Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BATUAN RESERVOAR

Oleh:

Kelompok 2

Estefania Isac Ximenes Vieira


19.06.02.0011

Mariano Maia Gusmão


19.06.02.0018

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DILI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

MAKALAH

DisusunOleh:

Estefania Isac Ximenes Vieira


19.06.02.0011
Mariano Maia Gusmão
19.06.02.00

Makalah ini dibimbimg dan disetujui

Oleh :
Dosen mata kuliah

Explorasi Oil and Gas


(Faustino Menezes.S.T.)
Mengetahui
Ketua Jurusan perminyakan
(Tomas L.Mali S.T. )
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa atas berkat dan
rahmatnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Batuan
Reservoar” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan Makalah adalah untuk
mempelajari cara pembuatan Makalah pada universitas dili dan untuk memperoleh nilai
yang baik. Dalam kesempatan ini penulis ingin menngucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang banyak menbantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir dengan Makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
ada pada penulisan ini, untuk kritik dan saran yang bersifat menbangun penulis harapkan
guna terciptanya hasil yang lebih baik kata penulis berharap agar Makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada setiap pembacanya untuk waktu sekarang hingga akan datang.
Terimah kasih.
DAFTAR ISI

COVER .........................................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................


KATA PENGANTAR ...................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................
1.3. Tujuan ...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................


2.1. Pengertian Batuan Reservoar ............................................................................
a. Syarat-syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi .........................................
b. Jenis-jenis reservoir minyak ..............................................................................
c. Sifat fisik fluida reservoir ..................................................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................................


3.1. Kesimpulan.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. komponen Reservoar Migas ............................................................


Gambar 2. Skema percobaan penentuan permeabilitas .........................................
DAFTAR TABEL

2.1. Tabel 1. Ukuran Porositas dan kualitas ...................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak Bumi merupakan sumber kekayaan alam yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, seperti yang kita ketahui hampir semua sektor kehidupan
manusia mulai dari alat transportasi, kegiatan Industri, bahkan sampai ke hal
kecil sekalipun seperti kebutuhan rumah tangga Juga membutuhkan Energi
yang berasal dari minyak bumi. Pada saat minyak bumi ditemukan tidak
langsung terbentuk Menjadi solar, Kerosin, Bensin dll. Melainkan masih dalam
bentuk Crude oil (Minyak Mentah)

Di dalam permukaan bumi Crude Oil (Minyak mentah) ini terdapat di dalam
batuan porous dan permeable yang kita kenal dengan nama Batuan reservoar.
Batuan reservoir ini mengandung hidrokarbon dan air yang tersimpan di dalam
pori – porinya,sehinga sebagai petroleum engineer kita perlu mengetahui
tingkat volume dari suatu fluida yang terdapat di Batuan reservoar kita, entah
itu volume air, Volume Minyak ataupun Volume Gas yang terdapat di dalam
pori Batuan Reservor tersebut.

Pengujian Volume Dari Fluida yang terdapat di reservoar ini akan kita kenal
dengan Istilah Saturasi, kegiatan pengujian nilai saturasi Fluida ini akan di
lakukan di lab, dalam pengujian Lab kita melakukan analisa core baik itu
analisa correrutin dan analisa correspesial, analisa correrutinadalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sifat sifat batuan reservoir terhadap
contoh batuan. Sifat fisik batuan dan fluida reservoir sangat penting untuk
perhitungan cadangan dan perencenaan produksi sehingga di dapat kan efisiensi
setinggi mungkin. perhitungan cadangan dan perencenaan produksi sehingga
didapat kan efisiensi setinggi mungkin. Untuk mendapatkan data data tentang
sifat sifat fisik batuan perlu di lakukan pengambilan sample batuan reservoir
atau lebih umum di sebut core atau inti batuan yang di ambil pada saat analysis
coring.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan dari pembuatan makalah ini diantaranya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Batuan Reservor
2. Apa saja syarat-syarat terakumulasinya Minyak dan Gas Bumi
3. Apa saja jenis-jenis Reservoar

