Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

"PENGEBORAN MINYAK"

OLEH :

GADIH RANTI ( 1606100011 )

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya lah serta
Karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan topik "Pengeboran Minyak"
ini dengan lancar. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pemboran dan Penggalian.

Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan pengetahuan dan semangatnya dalam menyelesaikan makalah ini.

Namun sebagaimana layaknya seorang pemula, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran akan senantiasa diterima dengan
terbuka demi tersempurnanya makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis
maupun bagi pembaca.

Kupang, 24 Juni 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................
1.3 Tujuan........................................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................
2.1 Pengertian Pengeboran Minyak.................................................................................
2.2 Proses Pengeboran Minyak........................................................................................
2.3 Jenis Pengeboran Minyak..........................................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................................

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................

3.2 Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak bumi terbentuk dari sisa-sisa tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati
sejak zaman dahulu, diperkirakan sekitar 10 sampai 600 juta tahun yang lalu. Setelah organisme
tersebut mati, jasad mereka tertinggal di cekungan dasar laut membentuk endapan lumpur yang
kaya akan lumpur organik. Setelah beribu-ribu tahun lumpur organik tersebut terkubur dan
termampatkan oleh lapisan sedimen di atasnya dan berlahan-lahan berubah menjadi senyawa
kompleks campuran antara hidrogen dan karbon. Campuran senyawa kompleks inilah yang kita
kenal sebagai minyak bumi.
Pengeboran merupakan salah satu tahapan kegiatan yang sangat penting dalam industri
perminyakan. Pengeboran merupakan pembuatan lubang yang menghubungkan reservoir
hidrokarbon dengan permukaan. Guna memproduksikan hidrokarbon dari dalam reservoir ke
permukaan. Usaha pembuangan lubang tersebut dari permukaan hingga kedalaman target secara
cepat, tepat dan aman, baik dari segi operasional maupun safety dan lingkungan.
Bangunan dan peralatan yang digunakan untuk pengeboran minyak terdiri dari anjungan
lepas pantai atau rig pengeboran. Anjungan lepas pantai adalah struktur atau bangunan yang di
bangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang.
Biasanya anjungan lepas pantai memiliki sebuah rig pengeboran yang berfungsi untuk
menganalisa sifat geologis reservoir maupun untuk membuat lubang yang memungkinkan
pengambilan cadangan minyak bumi atau gas alam dari reservoir tersebut.
Rig pengeboran adalah suatu instalasi peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam
reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral bawah
tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut atau lepas pantai (off
shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas pantai dapat melakukan
pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral, teknologi dan keekonomian
tambang bawah laut belum dapat dilakukan secara komersial. System utama dalam Rig
pemboran terdiri dari, Hoisting System; Circulating System; Rotating System; BOP System; dan
Power System.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran pengeboran minyak yang terdapat di pesisir atau lepas pantai?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui gambaran pengeboan minyak yang terdapat di pesisir atau lepas pantai
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian tentang pengeboran minyak
2. Mengetahui proses pengeboran minyak
3.Mengetahui jenis atau macam pengeboran minyak
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengeboran Minyak

Pengeboran minyak adalah usaha teknis yang dilaksanakan dengan membuang lubang ke
perut bumi dengan aman (sesuai dengan standar tertentu) sampai ke formasi yang kaya akan
kandungan minyak bumi dan gas. Lubang ini kemudian dilapisi dengan casing (pipa besi dengan
ukuran standar) dan dilakukan penyemenan (cementing) untuk meletakkan casing pada dinding
formasi. Dengan terhubungnya lapisan formasi dengan permukaan melalui lubang hasil
pengeboran, maka kandungan minyak bumi di dalam perut bumi dapat dimanfaatkan secara
komersial dalam jumlah yang ekonomis.

1. Pengertian Minyak Bumi

Minyak Bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum –
minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau
kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.
Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar
seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.

2. Sejarah Minyak Bumi

Minyak Bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat ini masih
merupakan komoditas yang penting. Minyak Bumi menjadi bahan bakar utama setelah
ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya penerbangan komersial, dan
meningkatnya penggunaan plastik.
Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal telah
digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada banyak lubang-lubang
minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon). Jumlah minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai
Issus, salah satu anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia Kuno
menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk kalangan menengah-atas
menggunakan minyak Bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi dari sumur yang digali dengan
bambu di China.
Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk
mendistilasi minyak tanah dari minyak Bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih murah
daripada harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan segera, pemakaian minyak Bumi
untuk keperluan penerangan melonjak drastis di Amerika Utara. Sumur minyak komersial
pertama di dunia yang digali terletak di Polandia pada tahun 1853. Pengeboran minyak kemudian
berkembang sangat cepat di banyak belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia
berkuasa. Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaijan menguasai produksi minyak dunia
pada akhir abad ke-19.

