Evaluasi Formasi
Dosen Pengampu “ Fitrianti ST.,M.T “
Disusun oleh :
Erawati 203210524
FAKULTAS TEKNIK
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................5
ISI...................................................................................................................................5
A. Well Logging...........................................................................................................5
B. Sifat Petrofisik Batuan dari Log Sifat......................................................................7
C. Lingkungan Sumur..................................................................................................9
D. Temperature Formasi...........................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................14
Kesimpulan..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini teknologi di dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas
bumi telah berkembang dengan pesat. Hal tersebut sangat diperlukan
mengingat harga minyak dan gas bumi yang semakin meningkat sehingga
perlu dilakukan eksplorasi terhadap sumur minyak baru maupun peningkatan
produksi terhadap sumur minyak yang telah ada sebelumnya.
ISI
A. Well Logging
Well Logging adalah perekaman data secara continue sebagai fungsi
kedalaman untuk mendapatkan variasi data tentang karakteristik formasi saat
kegiatan pemboran dilakukan. Metode well logging terbagi menjadi dua
macam berdasarkan prinsip pengukuran (fisik) yang ditunjukkan pada gambar
dibawah sebagai berikut :
1. Pengukuran Pasif yaitu mengukur sifat atau parameter yang dihasilkan
oleh formasi atau interaksi formasi dan fluida lubang bor tanpa sumber apa
pun (misalnya pengukuran Gamma Log, Self Potential (SP) Log, dan Log
Temperature).
2. Pengukuran Aktif yaitu mengukur ‘jawaban’ sinyal, pulsa, radiasi, arus
listrik hasil interaksi dengan formasi disekitar alat log. Biasanya terdiri dari
satu atau lebih detektor (misalnya Sonic Log, Resistivity Log).
Kegiatan well logging dilakukan untuk mencari kandungan migas yang
bisa diproduksikan secara ekonomis didalam suatu formasi batuan. Adapun
hasil dari pengukuran logging dapat digunakan untuk :
1. Evaluasi Formasi Sifat petrofisik batuan seperti porositas,
permeabilitas, dan resistivitas adalah data yang dapat direkam oleh log, yang
kemudian dikorelasikan dengan hasil analisis di laboratorium. Well logging
tidak hanya merekam sifat fisik tetapi juga sifat kimia dari batuan sedimen
dan fluida yang dikandungnya.
2. Korelasi Sumur Sumur yang akan dibor, perlu diperkirakan sifat fisik
batuan dan fluida yang terkandung di dalamnya berdasarkan korelasi sumur
tersebut dengan data logging dari beberapa sumur di sekitarnya. Sehingga
dapat diketahui kondisi geologi dari reservoir tersebut yang sangat dibutuhkan
dalam perencanaan pengeboran.
3. Deteksi Daerah Dengan Tekanan Berlebihan Log yang paling umum
digunakan untuk mendeteksi zona tekanan abnormal adalah log resistivitas,
akustik, dan densitas. Log lain seperti log neutron, bisa digunakan tetapi
kurang sensitif. Deteksi zona tekanan abnormal ditunjukan adanya lapisan
shale pada log. Di bawah tekanan kompaksi yang normal, porositas shale
akan berkurang terhadap kedalaman, akibat peningkatan tekanan over burden
secara bertahap. Peningkatan porositas shale dalam zone bertekanan tinggi
ditunjukkan oleh peningkatan porositas nyata dari shale pada log.
4. Analisa Mekanika Batuan Mekanika batuan dalam hal ini berkaitan
dengan rekahan (fracture). Rekahan amat penting untuk meningkatkan
produksi karena rekahan memiliki permeabilitas yang sangat besar yang dapat
mengalirkan minyak dan gas dalam jumlah yang besar. Berdasarkan
pengalaman di lapangan, rekahan dapat meningkatkan porositas formasi 0.5
s.d. 1.5 %. Deteksi rekahan dengan well logs umumnya dilakukan oleh log
akustik. Log amplitudo akustik biasanya disertakan dengan acoustic velocity
log sehingga peningkatan porositas, perubahan litologi dan lapisan shale dapat
diidentifikasi.
