Anda di halaman 1dari 11

SILABUS KBK RESERVOIR + RINGKASAN JAWABAN

PETROLEUM SYSTEM
1. Definisi
2. Unsur Penyusun Reservoir
3. Jenis Batuan reservoir
4. Jenis Perangkap reservoir
Petroleum System adalah konsep dalam geologi minyak dan gas yang menggambarkan semua unsur yang diperlukan
untuk membentuk dan menjaga pematangan minyak dan gas alam. Ini terdiri dari empat unsur utama:

Sumber (Source): Ini adalah batuan organik yang menghasilkan hidrokarbon, seperti batuan sedimen organik (misalnya,
shale) yang terkena panas dan tekanan yang cukup untuk mengubah bahan organik menjadi minyak dan gas.

Reservoir: Reservoir adalah batuan yang memiliki pori-pori dan rekahan yang dapat menampung minyak dan gas. Batuan
pasir dan kerikil sering menjadi batuan reservoir yang baik karena memiliki porositas yang tinggi.

Perangkap (Trap): Perangkap adalah struktur geologi atau konfigurasi batuan yang menghentikan migrasi minyak dan
gas, sehingga mereka terperangkap di dalam reservoir. Contoh perangkap termasuk lipatan, patahan, dan segel (seal)
batuan yang tidak dapat dilewati oleh hidrokarbon.

Segel (Seal): Segel adalah batuan yang tidak dapat dilewati oleh minyak dan gas, sehingga bertindak sebagai penutup
yang menjaga hidrokarbon tertahan dalam reservoir. Batuan sedimen seperti shale yang memiliki permeabilitas rendah
adalah contoh segel yang baik.

Jenis batuan reservoir dapat beragam, tetapi yang paling umum adalah batuan pasir, kerikil, dan batuan karbonat.
Batuan ini memiliki porositas yang mencukupi untuk menampung minyak dan gas.

Jenis perangkap reservoir bisa berbeda-beda sesuai dengan kompleksitas geologi di suatu daerah. Beberapa jenis
perangkap yang umum meliputi:
a. Perangkap Struktur : terjadi karena perubahan bentuk (deformasi) dari batuan seperti antiklin atau patahan. Trap yang
berbentuk bulat dinamakan dome.
b. Perangkap Stratigrafi : terbentuk akibat dari variasi facies, batuan menjadi impermeabel secara lateral. Contohnya
pinch-out dan carbonate reef.
c. Perangkap Kombinasi : contohnya antiklin yang tererosi, perangkap yang berasosiasi dengan kubah garam (saltdome)

Struktur Antiklinal: Ini adalah lipatan batuan yang membentuk tonjolan yang dapat menjebak minyak dan gas di bagian
atasnya.

Patahan (Fault): Patahan dapat menjadi perangkap jika batuan di sepanjang patahan tersebut tidak dapat dilewati oleh
hidrokarbon.

Konfigurasi Batuan: Beberapa perangkap dapat terbentuk karena lapisan segel batuan yang menutupi reservoir memiliki
karakteristik yang memungkinkan penahanan minyak dan gas.

Jadi, Petroleum System adalah konsep yang menyatukan semua komponen yang diperlukan untuk pembentukan dan
penahanan minyak dan gas dalam suatu reservoir geologi.
Petroleum system merupakan konsep yang menyatukan beberapa elemen berbeda dan proses geologi minyak bumi
yang merupakan kondisi dimana akumulasi dari hidrokarbon di bawah permukaan bumi dapat terbentuk. Aplikasi dari
konsep tersebut digunakan dalam melakukan kegiatan pencarian migas yaitu eksplorasi yang merupakan kegiatan
mencari dan menemukan sumber daya hidrokarbon didalam suatu cekungan. Petroleum system meliputi gabungan
antara elemen (source rock, reservoir rock, cap rock) dan proses (oil generation, migration dan accumulation).
Komponen tersebut berkaitan satu sama lain sehingga jika ada salah satu komponen yang kurang dalam petroleum
system maka hidrokarbon tidak akan terbentuk atau terakumulasi. Elemen-elemen penting dan proses harus berada
pada waktu yang tepat sehingga bahan organik yang terdapat dalam source rock dapat diubah menjadi suatu akumulasi
hidrokarbon .

