Anda di halaman 1dari 37

PROFOSAL TA

MENGANALISA KEBOCORAN MECHANICAL SEAL


PADA POMPA GRUNDFOS Di PDAM INTAN
BANJAR

Oleh :

Nama : Rizky Noor Fatharassukma

NIM : H1F113222

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2016

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan


proposal ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.Proposal ini merupakan salah
satu tugas matakuliah Metodologi Penelitian Teknik Mesin Universitas Lambung
Mangkurat.
Paparan dan data yang kami sajikan pada proposal ini merupakan
hasil pengamatan lapangan, study literatur dan data lapangan, dengan materi baha
san dalam lingkup bidang proses dan teknik. Dengan keterbatasan data dan waktu
diharapkan tidak mengurangi maksud dan tujuan yang hendak disampaikan.

Dalam pembuatan proposal ini, penulis mengakui bahwa terdapat


banyak kekurangan, baik dari segi ilmu maupun penulisannya. oleh sebab itu
semua kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan
segala senang hati. Akhir kata penulis harapkan semoga laporan ini menjadi suatu
hal yang bernilai, dan bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri. Amin.

Banjarbaru, 7 November 2016


Penulis

Rizky Noor Fatharassukma


NIM H1F11322

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ .ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Maasalah ........................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah................................................................................ 2
1.4 Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rotating Equipment .......................................................................... 3
2.2 TeoriDasarPompa.............................................................................. 3
2.3 PrinsipKerjaPompa ........................................................................... 4
2.4 KlasifikasiPompa .............................................................................. 5
2.5 TeoriDasarPompaSentrifugal .......................................................... ..9
2.5.1 Klasifikasi Pompasentrifugal PDAM Intan Banjar............. 10
2.5.2 Bagian-bagian Pompa Sentrifugal ...................................... 12
2.5.3 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal......................................... 15
2.5.4 Komponen - komponen Pompa Sentrifugal........................ 16
2.6 Mechanical Seal .............................................................................. 18
2.6.1 Fungsi Mechanical Seal ...................................................... 18
2.6.2 Komponen - komponen Mechanical Seal ........................... 20
2.6.3 Cara Kerja Mechanical Seal................................................ 22
BAB III METODOLOGI
3.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................... 24
3.2 Waktu Dan Tempat............................................................................ 24
3.3 Metode Penelitian.............................................................................. 25
3.4 Metode Analisis Kasus ...................................................................... 25

iii
3.5 Spesifikasi Pompa ............................................................................. 25
3.6 Cara Kerja Pompa.............................................................................. 26
3.7 Prosedur Pompa................................................................................. 27
3.8
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. a) Pemasukan dengan hisapan dan

b) Pemasukkan dengan dorongan/tekanan

Gambar 2.2. a) Penampang impeler


b) Perubahan energi pompa
Gambar 2.3. Klasifikasi Pompa
Gambar 2.4. Gear Pump
a) Pompa roda gigi luar
b) Pompa roda gigi dalam
Gambar 2.5.Vane Pump
Gambar 2.6.Screw Pump
Gambar 2.7 Lobe pump
Gambar 2.8.Diaphragm Pump
Gambar 2.9 Pompa aliran radial
Gambar 2.10 Pompa aliran aksial
Gambar 2.11 Pompa aliran campur
Gambar 2.12 Pompa Volut
Gambar 2.13 Pompa difuser
Gambar 2.14 Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal
Gambar 2.15 Mechanical Seal
Gambar 2.16 Bagian bagian Mechanical Seal
Gambar 2.17 Komponen Mechanical Seal
Gambar 2.18 Point Mechanical Seal
Gambar 3.1 SkemaPenelitian
Gambar 3.2 pompa sentrifugal GRUNDFOS
Gambar 3.3 Mechanical Seal
Gambar 3.4 Ishikawa Diagram

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pompa adalah suatu mesin konversi energi yang berfungsi
memindahkan fluida zat cair dimana dalam prosesnya terjadi perubahan
tekanan. Dalam konsep termodinamika pompa merupakan suatu sistem
dimana fluida yang mengalir didalamnya mengalami tingkat keadaan berupa
peningkatan tekanan,laju aliran dan temperature.
PDAM Intan Banjar dalam proses produksinya didukung oleh
mesin pompa jenis sentrifugal yang berfungsi untuk memindahkan fluida
(air) dari satu tempat ke tempat yang lain, jadi pompa sentrifugal digunakan
untuk mensuplai air dari bak penampungan (reservoir) kemudian
didistribusikan ke pelanggan.
Sebab itu jika peralatan yang menunjang kegiatan untuk
mendisribusikan air kepelanggan mengalami masalah, maka di perlukan
perawatan terhadap mesin-mesin yang bekerja untuk mengurangi serta
mencegah kerusakan fatal agar suplai air kepelanggan bekerja secara
maksimal. Sehingga penulis tertarik mengambil judul proposal yang
berjudul Menganalisa Kebocoran Mechanical Seal Pada Pompa
GRUNDFOS Di PDAM Intan Banjar

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari permasalahan yang akan dibahas, diberi batasan-batasan pada
permasalahan tersebut, guna memperjelas bagian mana dari persoalan yang
akan dikaji, agar tidak menyimpang dari topik permasalahan yang utama.
Persoalan yang akan dibahas
a. Permasalahan pada Kebocoran Mechanical Seal pada pompa
GRUNDFOS.
b. Bagaimana cara mencegah kerusakan fatal pada pompa
GRUNDFOS.

