Disusun Oleh :
Kelompok 5
Pulung Adiyatma
18 4101 03200
Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan praktikum Teknologi Bahan Konstruksi. Sholawat serta salam senantiasa
kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat–sahabatnya
yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Melalui kata pengantar ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu selama pengerjaan laporan ini, sehingga
laporan ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa Laporan Praktikum ini tidak lepas dari
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun agar dalam pembuatan Laporan berikutnya Penyusun dapat berbuat
lebih baik dari yang semula.
Penyusun berharap semoga Laporan Praktikum ini bermanfaat khususnya
bagi penyusun sendiri.
Kelompok 5
COVER.................................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ ii
LEMBAR ASISTENSI.......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................... v
BAB I GRADASI AGREGAT DAN BERAT SATUAN AGREGAT .................. 1
A. Maksud ...................................................................................................... 1
B. Peralatan.................................................................................................... 1
C. Prosedur Percobaan................................................................................... 1
1. Berat Isi Lepas................................................................................... 1
2. Berat Isi Padat ................................................................................... 2
D. Tabel Pengujian Gradasi dan Berat Satuan Pasir ...................................... 3
1. Pemeriksaan Gradasi ......................................................................... 3
2. Pemeriksaan Berat Satuan ................................................................. 3
E. Kesimpulan ............................................................................................... 4
F. Tabel Pengujian Gradasi dan Berat Satuan Kerikil .................................. 5
A. Pemeriksaan Gradasi ......................................................................... 5
B. Pemeriksaan Berat Satuan ................................................................. 5
BAB II KADAR LUMPUR DAN LEMPUNG AGREGAT .................................. 6
A. Maksud ...................................................................................................... 6
B. Peralatan.................................................................................................... 6
C. Prosedur Percobaan................................................................................... 6
D. Tabel Pengujian Kadar Lumpur Pasir ....................................................... 7
E. Kesimpulan ............................................................................................... 7
BAB III BERAT JENIS & PENYERAPAN AGREGAT HALUS ........................ 8
A. Maksud ...................................................................................................... 8
B. Peralatan.................................................................................................... 8
C. Prosedur Percobaan................................................................................... 8
D. Tabel Pengujian Berat Jenis Pasir ........................................................... 10
E. Kesimpulan ............................................................................................. 10
A. Maksud
Untuk menentukan berat isi atau bobot isi agregat kasar dan halus dalam
kondisi lepas dan padat.
B. Peralatan
1. Timbangan 100 kg
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume (PAN)
4. Meja penggetar
5. Mistar perata
C. Prosedur Percobaan
1. Berat Isi Lepas
1. Timbang pan (A) yang telah diketahui volumenya (V).
2. Masukan campuran agregat kasar dengan hati-hati agar tidak terjadi
pemisahan butir, dari ketinggian maksimum 5 cm diatas pan dengan
menggunakan sendok/sekop sampai penuh.
3. Ratakan permukaan pan dengan mistar perata.
4. Timbang berat pan + isi → (C).
5. Hitung :
C–A
Berat Isi =
V
1. Pemeriksaan Gradasi
Berat
Berat
Ayakan Berat tertinggal komulatif
Komulatif
lewat
Nomor Lubang (mm) (gram) (%) % (mm)
3/8" 9,520 95 3,862 3,862 96,138
1/2” 12,7 90 3,659 7,521 92,479
No. 4 4.750 155 6,301 13,822 86,178
No. 10 2.380 275 11,179 25,001 74,999
No.16 1.180 290 11,789 36,79 63,21
No.30 0.600 475 19,309 56,099 43,901
No.50 0.300 420 17,073 73,172 26,828
No.100 0.150 505 20,528 93,7 6,3
Sisa 155 6,30 100 0
Jumlah 2460 100
Berat
Berat
Ayakan Berat tertinggal komulati
komulatif
f lewat
Nomor Lubang (mm) (gram) (%) (%) (mm)
3/8" 9.520 1425 66,745 66,745 33,255
½” 12,7 250 11,710 78,455 21,545
No. 4 4.750 300 14,052 92,507 7,493
No. 10 2.380 45 2,108 94,615 5,385
No.16 1.180 15 0,703 95,318 4,682
No.30 0.600 15 0,703 96,021 3,979
No.50 0.300 20 0,937 96,958 3,042
No.100 0.150 40 1,874 98,832 1,168
Sisa 25 1,168 100 0
Jumlah 2135 100
A. Maksud
Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan lumpur/lempung dalam
agregat.
