


Kamojang .................................................................................

2.3.1 PLTP Kamojang ...............................................................

2.3.2 PLTP Darajat ....................................................................

vi

2.3.3 PLTP Gunung Salak ......................................................... 10


2.4 Visi, Misi, Kopetensi Inti, Motto, Tujuan, dan Paradigma . 11
2.4.1 Visi Misi ........................................................................... 11
2.4.2 Kopetensi Inti dan Motto .................................................. 11
2.4.3 Tujuan ............................................................................... 11
2.4.4 Paradigma ......................................................................... 12
2.5 Budaya, Filosofi, dan Tujuh Nilai Perusahaan ..................... 12
2.5.1 Budaya Perusahaan ........................................................... 12
2.5.2 Filosofi Perusahaan .......................................................... 13
2.5.3 Tujuh Nilai Perusahaan (IP-HAPPPI) .............................. 13
2.6 Makna Bentuk dan Logo Perusahaan ................................... 14
2.6.1 Makna Bentuk Logo Perusahaan ...................................... 14
2.6.2 Makna Warna Logo Perusahaan ....................................... 15
2.7 Sarana dan Prasarana UPJP Kamojang ............................... 15
2.8 Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........ 16
2.9 Pengolahan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14000) .. 16
2.10 Pengelolaan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) ....... 17
2.11 Struktur Organisasi UPJP Kamojang ................................. 17
2.11.1 General Manager (GM) ............................................... 17
2.11.2 Manajer Engineering ( Mesin, Listrik, Instrument dan
Kontrol) ........................................................................ 18
2.11.3 Manajer Operasi dan Pemeliharaan ............................. 18
2.11.4 Manajer Keuangan dan Administrasi .......................... 19
2.11.5 Manajer Unit PLTP Gunung Salak .............................. 19
2.11.6 Bagan Susunan Jabatan PLTP PT. Indonesia Power
UPJP Kamojang ........................................................... 20
2.11.7 Bagan Susunan Jabatan Sub-Unit PLTP Kamojang .... 21
2.11.8 Bagan Susunan Jabatan Sub-Unit PLTP Kamojang .... 22

BAB 3. HASIL KEGIATAN MAGANG KERJA INDUSTRI ................. 23


3.1 Prinsip Kerja PLTP Kamojang .............................................. 23

vii

3.1.1 Panas Bumi ....................................................................... 23


3.1.2 Skema Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi .. 25
3.1.3 Siklus Thermodinamika Pada PLTP PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang .................................................... 27
3.2 Bagian-bagian Komponen Utama PLTP Indonesia Power
UPJP Kamojang ....................................................................... 29
3.2.1 Sumur Produksi ................................................................ 29
3.2.2 Pipe Line ........................................................................... 30
3.2.3 Vent Structure ................................................................... 31
3.2.4 Steam Receiving Header .................................................. 32
3.2.5 Separator ........................................................................... 33
3.2.6 Demister (Mist Eliminator) .............................................. 34
3.2.7 Katup Utama (MSV dan ECV) ........................................ 35
3.2.8 Katup Pengatur (Governor Valve) .................................... 35
3.2.9 Turbin ............................................................................... 36
3.2.10 Generator ........................................................................ 38
3.2.11 Transformator Utama ..................................................... 38
3.2.12 Switch Yard .................................................................... 39
3.2.13 Kondensor ...................................................................... 39
3.2.14 Gas Removal System ...................................................... 41
3.2.15 Main Cooling Water Pump (MCWP) ............................ 43
3.2.16 Cooling Tower ................................................................ 44

BAB 4. EFEKTIVITAS STEAM JET EJECTOR TERHADAP


KEVAKUMAN MAIN CONDENSER DAN INTER
CONDENSER UNIT 2 DAN 3 PLTP KAMOJANG ................... 45
4.1 Sistem Ekstrasi Gas (Gas Removal System/GRS) .................. 45
4.2 Prinsip Kerja Steam Jet Ejector .............................................. 47
4.2.1 Nozzle ............................................................................... 49
4.2.2 Mixing Chamber ............................................................... 49
4.2.3 Diffuser ............................................................................. 50

viii

4.3 Kondensor Kontak Langsung (Direct Contact Condenser) .. 50


4.4 Hukum Bernoulli ...................................................................... 51
4.4.1 Aliran Tak-termampatkan (Incompressible Flow) ........... 52
4.4.2 Aliran Termampatkan (Compressible Flow) .................... 52
4.5 Teori Gas Ideal ......................................................................... 53
4.5.1 Hukum Avogrado ............................................................. 53
4.5.2 Hukum Boyle ................................................................... 54
4.5.3 Hukum Charles ................................................................. 54
4.5.4 Persamaan Gas Ideal ........................................................ 54
4.6 Aliran Kompresibel Gas pada Nozzle dan Diffuser .............. 55
4.7 Persamaan Kontinuitas ........................................................... 59
4.8 Hukum Kekekalan Energi ...................................................... 60
4.9 Daya Aliran (Flow Work) ........................................................ 60
4.10 Persamaan Efektitivitas pada Steam Jet Ejector ................. 61
4.11 Pengolahan Data .................................................................... 64
4.11.1 Data Comissioning / Desain Steam Jet Ejector ........... 65
4.11.2 Perhitungan Nilai Efektivitas Data Desain Steam Jet
Ejector .......................................................................... 66
4.11.3 Data Aktual Steam Jet Ejector ..................................... 69
4.11.4 Perhitungan Nilai Efektivitas Data Aktual Steam Jet
Ejector .......................................................................... 71
4.12 Efektivitas Steam Jet Ejector Tingkat Pertama .................. 72
4.13 Pengaruh Efektivitas Steam Jet Ejector Terhadap
Tingkat Kevakuman Kondensor dan Inter Kondensor ..... 79

BAB 5. PENUTUP ........................................................................................ 83


5.1 Kesimpulan ............................................................................... 83
5.2 Saran ......................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 85


LAMPIRAN ................................................................................................... 87

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Kapasitas Pembangkitan PT. Indonesia Power Pada Tahun 2014 ................ 6
2.2 Kapasitas sub-sub Unit Pembangkit Listrik UPJP Kamojang ...................... 11
3.1 Klasifikasi reservoir dan asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi
potensi energi panas bumi ............................................................................. 24
4.1 Komposisi gas di lapangan sumur panas bumi di dunia ............................... 46
4.2 Data-data aktual penggaanilsaan efektivitas steam jet ejector ...................... 65
4.3 Data desain steam jet ejector ......................................................................... 66
4.4 Data aktual steam jet ejector 16 Februari 2016 pukul 19.00 WIB unit 3 ..... 69
4.5 Data perhitungan data aktual efektivitas aktual steam jet ejector 16
februari 2016 pukul 12:00 WIB Unit 3 ......................................................... 72

DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Lokasi PLTP Kamojang ................................................................................ 7
2.2 Logo PT. Indonesia Power ............................................................................ 14
2.3 Bagan Susunan Jabatan Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan
Kamojang ...................................................................................................... 20
2.4 Bagan Susunan Jabatan Bidang Enginering ................................................. 21
2.5 Bagan Susunan Jabatan Sub-Unit PLTP Kamojang ..................................... 22
3.1 Model reservoir dari area panas bumi kamojang .......................................... 23
3.2 Diagram alir sub-unit PLTP Kamojang ........................................................ 27
3.3 Flow Diagram Direct Steam Plants .............................................................. 28
3.4 Diagram suhu terhadap entropi Direct Steam Plants .................................... 29
3.5 Lapangan Sumur Pruduksi Kamojang milik PT. Pertamina Geothermal
Energy ........................................................................................................... 30
3.6 Pipa saluaran (Pipe Line) PL-403 uap menuju Indonesia Power
Kamojang ...................................................................................................... 31
3.7 Pipa menuju Vent Structure dari steam receiving header ............................. 32
3.8 Steam Receiving Header ............................................................................... 32
3.9 Separator Unit 2 dan 3 ................................................................................... 33
3.10 Demister ...................................................................................................... 34
3.11 Main Stop Valve .......................................................................................... 35
3.12 Governor valve ........................................................................................... 36
3.13 Turbin mitsubishi (warna orange) yang terkopel dengan generator
(warba biru) 3000 rpm ................................................................................ 37
3.14 Generator .................................................................................................... 38

xi

3.15 Transformator utama .................................................................................. 39


3.16 Switch Yard ................................................................................................. 39
3.17 Kondensor ................................................................................................... 40
3.18 Multistage Steam Ejector ............................................................................ 41
3.19 Steam Jet Ejector tingkat 2 ......................................................................... 42
3.20 Main Cooling Water Pump (MCWP) ......................................................... 43
3.21 Cooling Tower unit 3 .................................................................................. 44
4.1 Skema Gas Removal System dua tingkat pada PLTP Kamojang .................. 46
4.2 Steam jet ejector tingkat pertama PT. Indonesia Power UPJP
Kamojang Unit 3 ........................................................................................... 47
4.3 Profil tekanan dan kecepatan sepanjang steam jet ejector ............................ 48
4.4 Kontruksi steam jet ejector ........................................................................... 49
4.5 Bentuk nozzle ................................................................................................ 49
4.6 Skema Direct Contact Condensor ................................................................ 50
4.7 (a) Aliran pada diffuser ................................................................................. 57
4.7 (b) Aliran pada nozzle konvergen ................................................................. 57
4.8 Neraca massa pada heat balance diagram pada pembangkitan 55MW
(Indonesia Power, 1984) ............................................................................... 59
4.9 Siklus rankine dengan sistem GRS ............................................................... 62
4.10 Skema energi pada steam jet ejector .......................................................... 63
4.11 Grafik perbandingan nilai efektivitas pada steam jet ejector unit 2,3
dan data desain ............................................................................................ 73
4.12 Grafik konsumsi uap utama pada sistem pembangkitan ............................. 73
4.13 Laju aliran massa NCG dan motive steam pada steam jet ejector
tingkat pertama ........................................................................................... 74

xii

4.14 Grafik perubahan suhu lingkungan dan air pendinginan kondensor


terhadap waktu ............................................................................................ 75
4.15 Grafik perubahan tekanan pada steam jet ejector terhadap waktu ............. 76
4.16 Barchart efektivitas aktual dan ideal steam jet ejector .............................. 78
4.17 Hubungan nilai efektivitas aktual steam jet ejector terhadap tekanan
pada main condenser dan inter condenser unit 2 ....................................... 79
4.18 Hubungan nilai efektivitas aktual steam jet ejector terhadap tekanan
pada main condenser dan inter condenser unit 3 ....................................... 80
4.19 Grafik perubahan suhu lingkungan dan suhu cold basin terhadap
Waktu .......................................................................................................... 81

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Data Perhitungan Nilai Efektivitas Steam Jet Ejector Tingkat Pertama
Pada Desain, Unit 2 dan 3 (16 Februari 2016) .............................................. 87
2. Rekapitulasi Data Faktor-faktor Pengaruh Nilai Efektivitas Steam Jet
Ejector Desain, Unit 2 dan 3 ......................................................................... 88
3. Log Data Control Room Sistem Uap dan Turbin Unit 2 ............................... 89
4. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Utama Unit 2 ...................... 90
5. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Primary dan Secondary
Unit 2 ............................................................................................................. 91
6. Log Data Control Room Sistem Uap dan Turbin Unit 3 ............................... 92
7. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Utama Unit 3 ...................... 93
8. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Primary dan Secondary
Unit 3 ............................................................................................................. 94
9. Tabel Appendix Property Tables And Charts (Si Units)A-2 ........................ 95
10. Tabel Appendix Property Tables And Charts (Si Units)A-5 ...................... 96
11. Heat Balance Diagram Pembebanan 100% (55MW) ................................. 97
12. Technical Data Main Condenser ................................................................ 98
13. Technical Data Gas Ejector System ............................................................ 100
14. Detail Engineering Desain Main Condenser .............................................. 102
15. Detail Engineering Desain Gas Ejector System ......................................... 103
16. Foto Publikasi Kegiatan Magang Kerja Industri ........................................ 104

xiv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Yongki Adi Pratama Putra
NIM

: B42120491

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam Laporan


Magang Kerja Industri (MKI) saya yang berjudul Pengaruh Efektivitas Steam Jet
Ejector First Stage Terhadap Kevakuman Main Condenser Dan Inter Condenser
Unit 2 dan 3 PT. Indonesia Power UPJP Kamojang merupakan gagasan dan hasil
karya saya sendiri dengan arahan pembimbing lapang dan dosen pembimbing,
serta belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi
manapun.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas
dan dapat diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir laporan MKI ini.

Jember, 08 Juni 2016

Yongki Adi Pratama Putra


NIM. B42120491

xv

Pengaruh Efektivitas Steam Jet Ejector First Stage Terhadap Kevakuman


Main Condenser dan Inter Condenser Unit 2 dan 3 PT. Indonesia Power
UPJP Kamojang

Yongki Adi Pratama Putra


Program Studi Teknik Energi Terbarukan
Jurusan Teknik

ABSTRAK

Efektivitas steam jet ejector unit 2 memiliki kinerja yang lebih baik secara
keseluruhan daripada unit 3, dengan melihat nilai rata-rata efektivitas aktual steam
jet ejector tingkat pertama unit 2 sebesar 11,16 % serta unit 3 sebesar 9,32 %. Jika
ditinjau dari efektivitas pada desain awal sebesar 11,64 % dan efektivitas aktual
pada steam jet ejector tingkat pertama unit 2 dan 3, nilai efektivitasnya masih
cukup baik dibandingkan dengan kondisi aktual yang ada sekarang. Faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai efektivitas steam jet ejector tingkat pertama adalah
kenaikan laju aliran uap utama yang diikuti dengan rendahnya suhu lingkungan
pada malam hari yang mempengaruhi suhu air pendinginan kondensor.
Penyebabnya adalah ketika laju aliran uap meningkat, tekanan meningkat dan
entalpi masuk pada inlet motive steam meningkat, dan juga diikuti dengan
semakin rendahnya tekanan pada sisi outlet ejector yang merupakan tekanan kerja
pada inter condenser. Kenaikkan laju aliran uap dan rendahnya suhu lingkungan,
tidak akan diikuti dengan kenaikan efektivitas steam jet ejector, jika tidak
diimbangi dengan penurunan suhu air pendinginan yang dipasok dari colling
tower menuju semua kondensor. Secara keseluruhan, semakin tinggi efektivitas
steam jet ejector semakin tinggi pula tingkat kevakuman pada main condenser dan
inter condenser. Namun, harus diimbangi dengan peforma komponen lainya yaitu
peforma colling tower yang menyuplai air pendingin pada kondensor. Semakin
baik colling tower dalam melakukan perpindahan panasnya dengan lingkungan
dan diimbangi nilai efektivitas yang baik pada steam jet ejector, semakin tinggi
tingkat kevakuman pada main condenser dan inter condenser.

Kata kunci: Efektivitas, Steam Jet Ejector, Kevakuman, Condenser

xvi

RINGKASAN

Pengaruh Efektivitas Steam Jet Ejector First Stage Terhadap Kevakuman


Main Condenser dan Inter Condenser Unit 2 dan 3 PT. Indonesia Power
UPJP Kamojang, Yongki Adi Pratama Putra, NIM B42120491, Tahun 2016, 84
hlm, Teknik, Politeknik Negeri Jember, Yuli Hananto, S.TP., M.Si.
(Pembimbing).
Nilai efektivitas steam jet ejector pada unit 2 memiliki kinerja yang lebih
baik secara keseluruhan daripada unit 3, dengan melihat nilai rata-rata efektivitas
aktual dari steam jet ejector tingkat pertama pada unit 2 yang memiliki efektivitas
sebesar 11,16 % dan unit 3 sebesar 9,32 %. Jika ditinjau dari efektivitas desain
awalnya sebesar 11,64 %, maka nilai efektivitas aktual pada steam jet ejector
tingkat pertama kedua unit masih cukup baik, meskipun umur operasi steam jet
ejector sudah cukup lama beroperasi. Hal ini dapat terjadi karena steam jet ejector
merupakan sebuah pompa vakum yang tidak memiliki komponen bergerak,
sehingga kerusakan dan perawatannya relatif lebih jarang dan lebih tahan lama
dibandingkan pompa vakum jenis lainnnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai efektivitas steam jet ejector tingkat
pertama dari hasil analisa data adalah sebagai berikut:
a. Secara keseluruhan kenaikan laju aliran uap utama yang diikuti dengan
rendahnya suhu lingkungan pada malam hari yang mempengaruhi suhu air
pendinginan pada kondensor, memberikan efek peningkatan efektivitas steam
jet ejector pada kedua unit. Hal ini dikarekan, ketika laju aliran uap meningkat
mengakibatkan tekanan meningkat dan entalpi masuk pada inlet motive steam
yang menjadi energi input ejector meningkat, dan juga diikuti dengan semakin
rendahnya tekanan pada sisi outlet ejector yang merupakan tekanan kerja pada
inter condenser, dikarekan rendahnya suhu air pendinginan pada malam hari.
b. Kenaikkan laju aliran uap dan rendahnya suhu lingkungan, tidak akan diikuti
dengan kenaikan efektivitas steam jet ejector, jika tidak diimbangi dengan
penurunan suhu air pendinginan yang dipasok dari colling tower menuju semua
kondensor. Tidak turunnya suhu air pendinginan pada kondensor secara cepat
pada saat suhu lingkuan semakin dingin, dapat diakibatkan karena kinerja yang
xvii

buruk dari colling tower dalam kecepatan pertukaran panasnya dengan suhu
lingkungan. Hal ini yang terjadi pada colling tower unit 2.
Menurut hasil perhitungan dan analisis data dapat disimpulakan secara
keseluruhan bahwa semakin tinggi efektivitas steam jet ejector semakin tinggi
pula tingkat kevakuman pada main condenser dan inter condenser. Namun,
peningkatan tingkat kevakuman pada kondensor tidak sepenuhnya dipengaruhi
oleh peningkatan efektivitas steam jet ejector, peningkatan efektivitas steam jet
ejector harus diimbangi dengan peforma komponen lainya yaitu peforma colling
tower yang menyuplai air pendingin pada kondensor. Semakin baik colling tower
dalam melakukan perpindahan panas dan menjaga kondisi air pendinginan yang
terkumpul pada cold basin dengan diimbangi nilai efektivitas yang baik pula pada
steam jet ejector, semakin tinggi pula tingkat kevakuman pada main condenser
dan inter condenser.

xviii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama
NIM
Program Studi
Jurusan

: Yongki Adi Pratama Putra


: B42120491
: Teknik Energi Terbarukan
: Teknik

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan


kepada UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember, Hak Bebas Royalti
Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah berupa
Laporan MKI saya yang berjudul:
Pengaruh Efektivitas Steam Jet Ejector First Stage Terhadap Kevakuman
Main Condenser dan Inter Condenser Unit 2 dan 3 PT. Indonesia Power
UPJP Kamojang
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini UPT. Perpustakaan Politeknik
Negeri Jember berhak menyimpan, mengalih media atau format, mengelola dalam
bentuk Pangkalan Data (Database), mendistribusikan karya dan menampilkan atau
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
Politeknik Negeri Jember, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam Karya Ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Jember
Pada Tanggal : 13 Juni 2016
Yang Menyatakan,

Nama
NIM

xix

: Yongki Adi Pratama Putra


: B42120491

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyelenggaraan MKI (Magang Kerja Industri) merupakan salah satu mata
kuliah berupa praktek kerja lapang pada suatu perusahaan yang bergerak sesuai
dengan

bidang

jurusan

yang

ditempuh

oleh

mahasiswa

agar

dapat

membandingkan dan menerapkan teori dalam ilmu yang telah didapatkan selama
perkuliahan. MKI pada kelompok peneliti ini dilaksanakan di sebuah perusahaan
pembangkitan listrik bertenaga panas bumi yang dikelola oleh anak perusahaan
PLN yaitu PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan
Kamojang.
PLTP (Pembangkit Listrik Panas Bumi) memiliki beberapa komponen
penting yang saling bersinergi antara satu dan lainnya. Salah satunya kondensor
yang bertugas untuk mengkondensasi uap hasil keluaran turbin sehingga tekanan
dan suhunya dapat berkurang dan kinerja turbin dapat berputar dengan optimal.
Pemaksimalan pemanfaatan energi panas bumi dapat dilakukan dengan
mengoptimalkan seluruh kerja dari keseluruhan komponen alat dalam sistem
pembangkit listrik panas bumi.
Salah satu kendala dalam pemanfaatan keseluruhan peforma pembangkitan
listrik energi panas bumi adalah timbulnya gas-gas yang tidak diinginkan pada
aliran uap yang diproduksi oleh sumur produksi panas bumi yang tidak dapat
dikondensasikan

pada

kondensor,

sehingga

dapat

menyebabkan

tingkat

kevakuman pada kondensor berkurang dan efisiensi keseluruhan sistem


pembangkitan akan mengalami penurunan karena tekanan pada kondensor
mengalami peningkatan.
Gas-gas yang terkandung dalam uap yang tidak dapat dikondensasikan
merupakan gas-gas yang disebut non condensable gas (NCG). Keberadaan NCG
dalam aliran uap kerja akan mempengaruhi nilai propertis uap, yaitu berkurangnya
enthalpy uap kerja tersebut. Salah satu sistem ekstrasi gas yang ada yaitu Gas
Removal System (GRS), yang berguna untuk membuang gas NCG agar tidak
mempengaruhi tingkat kevakuman kondensor. Tugas dari GRS juga berguna

untuk menjaga agar kondensor selalu dalam kondisi vakum setiap saat dengan
kondisi NCG yang berbeda-beda. Gas Removal System (GRS) terdiri dari
beberapa komponen penting yang meliputi steam jet ejector, inter condenser dan
after condenser. Namun, Jantung utama dari GRS adalah steam jet ejector yang
berfungsi untuk menghisap NCG keluar dari kondensor dan selanjutnya menuju
Inter kondensor dan dialirkan lagi menuju steam jet ejector tahap kedua yang
kemudian masuk menuju after kondensor sebelum dibuang menuju cooling tower.
Sehingga peforma atau nilai efektivitas steam jet ejector merupakan hal yang
sangat penting untuk diperhatikan dalam sistem GRS.
Tingkat kevakuman pada kondensor sangat dipengaruhi oleh penghisapan
dan pengkondisian tekanan yang dihasilkan oleh ejector. Selain penghisapan oleh
ejector, output tekanan dari ejector juga merupakan hal yang paling menentukan
tingkat kevakuman pada komponen setelahnya, yaitu kevakuman inter kondensor
yang merupakan komponen GRS tingkat pertama. Melihat hal tersebut, banyak
para peneliti yang telah melakukan beberapa penelitian terkait hal tersebut.
Menurut Hany tahun 2015 dalam peneltiannya menjelaskan bahwa pada desain
steam jet ejector diketahui tekanan gas NCG 0,1 bar sedangkan pada data aktual
sebesar 0,17 bar kenaikan tekanan ini berpengaruh terhadap kenaikan tekanan
diffuser yakni bernilai 0,711887 bar sedangkan desainnya sebesar 0,4963 bar.
Naiknya tekanan steam jet ejector ini berpengaruh terhadap kenaikan tekanan di
main condenser dari tekanan desain 0,10 bar dan naik pada kondisi aktual menjadi
0,12 bar. Artinya telah terjadi penurunan kinerja steam jet ejector yang
mengakibatkan tingkat kevakuman kondensor menurun.maka tingkat efektivitas
steam jet ejector merupakan parameter penting untuk menentukan kinerja GRS.
Pengkajian lebih lanjut mengenai penganalisaan pengaruh efektivitas steam
jet ejector tingkat pertama terhadap tingkat kevakuman kondensor utama dan inter
kondensor sangat perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
yang diberikan oleh ejector terhadap tingkat kevakuman dari kondensor dan inter
kondensor pada unit 2 dan 3 PT Indonesia Power UPJP Kamojang.

1.2 Tujuan Magang Kerja Industri


Tujuan program Magang Kerja Industri (MKI) bagi mahasiswa Program
Studi Teknik Energi Terbarukan yang mengambil konsentrasi PLTP di bagi
menjadi 2, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, dimana yang akan dibahas di
dalam pembahasan merupakan tujuan khusus dari magang kerja industri.

1.2.1 Tujuan Umum Magang Kerja Industri


Tujuan umum magang kerja industri merupakan tujuan dalam pelaksanaan
magang di perusahaan yang berorientasi pada pengalaman dalam kerja secara
nyata. Tujuan umum magang kerja industri adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan pengalaman kerja nyata pada dunia industri khususnya pada
industri pembangkitan energi listrik tenaga panas bumi di PT. Indonesia Power
Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Kamojang pada bidang
enginering.
b. Dapat memahami bagian pekerjaan pada bidang enginering khsususnya di
bagian Condition Base Maintenance (CBM).
c. Dapat lebih mengenal secara nyata dan memahami cara kerja komponenkomponen yang digunakan dalam sistem pembangkitan listrik tenaga panas
bumi.
d. Menganalisis permasalahan yang ada di lapangan khususnya di lingkup PLTP
Kamojang.

1.2.2 Tujuan Khusus Magang Kerja Industri


Tujuan khusus magang kerja industri merupakan tujuan yang digunakan
dalam pembahasan dan akan dijawab dalam kesimpulan. Tujuan khusus magang
kerja industri adalah sebagai berikut:
a. Membandingan nilai efektivitas steam jet ejector tingkat pertama pada unit 2,
unit 3 dan data desain yang dihasilkan selama periode waktu tertentu.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keefektivitasan steam jet
ejector unit 2 dan 3 selama periode waktu tertentu.

c. Mengetahui pengaruh efektivitas yang dihasilkan oleh steam jet ejector tingkat
pertama terhadap peforma kondensor dan inter kondensor berdasarkan tingkat
kevakumannya.