1
c. Bagaimana cara agar Mechanical Seal bertahan lama atau
memperpanjang umur Mechanical Seal.

1.3 BATASAN MASALAH


Agar pembahasaan tidak meluas maka batasan masalah penelitian ini
adalah menganalisa Kebocoran Mechanical Seal pada pompa GRUNDFOS dan
bagaimana perawatan perawatan agar Mechanical seal tidak cepat aus.

1.4 TUJUAN
a. Mengetahui kerusakan pompa GRUNDFOS, yaitu kebocoran
pada Mechanical Seal pompa tersebut.
b. Mengetahui bagaimana mechanical seal dapat bertahan lama.
c. Mencegah kerusakan fatal pompa akibat Mechanical Seal Aus
/ Rusak

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rotating Equipment


Rotating Equipment adalah peralatan mekanis yang berfungsi untuk
menambahkan energi kinetik pada suatu proses yang bekerja dengan cara
berputar. Energi kinetik tersebut digunakan untuk memindahkan fluida dari
suatu tempat ke tempat lain. Peralatan rotating banyak digunakan di
perindustrian. Secara umum Rotating Equipment terdiri atas :
a. Pompa
b. Turbin
c. Kompresor
d. Blower
e. Dan lain lain.
Didalam proposal ini hanya akan dijelaskan perihal Pompa
khususnya tipe Pompa Sentrifugal sesuai dengan inti dari laporan ini.

2.2. Teori Dasar Pompa


Menurut Samsudin, dkk (2008) pompa adalah mesin konversi energy
yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah
ke tempat yang lebih tinggi, atau dari suatu tempat yang bertekanan rendah
ke tempat yang bertekanan lebih tinggi dengan melewatkan fluida tersebut
pada sistem perpipaan. Dengan demikian dalam instalasi pompa, peralatan
yang diperlukan adalah :
1. Pompa
2. Pipa hisap dan pipa tekan
3. Alat-alat bantu lainnya
Menurut Riman Sipahutar (2005) untuk merancang instalasi pompa
perlu diperhatikan letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap
dan posisi pompa sebisa mungkin tidak terlalu jauh dengan tadah hisap serta
tidak memerlukan terlalu banyak belokan. Hal tersebut dilakukan dengan

3
tujuan agar kerugian head hisap dapat dikurangi sehingga kesulitan yang
mungkin timbul pada waktu operasi dapat diminimalkan. Pada gambar 2.1.
dibawah ini merupakan variasi instalasi pompa menurut tadah hisap.

(a) (b)

Gambar 2.1. a) Pemasukan dengan hisapan dan


b) Pemasukkan dengan dorongan/tekanan

Pada gambar 2.1.(a) diatas merupakan instalasi pompa dengan


hisapan, dimana untuk operasi pompa ini agak sulit dipakai untuk operasi
pompa secara otomatis disebabkan karena saluran hisapannya belum terisi
fluida ataupun terjadi kebocoran pada sistem perpipaan di saluran hisap.
kecuali dengan pompa vakum untuk memancing fluida. Sedangkan pada
gambar 2.1.(b) merupakan kondisi kerja pompa dengan dorongan atau
tekanan, dimana operasi pompa ini dapat beroperasi secara otomatis sebab
saluran hisap selalu terisi dengan fluida yang dipompakan.

2.3. Prinsip Kerja Pompa


Pada gambar 2.2. dibawah ini merupakan prinsip kerja pompa dimana
aliran air didalam pompa akan ikut berputar karena gaya sentrifugal dari
impeler yang berputar.

4
(a) (b)

Gambar 2.2. a) Penampang impeler


b) Perubahan energi pompa
Pada pompa terdapat sudu-sudu impeler yang berfungsi mengangkat
zat cair dari tempat yang lebih rendah ketempat yang lebih tinggi. Impeler
dipasang pada poros pompa yang berhubungan dengan motor pengerak,
biasanya motor listrik atau motor bakar.
Poros pompa akan berputar apabila pengeraknya berputar. Karena
poros pompa berputar impeler dengan sudu-sudu impeler berputar zat cair
yang ada didalamnya akan ikut berputar sehingga tekanan dan
kecepatanya naik dan terlempar dari tengah pompa ke saluran yang
berbentuk volut atau sepiral dan disalurkan keluar melalui nosel. Jadi fungsi
impeler pompa adalah merubah energi mekanik yaitu putaran impeler
menjadi energi fluida (zat cair). Jadi, zat cair yang masuk pompa akan
mengalami pertambahan energi Pertambahan energi pada zat cair
mengakibatkan pertambahan head tekan, head kecepatan dan head potensial.
Jumlah dari ketiga bentuk head tersebut dinamakan head total. Head total
pompa juga bisa didefinisikan sebagai selisih head total (energi persatuan
berat) pada sisi isap pompa dengan sisi keluar pompa.

2.4. Klasifikasi pompa


Menurut Samsudin, dkk (2008) klasifikasi pompa dilihat berdasaran
head atau berdasarkan debit. Untuk positif displacement pump, yang
diinginkan adalah debit dan untuk dynamic pump, yang diinginkan adalah
head. Untuk klasifikasi pompa dapat dilihat pada gambar 2.3. dibawah ini.

