Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Geologi Minyak Dan Gas

 Evaluasi Formasi
Dosen Pengampu “ Fitrianti ST.,M.T “

Disusun oleh :

Erawati 203210524

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah Geologi Minyak Dan Gas dengan judul
“Evaluasi Formasi” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.Namun tidak lepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana


ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya.

Pekanbaru, juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................5
ISI...................................................................................................................................5
A. Well Logging...........................................................................................................5
B. Sifat Petrofisik Batuan dari Log Sifat......................................................................7
C. Lingkungan Sumur..................................................................................................9
D. Temperature Formasi...........................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................14
Kesimpulan..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini teknologi di dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas
bumi telah berkembang dengan pesat. Hal tersebut sangat diperlukan
mengingat harga minyak dan gas bumi yang semakin meningkat sehingga
perlu dilakukan eksplorasi terhadap sumur minyak baru maupun peningkatan
produksi terhadap sumur minyak yang telah ada sebelumnya.

Sebelum dilakukan pengeboran kita harus melakukan evaluasi formasi


untuk mengetahui karakteristik formasi batuan yang akan di bor. Berbagai
macam metode digunakan untuk mengetahui karakteristik formasi baik
melalui analisis batu inti, analisis cutting, maupun analisis data well logging.
Evaluasi formasi atau analisis petrofisika, yaitu suatu proses analisis ciri dan
sifat batuan di bawah tanah dengan menggunakan hasil pengukuran lubang
sumur (wireline logging). Evaluasi formasi dapat dilakukan dengan
interpretasi pintas atau quick look dan dengan menggunakan perangkat lunak
tertentu. Analisis petrofisika merupakan analisis yang dilakukan untuk
memperoleh sifat fisik batuan dan fluida reservoar. Hasil dari analisis
petrofisika dapat digunakan untuk menentukan zona produktif/potensial pada
zona/lapisan reservoar di Formasi Talang Akar sesuai dengan tujuan penelitian
ini.
BAB II

ISI

A. Well Logging
Well Logging adalah perekaman data secara continue sebagai fungsi
kedalaman untuk mendapatkan variasi data tentang karakteristik formasi saat
kegiatan pemboran dilakukan. Metode well logging terbagi menjadi dua
macam berdasarkan prinsip pengukuran (fisik) yang ditunjukkan pada gambar
dibawah sebagai berikut :
1. Pengukuran Pasif yaitu mengukur sifat atau parameter yang dihasilkan
oleh formasi atau interaksi formasi dan fluida lubang bor tanpa sumber apa
pun (misalnya pengukuran Gamma Log, Self Potential (SP) Log, dan Log
Temperature).
2. Pengukuran Aktif yaitu mengukur ‘jawaban’ sinyal, pulsa, radiasi, arus
listrik hasil interaksi dengan formasi disekitar alat log. Biasanya terdiri dari
satu atau lebih detektor (misalnya Sonic Log, Resistivity Log).
Kegiatan well logging dilakukan untuk mencari kandungan migas yang
bisa diproduksikan secara ekonomis didalam suatu formasi batuan. Adapun
hasil dari pengukuran logging dapat digunakan untuk :
1. Evaluasi Formasi Sifat petrofisik batuan seperti porositas,
permeabilitas, dan resistivitas adalah data yang dapat direkam oleh log, yang
kemudian dikorelasikan dengan hasil analisis di laboratorium. Well logging
tidak hanya merekam sifat fisik tetapi juga sifat kimia dari batuan sedimen
dan fluida yang dikandungnya.
2. Korelasi Sumur Sumur yang akan dibor, perlu diperkirakan sifat fisik
batuan dan fluida yang terkandung di dalamnya berdasarkan korelasi sumur
tersebut dengan data logging dari beberapa sumur di sekitarnya. Sehingga
dapat diketahui kondisi geologi dari reservoir tersebut yang sangat dibutuhkan
dalam perencanaan pengeboran.
3. Deteksi Daerah Dengan Tekanan Berlebihan Log yang paling umum
digunakan untuk mendeteksi zona tekanan abnormal adalah log resistivitas,
akustik, dan densitas. Log lain seperti log neutron, bisa digunakan tetapi
kurang sensitif. Deteksi zona tekanan abnormal ditunjukan adanya lapisan
shale pada log. Di bawah tekanan kompaksi yang normal, porositas shale
akan berkurang terhadap kedalaman, akibat peningkatan tekanan over burden
secara bertahap. Peningkatan porositas shale dalam zone bertekanan tinggi
ditunjukkan oleh peningkatan porositas nyata dari shale pada log.
4. Analisa Mekanika Batuan Mekanika batuan dalam hal ini berkaitan
dengan rekahan (fracture). Rekahan amat penting untuk meningkatkan
produksi karena rekahan memiliki permeabilitas yang sangat besar yang dapat
mengalirkan minyak dan gas dalam jumlah yang besar. Berdasarkan
pengalaman di lapangan, rekahan dapat meningkatkan porositas formasi 0.5
s.d. 1.5 %. Deteksi rekahan dengan well logs umumnya dilakukan oleh log
akustik. Log amplitudo akustik biasanya disertakan dengan acoustic velocity
log sehingga peningkatan porositas, perubahan litologi dan lapisan shale dapat
diidentifikasi.
5. Analisa Kekuatan Semen Log-log yang berkaitan dengan analisa
kualitas semen adalah :
 Cement Bond Log (CBL) digunakan untuk mengevaluasi ikatan
antara semen dengan casing. Peralatan sonik digunakan untuk
pengukuran ini.
 Variable Density Log (VDL) digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan ikatan antara semen dengan formasi dan semen dengan
casing.
 Cement Evaluation Log (CEL) digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan ikatan semen dengan casing. Perbedaannnya dengan
Cement Bond Log adalah CEL dapat mendeteksi hadirnya
channel.