1.3 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari Magang Kerja Industri pada PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang adalah:
a. Merasakan dunia kerja nyata pada bidang enginering dan maintenance pada
dunia industri pembangkitan listrik tenaga panas bumi di PT Indonesia Power
Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang.
b. Mendapatkan wawasan tambahan mengenai prinsip dan cara kerja sistem
berserta seluruh komponen-komponen dalam sistem pembangkit listrik tenaga
panas bumi.
c. Mendapatkan pengalaman yang nyata mengenai teknologi yang ada pada
PLTP, khususnya pada salah satu komponen PLTP Kamojang yaitu Gas
Removal System pada komponen steam jet ejector tingkat pertama serta
kondensor dan inter kondensor.
d. Mendapatkan pengetahuan akan teknologi maintenance berdasarkan kondisi,
dimana UPJP Kamojang sendiri termasuk salah satu unit yang memiliki
teknologi terlengkap seperti alat ukur : Vibrasi, Termografi dan Dissolved Gas
Analysis (DGA).
e. Mendapatkan pengetahuan mengenai hasil analisa pengaruh efektivitas steam
jet ejector stage 1 terhadap tingkat kevakuman kondensor dan inter kondensor
unit 2 dan 3 PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.

BAB 2. KONDISI UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Indonesia Power UPJP Kamojang


Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahaan PT PLN (Persero)
yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PLN Pembangkitan
Jawa-Bali I (PT PLN PJB I) melalui Surat Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia No. C2-12496-HT.01.01. Th.1995. Pada tanggal 8 Agustus
2000 PT PLN PJB I berganti nama menjadi PT Indonesia Power sebagai
penegasan atas tujuan perusahaan yang menjadi perusahaan pembangkit tenaga
listrik independen yang berorientasi bisnis murni. Indonesia Power merupakan
perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia dengan kepemilikan
saham sebanyak 1 lembar saham seri 1 dan 5.215.647.598 lembar saham seri 2
oleh PT PLN (Persero) dan sebanyak 1 lembar saham seri 2 oleh Yayasan
Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero).
Identitas baru, Indonesia Power mendeklarasikan visi dan misi yang
terintegrasi dengan rencana baru untuk menjadi perusahaan publik dan
meningkatkan diri menjadi pembangkit kelas dunia. Dalam mendukung
terealisasinya keinginan tersebut, Indonesia Power dan seluruh unit bisnisnya
telah

berbenah

diri

melalui

implementasi

Indonesia

Power-Integrated

Management System (InPower IMS) yang mengintegrasikan berbagai standar


antara lain ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan), ISO 9001 (Sistem
Manajemen Mutu), OHSAS 18001, ISO 28001 (Security Management System for
Supply Chain), PAS 55, Malcom Baldrige, SMP (Sistem Manajemen
Pengamanan), dan SMK3 (Sistem Manajemen K3). Selain itu, Perusahaan telah
memperoleh penghargaan di tingkat nasional dan internasional seperti Annual
Report Award, Indonesia Sustainability Report Award, Vision Award, Spotlight
Award, PROPER, Corporate Governance Perception Index (CGPI), Indonesia
Quality Award dan Green Company Award.
Indonesia Power memegang peran penting dalam mendukung tersedianya
energi listrik di sistem Jawa Madura Bali dengan mengoperasikan berbagai jenis
pembangkit dengan total kapasitas terpasang sebesar 8.901,50 MW dan di Area

Bali dan Sumatera sebesar 466,49 MW. Sehingga total kapasitas yang dikelola
oleh PT Indonesia Power adalah 9.367,99 MW. Berikut kapasitas pembangkit area
JAMALI dari masing-masing unit dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Kapasitas Pembangkitan PT. Indonesia Power Pada Tahun 2014
No. Unit Pembangkitan

Daya

Presentase Pembangkitan

(MW)

JAMALI (%)

UP Suralaya

3400,00

38,20

UPJP Priok

1.348,08

15,14

UP Saguling

797,36

8,96

UPJP Kamojang

375,00

4,21

UP Mrica

309,74

3,48

UP Semarang

1.408,93

15,83

UP Perak Grati

864,08

9,71

UPJP Bali

398,31

4,47

8.901,50

100

Total Pembangkitan

Sumber: Static Report Indonesia Power (2014)


PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP)
Kamojang adalah Badan Usaha Milik Negara dan merupakan Objek Vital Daerah
(OBVITDA) yang mengelola plan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) yang terdiri dari 3 Unit yaitu Unit PLTP Kamojang, Darajat dan Unit
PLTP Gunung Salak. Proses Operasional dari PLTP yang berada pada cakupan
UPJP Kamojang adalah merubah energi primer uap panas bumi menjadi energi
listrik dengan total beban terpasang sebesar: 375 MW.

2.2 Lokasi PT. Indonesia Power UPJP Kamojang


UPJP Kamojang memiliki 3 sub unit yang berada di lokasi yang berbedabeda, yaitu:
a. Unit PLTP Kamojang beralamat di desa Laksana kecamatan Ibun kabupaten
Bandung terletak di kaki gunung Guntur gugusan gunung Gajah.

b. Unit PLTP Darajat beralamat di desa Pada Awas kecamatan Pasir Wangi,
kabupaten Garut terletak di kaki gunung Papandayan.
c. Unit PLTP Gunung Salak beralamat di kecamatan Pamijahan kabupaten Bogor.

Gambar 2.1 Lokasi PLTP Kamojang

Pada kawasan PLTP Kamojang terdapat instalasi listrik yang merupakan


aset dari PT. PLN (Persero) UPT Garut yaitu Switch Yard 150 KV, pada kawasan
PLTP Darajat terdapat instalasi listrik yang merupakan aset PT. PLN (Persero)
Garut yaitu Switch Yard 150 KV dan pada kawasan PLTP Gunung Salak terdapat
instalasi listrik yang merupakan aset PT. PLN (Persero) UPT Bogor yaitu Switch
Yard 150 KV dan GIS 150 KV. instalasi-instalasi tersebut diatas merupakan SubSistem dari sistem Pembangkitan PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan
Jasa Pembangkitan (UPJP) Kamojang.

2.3 Pembangunan dan Topografi PT. Indonesia Power UPJP Kamojang


UPJP Kamojang sendiri membawahi 3 sub unit pembangkit, yaitu PLTP
Kamojang, PLTP Darajat dan PLTP Gunung Salak. Berikut rincian pembangunan
dan topografi dari masing-masing unit.

2.3.1 PLTP Kamojang


PLTP Kamojang terletak di desa Laksana kecamatan Ibun kabupaten
Bandung terletak di kaki gunung Guntur gugusan gunung Gajah Jawa Barat yang

menempati area seluas + 126.536 m2, dikelilingi perbukitan dengan batas-batas


sebagai berikut:
a. Sebelah timur berbatasan dengan jalan raya kamojang.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan tanah perhutani III RPH Paseh dan PPA
kamojang.
c. Sebelah barat berbatasan dengan tanah perhutani III RPH paseh dan PPA
kamojang.
d. Sebelah utara berbatasan dengan tanah perhutani III RPH paseh dan PPA
kamojang.
Pembangunan PLTP Kamojang terdiri atas 2 (dua) tahapan, yaitu: tahap
pertama 1 x 30 MW, beroperasi tahun 1982 dan tahap kedua 2 x 55 MW,
beroperasi tahun 1987. Kronologi pendirian PLTP kamojang dimulai sejak tahun
19161928 dengan diketemukannya potensi panas bumi di kamojang dan
dilanjutkan dengan dilaksanakannya pengeboran 5 (lima) buah sumur oleh
Netherland East Indies Volcanological Survey. 1 (satu) Sumur diantarnya masih
menyemburkan uap hingga sekarang.
Pada tahun 1971, dimulailah kerja sama penyelidikan ilmiah antara
Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah New Zealand di bidang panas bumi.
Pada Tahun 1972, dilakukan pengeboran eksplorasi oleh pemerintah indonesia
dengan perusahaan Geothermal Energy New Zealand Ltd. Tahun 1979 diadakan
pengeboran sumur produksi sebanyak 10 buah untuk memasok ,1 unit PLTP
dengan kapasitas 30 MW. Tanggal 22 Oktober 1982, unit 1 PLTP Kamojang
mulai memasuki jaringan dan pada tanggal 07 Februari 1983, unit 1 PLTP
Kamojang diresmikan oleh presiden republik Indonesia. Pada tanggal 29 Oktober
1987 Unit 2 PLTP Kamojang mulai masuk jaringan. Sedangkan pada unit 3 PLTP
Kamojang mulai memasuki jaringan pada tanggal 13 September 1987.
Perusahaan juga dilengkapi dengan fasilitas/sarana berupa rumah dinas,
sarana olah raga, gedung serbaguna, gedung pertemuan, masjid dan poliklinik.
Komponen utama PLTP Kamojang adalah : Steam Receiving Header, Separator,
Demister, Turbin, Generator, Kondensor, MCWP, dan Cooling Tower.

2.3.2 PLTP Darajat


PLTP Darajat terletak di desa Pada Awas kecamatan Pasir Wangi kabupaten
Garut terletak di Kaki gunung Papandayan Jawa Barat yang menempati area
seluas + 203.826 m2, dikelilingi perbukitan dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah timur berbatasan dengan perkebunan milik masyarakat.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Chevron Darajat.
c. Sebelah barat berbatasan dengan perkebunan milik masyarakat.
d. Sebelah utara berbatasan dengan perkebunan milik masyarakat.
Pembangunan PLTP Darajat 1 Unit, yaitu 1 x 55 MW, beroperasi tahun
1994. Kronologi pendirian unit PLTP Darajat dimulai dari penyelidikan ilmiah
lapangan panas bumi Darajat, dilaksanakan bersamaan dengan lapangan panas
bumi Kamojang pada tahun 1972 oleh Pertamina yang bekerja sama dengan
konsultan Geothermal Energy New Zealand. Menurut hasil penyelidikan melalui
pemboran sumur darajat 1 dan 2 yang dilakukan oleh GENZL dan sumur darajat 3
oleh Pertamina, menyimpulkan bahwa lapangan panas bumi Darajat mempunyai
prospek yang cukup baik. Pada tahun 1987 AMOSEAS (yang sekarang diganti
namanya menjadi Chevron) mulai melakukan pemboran sumur Darajat 4, 5, 6,
dan 7. Menurut kesimpulan studi kelayakan (AI tahun 1984), lapangan panas
bumi Darajat memiliki potensi uap yang cukup baik. Sebagai implementasi
kontrak yang tertuang dalam energy sales contract, PLN membangun PLTP
Darajat dengan kapasitas sebesar 55 MW dengan melakukan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
a. Studi kelayakan dikerjakan oleh konsultan GENZL dan diselesaikan pada
tanggal 14 juni 1991.
b. Studi ANDAL dikerjakan oleh konsultan PT. Waseco Tirta.
c. Penelitian ANDAL untuk pembuatan dokumen RKL & RPL oleh konsultan
PT. INTROBUMI dan diselesaikan pada tanggal 14 maret 1992.
d. Survei hydrological dan metrological dikerjakan oleh konsultan PT.
METTANA dan diselesaikan pada tanggal 26 juni 1992.
e. Studi rekayasa PLTP Darajat dikerjakan oleh konsultan GENZL dan
diselesaikan pada tanggal 31 juli 1993.

10

f. Pembebasan tanah untuk proyek PLTP seluas 139.574 m2 dan untuk bangunan
prasarana di cikamiri seluas 47.030 m2 diselesaikan pada Juli 1992.
g. Pembangunan PLTP Darajat dibantu oleh konsorsium konsultan antara lain
ELC, ENEL, dan NEOVUM sebagai asisten penyelesaian selama konstruksi.
PLTP Darajat mulai berfungsi secara komersial pada bulan November 1994.
Perusahaan juga dilengkapi dengan fasilitas/sarana berupa rumah dinas,
sarana olah raga, gedung serbaguna, gedung pertemuan dan masjid. Komponen
utama PLTP Darajat adalah : Turbin, Generator, Kondensor, CWP, Cooling
Tower, Separator , Demister dan LRVP.

2.3.3 PLTP Gunung Salak


PLTP Gunung Salak terletak di kecamatan Pamijahan kabupaten Bogor
Jawa Barat yang menempati area seluas + 133.275 m2, dikelilingi perbukitan
dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah timur berbatasan dengan hutan lindung taman nasional Gunung
halimun.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan sungai cisaketi, hutan lindung taman
nasional gunung halimun.
c. Sebelah barat berbatasan dengan hutan lindung taman nasional Gunung
halimun.
d. Sebelah utara berbatasan dengan hutan lindung taman nasional Gunung
halimun.
Pembangunan PLTP Gunung Salak terdiri atas 2 tahapan, yaitu: tahap
pertama 2 x 55 MW, beroperasi tahun 1994 dan tahap kedua 1 x 55 MW,
beroperasi tahun 1994. Kronologi pendirian PLTP Gunung Salak dimulai
pada tahun 19821983 yang dilaksanakan oleh Survei Geologi dan
Geofisika Unocal Geothermal of Indonesian. Pada yahun 19831997
dilaksanakan pengeboran sumur injeksi dan produksi oleh PT OBD.
Berikut merupakan tabel besar daya yang dihasilkan oleh pembangkitan PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang pada unit PLTP Kamojang, PLTP Darajat dan
PLTP Gunung Salak. Tabel disajikan pada tabel 2.1 tentang kapasitas sub-sub

11

Unit Pembangkit Listrik UPJP Kamojang. Khusus untuk gunung salak di lakukan
upgrade dari 55 MW menjadi 60 MW tahun 1997.

Tabel 2.2 Kapasitas sub-sub Unit Pembangkit Listrik UPJP Kamojang


Geothermal Unit
Capacity Manufacturer
Installed
Kamojang 1
30 MW
Mitsubishi
Kamojang 2
55 MW
Mitsubishi
Kamojang 3
55 MW
Mitsubishi
Darajat 1
55 MW
Fuji Electric
Gunung salak 1
60 MW
Ansaldo
Gunung salak 2
60 MW
Ansaldo
Gunung salak 3
60 MW
Ansaldo
Sumber : Leaflet UPJP kamojang

Initial
Operation
1982
1987
1987
1994
1994
1994
1994

2.4 Visi, Misi, Kopetensi Inti, Motto, Tujuan, dan Paradigma Perusahaan
Perusahaan Indonesia Power memiliki beberapa acuan yang digunakan
dalam menentukan arah perusahaan yaitu:

2.4.1 Visi Misi


Visi dari perusahaan Indonesia Power adalah Menjadi Perusahaan Energi
Terpercaya yang Tumbuh Berkelanjutan. Misi dari perusahaan Indonesia Power
adalah Menyelenggarakan Bisnis Pembangkitan Tenaga Listrik dan Jasa Terkait
yang Bersahabat dengan Lingkungan.

2.4.2 Kopetensi Inti dan Motto


Kopetensi inti perusahaan Indonesia Power adalah Operasi Pemeliharaan
Pembangkit dan Pengembangan Pembangkit. Sedangkan perusahaan Indonesia
Power adalah Trust Us For Power Excellence.

2.4.3 Tujuan
PT. Indonesia Power bergerak di bidang bisnis pembangkitan memiliki
tujuan perusahaan untuk menyatukan satu tujuan bagi karyawan-karyawannya,
yaitu:

12

a. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam


penggunaan sumber daya perusahaan.
b. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan
bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang
berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari
berbagai sumber yang saling menguntungkan.
d. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai
standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan,sefisiensi maupun
kelestarian lingkungan.
e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling menghargai
antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan integritas
pribadi dan profesionalisme.

2.4.4 Paradigma
Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang
menilai sesuatu. Paradigma dari PT. Indonesia Power adalah Hari ini lebih baik
dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.

2.5 Budaya, Filosofi, dan Tujuh Nilai Perusahaan IP-HAPPPI


2.5.1 Budaya Perusahaan
Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan
adalah pembentukan budaya perusahaan. Unsur-unsur budaya perusahaan:
a. Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan nilainilai atau filosofi.
b. Nilai adalah bagian daripada budaya/ culture perusahaan yang dirumuskan
untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT.
Indonesia Power, nilai ini disebut dengan Filosofi Perusahaan.
c. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang
menilai sesuatu.

13

Budaya perusahaan ini diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang
didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan
dalam tujuh nilai perusahaan PT Indonesia Power (IP-HAPPPI).

2.5.2 Filosofi Perusahaan


Filosofi perusahaan PT. Indonesia Power merupakan kebijaksanaan yang di
buat sebagai dasar-dasar dari perusahaan. PT. Indonesia Power sendiri memiliki
filosofi sebagai berikut:
a. Mengutamakan pasar dan pelanggan
b. Berorientasi kepada pasar serta memberikan pelayanan yang terbaik dan nilai
tambah kepada pelanggan.
c. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan
d. Menciptakan keunggulan melalu sumber daya manusia, teknologi financial dan
proses bisnis yang handal dengan semangat untuk memenangkan persaingan.
e. Mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
f. Terdepan dalam memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
secara optimal.
g. Menjunjung tinggi etika bisnis memberi penghargaan atas prestasi
h. Memberi penghargaan atas prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan yang
maksimal.

2.5.3 Tujuh Nilai Perusahaan (IP-HAPPPI)


PT. Indonesia Power membuat kebijaksanaan bagi karyawannya yang di
tuangkan dalam IP-HAPPPI yaitu:
a. Integritas
Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada
perusahaan.
b. Profesional
Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang.
c. Harmoni
Serasi, selaras, dan seimbang dalam:

14

1. Pengembangan kualitas pribadi


2. Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait)
3. Hubungan dengan lingkungan hidup
d. Pelayanan Prima
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan stakeholder.
e. Peduli
Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara
lingkungan sekitar.
f. Pembelajar
Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kualitas diri
yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi dengan
orang lain.
g. Inovatif
Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam
usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun
produk dengan tujuan peningkatan kerja.

2.6 Makna Bentuk dan Warna Logo Perusahaan


Logo mencerminkan identitas dari PT. Indonesia Power sebagai Power
Utility Company terbesar di Indonesia. Berikut adalah logo dari PT. Indonesia
Power:

Gambar 2.2 Logo PT. Indonesia Power

2.6.1 Makna Bentuk Logo Perusahaan


Bentuk Sebuah logo perusahaan mencerminkan identitas dari perusahaan
berikut makna dari logo PT. Indonesia Power.

15

a. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis huruf


FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD menandakan font yang
kuat dan tegas.
b. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan TENAGA
LISTRIK yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
c. Titik/ bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I.
Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi
komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas
perusahaan dapat langsung terwakili.

2.6.2 Makna Warna Logo Perusahaan


Warna dari logo sebuah perusahaan merupakan cerminan dari sifat sebuah
perusahaan. Makna dari warna logo PT. Indonesia Power adalah sebagai berikut:
a. Merah
Merah diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat
dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik,
guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
b. Biru
Biru

diaplikasikan

pada

kata

POWER,

pada

dasarnya

warna

biru

menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata POWER,
maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan oleh
perusahaan memiliki ciri-ciri:
1. Berteknologi tinggi
2. Efisien
3. Aman
4. Ramah lingkungan

2.7 Sarana dan Prasarana UPJP Kamojang


PT Indonesia Power UPJP Kamojang memiliki beberapa fasilitas penunjang
untuk karyawannya, diantaranya:

16

a. Mess karyawan
b. Mobil dan jenis jemputan karyawan
c. Klinik kesehatan
d. Perpustakaan
e. Lapangan olah raga
f. Masjid

2.8 Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Pelaksanaan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) bertujuan untuk
menjamin keselamatan karyawan dan kebutuhan unit pembangkitan. Bagian K3
dibawah oleh Manajer Humas dan Lingkungan.
Adapun Implementasi K3 yang dilakukan oleh pihak UBP Kamojang antara
lain:
a. Pemasangan rambu-rambu peringatan keselamatan kerja.
b. Penyediaan alat-alat keselamatan kerja.
c. Pembinaan SDM dengan pelatihan-pelatihan keselamatan kerja.

2.9 Pengolahan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14000)


Upaya perlindungan lingkungan sudah dilakukan sejak awal tahap
preconstructing, constructing dan operasi, dan telah disetujui Komisi Analisa
Dampak Lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Tujuan dari
usaha ini adalah untuk melindungi lingkungan dengan menggunakan sumbersumber alam secara efektif dan efisien, mengurangi dampak yang merusak dari
operasi pembangkit dengan terus menerus memonitoring tingkat kualitas limbah,
dan mendukung aktifitas masyarakat sekitar pembangkit sejalan dengan upaya
perlindungan tersebut yang pada gilirannya akan memberikan kualitas hidup
positif untuk mereka sendiri.
Terhadap lingkungan fisik, UPJP Kamojang memonitoring kualitas air,
udara dan kebisingan secara rutin dengan mengacu pada standar pemerintah.
Selain itu, kerjasama dengan pihak swasta untuk mengubah CO2 menjadi gas noncondensable juga dilakukan sebagai upaya perlindungan lingkungan.

17

Program Community Development UPJP Kamojang dilakukan scara


partisipatif, berbasis masyarakat dan sumber daya setempat, serta berkelanjutan.
Program tersebut terbagi menjadi tiga kriteria yaitu:
a. Pelayanan Komunitas seperti bantuan pendidikan, kesehatan dan pembangunan
sarana umum.
b. Hubungan Komunitas seperti ceramah, penyuluhan dan komunikasi sosial.
c. Pemberdayaan komunitas seperti peningkatan modal usaha, diklat ketrampilan,
dan bantuan pemasaran produk masyarakat.

2.10 Pengelolaan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP)


Unit pada PT. Indonesia Power UPJP Kamojang terdiri dari 3 unit dengan
tingkat kerawanan daerah yang sangat berbahaya karena terletak di wilayah hutan
dan gunung. Pengamanan di area pembangkit di semua unit di UPJP Kamojang
sudah mendapatkan sertifikat dari Mabes Polri untuk sistem pengamanan area
pembangkit, sehingga seluruh unit pada PT. Indonesia Power UPJP Kamojang
telah dipastikan aman terkendali.

2.11 Struktur Organisasi UPJP Kamojang


Untuk mengimplementasikan Visi, Misi, dan tujuan PT Indonesia Power,
UBP kamojang membentuk sebuah struktur organisasi. Pelaksanaan struktur
organisasi ini disesuaikan dengan SK Direksi PT Indonesia Power UBP No
032.K/0 10/IP/2008.

2.11.1 General Manager (GM)


Tugas dari seorang GM adalah memimpin dan mengurus unit pembangkitan
sesuai dengan tujuan dan lapangan usahanya, dengan berusaha menigkatkan kerja
unit pembangkitan dan mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Mengevaluasi perkembangan unit pembangkitan dan lingkungan yang
mempengaruhinya serta melaksanakan identifikasi kekuatan, peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan.

18

b. Menyusun rencana srategi PLTP Kamojang untuk mencapai tujuan sesuai


dengan lapangan usahanya, dengan memperhatikan strategi dan kebijaksanaan
perusahaan dan memproses pengesahan direksi.
c. Mengarahkan dan membina progam-progam operasi dan pemeliharaan unit
pembagkitan.
d. Menetpkan

standarstandar

pemeliharaan,

logistik,

prosedur

anggaran,

pelaksanaan

keuangan,

dan

meliputi,

operasi,

akutansi

dengan

memperlihatkan ketentuan yang lebih tinggi.


e. Penerapan sistem manajemen yang berlaku di PT. Indonesia Power.

2.11.2 Manajer Engineering ( Mesin, Listrik, Instrumen dan Kontrol)


Tugasnya adalah membantu GM dalam penyususnan anggaran keuangan
dan akutansi, pembinaan, pengembangan manajemen pegolahan lingkungan, serta
melaksanakan evaluasi dari realisasi dan pencapaian target kinerjanya. Dengan
membuat suatu analisa dan masukan kepada GM. Peranan Engineer di perusahaan
adalah memimpin dan mngelola idang masing- masing untuk mencapai target dan
sasaran unit bisnis.

2.11.3 Manajer Operasi dan Pemeliharaan


Tugasnya adalah mengkoordinasikan pengelolaan operasi dan niaga unit
pembangkitan dengan kegiatan utama sebagai berikut:
a. Penyususn rencana kegiatan operasional bidang operasi.
b. Penyusunan rencana operasional pengunaan uap.
c. Pengembangan sistem dan prosedur operasi.
d. Pengkoordinasian pelaksanaan operasi.
e. Pegelolaan penjualan energi.
f. Pengendalian keandalan dan efisiensi pengoperasian.
g. Pembinaan kompetensi bidang operasi pembangkitan.

19

2.11.4 Manajer Keuangan dan Administrasi


Tugasnya adalah mengkoordinasi pengelolaan sumber daya manusia dan
siste informasi nit bisnis pembangkitan dengan kegiatan utama sebagai berikut:
a. Pengembangan organisasi.
b. Perencanaan dan pengadaan pegawai.
c. Pengembangan kompetensi
d. Pengelolaan implementasi perusahaan.

2.11.5 Manajer Unit PLTP Gunung Salak


Tugas

pokoknya

adalah

mengelola

kegiatan

pengoperasian

dan

pemeliharaan PLTP yang menjadi pengawasan dengan kegiatan utama sebagai


berikut:
a. Penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan PLTP
b. Pengendalian pelaksanaan sistem dan prosedur operasi serta pemeliharaan.
c. Pengawasan kegiatan operasi dan pemeloharaan PLTP sesuai dengan
kebutuhan sistem.
d. Pengawasan kegiatan administrasi umum dan keamanan.