5
Pumps

Positive Non Positive Displacement


Displacement (Dynamic Pumps)

Rotary Reciprotating Centrifugal SpecialEffect

Gear Piston

Vane Diaphragm

Screw

Lobe

Gambar 2.3. Klasifikasi Pompa

1. Pompa Perpindahan Positif (Positive Displacement Pumps)


Pompa ini bekerja dengan mengalirkan fluida dimana fluida
dimasukkan dalam sebuah rongga yang dapat mengekspansikan kemudian
fluida tersebut dipaksa keluar (diekspansikan) melalui bagian outlet yang
berukuran lebih kecil sehingga tekanan fluida menjadi tinggi.

Adapun kelebihan dari pompa perpindahan positif yaitu :


a. Performance fleksibilitas yang tinggi.
b. Ukuran relative kecil.
c. Efisiensi volumetric yang tinggi.
d. Menghasilkan tekanan fluida yang tinggi.
Pompa perpindahan positif ini dapat diklasifikasikan menjadi dua
bagian yaitu :
a. Rotary
Pompa rotary adalah pompa perpindahan positif dimana energi

6
mekanis ditransmisikan dari mesin penggerak kecairan dengan
menggunakan elemen yang berputar (rotor) didalam rumah pompa (casing).
Adapun pembagian rotary yaitu :

1) Gear pumps
Cara kerja pompa ini secara umum adalah pertama tekanan atmosfir
dalam tangki memaksa fluida masuk melalui port inlet dan masuk kedalam
selah-selah roda gigi yang berputar kearah luar.Gambar gear pump dapat
dilihat pada gambar 2.4. dibawah ini.

(a) (b)
Gambar 2.4.Gear Pump a) Pompa roda gigi luar

b) Pompa roda gigi dalam

2) Vane pumps
Pada pompa vane ini, rotornya berupa elemen berputar yang dipasang
eksentrik dengan rumah pompa. Pada keliling rotor terdapat alur-alur yang
diisi bilah-bilah sudu yang dapat bergerak bebas. Ketika rotor diputar sudu-
sudu bergerak dalam arah radial gaya sentrifugal sehingga salah satu ujung
sudu selalu kontak dengan permukaan dalam rumah pompa membentuk
sekat-sekat didalam pompa.Gambar vane pump dapat dilihat pada gambar
2.5. dibawah ini.

Gambar 2.5.Vane Pump

7
3) Screw pumps
Pompa skrup ini mempunyai satu, dua, tiga yang berputar dalam
rumah pompa yang diam. Tersedia sejumlah besar desain untuk berbagai
penggunaan.Gambar screw pump dapat dilihat pada gambar 2.6. dibawah
ini.

Gambar 2.6.Screw Pump

4) Lobe pumps
Pompa cuping (lobe pumps) ini mirip dengan pompa jenis pompa
roda gigi dalam hal aksinya dan mempunyai dua rotor atau lebih dengan
dua, tiga, empat kuping atau lebih pada masing-masing rotor. Pompa ini
biasa digunakan pada berbagai macam jenis aplikasi industry yang
disebutkan tadi karena:

- Memberikan kualitas yang baik dalam kesehatan.


- Efisiensi tinggi.
- Tahan uji.
- Tahan terhadap korosi.
- Kebersihan ditempat baik.

Untuk gambar lobe pump dapat dilihat pada gambar 2.7. dibawah ini.

Gambar 2.7 Lobe pump

8
b. Reciprotating.
Pompa reciprotating adalah pompa dimana energi mekanik
dari penggerak pompa diubah menjadi energi aliran dari cairan
yang dipompa dengan menggunakan elemen yang bergerak bolak-
balik di dalam silinder.

1) Diaphragm Pump

Pompa diaphragm ini memiliki daya hisap yang baik,


beberapa diantaranya merupakan pompa bertekanan rendah dengan
laju aliran yang rendah pula, terdapat pula pompa yang
memungkinkan untuk laju aliran yang tinggi, tergantung diameter
kerja efektif diaghragm dan lebar langkah.Gambar diaphragm pump
dapat dilihat pada gambar 2.8. dibawah ini.

Gambar 2.8.Diaphragm Pump

2. Non Positive Displacement Pump (Dynamic Pump)

Pompa dinamik atau dynamic pumps merupakan pompa yang bekerja


dengan cara memutar impeler yang akan merubah energi kinetik menjadi
tekanan atau kecepatan yang diperlukan untuk memompa fluida. Pompa ini
terdiri dari centrifugal pumps (pompa sentrifugal) dan special effect
(khusus).

2.5 Teori Dasar Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal adalah pompa yang menggunakan prinsip gaya
sentrifugal dalam operasinya. Tenaga ini bekerja pada semua bagian yang
berputar pada suatu sumbu. Daya dari luar diberikan kepada poros pompa
untuk memutar impeler di dalam fluida. Maka fluida yang ada di dalam

9
impeler oleh dorongan sudu-sudu ikut berputar. Karena timbulnya gaya
sentrifugal maka fluida mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran
di antara sudu-sudu. Disini head tekanan fluida menjadi lebih tinggi.
Demikian juga head kecepatannya bertambah besar karena zat cair
mengalami percepatan. Fluida yang keluar dari impeler dan disalurkan
keluar pompa melalui nosel. Di dalam nosel ini sebagian head kecepatan
aliran diubah menjadi head tekanan.
Pompa sentrifugal (gambar 2.1)dapat mengubah energi mekanik
dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Dalam hal ini pompa
sentrifugal disebut juga mesin kerja sedangkan impeler pompa berfungsi
memberikan kerja kepada fluida sehingga energi yang dikandungnya
menjadi tambah besar. Selisih energi per satuan berat atau head total zat cair
antara pipa hisap (suction) dan pipa keluar (discharge) pompa disebut head
total pompa.