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dari pembuatan Makalah ini yaitu :
 Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Explorasi Oil and Gas
 Untuk Memahami sifat Fisik dari Batuan Reservoar
 Untuk Mengetahui Karakteristik Reservoar
 Untuk mengetahui proses pembentukan Resevoar
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batuan Reservoir

Gambar 2.1 Komponen Resevoir Migas ( Sumber :


https://www.academia.edu/14427367/Teknik_Produk
si_Migas )

Reservoir adalah tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon (gas, oil, water)


yang telah bermigrasi dari source rock. Pertama-tama, fluida terbentuk di source
rock (batuan induk) yang kemudian diolah di kitchen. Setelah diolah, fluida
bermigrasi ke reservoir. Fluida hidrokarbon ini dibawa migrasi oleh batuan
pembawa atau carrier bed. Setelah sampai di reservoir dan terjebak oleh
perangkap atau jebakan (trap) seperti sesar/patahan atau terjebak oleh lipatan.
Fluida tidak bisa migrasi dan akhirnya terakumulasi di reservoir. Batuan
reservoir umumnya terdiri dari batuan sedimen (batu pasir, batu karbonat) dan
batuan shale (lempung). Parameter-parameter di dalam reservoir sebagai berikut :
a. Syarat-syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi :
 Adanya Batuan Induk (Source Rock)
Batuan sedimen yang mengandung bahan organic sisa-sisa hewan atau
tumbuhan yang mengalami proses pematangan jutaan atau ribuan tahun yang
menghasil fluida hidrokarbon.
 Adanya Batuan Reservoir
Batuan sedimen yang mempunyai pori sehingga fluida hidrokarbon yang
telah terproses di source rock dapat masuk dan terakumulasi di dalamnya.
 Adanya Batuan Perangkap
Batuan yang berfungsi sebagai penghalang atau jebakan agar fluida yang
bermigrasi dapat berhenti atau tidak bermigrasi lebih jauh lagi.
 Adanya Batuan Penutup (Cap Rock)
Batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh fluida (impermeable),
sehingga fluida terjebak di dalam batuan tersebut.
 Adanya Jalur Migrasi
Jalur yang membawa fluida dari source rock ke reservoir. Fluida ini
dibawa oleh carrier bed atau batuan pembawa.

b. Jenis-jenis reservoir minyak


 Undersaturated Reservoir
Undersaturated Reservoir adalah reservoir yang mempunyai tekanan awal
reservoir lebih besar dari tekanan saturasi (Pi>Pb). Kondisi undersaturated
reservoir dapat menjadi saturated reservoir apabila penurunan tekanan
melewati tekanan saturasi (bubble point pressure) sehingga di dalam reservoir
akan terbentuk gas cap. Namun, tidak semua akan mengalami perubahan fasa
dari kondisi saturated. Hal ini bergantung pada komposisi penyusun fluida
hidrokarbon.
 Saturated Reservoir
Saturated Reservoir adalah reservoir yang mempunyai tekanan reservoir
lebih kecil atau di bawah tekanan bubble point-nya (Pi<Pb). Pada suatu
keadaan menunjukkan kondisi saturated reservoir dimana reservoir memiliki
fasa gas bebas, fasa minyak, dan fasa air. Baik gas terlarut ataupun gas cap
keduanya merupakan sumber tenaga reservoir yang berfungsi sebagai tenaga
dorong minyak dari dalam reservoir ke atas permukaan.