20

2.11.6 Bagan Susunan Jabatan PT. Indonesia Power UPJP Kamojang

Gambar 2.3 Bagan Susunan Jabatan Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan
Kamojang

21

2.11.7 Bagan Susunan Jabatan Bidang Enginering

Gambar 2.4 Bagan Susunan Jabatan Bidang Enjinering

22

2.11.8 Bagan Susunan Jabatan Sub-Unit PLTP Kamojang

Gambar 2.5 Bagan Susunan Jabatan Sub-Unit PLTP Kamojang

BAB 3. HASIL KEGIATAN MAGANG KERJA INDUSTRI

3.1 Prinsip Kerja PLTP Kamojang


3.1.1 Panas Bumi
Panas bumi adalah fluida yang dapat berupa gas, cair ataupun campuran
keduanya yang terbentuk oleh proses geologi yang telah dan sedang berlangsung
sepanjang jalur vulkanisme. Panas bumi merupakan air tanah yang mendapatkan
energi panas dari lapisan magma dibawahnya sehingga memiliki tekanan dan
temperatur yang tinggi. Panas bumi umumnya tersimpan dalam lapisan tanah,
tetapi ada juga yang melalui terobosan-terobosan dari panas bumi yang
menghasilkan mata air panas dikarenakan sumber panas bumi berasal dari lapisan
magma yang pada dasarnya tidak terbatas, maka panas bumi dapat dikategorikan
sebagai sumber energi terbarukan (DiPippo, 2012).

Gambar 3.1 Model reservoir dari area panas bumi kamojang

Pembangkit listrik panas bumi dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik


asalkan memenuhi kriteria. Kriteria panas bumi sebagai pembangkit listrik dibagi
menurut tabel 3.1 berikut:

23

24

Tabel 3.1 Klasifikasi reservoir dan asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi
potensi energi panas bumi.

Sumber: Edwards et al. (1982)

Gejala adanya potensi panas bumi yang terdapat pada suatu wilayah dapat
dilihat dari beberapa aspek manifestasinya. Berikut beberapa gejala masnifestasi
adanya sumber panas bumi (Saptadji, 2015):
a. Warm ground (tanah hangat), merupakan tanah yang mempunyai temperatur
lebih tinggi dari temperatur tanah sekitarnya.
b. Steam ground (permukaan tanah beruap), Merupakan beberapa tempat yang
menampakkan uap panas keluar dari permukaan tanah. Uap panas berasal dari
suatu lapisan tipis dekat permukaan yang mengandung air panas yang
mempunyai temperatur sama atau lenbih besar dari titik didihnya.
c. Hot/ warm spring (mata air panas/ hangat), merupakan mata air panas yang
terbentuk karena adanya aliran air panas/ hangat dari bawah permukaan
melalui rekahan-rekahan batuan. Temperatur < 50C merupakan Warm Sprng,
sedangkan > 50C merupakan Hot Spring.
d. Hot pools (kolam air panas), terbentuk karena adanya aliran air panas dari
bawah permukaan melaui rekahan-rekahan batuan. Pada permukaan airterjadi
penguapan yang disebabkan karena adanya perpindahan panas dari permukaan
air atmosfer.
e. Hot lakes (telaga air panas panas), sama dengan kolom air panas tetapi lebih
luas permukaan airnya.
f. Fumarole, merupakan lubang kecil yang memancarkan uap panas kering (dry
steam) atau uap panas basah (wet steam). Temperatur uap umumnya < 100C.

25

g. Geyser, merupakan mata air panas yang menyembur ke udara secara


intermittent (pada selang waktu tertentu) dengan ketinggianair yang beraneka
ragam, kurang dari satu meter sampai dengan ratusan meter.
h. Mud pools (kubangan lumpur), umumnya mengandung CO2 dengan sejumlah
kecil uap panas. Lumpur dalam keadaan cair karena kondensasi uapa panas,
sedangkan letupan-letupan yang terjadi adalah karena pancaran CO2.
i. Silika sinter, merupakan endapan silica di permukaan yang berwarna
keperakan. Umumnya dijumpai di sekitar mata air panas dan lubang geyser
yang menyemburkan air yang bersifat netral. Silika sinter merupakan
manifestasi permukaan dari sistem panas bumi yang didominasi air.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pemilihan teknologi penggunaan
energi panas bumi antara lain temperatur, tekanan, kualitas uap, dan kedalaman
sumur dan kandungan kimia.

3.1.2 Skema Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Sistem pembangkitan PLTP Indonesia Power UPJP kamojang merupakan
sistem pembangkitan yang memanfaatkan tenaga panas bumi yang berupa uap.
Energi primer untuk PLTP Kamojang adalah uap panas bumi yang dipasok
pertamina di mana uap dari sumur produksi lapangan panas bumi kamojang
dialirkan melalui beberapa pipe line (PL 401, 402, 403, 404).
Uap dari sumur produksi dialirkan ke steam receiving header , untuk
menampung uap panas bumi yang suplai dari beberapa lapangan sumur produksi
uap yang berfungsi untuk menjaga tekanan pasokan uap ke pembangkit. Apabila
terjadi kelebihan suplai uap di dalam steam receiving header, maka uap akan
dibuang melalui vent structure. Selanjutnya uap dialirkan ke separator yang
berfungsi memisahkan partikel padat yang terbawa dari sumur produksi kemudian
masuk ke demister untuk memisahkan butiran air dari uap panas bumi. Hal ini
dilakukan untuk menghindari Selanjutnya setelah melalui flow-meter, uap
dialirkan ke separator dan demister untuk memisahkan zat padat, silika, dan
bintik-bintik air yang terbawa di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya vibrasi, erosi dan pembentukan kerak pada sudu dan nozzle turbin. Uap

26

yang telah bersih itu dialirkan melalui Main Steam Valve / Electrical Control
Valve / Governor Valve menuju ke turbin. Pada turbin uap itu berfungsi untuk
memutar sudu turbin yang dikopel dengan generator pada kecepatan 3000 rpm.
Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz dan
tegangan 11,8 kV.
Melalui step-up transformer, arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150
kV, selanjutnya dihubungan secara paralel dengan sistem penyaluran Jawa-Bali.
Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar dari turbin
harus dalam kondisi vakum 0,10 bar, dengan mengkondensasikan uap dalam
kondensator kontak langsung yang dipasang di bawah turbin. Exhaust steam dari
turbin masuk dari sisi atas kondenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat
penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan oleh spray-nozzle. Level
kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua buah cooling water pump,
lalu didinginkan dalam cooling water sebelum disirkulasikan kembali.
Untuk menjaga kevakuman kondenser, gas yang tak terkondensasi harus
dikeluarkam secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-gas ini mengandung
CO2 85-90% wt, H2S 3,5% wt, sisanya adalah N2 dan gas-gas lainnya. Di
Kamojang dan Gunug Salak, sistem ekstraksi gas terdiri atas first-stage, secondstage dan liquid ring vacum pump. Sistem pendinginan di PLTP merupakan
sistem pendingin dengan sirkulasi tertutup dari hasil kondensasi uap, dimana
kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksikan kembali ke dalam sumur
reinjeksi.
Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan
mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus,
menggunakan 5 forced drain fan. Proses ini terjadi dalam cooling water. Sekitar
70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling water,
sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Reinjeksi dilakukan
untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi ground
subsidance, menjaga tekanan, serta recharge water bagi reservoir. Aliran air dari
reservoir disrikulasikan kembali oleh primary pump, kemudian melalui inter
condenser dan after condenser dimasukkan kembali ke dalam reservoir.

27

Skema pembangkitan energi listrik pada PT. Indonesia Power UPJP


Kamojang dapat dlihat pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Diagram alir sub-unit PLTP Kamojang

3.1.3 Siklus Thermodinamika Pada PT. Indonesia Power UPJP Kamojang


Siklus yang dgunakan pada PLTP Kamojang adalah Direct Steam Plans.
Direct Steam Plans digunakan pada reservoir yang menghasilkan panas bumi tipe
uap kering (dry steam) atau panas bumi dalam kondisi Vapor Dominated. Fluida
panas bumi ini membawa gas-gas yang tidak dapat dikondensasi (non-codensable

28

gas) dengan berbagaikosentrasi dan komposisi yang berbeda-beda. Fluida yang


diperoleh dari berbagai sumur produksi kemudian dialirkan menuju power house
menggunakan pipa-pipa.Fluida digunkan untuk menggerakkan turbin implus atau
reaksi (DiPippo, 2012).
Kondisi sumber panas bumi dengan kualitas 90% atau lebih dapat
dimanfaatkan denga metode Direct Steam Plans karena dengan bantuan separator,
kualitas sumber panas bumi tersebut dapat dibuat menjadi 100% dalama fasa gas.
Pada sumber panas bumi Vapor Dominated, diharapkan dengan menggunkan
sistem ini pembangkian energi listrik dapat optimum dengan biaya yang rendah
(DiPippo, 2012).
Berikut gambar flow diagram dari Direct Steam Plans:

Gambar 3.3 Flow Diagram Direct Steam Plans

29

Gambar 3.4 Diagram suhu terhadap entropi Direct Steam Plans

3.2 Bagian-bagian Komponen Utama PLTP Indonesia Power UPJP


Kamojang
Bagian-bagian sistem pembangkitan PLTP terdiri dari beberapa bagian
penting yang saling mempengaruhi dalam mengoptimalkan daya pembangkitan
dari generator. Komponen-komponen tersebut merupakan komponen-komponen
yang telah dijelaskan dalam skema dan silkus:

3.2.1 Sumur Produksi


Sumur uap merupakan sumber pemasok utama energi uap yang akan
disalurkan ke sistem PLTP. Adapun sumur uap yang dibuat didasarkan atas
adanya lapisan yang mendapatkan energi panas dari magma yang ada pada perut
bumi. Magma yang mempunyai temperatur lebih dari 1200 C ini mengalirkan
energi panas bumi secara konduksi pada lapisan batuan yang berupa bed rock,
diatas lapisan inilah terdapat lapisan yang mngandung air. Selanjutnya, air dalam
lapisan tersebut mngambil energi panas dari bed rock secara konveksi dan
konduksi. Kondisi ini mengakibatkan suhu pada lapisan aquifer yang memberikan
kecenderungan untuk bergerak naik, akibat adanya perbedaan berat jenis.

30

Pasokan uap yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik pada PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang berasal dari sumur produksi yang dikelola oleh
PT. Pertamina Geothermal Energy yang merupakan anak perusahaan PT.
Pertamina yang memiliki hak eksplorasi sumur-sumur produksi di wilayah
Kamojang. Produksi sumur uap yang dikelola Pertamina disalurkan ke unit
pembangkit melalui pipa-pipa, dan peralatan tambahan seperti katup-katup.
Katup-katup dapat berada di kepala sumur seperti: master-valve, service-valve,
vertical-discharge-valve, orifice, bleed-valve, cellar dan repture dice.

Gambar 3.5 Lapangan Sumur Pruduksi Kamojang milik PT. Pertamina


Geothermal Energy
Pasokan uap yang digunakan untuk menghasilkan daya listrik sebesar 140
MW membutuhkan uap sebanyak 1024,19 ton/jam. Telah tersedia 25 buah sumur
uap untuk mendapatkan uap sebanyak 1024,19 ton/jam dengan total produksi uap
1453 ton/jam yang dipasok menuju Unit 1(30 MW) sebesar 244,19 ton/jam dan
Unit 2 serta 3(2 x 55 MW) sebesar 2 x 390 = 780 ton/jam.

3.2.2 Pipe Line


Distribusi saluran uap menuju sistem PLTP didistribusikan menggunakan
Pipe Line yang merupakan pipa-pipa berisolasi pengirim uap. Pertamina sebagai

31

pemasok, memasok uap yang akan digunakan oleh PLTP Kamojang dengan
menggunakan pipa berdiameter antara 600 1000 mm melalui empat Pipe Line
yaitu PL-401, PL-402, PL-403 dan PL-404. Pipapipa tersebut ditempatkan di
atas permukaan tanah, tidak di dalam tanah. Hal ini ditujukan untuk
mempermudah pengecekan apabila terjadi kebocoran pada pipa pipa tersebut.

Gambar 3.6 Pipa saluaran (Pipe Line) PL-403 uap menuju Indonesia Power
Kamojang
3.2.3 Vent Structure
Pada sistem penyaluran uap untuk keperluan PLTP dilengkapi dengan
bangunan pelepasan uap dengan peredam suara. Alat ini berfungsi untuk
membuang kelebihan uap saat terjadi tekanan lebih di dalam steam receiving
header karena pada steam receiving header tekanannya harus tetap konstan pada
tekanan 6,5 bar. Kelebihan uap dibuang ke udara agar tidak mencemari
lingkungan.

32

Gambar 3.7 Pipa menuju Vent Structure dari steam receiving header

Pada bagian bawah disekat dan bagian atas diberi tumpukan batu. Alat ini
juga dilengkapi dengan nozzle diffuser yang berguna untuk meredam getaran dan
kebisingan yang ditimbulkan. Alat ini dilengkapi dengan katup-katup pengatur
dengan sistem kerja secara pneumatic dan biasanya dioperasikan secara manual
maupun otomatis dari ruang kontrol.

3.2.4 Steam Receiving Header


Steam Receiving header memliki spesifikasi seperti berikut: berbentuk
tabung silinder berdiameter 1.800 mm dan panjang 19.500 mm. Alat tersebut
dipergunakan untuk menampung uap dari beberapa sumur produksi melalui Pipe
Line, dengan demikian apabila diluar dugaan ada kerusakan atau perbaikan salah
satu sumur, tidak akan mengganggu operasi dari unit pembangkit.

Gambar 3.8 Steam Receiving Header

33

Pada tabung receiver juga dilengkapi dengan pengendalian tekanan uap, ini
dimaksudkan agar tekanan uap tetap konstan pada kondisi 6,5 bar untuk memutar
sudu-sudu turbin. Sehingga apabila terjadi kelebihan uap, maka receiver akan
membuang kelebihan uap secara otomatis, melalui katup pengatur uap. Jalan
masuk header yaitu jalur pipa kepusat katup pengatur berdiameter 800 mm,
sedangkan untuk yang suplai uap menuju turbin berdiameter 600 mm.

3.2.5 Separator
Separator berfungsi untuk membersihkan / menyaring uap dari partikelpartikel berat, karena uap yang untuk keperluan benar-benar harus terbebas dari
kontaminasi. Separator yang digunakan adalah jenis Cyclon, artinya aliran uap
yang masuk ke separator akan berputar kemudian dengan pengaruh gaya
sentrifugal partikel- partikel berat akan terlempar jatuh ke bawah akan ditapung di
dust collector. Sementara uap yang sudah bersih akan mengalir ke demister (mist
eliminator).

Gambar 3.9 Separator Unit 2 dan 3

34

3.2.6 Demister (Mist Eliminator)


Demister adalah sebuah peralatan berupa tabung berukuran 14,5 m3, di
dalamnya terdapat kisi-kisi dari baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butirbutir air yang terbawa oleh uap dari sumur-sumur panas bumi. Demister berfungsi
sebagai penyaring untuk mencegah terjadinya masalah dalam turbin, penyaringan
ini sangat efektif dan efisien untuk mengurangi terjadinya carry-over Cl, SiO2, Fe,
Fe2O3 yang masuk kedalam turbin.

Gambar 3.10 Demister

Beberapa alasan untuk mengurangi defosit adalah adanya ketidak


sempurnaan pada separator yang menggunakan sistem cyclone-centrifugal-type.
Pemisah antara uap dan air panas pada separator didasarkan pada perbedaan yang
terjadi dari gaya sentrifugal dan berat jenis antara air dan uap jenuh, akan tetapi
pemisahan tersebut tidak dapat secara sempurna memisahkan moisture (uap
lembab) dari uap jenuh tersebut. Keberadaan corrugated-plate (penyaring) dapat
memisahkan antara moisture dengan uap jenuh sehingga kebasahan uap dapat
diperkecil. Cara pemisahan ini didasarkan dari perbedaan inersia antara air dan
uap, dan juga didasarkan dari daya lekat permukaan basah dari corrugated-plate
tersebut. Pada bagian dalm demister kecepatan uap menurun sehingga didapat
efek pemisahan yang bertambah baik.

35

3.2.7 Katup Utama (MSV dan ECV)


Suplai uap setelah disaring pada demister disaslurkan menuju 2 buah stop
valve (MSV dan ECV) yang terpasang berderetan. Katup-katup tersebut
dioperasikan secara hidraulik, katup-katup ini dapat dibuka dan ditutup secara
manual dengan saklar-saklar pada Turbine Control Panel (TCP) atau pada katup
itu sendiri dengan cara memasukkan handle dan memutar sesuai dengan
keinginan kita. Katup tersebut akan bekerja secara otomatis yang akan menutup
pada saat unit trip/mati secara darurat. Pada waktu turbin start, katup-katup ini
harus dioperasikan secara manual untuk operasi turbin.
Beberapa fungsi dari katup utama adalah mengisolasi uap dengan katup
pengatur, mengatur putaran turbin pada saat mulai dijalankan dan sebagai
pengaman dalam keadaan darurat. Konstruksi dari katup utama adalah Swing
Check Valve Type yang dapat dioperasikan secara remote dari ruang kontrol
maupun lokal dan manual. Pada saat keadaan darurat katup ini dapat menutup
secara otomatis.

Gambar 3.11 Main Stop Valve

3.2.8 Katup Pengatur (Governor Valve)


Dua katup pengatur dipasang pada masing- masing pipa uap masuk kiri dan
kanan dari turbin. Katup bekerja dengan sistem hidraulik, yang diatur oleh
pengatur governor turbin sebagai respon dari putaran turbin atau adanya

36

perubahan beban. Sedangkan dalam keadaan darurat, katup- katup tersebut dapat
segera menutup secara otomatis.
Pada peralatan katup pengatur ini dilengkapi dengan suatu sistem untuk
melakukan steam free test, yakni suatu kegiatan menutup atau membuka katup
yang dilakukan secara periodik, pada saat operasi dengan maksud agar tidak
terjadi kemacetan pada katup. Pada saat unit trip dalam keadaan darurat, governor
valve tertutup secara otomatis, katup ini juga dapat dibuka dan ditutup secara
manual pada katup sesuai keinginan kita. Steam free test ini dapat dioperasikan
secara otomatis, pada saat steam free test dioperasikan dari pengatur saklar,
swing-check-valve dan main-stop-valve akan tertutup secara berurutan setelah
governor valve menutup, sehingga semua katup-katup tersebut atau berarti semua
ECV dan MSV telah selesai diuji.

Gambar 3.12 Governor valve

3.2.9 Turbin
Spesifikasi turbin pada PLTP Kamojang menggunakan turbin Mitsubishi
jenis silinder tunggal 2 aliran (single cylinder double flow) yang terdiri dari
masing-masing lima tingkat. 2 tingkat pertama turbin aksi dan 3 tingkat
berikutnya turbin reaksi. Pembeda tingkat aksi dan reaksi adalah pada tingkat aksi,
ekspansi uap atau penurunan tekanan terjadi pada sudu tetapya saja, sedangkan
turbin tingkat reaksi ekspansi uap terjadi pada sudu tetap maupun pada sudu
geraknya. Turbin yang digunakan memiliki kapasitas nominal kerja dengan

37

tekanan 6,5 bar pada input dan 0,1 bar pada output dengan kecepatan putar 3000
rpm dan suhu uap masuk sebesar 161,8C.

Gambar 3.13 Turbin mitsubishi (warna orange) yang terkopel dengan generator
(warba biru) 3000 rpm
Turbin dilengkapi dengan:
a. Main Stop Valve dan Governor Valve, yang berguna untuk mengatur jumlah
aliran uap.
b. Barring Gear (Turning Gear), berguna untuk memutar poros turbin sewaktu
unit dalam keadaan berhenti agar tidak terjadi distorsi pada rotor akibat
pendinginan yang tidak merata.
c. Bantalan aksial, yang berguna untuk menahan gaya aksial yang terjadi.
Selain itu walaupun turbin sudah di desain dan dibuat dengan pertimbangan
yang menyangkut keamanan dan kehandalan alat, tetapi turbin tetap dilengkapi
dengan pengaman unit seperti over-speed trip, lub-oil trip dan lain-lain untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kerusakan karena kesalahan operasi atau

38

gangguan-gangguan yang tidak diharapkan. Sehingga tingkat kehandalan dan


keamanan turbin semakin meningkat.

3.2.10 Generator
Generator yang digunakan merupakan jenis generator sinkron dengan
spesifikasi 68,750 kVA, 55.000 kW, 3000 rpm, 50 Hz dengan 2 kutub 3 fasa.
Tegangan keluaran yang dihasilkan 11,8 kV. Generator ini disuplai arus DC pada
rotornya dengan brushless exciter. Generator terdiri dari dua kumparan utama,
yaitu rotor dan stator. Kumparan rotor menghasilkan medan magnet setelah diberi
arus penguat dari main exciter. Perpotongan gaya fluksi magnetik anatra rotor dan
stator ketika rotor berputar mengkibatkan kumparan stator terinduksi tegangan.
Sistem pendinginan pada generator menggunakan pendinginan udara yang
disirkulasi oleh fan ke kumparan stator dan rotor. Udara yang dipakai untuk
sistem pendinginan mempunyai temperatur kurang lebih 43C setelah melewati
generator. Selanjutnya udara tersebut didinginkan dengan dialirkan menuju
radiator untuk didinginkan kembali dengan media pendinginan berupa air.

Gambar 3.14 Generator

3.2.11 Transformator Utama


Transformator Utama memiliki tipe ONAN yang berfungsi untuk
menaikkan (step up) dan menurunkan (step down) tegangan. Tegangan keluar
generator diaikkan tegangannya dari 11,8 kV menjadi 150 kV agar dapat masuk
ke jaringan inter koneksi Jawa-Madura-Bali. Trafo ini memiliki on loud top

39

charger untuk mengubah perbandingan lilitan saat terjadi penambahan beban.


Kapasitas trafo utama adalah 70.000 kVA.

Gambar 3.15 Transformator utama

3.2.12 Switch Yard


Switch Yard merupakan sebuah lapangan yang terdiri dari komponenkomponen pemutus dan penghubung aliran listrik yang berada pada wilayah
PLTP maupun aliran yang akan didistribusikan melallui sistem inter koneksi.
Berikut gambar foto switch yard PLTP Kamojang.

Gambar 3.16 Switch Yard

3.2.13 Kondensor
Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengkondensasikan uap bekas
dari turbin dengan kondisi yang hampa. Jenis kondensor yang dipakai adalah jenis

40

kondensor kontak langsung (Direct Contact Condenser). Pada Direct Contact


Condenser uap bekas bersentuhan lansung dengan air sebagai media kondensasi.
Campuran air kondensat dengan air suhu 490C yang merupakan hasil kondensasi
di pompa menuju Cooling tower melalui pipa dan katup kontrol serta nozzle
sprayer. Pada kondisi normal, tekanan dalam kondensor adalah 0,133 bar abs dan
kebutuhan air pendingin adalah 11.800 m3/jam.

Gambar 3.17 Kondensor

Air pedingin di semprotkan langsung pada uap keluaran turbin dan pada
gas-gas yang tidak dapat dikondensasi (non condensable gas) dalam kondensor
dalam keadaan vakum, uap akan terkondensasi dan di keluarkan kondensor
bersama-sama dengan air pendinginnya. Non condensable gas dikeluarkan dari
kondensor melalui ejektor yang di semprotkan oleh uap yang disuplai oleh
dimister. Pada keadaan operasi normal, perbedaan tekanan antara basin menara
pendingin dengan vakum di kondensor cukup besar untuk untuk mengalirkan air
pendingin dari colling water basin cooling tower menuju kondensor tanpa pompapompa. Terlalu tinggi level akan mengganggu sistem spray pada noozle, terlalu
rendah akan mengganggu kinerja CWP (Colling Water Pimp).

41

3.2.14 Gas Removal System


Gas Removal System merupakan salah satu dari sekian banyak sistem yang
ada pada suatu pembangkit listrik dengan tenaga uap. Gas Removal System
digunakan untuk membuang Non Condensable Gas (NCG) pada kondensor.
Sistem ini termasuk sistem uap bantu.
Sistem Uap Bantu adalah penyediaan uap untuk mengoperasikan alat
penghampa gas (Jet Gas Ejector) dan sistem uap perapat (Gland Steam System).
Alat penghampa gas berfungsi mengeluarkan gas-gas yang tidak terkondensasi
yang berasal dari sumur-sumur panas bumi dan terakumulasi dalam kondensor
pada mode operasi normal. Sedangkan sistem uap perapat adalah suatu sistem uap
perapat pada ujung-ujung poros turbin, dimana disini terdapat suatu alat untuk
menghisap uap perapat dari udara. Uap bantu tersebut berasal dari salah satu pipa
utama, kemudian dialirkan pada sistem penghampa gas dan sistem dari penghisap
uap perapat udara.
Pada Indonesia Power PLTP Kamojang Gas Removal System yang
digunakan, menggunakan Multistage Steam Ejector yang terdiri dari 4 buah
komponen utama yaitu 2 buah Steam Jet Ejector Mitsubishi, Inter kondensor dan
After kondensor. Seperti telah diketahui uap panas bumi mengandung gas-gas
yang tidak dapat terkondensasi di dalam kondensor (uap di Kamojang
mengandung gas-gas yang tidak terkondensasi kurang lebih 1,5 % per satuan berat
dari uap yang dialirkan).