3. Pembentukan Minyak Bumi

Minyak bumi di kenal dengan sebutan bahan bakar fosil. Minyak bumi merupakan bahan
bakar yang berasal dari fosil? Jasad renik organisme yang hidup di lautan. Ketika organisme
tersebut mati, sisa-sisa tubuhnya akan akan mengendap di dasar lautan & tertutupi lumpur.
Pengaruh tekanan dan temperature tinggi mengubah lumpur menjadi lapisan bebatuan. Setelah
jutaan tahun, bakteri anaerob akan menguraikan sisa-sisa organisme tersebut dan mengubahnya
menjadi minyak bumi. Seiring dengan terjadinya reaksi penguraian, gas alam pun terbentuk. Gas
alam terletak si atas lapisan minyak bumi.
Minyak bumi tersebut terperangkap diantara lapisan batuan di dasar lautan. Minyak bumi
dapat berpindah dari suatu daerah ke daerah lain dan terdeposit di suatu tempat jika terhalang
oleh lapisan yang kedap zat cair dan gas (impervious layer). Proses terbentuknya minyak bumi
dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
a. Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi
berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali)
dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan
tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
b. Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh Engker (1911) yang menyatakan bahwa minyak bumi
terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme)
dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.

4. Komposisi Minyak Bumi

Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:

a. Hidrokarbon Jenuh (alkana)

Dikenal dengan alkana atau paraffin. Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama
(terbanyak), sedangkan rantai bercabang lebih sedikit. Senyawa penyusun diantaranya:
1) Metana CH4
2) etana CH3 CH3
3) propana CH3 CH2 CH3
4) butana CH3 (CH2)2 CH3
5) n-heptana CH3 (CH2)5 CH3
6) iso oktana CH3 - C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2

b. Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)

Dikenal dengan alkena. Keberadaannya hanya sedikit. Senyawa penyusunnya:


1) Etena, CH2 CH2
2) Propena, CH2 CH CH3
3) Butena, CH2 CH CH2 CH3

c. Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)

Dikenal dengan sikloalkana atau naftena. Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkane.
Senyawa penyusunnya :
1) Siklopropana
2) Siklopentana
3) Siklobutana
4) Siklopheksana
d. Hidrokarbon aromatic

Dikenal sebagai seri aromatik. Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit.


Senyawa penyusunannya:
1) Naftalena
2) Benzena
3) Antrasena
4) Toluena

e. Senyawa Lain

Keberadaannya sangat sedikit sekali. Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi
adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)

5. Pengolahan minyak bumi

Minyak bumi biasanya beradai 3-4 km di bawah permukaan. Untuk mengambil minyak
bumi tersebut kita harus membuat sumur bor yang telah di sesuaikan kedalamannya. Minyak
mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tangker atau dialirkan ke kilang minyak dengan
menggunakan pipa. Minyak mentah yang tadi diperoleh belum bisa dimanfaatkan sebagai bahan
bakar maupun keperluan lainnya. Minyak mentah tersebut haruslah diolah terlebih dahulu.
Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 hingga C-
50. Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimana minyak mentah
dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok dengan titik didih yang mirip. Hal tersebut dilakukan
karena titik didih hidrokarbon meningkat seiring dengan bertambahnya atom karbon (C) dalam
molekulnya.
Mula mula minyak metah dipanaskan pada suhu sekitar 400oC. Setelah dipanaskan
kemudian di alirkan ke menara fraksionasi. Di menara inilah terjadi proses destilasi. Yaitu proses
pemisahan larutan dengan menggunakan panas sebagai pemisah. Syarat utama agar terjadinya
proses desilasi adalah adanya perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap. Dengan
demikian apabila komposisi fase cair dan face uap sama maka proses destilasi tidak mungkin
dilakukan. Proses destilasi pada kilang minyak bumi merupakan pengolahan secara fisika yang
primer sebagai awal dari semua proses.
6. Skema eksplorasi minyak dan alat penyulingan