1. Maturation
Proses pematangan atau perubahan secara biologi, fisika dan kimia dari kerogen menjadi migas (oil generation).
Hidrokarbon berasal dari bahan-bahan organik yang terkandung di dalam sedimen. Bahan organik tersebut terdiri dari
mikroalga dan mikroorganisme yang terendapkan di lingkungan perairan khususnya di dasar laut. Selama proses
pengendapan, material organik tersebut terus terkubur bersama sedimen dan material tersebut rusak akibat proses
oksidasi. Sisa dari material yang tertinggal menganndung kerogen, yang selama pengendapan sedimen akibat dari
tekanan dan temperatur yang tinggi dalam waktu yang sangat lama, berubah menjadi hidrokarbon oleh proses thermal
cracking.
Kerogen yang masih immature berubah menjadi minyak pada temperatur diatas 50-70 oC. Sekitar temperatur 120-150
oC minyak menghasilkan wet gas lalu dry gas. Oil Window berada di dua kisaran temperatur tersebut yang biasanya
terdapat di kedalaman 1000 dan 3500 meter.
2. Source Rock (Batuan Induk)
Source rock adalah kelompok batuan shale atau batuan karbonat yang berwarna hitam hingga coklat yang memiliki
kadar organik (kerogen) yang tinggi dan mampu menghasilkan migas. Kerogen adalah bahan-bahan organik yang dapat
menghasilkan migas. Batuan bisa dianggap sebagai source rock jika mengandung material organik yang mencukupi,
setidaknya 0,5% organik carbon dan 100 ppm material organik yang dapat terekstraksi oleh solvent. Untuk memastikan
apakah source rock tersebut potensial mengandung minyak, dapat dianalisa dengan proses pyrolisis dengan
meningkatkan temperatur pada sampel batuan (Metode Rock Eval). Sehingga source rock dapat diidentifikasi pada
waktu proses pemboran berlangsung.

3. Migration
Adalah proses perpindahan fluida hidrokarbon yang menjauhi source rock. Migrasi ini disebabkan oleh penguburan
(burial), pemadatan (compaction) serta peningkatan volume yang berasal dari maturation dan gravitational separation.
Karena hidrokarbon yang terbentuk di source rock umumnya akan bergerak ke daerah yang bertekanan lebih rendah.
Proses migrasi dibagi menjadi tiga, yakni:
a. Primer : Proses perpindahan hidrokarbon dari source rock ke batuan reservoir lapisan penyalur (carrier bed).
b. Sekunder : Proses perpindahan hidrokarbon dari lapisan penyalur (carrier bed) ke tempat akumulasi migas.
c. Tersier : Proses perpindahan hidrokarbon dari tempat akumulasi migas ke lapisan batuan yang berada di atasnya. Hal
ini terjadi akibat gejala tektonik seperti patahan, yang dapat menyebabkan rekahan pada cap rock.
4. Reservoir Rock
Adalah batuan porous dan permeable sebagai tempat terakumulasinya hidrokarbon dan air di bawah permukaan tanah
yang memiliki satu sistem tekanan tertentu. Reservoir yang terisi hidrokarbon umumnya terbagi menjadi banyak layer
(lapisan). Jenis reservoir yang terdiri dari banyak lapisan disebut juga multi-layer reservoir. Umumnya batuan reservoir
terbentuk dari batuan pasir dan batuan karbonat
5. Cap rock
Lapisan di atas reservoir rock yang memiliki porositas dan permeabilitas yang buruk (impermeable) seperti chalks, shale
atau batuan evaporit sehingga mencegah hidrokarbon bermigrasi ke permukaan. Biasanya berbentuk konkaf terbalik.