B. Peralatan
1. Saringan No. 4 dan No. 50
2. Timbangan
3. Cawan
4. Oven
C. Prosedur Percobaan
1. Ambil benda uji dari lapangan dengan menggunakan cara seperempat atau
gunakan sample spliter untuk pembagian benda uji agar merata.
2. Masukan dalam oven dengan temperatur 100ºC selama 24 jam.
3. Saring benda uji. Untuk agregat kasar diambil yang tertahan pada saringan
No. 4 dan untuk agregat halus diambil yang tertahan pada saringan No. 50
dan catat beratnya kemudian ambil benda uji masing-masing 50 gr catat
sebagai A.
4. Timbang cawan kosong untuk masing-masing benda uji kering semula (A).
5. Masukan masing-masing benda uji ke dalam cawan, cuci benda uji kotor
kering oven tersebut, sehingga betul-betul bersih.
6. Keringkan dalam oven dengan temperatur 100ºC selama 24 jam.
7. Timbang cawan + benda uji bersih kering akhir (B) kemudian catat benda
uji kering sebagai B.
8. Hitung kadar lumpur dan lempung.
A–B
x 100 %
A
(A–B)
6 Kadar lumpur = x 100% (%) 2,8 1,8
A
E. Kesimpulan
Berdasarkan PUBI 1982 Pasal 11: Pasir Beton bahwa “Kandungan
lumpur pada pasir yang lewat ayakan 0,063 mm tidak lebih dari 5%” maka
pasir tersebut memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
A. Maksud
Untuk menentukan berat jenis agregat halus dan penyerapan agregat halus.
B. Peralatan
1. Timbangan ketelitian 0,1 gram
2. Labu ukur 500 ml
3. Sendok Pengaduk
4. Oven
5. Saringan No. 4
6. Vacuum pump
C. Prosedur Percobaan
1. Ambil benda uji yang lolos saringan No. 4 sebanyak, sekitar 1000 gram.
2. Buat perempat bagian agar contoh dapat mewakili, atau gunakan alat
pemisah (sample spliter), kemudian ambil sebanyak 1000 gram.
3. Masukan ke dalam alat pemisah sehingga benda uji tersebut terbagi menjadi
dua bagian.
4. Keringkan dalam oven pada suhu 100ºC selama 24 jam.
5. Rendam selama kurang lebih 24 jam.
6. Tebarkan contoh di atas talam lalu aduk-aduk di udara terbuka dengan panas
matahari, sehingga terjadi proses pengeringan yang merata, atau dengan
cara dipanaskan diatas kompor.
7. Masukan dalam pan & cover untuk menghindari penguapan.
8. Amati benda uji yang tercetak tersebut. Bila masih terdapat lapisan air di
permukaannya, percobaan diulangi lagi setelah dilakukan pengeringan
secukupnya. Bila tidak terdapat lapisan air dipermukaannya dan terjadi
penurunan pada permukaan benda uji, berarti sudah mencapai kondisi
kering permukaan,
500
Bulk specific gravity (SSD) =
B + 500 – C
A
Apparent specific gravity =
B+A–C
(500 – A)
Absorption (penyerapan) =
A
E. Kesimpulan
Berdasarkan dari data diatas adalah bahwa rata – rata penyerapan airnya
sebesar 22,908%
A. Maksud
Untuk mengetahui berat jenis agregat kasar dan kemampuannya menyerap air.
B. PERALATAN
1. Dunagan test set
2. Saringan No. 4
3. Oven
4. Pan
C. Prosedur Percobaan
1. Siapkan benda uji yang tertahan saringan No. 4 dan lolos saringan no 3/4
kurang lebih 3 kg.
2. Cuci benda uji tersebut lalu keringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu
110ºC.
3. Dinginkan dalam ruangan terbuka selama 2 jam lalu rendam dalam air
minimal selama 15 jam atau 24 jam.
4. Buang air rendamannya, lalu tumpahkan diatas kain yang menyerap air,
agregat yang besar dikeringkan masing-masing dengan lap untuk
memperoleh kering permukaan (SSD).