6. Pemetaan Reservoir Dari spontaneous potensial log dan log


porositas dapat diketahui ketebalan formasi produktif yang kemudian
dapat dikorelasikan dengan log sumur lain. Hasil korelasi ini dapat
menghasilkan peta korelasi ketebalan lapisan produktif dari suatu
reservoir. Apakah bentuknya antiklin atau sinklin, daerah terjadinya
sesar, patahan dll. Dengan log resistivitas diperoleh true resistivity
yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan saturasi minyak
formasi produktif yang dapat dikorelasikan dengan data saturasi
minyak di sumur lain. Hasilnya didapat peta kesamaan saturasi atau
peta iso-saturation. Batasan reservoir dapat ditentukan dari sumur-
sumur delineasi. Interpretasi Logging merupakan cara memperoleh
data-data logging yang diperlukan dalam evaluasi formasi serta
menentukan potensial produktifitas suatu formasi. Adapun proses-
proses interpretasi logging sebagai berikut :

 Indentifikasi interval reservoir yang potensial : bedakan


reservoir yang non permeable, porous non reservoir dan
porous reservoir potensial.
 Perkirakan ketebalan reservoir yang potensial
 Tentukan lithology (rock type) pada reservoir potential
 Hitung porositas (∅)
 Tentukan resistivity formation water (Rw)
 Hitung water saturation (Sw, Sxo) menggunakan resistivity
(Rt, Rxo)
 Perkirakan In-Place and movable hydrocarbon

B. Sifat Petrofisik Batuan dari Log Sifat


sifat petrofisik yang dihasilkan oleh log dan dikorelasikan dengan analisis
core di laboratorium antara lain :
1. Porositas Porositas merupakan perbandingan antara porri – pori batuan
terhadap volume batuan (%) yang mempresentasikan kemampuan dari suatu
batuan reservoir dalam menyimpan fluida. Secara matematis, porositas dapat
diestimasikan sebagai berikut :
𝑃𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (%),Φ = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑜𝑢𝑠 / 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 × 100%
Atau :
Φ = ( 1 − 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 × 100%)
Porositas sebagai fungsi dari beberapa faktor litologi diantaranya
heterogenitas penyemenan, kandungan lempung, tipe dari lempung (swelling
atau non swelling), dan lain – lain. Porositas Primer merupakan porositas
yang terbentuk dari matrix batuan yang terdeposisi secara alami, terkompaksi
dan tersementasi pada sedimen yang lepas. Pada batuan, nilai porositas
berkurang secara eksponensial terhadap kedalaman, hal ini disebabkan oleh
tekanan overburden menekan batuan, sehingga pori – pori pada batuan
mengecil.
2. Permeabilitas Permeabilitas merupakan porositas yang saling
berhubungan satu sama lain terhadap volume total batuan dan memiliki
kemampuan untuk mengalirkan fluida (darcy). Permeabilitas merupakan
parameter utama dalam penentuan tingkat produksi. Permeabilitas dibagi
menjadi 3 bagian, antara lain sebagai berikut :
 Permeabilitas absolute adalah kemampuan batuan untuk
meloloskan satu jenis fluida yang 100% jenuh oleh fluida tersebut.
 Permeabilitas efektif adalah kemampuan suatu batuan untuk
meloloskan satu macam fluid, jika terdapat dua macam fluida
yang imisicible (kg,ko,kw).
 Permeabilitas relative adalah perbandingan antara permeabilitas
efektif dan absolute.