6. Trap (Perangkap)
Keberadaan suatu reservoir yang mengandung hidrokarbon mengindikasikan adanya Trap (perangkap) yang mampu
menahan hidrokarbon bermigrasi. Trap adalah suatu kondisi alam yang menjebak migas, sehingga migas tidak dapat
bergerak dan terakumulasi di dalam reservoir rock. Klasifikasi trap yakni:
a. Perangkap Struktur : terjadi karena perubahan bentuk (deformasi) dari batuan seperti antiklin atau patahan. Trap yang
berbentuk bulat dinamakan dome.
b. Perangkap Stratigrafi : terbentuk akibat dari variasi facies, batuan menjadi impermeabel secara lateral. Contohnya
pinch-out dan carbonate reef.
c. Perangkap Kombinasi : contohnya antiklin yang tererosi, perangkap yang berasosiasi dengan kubah garam (saltdome).
SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR
1. Porositas
2. Saturasi
3. Permeabilitas
4. Resistivitas Batuan
5. Wettabilitas
6. Tekanan Kapiler
Sifat fisik batuan reservoir adalah kunci dalam mengevaluasi potensinya sebagai tempat penyimpanan minyak dan gas.
Berikut adalah penjelasan singkat dan lengkap tentang sifat fisik batuan reservoir:

Porositas: Porositas adalah ukuran sejauh mana batuan reservoir memiliki ruang kosong (pori-pori) yang dapat
menampung minyak dan gas. Porositas diukur sebagai persentase dari total volume batuan yang terdiri dari pori-pori.
Semakin tinggi porositas, semakin besar kemampuan batuan untuk menyimpan hidrokarbon.

Saturasi: Saturasi mengacu pada sejauh mana pori-pori batuan diisi dengan minyak, gas, atau air. Biasanya diukur dalam
persentase, dan saturasi hidrokarbon yang tinggi mengindikasikan potensi produksi minyak dan gas yang lebih besar.

Permeabilitas: Permeabilitas adalah kemampuan batuan untuk membiarkan fluida (seperti minyak atau gas) mengalir
melalui pori-porinya. Ini adalah faktor penting dalam menentukan seberapa cepat minyak dan gas dapat diproduksi dari
reservoir. Semakin tinggi permeabilitas, semakin baik aliran fluida dalam batuan.

Resistivitas Batuan: Resistivitas adalah ukuran seberapa baik atau seberapa buruk batuan menghantarkan listrik. Ini
digunakan dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas untuk mengidentifikasi jenis fluida yang ada di dalam reservoir.
Air umumnya memiliki resistivitas rendah sementara hidrokarbon memiliki resistivitas tinggi.

Wettabilitas: Wettabilitas mengacu pada sejauh mana batuan reservoir bersifat "basah" atau "kering" terhadap fluida
tertentu. Wettabilitas yang baik terhadap minyak atau gas dapat memengaruhi pergerakan dan produksi fluida dalam
reservoir.

Tekanan Kapiler: Tekanan kapiler adalah tekanan yang muncul di antara dua fase fluida yang berbeda, seperti antara
minyak dan air dalam pori-pori batuan. Ini dapat memengaruhi kemampuan minyak untuk mengalir dan bisa menjadi
faktor yang penting dalam rekayasa produksi.
Sifat-sifat fisik ini bersama-sama membentuk karakteristik kunci dari batuan reservoir, dan pemahaman yang baik
tentang mereka penting dalam eksplorasi, penilaian, dan produksi minyak dan gas alam.
SIFAT FISIK & KIMIA FLUIDA RESERVOIR
1. Viskositas
2. Densitas & Specific gravity
3. Kelarutan gas (oil&water)
4. Faktor volume formasi
5. Diagram Fasa Fluida
6. Klasifikasi Reservoir berdasarkan Jenis Fluida HC Reservoir
7. Titik Uap, Titik Didih dan Titik Beku
Berikut adalah penjelasan singkat dan lengkap tentang sifat fisik dan kimia fluida reservoir:

Viskositas: Viskositas adalah ukuran seberapa tahan suatu fluida terhadap aliran. Dalam reservoir minyak dan gas,
viskositas berpengaruh pada kemampuan fluida untuk mengalir melalui batuan dan saluran produksi. Minyak biasanya
memiliki viskositas yang lebih tinggi daripada gas, sehingga lebih sulit untuk mengalir.

Densitas & Specific Gravity: Densitas adalah massa per unit volume suatu fluida. Specific gravity adalah perbandingan
densitas fluida dengan densitas air. Informasi ini penting untuk menghitung volume dan massa fluida dalam reservoir
serta mengukur kepadatan relatif fluida terhadap air (specific gravity).