2.5.1 Klasifikasi Pompa Sentrifugal


1. Berdasarkan bentuk impelernya
a. Pompa aliran radial
Pompa aliran radial mempunyai impeller yang membuang cairan
ke dalam rumah spiral yang secara berangsur angsur berkembang.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi kecepatan cairan sehingga dapat
dirubah menjadi tekanan statis. Pompa radial mempunyai kontruksi
yang mengakibatkan zat cair keluar dari impeler arah alirannya akan
tegak lurus dengan poros pompa

Gambar 2.9 Pompa aliran radial

10
b. Pompa aliran aksial
Pompa aliran aksial menghasilkan tekanan tinggi oleh propeller akibat
aksi pengangkatan baling baling pada cairan. Diameter sisi buang sama
besar dengan diameter sisi masuk. Pompa aksial mempunyai kontruksi yang
mengakibatkan zat cair keluar dari impeler arah alirannya akan sejajar
dengan poros pompa.

Gambar 2.10 Pompa aliran aksial

c. Pompa aliran radial dan axial ( aliran campur)


Pompa aliran campuran menghasilkan tinggi tekanan atau head
sebagian oleh pengangkatan baling-baling pada cairan. Arah aliran berbetuk
kerucut mengikuti bentuk impelernya. Diameter sisi buang baling-baling
lebih besar dari diameter sisi masuk.

Gambar 2.11 Pompa aliran campur


d. Peripheral
Cairan pada jenis ini diatur oleh baling-baling impeller dengan
kecepatan yang tinggi selama hampir satu putaran di dalam saluran yang
berbentuk cincin. Energi ditambahkan ke cairan dalam sejumlah impuls.

11
2. Berdasarkan bentuk rumah pompa
1. Pompa volut, pompa dengan rumah berbentuk volut
Pada pompa ini diperlihatkan sebuah impeller mengeluarkan cairan
ke dalam rumah berbentuk spiral, untuk mengurangi secara proporsional
kecepatan cairan. Dengan demikian, sebagian energi kecepatan cairan
diubah ke bentuk energi tekanan.

Gambar 2.12 Pompa Volut Gambar 2.13 Pompa difuser

2. Pompa difuser, pompa dengan rumah berbentuk diffuser


Sudu-sudu pengaur stasioner mengelilingi impeler dalam pompa
jenis diffuser. Saluran yang membesar bertahap ini mengubah arah aliran
cairan dan mengubah energy kecepatan kepada head tekan.

2.5.2 Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal


Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat
sepert gambar berikut :

Gambar 2.14 Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal

12
A. Stuffing Box

Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah


dimana poros pompa menembus casing.

B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

C. Shaft (poros)

Poros adalah alat yang berfungsi untuk menyalurkan momen putar


atau gaya putar dari penggerak pompa kepada impeler. Poros harus
berukuran cukup guna menahan beraneka macam beban yang disalurkan
oleh penggerak, impeler packing dan lain-lain. Sumbu pompa dibuat sebagai
sumbu sambungan tunggal dan sambungan ganda. Sumbu sambungan ganda
menjorok melalui kedua bantalannya melalui pompa rumah belah horizontal
dan diputar dari salah satu penggerak utama.

D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.

E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single

13
stage). Rumah pompa biasanya terbuat dari besi tuang. Rumah pompa
sentrifugal berupa terbelah horizontal (aksial), vertikal (radial). Rumah
belah horizontal disebut juga rumah belah aksial. Kedua model pengeluaran
dan hisapannya biasanya ada pada bodi rumah yang bawah. Belahan
yang atas untuk memudahkan inspeksi. Rumah belah vertikal juga
dinamakan rumah belah radial, digunakan pada pompa jenis sambungan
tertutup juga pada rancangan bagian hisap yang dipasang pada rangka.
Pompa rumah dinding diklasifikasikan sebagai rumah belah vertikal untuk
pompa multi tingkat (multistage) yang digunakan untuk pompa tekanan
tinggi.

G. Eye of Impeller
Merupakan Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

H. Impeller
Impeler biasanya terbuat dari besi cor. Untuk fluida-fluida khusus,
impeler ini dapat dibuat dari baja tahan karat, timah hitam, kaca atau bahan-
bahan sesuai dengan keperluannya. Macam-macam impeler yaitu :
Impeler terbuka yaitu impeler yang mempunyai baling-baling yang
dipasang pada pusat poros dengan dinding yang relatif kecil.
Impeler semi terbuka, yaitu impeler yang mempunyai selubung atau
dinding pada satu sisi saja
Impeler tertutup, yaitu impeler yang mempunyai selubung atau dinding
pada kedua sisinya untuk menutup aliran fluida
Disamping diklasifikasikan sesuai dengan kecepatan spesifik (analisis
pompa), jenis impeler dan bagaimana fluida masuk, detail dari sudu-sudu
vanes dan kegunaannya. Impeler yang terbuka dilengkapi dengan sudu-sudu
pada map pusat dengan selubung yang relatif kecil. Impeler semi terbuka
mempunyai selubung atau dinding hanya pada satu segi. Impeler terbuka
digunakan untuk menangani fluida yang berisi padat, seperti saluran kotoran
danlimbah.