3. Resistivitas Resistivitas merupakan daya tahan batuan terhadap arus


listrik (Ω m). Beberapa jenis batuan memiliki resistensi yang berbeda untuk
menahan arus listrik tergantung pada bentuk dan dimensinya. Dalam
interpretasi log, hidrokarbon, batuan, dan air tawar dari formasi semua
diasumsikan bertindak sebagai isolator terhadap aliran arus listrik. Air garam
merupakan konduktor dan memiliki resistivitas yang rendah serta memiliki
salinitas 30.000 – 35.000 part per million (ppm).
Resistivitas adalah pengukuran dasar dari saturasi fluida reservoir dan
merupakan fungsi dari porositas, jenis fluida (hidrokarbon, air asin atau air
tawar), jumlah fluida dan jenis batuan. Karena batuan dan hidrokarbon
bertindak sebagai isolator dan air asin bersifat konduktif, sehingga
pengukuran resistivittas dengan alat logging dapat dilakukan untuk
mendeteksi hidrokarbon dan memperkirakan porositas reservoir. Selama
kegiatan pengeboran sumur, fluida bergerak ke dalam formasi berpori dan
permabel disekitar lubang bor, sehingga pengukuran resistivitas yang tercatat
pada jarak yang berbeda kedalam formasi memiliki nilai resistivitas yang
berbeda.

C. Lingkungan Sumur
Saat sumur di bor menembus kedalam formasi, ukuran lubang bor
merupakan diameter bagian luar dari mata bor, namu diameter lubang bor
dapat lebih besar atau lebih kecil dari diameter mata bor. Hal ini disebabkan
oleh runtuhnya serpih dan sementasi batuan berpori yang buruk (wash out)
dan bertambahnya kerak pada lumpur formasi yang berpori dan permeable
mengakibatkan kecilnya lubang sumur. Log caliper merupakan alat logging
yang digunakan sebagai alat untuk mengukur diameter lubang bor. Dalam
setiap kegiatan pengeboran menggunakan jenis lumpur yang khusus. Lumpur
memiliki fungsi sebagai fluida bantu dalam memindahkan cutting dari lubang
bor, melicinkan dan mendinginkan mata bor, serta menjaga kelebihan tekanan
bor terhadap tekanan formasi. Pada saat terjadi perbedaan tekanan, maka
perbedaan tekanan lumpur bor akan terdorong kedalam dan merembes masuk
ke formasi. Ketika terjadi rembesan lumpur kedalam formasi, maka akan
membentuk kerak lumpur. Fluida yang masuk ke formasi disebut filtrat
lumpur (mud filtrat).
Ketika filtrat lumpur menembus formasi, maka akan terbentuk 3 zona invasi
sebagai berikut :
1. Flushed Zone (Rxo) Memiliki jarak beberapa inch dari lubang bor,
biasanya zona ini tidak terapat air formasi. Pada flushed zone pori – pori
terisi oleh filtrat lumpur dan hydrocarbon sisa. Sehingga nilai dari
resistivitas akan mengalami peningkatan.
2. Invaded Zone (Ri)
Merupakan zona yang muncul apabila fluida formasi dan filtrat lumpur
bercampur. Hal ini terjadi diantara flushed zone dan uninvaded zone. 3.
Uninvaded Zone (Rt) Merupakan zona yang tidak terinvasi oleh filtrat
lumpur atau hanya terisi oleh fluida formasi.

Invasi lumpur pemboran terhadap jarak dan resistivitas :


A. Step Profile : Filtrat lumpur terdistribusi seperti silinder disekitar lobang
bor. Bentuk silinder tersebut secara mendadak curam bila kontak dengan
uninvaded zone, diameter silinder digambarkan sebagai dj. Dalam invaded
zone pori-pori terisi oleh filtrat lumpur, pada uninvaded zone terisi oleh air
formasi atau hirdokarbon. Pada contoh ini uninvaded zone diisi 100% air
(tidak ada hidrokarbon) sehingga resistivitasnya rendah. Resistivitas pada
invaded zone = Rxo, dan pada uninvaded zone = Ro (bila berkaitan dengan
air formasi) atau Rt (bila berkaitan dengan hidrokarbon)

B. Transition Profile : Ini merupakan model yang paling realistis. Distribusi


masih berupa silinder, tapi invasi filtrat lumpur berkurang secara berangsur
(gradasi), agak Interpretasi Well Log Untuk Evaluasi Formasi Universitas
Islam Riau curam, menyambung dengan zona transisi disebelah luar dari
zona invaded. Pada Flushed Zone (Rxo) pori-pori terisi filtrat lumpur
(Rmf) dan memberikan harga resistivitas yang tinggi. Pada Transition Zone
(Ri) pori-pori terisi filtrat lumpur (Rmf), air formasi (Rw) dan, jika ada,
sisa hidrokarbon. Pada Uninvaded Zone (Ro) pori terisi air formasi (Rw),
dan jika ada, hidrokarbon (Rt) (pada diagram ini hidrokarbon tidak muncul
sehingga harga resistivitas pada uninvaded zone rendah).