Kelarutan Gas (Oil & Water): Kelarutan gas dalam minyak dan air dapat berubah tergantung pada tekanan dan suhu
dalam reservoir. Penurunan tekanan saat fluida diproduksi dapat menyebabkan gas terlepas dari minyak atau air, yang
dapat mempengaruhi produksi dan transportasi.

Faktor Volume Formasi: Faktor volume formasi (formation volume factor) adalah perbandingan volume gas di reservoir
terhadap volume gas di permukaan dalam kondisi tertentu. Ini membantu dalam menghitung volume gas yang akan
dikeluarkan dari reservoir ke permukaan dengan perubahan tekanan dan suhu.

Diagram Fasa Fluida: Diagram fasa fluida menggambarkan kondisi tekanan dan suhu di mana minyak, gas, dan air dalam
reservoir berada dalam fase apa. Diagram ini digunakan untuk memahami perilaku fluida dalam reservoir, termasuk
kapan kondensasi atau pengembunan gas dapat terjadi.

Klasifikasi Reservoir berdasarkan Jenis Fluida HC Reservoir: Reservoir minyak dan gas dapat diklasifikasikan berdasarkan
jenis fluida yang mereka tahan. Ini dapat mencakup reservoir minyak, reservoir gas, atau reservoir campuran yang
mengandung kedua jenis fluida.

Titik Uap, Titik Didih, dan Titik Beku: Titik uap adalah suhu di mana suatu zat berubah menjadi uap pada tekanan
atmosfer. Titik didih adalah suhu di mana zat berubah menjadi uap pada tekanan tertentu. Titik beku adalah suhu di
mana zat berubah menjadi padatan. Pemahaman tentang titik-titik ini membantu dalam mengevaluasi sifat
penguapan dan kondensasi fluida di reservoir.

Sifat fisik dan kimia fluida reservoir sangat penting dalam pemodelan produksi, pengambilan keputusan eksplorasi dan
produksi, dan manajemen reservoir minyak dan gas alam.
INITIAL HYDROCARBON IN PLACE & RESERVES
1. Klasifikasi Reserves
2. Definisi Initial HC In Place, RF, RR, EUR
3. Metode Perkiraan Cadangan/IHIP
 Volumetrik
 Material Balance
 Decline Curves Analysis
Initial Hydrocarbon in Place (IHIP) dan Reserves adalah konsep penting dalam industri minyak dan gas. Berikut adalah
penjelasan singkat dan lengkap tentang keduanya:

Klasifikasi Reserves:

Proven Reserves (P1): Reserves yang diyakini ada dengan tingkat keyakinan yang tinggi berdasarkan data geologi dan
teknik yang tersedia. Ini adalah jumlah minyak dan gas yang dapat diproduksi dengan tingkat keyakinan sekitar 90%.
Probable Reserves (P2): Reserves yang diyakini ada dengan tingkat keyakinan sedang berdasarkan data yang lebih
terbatas atau tidak lengkap. Keyakinan sekitar 50%.
Possible Reserves (P3): Reserves yang diyakini ada dengan tingkat keyakinan rendah berdasarkan data yang sangat
terbatas. Keyakinan sekitar 10%.
Definisi Initial Hydrocarbon in Place, RF, RR, EUR:

Initial Hydrocarbon in Place (IHIP): IHIP adalah estimasi volume total minyak dan gas yang ada dalam suatu reservoir
pada awalnya sebelum adanya produksi.
Recovery Factor (RF): RF adalah persentase dari IHIP yang dapat diproduksi dari reservoir selama masa produksi. Ini
adalah indikator efisiensi produksi.
Reserves Remaining (RR): RR adalah sisa cadangan minyak dan gas yang dapat diproduksi pada suatu saat tertentu
setelah produksi berlangsung.
Estimated Ultimate Recovery (EUR): EUR adalah jumlah total minyak dan gas yang diharapkan dapat diproduksi dari
reservoir dari awal hingga akhir masa produksi.
Metode Perkiraan Cadangan/IHIP:

Volumetrik: Metode ini menghitung IHIP berdasarkan estimasi volume batuan, porositas, saturasi fluida, dan faktor
kompresibilitas. Rumus umumnya: IHIP = A x h x Φ x S x Bo, di mana A adalah area reservoir, h adalah ketebalan
reservoir, Φ adalah porositas, S adalah saturasi, dan Bo adalah faktor kompresibilitas minyak.
Material Balance: Metode ini memeriksa perubahan tekanan dan volume dalam reservoir untuk mengestimasi IHIP. Ini
melibatkan pengukuran tekanan reservoir dan pemodelan perubahan volumetrik selama produksi.
Decline Curves Analysis: Metode ini melibatkan analisis data produksi historis untuk memprediksi tingkat penurunan
produksi di masa depan. Dengan mengukur tingkat penurunan, Anda dapat mengestimasi jumlah minyak dan gas yang
akan diproduksi selama sisa masa hidup reservoir.
Kombinasi dari metode ini dan data geologi serta teknik yang akurat membantu dalam menghitung IHIP awal dan
mengelola cadangan minyak dan gas dalam suatu reservoir selama masa produksi. Informasi ini sangat penting dalam
perencanaan produksi dan keputusan bisnis di industri minyak dan gas.
PERHITUNGAN IHIP RESERVOIR SECARA VOLUMETRIS
1. Jenis Peta (Top & Bottom Struktur, Isopach, Isoperm, Isoporosity, isosaturasi dll)
2. Metode Perhitungan Volume Bulk
 Pyramidal
 Trapezoidal
Perhitungan Initial Hydrocarbon in Place (IHIP) Reservoir secara volumetris melibatkan penggunaan data geologi dan
geometri reservoir untuk mengestimasi volume total minyak dan gas yang ada dalam reservoir. Berikut adalah
penjelasan singkat dan lengkap tentang langkah-langkah perhitungan IHIP dengan metode volumetrik:

Jenis Peta:

Top Structure Map: Ini adalah peta yang menggambarkan batas atas reservoir, yaitu permukaan teratas dari lapisan yang
mengandung minyak dan gas.
Bottom Structure Map: Ini adalah peta yang menggambarkan batas bawah reservoir, yaitu permukaan terbawah dari
lapisan reservoir.
Isopach Map: Isopach map menunjukkan ketebalan lapisan reservoir di seluruh area reservoir.
Isoperm Map: Isoperm map menggambarkan distribusi permeabilitas dalam reservoir.
Isoporosity Map: Isoporosity map menunjukkan distribusi porositas dalam reservoir.
Isosaturation Map: Isosaturation map menggambarkan distribusi saturasi minyak atau gas dalam reservoir.
Metode Perhitungan Volume Bulk:

a. Metode Pyramidal:

Metode ini umumnya digunakan untuk reservoir yang memiliki bentuk segitiga atau piramida dalam peta struktur.
Langkah-langkahnya melibatkan pengukuran luas permukaan atap reservoir (A), tinggi reservoir (h), porositas (Φ),
saturasi (S), dan faktor volume formasi minyak (Bo).
Perhitungan IHIP dengan metode pyramidal adalah: IHIP = A x h x Φ x S x Bo.
b. Metode Trapezoidal:

Metode ini digunakan ketika bentuk reservoir dalam peta struktur lebih kompleks dan tidak dapat dianggap sebagai
piramida.
Langkah-langkahnya melibatkan pengukuran luas permukaan reservoir pada dua atau lebih horison, seperti top dan
bottom structure map.
Volume pada setiap horison dihitung sebagai luas permukaan yang diukur dikalikan dengan jarak antar horison (tinggi).
Perhitungan IHIP dengan metode trapezoidal adalah: IHIP = Σ(Ai x hi x Φi x Si x Boi), di mana Ai adalah luas permukaan
pada horison i, hi adalah tinggi reservoir pada horison i, Φi adalah porositas pada horison i, Si adalah saturasi pada
horison i, dan Boi adalah faktor volume formasi minyak pada horison i.
Dengan menggunakan data peta struktur, isopach, isoperm, isoporosity, isosaturation, dan metode perhitungan volume
bulk yang sesuai, Anda dapat mengestimasi IHIP reservoir secara volumetris. Ini adalah tahap awal dalam penilaian
potensi produksi minyak dan gas di suatu reservoir.
MATERIAL BALANCE
1. Konsep Dasar Material Balance
2. Tenaga pendorong reservoir
 Depletion Drive Reservoir
 Gas Cap Drive Reservoir
 Water Drive Reservoir
 Segregation Drive Reservoir
 Combination Drive Reservoir
3. Perhitungan Drive Index (WDI+DDI+GDI)
Material Balance adalah metode yang digunakan dalam ilmu reservoir engineering untuk memahami dan memodelkan
pergerakan minyak, gas, dan air dalam reservoir minyak dan gas. Berikut adalah penjelasan singkat dan lengkap
tentang Material Balance:
Konsep Dasar Material Balance:

Konsep dasar material balance adalah bahwa jumlah total minyak, gas, dan air dalam suatu reservoir harus selalu
konstan dari awal hingga akhir produksi, dengan asumsi bahwa tidak ada input atau output signifikan selain produksi
dan injeksi.
Dalam reservoir engineering, kita menggunakan prinsip konservasi massa untuk memahami bagaimana komposisi fluida
dalam reservoir berubah seiring waktu.
Material balance digunakan untuk menghitung seberapa banyak minyak dan gas yang dapat diproduksi dari reservoir
dan bagaimana tingkat tekanan dan saturasi dalam reservoir akan berubah.
Tenaga Pendorong Reservoir:

Depletion Drive Reservoir: Terjadi ketika tekanan reservoir secara alami menurun seiring produksi. Ini adalah jenis drive
paling umum di mana minyak dan gas diproduksi karena penurunan tekanan.
Gas Cap Drive Reservoir: Terjadi ketika ada lapisan gas di atas minyak dalam reservoir yang mendorong minyak ke sumur
produksi ketika tekanan gas melebihi tekanan minyak.
Water Drive Reservoir: Terjadi ketika air masuk ke reservoir dan mendorong minyak dan gas ke sumur produksi. Ini
umum terjadi pada reservoir yang sudah tua.
Segregation Drive Reservoir: Terjadi ketika komponen-komponen minyak dan gas dalam reservoir memiliki perbedaan
densitas yang signifikan sehingga mereka terpisah secara alami dalam reservoir.
Combination Drive Reservoir: Terjadi ketika lebih dari satu tenaga pendorong hadir dalam reservoir.
Perhitungan Drive Index (WDI+DDI+GDI):

Drive Index adalah metode untuk mengkategorikan reservoir berdasarkan jenis tenaga pendorong utama yang
mempengaruhi produksi.
Water Drive Index (WDI) mengukur sejauh mana air adalah tenaga pendorong utama dalam reservoir.
Depletion Drive Index (DDI) mengukur sejauh mana penurunan tekanan adalah tenaga pendorong utama.
Gas Drive Index (GDI) mengukur sejauh mana gas adalah tenaga pendorong utama.
Menggunakan indeks-indeks ini, reservoir dapat diklasifikasikan sebagai water-drive reservoir, depletion-drive reservoir,
gas-cap drive reservoir, atau kombinasi dari ketiganya, yang dapat membantu dalam perencanaan produksi dan
manajemen reservoir.
Material balance adalah alat penting dalam perencanaan produksi dan manajemen reservoir yang memungkinkan
insinyur reservoir untuk memahami bagaimana produksi dan pergerakan fluida dalam reservoir akan berubah seiring
waktu.
DECLINE CURVES ANALYSIS
1. Syarat & Kondisi Penggunaan Metode DCA
2. Tipe DCA
 Exponential
 Hyperbolic
 Harmonic
3. Perhitungan Remaining Reserves
4. Perhitungan Recovery Factor
5. Estimated Ultimate Recovery
Decline Curve Analysis (DCA) adalah metode yang digunakan dalam ilmu reservoir engineering untuk memodelkan
penurunan produksi minyak dan gas dalam suatu reservoir seiring berjalannya waktu. Berikut adalah penjelasan singkat
dan lengkap tentang DCA:
Syarat & Kondisi Penggunaan Metode DCA:

DCA efektif digunakan pada reservoir yang telah mengalami beberapa produksi sehingga ada data produksi historis yang
cukup.
Data produksi harus konsisten dan akurat.
Metode ini lebih cocok untuk reservoir dengan produksi yang mengikuti pola penurunan eksponensial, hyperbolic, atau
harmonik.
Tipe DCA:

Exponential Decline: Metode ini mengasumsikan bahwa produksi minyak dan gas dalam reservoir akan mengikuti pola
penurunan eksponensial, dengan tingkat penurunan yang konstan seiring waktu.
Hyperbolic Decline: Metode ini lebih fleksibel daripada eksponensial dan mengizinkan tingkat penurunan produksi untuk
berubah seiring waktu. Ini dapat menggambarkan pola penurunan yang lebih realistis dalam beberapa reservoir.
Harmonic Decline: Metode ini menggambarkan penurunan produksi dengan menganggap bahwa tingkat penurunan
produksi adalah inversi dari jumlah produksi.
Perhitungan Remaining Reserves:

Remaining Reserves adalah sisa cadangan minyak dan gas yang dapat diproduksi dalam suatu reservoir pada waktu
tertentu di masa depan berdasarkan model penurunan produksi yang digunakan dalam DCA.
Perhitungan Remaining Reserves melibatkan ekstrapolasi data produksi historis ke masa depan menggunakan model
penurunan yang dipilih (eksponensial, hyperbolic, atau harmonik).
Perhitungan Recovery Factor:

Recovery Factor adalah persentase dari jumlah minyak dan gas yang dapat diproduksi dari reservoir terhadap total
minyak dan gas dalam reservoir.
DCA membantu dalam menghitung Recovery Factor dengan memodelkan produksi masa depan dan membandingkannya
dengan total minyak dan gas dalam reservoir.
Estimated Ultimate Recovery (EUR):

EUR adalah perkiraan jumlah total minyak dan gas yang dapat diproduksi dari reservoir dari awal hingga akhir masa
produksi.
DCA digunakan untuk menghitung EUR dengan mengestimasi total produksi akhir berdasarkan model penurunan
produksi yang digunakan.
DCA adalah alat yang berguna dalam manajemen reservoir, membantu insinyur reservoir memahami bagaimana
produksi minyak dan gas akan berubah seiring waktu, menghitung Remaining Reserves, Recovery Factor, dan perkiraan
jumlah total produksi (EUR) dari suatu reservoir.
PERILAKU RESERVOIR WATER DRIVE
1. Identifikasi WD pada Reservoir Gas/Oil
2. Model Perembesan Air
 Schilthuis (Steady State Model)
 Van Everdingen & Hurst (Unsteady State)
 POT Aquifer Plot
Perilaku Reservoir Water Drive adalah fenomena di mana injeksi air ke dalam reservoir digunakan sebagai tenaga
pendorong untuk mendorong minyak atau gas ke sumur produksi. Ini adalah salah satu jenis metode pemulihan minyak
dan gas dalam industri minyak dan gas. Berikut adalah penjelasan singkat dan lengkap tentang perilaku reservoir water
drive:
Identifikasi WD pada Reservoir Gas/Oil:

Reservoir water drive (WD) dapat terjadi dalam reservoir minyak dan gas.
Identifikasi WD dalam reservoir gas biasanya melibatkan penurunan tekanan gas dalam reservoir yang dipercepat oleh
injeksi air. Ini menyebabkan ekspansi gas dan membantu dalam pemulihan gas.
Dalam reservoir minyak, WD terlihat dalam bentuk peningkatan produksi minyak karena dorongan tekanan air yang
mendorong minyak ke sumur produksi.
Model Perembesan Air:
a. Schilthuis (Steady State Model):

Model steady state Schilthuis adalah pendekatan sederhana yang digunakan untuk memodelkan injeksi air ke dalam
reservoir.
Ini mengasumsikan bahwa tekanan reservoir tetap konstan selama produksi, dan produksi air memiliki pola penurunan
yang konstan seiring waktu.
Model ini cocok untuk kondisi di mana reservoir memiliki perbedaan tekanan antara sumur injeksi dan sumur produksi
yang rendah.
b. Van Everdingen & Hurst (Unsteady State):