14
I. Wear Ring
Wear ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan
cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
J. Bearing

Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari


poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.
Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan
tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.

2.5.3 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal

Dalam aplikasinya digunakan tekanan atmosfer, atau tekanan


lainnya, untuk memberi gaya pada fluida yang kemudian impeller akan
mengeluarkan fluida dengan kecepatan keluar yang lebih tinggi. Kecepatan
ini kemudian dikonversi ke energi tekanan. Pompa sentifugal meningkatkan
tekanan dengan mempercepat fluida kerja lalu memperlambatnya.
Fluida masuk melalui suction pompa ke impeller, lalu terperangkap
di antara sudu impeller. Impeller yang berputar membuat fluida bergerak
cepat dan terjadi peningktan kecepatan. Dengan Hukum Bernoulli di mana
ketika kecepatan meningkat maka terjadi penurunan tekanan, dan dengan
adanya daerah bertekanan-rendah di impeller, maka fluida yang
meninggalkan diameter luar impeller akan menghantam dinding dalam
volute. Dengan begitu kecepatan akan menurun dan terjadi peningkatan
tekanan, yang berarti kecepatan kini dikonversi menjadi head atau tekanan
di discharge. Karena diameter impeller dan kelajuan motor cenderung
konstan maka pompa sentrifugal tergolong ke mesin dengan head (tekanan)
konstan.

15
2.5.4 Komponen-komponen Pompa Sentrifugal

1. Impeller

Impeller mengkonversi putaran mekanis ke kecepatan fluida, yang


beroperasi seperti roda berputar. Impeller biasa dibentuk dengan proses
casting, sangat jarang melalui proses fabrikasi dan pengelasan. Beberapa
impeller dilengkapi balance hole dan back vane untuk mereduksi beban
aksial yang diakibatkan tekanan hidraulik. Untuk mereduksi losses akibat
resirkulasi dan untuk meningkatkan efisiensi volumetrik maka ditambahkan
wearing ring.
Impeller dibedakan dalam tiga jenis, seperti yang sudah disebutkan,
closed, open, dan semi-open. Closed impeller terdiri dari radial vane yang
tertutup dari kedua sisi oleh dua disk yang disebut shroud, di mana jenis ini
memiliki wear ring pada suction eye dan bisa juga memilikinya pada
discharge eye. Semi-open impeller merupakan yang paling efisien dilihat
dari pengeliminasian gesekan disk, namun beban aksial dari impeller ini
umumnya lebih besar dari closed impeller. Open impeller memiliki tiga
jenis shroud: fully-calloped, partially shroud, dan vortex.

2. Poros (Shaft)
Pasangan rotor pompa meliputi poros, impeller, sleeve, seal,
bearingdan coupling halve, di mana poros kemudian menjadi kunci utama
rotor pompa. Poros menjadi bagian yang terkena beban selama operasi yang
dapat berupa tension, compression, bending, dan torsi, yang dapat
mengakibatkan kegagalan lelah (fatigue).

3. Rumah Pompa
Pada keluaran impeller kecepatan fluida dapat mencapai 30-40 m/s
yang lalu akan direduksi hingga 3-7 m/s di discharge. Reduksi ini terjadi di
pump casing oleh recuperator, di mana energi kinetik fluida dikonversi ke
energi tekanan. Konversi energi ini diharuskan memiliki loss yang rendah

16
agar tidak banyak mempengaruhi efisiensi pompa. Berbagai jenis
recuperator adalah vaneless guide ring, concentric casing, volute casing,
diffuser ring vanes, diagonal diffuser vanes, dan axial diffuser vane.

4. Bantalan (Bearing)
Fungsi bearing pada pompa sentrifugal adalah menahan poros atau
rotor untuk tetap berada pada garis arah (alignment) yang benar terhadap
bagian stationary di bawah beban radial dan aksial. Maka itu terdapat dua
bearing, yaitu radial bearing yang memposisikan secara radial dan thrust
bearing yang memposisikan secara aksial.

5. Mechanical Seal
Mechanical seal dilengkapi oleh dua permukaan lekat yang sempurna,
satu diam (bagian stationary) dan lainnya bergerak (bagian rotary).
Ketahanan kebocoran, yang pada gland packing berada di sepanjang axis
dari poros, berada pada sumbu ortogonal. Permukaan seal tidak dapat saling
bekerja tanpa adanya pelumas karena dapat mengakibatkan keausan dengan
cepat dan malah dapat mengakibatkan kebocoran. Biasanya fluida sealant
akan diinjeksi ke seal housing pada tekanan tertentu, yang mana akan
melubrikasi dan mendinginkan face.