Minyak mentah hasil dari pengeboran di alirkan ke kapal tangker untuk kemudian di
distribusikan ke kilang minyak. Disinilah terjadi proses destilasi yang sudah di jalaskan di atas.
Pertama, miyak mentah dipanaska dengan suhu sekitar 400oC. Komponen yang titik didihnya
lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan akan mengalir turun ke bawah, sedangkan yang titik
didihnya lebih randah akan menguap naik ke atas melalui sungkup-sungkup yang disebus
sungkup gelembung. Semakin keatas suhu di dalam menara fraksionasi itu semakin rendah.
Dengan demikian, setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun
dan terpisah, sedangkan komponen dengan titik didih lebih rendah akan terus naik ke bagian
yang lebih atas lagi. Begitulah seterusnya, sehingga komponen yang paling atas itu berupa gas.
Komponen yang berupa gas itu disebut gas petrolium. Kemudia gas petrolium tersebut dicairkan
dan dikelan sebagai LPG (Liquefied Petroleum Gas).

7. Hasil olahan minyak bumi

Dari skema di halaman sebelumnya kita dapat melihat hasil-hasil dari proses destilasi
minyak mentah. Diantaranya yaitu :

a. LPG

Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI, merupakan gas
hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas, yang komponen utamanya
adalah gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) lebih kurang 99 % dan selebihnya adalah gas
pentana (C5H12) yang dicairkan.

b. Bahan bakar penerbangan

Bahan bakar penerbangan salah satunya avtur yang digunakan sebagai bahan bakar
persawat terbang.
c. Bensin

Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting
sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-
C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan.

d. Minyak tanah (kerosin)

Bahan bakar hidrokarbon yang diperoleh sebagai hasil penyulingan minyak bumi dengan titik
didih yang lebih tinggi daripada bensin; minyak tanah; minyak patra.

e. Solar

Diesel, di Indonesia lebih dikenal dengan nama solar, adalah suatu produk akhir yang digunakan
sebagai bahan bakar dalam mesin diesel yang diciptakan oleh Rudolf Diesel, dan disempurnakan
oleh Charles F. Kettering.

f. Pelumas

Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan

g. Lilin

Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar
padat. Bahan bakar yang digunakan adalah paraffin

h. Minyak bakar

Minyak bakar adalah hasil distilasi dari penyulingan minyak tetapi belum membentuk
residu akhir dari proses penyulingan itu sendiri. Biasanya warna dari minyak bakar ini adalah
hitam chrom. Selain itu minyak bakar lebih pekat dibandingkan dengan minyak diesel.
i. Aspal

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis.

2.2 Proses Pengeboran Minyak

Minyak bumi adalah salah satu sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbaruhi.
Maka dari itu dalam pengambilan minyak bumi tidak boleh sembarangan, tidak boleh di eksplor
berlebihan. Selain itu juga dalam proses pengeboran untuk mendapat minyak bumi tidak boleh
sembarangan, harus sesuai dengan prosedur yang berlaku. Berikut ini Proses Pengeboran Minyak
Bumi sesuai dengan standard internasional:
1. Seismic
Proses ini bertujuan untuk mencari titik yang memiliki kandungan gas/ minyak bumi.
Dengan menggunakan gelombang akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah.
Gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang
ini akan diolah dan terlihatlah lapisan-lapisan tanah untuk diolah manakah lapisan yang
berpotensi mengandung gas/oil.

Gambar 2.2.1 Proses pengeboran Seismic


2. Drilling and well construction
Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya pakai rig (tempat untuk
mensupport proses pengeboran, dsb).simpel nya, kita membuat lubang di tempat yang
diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas di tempat tersebut. Perlu di ketahui dalam
proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa di kontrol, langsung ke surface),
jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah. Pressure downhole / dalam tanah lebih
besar dari pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya pake mud a.k.a lumpur dengan
spesific gravity (berat jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan hydrostatic pressure yang bisa
menahan pressure dari dalam. Setelah "lubang" siap, maka selanjutnya akan di cek apakah ada
kandungan minyak/ gas nya.
3. Well logging
Proses ini yang paling mahal. Tool nya mahal, karena harus tahan pressure dan
temperature yang tinggi. Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini juga mengambil
sample untuk nantinya d cek kandungannya (minyak, gas, ato cuma air).
Dari sini ketahuan lapisan tanah dan batuan. Mana yang mengandung air, mana yang ada gas,
dan lapisan tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya.