Gambar 3.18 Multistage Steam Ejector

42

Gambar 3.19 Steam Jet Ejector tingkat 2

Fungsi dari gas steam jet ejector berfungsi untuk mengeluarkan NCG dari
dalam kondensor untuk kemudian membuangnya ke atmosfer. Pada sistem
Multistage Steam Ejector NCG disalurkan lagi menuju Inter kondensor dan
menuju ejector tingkat kedua sebelum masuk menuju After kondensor dan
kemudian dibuang menuju atmosfir melalui Cooling tower. Fungsi dari ejector
juga dapat digunakan untuk dapat mempertahankan tingkat kevakuman
kondensor, sebab apabila gas-gas tersebut tidak dikeluarkan, gas-gas yang tidak
terkondensasi akan mengakibatkan tekanan kondensor naik.
Multistage Steam Ejector pada tingkat pertama mampu menghisap sampai
0,093 bar absolut dan tekanan keluar 0,435 bar absolut. Sedangkan pada tingkat
kedua mampu menghisap 0,41 bar absolut dan tekanan keluar 0,99 bar absolut.
Campuran uap yang tidak terkondensasi dari steam jet ejector gas tingkat I, di
dinginkan dengan air pada Inter kondensor untuk dikondensasi ulang. Air dan uap
yang terkondensasi masuk ke dalam kondensor karena beda tekanan, sementara
gas yang tidak terkondensasi terhisap oleh steam jet ejector tingkat II. Pada
tingkat II NCG didinginkan kembali dalam After Kondensor untuk dikondensasi
ulang lagi, dengan air yang dipompa oleh Primary Pump. Air dan hasil
kondensasi tahap ini juga masuk dalam kondenser karena beda tekanan dan gas
yang tak terkondensasi di buang ke udara bebas melalui Cooling tower.

43

3.2.15 Main Cooling Water Pump (MCWP)


MCWP merupakan suatu pompa air sentrifugal dengan konstruksi vertikal
yang dilengkapi dengan mangkok besar (can) sebagai penampung air yang akan
dihisap pompa dan diatur oleh katup pengatur yang disetting dengan pengatur
pembukaan air di dalam kondensor. Pada saat unit beroperasi normal sekitar
12.500 m3/jam air dengan temperatur 47C kondensat dialirkan dari kondensor
menuju cooling tower untuk didinginkan kembali pada bagian atas dengan dua
buah pompa air pendingin utama. Pompa-pompa tersebut diputar dengan motor
listrik yang dapat dikendalikan dari ruang kendali. Motor tersebut di lengkapi
dengan alat pengaman dimana motor tersebut akan stop (berhenti) apabila suhu
bantalan pompa panas, adanya getaran yang tinggi, pembukaan air dalam
kondensor sangat rendah dan tegangan listrik motor rendah.
Masing-masing unit memiliki dua buah pompa utama. Jenis pompa yang
digunakan di PLTP Kamojang adalah Vertical Barriel type Stage Double Suction
Centrifugal Pump.

Gambar 3.20 Main Cooling Water Pump (MCWP)

44

3.2.16 Cooling Tower


Cooling tower (menara pendingin) adalah tempat untuk mendinginkan air
hasil kondensasi untuk digunakan lagi sebagai penyemprot pada kondensor. Air
dari kondensor akan disalurkan ke dalam hot water basin yang terdapat di bagian
atas. Bak tersebut dilengkapi dengan nozzle yang berfungsi memencarkan air
menjadi butiran halus dan didinginkan dengan cara kontak langsung dengan udara
pendingin yang telah terhisap paksa oleh kipas hisap paksa. Setelah dingin, air
turun karena gravitasi menuju cooling water basin yang terdpat di bagian bawah.
Kemudian, air disaring dari kotoran-kotoran lalu dialirkan ke kondensor untuk
prose kondensasi.
Kontruksinya terbuat dari kayu merah yang telah diawetkan dengan CDA
(cooper Dichidromate Arsenic) sedangkan untuk ventstock terbuat dari PVC
(Polyvinyl Chloride). Cooling tower dilengkapi dengan kipas hisap paksa yang
berfungsi untuk membantu proses pendinginan air kondensat. Temperatur air yang
masuk adalah 49C kemudian diturunkan menjadi 27C. Air hasil pendinginan
dipakai untuk pendinginan uap bekas yang keluar dari turbin pada kondensor.
Jenis yang digunakan adalah Mechanical Draught Crossflow Tower. Terdiri dari 3
ruang dan 3 kipas untuk unit 1 dan 5 ruang dengan 5 kipas hisap paksa untuk unit
2 dan 3.

Gambar 3.21 Cooling Tower Unit 3

BAB 4. PENGARUH EFEKTIVITAS STEAM JET EJECTOR TERHADAP


KEVAKUMAN MAIN CONDENSER DAN INTER CONDENSER UNIT 2
DAN 3 PLTP KAMOJANG

4.1 Sistem Ekstrasi Gas (Gas Removal System/GRS)


Pada PLTP sistem ekstrasi gas berfungsi untuk membuang gas yang tidak
dapat terkondensasi pada kondensor utama. Gas-gas yang tidak dapat
terkondensasi disebut Non Condensable Gas (NCG). Pada umumnya gas-gas yang
tidak dapat terkondensasi dilepaskan secara langsung menuju udara bebas, akan
tetapi pelepasan NCG secara langsung menuju udara dilarang secara keras karena
dapat merusak lingkungan dan mencemari udara karena sifat-sifat dari noncondensable gas yang beracun dan dapat mengakibatkan pencemaran thermal.
Apabila sistem ekstrasi mengalami kegagalan, maka tekanan dalam kondensor
akan meningkat karena adanya akumulasi gas yang tidak terkondensasi sehingga
kinerja kondensor akan turun dan secara otomatis kinerja sistem pembangkitan
akan menurun (Efendi, 2015).
Penyebab utama sistem ekstrasi mengalami kegagalan adalah jumlah
perbandingan gas yang fluktuatif di dalam uap utama yang diproduksi oleh
sumur-sumur uap yang dipengaruhi oleh besarnya gas di dalam uap yang terdapat
pada suatu lapangan panas bumi. Hal ini merupakan masalah yang kompleks yang
akan timbul dan mempengaruhi kinerja sistem pembangkit secara menyeluruh
karena GRS pada sistem ekstrasi menggunakan sistem peralatan yang dibatasi
oleh desain teknik dan tidak mungkin apabila sistem ekstrasi mengalami
kelebihan beban maksimal, sistem ekstrasi alat tersebut akan mengimbanginya.
Sistem ekstrasi gas yang digunakan pada PLTP Kamojang merupakan sistem
ekstrasi dua tingkat dengan menggunakan beberapa komponen yaitu: 2 buah
Steam Jet Ejector, Inter Condenser dan After Condenser. Skema sistem ekstrasi
sistem dua tingkat dapat dilihat pada gambar 4.1.

45

46

Gambar 4.1 Skema Gas Removal System dua tingkat pada PLTP Kamojang

Jumlah uap pada sumur panas bumi biasanya dinyatakan dengan presentase
berat uap. Beberapa data mengenai presentase kandungan NCG pada beberapa
sumur panas bumi yang terdapat pada beberapa tempat di dunia dapat dilihat pada
tabel 4.1:

Tabel 4.1 Komposisi gas di lapangan sumur panas bumi di dunia


Kandungan Gas

Larderello

Geysers

Wairakei

Broadlands

Kamojang

dalam NCG

Italia

USA

NZ

NZ

Indonesia

CO2 (% massa NCG)

95,9

82,5

97,3

93,4

95,3

H2S (% massa NCG)

4,5

2,3

0,7

1,5

CH4 (% massa NCG)

0,1

6,6

0,1

0,6

0,3

H2 (% massa NCG)

Diabaikan

1,4

diabaikan

Diabaikan

Diabaikan

N2 (% massa NCG)

2,8

0,3

4,2

2,1

He, Ar, Ne (% NCG)

0,2

3,8 (NH3)

1,1 (+O2)

0,5

10%

1%

0,20%

3-6%

1-2%

Kandungan NCG
dalam steam

Sumber: Safarudin (2011)

1,2
(N2Ar)

47

4.2 Prinsip Kerja Steam Jet Ejector


Steam Jet Ejector merupakan jenis pompa yang tidak memiliki komponen
yang bergerak dan merupakan salah satu komponen alat yang digunakan pada
sistem ekstrasi gas yang tidak dapat terkondensasi (non-condensable gas) dari
kondensor. Pada pengekstrasian NCG (Non Codensable Gas), Steam Jet Ejector
menciptakan efek kevakuman pada kondensor dengan mengeluarkan NCG pada
kondensor. NCG yang tidak dikeluarkan pada kondensor akan meningkatkan
tekanan kerja kondensor sehingga tingkat kevakuman kondensor akan menurun
dan dampaknya entalpi dan tekanan pada kondensor akan meningkat sehingga
perbedaan tekanan anatara input dan output turbin semakin rendah. Hal ini
mengakibatkan putaran turbin melambat dan efesiensi sistem pembangkitan akan
menurun.
Kondisi vakum merupakan kondisi dimana tekanan kerja berada dibawah
tekanan atmosfir. Semakin rendah tekanan hingga mendekati 0 atm, maka
semakin sempurna tingkat kevakuman pada suatu sistem tersebut (Fahris, 2010).

Gambar 4.2 Steam jet ejector tingkat pertama PT. Indonesia Power UPJP
Kamojang Unit 3
Steam jet ejector dirancang untuk mengubah tekanan tinggi suatu fluida
utama atau primer yang masuk menjadi kecepatan tinggi sehingga dapat menarik

48

fluida sekunder untuk ikut bercampur dan keluar. Aliran fluida primer berasal dari
uap utama keluaran demister (primary fluid/motive steam) yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi yang masuk melalui nozzle kemudian keluar dengan
kecepatan supersonic bertekanan dibawah 0,1 bar sehingga dapat menarik aliran
secondary fluid/Propeled fluid/gas NCG yang bertemperatur rendah serta
bertekanan rendah yang masuk melalui suction chamber dari kondensor yang
bertekanan 0,1 bar. Akibat perbedaan tekanan ini, maka gas NCG tersebut dapat
tertarik dan keluar dari kondensor (Chunnanond, 2003).

Gambar 4.3 Profil tekanan dan kecepatan sepanjang steam jet ejector

Desain dari ejector harus menciptakan sebuah aliran yang bervariasi. Aliran
dalam bagian trhoat harus memiliki kecepatan diatas kecepatan suara dan sebelum
diffuser harus mengalami penurunan dibawah kecepatan suara agar tidak terjadi
pencekikan aliran atau tidak terdapat kenaikan laju alir massa dengan penurunan
tekanan pada downstream/diffuser. Perubahan tekanan pada ruang diffuser di
dalam ejector memiliki perubahan yang berbeda dengan konsep tekanan pada
umumnya jika ditinjau dari bentuk geometrinya. Pada diffuser dengan bentuk
aliran input yang berada di bawah sonic velocity memiliki nilai tekanan yang
membesar pada ujung diffuser kerena pada aliran input di bawah sonic velocity
pada diffuser memiliki konsep perubahan seperti pada nozzle pada umumnya yaitu

49

tekanan akan membesar dengan luas penampang yang lebih besar. Sedangkan
pada nozzle dengan aliran input sonic velocity berlaku konsep sebaliknya yaitu
tekanan akan mengecil ketika berada pada luas geometri yang lebih kecil. Steam
Jet Ejector terdiri dari beberapa bagian dengan 3 bagian utama yaitu primary
nozzle, mixing chamber (ruang pencampur) dan diffuser.

Gambar 4.4 Kontruksi steam jet ejector

4.2.1 Nozzle
Nozzle merupakan suatu saluran keluaran yang mengekspansikan motive
fluid (fluida bergerak) serta mengubah fluida yang bertekanan tinggi menjadi
berkecepatan tinggi dengan tekanan yang rendah. Nozzle memiliki bentuk
konvergen dan divergen atau gabungan antara kedua bentuk tersebut. Pada PLTP
Indonesia Power UPJP Kamojang bentuk yang dipakai pada Steam Jet Ejector
gabungan antara konvergen dan divergen (Moran, 2007).

a. Kovergen-Divergen

b. Divergen

Gambar 4.5 Bentuk nozzle

4.2.2 Mixing Chamber


Mixing Chamber merupakan ruang pencampuran antara fluida primer dan
fluida sekunder. Dimana fluida primer yang berasal dari saluran uap utama akan
diekspansikan melalui nozzle dan fluida gas dari kondensor masuk melalui suction
chamber sehingga pada mixing chamber, gas NCG yang ingin dievakuasi

50

tercampur dan terbawa oleh aliran uap dari nozzle dengan kecepatan supersonic
(Safarudin, 2011).

4.2.3 Diffuser
Diffuser terdiri dari 2 bagian utama yaitu bagian leher / trhoat diffuser
(ujung hilir mixing chamber sampai bagian divergen) dan bagian divergen.
Diffuser merupakan sebuah saluran tertutup dengan penampang melintang yang
membesar sepanjang arah aliran yang berfungsi untuk menstabilkan aliran
sebelum keluar pada steam jet ejector. Panjang yang optimal pada Diffuser adalah
panjang leher 7,5 kali dari diameter ejector. Hal ini berguna untuk menghindari
kerugian yang terlalu besar akibat gesekan sepanjang aliran diffuser (Moran,
2007).

4.3 Kondensor Kontak Langsung (Direct Contact Condenser)


PLTP Indonesia Power UPJP Kamojang menggunakan tipe kondensor
kontak langsung (Direct contact condenser) atau kondensor terbuka (open
condenser) pada main condenser, inter condenser dan after condenser. Kondensor
tipe kontak langsung berkerja dengan mengkondensasikan uap dengan
mencampurkan uap yang masuk pada kondensor dengan air pendingin yang di
spray menggunakan nozzle secara langsung. Air pendingin disupply dari cooling
tower (Setiawan, 2013).

Gambar 4.6 Skema Direct Contact Condensor

51

Masing-masing kondensor memiliki peran yang berbeda pada sistem


pembangkitan listrik tenaga panas bumi. Main condenser berfungsi untuk
menkondensasi

uap

bekas

turbin,

inter

condenser

berfungsi

untuk

mengkondensasi uap yang masih tak terkondensasi pada main condenser,


sedangkan after condenser berfungsi untuk mengkondensasi uap yang masih tak
terkondensasi pada inter condenser.
Beberapa keuntungan menggunakan tipe kondensor kontak langsung adalah:
a. Pencampuran antara uap dan air pendingin secara langsung akan menghasilkan
perpindahan kalor yang baik, sehingga air pendingin yang dibutuhkan untuk
pengembunan uap cukup sedikit.
b. Sistemnya lebih murah dan sederhana.
c. Dalam pengeluaran kondensatnya dapat tanpa mengunakan pompa kondensat.
Namun

dalam

pemakaiannya,

kondensor

kontak

langsung

mempunyai

kekurangan-kekurangan, diantaranya:
a. Air hasil pengembunan akan tercampur dengan air pendingin , sehingga perlu
mengolah kembali jika akan digunakan.
b. Sistem pemipaan relatif panjang dan mahal.
c. Tingkat kevakuman yang diperoleh lebih rendah.

4.4 Hukum Bernoulli


Prinsip Bernoulli menyatakan peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut, semakin tinggi tekanan
semakin rendah kecepatan suatu fluida untuk mengalir dan semakin rendah
tekanan semakin cepat pula pergerakan fluida yang megalir. Prinsip ini
sebenarnya

merupakan

penyederhanaan

dari

persamaan

Bernoulli

yang

menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup
sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli yaitu berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible
flow) dan untuk fluida termampatkan (compressible flow) (Chanson, 2009).

52

4.4.1 Aliran Tak-termampatkan (Incompressible Flow)


Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak,
emulsi, dll. Bentuk persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah
sebagai berikut:
1

P + gh + 2 2 = konstan ..................................................................... 4.1


dimana:
= kecepatan fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)
P = tekanan fluida (Pa)
= massa jenis fluida (kg/m3)
Persamaan tersebut berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi
sebagai berikut:
a. Aliran bersifat tunak (steady state)
b. Tidak terdapat gesekan

4.4.2 Aliran Termampatkan (Compressible Flow)


Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh
fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk
aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
1 2

+ + h = konstan ............................................................................ 4.2

dimana:
= kecepatan fluida (m/s)
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka
= gh (kJ/kg)
P

h = + , entalpi fluida per satuan massa (kJ/kg)*

53

* adalah energi termodinamika per satuan massa, juga disebut sebagai energi
internal spesifik.

4.5 Teori Gas Ideal


Persamaan umum suatu gas adalah persamaan yang dapat memberikan
hubungan antara tekanan, volume dan suhu gas dalam suatu tempat. Persamaan
yang meghubungkan antara P, V dan T dinamakan sebagai persamaan keadaan
gas. Kita akan meninjau persamaan keadaan untuk gas ideal (API, tanpa tahun).
Gas ideal adalah gas yang memenuhi kriteria berikut:
a. Terdiri dari molekul-molekul yang sangat banyak jumlahnya.
b. Molekul-molekulnya memenuhi hukum Newton tentang gerak.
c. Sebuah molekul bergerak secara acak dengan kecepatan tetap. Dalam ruang
tiga dimensi sebuah molekul bergerak ke arah sumbu X, Y dan Z dimana x =
y = z
d. Molekul-molekul gas tidak seluruhnya bergerak dengan kecepatan yang sama.
e. Molekul-molekul tersebar merata dalam ruang yang sempit.
f. Tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak antar molekul, yang ada
hanya gaya tumbukan.
g. Tumbukan antar molekul atau antar molekul dengan dinding adalah tumbukan
lenting sempurna.
h. Jarak antar molekul jauh lebih besar daripada ukuran molekul.
Dalam keadaan nyata tidak ada gas ideal tetapi gas yang mendekati keadaan ideal
jika tekanan sangat rendah dan suhunya tidak dekat dengan titik cair gas tersebut.

4.5.1 Hukum Avogrado


Hukum Avogrado menyatakan bahwa pada kondisi temperatur dan tekanan
yang sama, semua gas ideal dengan volume yang sama mengandung jumlah
molekul yang sama, atau dengan kata lain, pada temperatur dan tekanan tertentu,
satu berat molekul tiap-tiap gas ideal mengisi volume yang sama sebagaimana
suatu berat molekul gas ideal lain. Pada penetiannya Avogrado menemukan
terdapat 2,73x1023 buah molekul dalam setiap satu pound mol gas ideal. Satu mol

54

adalah banyaknya zat yang mengandung 6,0231023 molekul, dimana NA =


6,0231023 adalah bilangan Avogadro. Massa Atom atau Massa Molar (MW)
adalah massa dari 1 mol gas yang memiliki satuan gr/mol. Massa (m) untuk n
mol gas adalah:
m = n MW .......................................................................................... 4.3

4.5.2 Hukum Boyle


Hukum Boyle menyatakan, pada temperatur konstan, volume dan tekanan
berbanding terbalik. Secara sistematis persamaan boyle dapat ditulis sebagai
berikut:
1

V P ......................................................................................................... 4.4
4.5.3 Hukum Charles
Hukum Charles menyatakan, apabila tekanan dipertahankan konstan,
volume dan temperatur akan berbanding lurus. Apabila ditulis dalam bentuk
persamaan, maka menjadi:
V T ........................................................................................................ 4.5

4.5.4 Persamaan Gas Ideal


Persamaan gas ideal deiperoleh dengan cara menggabungkan hukum
Avogrado, Boyle dan Charles. Proses menggabungkan hukum Boyle dan Charles
dimulai dengan menentukan beberapa parameter pada gas ideal yaitu, gas ideal
yang mempunyai massa tertentu dengan volume V1 berada pada tekanan P1 dan
Temperatur T1 dinaikkan tekanan gasnya dari P1 menjadi P2 sedangkan temperatur
tetap dijaga dalam kondisi konstan. Perubahan tekanan mengakibatkan volume
gas turun dari V1 menjadi V.
P1 V1 = P2 V ............................................................................................... 4.6
Sedangakan proses kedua, tekanan dijaga tetap konstan pada P2 sedangkan
temperatur dinaikkan dari T1 menuju T2. Perubahan Temperatur menyebabkan
volume naik dari V menuju V2.

55

V
T1

V2

T2

..................................................................................................... 4.7

Sehingga persamaannya menjadi:


P1 V
T1
P1 V
T1

P2 V2

T2

................................................................................................. 4.8

= Konstan .......................................................................................... 4.9

Konstanta untuk gas untuk setiap gas yang berbeda-beda dengan volume satu
berat molekul gas atau disebut volume molar atau volume spesifik v (m3/kg)
adalah R, yaitu:
R=

Pv
T

................................................................................................... 4.10

Pv = RT ................................................................................................ 4.11
Konstanta gas universal (Ru) dari gas ideal yang memiliki nilai 8,31447
R

U
kJ/kmol.K dengan rumusan R = MW
. Jadi, persamaan gas Ideal untuk menjadi:

R T

u
Pv = MW
................................................................................................ 4.12

dimana:
m = massa fluida (kg)
n = jumlah molar suatu fluida (kmol)
MW = massa molar (kg/kmol)
V = volume (m3)
v = volume spesifik (m3/kg)
P = tekanan fluida (Pa)
R = konstanta gas
Ru = konstanta gas universal = 8,31447 kJ/kmol.K

4.6 Aliran Kompresibel Gas pada Nozzle dan Diffuser


Aliran dimana perbedaan dalam massa jenis dapat diabaikan disebut
inkompresibel. Ketika perbedaan massa jenis aliran yang tidak dapat diabaikan,
aliran ini disebut kompresibel. Pada kenyataannya tidak ada fluida yang massa
jenisnya konstan, tetapi ada beberapa masalah aliran fluida yang dapat
disederhanakan dengan menganggap massa jenisnya konstan. Hal ini tidak
mengurangi keakuratan penganalisaan yang didapat. Parameter yang menjadi

56

acuan utama untuk menentukan suatu aliran kompresibel atau tidak, dilihat dari
nilai Mach Number (M). Mach Number merupakan suatu perbandingan antara
kecepatan relatif suatu objek terhadap kecepatan suara (Moran, 2007).
M = /c ................................................................................................. 4.13
dimana:
= kecepatan aliran (m/s)
c = kecepatan suara (m/s)
Rentang nilai Mach Number dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. M < 0,3: aliran dikatakan incompresible, dimana perubahan densitas diabaikan.
b. 0,3 < M < 0,8: aliran subsonic, dimana perubahan densitas sangat penting
tetapi tidak ada shock
c. 0.8 < M < 1.2: aliran transonic, yaitu daerah antara subsonic dan supersonic
dimana shock pertama kali muncul.
d. 1.2 < M < 3: aliran supersonic, terdapat gelombang shock
e. 3.0 < M: aliran hypersonic, dimana shock aliran berubah secara kuat
Sedangkan kecepatan suara untuk gas ideal merupakan fungsi dari
temperatur sebagai berikut:
kR T

U
c = MW
.............................................................................................. 4.14

dimana:
c = kecepatan suara (m/s)
k = rasio panas jenis spesifik = Cp/Cv = konstan
Aliran gas di dalam nozzle dan diffuser memiliki kecepatan yang sangat
tinggi pada umumnya dan menunjukkan perubahan-perubahan kerapatan yang
cukup besar. Pada ekspansi keluaran aliran gas kecepatan tinggi, terdapat
perubahan energi dalam menjadi energi kinetik. Akibatnya ada penurunan
temperatur yang besar dan meningkatnya kecepatan fluida yang mengalir.

57

Kecepatan dari aliran gas bervariasi terhadap kecepatan suara pada gas
tersebut. Kecepatan aliran yang tetap berada pada keaadaan sonic maupun
supersonic ketika memasuki diffuser dapat menimbulkan fenomena choking (tidak
terdapat kenaikan laju alir massa dengan penurunan tekanan pada downstream)
dan shock waves (ledakan fluida pada satu lokasi sementara dengan kecepatan
supersonic). Sedangkan pada nozzle, kecepatan aliran yang tetap berada pada
keadaan sonic maupun supersonic ketika memasuki nozzle yang konvergen
mengakibatkan peningkatan tekanan dengan penurunan kecepatan aliran pada
keluaran nozzle.

Gambar 4.7 (a) Aliran pada diffuser (b) aliran pada nozzle konvergen

Perubahan-perubahan massa jenis pada aliran fluida mengakibatkan aliran


fluida bersifat kompresibel. Menurut persamaan (4.2) hukum bernoulli yang
merumuskan persamaan aliran kompresibel dapat dijabar dengan melakukan
beberapa penganalisaan penurunan persamaan, dengan mengabaikan perubahan
energi potensial ( = gh) pada aliran gas kecepatan tinggi:
1

2 1

+ h1 = 2 2 2 + h2 ......................................................................... 4.15

Nilai kecepatan pada upstream 1 (posisi pertama fluida mulai melakukan


pergerakan) diasumsikan bernilai 0 karena dianggap memiliki nilai luas
penampang yang sangat besar dibandingkan penampang pipa selanjutnya. Maka
persamaannya berubah menjadi:

58

2 2 = 2(h1 h2 ) .................................................................................. 4.16


2(h1 h2 ) = 2CP (T1 T2 ) .................................................................. 4.17
Ru k

CP =

........................................................................................ 4.18

MW(k1)

MW2 2
Ru kT1

= (k1) (T1 1) ......................................................................... 4.19


2

Mengacu pada persamaan (4.13) dan (4.14), maka persamaannya menjadi:


2 2
c2 2

= (k1) (T1 1) ............................................................................... 4.20


2

M2 2 = (k1) (T1 1) ............................................................................. 4.21


2

T1
T2

= M2 2

(k1)
2

+ 1 ................................................................................ 4.22

Kondisi aliran gas ideal yang terkompresibel dengan panas jenis spesifik yang
konstan merupakan kondisi isentropis yaitu kondisi dengan tidak adanya
perubahan entropi pada awal hingga akhir aliran. Persamaan hubungan antara
suhu T, tekanan P dan massa jenis pada kondisi ini adalah:
P1
P2
1
2

T k1
(T1 )
2

T k1
(T1 )
2

(k1)
(M2 2 2

(k1)
(M2 2 2

+ 1)

k
k1

+ 1)

1
k1

....................................................... 4.23
....................................................... 4.24

dimana:
m = laju aliran massa (kg/s)
= kecepatan (m/s)
c = kecepatan suara (m/s)
M = Mach Number
T = Suhu (K)
h = entalpi (kj/kg)
MW = massa molar (kg/kmol)
P = tekanan fluida (Pa)
Ru = konstanta gas universal = 8,31447 kJ/kmol.K
k = rasio panas jenis spesifik = Cp/Cv = konstan

59

4.7 Persamaan Kontinuitas


Persamaan kontinuitas diturunkan dengan menggunakan prinsip hukum
kekekalan massa. Hukum kekekalan massa menyatakan, massa tidak dapat dibuat
ataupun dimusnahkan. Melihat pernyataan hukum kekekalan massa dapat
diartikan bahwa massa dalam kontrol volum adalah konstan (Chanson, 2009).
Persamaan kontinuitas pada aliran kompresibel dapat dinyatakan dengan:
(1 . A1 . V1 ) = (2 . A2 . V2 ) ................................................................ 4.25
(m)in = (m)out ................................................................................ 4.26
dimana:
= massa jenis (kg/m3)
A = luas penampang (m2)
V = volume fluida (m3)
m = laju aliran massa (kg/s)
Prinsip hukum kekekalan massa diterapkan pula dalam sebuah teori neraca
massa. Neraca massa merupakan bentuk perhitungan yang menggambarkan
keseimbangan terhadap massa yang masuk dengan massa yang keluar pada suatu
sistem pengolahan. Pada gambar 4.7 dijelaskan mengenai neraca massa pada heat
balance PLTP Kamojang pada kondisi beban penggunakan beban 100%.