Gambar 2.15 Mechanical Seal

17
2.6 Mechanical Seal

Adalah suatu alat mekanis yang berfungsi untuk mencegah kebocoran


fluida dari ruang/wadah yang memiliki poros berputar. Pengesilan terjadi
karena alat mekanis tersebut memiliki 2 buah komponen muka akhir (end
faces) pada posisi 90 terhadap sumbu poros yang senantiasa kontak satu
dengan lainnya, karena adanya gaya axial dari pegas/spring. Mechanical
seal umumnya terpasang pada bermacam jenis pompa seperti, centrifugal
pump, gear pump, screw pump. Juga bisa dipasang pada peralatan
mixer/agitator serta centrifugal/screw compressor. Dengan demikian bisa
diambil simpulan definisi Mechanical Seal adalah Sebuah alat pengeblok
cairan/gas pada suatu rotating equipment.
Mechanical Seal yang terpasang pada peralatan pompa
desainnya disesuaikan dengan kondisi operasi pompa tersebut, biasanya
tergantung dengan faktor faktor berikut:
a. Tekanan cairan (Pressure)
b. Suhu cairan (Temperatur)
c. Jenis cairan, Vapour pressure
d. Ukuran poros (Shaft size)
e. Kecepatan putaran (Spead atau RPM)

2.6.1 Fungsi Mechanical Seal


Fungsi dari Mechanical Seal yaitu untuk mencegah terjadinya
kebocoran fluida yang mengalir padanya. Mechanical Seal juga fungsi
sebagai pengganti dari Gland Packing yang fungsinya sama untuk mencegah
ke bocoran Fluida, namun Gland Packing terlalu sederhana untuk mencegah
terjadinya kebocoran dan bila terjadi kerusakan pada Gland packing kita
harus menggantinya dengan yang baru, beda halnya dengan Mechanical
Seal, kita bisa merekondisi kembali Mechanical Seal tersebut dengan hanya
Misalnya mengganti Seal Facenya saja, atau Melapping ulang Seal Facenya
saja.

18
Seal faces adalah bagian paling penting, paling utama dan paling
kritis dari sebuah Mechanical Seal dan merupakan titik primary
sealing. Terbuat dari bahan Carbon dengan serangkaian teknik
pencampuran, atau keramik atau Ni-resist, atau Silicone
Carbide atau Tungsten Carbide. Seal faces berarti ada 2 sealface. Yang satu
diam dan melekat pada dinding pompa, dan yang lainnya berputar, melekat
pada shaft. Yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak.
Kombinasinya bisa berupa carbon versus silicone carbide, carbon vs
ceramic, carbon vs tungten carbide, silicone carbide vs silicone carbide,
silicone carbide vs tungsten carbide.

Gambar 2.16 Bagian - bagian Mechanical Seal

Setelah memahami bagian-bagian yang menyusun Mechanical Seal,


maka bisa dilanjutkan bahwa MechanicalSeal adalah suatu sealing device
yang merupakan kombinasi menyatu antara sealface yang melekat pada
shaft yang berputar dan sealface yang diam dan melekat pada dinding statis
casing/housing pompa/tangki/vessel/kipas.

Sealface yang ada pada shaft yang berputar seringkali disebut


sebagai Rotary Face/Primary Ring. Sedangkan Sealface yang diam atau
dalam kondisi stasioner sering disebut sebagai StationaryFace / Mating
Ring / Seat.

19
Dengan demikian bisa diambil simpulan definisi Mechanical Seal
adalah Sebuah alat pengeblok cairan/gas pada suatu rotating equipment,
yang terdiri atas:

1. Dua buah sealface yang bisa aus, dimana salah satu diam dan
satunya lagi berputar, membentuk titik pengeblokan primer
(primary sealing).
2. Satu atau sekelompok o-ring/bellows/PTFE wedge yang
merupakan titik pengeblokan sekunder (secondary sealing).
3. Alat pembeban mekanis untuk membuat sealface saling menekan.
4. Asesoris metal yang diperlukan untuk melengkapi rangkaian
Mechanical Seal.

2.6.2 Komponen komponen Mechanical Seal

Gambar 2.17 Komponen Mechanical Seal

Komponen-komponen mechanical seal dikelompokkan menjadi dua


bagian yaitu bagian yang berputar dan bagian yang stasioner.
1. KomponenBerputar
Bagian dari mechanical seal yang berputar, terkoneksi secara
langsung ke poros pompa dan ikut berputar pada saat pompa bekerja.
Komponen yang terhubung langsung dengan shaft adalah rubber

20
bellows (8). Tekanan dari pegas (6) yang diteruskan oleh torque
transmission ring (7), menjaga agar rubber bellows selalu menempel ke
sisi shaft dan ikut berputar.
Pegas (6) berfungsi untuk mentransfer tekanan ke torque transmission
ring sisi atas dan bawah (5 dan 7). Tekanan yang didistribusikan
melalui torque transmission ring sisi atas (5) akan diteruskan ke rotating
seal ring (4). Rotating seal ring adalah komponen mechanical seal yang
terpasang dan ikut berputar bersama rubber bellows. Komponen ini
bergesekan langsung dengan bagian yang stasioner.
Sifat rubber bellows yang elastis dan fleksibel secara aksial, berfungsi
untuk mencegah kebocoran fluida kerja di antara shaft (9) dengan rotating
seal ring (4). Tekanan dari pegas serta sifat rubber bellows yang dapat
berdeformasi secara aksial, akan menjaga semua komponen seal saling
menekan sehingga tidak terjadi kebocoran pada saat pompa beroperasi
maupun tidak.
2. KomponenStasioner
Komponen-komponen mechanical seal yang diam terkoneksi
dengan casing/housing pompa (1). Komponen tersebut terdiri atas sebuah
dudukan/stationery seat (3) dan secondary rubber seal (2). Secondary
rubber seal berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran di antara
dudukan dengan casing pompa. Sedangkan stationery seat menjadi
komponen yang bergesekan langsung dengan rotating seal ring. Oleh
karena itu, secondary rubber (karet) seal juga berfungsi untuk
menjaga stationery seat agar tidak berputar mengikuti putaran rotating seal
ring tersebut.
Pada saat pompa bekerja, di antara dua komponen mechanical
seal yang saling bergesekan yakni stationery seat dan rotating seal didesain
terbentuk sebuah lapisan film. Lapisan ini terbentuk dari fluida kerja yang
sangat sedikit jumlahnya keluar melalui sela-sela komponen-
komponen mechanical seal. Lapisan film tersebut berfungsi sebagai
pelumas dan secara alami akan menguap akibat temperatur gesekan yang