Gambar 2.2.3 Well Logging


4. Well testing
Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung oil/gas di
"tembak", dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara pori-pori batuan akan
mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik menuju ke permukaan
tanah).
Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu untuk menjaga
under balance (sumur masih bisa di kendalikan), contoh liquid: Brine, diesel, ato air aja.
Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan dicari rate nya. Untuk minyak
berapa bopd (barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas, berapa mmscfmm/d (million
metric standart cubic feet per day atau berapa juta cubic feet) yang bisa dihasilkan sumur
tersebut. Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data-data tentang
pressure, temperature, specific grafity untuk selanjutnya diolah oleh reservoir engineer. Data ini
akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir
sumur tersebut. Gas/minyak dibakar agar tidak mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya
sudah sangat maju, dengan mixture gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan pembakaran
yang optimal.

Gambar 2.2.4 Well Testing

5. Well completion
Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur siap
diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring pasir yang dihasilkan setelah proses
penembakan dalam well testing. Pasir yang sampai ke surface dengan pressure diibaratkan
"peluru" yang nantinya akan membahayakan line produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh
pasir dan akhirnya burst (pecah). Dengan completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap
pasir di dalam sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke surface.

Gambar 2.2.5 Well Completion

6. Production
Inilah proses yang membahagiakan, dimana sumur siap untuk berproduksi dan nantinya akan
diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai bentuk. Contoh: Minyak tanah,
bensin, solar,kerosin, lpg, dan lain-lain.