5. Timbang agregat yang telah kering permukaannya ini (A).
6. Segera masukan kedalam keranjang dunagan kemudian celupkan kedalam
container berisi air. Goyang-goyang keranjang tersebut dalam air untuk
mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terperangkap.
7. Timbang berat agregat dalam air (B).
8. Keringkan agregat dalam oven selama 24 jam pada suhu 110ºC, setelah
didinginkan, timbang berat keringnya (C).
A
Bulk specific gravity (SSD) =
A–B
C
Apparent specific gravity =
C–B
A–C
Absorption / penyerapan = x 100 %
C
E. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil percobaan didapatkan sebesar 4,256%
A. Maksud
Untuk mengetahui kekentalan campuran adukan beton.
B. Bahan
1. Pasir
2. Semen
3. Kerikil
4. Air
C. Peralatan
1. Ember
2. Slump
3. Molen (Concrete Mixer)
4. Timbangan
5. Nampan
6. Sekop kecil
7. Cetakan beton berbentuk kubus
D. Pelaksanaan
1. Siapkan alat dan benda uji terlebih dahulu.
2. Timbang ember.
3. Ambil 2 ember pasir yang lolos saringan 3/8.
4. Ambil 3 ember kerikil.
5. Ambil 1 ember semen, lalu timbang semen + ember.
6. Masukan campuran semen, kerikil, pasir dan air kedalam molen.
7. Tunggu hingga campuran merata.
8. Tuangkan ke dalam nampan.
9. Masukan campuran kedalam slump dan padatkan.
Volume = ¼ πD2 t
= ¼ . 3,14 . 0,152 . 0,30
30 cm = 0,0053
2 Silinder = 2 × 0,0053
= 0,0106 m3
15 cm
Volume = S3
15 cm = 0,153
= 0,0034 m3
15 cm
5 Slump 1 (cm) 3
G. Kesimpulan
Campuran adukan beton setelah di uji mengalami penurunan pada angka
3 cm sehingga campuran adukan beton tersebut dalam keadaan tidak ideal
(Ideal slump yang baik adalah 8 – 12 cm)
A. Pendahuluan
Mutu beton umumnya ditentukan berdasarkan kuat tekannya. Cara menguji
kuat tekan beton dilakukan terhadap benda uji (yang berupa kubus beton dengan
sisi 150 mm atau silinder beton dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300
mm) setelah umur 28 hari. Berikut ini diuraikan cara melakukan pengujian kuat
tekan benda uji tersebut.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui langkah pengujian kuat tekan beton.
2. Untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan beton uji.
C. Bahan
Kubus beton sisi 15 cm dan beton Silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm
D. Peralatan
1. Timbangan.
2. Kaliper untuk mengukur benda uji.
3. Cetakan kubus yang berdimensi 150 x150 x 150 (mm).
4. Cetakan silinder yang berdiameter 150 (mm) dan tinggi 300 (mm)
5. Alat perata permukaan cetakan.
E. Pelaksanaan
1. Data tentang benda uji beton yang akan diuji dicari, antara lain :
a. Faktor Air Semen (FAS).
b. Nilai Slam.
c. Cara perawatan dan penyimpanan benda uji.
d. Kapan dibuat atau berapa umur benda uji (berdasarkan data tersebut,
perkirakanlah kuat tekannya.