Gambar 4.8 Neraca massa pada heat balance diagram pada pembangkitan 55
MW (Indonesia Power, 1984)

60

4.8 Hukum Kekekalan Energi


Hukum kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan juga
tidak dapat dimusnahkan. Pada pertukaran energi oleh dua fluida yang tercampur
pada sistem menghasilkan nilai energi yang sama antara fluida yang melakukan
pelepasan energi dengan fluida yang menyerap energi pada sebuah sistem, seperti
pada pemcampuran fluida uap yang bercampur dengan non condensable gas pada
mixing chamber steam jet ejector. Fluida uap yang masuk (motive steam)
memiliki nilai kalor yang sama dengan non condensable gas yang tertarik oleh
motive steam melalui suction chamber dan kemudian bercampur pada mixing
chamber. Persamaan energi yang dihasilkan berdasarkan hukum kekekalan energi
menghasil persamaan:
Qout = Qin ............................................................................................. 4.27
mm . Cpsteam (Tm Tc ) = mp . Cpncg (Tc Tp )
................................................................................................................ 4.28
dimana:
Qout = kalor pelepasan uap motive steam (kW)
Qin = kalor penyerapan propelled gas (kW)
mm = laju aliran massa motive steam (kg/s)
mp = laju aliran massa propelled gas (kg/s)
Cpsteam = panas jenis spesifik uap (kJ/kg.C)
Cpncg = panas jenis spesifik NCG (kJ/kg.C)
Tm = suhu motive steam (C)
Tp = suhu propelled gas (C)
Tc = suhu campuran

4.9 Daya Aliran (Flow Work)


Kerja aliran berhubungan dengan massa yang mengalir kedalam atau keluar
dari sistem. Jika massa sedang mengalir kedalam sistem, lingkungan menyediakan
energi kepada massa dan sebaliknya, sistem harus bertindak dengan kerja
lingkungan jika massa sedang mengalir keluar sistem. Persamaan pada
penganalisaan daya aliran adalah sebagai berikut:

61

V = A . s ................................................................................................. 4.29
FW = F . s .............................................................................................. 4.30
V

P . A . A = PV .......................................................................................... 4.31
Daya aliran dapat diperhitungkan dengan mengalikan persamaan (4.34) dengan m.
= mPV ............................................................................................ 4.32
FW
Daya aliran untuk gas ideal dapat diperhitungkan dengan memasukan persamaan
gas idela (4.12) kedalam persamaan (4.35).
= m [RuT1 ] ..................................................................................... 4.33
FW
MW
dimana:
= Flow Work (kW)
FW
A = luas penampang (m2)
s = jarak perpindahan (m)
P = tekanan (pa)
V = volume (m3)

4.10 Persamaan Efektitivitas pada Steam Jet Ejector


Pada sistem pengekstrasian gas (gas removal system) dua tingkat melibatkan
komponen berupa steam jet ejector tingkat pertama dan kedua serta kondensor
tambahan berupa inter condenser dan after condenser setelah kondensor utama.
Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk sistem pembangkit daya uap atau
panas bumi. Siklus ideal ini tidak melibatkan adanya irreversibilitas. Berikut
siklus Rankine yang melibatkan komponen tambahan GRS dalam sistem
pembangkit panas bumi:

62

Gambar 4.9 Siklus rankine dengan sistem GRS

Pada steam jet ejector tingkat pertama, siklus Rankine berlaku pada titik 1
sampai 4 untuk kondisi isentropik dan 4 untuk kondisi aktual. Pada kondisi
isentropik nilai entropi kondisi 1 (inlet motive) yang berupa uap sama dengan
kondisi 4 (outlet ejector) yang berupa dua fasa, sehingga persamaan energinya
berlaku:
s1 = s4 ................................................................................................... 4.34
s1 = sf + xsfg ......................................................................................... 4.35
Pada harga tekanan atau temperatur yang ditentukan, harga-harga entropi dan
entalpi bisa didapat dari tabel uap. Sehingga dari persamaan (4.34) didapat harga
x (fraksi uap) untuk kondisi tekanan atau temperatur pada outlet ejector.
Memanfaatkan harga fraksi uap tersebut, didapat entalpi ideal pada outlet turbin:
h4 = hf + xhfg ....................................................................................... 4.36
Nilai entalpi pada kondisi aktual dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan pada hukum Baumann. Persamaan pada hukum Baumann menyatakan
nilai A sebagai faktor baumann yang dapat dihitung berdasarkan pengurangan
nilai entalpi input dengan entalpi output ideal. Nilai A harus dihitung terlebih
dahulu sebelum menentukan nilai entalpi aktualnya. Berikut persamaan pada
hukum Baumann (DiPippo, 2012):
A = 0,425(h1 h4 ) .............................................................................. 4.37

63

h4 =

h
h1 A[1 f@P4 ]

1+

hfg@P4
A

............................................................................... 4.38

hfg@P4

dimana:
A = Baumann faktor (kJ/kg)
h1 = entalpi input ejector (kJ/kg)
h4 = entalpi ideal outlet ejector (kJ/kg)
h4 = entalpi aktual outlet ejector (kJ/kg)
hf @ P4= entalpi fasa cair jenuh pada tekanan inter condenser (kJ/kg)
hfg @ P4= entalpi fasa campuran pada tekanan inter condenser (kJ/kg)
Pada steam jet ejector energi input berasal dari besar daya masukan pada
inlet motive steam. Daya inlet motive steam adalah pengkalian besar laju aliran
massa konsumsi uap ejector (motive steam) dikalikan dengan entalpi pada kondisi
1.
Daya Input = mm . h1 .......................................................................... 4.39
Skema persamaan energi input dan output pada steam jet ejector dalam
menganalisa nilai efektivitasnya dapat dilihat pada gambar 4.9:

Gambar 4.10 Skema energi pada steam jet ejector

Uap utama (motive steam) yang menarik gas NCG (propeled fluid) untuk
masuk kedalam ejector merupakan energi input yang masuk pada sistem ejector.
Gas NCG yang tertarik oleh motive steam yang memiliki tekanan sangat rerndah
dengan kecepatan supersonic pada output nozzle merupakan bentuk perlawanan
energi yang masuk. Sehingga aliran fluida NCG (propelled) yang tertarik dapat
digolongkan merupakan salah satu energi output ejector. Daya yang terdapat pada

64

aliran propelled terdiri merupakan daya aliran kerja (FWip). Pergerakan fluida gas
NCG dalam ejector yang digerakkan oleh dorongan gaya yang masuk
menghasilkan sebuah energi kerja aliran (FWip) dari fluida yang melaju sepanjang
jarak menuju throat sampai keluar. Pada bagian outlet ejector energi keluaran
yang dihasilkan merupakan daya bersih yang dihasilkan dengan pengurangan
energi input dikurangai dengan penggabungan besar nilai daya dari pengkalian
laju aliran massa motive steam dikalikan entalpi pada tekanan keluaran yang
dihasilkan pada output ejector dan dikurangi dengan daya aliran kerja untuk gas
NCG (FWop) yang akan dikeluarkan dari steam jet ejector (Birgenheier, 1993).
Sehingga dapat dituliskan persamaan untuk menentukan nilai efektivitas steam jet
ejector adalah sebagai berikut:
Daya Output = (mm . h4 ) + (FWop ) + (FWip ) ................................ 4.40
Daya bersih = Daya Input Daya Output ......................................... 4.41
e =

Daya Bersih
Daya Input

...................................................................................... 4.42

dimana:
e = efektivitas steam jet ejector
h1 = enalpi uap utama pada input ejector (kJ/kg)
h4 = enalpi uap utama pada outlet ejector (kJ/kg)
m, p, o = motive steam, propelled gas (NCG), outlet

4.11 Pengolahan Data


Pengambilan data dilakukan secara aktual dan comissioning. Data aktual
diambil pada tanggal 16 Februari 2016 pada setiap jamnya selama 24 jam,
sedangkan data comissioning diambil berdasarkan spesfikasi steam jet ejector
pada unit 2 dan 3 PLTP Indonesia Power UPJP Kamojang.
Data-data yang diperlukan untuk menghitung nilai efektivitas steam jet
ejector terhadap tingkat kevakuman kondensor dan inter kondensor secara aktual
adalah sebagai berikut:

65

Tabel 4.2 Data-data aktual penggaanilsaan efektivitas steam jet ejector


Data
Tekanan motive steam
Tekanan propelled gas (NCG) = Tekanan kondensor
Tekanan outlet ejector = Tekanan inter kondensor
Suhu motive steam
Suhu propelled gas (NCG)
Laju aliran massa uap / motive steam
Laju aliran massa propelled
Laju aliran massa uap utama*)
Luas penampang inlet motive steam
Luas Penampang inlet propelled (NCG)
Luas penampang outlet ejector

Simbol
Pm
Pp
Po
Tm
Tp
mm
mp
mu
Am
Ap
Ao

Satuan
Bar
Bar
Bar
C
C
kg/jam
kg/jam
kg/jam
m2
m2
m2

*)Data laju aliran massa uap utama digunakan untuk mengetahui nilai aliran
massa selanjutnya pada masing-masing parameter masukan pada steam jet ejector.
4.11.1 Data Comissioning / Desain Steam Jet Ejector
Pada gas removal system terdiri dari berapa komponen utama yaitu 2 buah
steam jet ejector untuk stage 1 dan 2, inter condenser dan after condenser.
Seluruh komponen-komponen tersebut merupakan komponen yang diproduksi
oleh Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. Kapasitas pengektrasian gas pada sistem
sebesar 1885 kg/jam untuk gas NCG, 290 kg/ untuk udara, 736 kg/jam untuk uap.
Tekanan masuk 0,092 bar dan tekanan keluar 0,95 bar. Sistem dibagi menjadi 2
tingkat. Tingkat pertama berupa 1 buah ejector dan sebuah inter condenser dan
tingkat kedua berupa 1 buah ejector dan after condenser.
Pada penelitian dikhususkan pada analisa steam jet ejector pada tingkat
pertama saja. Steam jet ejector memiliki spesifikasi data menurut desain awal
yang telah direncakan sebelumnya. Spesifikasi steam jet ejector dapat dilihat pada
tabel 4.3 data desain steam jet ejector.

66

Tabel 4.3 Data desain steam jet ejector


Data
Tekanan motive steam
Tekanan propelled gas (NCG) = Tekanan
kondensor
Tekanan outlet ejector = Tekanan inter
kondensor
Suhu motive steam
Suhu propelled gas (NCG)
Aliran konsumsi uap/motive steam
Aliran gas yang diekstrasi (NCG)
Sumber: Maintenance Manual IP (1984)

Simbol
Pm

Nilai
6,5 bar

Konversi Satuan
650000 Pa

Pp

0,092 bar

9200 Pa

Po

0,41 bar

41000 Pa

Tm
Tp
mm
mp

161,99 C
29 C
5900 kg/jam
1885 kg/jam

434,99 K
302 K
1,638 kg/s
0,524 kg/s

4.11.2 Perhitungan Nilai Efektivitas Data Desain Steam Jet Ejector


Nilai efektivitas steam jet ejector dapat dihitung dengan menghitung
) pada aliran propelled (nonterlebih dahulu nilai daya aliran kerja (FW
condensable gas dari kondensor (propelled gas) dan outlet ejector serta daya input
ejector dan output ejector dari motive steam.
a. Daya aliran kerja (flow work)
Daya aliran kerja tercipta karena adanya dorongan gaya atau energi dari luar
sistem steam jet ejector berupa energi kinetik gas NCG (propelled), sehingga
massa yang terdapat dari aliran bergerak dan menghasilkan kerja. Aliran pada
inlet propelled steam jet ejector merupakan gas ideal, sehingga untuk mencari
nilai daya aliran kerja yang mengalir pada aliran dapat menggunakan persamaan
daya aliran kerja pada persamaan (4.33).
Ru Tp
FWi P = mp [MW ]
p

MWp = 44,01 kg/kmol

8,31447 .302
FWi P = 0,524 [ 44,01 ]

FWi P = 29,897 kW
Sementara untuk mencari nilai daya aliran kerja propelled pada outlet
ejector, harus didahului dengan menetukan nilai suhu propelled pada outlet
ejector. Suhu propelled pada outlet ejector merupakan suhu campuran (Tc)
dengan suhu motive steam yang keluar dengan mayoritas sebagian besar adalah
uap, jadi dalam penentuan nilai suhu pada outlet ejector dapat menggunakan

67

pendekatan dengan kondisi tekanan isentropik dengan melihat nilai suhu pada
steam table dengan tekanan 0,41 bar.
Tc@0,41bar = 76,4802 C = 349,4802 K
Sehingga besar nilai daya aliran kerja propelled pada outlet ejector adalah:
P = mP [RuTC ]
FWo
MW
p

MWm = 44,01 kg/kmol

P = 0,524 [8,31447 .349,4802 ]


FWo
44,01
P = 34,596 kW
FWo
b. Entalpi input dan output motive steam
Berdasarkan gambar 4.8 mengenai siklus Rankine pada GRS sistem pembangkit
panas bumi menjelaskan bahwa besar entalpi dari input inlet motive steam berasal
dari kondisi tekanan atau suhu pada inlet motive steam pada kondisi uap jenuh.
Besar entalpi pada inlet motive steam dengan kondisi uap jenuh berdasarkan
tekanan uap utama yang masuk pada inlet motive steam yaitu 6,5 bar adalah
sebagai berikut:
h1 = 2759,60 kJ/kg
Sementara entalpi ideal output motive steam pada outlet ejector dan output motive
steam pada outlet ejector dengan tekanan 0,41 bar didasarakan pada kondisi
isentropik, sehingga nilai kualitas uap yang dihasilkan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (4.34) dan (4.35).
s1 = s4 = 6,7321 kJ/kg.C
s1 = sf + xsfg
x=

6,73211,033
6,6275

x = 0,859
Entalpi ideal output motive steam pada outlet ejector dapat dihitung dengan
menngunakan persamaan (4.36).
h4 = hf + xhfg
h4 = 320,061 + 0,859 . 2316,994
h4 = 2312,47 kJ/kg

68

Nilai entalpi aktual dapat diketahui dengan terlebih dahulu menentukan nilai
baumann faktor dengan menggunakan persamaan (4.37) dan selanjutnya
menggunakan persamaan (4.38) untuk menentukan nilai entalpi aktual.
A = 0,425(h1 h4 )
A = 0,425(2759,60 2312,47)
A = 190,03 kJ/kg
Sehingga, nilai entalpi aktualnya adalah sebesar:
h4 =
h4 =

h
h1 A[1 f@P4 ]

1+

hfg@P4
A

hfg@P4

2759,60190,03[1
1+

190,03
2316,994

320,061
]
2316,994

h4 = 2399,06 kJ/kg
c. Efektivitas steam jet ejector
Efektivitas steam jet ejector dapat ditentukan dengan membagi secara keseluruhan
daya bersih per daya input. Persamaan untuk menentukan energi input, output dan
daya bersih yang digunakan untuk menggetahui nilai efektivitas steam jet ejector
terdapat pada persamaan (4.40) sampai dengan (4.42).
1) Daya input
Daya Input = mm . h1
Daya Input = 1,638 . 2759,60 kJ/kg
Daya Input = 4520,22 kW
2) Daya Output
Daya Output = (mm . h4 ) + (FWop ) + (FWip )
Daya Output = (1,638 . 2399,06 ) + (34,596 ) + (29,897)
Daya Output = 3994,15 kW
3) Daya Output
Daya bersih = Input Output
Daya bersih = 4520,22 3994,15
Daya bersih = 526,07 kW

69

4) Nilai efektivitas steam jet ejector:


e =

Daya Bersih
Daya Input
526,07

e = 4520,22
e = 0,1164 11,64 %
4.11.3 Data Aktual Steam Jet Ejector
Data yang dambil merupakan data yang telah terekam secara computerize
pada ruang kontrol PLTP Kamojang. Ketersediaan data laju aliran massa pada
motive steam dan propelled, tidak tersedia pada ruang kontrol sehingga untuk
mencari nilai laju aliran massa motive steam dan propelled menggunakan
pendekatan neraca massa dengan membandingkan data desain pada heat balance
diagram dengan data aktual yang tersedia. Pada perbandingan data, laju aliran
massa akan dibandingkan dengan data laju aliran massa uap utama aktual dengan
uap utama desain dan dikalikan dengan data desain laju aliran massa motive dan
propelled, sehingga menghasilkan nilai koefisien pembanding untuk mencari data
aktual laju aliran massa pada motive steam dan propelled. Berikut salah satu
sampel data aktual steam jet ejector Unit 3 tanggal 16 Februari 2016 pada pukul
19.00 WIB:

Tabel 4.4 Data aktual steam jet ejector 16 Februari 2016 pukul 19.00 WIB unit 3
Data
Tekanan motive steam
Tekanan propelled gas (NCG) = Tekanan
kondensor
Tekanan outlet ejector = Tekanan inter
kondensor
Suhu motive steam
Suhu propelled gas (NCG)
Aliran konsumsi uap/motive steam
Aliran gas yang diekstrasi (NCG)
Laju aliran massa uap utama
Sumber: Control Room IP (2016)

Simbol

Nilai

Konversi Satuan

Pm

5,57 bar

557000 Pa

Pp

0,126 bar

12600 Pa

Po

0,301 bar

30100 Pa

Tm
Tp
mm
mp
mu

167 C
44 C

440 K
317 K

dihitung dengan pendekatan neraca massa


dihitung dengan pendekatan neraca massa

455000 kg/jam

126,389 kg/s

70

Laju aliran massa propelled gas (NCG) aktual (mp ) dan motive steam aktual
(mm ) ditentukan dengan metode pendekatan neraca massa pada neraca massa
desain pada diagram heat balance. Laju aliran massa yang dijadikan refensi suhu
pembanding adalah laju aliran massa aktual uap utama (mu ), laju aliran massa
desain uap utama (mu,d) dan laju aliran massa desain gas keluar kondensor (mp,d )
serta laju aliran massa desain motive steam (mm,d).
Motive steam
mu,d
mm,d

= m u

mm = mu [ mm,d]
u,d

Propelled
mu,d
mp,d

= mu

mp = mu [

mp,d
]
mu,d

Nilai mm,d = 1,638 kgs dan mu,d = 107,861 kgs dengan nilai konstanta
pengali aliran massanya (km). Sehingga besar mm dan mp adalah
Motive steam
mm = mu kmm
1,638

mm = 126,389 107,861
mm = 126,389 . 0,0152
mm = 1,920 kg/s
Propelled
mp = mu kmp
0,524

mp = 126,389 107,861
mp = 126,389 . 0,00485
mp = 0,614 kg/s

71

4.11.4 Perhitungan Nilai Efektivitas Data Aktual Steam Jet Ejector


Seluruh perhitungan dalam mencari nilai efektivitas aktual pada steam jet
ejector menggunakan persamaan dan metode perhitungan yang sama dengan
perhitungan nilai efektivitas data desain pada steam jet ejector. Perhitungan
didahului dengan menghitung nilai suhu campuran pada outlet ejector secara
aktual. Suhu pada outlet ejector merupakan suhu campuran antara uap dari motive
steam dan NCG (proprlled). Penentuan nilai suhu campuran (Tc) antara propelled
dan motive steam pada outlet ejector dapat menggunakan persamaan (4.23).
Suhu propelled pada outlet
Pp
Po

Tp

= (Tp )

k
k1

Tp

k p = Cp/Cv = 1,289

k1
k

Pp

= (P )

Tpo

Tp

Tpo =
(

Pp
Po

k1
k

44

Tpo =
(

1,2891
0,126 1,289
)
0,301

Tpo = 53,487 C
Suhu motive steam pada outlet
Pm
Po

= (Tmm )

Tm
Tmo

k
k1

Pm

= (P )

Tmo =

k m = Cp/Cv = 1,327

k1
k

Tm

k1

P
( m) k
Po

167

Tmo =
(

1,3271
5,57
) 1,327
0,301

Tmo = 81,369 C
Aliran fluida yang keluar pada keluaran dari steam jet ejector merupakan aliran
campuran dari dua buah fluida yaitu uap/motive steam dan gas NCG/propelled.
Jadi nilai suhu keluaran pada ejector merupakan suhu campuran dari suhu 2 buah
fluida tersebut.

72

mm . Cpsteam (Tmo TC ) = mp . Cpncg (TC Tpo )


TC =

mp . Cpncg
(T Tpo ) Tmo
mm . Cpsteam C

TC =

0,613 . 0,846
(T 53,487) 81,369
1,921 . 1,8723 C

TC = 0,1445TC 7,712 81,988


1,144176TC = 89,699
TC = 77,855 C = 350,855 K
Penentuan suhu campuran yang keluar dari ejector digunakan untuk mengetahui
nilai daya kerja aliran propelled (NCG) pada outlet ejector pada kondisi suhu
campuran pada outlet. Berikut adalah tabel hasil perhitungan efektivitas data
aktual steam jet ejector tingat pertama pada unit 3 dengan mengacu pada
persamaan dan metode yang sama seperti pada perhitung data desain steam jet
ejector.

Tabe 4.5 Data perhitungan data aktual efektivitas steam jet ejector 16
februari 2016 pukul 12:00 WIB Unit 3
Data Terhitung
Simbol
Nilai
Suhu propelled pada outlet ejector
Tc
370,43 K
Daya aliran kerja inlet propelled
FWip
36,36 kW
Daya aliran kerja propelled pada outlet ejector
Fwop
42,43 kW
Entalpi pada inlet motive steam
h1
2752,89 kJ/kg
Entalpi motive steam pada outlet ejector
h4
2479,18 kJ/kg
Daya input
5230,49 kW
Daya output
4789,23 kW
Daya bersih
441,26 kW
Efektivitas steam jet ejector
8,44 %

4.12 Efektivitas Steam Jet Ejector Tingkat Pertama


Efektifivitas steam jet ejector dianalisa pada unit 2 dan 3 dengan melihat
nilai efektivitas aktual dengan membandingkan data desain dari steam jet ejector.
Penganalisaan data dilakukan dengan menggunakan metode grafik untuk
memudahkan penganalisaan data. Berikut grafik hasil perhitungan data aktual
pada unit 2 dan 3 serta data desain.

73

Gambar 4.11 Grafik perbandingan nilai efektivitas pada steam jet ejector unit 2,3
dan data desain
Berdasarkan gambar 4.10, nilai efektifitas aktual pada steam jet ejector unit
2 tingkat pertama relatif konstan pada angka +11 % selama 24 jam. Sedangkan
nilai efektivitas aktual steam jet ejector unit 3 tingkat pertama mulai mengalami
kenaikkan yang cukup berarti sampai mencapai 12,13 % pada pukul 19:00 sampai
24:00 WIB. Efektivitas terendah pada steam jet ejector unit 3 terjadi pada pukul
00:00 sampai 19:00 WIB dengan nilai terendah 8,44 %. Perbedaan nilai
efektivitas pada waktu-waktu tertentu dapat disebabkan oleh adanya pembebanan
pada pembangkit yang bervariatif pada setiap waktunya. Perbedaan pembebanan
dapat dilihat dengan mengetahui nilai konsumsi uap utama pada setiap waktunya.

Gambar 4.12 Grafik konsumsi uap utama pada sistem pembangkitan

74

Gambar 4.13 Laju aliran massa NCG dan motive steam pada steam jet ejector
tingkat pertama
Pada gambar 4.11 ditunjukkan bahwa laju aliran massa uap utama yang
masuk menuju sistem memiliki kenaikkan laju aliran uap yang meningkat dari
pukul 19:00 sampai dengan pukul 24:00 WIB. Kenaikan laju aliran uap ini
memberikan efek peningkatan efektivitas kerja steam jet ejector pada kedua unit.
Pembebanan yang meningkat diakibatkan oleh konsumsi daya listrik pada malam
hari yang semakin besar daripada siang hari, sehingga kebutuhan uap juga
meningkat pada sistem. Perbedaan kapasitas pengiriman uap pada unit 2 yang
relatif konstan pada setiap waktunya dibandingkan pada unit 3 dapat diakibatkan
karena unit 2 merupakan prioritas utama pada kapasitas sistem pembangkitan
listrik panas bumi Indonesia Power Kamojang. Sehingga jika terjadi pengurangan
beban pembangkitan pada sistem, pasokan uap pada unit 3 yang akan dikurangi.
Peningkatan konsumsi uap utama juga diakibatkan adanya perbedaan lingkungan
yang bervariasi pada setiap waktunya.