2.3 Jenis Pengeboran Minyak

Dalam dunia perminyakan, macam-macam sumur terbagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Sumur Eksplorasi (Wildcat) merupakan sumur yang dibor pertama kali untuk menentukan
keterdapatan minyak dan gas pada lokasi yang masih baru.
2. Sumur Konfirmasi (Confirmation Well), merupakan sumur yang digunakan untuk memastikan
apakah hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan. Sumur ini akan dilakukan pemboran
di lokasi sekitar sumur eksplorasi.
3. Sumur Pengembangan (Development Well) merupakan sumur yang dibor pada suatu lapangan
minyak yang telah ada. Sumur ini memiliki tujuan untuk mengambil hidrokarbon secara
maksimal di lapangan yang telah ada.
Dalam hal sumur perminyakan, juga dikenal adanya beberapa istilah mengenai sumur itu sendiri,
yaitu:
1. Sumur Produksi, merupakan sumur yang mampu menghasilkan minyak bumi, gasbumi,
maupun keduanya. Dan memiliki aliran fluida dari bawah ke atas.
2. Sumur Injeksi, merupakan sumur yang digunakan untuk menginjeksi fluida tertentu ke dalam
formasi dan memiliki aliran fluida dari atas ke bawah.
3. Sumur Vertikal, merupakan sumur yang lurus dan memanjang secara vertikal.
4. Sumur Berarah (Deviated Well, Directional Well), merupakan sumur yang secara geometri
tidak memiliki bentuk yang lurus vertikal, melainkan dapat berbentuk S, J, maupun L.
5. Sumur Horizontal, merupakan sumur yang memiliki bagian yang berarah horizontal, dan
merupakan bagian dari sumur berarah.
Dalam pembuatan sumur dalam dunia perminyakan tidak dapat dilepaskan dari alat yang
dinamakan dengan Rig. Rig itu sendiri merupakan serangkaian peralatan khusus yang digunakan
untuk membor suatu sumur atau pengakses sumur. Rig itu dicirikan dengan adanya menara yang
terbuat dari baja yang dapat digunakan untuk menaikan dan menurunkan pipa-pipa tubular pada
sumur.
Berdasarkan lokasinya. Rig itu sendiri terbagi atas dua macam, yaitu:
1. Rig Darat (Land Rig), merupakan rig yang beroperasi di daratan dan dibedakan atas rig
besar dan rig kecil. Pada rig kecil biasanya hanya digunakan untuk pekerjaan sederhana seperti
Well Service atau Work Over. Sementara itu, untuk rig besar bisa digunakan untuk operasi
pemboran, baik secara vertikal maupun direksional. Rig darat ini sendiri dirancang secara
portable sehingga dapat dengan mudah untuk dilakukan pembongkaran dan pemasangannya dan
akan dibawa menggunakan truk. Untuk wilayah yang sulit terjangkau, dapat menggunakan
heliportable.
2. Rig Laut (Offshore Rig), merupakan rig yang dioperasikan di atas permukaan air seperti
laut, rawa-rawa, sungai, danau, maupun delta sungai. Dari Rig Laut (Offshore Rig) sendiri
terbagi atas berbagai macam jenis berdasarkan kedalaman air yaitu:
a. Swamp Barge, merupakan jenis rig laut yang hanya pada kedalaman maksimum 7
meter. Dan, sangat sering dipakai pada daerah rawa-rawa dan delta sungai. Rig jenis ini
dilakukan dengan cara memobilisasi rig ke dalam sumur, kemudian ditenggelamkan dengan cara
mengisi Ballast Tanksnya dengan air. Pada rig jenis ini, proses pengeboran dilakukan setelah rig
duduk didasar dan Spud Cannya tertancap didasar laut.
b. Tender Barge, merupakan jenis rig laut yang sama dengan model Swamp Barge,
namun dipakai pada kedalaman yang lebih dalam lagi.
c. Jack Up Rig, rig jenis ini menggunakan platform yang dapat mengapung dengan
menggunakan tiga atau empat kakinya. Kaki-kaki pada rig ini dapat dinaikan dan diturunkan,
sehingga untuk pengoperasiannya semua kakinya harus diturunkan hingga ke dasar laut.
Kemudian, badan dari rig ini diangkat hingga di atas permukaan air dan memiliki bentuk seperti
platform. Untuk melakukan perpindahan tempat, semua kakinya harus dinaikan dan badan rignya
akan mengapung dan ditarik menggunakan kapal. Pada operasi pengeboran menggunakan rig
jenis ini dapat mencapai kedalaman lima hingga 200 meter.
d. Drilling Jacket, merupakan jenis rig yang menggunakan platform berstruktur baja.
Pada umumnya memiliki bentuk yang kecil dan sangat cocok berada di laut dangkal maupun laut
tenang. Rig jenis ini sering dikombinasikan dengan RigJack Up maupun Tender Barge.
e. Semi-Submersible Rig, jenis rig yang sering disebut “semis” ini merupakan model rig
yang mengapung (Flooded atau Ballasted) yang menggunakan Hullatau semacam kaki. Rig ini
dapat didirikan dengan menggunakan tali mooringdan jangkar agar posisinya tetap diatas
permukaan laut. Dengan menggunakanThruster (semacam baling-baling) yang berada
disekelilingnya, dan Ballast Control System, sistem ini dijalalankan dengan menggunakan
komputer sehingga rig ini mampu mengatur posisinya secara dinamis dan pada level diatas air
sesuai keinginan. Rig ini sering dipakai jika Jack Up Rig tidak mampu menjangkau permukaan
dasar laut. Karena jenis rig ini sangat stabil, maka rig ini sering dipakai pada lokasi yang
berombak besar dan memiliki cuaca buruk, dan pada kedalaman 90 hingga 750 meter.
f. Drill Ship, merupakan jenis rig yang bersifat mobile dan diletakan di atas kapal laut,
sehingga sangat cocok untuk pengeboran di laut dalam (dengan kedalaman lebih dari 2800
meter). Pada kapal ini, didirikan menara dan bagian bawahnya terbuka ke laut (Moon Pool).
Dengan sistem Thruster yang dikendalikan dengan komputer, dapat memungkinkan sistem ini
dapat mengendalikan posisi kapalnya. Memiliki daya muat yang lebih banyak sehingga sering
dipakai pada daerah terpencil maupun jauh dari daratan.
Berdasarkan fungsi-fungsi dari rig itu sendiri, dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Drilling Rig, merupakan rig yang digunakan untuk melakukan proses pemboran pada sumur,
baik sumur baru, cabang sumur baru, maupun memperdalam sumur lama.
2. Workover Rig, rig ini memiliki fungsi untuk melakukan penutupan sesuatu terhadap sumur
yang telah ada, misalnya berupa perawatan, perbaikan, penutupan, dan sebagainya.
Komponen-komponen pada rig itu sendiri pada umumnya terbagi menjadi lima dalam bagian
besar, yaitu:
1. Hoisting System, secara umum komponen terdiri dari Drawworks (kadang disebut Hoist),
Mast atau Derrick, Crown Block, Traveling Block, dan Wire Rope(Drilling Line). Hoisting
System berfungsi untuk menurunkan dan menaikan tubular (pipa pemboran, peralatan
completion, atau pipa produksi) untuk keluar dan masuk lubang sumur.
2. Rotary System, merupakan komponen dari rig yang berfungsi sebagai pemutar pipa-pipa di
dalam sumur. Pada pemboran konvesional, pipa pemboran (Drill Strings) memutar mata-bor
(Drill Bit) untuk penggalian sumur.
3. Circulation System, komponen ini memiliki fungsi berupa mensirkulasikan fluida pemboran
untuk keluar dan masuk ke dalam sumur dan menjaga agar properti lumpur seperti yang
diinginkan. Sistem sirkulasi ini meliputi antara lain: pompa tekanan tinggi untuk memompakan
lumpur keluar dan masuk ke dalam sumur, dan pompa rendah digunakan untuk mensirkulasikan
lumpur di permukaan. Kemudian, peralatan untuk mengkondisikan lumpur: Shale Shaker:
berfungsi untuk memisahkan “solid” hasil pemboran (Cutting) dari lumpur, Desander: berfungsi
untuk memisahkan pasir, Degasser: berfungsi untuk mengeluarkan gas, Desilter: berfungsi untuk
memisahkan partikel padat berukuran kecil.
4. Blowout Prevention System, komponen ini berfungsi untuk mencegah terjadinyaBlowout
(meledaknya sumur di permukaan dikarenakan adanya tekanan tinggi dari dalam sumur). Pada
komponen ini bagian yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang terdiri atas berbagai
macam katup (Valve) dan dipasang di kepala sumur (Wellhead).
5. Power System, komponen ini berupa sumber tenaga yang berfungsi untuk menggerakan
semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber tenaga, biasanya
menggunakan mesin diesel berkapasitas besar. Pada sebuah rig untuk Power Systemnya,
tergantung dari ukuran dan kedalaman sumur yang akan di capai, biasanya akan membutuhkan
satu atau lebih Prime Mover. Pada rig besar biasanya memiliki tiga atau empat buah, bersama-
sama mereka membangkitkan tenaga sebesar 3000 atau lebih Horsepower. Dan, tenaga yang
dihasilkan juga harus dikirim ke komponen rig yang lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengeboran minyak adalah usaha teknis yang dilaksanakan dengan membuang lubang ke
perut bumi dengan aman (sesuai dengan standar tertentu) sampai ke formasi yang kaya akan
kandungan minyak bumi dan gas. Lubang ini kemudian dilapisi dengan casing (pipa besi dengan
ukuran standar) dan dilakukan penyemenan (cementing) untuk meletakkan casing pada dinding
formasi. Dengan terhubungnya lapisan formasi dengan permukaan melalui lubang hasil
pengeboran, maka kandungan minyak bumi di dalam perut bumi dapat dimanfaatkan secara
komersial dalam jumlah yang ekonomis.