C. Annulus Profile : menggambarkan distribusi sementara fluida jika operasi


logging dihentikan sementara waktu (tidak akan terekam pada log).
Annulus profile menggambarkan adanya fluida yang muncul antara
invaded dan uninvaded zone dan merupakan tanda keberadaan
hidrokarbon. Profil ini hanya dapat dideteksi oleh log induksi (ILD atau
ILM) segera setelah sumur di bor dan memberikan harga resistivitas tinggi.
Pada saat filtrat lumpur masuk ke dalam zona tersebut, air formasi
terdorong keluar, kemudian air formasi yang keluar tersebut membentuk
cincin (annular ring) pada batas invaded zone, profil ini hanya dapat terjadi
pada hydrocarbon bearing zone.

D. Temperature Formasi
Temperature formasi (Tf) menjadi salah satu faktor penting dalam analisa
log, karena resistivitas lumpur pemboran (Rm), filtrat lumpur (Rmf), dan
air formasi (Rw) bervariasi terhadap temperature. Penentuan temperature
formasi digunakan untuk mengetahui : • Kedalaman Formasi •
Temperatur bottom hole (BHT) • Total Kedalaman Sumur (TD) •
Temperatur permukaan Temperature formasi didapatkan dengan
persamaan linear regresi sebagai berikut :
𝑇𝑓 = 𝑔𝐺𝐷 + 𝑇0
Dimana :
Tf = Temperature formasi
GG = Kemiringan Geothermal
D = Kedalaman T0 = Konstanta ( Temperature Permukaan) Atau
didapatkan dengan Chart dibawah ini :

Apabila diketahui : Temperature Permukaan, BHT, dan TD, maka dapat


dikerjakan dengan prosedur berikut ini :
 Menentukan terlebih dahulu gradient geothermal
 Cari titik BHT pada temperature permukaan (pada bagian bawah
chart)
 Tarik garis secara vertical sehingga menghasilkan garis potong
dengan TD (garis horizontal), Perpotongan yang terjadi
menunjukkan gradien temperature (garis diagonal)
 Ikuti garis gradien hingga kedalaman formasi
 Temperature formasi dapat dibaca pada perpotongan antara garis
gradien temperature dengan kedalam formasi Kemudian apabila
diketahui : Gradien Temperature, Kedalaman Formasi, dan
Temperature Permukaan, maka dapat dikerjakan dengan
menggunakan prosedur berikut ini :
 Menentukan Kedalam Formasi
 Menarik Garis hingga berpotongan dengan garis diagonal
(gradien)
 Menarik Garis ke skala temperature, kemudian baca nilai dari
temperature.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Evaluasi formasi dapat dilakukan dengan interpretasi pintas atau quick
look dan dengan menggunakan perangkat lunak tertentu. Analisis petrofisika
merupakan analisis yang dilakukan untuk memperoleh sifat fisik batuan dan
fluida reservoar. Hasil dari analisis petrofisika dapat digunakan untuk
menentukan zona produktif/potensial pada zona/lapisan reservoar di Formasi
Talang Akar sesuai dengan tujuan penelitian ini.

Porositas sebagai fungsi dari beberapa faktor litologi diantaranya


heterogenitas penyemenan, kandungan lempung, tipe dari lempung (swelling
atau non swelling), dan lain – lain. Porositas Primer merupakan porositas
yang terbentuk dari matrix batuan yang terdeposisi secara alami, terkompaksi
dan tersementasi pada sedimen yang lepas. Pada batuan, nilai porositas
berkurang secara eksponensial terhadap kedalaman, hal ini disebabkan oleh
tekanan overburden menekan batuan, sehingga pori – pori pada batuan
mengecil.

Permeabilitas Permeabilitas merupakan porositas yang saling berhubungan


satu sama lain terhadap volume total batuan dan memiliki kemampuan untuk
mengalirkan fluida (darcy). Permeabilitas merupakan parameter utama dalam
penentuan
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, A. S., Gani, R. M. G., Firmansyah, Y., & Zainal, R. M. (2021).


EVALUASI FORMASI MENGGUNAKAN ANALISIS PETROFISIKA
PADA FORMASI TUBAN LAPANGAN “SY” CEKUNGAN JAWA
TIMUR UTARA. Geoscience Journal, 5(2), 161-171

Saputro, J. (2012). Evaluasi Formasi Dari Estimasi Permeabilitas Pada


Reservoar Karbonat Reef Built-Up Menggunakan Artificial Neural
Network Berdasarkan Data Log (Doctoral dissertation, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember).

Hidayat, N. A., & Haris, A. (2016). Analisis Petrofisika dan Evaluasi formasi
Reservoar Berdasarkan Data Log Sumuran pada Lapangan “D”. Jurnal
Geosains Terapan, 2(3), 1-1.

Anda mungkin juga menyukai