2. Bila benda uji berupa kubus, ukur luas permukaannya dan volumenya.
F. Perhitungan
1. Perhitungan Beban Maksimal (kg)
N
kg =
g * (9,81)
2. Perhitungan Kuat Tekan (kg/cm2)
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀( 𝑘𝑘𝑘𝑘)
𝑘𝑘𝑘𝑘/𝑐𝑐𝑚𝑚2 =
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇(𝑐𝑐𝑚𝑚2 )
3. Perhitungan Kuat Tekan (Mpa)
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 (𝑁𝑁)
𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 =
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 (𝑐𝑐𝑐𝑐2)
Kode Dimensi (mm) Berat Beban Maksimal Luas bidang tekan Umur Kuat Tekan Mutu
No. Tgl. Cetak Tgl. Uji
Benda Uji Kubus Silinder (gr) (kg) (N) (cm2) (hari) (kg/cm2) (MPa)
D = 15 cm 1/4 π D2
1 Beton A T = 30 cm 12050 12/11/2019 07/12/2019 22943,61 225.000 1/4 x 3.14 x 152 7 129,9 12,738 K 130
176,625 cm2
P = 15 cm PxL
T = 15 cm 225 cm2
D = 15 cm 1/4 π D2
3 Beton C T = 30 cm 11600 12/11/2019 03/01/2020 22943,61 225.000 1/4 x 3.14 x 152 28 129,9 12,738 K 130
176,625 cm2
H. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas didapatkan uji tekan beton sebesar K130. Pada umumnya bila uji tekan beton dengan SNI 03 – 1974 – 1990
didapatkan kuat tekan beton sebesar K175, sehingga percobaan diatas Belum memenuhi kriteria. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
seperti: mutu material yang kurang baik.
A. Pendahuluan
Semua bahan padat akan berubah bentuk apabila diberi beban. Perubahan bentuk
tergantung pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi beban, bentuk benda uji, suhu,
kecepatan pembebanan, dan sebagainya. Suatu kurva yang menghubungkan antara beban
dan perubahan bentuk pada benda uji (deformasi) merupakan bagian utama dari studi tentang
sifat mekanika dari bahan benda uji itu. Akan tetapi, biasanya pengujian itu agak berbeda
bila bentuk geometrinya berbeda, walaupun bahannya sama. Oleh karena itu bentuk benda
uji dibuatkan suatu standar yang sedemikian rupa sehingga kurva tegangan-tegangan
diperoleh juga merupakan standar pula.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui langkah kerja pengujian uji tarik baja.
2. Untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan kuat tarik baja.
C. Bahan
Batang logam yang berpenampang bulat atau persegi empat dengan ukuran sesuai standar
benda uji menurut SNI 07-2529-1991 dan SNI 07-2052-2002.
D. Peralatan
1. Mesin uji tarik baja dengan ketelitian 0,01 kN dan kapasitas 200 kN.
2. Kaliper.
3. Penggaris.
4. Jangka sorong/ Micrometer scrup
E. Pelaksanaan
1. Mengukur dimensi benda uji beserta jarak dua titik ukur awal.
2. Memberi tanda antara dua titik ukur awal tiap 1cm.
3. Memasang penolok ukur regangan pada benda uji.
F. Perhitungan
1. Luas Awal (mm2) → Aso
Aso = ¼ π Do2
2. Luas Akhir (mm2) → Asu
Asu = ¼ π Du2
3. Tegangan Leleh (Mpa) → fy
py
Fy =
Aso
4. Tegangan Tarik (Mpa) → fs
P.Max
Fs =
Aso
5. Regangan Maksimum (%) → εmaks
Lu − L0
ε Max = x100%
Lo
6. Kontraksi Penampang (%) → S
Aso − Asu
S= x100%
Aso
BJTP 55
1 Baja Ø10 0,9 0,715 0,635 0,401 30000 36000 47244.09 56692.91 60 70,3 17,16 36,85
2 Baja Ø12 0,915 0,636 0,657 0,317 28000 36000 42617.96 54794.52 60 70 16,6 51,75 BJTP 55
H. Kesimpulan
Dari percobaan diatas didapatkan :
sample 1 baja diameter 10 memiliki mutu BJTP 55
sedangkan sample 2 baja diameter 12 memiliki mutu BJTP 55
A. Maksud
Tes ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis semen.
B. Peralatan
1. Botol Lee Chatelier
2. Kerosene bebas air
3. Corong
4. Spatula
C. Prosedur Percobaan
1. Keringkan botol lee chatelier dengan alcohol / eather, setelah betul-betul kering isi
botol lee chatelier dengan kerosene / minyak tanah (zat bebas air) antara 0 – 1.
2. Rendam botol tersebut dalam air dengan suhu 25 ºC, dalam ruang ber AC atau
tambahkan es bila suhu ruangan legih tinggi dan gunakan meter heater bila suhu
ruangan lebih rendah.
3. Setelah suhu cairan dalam botol sama dengan suhu air peredamnya, baca skala pada
botol (B).