21
tinggi. Penguapan tersebut tidak kasat mata, dan karena jumlahnya yang
sangat sedikit maka dapat diabaikan. Namun apabila komponen-
komponen mechanical seal tidak bekerja dengan baik, maka dapat
menimbulkan kebocoran yang lebih besar.
2.6.3 Cara Kerja Mechanical Seal

Titik utama pengeblokan dilakukan oleh dua sealfaces yang


permukaannya sangat halus dan rata. Gesekan gerak berputar antara
keduanya meminimalkan terjadinya kebocoran. Satu sealface berputar
mengikuti putaran shaft, satu lagi diam menancap pada suatu dinding yang
disebut dengan Glandplate. Meterial dua sealfaces itu biasanya berbeda.
Yang satu biasanya bersifat lunak, biasanya carbon-graphite, yang lainnya
terbuat dari material yang lebih keras seperti silicone-carbide. Pembedaan
antara material yang digunakan pada stationary sealface dan rotating
sealface adalah untuk mencegah terjadinya adhesi antara dua buah sealfaces
tersebut. Pada sealface yang lebih lunak biasanya terdapat ujung yang lebih
kecil sehingga sering dikenal sebagai wear-nose (ujung yang bisa habis atau
aus tergesek).

Gambar 2.18 4 Point Mechanical Seal

22
Ada 4 (empat) titik sealing/pengeblokan, yang juga merupakan jalur
kebocoran jika titik pengeblokan tersebut gagal.

Silakan lihat gambar di atas. Titik pengeblokan utama (primary


sealing) adalah pada contactface, titik pertemuan 2 buah sealfaces, lihat
Point A. Jalur kebocoran di Point B diblok oleh suatu O-Ring, atau V-Ring
atau Wedge (baca: WED). Sedangkan jalur kebocoran di Point C dan Point
D, diblok dengan gasket atau O-Ring. ( Point B, C & D disebut
dengan secondary sealing).

23
BAB III
METODOLOGI

3.1 Diagram Alir Penelitian


Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian
adalah sebagai berikut :
Mulai

Studi Literatur

Tinjauan Lapangan

Identifikasi Masalah

Pengambilan Data

Pengolahan Data dan Analisa Data

Pembuatan Laporan

Seminar

Selesai

Gambar 3.1 Skema Penelitian

3.2 Waktu Dan Tempat


Waktu : 5 Februari s.d 30 Februari 2016

Tempat : PDAM Intan Banjar

24
3.3 Metode Penelitian
Metode yang dipakai untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Mengamati dan melihat langsung proses pengoperasian


instalasi pompa.
( mengamati alat ukur RPM pompa ,kinerja dan operasi pompa)
2. Wawancara langsung dengan operator dan Supervesior
pompa serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.
3. Studi literature dari buku-buku yang terkait dengan kasus ini.
4. Membaca dan melakukan pengolahan data-data lapangan
maupun dari log sheet operator.

3.4 Metode Analisis Kasus


Studi lapangan dilakukan untuk mengamati secara langsung
instalasi pompa. Pemasangan Mechanical Seal serta perawatan dan
data-data lainnya dilakukan di lapangan PDAM Intan Banjar.
Adapun komponen yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan data yaitu pompa GRUNDFOS dan Mechanical Seal.

3.5 Spesifikasi Pompa

25
Gambar 3.2 pompa GRUNDFOS

Voltase = 380 V
Arus Listrik = 220 A
Daya motor = 200 Kw
Bhp = V x I x Cos
= 380 Volt x 220 A x 0,89
= 74404 watt, atau 74,404 kilo watt

3.6 Cara Kerja Pompa


Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi
energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk
menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran
yang dilalui.
Pompa ini digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan pada
poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut.
Akibat dari putaran impeler yang menimbulkan gaya sentrifugal, maka zat cair
akan mengalir dari tengah impeler keluar lewat saluran di antara sudu-sudu
dan meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi.
Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi kemudian
melalui saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut volute,
sehingga akan terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan.
Jadi zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah
besar. Sedangkan proses pengisapan terjadi karena setelah zat cair
dilemparkan oleh impeller, ruang diantara sudu-sudu menjadi vakum,
sehingga zat cair akan terisap masuk.
Selisih energi persatuan berat atau head total dari zat cair pada flens
keluar dan flens masuk disebut sebagai head total pompa. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pompa sentrifugal berfungsi mengubah energi mekanik