5. Analisa Kekuatan Semen Log-log yang berkaitan dengan analisa
kualitas semen adalah :
Cement Bond Log (CBL) digunakan untuk mengevaluasi ikatan
antara semen dengan casing. Peralatan sonik digunakan untuk
pengukuran ini.
Variable Density Log (VDL) digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan ikatan antara semen dengan formasi dan semen dengan
casing.
Cement Evaluation Log (CEL) digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan ikatan semen dengan casing. Perbedaannnya dengan
Cement Bond Log adalah CEL dapat mendeteksi hadirnya
channel.
C. Lingkungan Sumur
Saat sumur di bor menembus kedalam formasi, ukuran lubang bor
merupakan diameter bagian luar dari mata bor, namu diameter lubang bor
dapat lebih besar atau lebih kecil dari diameter mata bor. Hal ini disebabkan
oleh runtuhnya serpih dan sementasi batuan berpori yang buruk (wash out)
dan bertambahnya kerak pada lumpur formasi yang berpori dan permeable
mengakibatkan kecilnya lubang sumur. Log caliper merupakan alat logging
yang digunakan sebagai alat untuk mengukur diameter lubang bor. Dalam
setiap kegiatan pengeboran menggunakan jenis lumpur yang khusus. Lumpur
memiliki fungsi sebagai fluida bantu dalam memindahkan cutting dari lubang
bor, melicinkan dan mendinginkan mata bor, serta menjaga kelebihan tekanan
bor terhadap tekanan formasi. Pada saat terjadi perbedaan tekanan, maka
perbedaan tekanan lumpur bor akan terdorong kedalam dan merembes masuk
ke formasi. Ketika terjadi rembesan lumpur kedalam formasi, maka akan
membentuk kerak lumpur. Fluida yang masuk ke formasi disebut filtrat
lumpur (mud filtrat).
Ketika filtrat lumpur menembus formasi, maka akan terbentuk 3 zona invasi
sebagai berikut :
1. Flushed Zone (Rxo) Memiliki jarak beberapa inch dari lubang bor,
biasanya zona ini tidak terapat air formasi. Pada flushed zone pori – pori
terisi oleh filtrat lumpur dan hydrocarbon sisa. Sehingga nilai dari
resistivitas akan mengalami peningkatan.
2. Invaded Zone (Ri)
Merupakan zona yang muncul apabila fluida formasi dan filtrat lumpur
bercampur. Hal ini terjadi diantara flushed zone dan uninvaded zone. 3.
Uninvaded Zone (Rt) Merupakan zona yang tidak terinvasi oleh filtrat
lumpur atau hanya terisi oleh fluida formasi.
D. Temperature Formasi
Temperature formasi (Tf) menjadi salah satu faktor penting dalam analisa
log, karena resistivitas lumpur pemboran (Rm), filtrat lumpur (Rmf), dan
air formasi (Rw) bervariasi terhadap temperature. Penentuan temperature
formasi digunakan untuk mengetahui : • Kedalaman Formasi •
Temperatur bottom hole (BHT) • Total Kedalaman Sumur (TD) •
Temperatur permukaan Temperature formasi didapatkan dengan
persamaan linear regresi sebagai berikut :
𝑇𝑓 = 𝑔𝐺𝐷 + 𝑇0
Dimana :
Tf = Temperature formasi
GG = Kemiringan Geothermal
D = Kedalaman T0 = Konstanta ( Temperature Permukaan) Atau
didapatkan dengan Chart dibawah ini :
Hidayat, N. A., & Haris, A. (2016). Analisis Petrofisika dan Evaluasi formasi
Reservoar Berdasarkan Data Log Sumuran pada Lapangan “D”. Jurnal
Geosains Terapan, 2(3), 1-1.