Proses pengeboran minyak meliputi proses yang sesuai dengan standar internasional yaitu
seismic yang bertujuan untuk mencari titik yang mengandung gas atau minyak bumi, drilling and
well construction yang bertujuan untuk membuat lubang di tempat yang diidentifikasi ada
kemungkinan sumber minyak atau gas, well logging bertujuan untuk mengambil sampel lapisan
tanah untuk dicek kandungannya, well testing yaitu proses penembakan tempat dimana
mengandung minyak dan gas, well completion untuk menyaring pasir yang dihasilkan oleh
proses penembakan, dan production yaitu sumur siap untuk berproduksi.

Jenis pengeboran minyak diantaranya adalah dibagi berdasarkan tujuannya yaitu


pengeboran eksplorasi, pengeboran konfirmasi, pengeboran pengembangan. Berdasarkan
lokasinya dibagi menjadi pengeboran darat, pengeboran lepas pantai. Sedangan berdasarkan
bentuk lubangnya meliputi pengeboran lurus, pengeboran berarah, produksi, injeksi, vertical, dan
horizontal.

3.2 Saran

Pengeboran minyak tentu akan berdampak buruk bagi lingkungan disamping adanya
dampak positif bagi kehidupan, maka dapat disarankan agar tidak memperparah dampak
terhadap lingkungan baik pengeborannya sendiri maupun hasil pengeborannya:
1. Menghemat energy semaksimal mungkin karena SDA tersebut jika tidak dihemat maka
lama kelamaan akan habis.
2. Menggunakan transportasi umum dan berkendara sesuai dengan prinsip ramah
lingkungan.
3. Menjaga hutan tetap lestari.
4. Memproduksi bensin bebas timbal (Pb).
5. Memproduksi bioetanol dan biodiesel.
6. Mengembangkan mobil listrik.
7. Mengembangkan mobil hibrida.
DAFTAR PUSTAKA

http://wahyumurvydika.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html

efkoleflye.blogspot.com/2011/03/proses-pengeboran-minyak-bumi.html

https://omc.proxsisgroup.com/proses-proses-pengeboran-minyak-bumi/

Anda mungkin juga menyukai