75

Gambar 4.14 Grafik perubahan suhu lingkungan dan air pendinginan kondensor
terhadap waktu
Perubahan suhu lingkungan pada kedua unit rata-rata mengalami perubahan
yang sama. Pada malam hari mulai pukul 19:00 WIB sampai dengan tengah
malam pukul 24:00 WIB suhu lingkungan pada unit 2 +18,167C dan unit 3
sebesar 19,83C. Suhu lingkungan pada dini hari mulai pukul 00:00 WIB sampai
pagi hari pukul 09:00 WIB menjadi lebih dingin daripada waktu-waktu lainnya,
dengan suhu lingkungan pada unit 2 sekitar 17,45C dan unit 3 sekitar 17,7C.
Mengacu pada gambar 4.11 dan 4.13, dapat dilihat bahwa kenaikan laju
aliran massa uap utama mulai mengalami peningkatan pada kedua unit saat malam
hari dengan suhu lingkungan yang lebih dingin. Hal ini dapat disebabkan karena
pada saat suhu lingkungan menjadi lebih dingin, uap yang dimasukkan menuju
sistem pembangkit menjadi lebih cepat terkondensasi sehingga sistem
memerlukan konsumsi uap yang lebih tinggi daripada waktu-waktu sebelumnya
dan pada saat dini hari sampai pagi hari konsumsi uap mengalami penurunan,
meskipun suhu lingkungan menjadi lebih dingin daripada malam hari. Hal ini
dapat disebabkan karena selain pengaruh suhu lingkungan, konsumsi uap juga
dipengaruhi oleh pembebanan puncak pada waktu-waktu tertentu yaitu pada saat
malam hari pukul 19:00 samapai dengan 23:00 WIB. Sehingga pada dini hari pada
pukul 00:00 WIB sampai pagi hari pukul 09:00 WIB penurunan suhu lingkungan
tidak diikuti oleh kenaikan aliran konsumsi uap utama karena pembebanan yang
relatif lebih sedikit daripada malam hari.

76

Peningkatan aliran konsumsi uap utama tentunya berpengaruh pada


konsumsi uap yang dikirim menuju steam jet ejector, peningkatan aliran uap yang
dikirim menuju steam jet ejector (motive steam) juga diikuti dengan kenaikan
banyaknya NCG yang terkandung dalam uap, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 4.12. Hal ini mengakibatkan tekanan meningkat dan entalpi masuk pada
inlet motive steam yang menjadi energi input ejector juga semakin tinggi. Berikut
grafik tekanan yang terjadi pada steam jet ejector pada kedua unit selama 24 jam.

Gambar 4.15 Grafik perubahan tekanan pada steam jet ejector terhadap waktu

Perubahan suhu lingkungan dan laju aliran massa uap utama yang bervariasi
pada setiap waktunya menyebabkan perubahan perbedaan tekanan antara inlet
motive steam dan outlet ejector. Pada unit 2 perubahan tekanan relatif tidak terjadi
pada dini hari dan pagi hari, yaitu pada angka +5,6 bar untuk inlet motive steam
dan +0,378 bar pada outlet ejector dikarenakan laju konsumsi uap relatif kontans
pada +125 kg/s, selanjutnya tekanan meningkat pada malam hari sampai 5,65 bar
dengan kenaikan laju aliran massa serta penurunan suhu lingkungan yang menjadi
lebih dingin. Pada outlet ejector, tekanan relatif konstan pada +0,378 bar dengan
tekanan terendah pada dini hari dengan rata-rata 0,125 bar dengan suhu
lingkungan yang lebih dingin.
Pada unit 3 hanya tekanan pada inlet motive steam yang relatif tidak
megalami perubahan yang cukup besar atau dapat dikatakan konstan pada + 5,7

77

bar, hanya pada saat pembebanan rendah pada dini hari sampai pagi hari tekanan
inlet motive steam mengalami kenaikan dan penurunan dari 5,8 bar menuju 5,7
bar saat laju aliran massa mengalami kenaikan dan penurunan pada +122,22 bar
menuju 123,66 bar. Sedangkan pada outlet ejector unit 3 perubahan tekanan
terjadi pada malam hari saat kondisi lingkungan lebih dingin yaitu berkisar pada
angka +0,3 bar dan pada dini hari sampai pagi hari tekanannya menjadi +0,75 bar.
Secara keseluruhan penyebab tekanan outlet ejector menjadi sangat rendah
pada malam hari dikarenakan suhu lingkungan yang semakin dingin sehingga
kondensasi uap menjadi sangat cepat dan kerja dari sistem pun secara keseluruhan
menjadi ringan. Hal inilah yang menyebabkan efektivitas steam jet ejector unit 3
meningkat pada malam hari menjelang dini hari. Kenaikan efektivitas pada steam
jet ejector pada unit 3 dapat diakibatkan karena tekanan pada outlet ejector
menjadi sangat rendah pada saat suhu lingkungan lebih dingin, sehingga entalpi
keluar motive steam pada outlet ejector menjadi rendah. Sedangkan pada suhu
yang lebih dingin dengan pembebanan yang relatif besar pada malam hari
menyebabkan tekanan dan entalpi input pada inlet motive steam menjadi tinggi
dan daya bersih hasil pengurangan energi input dengan output menjadi besar.
Sehingga efektivitas steam jet ejector meningkat pada unit 3 pada malam hari.
Pada unit 2 dapat dilihat bahwa kecenderungan efektivitasnya sangat
konstans dan dapat dikatakan tetap meskipun perbedaan suhu lingkungan dan
pembebanan pada setiap waktunya berbeda, hal ini dipengaruhi oleh pasokan uap
yang dikirim relatif kostans dibandingkan dengan pasokan uap yang naik turun
pada unit 3. Kenaikan kapasitas uap yang dikirimkan pada unit 2 hanya terjadi
pada saat beban puncak saja, yaitu pada pukul 19:00 sampai 23:00 WIB. Namun,
hal ini tidak mempengaruhi tingkat kefektivitasan steam jet ejector secara besar
karena suhu lingkungan yang semakin dingin tidak membuat suhu air pendinginan
yang dikirim dari cooling tower menuju kondensor utama dan inter kondensor
tidak mengalami penurunan yang cukup besar sehingga tekanan pada inlet dan
outlet steam jet ejector unit 2 tidak mengalami penurunan. Tidak terjadinya
penurunan pada suhu air pendinginan kondensor unit 2 ketika suhu lingkungan
semakin dingin, dapat diasumsikan bahwa kecepatan tranfer panas pada cooling

78

tower unit 2 relatif lebih lambat daripada cooling tower unit 3 untuk mengalami
perubahan suhunya. Hal inilah yang mengakibatkan tingkat efektivitas steam jet
ejector unit 2 cenderung kontans dan tidak mengalami kenaikan saat kondisi
lingkungan semakin dingin dan konsumsi uap bertambah.
Nilai efektivitas steam jet ejector pada kedua unit dan nilai efektivitas awal
pada desain dapat diperbandingkan kinerjanya berdasarkan nilai rata-rata
efektivitas steam jet ejector selama 24 jam kerja. Berdasarkan perhitungan
keseluruhan data aktual pada steam jet ejector pada kedua unit dan desain
didapatkan nilai rata-rata sebagai berikut:

Gambar 4.16 Barchart efektivitas aktual dan ideal steam jet ejector

Berdasarkan data pada gambar 4.15 ditunjukkan bahwa efektivitas steam jet
ejector tingkat pertama pada unit 2 lebih baik daripada unit 3. Nilai rata-rata
efektivitas aktual pada steam jet ejector unit 2 dan 3 adalah sebesar 11,6 % dan
9,32 %. Hal ini dapat diakibatkan karena peningkatan tekanan yang sangat besar
pada outlet ejector unit 3 pada saat suhu lingkungan semakin dingin ketika dini
hari. Hal ini merupakan sebuah kerugian yang sangat besar pada nilai efektivitas
secara keseluruhan steam jet ejector tingkat pertama unit 3, sehingga dapat
menyebabkan tingkat kevakuman pada komponen setelah steam jet ejector yaitu,
inter kondensor menurun dengan tekanan yang tinggi sampai 0,75 bar. Sedangkan
nilai efektivitas desain steam jet ejector yang sedikit lebih tinggi daripada nilai

79

efektivitas steam jet ejector unit 2, menunjukkan bahwa peforma dari steam jet
ejector relatif masih baik dari kondisi ketika awal perancangan steam jet ejector,
sehingga nilai efektivitas aktual dari steam jet ejector ketika pengaplikasian tidak
jauh berbeda dari desain awal steam jet ejector meskipun umur dari steam jet
ejector sudah sangat tua.

4.13 Pengaruh Efektivitas Steam Jet Ejector Terhadap Tingkat Kevakuman


Kondensor dan Inter Kondensor
Telah diketahui bahwa fungsi dasar dari steam jet ejector digunakan untuk
membuat pemvakuman sistem pengkondensasian pada sistem pembangkitan
listrik panas bumi, dengan menarik dan membuang gas yang tidak dapat
terkondasi (non condensable gas) pada kondensor. Fungsi ini dilakukan agar
tekanan pada kondensor tidak bertambah besar, sehingga effisiensi sistem dapat
berjalan dengan baik.
Pada steam jet ejector tingkat pertama bertugas untuk melakukan
pemvakuman dan menjaga tingkat kevakuman pada main condenser dan inter
condenser. Hasil aktual dari tingkat kevakuman pada main condenser dan inter
condenser yang dipengaruhi oleh nilai efektivitas steam jet ejector tingkat
pertama pada unit 2 dan 3 dapat dilihat berdasarkan grafik hubungan antara
keduanya. Berikut gambar 4.16 dan 4.17 grafik hubungan nilai efektivitas aktual
steam jet ejector terhadap tekanan yang dihasilkan pada main condenser dan inter
condenser unit 2 dan 3.

Gambar 4.17 Hubungan nilai efektivitas aktual steam jet ejector terhadap
tekanan pada main condenser dan inter condenser unit 2

80

Gambar 4.18 Hubungan nilai efektivitas aktual steam jet ejector terhadap
tekanan pada main condenser dan inter condenser unit 3
Suatu sistem dianggap vakum, jika nilai tekanan pada sistem tersebut berada
dibawah tekanan atmosfir (<1atm = <1,01325 bar), semakin mendekati nilai 0,
maka sebuah sistem dianggap memiliki tingkat kevakuman yang tinggi.
Pada unit 2 tekanan pada main condenser stabil pada tekanan +0,13 bar
dengan peningkatan yang relatif kecil. Tekanan tertinggi pada pukul 12:00 sampai
24:00 WIB yaitu pada tekanan 0,14 bar. Sedangkan kondisi kevakuman tertinggi
kondensor utama didapatkan pada tekanan 0,125 bar yang terjadi pada pukul
00:00 sampai dengan 04:00 WIB saat kondisi suhu lingkungan semakin dingin.
Sedangkan pada inter condenser unit 2 tekanannya stabil pada kondisi +0,3878
bar. Pada jam-jam tertentu kondisi tekanan meningkat dengan peningkatan yang
tidak terlalu tinggi, dengan nilai tertinggi 0,39 bar. Peningkat yang relatif sangat
sedikit tersebut dapat dianggap kontans dengan nilai +0,38 bar.
Tingkat kevakuman pada kondensor utama unit 2 mulai mencapai tingkat
kevakuman yang relatif lebih baik daripada waktu-waktu lainnya,yaitu pada dini
hari pukul 00:00 sampai 04:00 WIB seperti yang ditunjukkan pada grafik 4.5.
Tingkat kevakuman terbaik pada unit 2 dicapai ketika efektivitas aktual steam jet
ejector mencapai 11,13 %. Tingkat kevakuman relatif stabil dengan peningkatan
nilai efektivitas steam jet ejector yang bervariasi dari 11,13 % sampai 11,22 %
dan dapat diangap relatif konstan dikarenakan peningkatan dan penurunan nilai
efektifitas steam jet ejector tidak terlalu tinggi, meskipun suhu lingkungan lebih
dingin dan laju aliran massa pada malam hari pada saat beban puncak pukul 19:00

81

sampai 23:00 WIB meningkat. Tidak terjadinya peningkatan yang terlalu besar
pada tingkat efektivitas steam jet ejector dapat dikarenakan pertukaran panas yang
terjadi pada cooling tower unit 2 terlalu lambat dibandingkan cooling tower unit
3, sehingga nilai tekanan pada kondensor masih tetap pada kondisi ketika suhu
lingkungan lebih hangat. Air pendinginan yang akan dikirm menuju kondensor
terlebih dahulu ditampung pada cold basin, sebelum dikirim menuju kondensor,
sehingga suhu pendinginan pada kondensor sangat dipengaruhi oleh suhu air yang
berkumpul pada cold basin. Berikut grafik hubungan antara suhu lingkungan
dengan suhu pada cold basin pada setiap waktunya.

Gambar 4.19 Grafik perubahan suhu lingkungan dan suhu cold basin terhadap
waktu
Perpindahan panas yang terjadi pada cooling tower unit 2 dapat diasumsikan
memiliki kinerja yang rendah daripada unit 3, hal ini dapat dianalisa dengan
membandingkan dengan suhu lingkungan yang terjadi pada kedua unit. Unit 2
menerima suhu lingkungan yang relatif lebih dingin daripada unit 3, namun cold
basin unit 2 memiliki suhu yang lebih hangat daripada unit 3. Faktor tersebut
merupakan salah satu faktor yang membuat kinerja steam jet ejector unit 2 tidak
mengalami kenaikkan seperti pada efektivitas steam jet ejector unit 3 pada malam
hari. Sehingga pengaruh suhu lingkungan pada efektivitas steam jet ejector unit 2
tidak terlalu mempengaruhi kinerja dari steam jet ejector unit 2. Hal ini
berdampak pada tingkat kevakuman kondensor. Kecenderungan yang terjadi pada
hubungan antara nilai efektivitas steam jet ejector unit 2 dengan tingkat

82

kevakuman kondensor utama dan inter kondensor berbanding lurus. Hal ini dapat
dilihat karena pada saat efektivitas aktual steam jet ejector konstan maka, tingkat
kevakuman main condenser dan inter condenser juga relatif konstan.
Pada unit 3, seperti pada gambar 4.17, menerangkan bahwa kenaikan
efektivitas aktual steam jet ejector unit 3 sangat berpengaruh besar terhadap
tingkat kevakuman pada inter condenser, namun kenaikan efektivitas steam jet
ejector unit 3 tidak berpengaruh terlalu besar dan relatif konstan pada tingkat
kevakuman main condenser, yaitu konstan pada angka +0,1266 bar, dengan nilai
tekanan terendah pada pukul 00:00 sampai pagi hari pukul 08:00 WIB. Pada inter
condenser kenaikan tingkat kevakuman terjadi pada pukul 19:00 sampai 24:00
WIB yaitu pada nilai 0,301 bar sampai 0,3 bar. Tingkat kevakuman ini terjadi
pada saat suhu lingkungan semakin dingin, dengan pasokan air pendingin yang
lebih dingin pada kondensor. Pasokan uap yang dikirim menuju sistem
pembangkitan pada unit 3 yang bervariasi pada setiap waktunya dan cenderung
meningkat pada saat beban puncak malam hari pada pukul 19:00 sampai 24:00
WIB, menyebabkan nilai efektivitas steam jet ejector unit 3 cenderung lebih
rendah pada saat sebelum beban puncak terjadi pada malam hari. Hal ini
berbanding lurus dengan kenaikan tingkat kevakuman pada inter condenser pada
malam hari saat beban puncak terjadi. Sedangkan pada main condenser tingkat
kevakuman relatif stabil meskipun efektivitas steam jet ejector unit 3 menurun
pada dini hari sampai sore hari. Hal ini dapat terjadi karena kinerja cooling tower
unit 3 relatif baik, jika diasumsikan oleh kecepatan pertukaran panas dan menjaga
tingkat pendinginan air pada cold basin dengan suhu lingkungan yang terjadi jika
dibandingkan dengan cooling tower unit 2. Sehingga pasokan air pendingin yang
dikirim menuju kondensor relatif lebih dingin.
Secara keseluruhan efektivitas steam jet ejector pada kedua unit berbanding
lurus dengan penurunan tekanan pada main condenser dan inter condenser.
Penurunan tekanan pada main condenser dan inter condenser merupakan sebuah
peningkatan tingkat kevakuman pada kedua kondensor.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan penganalisisan data pada komponen
steam jet ejector first stage, main condenser dan inter condenser, didapatkan
beberapa kesimpulan, yaitu:
a. Nilai rata-rata efektivitas steam jet ejector pada unit 2 memiliki kinerja yang
lebih baik secara keseluruhan daripada unit 3, yaitu sebesar 11,16 % dan 9,32
%. Sedangkan nilai efektivitas desain awal sebesar 11,64 %.
b. Secara keseluruhan kenaikan laju aliran uap utama yang diikuti dengan
rendahnya suhu lingkungan pada malam hari yang mempengaruhi suhu air
pendinginan pada kondensor yang dikirim dari cooling tower, memberikan
efek peningkatan efektivitas steam jet ejector pada kedua unit.
c. Kenaikkan laju aliran uap dan rendahnya suhu lingkungan, tidak akan diikuti
dengan kenaikan efektivitas steam jet ejector, jika tidak diimbangi dengan
penurunan suhu air pendinginan yang dipasok dari cooling tower menuju
semua kondensor.
d. Semakin tinggi efektivitas steam jet ejector semakin tinggi pula tingkat
kevakuman pada main condenser dan inter condenser. Namun, peningkatan
tingkat kevakuman pada kondensor tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh
peningkatan efektivitas steam jet ejector. Peningkatan efektivitas steam jet
ejector harus diimbangi dengan peforma komponen lainya yaitu peforma
cooling tower yang menyuplai air pendingin pada semua kondensor.

5.2 Saran
Selama melakukan penganalisaan data dengan melihat dan melakukan studi
kasus pada PT. Indonesia Power UPJP Kamojang, khusunya pada komponenkomponen gas removal system (GRS) tingkat pertama, mendapatkan beberapa
pemikiran saran, yaitu:
a. Pengkajian komponen-komponen pada sistem pembangkit secara keseluruhan
perlu dilakukan, tidak hanya pada komponen utama pembangkitan saja seperti

83

84

turbin dan generator, agar tingkat kefektivitasan setiap komponen sistem


pembangkitan meningkat dalam pembangkitan listriknya.
b. Komponen GRS pada sistem PT. Indonesia Power UPJP Kamojang perlu
dilakukan peremajaan khususnya pada steam jet ejector untuk meningkatkan
kinerja steam jet ejector.
c. Pada sistem GRS secara keseluruhan perlu ditambahkan pemasangan
instrumentasi pada setiap input dan output sistem khususnya alat ukur flow
meter, agar memudahakan penentuan tingkat efektivitas pada sistem GRS.

DAFTAR PUSTAKA
API. Tanpa tahun. Teori Persamaan Gas Ideal. Materi Pembelajaran.
Tanggerang.
Birgenheier, D. Backman, E. Charlton and R. Franky. 1993. Designing Steam Jet
Vacuum Systems. Chemical Engineering Publishers.
Chanson, H. 2009. Applied Hydrodynamics: An Introduction to Ideal and Real
Fluid Flows. CRC Press, Taylor & Francis Group.
Chunnanond, K.S.A. 2003. An Experimental Investigation of A Steam Ejector
Refrigration the Analysis of the Presure Profile Along the Ejector.
Thammasat University Thailand.
DiPippo, R. 2012. Geothermal Power Plans: Principles Applications Case Studies
and Environmental Impact. 3th ed. Oxford: Elsevier.
Edwards, L.M. dan Chilingar. 1982. Handbook of Geothermal Energy. Chapter 9.
New York: Gulf Publishing Company.
Efendi, M. 2015. Analisis Kinerja Steam Jet Ejector Tingkat Pertama Unit 2 dan
Unit 3 di PLTP PT Indonesia Power UPJP Kamojang. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran. Bandung.
Fahris, M. 2010. Analisa Pengaruh Variasi Panjang Throat Section Terhadap
Entrainment Ratio Pada Steam Ejector Dengan Menggunakan Cfd.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Semarang.
Hany, E. 2015. Uji Peforma Steam Jet Ejector Terhadap Tingkat Kevakuman
Kondensor PLTP Kamojang. Laporan KP. Program Studi Teknik Konversi
Energi Politeknik Negeri Bandung. Bandung.
Holman, J.P. 2010. Heat Transfer. Tenth Edition. New York: Department of
Mechanical Engineering Southern Methodist University.
Indonesia Power. 1984. Manual Mainstenance Kamojang Geothermal Power
Station Unit 2 dan 3. Revisi 2. Vol. 23.
Indonesia Power. 2014. Laporan Statistik 2014.
Moran, M.J. dan Shaparo. 2007. Thermodinamika Teknik. Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.

85

86

Safarudin, D. 2011. Simulasi Variasi Tekanan Inlet dan Posisi Nozzel Ejector
Terhadap Tingkat ke-Vakuman Pada Steam Ejector di PLTP Kamojang.
Tesis. Program Magister Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh
November. Surabaya.
Saptadji, N. 2015. Pengenalan Operasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi. Training Geothermal System. Bandung.
Setiawan, O. 2013. Analisis Kinerja Gas Removal System Terhadap Kevakuman
Kondensor di PT Indonesia Power UBP Kamojang. Skripsi. Jurusan Teknik
Mesin Universitas Jendral Achmad Yani. Bandung.

Lampiran 1. Data Perhitungan Nilai Efektivitas Steam Jet Ejector Tingkat


Pertama Pada Desain, Unit 2 dan 3 (16 Februari 2016)

Jam

DESAIN

Tp

mm

m p

mu

m
km

p
km
km
kp
MW p
Ru
Cp steam
Cp ncg
Tmo

Suhu motive steam


pada outlet
Tp o

Suhu propelled pada


outlet

560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
565000
565000
565000
560000
560000
560000
560000
560000
560000
560600

650000

00:00
01:00
02:00
03:00
04:00
05:00
06:00
07:00
08:00
09:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
00:00
Rata-rata

1,638 0,524

440
440
440
440
440
440
440
440
440
440
440
441
441
441
441
441
441
441
441
440
440
440
440
440
440
440

302,0

39000
39000
39000
39000
39000
39000
39000
39000
38000
39000
39000
39000
38500
38500
38500
38500
38500
38500
38500
39000
39000
39000
39000
39000
38000
38780

440 318,0 1,858 0,593


440 318,0 1,858 0,593
440 318,0 1,858 0,593
440 318,0 1,858 0,593
440 317,5 1,879 0,600
440 317,5 1,879 0,600
440 317,5 1,879 0,600
440 317,5 1,879 0,600
440 317,0 1,858 0,593
440 317,0 1,862 0,594
440 317,0 1,879 0,600
440 317,5 1,900 0,606
440 317,5 1,900 0,606
440 317,5 1,900 0,606
440 318,0 1,900 0,606
440 318,0 1,900 0,606
440 317,0 1,900 0,606
440 317,0 1,900 0,606
440 317,0 1,900 0,606
440 317,0 1,921 0,613
440 317,0 1,942 0,620
440 317,0 1,942 0,620
440 317,0 1,942 0,620
440 317,0 1,921 0,613
440 317,0 1,921 0,613
440 317,38 1,8934 0,604

322,0 1,900 0,606


322,0 1,900 0,606
322,0 1,900 0,606
322,0 1,900 0,606
321,5 1,900 0,606
321,5 1,900 0,606
321,5 1,900 0,606
321,5 1,900 0,606
322,0 1,900 0,606
322,0 1,900 0,606
322,0 1,900 0,606
323,0 1,900 0,606
323,0 1,900 0,606
323,0 1,900 0,606
324,0 1,900 0,606
324,0 1,900 0,606
323,0 1,900 0,606
323,0 1,900 0,606
323,0 1,900 0,606
322,5 1,942 0,620
322,5 1,942 0,620
322,5 1,942 0,620
322,5 1,942 0,620
322,5 1,951 0,622
322,5 1,951 0,622
322,4 1,9108 0,610

12500
12500
12500
12500
13000
13000
13000
13000
13300
13000
13500
13500
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
14000
13492

75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
75000
30100
30100
30100
30100
30000
30000
64216

107,861

125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
127,778
127,778
127,778
127,778
128,333
128,333
125,711

122,222
122,222
122,222
122,222
123,611
123,611
123,611
123,611
122,222
122,500
123,611
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
126,389
127,778
127,778
127,778
126,389
126,389
124,567

0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152

0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485

1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327

1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327
1,327

1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289

1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289
1,289

44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01

44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
44,01

44,01

8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47

8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47
8314,47

8314,47

1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723

1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723
1,8723

0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846

0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846
0,846

86,62
86,62
86,62
86,62
86,62
86,62
86,62
86,62
86,06
86,62
86,62
87,14
86,86
86,86
86,86
86,86
86,67
86,67
86,67
86,62
86,62
86,62
86,62
86,62
86,06
86,64

101,85
101,85
101,85
101,85
101,89
101,89
101,89
101,89
101,85
101,85
101,89
101,89
101,89
101,89
101,89
101,89
101,89
101,89
101,89
81,37
81,37
81,37
81,37
81,30
81,30
96,95

m p . Cpncg

349,48

356,67
356,67
356,67
356,67
356,52
356,52
356,52
356,52
356,03
356,60
356,53
357,15
356,82
356,82
356,98
356,98
356,65
356,65
356,65
356,55
356,55
356,55
356,55
356,55
356,02
356,62

370,54
370,54
370,54
370,54
370,48
370,51
370,51
370,51
370,38
370,36
370,40
370,43
370,43
370,41
370,48
370,33
370,15
370,15
370,15
350,86
350,86
350,75
350,75
350,83
350,79
365,71