Model unsteady state Van Everdingen & Hurst lebih kompleks dan mempertimbangkan perubahan tekanan dalam
reservoir selama waktu.
Ini cocok untuk menggambarkan kondisi reservoir di mana tekanan produksi berubah seiring waktu, seperti dalam
reservoir yang semakin terdeplete.
c. POT Aquifer Plot:

POT (Pressure, Oil, Time) Aquifer Plot adalah alat yang digunakan untuk memodelkan perilaku reservoir water drive
seiring waktu.
Ini memungkinkan insinyur reservoir untuk memvisualisasikan bagaimana tekanan reservoir, produksi minyak, dan waktu
berkaitan satu sama lain selama periode produksi.
Ini membantu dalam memahami tingkat efisiensi injeksi air dan dampaknya terhadap produksi minyak.
Perilaku reservoir water drive adalah strategi umum dalam pemulihan minyak dan gas, terutama pada reservoir yang
semakin terdeplete. Memahami jenis WD dalam reservoir dan memodelkannya dengan benar adalah penting dalam
manajemen reservoir dan perencanaan produksi yang efisien.
PENILAIAN FORMASI (Pengukuran dan Analisa)
1. Core Analysis (pengukuran Sifat fisik Batuan di laboratorium)
 Core routine
 Special core
2. Cutting Log
3. Logging
 Lithology Log
 Porosity Log
 Resistivity Log
 Caliper log
4. Uji Sumur
 Pressure Build Up
 Pressure Drawdown
 Isochronal test
 Modified Isochronal test
 Back Pressure test
5. Deliverability Gas
Penilaian Formasi (Pengukuran dan Analisis) adalah proses penting dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas alam
untuk memahami karakteristik batuan dan fluida di dalam reservoir. Berikut adalah penjelasan singkat dan lengkap
tentang beberapa metode penilaian formasi yang umum digunakan:

Core Analysis (pengukuran Sifat fisik Batuan di laboratorium):

Core Routine: Ini melibatkan pengukuran sifat fisik dasar batuan, seperti porositas, permeabilitas, dan saturasi.
Special Core: Metode ini melibatkan analisis lebih mendalam, termasuk pengukuran sifat kimia, mineralogi, dan mekanik
batuan.
Cutting Log:

Cutting log adalah catatan yang dibuat selama proses pengeboran sumur dan mencatat jenis dan sifat batuan yang
ditemui di sepanjang lubang bor.
Logging:

Lithology Log: Logging ini digunakan untuk mengidentifikasi jenis batuan yang ditemui selama pengeboran dengan
mengukur properti fisiknya.
Porosity Log: Ini adalah pengukuran porositas batuan di sepanjang lubang bor menggunakan alat log.
Resistivity Log: Log ini digunakan untuk mengukur resistivitas batuan yang dapat membantu dalam identifikasi fluida
dalam reservoir.
Caliper log: Caliper log digunakan untuk mengukur diameter lubang bor dan mendeteksi adanya perubahan dalam
diameter, yang dapat mengindikasikan zona produksi potensial atau masalah lubang bor.
Uji Sumur:

Pressure Build Up: Ini adalah uji yang digunakan untuk mengukur tekanan reservoir setelah sumur diisolasi untuk
mengidentifikasi sifat-sifat reservoir.
Pressure Drawdown: Uji ini melibatkan pengurangan tekanan dalam sumur untuk mengukur respons reservoir terhadap
produksi.
Isochronal test: Tes ini digunakan untuk mengevaluasi kapabilitas aliran reservoir dengan mengukur laju produksi pada
beberapa waktu tertentu.
Modified Isochronal test: Varian dari uji isochronal dengan lebih banyak kontrol tekanan.
Back Pressure test: Ini adalah uji yang melibatkan injeksi fluida kembali ke sumur untuk mengukur respons reservoir
terhadap tekanan kembali.
Deliverability Gas:

Ini adalah pengukuran untuk mengevaluasi kemampuan reservoir gas untuk memberikan gas ke permukaan dengan
tingkat produksi tertentu.
Penilaian formasi ini penting untuk memahami potensi reservoir, mengidentifikasi zona produksi, dan merencanakan
operasi pengeboran dan produksi yang efisien dalam industri minyak dan gas alam.

Anda mungkin juga menyukai