ABSTRAK
Pembekuan yang dilakukan pada saat ini merupakan pembekuan yang menggunakan suhu tetap
mulai dari awal proses pembekuan bahan pangan sampai dalam kondisi beku. Penggunaan energi
pada pembekuan konvensional yang menggunakan suhu tetap, memiliki konsumsi energi yang
kurang efisien karena pada setiap fase penurunan suhu bahan memerlukan energi yang berbedabeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan mesin pembeku lempeng sentuh dengan
sistem penurunan suhu media secara bertahap namun hanya menggunakan satu buah evaporator
tanpa conveyor untuk menciptakan penurunan suhu media secara bertahap. Berdasarkan pengujian,
nilai COP mesin pembeku evaporator tunggal menghasilkan nilai sebesar 4,13 sampai 4,39.
Sedangkan kinerja mesin pembeku menurut nilai laju pembekuannya tergolong dalam pembekuan
cepat yaitu sebesar 0,98 sampai 1,43 cm/jam. Perlakuan dengan suhu media bertahap berada pada
kondisi paling efisien dalam penggunaan energinya daripada tanpa penurunan suhu bertahap.
Pembekuan dengan metode bertahap mampu memberikan nilai penghematan energi listrik sebesar
19,22 sampai 24,41 % dibandingkan pembekuan konvensional biasa. Perlakuan suhu media
bertahap terbaik terjadi pada perlakuan pertama yaitu pada suhu media -5 C, -15 C dan -20 C
dengan nilai COP sebesar 4,35, laju pembekuan 1,43 cm/jam dan konsumsi energi listrik sebesar
0,6233 kWh. Secara rata-rata, kinerja dan penggunaan energi listriknya mampu lebih baik dan lebih
hemat energi daripada mesin pembeku multi evaporator Chusni. Rata-rata COP sebesar 4,30 dan
laju pembekuannya sebesar 1,10 cm/jam dan mampu lebih menghemat penggunaan energi listrik
sebesar 68,05 % daripada mesin pembeku multi evaporator Chusni.
Kata kunci: Mesin Pembeku, Lempeng Sentuh, Pembekuan Bertahap, Efisien
ABSTRACK
The freezing do at now is freezing with use the permanent temperature begin from the first process
freezing product until the finish process. Uses energy at conventional freezing the permanent
temperature method, own energy consumption ineffecient because every phase decrease
terperature product have diffirence energy. This Research is aims to develop a palte touch freezer
with the gradual freezing system but only using a single evaporator and not use conveyor to moving
product. Based on testing, the COP value of freezer produce is between 4,13-4,39. The performance
of the freezer according to the freezing rate value belonging to the rapid solidification that is equal
to 0,98-1,43 cm/h. Gradual decrease treatment is more efficient in energy than without a gradual
decrease. Freezing with the gradual method providing electrical energy savings value 19,22-24,41
% compared to conventional freezing. The best gradual decrease in temperature of media treatment
occurs in the treatment is at -5, -15 and -20 C with a COP value 4,35, the freezing rate 1,43 cm/h
and consumption of electrical energy 0,6233 kWh. Overall, the performance and use of electrical
energy deliver more efficient in energy than the Chusnis multi evaporator freezer. The average
COP is 4,30 and the freezing rate is 1,10 cm/h and deliver more efficient use of electricity energy
that is 68,05 % than the Chusnis multi evaporator freezer.
Keywords: Freezer, Plate Touch, Gradual Freezing, efficient
1. PENDAHULUAN
Pembekuan merupakan metode yang sangat baik
untuk pengawetan sebuah produk bahan pangan.
Proses pembekuan tidak memiliki pengaruh yang
berarti terhadap rasa, warna dan kadar jus buah
setelah pemasakan, tetapi penyimpanan beku dapat
mengakibatkan penurunan daya terima bau dan rasa.
Nilai nutrisi daging secara relatif tidak mengalami
perubahan selama pembekuan dan penyimpanan beku
dalam jangka waktu terbatas (Soeparno, 1994).
Pembekuan yang dilakukan pada saat ini merupakan
pembekuan yang menggunakan suhu tetap mulai dari
awal proses pembekuan bahan pangan sampai berada
dalam kondisi beku. Penggunaan energi pada
pembekuan konvensional yang menggunakan suhu
tetap, memiliki konsumsi energi yang kurang
efisien karena pada setiap fase penurunan suhu
bahan memerlukan energi yang berbeda-beda
menurut Bruttini et al (2001) dan Tambunan et al
(2003). Tambunan et al (2003) menyatakan bahwa
kehilangan eksergi rata-rata tahap pre-cooling
sebesar 22,9 kJ/kg, tahap freezing 24,8 kJ/kg, dan
tahap sub-cooling 5,43 kJ/kg atau secara
presentase kehilangan eksergi tahap pre-cooling
sebesar 43,1 % dari total kehilangan eksergi, dan
tahap freezing 46,7 %, serta 10,2 % pada tahap subcooling. Sehingga perlu adanya sebuah metode
pembekuan yang lebih efisien dalam penggunaan
energi pada setiap fase penurunan suhu bahannya.