29,90

36,88
36,88
36,88
36,88
36,82
36,82
36,82
36,82
36,88
36,88
36,88
36,99
36,99
36,99
37,11
37,11
36,99
36,99
36,99
37,76
37,76
37,76
37,76
37,92
37,92
37,14

35,61
35,61
35,61
35,61
35,96
35,96
35,96
35,96
35,50
35,58
35,90
36,36
36,36
36,36
36,42
36,42
36,31
36,31
36,31
36,71
37,11
37,11
37,11
36,71
36,71
36,22

kW

526,07

kW

h2

3994,15

2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2319,56
2323,15
2323,15
2323,15
2321,37
2321,37
2321,37
2321,37
2320,32
2320,32
2320,32
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2323,15
2319,56
2322,24

142,72
142,72
142,72
142,72
142,59
142,59
142,59
142,59
142,72
142,72
142,59
142,59
142,59
142,59
142,59
142,59
142,59
142,59
142,59
197,36
197,36
197,36
197,36
197,55
197,55
155,78

182,74
182,74
182,74
182,74
182,74
182,74
182,74
182,74
184,26
182,74
182,74
182,74
183,50
183,50
183,50
183,50
184,11
184,11
184,11
182,74
182,74
182,74
182,74
182,74
184,26
183,15

190,03

h 2s

6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7794
6,7794
6,7794
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7824
6,7821

2417,16
2417,16
2417,16
2417,16
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,16
2417,16
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2417,38
2288,50
2288,50
2288,50
2288,50
2288,05
2288,05
2386,36

kJ/kg

s1

2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,51
2753,51
2753,51
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,12
2753,17

6,7836
6,7836
6,7836
6,7836
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7836
6,7836
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7843
6,7841

2312,47

h1
34,60

40,85
40,85
40,85
40,85
40,83
40,83
40,83
40,83
40,78
40,84
40,84
40,91
40,87
40,87
40,89
40,89
40,85
40,85
40,85
41,74
41,74
41,74
41,74
41,93
41,86
41,08

2752,97
2752,97
2752,97
2752,97
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,97
2752,97
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,89
2752,91

kJ/kg

Entalpi motive
steam pada outlet
ejector

6,7321

Baumann Faktor

2759,60

Entalpi motive
steam pada outlet
ejector (isentropic )
kW

FWop

kW

582,36
582,36
582,36
582,36
582,44
582,44
582,44
582,44
587,70
582,37
582,38
582,19
584,85
584,85
584,72
584,72
586,96
586,96
586,96
595,26
595,26
595,26
595,26
597,85
603,31
587,04

Entropi motive steam


41,50
41,50
41,50
41,50
41,96
41,96
41,96
41,96
41,48
41,57
41,95
42,43
42,43
42,42
42,43
42,42
42,39
42,39
42,39
40,63
41,08
41,07
41,07
40,63
40,62
41,73

11,13
11,13
11,13
11,13
11,13
11,13
11,13
11,13
11,24
11,13
11,13
11,13
11,18
11,18
11,18
11,18
11,22
11,22
11,22
11,13
11,13
11,13
11,13
11,13
11,23
11,16

8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,45
8,45
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
8,44
12,12
12,12
12,12
12,12
12,13
12,13
9,32

11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64

11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64
11,64

11,64

4520,22

4648,57
4648,57
4648,57
4648,57
4648,50
4648,50
4648,50
4648,50
4643,24
4648,56
4648,56
4648,74
4646,09
4646,09
4646,22
4646,22
4644,72
4644,72
4644,72
4751,92
4751,92
4751,92
4751,92
4772,58
4767,11
4673,74

431,82
431,82
431,82
431,82
436,35
436,35
436,35
436,35
431,95
432,94
436,42
441,26
441,26
441,26
441,20
441,22
441,35
441,35
441,35
641,07
648,12
648,13
648,13
641,74
641,74
486,93

Efektivitas steam jet


ejector (aktual) Desain

11,64

2399,06

kJ/kg

5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5230,93
5231,68
5231,68
5231,68
5347,18
5347,18
5347,18
5347,18
5370,43
5370,43
5260,78

4682,58
4682,58
4682,58
4682,58
4736,02
4736,02
4736,02
4736,02
4682,45
4693,09
4735,95
4789,23
4789,23
4789,22
4789,29
4789,27
4789,13
4789,13
4789,13
4647,53
4698,60
4698,59
4698,59
4646,87
4646,86
4725,46

Daya bersih

Efektivitassteam jet
ejector (aktual)

Entalpi pada inlet


motive steam

kJ/kg.K

2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2402,94
2405,71
2405,71
2405,71
2404,33
2404,33
2404,33
2404,33
2403,62
2403,62
2403,62
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2405,71
2402,94
2405,01

5114,40
5114,40
5114,40
5114,40
5172,37
5172,37
5172,37
5172,37
5114,40
5126,02
5172,37
5230,49
5230,49
5230,49
5230,49
5230,49
5230,49
5230,49
5230,49
5288,60
5346,72
5346,72
5346,72
5288,60
5288,60
5212,39

Daya output

kJ/kg

2479,02
2479,02
2479,02
2479,02
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,02
2479,02
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2479,18
2378,93
2378,93
2378,93
2378,93
2378,59
2378,59
2455,05

Daya input

Daya aliran kerja


propelled pada outlet
ejector

DATA PERHITUNGAN NILAI EFEKTIVITAS STEAM JET EJECTOR TINGKAT PERTAMA UNIT 2 DAN 3 (16 Februari 2016)

Tm

FWip

Po

Panas jenis spesifik


NCG

12200
12200
12200
12200
12200
12000
12000
12000
12000
12100
12100
12500
12500
12700
12800
13900
13900
13900
13900
12600
12600
13500
13500
12300
12600
12656

kW

Tc

Pp

Panas jenis spesifik


steam

558000
558000
558000
558000
557000
557000
557000
557000
558000
558000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557000
557240

Tcb

Pm

Konstanta gas universal

Berat molarpropelled

Konstanta isentropik
propelled
kg/kmol J/kmol.K kJ/kg.K kJ/kg.K

Konstanta isentropik
motive steam
1,327 1,289

Konstanta aliran massa


propelled aktual

kg/s

Konstanta aliran massa


motive steam aktual

kg/s

435

Laju aliran massa uap


utama

kg/s

Pa

Aliran gas yang


diekstrasi (NCG)

41000

Aliran konsumsi
uap/motive steam

Pa

Suhu motive steam

Suhu propelled gas


(NCG)

0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485
0,00485

Tekanan outlet ejector

0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152
0,0152

9200

-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1

Daya aliran kerjainlet


propelled

Pa

0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442

Suhu propelled pada


outlet

Tekanan propelled gas


(NCG)

UNIT 3
00:00
01:00
02:00
03:00
04:00
05:00
06:00
07:00
08:00
09:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
00:00
Rata-rata

87

UNIT 2
63,239
63,239
63,239
63,239
62,046
62,046
62,046
62,046
62,003
62,685
62,157
63,426
62,729
62,729
63,984
63,984
62,729
62,729
62,729
62,282
62,282
62,282
62,282
62,282
61,920
62,654

0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442
0,1442

Bantuan pengkali suhu


keluar
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1

67,614
67,614
67,614
67,614
66,863
67,111
67,111
67,111
66,357
66,234
66,234
66,500
66,500
66,264
66,891
65,666
64,206
64,206
64,206
53,487
53,487
52,666
52,666
53,736
53,447
63,256

mm . Cpstea m

Tekanan motive steam

88

Lampiran 2. Rekapitulasi Data Faktor-faktor Pengaruh Nilai Efektivitas Steam


Jet Ejector Desain, Unit 2 dan 3

1,900 0,606 125,000 22,5


1,900 0,606 125,000 22,5

1,900 0,606 125,000 22,5


1,900 0,606 125,000 22,5

1,900 0,606 125,000 22


1,900 0,606 125,000 22,5

1,900 0,606 125,000 16,5


1,900 0,606 125,000 21,5

1,900 0,606 125,000 16,5


1,900 0,606 125,000 16,5

1,900 0,606 125,000 18,5


1,900 0,606 125,000 18,5

1,900 0,606 125,000 18,5


1,900 0,606 125,000 18,5

kg/s

kg/s

kg/s

18

1,900 0,606 125,000 16,5


1,900 0,606 125,000 16,5

1,638 0,524 107,861

19

1,900 0,606 125,000 22,5


1,900 0,606 125,000 22,5

1,900 0,606 125,000

19

18

33

33

33

33

33

33

33

32

32

32

32

33

33

27

bar

Tekanan motive steam


bar

Tekanan main
condenser
bar

Tekanan inter
condenser
%

Efektivitas steam jet


ejector (aktual)

33
32
32

32
32
33
33
33

33

33
33
33
33
32
32
32
32
32
32
32
32
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33

5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,65
5,65
5,65
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6

1,911 0,610 125,711 19,38 32,68 32,68 5,606

0,125
0,125
0,125
0,125
0,13
0,13
0,13
0,13
0,133
0,13
0,135
0,135
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,135

0,388 11,16

0,38 11,23

0,39 11,13

0,39 11,13

0,39 11,13

0,39 11,13

0,39 11,13

0,385 11,22

0,385 11,22

0,385 11,22

0,385 11,18

0,385 11,18

0,385 11,18

0,385 11,18

0,39 11,13

0,39 11,13

0,39 11,13

0,38 11,24

0,39 11,13

0,39 11,13

0,39 11,13

0,39 11,13

0,39 11,13

0,39 11,13

0,39 11,13

0,39 11,13

0,41

1,942 0,620 127,778

18

33

Suhu air pendingin


kondensor

0,1

1,942 0,620 127,778

33

Suhu cold basin

6,5

1,942 0,620 127,778

Suhu lingkungan

27

1,942 0,620 127,778 18


1,951 0,622 128,333 17,5

Laju aliran massa uap


utama

33

1,951 0,622 128,333 17,5

Aliran gas yang


diekstrasi (NCG)

bar

bar

bar

Rekapitulasi Data Faktor-Faktor Pengaruh Nilai Efektivitas Steam Jet


Ejector Unit 3

kg/s

Jam

kg/s

8,44

8,44

8,44

8,44

8,44

8,44

8,44

8,45

8,45

8,44

8,44

8,44

8,44

8,44

8,44

8,44

8,44

8,44

9,32

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

11,64

kg/s

0,642

0,3 12,13

0,3 12,13

0,301 12,12

0,301 12,12

0,301 12,12

0,301 12,12

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,41

0,127

0,126

0,123

0,135

0,135

0,126

0,126

0,139

0,139

0,139

0,139

0,128

0,127

0,125

0,125

0,121

0,121

0,12

0,12

0,12

0,12

0,122

0,122

0,122

0,122

0,122

0,1

27

5,57

5,57

5,57

5,57

5,57

5,57

5,57

5,57

5,57

5,58

5,58

5,57

5,57

5,57

5,57

5,58

5,58

5,58

5,58

6,5

18

30

27

1,638 0,524 107,861

DESAIN

30

11,64

18

30

30

30

29

29

29

29

28,9

28,8

29

30

30

30

30

30

30

30

30

5,57

5,57

5,57

5,57

5,57

5,57

8,44

1,858 0,593 122,222

30

00:00

18

11,64

1,858 0,593 122,222

30

01:00

18

11,64

1,858 0,593 122,222

30

02:00

18

11,64

1,858 0,593 122,222

29

03:00

17

11,64

1,879 0,600 123,611

29

04:00

17

11,64

1,879 0,600 123,611

29

05:00

17

11,64

1,879 0,600 123,611


06:00

29

11,64

17
07:00

1,879 0,600 123,611


11,64

28,9
08:00

29

11,64

1,858 0,593 122,222 17,5


1,862 0,594 122,500 19,5

29

09:00

23

11,64

1,879 0,600 123,611

30

10:00

24

11,64

1,900 0,606 125,000

30

11:00

24

11,64

1,900 0,606 125,000

30

12:00

24

11,64

1,900 0,606 125,000

30

13:00

24

11,64

1,900 0,606 125,000

30

14:00

23

11,64

1,900 0,606 125,000

30

15:00

23

11,64

1,900 0,606 125,000


16:00

30

11,64

23
17:00

1,900 0,606 125,000


11,64

30
18:00

30

30

30

30

29

29

1,893 0,604 124,567 20,10 29,76 29,63 5,572

30

30

30

23
11,64

19:00

1,900 0,606 125,000


11,64

30

20:00

1,921 0,613 126,389 19,5


1,942 0,620 127,778 19,5
19
11,64

1,942 0,620 127,778

Efektivitas steam jet


ejector (aktual) Desain
21:00

Efektivitas steam jet


ejector (aktual)

11,64

29

Tekanan inter
condenser
22:00

Tekanan main
condenser

11,64

1,942 0,620 127,778 19


1,921 0,613 126,389 18,5

Tekanan motive steam


23:00

32

Suhu air pendingin


kondensor

11,64

19

Suhu cold basin

1,921 0,613 126,389

Suhu lingkungan
00:00

Laju aliran massa uap


utama
Rata-rata

Aliran gas yang


diekstrasi (NCG)

11,64

Aliran konsumsi
uap/motive steam

11,64

Efektivitas steam jet


ejector (aktual) Desain

Rekapitulasi Data Faktor-Faktor Pengaruh Nilai Efektivitas Steam Jet Ejector


Unit 2

Jam

DESAIN
00:00
01:00
02:00
03:00
04:00
05:00
06:00
07:00
08:00
09:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
00:00
Rata-rata

Aliran konsumsi
uap/motive steam

89

Lampiran 3. Log Data Control Room Sistem Uap dan Turbin Unit 2
15:00 3000

14:00 3000

13:00 3000

12:00 3000

11:00 3000

10:00 3000

09:00 3000

08:00 3000

07:00 3000

06:00 3000

05:00 3000

04:00 3000

03:00 3000

02:00 3000

01:00 3000

00:00 3000

450

450

450

450

450

450

450

450

450

450

450

450

450

450

450

450

450

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

6,8

167

168

168

168

168

168

168

168

168

167

167

167

167

167

167

167

167

167

167

167

161

161

Bar

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

100

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

100

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

67

100

78

78

71

71

71

71

66

66

66

66

66

66

66

66

67

68

68

68

68

68

68

61

61

61

61

100

0,05
99

99

74

0,05

99

99

74

0,05

99

99

0,05

99

Posisi Governor RH

99

Posisi Governor LH

99

Posisi MSV RH

0,05

Posisi MSV LH

0,05

Bar

Differential Press.
Separator
Differential Press.
Eliminator

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,6

5,6

5,6

5,6

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,55

5,55

5,55

5,6

5,6

5,6

5,6

5,7

5,7

5,7

5,7

5,1

5,1

5,1

5,1

5,1

5,1

5,1

5,1

5,1

5,1

5,1

6,5

Bar

5,22

5,3

5,3

5,3

5,3

5,3

5,3

5,3

5,25

5,25

5,25

5,25

6,5

Bar

5,3
5,3
5,3
5,3
5,22
5,22
5,22
5,22
5,22
5,22

55
53

53

-1,4

-1,4

-1,4

-2

-2

11

11

11

10

10

10

10

48

48

48

48

48

47

47

47

47

77

78

78

78

78

78

78

77

77

77

77

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

33

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

5,65

5,65

5,61

5,61

5,61

5,61

195

195

195

195

850

850

850

850

190

190

200

200

200

200

200

200

200

200

5,6

5,6

5,6

5,6

5,6

5,6

5,6

5,6

5,6

5,6

5,6

5,6

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,7

5,65

5,65

5,65

5,65

5,62

5,62

5,62

5,62

51

51

50

50

50

49

49

49

48,5

48,5

48,5

48,5

49

49

49

49

Hari

: Selasa

Tanggal : 16-Feb-2016

Vent Valve

Comp.A (Kaji) Comp.B (Inger)

Header

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,51

6,5

166

166

166

166

166

166

166

166

166

166

166

165

166

165

165

165

165

166

166

166

166

161

Bar

6,51

165

Bar

6,51

165

Bar

6,51

165

8,6

6,51

165

Suhu

6,51

Posisi Vent Valve B4

Tekanan

6,51

100

10

10

100

Posisi Vent Valve B3

100

Posisi Vent Valve B2

100

Posisi Vent Valve B1

100

Posisi Vent Valve A2

100

Posisi Vent Valve A1

Ejector 2

5,65

840

190

5,6

5,7

50

Tekanan

Ejector 1

5,65

840

180

5,6

5,7

50

Arus Motor

Uap Bantu

5,65

840

180

5,6

5,7

50

Tekanan

Perapat

5,65

840

180

5,6

5,7

49,5

Bar

5,65

830

180

5,65

5,7

49,5

Bar

5,65

830

180

5,65

5,65

49,5

Bar

5,65

830

199

5,65

5,65

49,5

Bar

5,65

830

199

5,6

5,65

49,5

mBar

5,65

850

199

5,6

5,65

49,5

mBar

5,65

850

199

5,6

5,65

Bar

5,7

850

199

5,6

5,65

6,5

5,7

850

199

5,6

6,5

5,7

850

199

5,6

6,5

5,65

850

199

6,5

5,65

850

199

161

5,65

850

5,7

5,65

850

5,7

5,65

5,7

5,65

5,7

Tekanan Uap Ejector


Perapat
Tekanan Hisap Ejector
Perapat
Tekanan Gas Masuk
Ejector Tk.1
Tekanan Uap Masuk
No.1/A
Tekanan uap masuk
No.2/B
Tekanan uap masuk
No. 1/A
Tekanan uap masuk
No. 2/B
Suhu Gas Masuk Ejector
TK.1

Turbin

55

53

-1,4

11

48

77

33

0,28

Bar

55

53

-1,4

11

48

77

33

0,28

55

52

-1,4

11

48

77

33

0,28

54

52

-1,4

10

48

77

33

0,28

54

52

-1,4

10

48

75

33

0,28

54

52

-1,4

10

48

75

33

0,27

54

52

-1,4

10

47

75

33

0,27

54

52

-1,4

10

47

75

33

0,27

54

53

-1,4

10

47

77

33

0,27

55

54

-1,4

10

47

77

33

0,27

55

54

-1,4

10

48

77

35

0,5

55

54

-1,4

10

48

77

35

125

55

54

-1,4

10

48

76

125

55

54

-1,4

11

48

76

125

56

54

-1,4

11

47

125

56

54

-1,4

11

47

+3

56

54

-1,4

11

30

56

54

-1,4

11

+3

56

54

-1,4

80

56

54

-1,4

80

56

54

-1,4

0,1

56

-1,4

Tekanan Uap

53

Getaran Banatalan 4

53

Getaran Banatalan 3

55

Getaran Banatalan 2

55

Arus Motor

SISTEM UAP DAN TURBIN UNIT 2

5,7

5,7

5,2

Suhu Uap bekas sisi


Governor
Suhu Uap bekas sisi
Generator
Pemuaian Casing
Turbin
Turbin Ecentricity
(Start-Up)
Turbin Differential
Expanstion

Getaran Banatalan 1

Uap Turbin

5,7

5,7

5,2

Bar

5,7

5,7

5,15

Bar

5,7

5,7

5,15

Bar

5,7

5,6

Bar

5,7

5,6

5,3

5,7

Tekanan Masuk Turbin


(Steam Chest Press)

5,7

Tekanan Masuk MSV


LH
Tekanan Masuk MSV
RH
Tekanan Masuk Turbin
LH
Tekanan Masuk Turbin
RH

Uap Utama

16:00 3000
450
5,9
167

17:00 3000
450
5,9
167

Bar

18:00 3000
460
5,9
167

T/Jam

19:00 2993
460
5,9
167

Rpm

20:00 2999
460
5,9
167

3030

21:00 2999
460
5,9

2970

22:00 2999
5,9

Suhu

462

Tekanan

462

Aliran

23:00 3000

Putaran
00:00 3000

Max
Min

Jam

90

Lampiran 4. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Utama Unit 2

60

C
3

kg/cm2

Tek. Air Perapat


91,6

Arus
100

Vibrasi
100

Posisi Katup
3,5

kg/cm2

Tekanan Keluar
13,500

T/Jam

Aliran
60

Suhu Bantalan
3

kg/cm2

Tek. Air Perapat


91,6

Arus
100

Vibrasi
100

Posisi Katup
3,5

kg/cm2

Tekanan Keluar
C

Suhu Basin
C

Suhu Wet Bulb

Suhu Dry Bulb

404

38

38

38

3,2

2,59

2,59

2,59

2,59

32

32

32

33

33

33

33

18

17

17

17

17

19

19

19

19

23

16

18

16

16

16

16

18

18

18

18

6,8

6,7

6,8

7,08

7,08

7,08

7,08

7
7

Fa n I

Fa n II

Cool i ng Tower

Hari

: Selasa

Tanggal : 16-Feb-2016

Fa n III

Fa n IV

Fa n V

96

100

102

106

98

106

106

106

106

113

113

113

113

53

52

53

51

52

51

51

51

51

53

53

53

53

152

153

152

153

152

151

152

152

152

152

161

161

161

161

31

30

33

32

29

35

29

29

29

29

28

28

28

28

17

15

18

20

21

18

21

21

21

21

23

23

23

23

185

184

185

187

186

187

186

187

187

187

187

184

184

184

184

26

25

27

23

26

22

20

22

22

22

22

22

22

22

22

16

15

19

13

15

13

17

13

13

13

13

15

15

15

15

190

191

190

191

192

193

192

193

193

193

193

187

187

187

187

16

20

19

21

18

17

19

20

19

19

19

19

19

19

19

19

10

12

10

11

12

162

160

161

162

160

161

162

161

162

162

162

162

162

162

162

162

18

20

26

29

21

20

17

19

17

17

17

17

21

21

21

21

11

10

12

15

15

15

15

168

168

168

165

164

163

166

167

165

166

165

165

165

165

163

163

163

163

227,9

75
404

38

3,2

32

17

23

55

19

192

98

26

18

18

2,59
75

404

37

3,2

32

20

24

6,9

155

24

162

50

184

10

99

16

16

125

39
2,59
75

404

37

3,2

32

21

24

6,8

25

192

156

18

51

24

105

184

168

80

12,3
39
2,59
75

404

37

3,2

32

21

24

6,9

16

25

18

156

162

51

10

105

16

2,75
12,3
39
2,59

74

404

37

3,2

32

21

24

6,9

192
16

18
25

24
156

184
51

167

102

46
2,75
12,3
39
2,59

74

404

36

3,2

33

21

24

6,9

18
184

162
16

10
25

16
156

192
51

18
105

24

227,9

88
46
2,75
12,3
37
2,59

74

404

37

3,25

33

21

24

6,9

167

26

13
188

24
19

163
28

11
156

18
54

195
118

18

14

80
88
46
2,75
12,5
37

2,59

74

404

36

3,25

33

21

24

24

167

188

11
16

24
26

163
156

10
51

193

16
104

16

15

195

125

2,3
80
88
46
2,7
12,5
37

2,59

75

404

37

3,2

33

21

19

23

22

167

186

193

23

12
26

192

20
28

16

193

161
154

23

14

9
54

186

15

15
94

26

20

165

28

21

12
154

184

18
54

185

161
94

23

80

40
2,3
80
88
46
2,7
12,5
37

2,59

74

404

38

3,2

33

21

19

7
7

24

167

31

9
32

10

153

16
153

17

51

160
52

161

91

8
92

32

53
40
2,3
80
90
46
2,7
12,5

37,5

2,59

74

404

35

3,2

33

19

17

6,8

60

33
53
40
2,3
80
90
46
2,7
12,5

37,5

2,59

75

404

35

3,2

33

19

17

6,89

227,9

50
33
53
40
2,2
80
90
46
2,7

12,5

37,5

2,6

76

404

35

3,2

33

19

17

125
50
33
53
40
2,2
80
90
48
2,7

12,3

38

2,6

74

404

35

3,2

33

19

17

125

00:00 250
125
50
33
52
40
2,2
80
88
46
2,7

12,3

38

2,6

75

404

35

3,2

33

18

80

01:00 220
125
50
32
52
40
2,2
80
90
48

2,7

12,2

39

2,6

74

404

35

3,2

33

18

02:00 260
125
50
32
52
40
2,12
80
87
47

2,7

12,2

39

2,6

74

404

37

3,2

33

03:00 270
130
50
32
52
40
2,12
79
87
49

2,75

12,2

40

2,6

74

404

37

3,2

33

227,9

04:00 210
130
50
32
53
40
2,12
79
92

44

2,75

12,2

39

2,6

74

404

35

3,24

05:00 220
130
50
32
52
40
2,2
80
86

44

2,75

12,2

39

2,6

75

404

35

3,24

125

06:00 230
130
50
32
53
41
2,2
80
88

44

2,75

12,2

39

2,6

75

404

36

80

07:00 250
133
50
32
53
41
2,2
79

86

44

2,75

12,2

39

2,6

73

404

36

08:00 220
130
50
32
53
41
2,2
80

86

44

2,75

21,3

39

2,6

73

404

09:00 250
135
50
33
54
42
2,2
80

86

44

2,8

21,3

39

2,6

404

227,9

10:00 220
135
50
33
54
42
2,15

80

86

50

2,8

12,2

39

75

11:00 260
140
50
33
54
40
2,15

80

87

50

2,7

12,2

75

125

12:00 300
140
50
33
54
40

2,15

80

87

46

2,7

2,59

80

13:00 280
140
50
33
54
40

2,15

80

88

46

2,59

14:00 250
140
50
33
54
40

2,15

80

88

38

mm

15:00 230
140
50
33
54

40

2,15

80

38

+100

16:00 230
140
50
33
54

40

2,15

12,1

7,3

17:00 230
140
50
33
54

40

12,1

-100

18:00 230
140
50
33

54

2,7

1,8

19:00 240
140
50
33

2,7

1,8

20:00 230
140
50

48

350

21:00 210
140

48

22:00 210

90

Arus

90

Vibrasi Motor

79

Vibrasi Fan

79

Arus

2,2

Vibrasi Motor

2,2

Vibrasi Fan

40

Arus

40

Vibrasi Motor

53

Vibrasi Fan

53

Arus

33

Vibrasi Motor

33

Fibrasi Fan

50

Arus

50

Vibrasi Motor

140

Vibrasi Fan

140

Level Basin

23:00 240

6,8

pH Basin

SISTEM AIR PENDINGIN UTAMA UNIT 2

Suhu Bantalan

No. II

Suhu Keluar

Cool i ng Wa ter Pump

Suhu Masuk

No. I

211

mBar

Posisi Katup

Condens or

mm

Tekanan

51

500

Level
00:00 230

Max
Min

Jam

91

Lampiran 5. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Primary dan
Secondary Unit 2
00:00