26
motor menjadi energi aliran fluida. Energi inilah yang mengakibatkan
pertambahan head kecepatan, head tekanan dan head potensial secara kontinu.
Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa lain :
1. Pada head dan kapasitas yang sama, dengan pemakaian pompa
sentrifugal umumnya paling murah.
2. Operasional paling mudah
3. Aliran seragam dan halus.
4. Kehandalan dalam operasi.
5. Biaya pemeliharaan yang rendah.
Agar pompa berjalan dengan baik maka harus dilakukan perawatan dan
pemeliharaan terhadap pompa. Pemeliharaan pompa sentrifugal adalah dengan
melakukan pemeriksaan harian, bulanan, tahunan, pemeriksaan bagian aus dan
penelusuran terhadap gangguan terutama pada bagian mechanical seal.

Gambar 3.3 Mechanical Seal

3.7 Prosedur Kerja


Penelitian ini dimulai dengan melakukan peninjauan di lapangan untuk
mengetahui kondisi terkini dari pompa dan historisis kerusakan yang selama ini
terjadi serta upaya perbaikan yang telah dilakukan. Metode yang digunakan
adalah metode visual atau pengamatan langsung pada unit pompa sentrifugal
Grundfos dan wawancara di lapangan.
Dari peninjauan yang dilakukan, diketahui masalah apa yang terjadi

27
pada pompa tersebut. Salah satu upaya preventive maintenance yang dilakukan
pihak PDAM Intan Banjar adalah menganalisa kondisi motor dan pompa
(condition monitoring) dengan menggunakan pengamatan secara visual.
Pengamatan secara visual dilakukan pada komponen pompa atau
motor yang mengalami kerusakan saat pembongkaran berlangsung. kerusakan-
kerusakan yang terjadi pada pompa sentrifugal Grundfos diketahui, selanjutnya
dilakukan Root Cause Faure Analysis (RCFA) dengan menngunakan konsep
Ishikawa diagram. Konsep Ishikawa diagaram digunakan untuk menetukan
akar penyebab dari kerusakan-kerusakan yang terjadi, seperti yang ditampilkan
pada gambar dibawah .

Gambar 3.4 Ishikawa diagram

Ishikawa diagram dibuat pada keseluruhan komponen yang ada pada


pompa sentrifugal dan dianalisa pada komponen yang mengalami kerusakan.
Komponen yang mengalami kerusakan ini nantinya akan dianalisa lagi dengan
menggunakan Ishikawa diagram yang lebih mendalam pada jenis kerusakan
yang terjadi. Langkah seperti ini dilakukan terus hingga didapat akar dari
penyebab kerusakan dan gejala kerusakan yang paling dominan.
Setelah akar kerusakan dan lokasi kerusakan diketahui, maka
selanjutnya adalah merumuskan strategi perbaikan dan perawatan dengan
menggunakan konsep Failure Modes and Effect Analysis (FMEA).

28
Dalam perumusan FMEA suatu objek, terdapat beberapa langkah-langkah
yang harus dilakukan antara lain:
1. Menentukan objek atau sistem yang akan dianalisa .
2. Membuat hierarki equipment dari objek yang telah dipilih.
3. Merumuskan mode dan penyebab kegagalan.
4. Menganalisa dampak dari kerusakan yang terjadi.
5. Menentukan target yang akan dilindungi.
6. Menetapkan nilai severity.
7. Menetukan probabilitas kerusakan yang terjadi.
8. Menentukan risk code dengan menggunakan risk matrix.
9. Merumuskan langkah perbaikan dari setiap mode kegagalan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Anis, Samsudin Dan Karnowo, 2008, Buku Ajar Dasar Pompa,


PKUPT UNNES, Universitas Negeri Semarang,
Brennen, Christopher E, Hydrodynamics of Pumps, California
Institute of Technology Pasadena, California
Priyahananda Onny. 2006. Bagian-bagian Pompa Sentrifugal,
http://onnyapriyahanda.com/bagian- bagian-pompa-sentrifugal/
Dietzel, Fritz, 1986, Turbin Pompa dan Kompresor, Erlangga, Jakarta
Agus suswasono. Teori dasar pompa sentrifugal 6 November 2016
http://www.agussuwasono.com/artikel/mechanical/65-teori-
dasar-pompa-sentrifugal.html?showall=1

Pugh, M, 2000. EPRI Technical Report, Mechanical seal


Maintenance and Appli- cation Guide. EPRI, Palo Alto, CA:
2000. 1000987.

Metallized Carbon Corp. 2013. Mechani- cal seal primary rings seal low-
viscosity liquids. Sealing Technology Magazine, October 2013.
Editor: Simon Atkinson. Editorial Office: Elsevier Ltd, Langford
Lane Kidlington, Oxford, UK.
Cundif, Jhon S, Fluid Power Circuit and Control Fundamentals
Aplications, Boca Raton London New York Washington, D.C.

Brennen, Christopher E, Hydrodynamics of Pumps, California Institute


of Technology Pasadena, California

Pruftechnik.1998. VIBROTIP and VIBROCODE Operating


Instruction. PRFTECHNIK AG Documentation Department.
Ismaning, Germany

30
Predicting maintenance of pumps using condition monitoring Ray Beebe,
Elsevier, 2004

31

Anda mungkin juga menyukai