Kamal (2008) dan Chusni (2009) telah
menciptakan dan mengkaji mesin pembeku dengan
sistem penurunan suhu media bertahap menggunakan
mesin pembeku lempeng sentuh multi evaporator
dengan conveyor yang lebih hemat energi daripada
mesin pembeku konvensional. Hasil penelitian
Chusni (2009) menyatakan bahwa metode penurunan
suhu media pembekuan yang paling optimal adalah
pada skenario (-5 C, -15 C, -20 C) yang
memerlukan energi listrik sebesar 2,45 kWh untuk
membekukan daging sapi seberat 40 gram dengan
efisiensi eksergi sebesar 56,93 %, dan efisiensi energi
0,17 %. Nilai efisiensi energi yang tergolong kecil
yang hanya sebesar 0,17 % ini, membuktikan bahwa
masih adanya ketidakefisienan dalam segi
penggunaan energi listriknya dalam membekukan
produk bahan pangan. Hal ini dapat dilihat dari bahan
produk yang dibekukan dengan nilai beban pendingin
produk yang kecil sebesar 0,001569 kW, sedangkan
penggunaan kompresor memiliki nilai yang besar
yaitu 1,25 kW. Energi listrik yang relatif besar ini
dapat dikarenakan mesin pembeku yang digunakan
menggunakan 3 buah evaporator untuk dapat
menciptakan sistem penurunan suhu media secara
bertahap dan ditambah lagi dengan pemakaian
conveyor.
Penggunaan conveyor pada mesin pembeku
lempeng sentuh Kamal (2008) dan Chusni (2009)
Perlakuan
1
(Suhu
Media
Tahap 1)
(C)
(Suhu
Media
Tahap 2)
(C)
(Suhu
Media
Tahap 3)
(C)
-5 C
(Katup
ekspansi A)
-10 C
(Katup
ekspansi A)
-15 C
(Katup
ekspansi B)
-5 C
(Katup
ekspansi A)
-10 C
(Katup
ekspansi A)
-15 C
(Katup
ekspansi B)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
-15 C
(Katup
ekspansi B)
-15 C
(Katup
ekspansi B)
-15 C
(Katup
ekspansi B)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
-20 C
(Katup
ekspansi C)
Perlakuan
COP
Laju
Pembekuan
(cm/jam)
1
2
3
4
5
6
7
Rata-rata
4,35
4,14
4,49
4,44
4,15
4,13
4,42
4,30
1,43
0,98
1,72
1,02
0,59
0,66
1,33
1,10
Konsumsi
Energi
Listrik
(kWh)
0,62
0,58
0,50
0,70
0,77
0,83
0,77
0,68
mesin pembeku terdapat 3 buah dengan masingmasing katupnya terdapat sebuah kontrol PI untuk
mengatur pembukaan jalur refrigeran yang dibantu
oleh sebuah selenoid valve pada masing-masing jalur
input katup ekspansi pada saat katup ekspansi
digunakan.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan dari ke tujuh perlakuan yang diuji
pada mesin pembeku lempeng sentuh dapat
disimpulkan bahwa:
a. Nilai COP sebesar 4,13 sampai 4,49. COP dari
mesin pembeku lempeng sentuh tidak
berpengaruh terlalu besar terhadap metode
pengaturan suhu media yang digunakan,
melainkan lebih cenderung dipengaruhi oleh nilai
kelembapan lingkungan sekitar. Semakin besar
kelembapan lingkungan sekitar semakin tinggi
pula nilai COP dari mesin pembeku lempeng
sentuh.
b. Laju pembekuan dari mesin pembeku lempeng
sentuh evaporator tunggal menghasilkan nilai laju
pembekuan yang tergolong dalam pembekuan
cepat sebesar 0,98 sampai 1,43 cm/jam.
c. Pembekuan dengan metode bertahap mampu
menghematan energi listrik sebesar 19,22 sampai
24,41 % daripada mesin pembeku lempeng sentuh
tanpa bertahap.
d. Perlakuan pengaturan suhu media bertahap
terbaik secara kinerja dan penghematan energi
listriknya terjadi pada perlakuan pertama dengan
pengaturan suhu media pembeku lempeng sentuh
pada suhu -5 C, -15 C dan -20 C dengan nilai
COP sebesar 4,35, laju pembekuan 1,43 cm/jam
dan konsumsi energi listrik sebesar 0,6233 kWh.
e. Kinerja mesin pembeku lempeng sentuh
evaporator tunggal memiliki nilai COP yang lebih
baik dengan nilai sebesar 4,30 dan mesin
pembeku lempeng sentuh multi evaporator
Chusni tahun 2009 sebesar 4,14 dan laju
pembekuannya hampir sama yaitu sebesar 1,10
cm/jam untuk evaporator tunggal dan multi
evaporator 1,15 cm/jam.
f. Mesin pembeku lempeng sentuh evaporator
tunggal, mampu lebih menghemat penggunaan
energi listrik sebesar 68,05 % dibandingkan mesin
pembeku multi evaporator Chusni tahun 2009.
Berdasarkan hasil pengujian melahirkan beberapa
rekomendasi saran dan rekomendasi untuk penelitian
tahap selanjutnya:
a. Pengecilan ukuran box pembeku perlu dilakukan
dan dihitung lebih lanjut tentang pengaruh
terhadap persebaran suhu pada ruang pembeku
berdasarkan peningkatan beban pendinginannya.
b. Penambahan fan pada evaporator lempeng sentuh
perlu dilakukan melihat persebaran suhu yang