c. Sifat fisik fluida reservoir


Fluida reservoir adalah fluida yang mengalir mengisi rongga pori-pori
batuan reservoir yang dapat berupa minyak, gas, ataupun air. Fluida reservoir
ini memiliki sifat dan komposisi yang berbeda tergantung dari lingkungan
pengendapannya. Karakteristik fluida reservoir di peroleh dari hasil analisa
laboratorium yang di kenal dengan nama PVT (Pressure, Volume,
Temperature). Apabila data laboratorium tidak tersedia dapat digunakan
metode-metode korelasi yang tersedia misalnya, korelasi standing. Sifat-sifat
fisik fluida reservoir antara lain :
 Spesifik Gravity (SG)
Spesifik Gravity (SG) merupakan perbandingan massa jenis fluida pada
temperature 60oF dengan massa jenis air pada volume dan temperature yang
sama.
 Viskositas (m)
Viskositas merupakan kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan fluida.
Viskositas minyak di pengaruhi oleh temperature, tekanan dan jumlah gas
yang terlarut di dalam minyak.
 Faktor volume formasi minyak (Bo)
Factor volume formasi minyak merupakan volume minyak pada tekanan
dan temperature reservoir yang di tempati oleh satu stock tank barrel (STB)
minyak dan gas dalam larutan. Harga ini selalu lebih besar atau sama dengan
satu.
 Porositas (f)
Dalam reservoir minyak, porositas mengambarkan persentase dari total
ruang yang tersedia untuk ditempati oleh suatu cairan atau gas. Porositas dapat
didefinisikan sebagai perbandingan antara volume total pori-pori batuan
dengan volume total batuan per satuan volume tertentu, yang jika dirumuskan;

Dimana :
∅ = Porositas absolute (total), fraksi (%)
Vp = Volume pori-pori, cc
Vb = Volume batuan (total), cc
Vgr = Volume butiran, cc
Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori total terhadap
volume batuan total yang dinyatakan dalam persen, atau secara matematik
dapat ditulis sesuai persamaan sebagai berikut :

2. Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang


saling berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume) yang
dinyatakan dalam persen.
Dimana :
∅e = Porositas efektif, fraksi (%)
ρg = Densitas butiran, gr/cc
ρb = Densitas total, gr/cc
ρf = Densitas formasi, gr/cc
Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang
bersamaan dengan proses pengendapan berlangsung.
2. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses
pengendapan.

Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran


butir, susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk
batuan. Untuk pegangan dilapangan, ukuran porositas dapat dilihat pada Tabel
1. berikut :
 Permeabilitas

Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk


meloloskan/melewatkan fluida. Apabila media berporinya tidak saling
berhubungan maka batuan tersebut tidak mempunyai permeabilitas. Oleh
karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan porositas efektif.
Sekitar tahun 1856, Henry Darcy seorang ahli hidrologi dari Prancis
mempelajari aliran air yang melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil
penemuannya diformulasikan kedalam hukum aliran fluida dan diberi nama
Hukum Darcy. Dapat dilihat pada gambar 2 dibawah :

Dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Dimana :

Q = laju alir fluida, cc/det


k = permeabilitas, darcy
μ = viskositas, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
A = luas penampang, cm2
Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas yang
melewatkan fluida dengan viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1
cc/det melalui suatu penampang dengan luas 1 cm2 dengan penurunan
tekanan 1 atm/cm. Persamaan 4 Darcy berlaku pada kondisi :
1. Alirannya mantap (steady state)

2. Fluida yang mengalir satu fasa

3. Viskositas fluida yang mengalir konstan

4. Kondisi aliran isothermal

5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal

6. Fluidanya incompressible

Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir,


permeabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu :

• Permeabilitas absolute (Kabs)

Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang


mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi
100% fluida, misalnya hanya minyak atau gas saja.