23:00

22:00

21:00

20:00

19:00

18:00

17:00

16:00

15:00

14:00

13:00

12:00

11:00

10:00

09:00

08:00

07:00

06:00

05:00

04:00

03:00

02:00

01:00

00:00

Max
Min

Jam

Arus
167

166

166

166

167

167

850

850

850

850

850

850

850

850

3,05

3,05

3,05

3,05

3,05

3
3
3

166

166

167

167

167

167

0,08

0,08

0,08

0,08

0,08

0,08

0,08

3,09

3,09

3,09

3,09

3,1

3,1

3,1

3,1

166

3
3
3
3

1,7

1,67

1,67

1,67

1,67

31,5

31,5

31,5

31,5

31,5

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31,5

31,5

31,5

31,5

33,5

34

33,5

33,5

33,5

33,5

33,5

33,5

33,5

33,5

33,5

33,5

1,7
1,7
1,7
1,7
1,7
1,7
1,7
1,7

34
34

34
34
34
34

49

49

50

50

50

50

390

390

390

390

390

390

390

390

780

780

780

780

780

780

780

780

780

780

780

780

780

780

760

780

780

780

780

780

780

780

780

104

82
82
81
81
81
82
82
82

4,05

4,05

81

81

81

81

81

81

82

82

82

82

0,8

0,8

0,8

0,8

0,81

0,81

0,81

0,81

0,82

0,82

0,82

0,82

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

37,7

II

Sistem Secondary
Intercooler

34

7,3

Hari

36

6,8

36

6,8

36

36

6,8

36

38

36

36

36

38,5

38,5

38,5

38,5

38,5

38

36

36

36

7,1

7,1

36,5

38,5

38,5

38

: Selasa

Tanggal : 16-Feb-2016

38,5

38,5

36

6,9

36

7,1

36,5

2,42

II

Lube Oil Cooler

38,5

II

Kompressor

36,5

38,5

36,5

6,9

36,5

6,9

36,5

6,9

36,5

38,5

36,5

38,5

38

38,5

34

2,41

38,5

36,5

37,7

2,41

6,9

6,8

2,41

36,5

38,5

36

38

38,5

2,42

38,5

36

36

2,41

2,42

38,5

36

2,42

38,5

36

7
38
38

2,42

38

2,42

38,5

38

38,5

38,5

6,9

36,5

36

6,8

36,5

36

6,71

36

36

6,71

38,5

36,5

2,42

36,5

38

38,5

36

6,9

36

36

38

38

38

36

6,78

38
38,5

36,5

36

38,5

6,71

36

38
2,42

36,5

7,1

36,5

36
2,42

38,5

36

38

2,42

38

36,5

36

38,5

38

38,5

38
2,42

2,42

2,42

2,42

2,42

2,42

2,42

2,41

2,41

2,41

36

Suhu Keluar
38

Suhu Masuk
2,41

Suhu Keluar

II

81

0,8

104

81

81

0,8

340

81

Suhu Masuk

Pompa

0,9

Suhu Keluar

1
1
1
1
1
1
1
1

0,9

4
82

1
82

82

340

49

380

49

390

Bar

49

390

49

390

49

385

Bar

49

385

kg/cm2

50

385

mBara

50

385

50

385

kg/cm2

50

385

mBara

50

50

385

mBar

50

390

mBar

50

Suhu Keluar

390

Suhu Masuk

50

Tekanan Masuk
780

pH Secondary

SISTEM AIR PENDINGIN PRIMARY DAN SECONDARY UNIT 2

1,7

31

33,5

1,7

Suhu Keluar

390

Suhu Masuk

50

Tekanan Masuk
770

Suhu Masuk

Intercooler

1,7

31

33,5

1,7

Tekanan Keluar

390

Tekanan Masuk

50

Arus

Sistem Primary

1,65

31

33,5

1,7

Tekanan Keluar

390

Tekanan Masuk

380

Arus

49

Tekanan Hisap Gas Tk.2


ATekanan Keluar Gas
Condensor Tk.2

49

Suhu Keluar

II

1,65

31

34
34

Suhu Masuk

1,65

31,5

34

1,7

31,5

34

1,69

1,7

1,69

60

kg/cm2

Suhu Keluar

32,7

Suhu Keluar

32,7

Suhu Keluar

29

Suhu Masuk

29

Diff. Pressure

II

166
0,08

340

166
0,08

166

166

166

166

Diff. Pressure

kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2

Tekanan Keluar

0,08

161,4

Arus
166

Suhu Keluar

Inter
Condensor
After
Condensor

Suhu Masuk

Pompa

167

850

3,05

340

167

850

167

850

167

Tekanan Masuk

Tekanan Keluar

kg/cm2 kg/cm2

Tekanan Masuk

167

161,4

Mw

Beban

92

Lampiran 6. Log Data Control Room Sistem Uap dan Turbin Unit 3
05:00 3000

04:00 3000

03:00 3000

02:00 3000

01:00 3000

00:00 3000

445

445

445

445

440

440

440

440

5,8

5,8

5,8

5,8

5,8

5,8

5,8

5,8

5,8

5,8

6,8

167

167

167

167

167

167

167

167

167

167

167

167

161

161

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

100

91

91

91

91

91

91

91

91

91

91

91

91

91

100

89

89

89

89

89

89

89

89

89

89

89

89

89

100

5,7

5,7

5,7

5,75

5,75

5,7

5,7

5,7

5,7

5,75

5,75

5,75

5,75

5,9

5,9

5,9

5,8

5,8

5,8

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

5,9

SISTEM UAP DAN TURBIN UNIT 3


Ejector 1

-3,9

-3,9

-3,9

-3,9

-3,9

-3,9

-3,9

-3,9

-3,9

23

23

23

24

24

24

24

23

23

23

23

62

62

62

63

62

64

64

64

64

62

62

62

62

34

34

34

34

33

33

33

34

34

34

34

33

33

33

33

25

25

22

22

22

22

20

21

24

20

20

20

20

24

24

24

24

0,19

0,19

0,19

0,19

0,19

0,19

0,19

0,19

0,18

0,18

0,18

0,18

0,18

0,18

0,18

0,18

0,18

0,18

0,18

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

5,2

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

0,41 -0,66

5,58
5,58
5,58
5,58
5,57
5,57
5,57
5,57
5,58
5,58
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57
5,57

Ejector 2

5,58

5,59

5,59

5,59

44,5

44,5

44,5

45

45

45

45

5,58

161

5,58

44

44,5

5,59

5,58

44

5,59

45

44

44

5,59

5,58

44

44,5

5,58

44

5,58

5,58

44

44,5

5,58

44

5,58

5,58

44

5,58

5,58

44

45

5,58

44

44,5

5,58

44

5,58

5,58

5,58

5,58

Hari

: Selasa

Tanggal : 16-Feb-2016

Vent Valve

Comp.A (Kaji) Comp.B (Inger)

100

Bar

Header

161

8,6

6,5

100

100

Suhu

Uap Bantu

-3,9

23

62

35

25

0,18

5,2

0,41 -0,66

Tekanan

Perapat

-3,9

23

62

35

25

0,18

5,2

0,41 -0,66

Posisi Vent Valve B4

Turbin

-3,9

23

62

35

22

0,18

5,2

100

-3,9

23

62

35

21

0,18

5,2

100

-3,9

23

62

32

21

0,19

100

-3,9

23

62

31

21

0,19

6,5

-3,9

23

62

31

20

6,5

Bar

-3,9

23

62

31

20

6,5

-3,9

23

62

32

6,5

Bar

-3,9

23

62

32

5,7

-4

23

63

5,7

-3,9

23

63

5,7

Bar

-3,9

23

5,7

Bar

-3,9

23

0,1

-4

-2

Bar

3,7

Bar

3,7

Bar

53

3,7

Bar

53

3,7

Bar

Bar

51

53

3,7

Bar

6,5

51

53

3,7

Bar

5,3

51

51

3,7

6,5

5,3

51

51

3,7

5,6
5,3

49

51

3,7

5,6

5,3

49

51

3,7

5,6

5,3

49

51

3,7

5,6

5,3

49

52

3,7

5,6

5,3

49

53

3,7

5,6

5,3

50

53

5,6

5,3

51

53

0,5

5,6

5,3

51

125

5,6

5,3

51

125

5,6

5,25

3,7

125

5,6

5,25

53

3,7

125

5,6

51

53

3,7

+3

5,6

5,25

51

54

3,7

30

5,6

5,3

52

54

3,7

+3

5,6

5,3

52

54

3,7

80

5,6

5,2

52

54

3,7

80

5,6

5,2

52

53

-2

5,6

5,2

51

-4

Posisi Vent Valve B3

Uap Turbin

100

5,7

5,9

5,6

5,2

Posisi Vent Valve B2

5,6

Posisi Vent Valve B1


3,7

Posisi Vent Valve A2

53

Posisi Vent Valve A1

51

Tekanan

5,2

Arus Motor

5,6

Tekanan
3,7

Arus Motor

53

Suhu Gas Masuk Ejector TK.1

51

Tekanan uap masuk No. 2/B

5,2

Tekanan uap masuk No. 1/A

5,6

Tekanan uap masuk No.2/B


3,7

Tekanan Uap Masuk No.1/A

53

Tekanan Gas Masuk Ejector Tk.1

51

Tekanan Hisap Ejector Perapat

5,2

Tekanan Uap Ejector Perapat

5,6

Tekanan Uap
3,7

Getaran Banatalan 4
3,7

Getaran Banatalan 3

52

Getaran Banatalan 2

52

Getaran Banatalan 1

50

Turbin Differential Expanstion

50

Turbin Ecentricity (Start-Up)

5,3

Pemuaian Casing Turbin

5,3

Suhu Uap bekas sisi Generator

5,6

Tekanan Masuk Turbin (Steam


Chest Press)
5,6

Suhu Uap bekas sisi Governor

Uap Utama

06:00 3000
440
5,8
167

89

5,75

5,9

Bar

07:00 3000
441
5,8
91

89

5,75

5,75

Bar

08:00 3000
445
5,8
99

91

89

5,6

5,75

Bar

09:00 3000
450
100
99

91

89

5,6

5,75

Bar

10:00 3000
450
167
100
99

91

89

5,6

5,8

11:00 3000
5,8
167
100

99

91

89

5,6

5,7

12:00 3000
450
5,8
167
100

99

91

89

5,6

5,7

13:00 3000
450
5,8
167

100

99

91

89

5,6

5,7

14:00 3000
450
5,8
167

100

99

91

89

5,6

5,8

Bar

15:00 3000
450
5,8
167

100

99

91

89

5,8

Bar

16:00 2995
450
5,8
167

100

99

91

5,6

17:00 2995
450
5,8
167

100

99

5,6

Bar

18:00 3000
455
5,8
167

100

89

T/Jam

19:00 3000
460
5,8
167

89

Rpm

20:00 2998
460
5,8

3030

21:00 2998
460

2970

22:00 2998

91

Tekanan Masuk Turbin RH

91

Tekanan Masuk Turbin LH

99

Tekanan Masuk MSV RH

99

Tekanan Masuk MSV LH

100

Posisi Governor RH

100

Posisi Governor LH

167

Posisi MSV RH

167

Posisi MSV LH

5,8

Differential Press. Eliminator

5,8

Differential Press. Separator

455

Suhu

455

Tekanan

23:00 3000

Putaran
Aliran

00:00 3000

Max
Min

Jam

93

Lampiran 7. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Utama Unit 3

100

%
3,5

kg/cm2
13,500

T/Jam
60

C
3

kg/cm2
91,6

A
100

m
100

3,5

kg/cm2

Hari

: Selasa

Tanggal : 16-Feb-2016

80

125

227,9

80

125

227,9

80

125

227,9

80

125

227,9

Fa n V

227,9

Fa n IV

Fa n III

125

Fa n II

Cool i ng Tower

80

Fa n I

SISTEM AIR PENDINGIN UTAMA UNIT 3

No. II

100

Cool i ng Wa ter Pump

No. I

91,6

Condens or

kg/cm2

mm

+100

60

7,3

-100

2,3

51

6,8

155

C
32

6,8

%
60

18

211

18

mBar

30

mm

500

45

175

25

1,8

350

78

1,8

Max
Min
2,85

175

36

13

0,09

1,18

2,7

2,3

168

45

155

0,09

48

6,8

2,42

77

18

177

2,8

18

0,11

40

30

1,29

49

170

30

45

0,2

52

25

1,4

122
78

177

-20
2,85

177

0,09

00:00
36

0,09

175

13

2,3

2,7

155

1,18

45

6,8

168

48

18

0,09

77

18

2,42

2,8

30

177

40

0,11

49

45

1,29

30

25

1,4

170

52

78

177

0,2

122
2,85

0,09

1,4

-20
36

2,3

177

01:00
13

155

175

2,7

6,8

45

18

1,18

48

18

168

77

30

0,09

2,8

0,17

2,42

40

45

1,4

177

49

25

179

0,11

30

78

0,08

1,29

52
2,85

2,36

170

122
36

155

0,2

-30
13

6,9

1,4

02:00
2,7

17

177

45

17

48

29

170

1,18

77

3,1

0,17

168

2,8

41

1,4

0,09

40

25

179

2,42

49

75

0,08

177

30

2,8

2,36

0,11

52
35

155

1,29

122
13,1

6,9

1,27

170

-10
2,9

17

170

0,2

03:00
42

17

0,17

177

48

29

1,4

75

3,1

179

1,26

2,8

41

0,08

170

40

25

2,36

0,11

0,09

48

75

155

1,27

2,35

29

2,8

6,9

170

179

52
35

17

0,17

0,11

122
13,1

17

1,4

1,27

-50
2,9

29

179

175

170

04:00
42

3,1

0,08

0,1

177

48

41

2,36

1,26

75

25

155

167

1,26

2,8

75

6,9

0,16

2,37

170

40

2,8

17

1,41

174

0,09

48

35

17

172

0,1

2,35

29
13,1

29

0,07

1,25

0,1

179

52
2,9

3,1

2,55

166

2,16

0,11

120
42

41

155

0,11

178

166

1,27

05:00 -100
48

25

6,9

1,36

0,17

0,08

177

75

75

17

171

1,28

2,44

1,87

2,8

2,8

18

0,07

167

175

169

1,39

1,26

40

35

28,9

2,34

0,18

0,1

0,08

168

170

48

13,1

155

1,38

1,29

2,21

0,07

1,26

0,09

29
2,9

36

6,95

172

168

177

2,23

168

2,35

52
42

25

20

0,11

0,18

0,1

176

0,09

1,28

179

120
48

76

19

2,42

1,36

1,27

0,09

2,25

170

0,11

0
75

2,9

29

155

172

169

1,22

176

0,08

1,28

20:00

06:00
2,8

35

6,7

0,07

0,18

168

0,08

2,13

170

173

40

12,85

37

24

2,33

1,4

0,15

1,25

175

0,08

1,28

48
2,5

27

22

150

175

1,34

167

0,11

2,13

170

1,26

29
36

74

29

0,1

174

0,12

1,23

175

0,08

1,28

170

52
49

2,9

25

2,34

0,09

1,29

168

0,11

2,13

170

0,09

120
75

35

36

23

150

2,31

175

0,11

1,23

175

0,08

1,7

2,35

-20
2,8

12,95

26

30

6,2

150

0,11

1,36

168

0,11

2,13

166

179

07:00
40

2,6

76

2,9

25

6,3

2,22

176

0,11

1,23

175

0,09

173

48,5
37

2,9

40

23

25

150

0,12

1,36

168

0,11

2,1

1,7

0,04

28,9
49

35

25

30

23

6,4

2,19

176

0,11

1,23

174

166

1,8

1,2

53
72

13

76

2,9

30

25

150

0,12

1,36

168

0,11

0,09

168

167

120
2,8

2,6

2,9

40

2,9

23

2,19

176

0,11

1,2

2,1

0,09

1,8

0,09

-30
40
35

36

25

40

30

24

150

0,12

1,36

163

174

2,3

168

2,16

08:00
48,6
50

12,8

76

25

2,9

22

2,19

176

0,12

0,11

176

0,09

1,8

173

28,8
74

2,7

2,8

76

40

30

24

150

0,12

1,3

1,2

0,1

2,3

1,8

0,02

53
2,8

40

36

2,8

25

22

2,19

177

163

1,27

176

168

1,21

121
40
49

12,7

37

76

35

30

24

150

0,1

0,12

168

0,1

168

167

-70
49
73

2,7

13

2,8

25

22

2,2

1,3

0,15

1,27

0,09

0,09

09:00
29
2,8

40

2,7

37

76

35

30

24

150

177

1,39

168

0,09

174

52
41
49

40

12,6

2,8

25

22

6,8

0,1

174

0,15

2,2

0,09

121
50
73

49

2,7

38

76

35

30

19

2,2

0,12

1,39

2,2

1,82

-60
30
2,8
73

40

13

2,8

25

20

150

2,48

174

177

167

10:00
52
41
2,8

49

2,8

38

76

35

30

6,8

150

0,12

177

176

125
50
41
73

35

13

2,8

25

3,05

19

2,48

0,11

-50
30
50
2,8

47

2,8

38

76

42

20

19

150

0,11

1,15

11:00
52
30
42

75

35

13

2,8

25

30

19

1,2

175

125
52
50
2,8

47

2,8

38

74

3,05

30

19

1,2

12:00 -100
127
30
42

75

35

13

2,8

42

19

168

175

10
52
50

2,75

47

2,8

38

25

40

30

168

13:00
128
30
40

75

35

12,95

74

25

0,18

174

-30
52
50

2,75

47

2,6

2,8

76

40

0,18

14:00
139
30
40

75

42

38

2,8

25

1,3

174

-50
52
50

2,75

48

12,95

38

76

1,3

15:00
139
30

40

74

2,6

13

2,8

176

174

-50
52
50

2,75

42

2,6

38

176

16:00
139
30

40

48

40

13

0,1

174

-50
52
50

74

48

2,6

Vibrasi Fan

0,1

17:00
139
30

2,75

76

40

2,2

174

-50
52

40

2,75

48

Level Basin

2,2

18:00
126

50

40

76

150

174

8
30

50

2,75

150

19:00
52
30

40

6,7

174

126
53

50

7,04

8
135

30

18

174

-30
53

19

21:00
135

19

174

-30

19

22:00

29

174

32

3,03

3,03

Arus

42

Vibrasi Motor

42

Vibrasi Fan

25

Arus

25

Vibrasi Motor

74

Vibrasi Fan

74

Arus

2,85

Vibrasi Motor

2,85

Vibrasi Fan

35

Arus

35

Vibrasi Motor

13

Fibrasi Fan

13

Arus

2,8

Vibrasi Motor

2,8

pH Basin

43

Suhu Dry Bulb

43

Suhu Wet Bulb

48

Suhu Basin

48

Tekanan Keluar

75

Posisi Katup

75

Vibrasi

2,8

Arus

2,8

Tek. Air Perapat

40

Suhu Bantalan

40

Aliran

49

Tekanan Keluar

49

Posisi Katup

29

Vibrasi

29

Arus

53

Tek. Air Perapat

53

Suhu Bantalan

123

Suhu Keluar

126

Suhu Masuk

-45

Posisi Katup

-50

Tekanan

23:00

Level
00:00

Jam

94

Lampiran 8. Log Data Control Room Sistem Air Pendingin Primary dan
Secondary Unit 3
00:00

23:00

22:00

21:00

20:00

19:00

18:00

17:00

16:00

15:00

14:00

13:00

12:00

11:00

10:00

09:00

08:00

07:00

06:00

05:00

04:00

03:00

02:00

01:00

00:00

Max
Min

Jam

Arus
173

173

173

173

173

173

173

174

174

174

174

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

2,8

2,8

2,8

2,8

2,8

2,81

2,81

2,81

2,81

2,81

2,81

2,81

2,81

169

171

171

171

171

171

850

850

850

850

850

850

850

850

2,95

340

169

850

2,95

169

0,02

169

0,02

59

59

59

59

58

58

57

57

57

57

59

59

59

59

50

50

50

50

50

49

49

48

48

48

48

50

50

50

50

750

750

750

750

750

750

750

750

750

750

750

750

750

750

750

750

mBar

840

840

840

840

840

840

840

840

840

840

840

840

840

840

840

840

840

mBar

kg/cm2

3,95

83

83

83

83

83

83

83

83

83

83

84

84

84

84

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,75

0,73

0,73

0,73

0,73

0,77

0,77

0,77

0,77

3,8

3,8

3,8

3,8

3,8

3,8

3,8

3,8

3,8

3,8

3,8

3,8

3,8

3,8

7,3

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

36,5

36,5

36,5

36,5

36,5

36

36

36

36

35,5

35,5

35,5

35,5

36,5

36,5

36,5

36,5

34,6

34,5

34,5

34,5

34,5

34,5

35

35

35

35

35

34

34

34

34,5

34,5

34,5

33,7

33,7

33,7

33,7

34,5

34,5

34,5

34,5

6,57

6,5

6,5

6,5

6,5

6,5

6,6

6,6

6,6

6,5

6,4

6,4

6,5

6,5

6,6

7,01

7,01

7,01

7,01

7,01

7,01

6,9

6,9

6,9

6,9

6,8

2,2

36,5

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,25

37

37

37

37

37

36

36

2,25

Hari

: Selasa

Tanggal : 16-Feb-2016

Kompressor
I
II

Lube Oil Cooler


I
II

36,5

36,5

34,5

36,5

34,5

36,5

34,5

33,7

34,5

33,7

36

36

36

36

36

37

37

37

37

34,5

34,5

34,5

34,5

34,5

36,5

36,5

36,5

36,5

36,5

36,5

37

34,5

35

35

35

35

35

34

34

34

34,5

34,5

35,5

Suhu Keluar

33,7

Suhu Masuk

35,5

Suhu Keluar

35,5

Suhu Masuk

36

Suhu Keluar

33,7

Suhu Masuk

35,5

Suhu Keluar

34,5

Suhu Masuk

Sistem Secondary
Intercooler
II

Bar

Suhu Keluar

Suhu Masuk

II

Tekanan Masuk

34

Bar

Suhu Keluar

37,7

kg/cm2

Suhu Masuk

34

mBara

Tekanan Masuk

37,7

Tekanan Keluar
104
340

Tekanan Masuk

Pompa

mBara

3,95

Arus

A
104

4
4
4
4
4
4
4
4
1

4
1

340

82
82
82
82
82
81
81
81
81
81
81

pH Secondary

SISTEM AIR PENDINGIN PRIMARY DAN SECONDARY UNIT 3

59

50

750

840

Tekanan Keluar

II

59

50

750

840

Tekanan Masuk

Sistem Primary
Intercooler

59

50

750

437

Arus

59

50

301

437

59

50

301

437

60

59

50

301

437

59

50

301

C
32,7

33,5

33,5

34,5

59

50

31,5
33,5

31

33,5

31,5

34,5

59

438

kg/cm2

1,15
31,5
33,5

31

33,5

1,12

31,5

34,5

33,5

438

C
32,7

1,15
31,5
33,5

29

1,15
31,5

33

31

33,5

1,12

31,5

34,5

33,5

300

29

1,15
31

33
33

31

33,5

33

31

31

31

31

1,09
1,09
1,09
1,09
1,08
1,08
1,08
1,08
1,08

1,12

31,5

34,5

31

1,12

31,5

1,08

1,12

34
34

34

31
31

31

1,1
1,1
1,1

31,5

34
31,5

31
1,13

1,1
1,13

300

Suhu Keluar

49

Suhu Keluar

49

Suhu Masuk

58

Diff. Pressure

58

Suhu Keluar

II

Diff. Pressure

kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2

Tekanan Keluar

170

161,4

Arus
170

Inter
Cond
After
Suhu Keluar
Cond
Tekanan Hisap Gas
Tk.2
ATekanan Keluar Gas
Condensor Tk.2

Suhu Masuk

Pompa

172
0,05
2,8

340

172
0,05

Tekanan Masuk

Tekanan Keluar

kg/cm2 kg/cm2

Tekanan Masuk

172

161,4

Mw

Beban

95

Lampiran 9. Tabel Appendix Property Tables And Charts (Si Units)A-2

96

Lampiran 10. Tabel Appendix Property Tables And Charts (Si Units)A-5

97

98

99

100

101

102

103

104

Lampiran 16. Foto Publikasi Kegiatan Magang Kerja Industri

Pengukuran profil suhu dan kelembapan udara turbin menggunakan Thermography


PMT.

Pengukuran vibrasi pada generator dan cooling tower menggunakan VIB Expert II.

Pengukuran vibrasi pada turbin dan pompa MCWP menggunakan VIB Expert II.

105

Pengukuran profil suhu pada Switchboard dan pompa MCWP menggunakan


Thermography PMT.

Pengukuran vibrasi pada pompa primary dan secondary serta kompresor menggunakan
VIB Expert II.

Presentasi laporan magang kerja industri di hadapan tim Enjineering PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang.

Anda mungkin juga menyukai