4. Timbang semen sebanyak 64 gr lalu masukan sedikit demi sedikit, jangan sampai ada
yang menempel pada dinding pada botol, untuk menghindari itu bisa digunakan
corong.
5. Setelah semen tersebut dimasukan semua, miringkan botol kekiri dan kekanan sampai
gelembung-gelembung udaranya habis semua.
6. Rendam kembali dalam air lalu baca skala pada botol (C).
7. Hitung berat jenis semen :
Berat semen
Berat Jenis Semen = ─────────
(C - B) γd
1 Berat Contoh A gr 64
E. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas didapatkan berat jenis semen 3,248 gr/mm3
A. Maksud
Tes ini dimaksudkan untuk menentukan waktu pengikat awal ( time of setting ) semen
hidrolis dengan menggunakan jarum vicat.
B. Peralatan
1. Alat Vicat
2. Timbangan Ketelitian
3. Gelas Ukur 250 ml
4. Alat Pengaduk
5. Stop Watch
6. Pelat Kaca
7. Jarum Initial ( Initial Needle )
8. Air Suling 21%
C. Prosedur Percobaan
1. Masukan 300 gram contoh semen kedalam mangkok.
2. Masukan air suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah air untuk mencapai
konsistensi normal kedalam mangkok.
3. Diamkan 30 detik agar air menyerap kedalam semen.
4. Aduk Campuran tadi selama 30 detik lalu bersihkan bagian samping mangkok dari
pasta semen yang menempel.
5. Aduk kembali selama 1 menit.
6. Gunakan sarung tangan karet, pasta semen dibuat menjadi bentuk bola lalu
lemparkan dari tangan satu ke tangan lain dengan arah horizontal dengan arah
sekitar 15 cm sebanyak 6 kali.
7. Masukan bola pasta semen tersebut kedalam mold lalu tekan kedalam sisi mold
yang besar sampai keluar dari sisi yang kecil.
8. Ratakan permukaan bawah dengan sendok perata lalu letakan sisi bawah tersebut
(diameter besar) pada pelat kaca.
9. Ratakan permukaan atas dengan pisau pemotong lalu haluskan diusahakan jangan
sampai terjadi pemadatan saat pemotongan.
D. Perawatan
1. Bersihkan jarum dari semen yang menempel.
2. Simpan jarum dengan baik agar tidak bengkok.
3. Lumasi bagian yang bergerak agar pergerakan jarum tidak terhambat.
Waktu
Nomor PENURUNAN
Penurunan
Pengamatan (mm)
(menit)
1 15 8
2 30 1
3 45 0
4 60 0
Type Semen
Temperatur Ruangan 30 ºC
Temperatur Air 25 ºC
90
80
70
60 East West
50
40 North
30
20
10
0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr
G. Kesimpulan
Dari hasil vicat test didapatkan bahwa waktu pengikat awal semen hanya terjadi selama 15
menit dengan penurunan sebesar 18 mm.
A. Maksud
Hammer test adalah salah satu pengujian mutu beton. Dilakukan pada saat beton
telah tercetak, hal tersebut dilakukan bila terjadi keraguan terhadap struktur.
B. Peralatan
1. Hammer
2. Batu gosok
3. Anvil Calibration
4. Rebound Curve
5. Pensil dan penggaris
C. Prosedur Percobaan
1. Lukiskan bujur sangkar 15 x 15 cm pada permukaan beton tersebut
2. Gosok permukaan beton yang akan diuji
3. Tembakkan hammer pada anvil callibration
4. Hitung kalibrasinya dengan rumus :
c = 80/r
r = nilai pantul dari anvil
5. Tembakkan hammer pada bujur sangkar sebanyak 10 kali merata
6. Hitung nilai rata-rata nilai pantulnya
7. Hubungkan nilai tersebut pada rebound curve sesuai dengan sudut pantulnya
8. Nilai kuat desak dapat diperoleh
9. Nilai ini dapat menggunakan interpolasi bila ternyata rata-ratanya berupa bilangan
pecah
E. Penilaian
Kuat desak memenuhi syarat bila > 80 % dari nilai kuat desak
G. kesimpulan
dari pengujian beton dengan alat uji schmidt rebound hammer didapatkan bahwa rerata
kuat tekan kubus 15 cm adalah 4,033 kg/cm2