• Permeabilitas efektif (Keff)

Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang


mengalir lebih dari satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas
dan minyak) atau ketiga-tiganya. Harga permeabilitas efektif dinyatakan
sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk minyak, gas dan air.
• Permeabilitas relatif (Krel)

Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi


tertentu terhadap permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara
0 – 1 darcy. Dapat juga dituliskan sebagai beikut :

Permeabilitas relatif reservoir terbagi berdasarkan jenis fasanya, sehingga


didalam reservoir akan terdapat Permeabilitas relatif air (Krw), Permeabilitas
relatif minyak (Kro), Permeabilitas relatif gas (Krg) dimana persamaannya
adalah :

Dimana :
Krw = permeabilitas relatif air
Kro = permeabilitas relaitf minyak
Krg = permeabilitas relatif gas

 Resistivity
Resistivity adalah kemampuan suatu material untuk menghantarkan arus
listrik atau hambatan.
 Wettability
Wettability merupakan kemampuan suatu batuan untuk dibasahi oleh fasa
fluida.
 Tekanan Kapiler / Capilary Pressure (Pc)
Tekanan kapiler di definisikan sebagai perbedaan tekanan antara fluida
yang membasahi batuan dengan fluida yang bersifat tidak membasahi batuan.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Reservoir adalah bagian kerak bumi yang mengandung minyak dan gas bumi
yang terdapat dibawah permukaan. Batuan resevoir sebagai wadah yang di isi
dan di jenuhi oleh minyak dan gas bumi, biasanya batuan reservoir berupa
lapisan batuan yang berongga atau pun berpori yang terdapat di antara butiran
mineral atau pun di dalam rekahan batuan yang mempunyai porositas rendah.
Setiap batuan dapat bertindak sebagai reservoir asalkan mempunyai kemampuan
untuk menyimpan serta melepaskan minyak bumi. Dalam hal ini reservoir harus
mempunyai porositas, permeabilitas dan rongga pori.

Penetuan batuan reservoir harus memiliki 3 hal tersebut. Sebelum itu kita
harus mengetahui yang dimaksud dengan porositas, permeabilitas dan rongga
pori tersebut :

1. Porositas adalah suatu medium perbandingan volume rongga - rongga pori


terhadap volume total seluruh batuan. Porositas dapat dinyatakan dalam
‘arce fect’ berarti volume yang dinyatakan sebagai luas. Porositas
mempunyai besaran dan skala visuil pemerian porositas, besaran porositas
dapat berkisar dari nol sampai besar sekali,namun biasanya berkisar antara
5 sampai 40 persen dalam prakteknya berkisar hanya 10 sampai 20 persen
saja. Porositas 5 persen biasanya disebut porositas tipis (marginal porosity)
dan bersifat non komersil. Besaran porositas dapat ditentukan dengan
berbagai cara yaitu : log listrik, log sonik, log radioakvitas. Dilapangan kita
dapat memperkirakan secara visual dengan menggunakan peraga visual.
Penentuan ini bersifat semi kuantitatif dan digunakan suatu sekala sebagai
berikut:
0-5 % dapat diabaikan
5-10 buruk
10- 15 cukup

15 – 20 baik
20- 25 sangat baik
>25 istimewa
2. Permeabilitas adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat meluluskan
cairan melalui pori - pori yang berhubungan tanpa merusak partikel batuan
tersebut.
3. Rongga pori dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. PORI PRIMER merupakan pori - pori antar butir yang terjadi pada waktu
batuan itu terbentuk. jadi pada waktu butiran diendapkan terjadilah
rongga di antara butiran.
2. PORI SEKUNDER adalah pori yang dibentuk kemudian pori sekunder
disebut juga pori terinduksi yang berarti porositanya dibentuk oleh
beberapa gejala dari luar seperti gejala tektonik dan pelarutan. Pada
umumnya porositas sekunder mengubah bentuk hubungan antar pori dan
mempengaruhi permeabilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Koesoemadinata, (1980) Geologi Minyak dan Gas Bumi, Penerbit ITB : Bandung

Klinkenberg, L. J. (1941) The permeability of porous media to liquids and gases, Drilling and
Production Practice, American Petroleum Inst., pp. 200–213.

Koesoemadinata, R.P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi Jilid I Edisi kedua, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai