Anda di halaman 1dari 55

BAB III

MINERALOGI

3.1 DASAR TEORI

3.1.1 Pengertian Mineralogi

Mineralogi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari mengenai


mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara
terjadinya dan kegunaannya.
Secara Umum Mineral dapat didefinisikan sebagai benda padat
homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai
komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang
tersusun secara teratur.
Benda padat homogen artinya bahwa mineral itu hanya terdiri dari satu
fase padat, hanya satu macam material, yang tidak dapat diuraikan menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh suatu proses fisika. Dengan
adanya suatu persyaratan mineral-mineral itu benda padat, maka cairan dan gas-
gas tidak termasuk. Es adalah mineral tetapi air bukan mineral.
Terbentuk secara anorganik artinya benda-benda padat homogen yang
dihasilkan oleh binatang dan tumbuh-tumbuhan tidak termasuk, maka dari itu
kullit tiram (dan mutiara di dalamnya) meskipun terdiri dari Calsium Carbonat
yang tidak dapat dibedakan secara kimia maupun fisika dari mineral aragonite,
tidak dianggap sebagai mineral.
Mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu artinya bahwa
mineral itu merupakan senyawa kimia, dan senyawa kimia mempunyai
komposisi pada batas-batas tertentu yang dinyatakan dengan suatu rumus.
Rumus kimia mineral dapat sederhana maupun kompleks tergantung dari
banyaknya unsur-unsur yang ada dan proporsi kombinasinya.
Atom-atom yang tersusun secara teratur merupakan ukuran dari keadaan
kristalisasinya, cara ini untuk pembentukan, susunan atom yang teratur ini dapat
tergambar pada bentuk luar kristalnya, dari kenyataan bahwa adanya susunan
atom-atom yang teratur di dalam kristalin yang padat telah disimpulkan dari
teraturnya bentuk luar, lama sebelum sinar X ditemukan.

3.1.2 Defenisi Mineral Menurut Para Ahli

Defenisi mineral menurut para ahli :


L.G. Berry & B. Mason 1959

44
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam dan
terbentuk secara anorganik dengan komposisi kimia pada batas-batas tertentu
serta mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.

D.G.A. Whitten & J.R.V. Brooks 1972


Mineral adalah bahan padat dengan struktur homogen yang
mempunyai komposisi kimia tertentu dan dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
A.W.R. Potter & H. Robinson 1977
Mineral adalah zat atau bahan homogen yang mempunyai komposisi
kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan
hasil suatu kehidupan.
Kraus, dkk., 1959
Mineral adalah suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi
kimia yang khas dan biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang
kadang-kadang dapat menjelma dalam bentuk geometris tertentu.
Setiap jenis mineral tidak saja terdiri dari unsur-unsur tertentu, tetapi
juga mempunyai bentuk tertentu yang di sebut bentuk kristal.
Batasan - batasan Defenisi Mineral:
a) Suatu bahan alam. Artinya terbentuk secara alamiah, bukan dibuat
oleh manusia.
b) Mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yang tetap. Dimana sifat fisik ini
mencakup: warna, kekerasan, belahan, perawakan, pecahan, dan lain
sebagainya. Sedangkan sifat kimia mencakup: nyata api terhadap api
oksidasi atau api reduksi, dan lain sebagainya.
c) Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap. Beberapa contoh
unsur tunggal antara lain: diamond(c), native silver(Ag), dan lain-lain.
Sedangkan unsur senyawa diantaranya berupa: Barit(BaSO4),
magnetit(Fe3O4), zircon(ZrSiO4), dan lain-lain.
d) Umumnya bersifat anorganik, dimana mineral bukan hasil dari suatu
kehidupan.
e) Homogen, artinya mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain
yang lebih sederhana.
f) Berupa padat, cair, dan gas.

45
a.2 CARA PEMERIAN NAMA MINERAL

Sifat-Sifat Fisik Yang Diselidiki


Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat
fisik mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat fisik suatu
mineral ini sangat diperlukan di dalam mendeterminasi atau mengenal mineral secara
megaskopis atau tanpa menggunakan mikroskop. Dengan cara ini seseorang dapat
mendeterminasi mineral lebih cepat dan biasanya langsung di lapangan tempat di
mana sampel tersebut ditemukan. Sifat-sifat mineral tersebut meliputi: warna,
perawakan kristal, kilap, kekerasan mineral, goresan, belahan, pecahan, daya tahan
terhadap pukulan, berat jenis, kemagnetan, rasa dan bau serta derajat ketransparanan.
a.2.1 Warna (Colour)
Bila suatu permukaan mineral dikenai suatu cahaya, maka cahaya yang
mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (absorpsi) dan
sebagian akan dipantulkan (refleksi). Warna ini penting untuk membedakan
antara warna yang disebabkan oleh campuran atau pengotoran dan warna asli
elemen-elemen utama pada mineral tersebut. Warna mineral dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
a. Idiokromatik : warna mineral yang selalu tetap. Umumnya dijumpai
pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opak), seperti galena,
magnetit = hitam, pirit = kuning loyang, belerang = kuning, azurite =
biru dan sebagainya.

Gambar 3.1 Warna idiokromatik pada Azurite.


b. Allokromatik : warna mineral yang tidak tetap, tergantung dari material
pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya
seperti kuarsa, dan kalsit.

Gambar 3.2 Warna allokromatik pada kuarsa

46
a.2.2 Perawakan Kristal
Perawakan kristal adalah bentuk khas mineral di tentukan oleh bidang yang
membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relative bidang-bidang tersebut.
Kita perlu mengenal perawakan yang terdapat pada beberapa jenis mineral,
walaupun perawakan kristal bukan merupakan ciri tetap mineral. Contoh:
mika selalu menunjukan perawakan kristal yang mendaun (foliated),
amphibol, selalu menunjukan perawakan kristal meniang (columnar).
Perawakan kristal di bedakan menjadi 3 golongan (Pearl, 1975) yaitu:
elongated habits, flattened habits, dan rounded habits.

1. Elongated habits (meniang/berserabut) yang terbagi atas :


a. Meniang (columnar) yaitu bentuk Kristal prismatic yang menyerupai
bentuk tiang.

Gambar 3.3 Meniang

Gambar 3.4 Contoh mineral : (a) Pirolusit, (b) Tourmalin.


b. Menyerat (fibrous) yaitu bentuk Kristal yang menyerupai serat-serat kecil.

Gambar 3.5Menyerat

(a) (b)
47
Gambar 3.4 Contoh mineral : (a)Asbestos, (b)Silimanite.

c. Menjarum (Acicular) yaitu bentuk Kristal yang menyerupai jarum-jarum


kecil.

Gambar 3.5 Menjarum

(a) (b)
Gambar3.6 Contoh mineral : (a)Aragonit (b) Natrolite

d. Menjaring (Reticulate) yaitu bentuk Kristal yang kecil panjang yang tersusun
menyerupai jarring.

Gambar 3.7 Menjaring

Gambar 3.8 Contoh mineral : Cerussite

48
e. Membenang (Filliform) yaitu bentuk Kristal kecil-kecil yang menyerupai
benang.

Gambar 3.9 Membenang

Gambar 3.10 Contoh mineral : Perak


f. Menjari (Radiated) yaitu bentuk Kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-
jari.

Gambar 3.11 Menjari

Gambar 3.12 Contoh mineral : Pyrophilite

49
2. Flattened habits (lembaran tipis) yang terbagi atas :
a. Membilah (bladed) yaitu bentuk Kristal yang panjang dan tipis
menyerupai bilah kayu dengan perbandingan antara lebar dengan tebal
sangat jauh.

Gambar 3.13 Membilah

Gambar 3.14 Contoh mineral : Kyanite

b. Memapan (tabular) yaitu bentuk Kristal yang pipih menyerupai bentuk


papan, dimana lebar dengan tidak terlalu jauh.

Gambar 3.15 Memapan

Gambar 3.16 Contoh mineral : Barite


c. Membata (Blocky) yaitu bentuk Kristal tebal menyerupai bentuk bata,
dimana perbandingan antara lebar dengan tebal hampir sama.

50
Gambar 3.17 Membata

(a) (b)
Gambar 3.18 Contoh mineral : (a) Vanadinite (b) Microcline

d. Mendaun (Foliated) yaitu bentuk Kristal pipih dengan melapis (lamellar)


perlapisan yang mudah dikupas atau dipisahkan.

Gambar 3.19 Mendaun

Gambar 3.12 Contoh mineral : Mica

e. Memencar (divergent) yaitu bentuk Kristal yang tersusun menyerupai bentuk


kipas terbuka.

Gambar 3.22 Memencar

51
Gambar 3.23 Contoh mineral : Pirit

f. Membulu (plumose) yaitu bentuk Kristal yang tersusun membentuk bulu.

Gambar 3.24 Membuluh

Gambar 3.25 Contoh mineral : Dezcloizite

3. Rounded habits (membutir) yang terbagi atas :


a. Mendada (Mamillary) yaitu bentuk Kristal yang menyerupai buah dada.

Gambar 3.26 Mendada

Gambar 3.27 Contoh mineral : Malakhit


52
b. Membulat (colloform) yaitu bentuk Kristal yang menunjukan permukaan
yang bulat-bulat.

Gambar 3.28 Membulat

(a) (b)
Gambar 3.29 Contoh mineral : (a) Kryptomelan (b) Geothite

c. Membulat jari (colloform radial) yaitu bentuk Kristal yang membulat dengan
struktur dalam memencar menyerupai bentuk jari.

Gambar 3.30 Membulat jari

Gambar 3.31 Contoh mineral : Pyromorphite


53
b. Membutir (granular) yaitu bentuk Kristal berupa kelompok Kristal kecil yang
berbentuk butiran.

Gambar 3.32 Membutir

Gambar 3.33 Contoh mineral : Sodalite

c. Memisolit (pisolitic) yaitu bentuk Kristal berupa kelompok Kristal lonjong


sebesar kerikil seperti kacang tanah.

Gambar 3.34 Contoh mineral : Bauksit

d. Stalaktit (stalactic) yaitu bentuk Kristal yang membulat dengan litologi


gamping.

Gambar 3.35 Stalaktit

54
Gambar 3.36 Contoh mineral : Goethite

e. Mengginjal (Reniform) yaitu bentuk Kristal yang menyerupai bentuk ginjal.

Gambar 3.37 Mengginjal

Gambar 3.38 Contoh mineral : Hematit

a.2.3 Kilap (Luster)

Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan


padanya. Kilap dibedakan menjadi 2, yaitu kilap logam (metallic luster) dan
kilap bukan logam (non metallic luster). Kilap logam memberikan kesan
seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-
mineral bijih, seperti emas, galena, pirit, dan kalkopirit. Sedangkan kilap
bukan logam tidak memberikan kesan logam jika terkena cahaya. Selain itu,
adapula kilap sub-metalik (sub-metallic luster), yang terdapat pada mineral-
mineral yang mempunyai indeks bias antara 2,6-3.
Kilap bukan logam dapat dibedakan menjadi:
a) Kilap Kaca(Vitreous Luster); Memberikan kesan seperti kaca atau gelas
bila terkena cahaya. Contohnya: kalsit, kuarsa, dan halit.
b) Kilap Intan (adamantine Luster); Memberikan kesan cemerlang seperti
intan.

55
c) Kilap Sutera (Silky Luster); Memberikan kesan seperti sutera. Umumnya
terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat. Seperti asbes,
aktinolit, dan gipsum.
d) Kilap Lilin (Waxy Luster); Merupakan kilap seperti lilin yang khas.
e) Kilap Mutiara (Pearly Luster); Memberikan kesan seperti mutiara atau
seperti bagian dalam dari kulit kerang. Kilap ini ditimbulkan oleh mineral
transparan yang berbentuk lembaran. Contohnya talk, dolomit, muskovit,
dan tremolit.
f) Kilap Lemak (Greasy Luster); Menyerupai lemak atau sabun. Hal ini
ditimbulkan oleh pengaruh tekanan udara dan alterasi. Contohnya talk
dan serpentin.
g) Kilap Tanah (Earthy Luster); Kenampakannya buram seperti tanah.
Misalnya kaolin, limonit,dan bentonit.

Gambar 3.39 : Contoh Kilap Mineral

a.2.4 Kekerasan Mineral (Hardness)

Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Penentuan


kekerasan relatif mineral ialah dengan jalan menggoreskan permukaan mineral yang
rata pada mineral standar dari skala Mohs yang sudah diketahui kekerasannya, yang
dimulai dari skala 1 yang paling lunak hingga skala 10 untuk mineral yang paling
keras.

56
Tabel 3.1 Skala kekerasan relatif mineral (Mohs)
Kekerasan Mineral Rumus Kimia

1 Talc Mg3Si4O10(OH)2

2 Gypsum CaSO4.2H2O

3 Calcite CaCO3

4 Fluorite CaF2

5 Apatite Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)

6 Orthoclase KAlSi3O8

7 Quartz SiO2

8 Topaz Al2SiO4(OH,F)2

9 Corundum Al2O3

10 Intan C

Misalnya suatu mineral di gores dengan kalsit (H=3) ternyata mineral itu tidak
tergores, tetapi dapat tergores oleh fluorite (H=4), maka mineral tesebut mempunyai
kekerasan antara 3 dan 4. Dapat pula penentuan kekerasan mineral dengan
memepergunakan alat-alat yang sederhana misalnya:

 Kuku jari manusia H = 2,5


 Kawat tembaga H = 3
 Pecahan kaca H = 5,5
 Pisau baja H = 5,5
 Kikir baja H = 6,5
 Lempeng baja H = 7
Bilamana suatu mineral tidak tergores oleh kuku manusia tetapi oleh kawat tembaga,
maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.

a.2.5 Gores (Streak)

Gores atau cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Cerat dapat sama
atau berbeda dengan warna mineral. Umumnya warna cerat tetap. Gores ini di

57
pertanggung jawabkan karena stabil dan penting untuk membedakan 2 mineral yang
warnanya sama tetapi goresnya berbeda.

Gores ini di peroleh dengan cara mengoreskan mineral pada permukaan


keeping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan lebih dari 6, maka
dapat di cari mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna
putih. Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberikan gores yang lebih
terang dari pada warna mineralnya sendiri. Mineral yang mempunyai kilap metallic
kadang-kadang mempunyai warna gpres yang lebih gelap dari warna mineralnya
sendiri. Ada beberapa mineral warna dan gores sering menunjukan warna yang sama.

Gambar 3.40 Contoh goresan mineral cinnabar dan pyrite.

Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna


putih. Contohnya:
a. Quartz (putih/tak berwarna).
b. Gypsum (putih/tak berwarna).
c. Calcite (tak berwarna).
Mineral bukan logam (non metallic mineral) dan berwarna
gelap akan memberikan gores yang lebih terang dari pada warna
mineralnya sendiri. Contohnya:
a. Leucite (warna abu-abu/gores putih).
b. Dolomite (warna kuning sampai merah jambu/gores
putih).
Mineral yang mempunyai kilap metallic kadang-kadang
mempunyai warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya
sendiri. Contohnya:
a. Pyrite (warna kuning loyang/gores hitam).
b. Copper (warna merah tembaga/gores hitam).
c. Hematite (Warna abu-abu kehitaman/gores merah).

58
Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukan
warna yang sama. Contohnya:
a. Cinnabar (warna dan gores merah).
b. Magnetite (warna dan gores hitam)
c. Azurite (warna dan gores biru).

a.2.6 Belahan (Cleavage)

Belahanadalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya


membelah melaluibidang-bidang belahan yang rata dan licin. Bidang
belahanumumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut.Belahan
dapat di bedakan menjadi:
a. Sempurna (perfect)
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang
merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang
belahannya.
b. Baik (good)
Yaitu apabila mineral muidah terbelah melalui bidang belahannya
yang rata, tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya.
c. Jelas (distinct)
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi
mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak
rata.
d. Tidak jelas (indistinct)
Yaitu apabila arah belahannya masih terlihat, tetapi kemungkinan
untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.
e. Tidak sempurna (imperfect)
Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan
mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.

Jumlah arah belahan :0


Contoh mineral : Kwarsa
Keterangan :Tidak
mempunyai
belahan yang ada
hanya pecahan.

Jumlah arah belahan :1


59
Contoh mineral : Muskovit
Keterangan :Belahan
sempurna, satu
arah. Disebut
belahan basal,
belahan tegak
lurus arah
perpanjangan
prisma.

Jumlah arah belahan :2


Contoh mineral : Augit
Keterangan :Belahan baik.
Dua arah. Saling
membuat sudut
sembilan puluh
derajat. Belahan
prismatik.

Jumlah arah belahan :2


Contoh mineral : Hornblende
Keterangan :Belahan baik.
Dua arah. Salah
satu sudut belahan
kurang lebih1200.
Belahan
prismatik.

Jumlah arah belahan :2


Contoh mineral : Ortoklas
Keterangan :Belahan baik.
Dua arah. Saling
menyudut tegak-
lurus. Belahan
prismatik.

60
Jumlah arah belahan :2
Contoh mineral : Plagioklas
Keterangan : Belahan baik.
Dua arah. Saling
menyudut hampir-
hampir tegak-
lurus. Belahan
prismatik.

Jumlah arah belahan :3


Contoh mineral : Kalsit
Keterangan :Belahan tiga arah
sempurna.
Belahan
Romboeder.

Jumlah arah belahan :3


Contoh mineral : Anhidrit
Keterangan : Belahan tiga
arah. Dua
prismatik, satu
belahan baik dan
yang lain tidak
begitu baik; satu
belahan basal,
sempurna.

Jumlah arah belahan :4


Contoh mineral : Flourit
Keterangan : Empat arah
belahan.
Kesemuanya
sempurna.
Belahan oktaeder.

61
Jumlah arah belahan :6
Contoh mineral : Sfalerit
Keterangan : Enam arah
belahan,
kesemuanya
sempurna.
Belahan
dodekaeder.

Gambar 3.41 Macam-macam pola belahan pada mineral

a.2.7 Pecahan (Fracture)

Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang


yangtidak rata dan tidak teratur. Pecahan dapat dibedakan menjadi:
a. Pecahankonkoidal (Choncoidal): Pecahan yang memperlihatkan
gelombang yang melengkung di permukaan. Bentuknya menyerupai
pecahan botol atau kulit bawang.
b. Pecahan berserat/fibrus (Splintery): Pecahan mineral yang
menunjukkan kenampakanseperti serat, contohnya asbes, augit.
c. Pecahan tidak rata (Uneven): Pecahan mineral yang
memperlihatkanpermukaan bidang pecanya tidak teratur dan kasar,
misalnya pada garnet.
d. Pecahan rata (Even): pecahan mineral yang permukaannya rata dan
cukup halus. Contohnya minerallempung.
e. Pecahan Runcing (Hacly): Pecahan mineral yang permukaannya tidak
teratur, kasar,dan ujungnya runcing-runcing. Contohnya mineral
kelompok logam murni.
f. Pecahan tanah (Earthy), bila kenampakannya seperti tanah, contohnya
mineral lempung.

a.2.8 Daya Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)

Tenacity adalah suatu reaksi atau daya tahan mineral terhadap gaya
yang mengenainya, seperti penekanan, pemecahan, pembengkokan,
pematahan, pemukulan, penghancuran, dan pemotongan. Tenacity dapat
dibagi menjadi:
a. Brittle (Rapuh); apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus.

62
b. Sectile (Dapat Diiris); apabila mineral mudah dipotong dengan pisau
dengan tidak berkurang menjadi tepung.
c. Ductile (Dapat Dipintal); dapat ditarik dan diulur seperti kawat. Bila
ditarik akan menjadi panang, dan apabila dilepaskan akan kembali
seperti semula.
d. Malleable (Dapat Ditempa); apabila mineral ditempa dengan palu akan
menjadi pipih.
e. Elastis (Lentur); dapat merenggang bila ditarik, dan akan kembali
seperti semula bila dilepaskan.
f. Flexible ; apabila mineral dapat dilengkungkan dengan mudah.

a.2.9 Berat Jenis (Specific Gravity)

Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral


dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama. Dalam penentuan
berat jenis dipergunakan alat-alat seperti: piknometer, timbangan analitik, dan
gelas ukur.

Berat jenis dapat dirumuskan sebagai berikut:

a.2.10 Kemagnetan

Sifat kemagnetan yang perlu dicatat dalam praktikum mineral fisik


adalah sifat dari mineral yang diselidiki, apakah paramagnetik ataukah
diamagnetik.

a. Ferromagnetik (magnetik): yaitu mineral tersebut memiliki daya tarik


kuat terhadap magnet.
b. Paramagnetik (magnetik): yaitu mineral tersebut mempunyai daya tarik
terhadap magnet tetapi lebih lemah dibandingakan ferromagnetik.
c. Diamagnetik (non-magnetik): yaitu mineral tersebut mempunyai daya
tolak terhadap magnet.

a.2.11 Rasa dan Bau


Disamping dari sifat-sifat yang telah dibahas sebelumnya, beberapa
mineral juga mempunyai bau dan rasa.
Rasa Mineral Terbagi Atas:
1. Astringet (Rasa yang umum dimiliki oleh loogam)
2. Sweetist (Rasa seperti pada tawas)
3. Saline (Rasa asin seperti yang dimiliki oleh garam)
4. Alkaline (Rasa seperti soda)
63
5. Bitter (Rasa Pahit)
6. Cooting (Rasa seperti pada sendawa)
7. Sour (Rasa seperti asam belerang/Masam)
Bau Mineral Terbagi Atas:
1. Alliaceous (Bau seperti bawang, bisa dimiliki ketika dipanaskan)
2. Horse Raddish Odor (Berbau busuk seperti bangkai)
3. Sulphurous (Bau Khas belerang)
4. Bituminous (Bau seperti aspal)
5. Fetid (Bau Seoerti telur busuk)
6. Argiterous (Bau tanah pada lempung)

a.2.12 Derajat Ketransparanan


Sifat Transparan dari suatu mineral tergantung pada kemampuan
mineral tersebut mentransmit sinar cahaya (berkas sinar). Sesuai dengan hal
ini, variasi mineral dibedakan atas:

a. Opaque mineral; yaitu mineral-mineral yang tidak tembus


cahaya meskipun dalam bentuk lembaran tipis. Mineral-mineral
ini permukaannya mempunyai kilauan metalik dan meninggalkan
berkas hitam atau gelap.

Gambar 3.42 Contoh Opaque Mineral.


b. Transparant mineral; yaitu mineral-mineral yang tembus
pandang seperti kaca.

Gambar
3.43 Contoh Transparant Mineral
c. Translucent mineral; yaitu mineral-mineral yang tembus cahaya
tapi tidak tembus pandang.

64
Gambar 3.26 Contoh Translucent Mineral.

d. Mineral-mineral yang tidak tembus pandang dalam bentuk


pecahan-pecahan tetapi tembus cahaya pada lapisan yang tipis

Gambar 3.27 Contoh Mineral.yang tembus cahaya pada lembaran tipis


a.3 DESKRIPSI MINERAL

a.3.1 Klasifikasi Mineral

Klasifikasi mineral yang biasa digunakan adalah klasifikasi dari Dana yang
mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristalnya. Dana membagi
mineral dalam 9 golongan ( Klein & Hurlburt, 1993), yaitu :
a.3.1.1 Silicate Class

Silicate Class merupakan kelas terbesar, sering di sebut juga Silicon


dioxide, gabungan dari 2 unsur yang paling melimpah yaitu Silicon kerak
bumi dan oksigen (SiO2) dan dengan ion tambahan lainnya seperti aluminium,
magnesium, besi dan calcium. Masa kerak bumi adalah 59 % Silika,
konstituen utama lebih dari 95 % batuan diketahui. Contoh mineral kelas
Silikat adalah Olivin (Mg,Fe)2 SiO4 , Kuarsa (SiO2), Serpentine
(Mg6Si4O10(OH)4), Kaolinit (Al4Si4O10(OH)8).

65
Gambar 3.28 Contoh Mineral Silicate Class (Kuarsa).

a.3.1.2 Carbonate Class


Carbonate class merupakan mineral yang terdiri dari anion (CO3)2-
dan termasuk Calcite dan aragonite (keduanya merupakan Calcium
Carbonate), Dolomit (Magnesium/Calcium Carbonate) dan Siderite (besi
Carbonate).
Carbonate terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai
plankton. Carbonate juga terbentuk pada daerah evaporit dan pada daerah
karst yang membentuk gua/caves, stalaktit, dan stalagmite. Carbonate Class
juga termasuk mineral Nitrate dan Borate. Contoh mineral Carbonate class
adalah Dolomit (CaMg(CO3)2), Aragonite (CaCO3), Siderit (FeCO3),
Magnesit (MgCO3), Smithsonite (ZnCO3).

Gambar 3.29 Contoh Mineral Carbonate Class (Dolomite).

a.3.1.3 Sulfate Class


Mineral kelas Sulfat terdiri dari anion Sulfate SO42- biasanya terbentuk
di daerah evaporitic yang tinggi kadar airnya perlahan lahan menguap
sehingga formasi sulfat dan Halida berinteraksi. Contoh mineral kelas sulfat
66
adalah Anhydrite (CaSO4), Barite (BaSO4), dan Gypsum (CaSO42H2O).
Termasuk juga Kromat, Molybdat, Selenat, Sulfite, Tellurate, dan Tungstate.

Gambar 3.30 Contoh Mineral Sulfate Class (Barite)

a.3.1.4 Halide Class


Halide Class adalah kelas mineral yang membentuk garam alami dan
juga termasuk Fluorit (Calcium Fluoride), Halite (Sodium Chlorida), Sylvite
(Potassium Chlorida) dan Sal Ammoniac (Ammonium Chlorida). Sama
halnya dengan Sulfat, Halida juga di temukan di daerah evaporit seperti danau
playa dan laut yang terkurung daratan seperti laut mati dan danau garam besar.
Contoh mineral kelas Halida adalah Fluorit (CaF2), dan Halite (NaCl).

Gambar 3.31 Contoh Mineral Halide Class (Fluorite)


a.3.1.5 Oxide Class
Mineral kelas oksida biasanya terbentuk dekat permukaan bumi,
teroksidasi dari hasil pelapukan mineral lain dan sebagai mineral pelengkap
pada batuan beku yang terdapat di kerak dan mantel bumi. Mineral-mineral
kelas oksida sangat penting dalam dunia pertambangan karena bijih (ores)
terbentuk dari mineral-mineral kelas oksida, kelas mineral ini pun juga
mempengaruhi perubahan kutub magnetic bumi. Contoh mineral kelas Oksida
adalah Rutile (TiO2), Hematite (Fe2O3), Spinel (MgAl2O4), Magnetite (Fe3O4),
Korundum (Al2O3), Pyrolusit (MnO2)

67
Gambar 3.32 Contoh Mineral Oxide Class (Spinel)
a.3.1.6 Sulfide Class
Mineral kelas Sulfide merupakan kelas mineral yang juga pembentuk
bijih (ores), juga merupakan kombinasi antara logam atau semi-logam dengan
belerang (S). Contoh mineral kelas Sulfida adalah Pyrite (FeS2), Galena
(PbS), Bornite (Cu5FeS5), Sphalerite (Zn,Fe)S.

Gambar 3.33 Contoh Mineral Sulfide Class (Galena)

a.3.1.7 Phosphate Class


Mineral fosfat merupakan persenyawaan kimia antara unsur-unsur
logam dengan Phospate radical. Ribuan spesies dari golongan ini dapat
dikenali, namun keadaannya tidak berlimpah. Sifat dari golongan ini berubah-
ubah tetapi umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna dan
kristalisasinya baik.
Mineral kelas fosfat termasuk mineral dengan unit AO4, A berupa
phosphorus, antimony, arsenic atau vanadium. Contoh mineral fosfat adalah
Apatit (Ca5(PO4)3(OH,F,Cl)), Zuenerite (Cu(UO2)2(AsO4)2-10-16H2O),

68
Monasit ( (Ce, La, Y, Th)PO4 ), termasuk juga mineral Arsenat, Vanadat dan
mineral-mineral Antimonit.

Gambar 3.34 Contoh Mineral Phosphate Class (Apatit)


a.3.1.8 Native Elements Class
Native elements merupakan unsur-unsur bebas, bukan merupakan
unsure-unsur gabungan. Mineral kelas elemen terdiri dari metal dan elemen
intermetalik (emas, perak dan tembaga), semi-metal dan non-metal
(Antimony, Bismuth, Grafit, sulfur). Kelas ini juga termasuk campuran logam
alam seperti electrum, fosfida, silisida, nitride dan carbida. Contoh mineral
kelas elemen adalah Perak (Ag), Bismut (Bi), Intan (C), Grafit (C), Sulfur (S),
Tembaga (Cu), Emas (Au).

Gambar 3.35 Contoh Mineral Native Element (Tembaga/Native Copper)

a.3.2 Laporan Mineral


Dalam laporan mineral ini, meliputi deskripsi dari seluruh mineral dan
terutama mineral yang dimiliki nilai ekonomis saja. Mineral dalam laporan ini
hanya ada beberapa mineral saja. Deskripsi mineral-mineral ini meliputi
beberapa sifat fisik, seperti:

1. Deskripsi mineral : yang berupa penamaan mineral itu sendiri dengan


pengklasifikasiaannya yang didasarkan pada kemiripan komposisi
69
kimia dan struktur kristalnya pada golongannya masing-masing
menurut Dana.
2. Warna : Warna daripada mineral itu sendiri (baik warna asli maupun
warna yang di sebabkan oleh mineral pengotornya).
3. Sistem dan Perawakan kristal : Sistem kristal (penampangnya secara
geometri, kenampakan bentuk luar maupun struktur dalamnya) dan
bentuk khas yang di timbulkan dari mineral tersebut. Misalnya
Hexagonal dan Meniang.
4. Kilap : Kilapan yang timbul oleh cahaya yang di pantulkan dari
permukaan mineral. Misalnya kilap logam (Metallic luster).
5. Kekerasan : Daya tahan mineral terhadap goresan ( Berdasarkan
Skala Mohs 1-10).
6. Goresan : Warna dalam bentuk serbuk halus.
7. Belahan dan pecahan : misalnya sempurna & choncoidal.
8. Tenacity : misalnya Brittle.
9. Berat Jenis : Dalam gram/cm2
10. Kemagnetan : untuk mengetahui sifat mineral apakah memiliki gaya
tarik terhadap magnet (Paramagnetik) atau tidak (Diamagnetik).
11. Derajat transparan : kemampuan mineral mentransmit sinar cahaya
(berkas sinar). Misalnya Transparant mineral.
12. Sifat khas : Sifat-sifat mineral yang dilihat setelah melihat dan
mendeskripsikan mineral secara keseluruhan.
13. Nama dan rumus kimia : Penamaan mineral yang telah di kenal
berikut rumus kimia rumus kimia. Misalnya Kuarsa (SiO2).
14. Kegunaan : manfaat dari mineral tersebut, baik dalam bentuk aslinya
maupun sesudah di proses dan menjadi bahan konsumsi.
15. Genesa : Peristiwa geologis yang menyebabkan terbentuknya
mineral tersebut

70
DESKRIPSI BEBERAPA MINERAL PENTING

1. Emas (Au)

Sistem Kristal : Isometrik


Warna : Kuning
Goresan : Kuning
Kilap : Metalik
Belahan dan pecahan : Tak – ada ; hakli ( pecahan bergerigi dengan
ujung yang tajam ).
Kekerasan : 2,5 – 3 Skala Mohs
Berat jenis : 19,3 gr/cm3

Genesis : Kebanyakan emas terdapat dalam urat-urat kuarsa


yang terbentuk melalui proses hidrotermal; dan sering
bersama- sama pirit dan mineral-mineral sulfida yang
lain, telurid perak-emas, skhelit dan turmalin. Bila
urat-urat mengandung emas melapuk, maka emas-
emas akan terpisah dan kemudian mengendap sebagai
deposit aluvial, atau terangkut oleh aliran air dan
mengendap di suatu tempat sebagai deposit letakan
(placer deposit), bersama pasir, dan atau kerikil-
kerakal.

Manfaat :sumber logam emas; dipakai untuk membuat


perhiasan, instrumen-instrumen saintifik, lempengan
elektrode, pelapis gigi dan emas lantakan.

71
2. Perak (Ag)

Sistem Kristal : Isometrik.


Warna : Putih – Perak
Goresan : Coklat, atau abu-abu sampai hitam.
Belahan dan Pecahan : Tak – ada
Kekerasan : 2,5 – 3 Skala Mohs
Berat Jenis : 10,5 gr/cm3
Genesis : sejumlah kecil perak nativ dapat dijumpai dalam zona
oksidasi pada suatu deposit bijih, atau sebagai deposit
yang mengendap dari larutan hidrotermal primer. Ada
3 jenis deposit primer, yaitu: 1. Barasosiasi dengan
sulfida, zeolit, kalsit, barit, fluorit dan kuarsa, 2.
Berasosiasi dengan arsenida dan sulfida kobalt, nikel
dan perak, dan bismuth nativ, dan 3. Berasosiasi
dengan uranit dan mineral-mineral nikel-kobalt.
Manfaat : Sumber logam perak; dipakai untuk membuat
perhiasan, alat-alat makan-minum, barang-
barangkerajinan tangan, alat-alat elektronik,
penyepuhan dan sebagai emulsi film fotografi.
3. Tembaga (Cu)

Sistem kristal : Isometrik.


Warna : Merah-tembaga , atau merah-mawar terang.
Goresan : Merah metalik.
Belahan dan pecahan : Tak ada ; hachly

72
Kekerasan : 2,5 – 3 Skala Mohs
Berat Jenis : 8,94 gr/cm3
Genesis : sejumlah kecil tembaga native dijumpai pada zona oksidasi
dalam deposit tembaga yang berasosiasi dengan kuprit,
malakit dan azurit. Deposit primer umumnya berasosiasi
dengan batuan beku basa ekstrutif, dan tembaga native
terbentuk dari pengendapan yang dihasilkan dari reaksi antara
larutan hidrotermal dan mineral-mineral oksidasi besi. Pada
deposit tipe ini, tembaga nativ berasosiasi dengan khalkosit,
bornit, epidot, kalsit, prehnit,datolit, khlorit, zeolit dan
sejumlah kecil perak native
Manfaat : sumber minor bijih tembaga, banyak digunakan dalam
kelistrikan, umumnya sebagai kawat, dan untuk membuat
logam-logam campuran, seperti kuningan (campuran
tembaga dan seng), perunggu (campuran tembaga dan timah
dengan sedikit seng) dan perak Jerman (campuran tembaga
seng dan nikel).

4. Grafit (C)

Sistem kristal : Hexagonal .


Warna : Hitam.
Goresan : Hitam.
Belahan dan pecahan : Sempurna pada ( 0001 ) ; tak ada
Kekerasan : 1 – 2 Skala Mohs
Berat jenis : 2,09 – 2,23 gr/cm3
Genesis : terbentuk pada lingkungan batuan metamorf,
baik pada metamorfisme regional, atau kontak.
Dapat dijumpai pada batu gamping kristalin,
genes, sekis, kuarsit, dan lapisan batubara
termetamorf.
Manfaat : digunakan dalam industri alat tulis, industri baja

73
dan kapal laut, setra sebagai pelapis tahan api pada
berbagai badan kapal laut militer

5. Intan (C)

Sistem kristal : isometrik.


Warna : putih kebiruan, hitam
Goresan : putih
Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 111 ) ; konkoidal.
Kekerasan : 10 Skala Mohs
Berat jenis : 3,50
Genesis : intan terbentuk pada pembentukan batuan
bekuultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau porfiri
kaya flogopit; batuan ini dikenal sebagai
kimberlit. Dapat dijumpai dalam depositaluvial,
baik di sungai-sungai maupun di pantai.
Manfaat: digunakan dalam industri sebagai alatpemotong
kaca, pengasah, dipasang pada mata bor untuk
eksplorasi; dan dijadikan batupermata.

6. Bornit (Cu5FeS5 )

Sistem kristal : Isometrik.


Warna : Merah-tembaga sampai kecoklatan
Goresan : Hitam keabuan.
Belahan dan pecahan : ( 111 ) tidak jelas ; konkoidal sampai tidak jelas.
Kekerasan : 3 Skala Mohs
Berat jenis : 5,06 – 5,08 gr/cm3
Genesis : Terbentuk secara proses hidrotermal, dan berasosiasi dengan

74
mineral-mineral sulfida yang lain ( Khalkosit,
Khalkopirit, kovelit, pirotit, dan pirit) dalam deposit
hidrogen. Bornit juga dijumpai dalam retas (dike), tubuh
intrusi batuan basa, tersebar dalam batuan basa, deposit
metamorfik kontak, dalam pegmatit dan urat-urat kuarsa.
Manfaat : Mineral bijih sumber logam tembaga

7. Galena (PbS)

Sistem kristal : Isometrik .


Warna : abu – abu timbal
Goresan : abu – abu timbal
Belahan dan pecahan : ( 001 ) Sempurna.
Kekerasan : 2,5 Skala Mohs
Berat jenis : 7,58 gr/cm3
Genesis : Terbentuk dalam batuan sedimen, urat-urat
hidrotermal dan juga pegmatit. berasosiasi
dengan mineral-mineralperak, sfalerit, pirit,
markasit, khalkopirit, serusit,anglesit, dolomit,
kalsit, kuarsa, baris, dan fluorit. Dapat pula
ditemukan dalam deposit
metamorfismekontak.
Manfaat : sumber logam timbal atau timah hitam ( Pb

75
8.Kalkopirit (CuFeS2)

Sistem kristal : Tetragonal .


Warna : merah kekuning - kuningan
Goresan : hitam kehijauan
Belahan dan pecahan : {001} kadang-kadang jelas ; tak rata
Kekerasan : 3,5 – 4 Skala Mohs
Berat jenis : 4,1 – 4,3 gr/cm3
Genesis : Terbentuk melalui proses hidrotermal,terutama
terdapat dalam deposit mesotermal dan
ipotermal. Dalam deposit hipotermal,
khalkopirit terdapat bersama pirit, turmalin,
kuarsa dan kasiterit. Dijumpai juga dalam
batuan beku, retas pegmatit dan dalam deposit
metamorfisme kontak.
Manfaat : mineral bijih sumber logam tembaga.

9. Khromit ( Mg,Fe ) Cr2O4

Sistem kristal : isometrik .


Warna : hitam – besi sampai hitam - kecoklatan
Goresan : coklat gelap
Belahan dan pecahan : tak ada ; tidak rata
Kekerasan : 5,5 Skala Mohs
Berat jenis : 5,09 gr/cm3
Genesis : terbentuk pada lingkungan batuan beku ultra
basa, seperti peridotit dan serpentit. Dapat pula
pada lingkungan sedimen, yaitu terdapat dalam
pasir
Manfaat : mineral bijih sumber logam khrom
76
10. Realgar (AsS)

Sistem kristal : Monoklin.


Warna : Merah-ungu
Goresan : Merah sampai jingga
Belahan dan pecahan : {010}baik, rata
Kekerasan : 1,5 – 2 Skala Mohs
Berat jenis : 3,56 gr/cm3
Genesis : Terbentuk secara proses hidrotermal, dan
terdapat dalam urat-urat sulfida bersama
orpiment dan mineral arsenic lainnya, juga
dengan stibnit, bijih timbal perak, atau bijih
emas. Kadang-kadang dijumpai puladalam
batugamping, dolomit, atau batuan lempungan,
juga sebagai hasil sublimasi dari emanasi
volkanik, atau sebagai deposit mata air panas.
Manfaat : Sumber logam arsen.

11. Stibnit (Sb2S3)

Sistem kristal : Orthorhombic.


Warna : Abu-abu timbal sampai kehitaman
Goresan : Abu-abu timbal sampai kehitaman
Belahan dan pecahan : {010} sempurna
Kekerasan : 2 Skala Mohs
Berat jenis : 4,52 – 4,63 gr/cm3
Genesis : Terbentuk melalui proses hidrotermal
bertemperatur rendah, terdapat dalam urat-urat
atau deposit pengganti ; dapat juga terbentuk

77
di lingkungan mata air panas berasosiasi
dengan realgar,orpiment galena, markasit, pirit.
Manfaat : Sumber logam antimony.

12. Arsenopirit (FeAsS)

Sistem kristal : Monoklin .


Warna : Putih-perak sampai abu-abu baja
Goresan : Hitam keabuan
Belahan dan pecahan : {101} tidak sempurna ; tidak rata
Kekerasan : 5,5, - 6 Skala Mohs
Berat jenis : 6,07 gr/cm3
Genesis : Terbentuk melalui proses hidrotermal
bertemperatur tinggi sampai menengah ; dan
berasosiasi dengan bijih timah dan tungsten
(pada deposit hidrotermal bertemperatur tinggi),
bijih perak dantembaga,galena, sfalerit, pirit, dan
khalkopirit. Dijumpai juga dalamurat-urat
kuarsa-emas, urat-urat kasiterit, pada deposit
metamorfisme kontak, pegmatite, dan tersebar
dalam batugamping kristalin.
Manfaat : Sumber utama logam arsen

78
13. Hematit (Fe2O3)

Tempat Ditemukan : Ciater, Jawa Barat


Sistem kristal : Hexagonal.
Warna : Abu-abu baja, atau coklat kemerahan sampai
hitam.
Goresan : Merah atau coklat kemerahan
Belahan dan pecahan : Tak ada; tidak rata.
Kekerasan : 5,5 – 6,5 Skala Mohs
Berat jenis : 5,26 gr/cm3
Genesis :Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku,
hidrotermal temperatur tinggi dan metamorfisme
kontak; juga dalam lingkungan sedimen.
Manfaat : sumber logam besi dan batu permata

14. Psilomelan,( Ba, H2O )2Mn5O10

Tempat Ditemukan : Kliripan, Jawa Tengah


Sistem kristal : Monoklin.
Warna : Hitam besi sampai abu-abu baja gelap
Goresan : Hitam kecoklatan sampai hitam.
Belahan dan pecahan : Tak-ada
Kekerasan : 5 – 6 Skala Mohs
Berat jenis : 4,71 gr/cm3
Genesis : Terbentuk pada lingkungan sedimen oksida
sebagai mineral sekunder yang sering
berasosiasi dengan pirolusit, gutit, limonit,
dan hausmanit dari hasil pelapukan silikat
atau karbonat mengandung mangan ; juga
79
sebagai massa konkresi dalam lempung, dan
dalam deposit danau atau rawa.
Manfaat : Sumber logam mangan

15. Pirolusit, MnO2

Tempat Ditemukan : Tasik, Jawa Barat


Sistem kristal : Tetragonal.
Warna : abu-abu baja terang sampai gelap, sampai
abu baja, kadang-kadang kebiruan.
Goresan : hitam
Belahan dan pecahan : {110} sempurna ; tidak rata.
Kekerasan : 6-6,5 (cristal-kristal), 2-6 (material masiv)
Berat jenis : 4,75 gr/cm3
Genesis : terbentuk pada lingkungan sedimen oksida;
sering ditemukan sebagai deposit rawa(bog),
danau, atau deposit laut dangkal.
Manfaat : sumber logam mangan

16. Kasiterit, SnO2

Tempat Ditemukan : Bangka


Sistem kristal : Tetragonal .
Warna : Kuning, atau coklat, kemerahan sampai
hitam kecoklatan, dapat juga putih (jarang).
Goresan : Putih, keabuan, atau kecoklatan.
Belahan dan pecahan : {100} sempurna, {110} tidak sempurna ;
konkoidal.
Kekerasan : 6 – 7 Skala Mohs
Berat jenis : 6,8 – 7,1 gr/cm3
Genesis : Terbentuk melalui proses hidrotermal
temperatur tinggi dan terdapat dalam urat-

80
urat, atau proses metamorfisme yang secara
genetik berhubungan dengan batuan silica.
Kasiterit sering berasosiasi dengan
wolframit, turmalin, topas, kuarsa,
fluorit,arsenopirit, muskovit, mika-
Li,bismulinit, bismut dan molibdenit.

Manfaat : sumber logam timah ( putih

17. Manganit, MnO(OH)

Tempat Ditemukan : Padang, Sumatera Barat


Sistem kristal : Monoklin.
Warna : Abu-abu baja gelap sampai hitam-besi.
Goresan : Coklat kemerahan sampai hitam.
Belahan dan pecahan : {010} sangat sempurna, {110} dan {001}
kurang sempurna
Kekerasan : 4 Skala Mohs
Berat jenis : 4,33 gr/cm3
Genesis : Terbentuk melalui proses hidrotermal
temperatur rendah, terdapat dalam urat-urat,
dan berasosiasi dengan barit, kalsit, siderit,
dan hausmanit. Dijumpai juga dalam
deposit yang terbentuk oleh aktivitas air
meteorik, dan terdapat bersama pirolusit,
gutit, psilomelan, dan mineral-mineral
mangan yang lain.
Manfaat : Mineral bijih sumber logam mangan

81
18. Fluorit, CaF2

Tempat Ditemukan : Garut, Jawa Barat


Sistem Cristal : Isometrik.
Warna : Sangat bervariasi, dapat tak-berwarna,
kuning anggur, hijau, biru kehijauan, biru
lembayung, putih, abu-abu, biru-langit,
hitam kebiruan, atau coklat.
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : {111} sempurna , subkonkoidal
Kekerasan : 4 Skala Mohs
Berat jenis : 3,18 gr/cm3
Genesis : Terbentuk melalui proses hidrotermal, dan
dijumpai dalam urat-urat, baik sebagai
mineral utama maupun sebagai mineral
yang bersama mineral-mineral bijih
metalik, khususnya timbal dan perak.
Umumnya dalam dolomit dan batugamping
; dan dapat pula terbentuk pada lingkungan
batuan beku dan pegmatit. Berasosiasi
dengan beberapa mineral, antara lain kalsit,
dolomit, gipsum, selestit, barit, kuarsa,
galena, sfalerit, kasiterit, topas, turmalin,
dan apatit.
Manfaat : Dipakai dalam industri kimia, peleburan
besi baja, gelas, Kaca-serat (fiberglass ) dan
tembikar.

82
19. Dolomit, CaMg(CO3)2

Tempat Ditemukan : Sumatera Utara, Papua


Sistem kristal : Trigonal.
Warna : Tak-berwarna, putih, abu-abu, atau kehijauan,
yang menjadi coklat kekuningan, atau coklat,
dapat juga merah muda, atau merah-mawar
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : Sempurna pada {10 11}
Kekerasan : 3,5 – 4 Skala mohs
Berat jenis : 2,85 gr/cm3
Genesis : Dapat terbentuk pada lingkungan sedimen,
melalui proses hidrotermal dan terdapat dalam
urat-urat, serta berasosiasi dengan fluorit, barit,
kalsit, siderit, kuarsa danmineral-mineral bijih
metalik.Dapatjuga terbentuk secara
metamorfisme.
Manfaat : Sumber logam magnesium, atau kalsium, dan
senyawa magnesium oksida yang digunakan
untuk membuat batubara tahan api.dapat juga
dibuat batu hias.

20. Malakhit, Cu2(CO3)(OH)2

Tempat Ditemukan : Broken Hill, New South Wales, Australia


Sistem Cristal : Monoklin.
Warna : Hijau cemerlang.
Goresan : Hijau pucat.

83
Belahan dan pecahan : {201} sempurna, {010}baik ; tak-rata
Kekerasan : 3,5 – 4 Skala Mohs
Berat jenis : 3,9 – 4,03 gr/cm3
Genesis : Malakhit adalah mineral tembaga sekunder,
umumnya terdapat dalam mintakat oksidasi atas
pada suatu deposit bijih tembaga, khususnya
pada daerah yang berbatugamping, dan sering
berasosiasi dengan azurite, limonit, kalsit,
kalsedon, khrisokola, dan mineral-mineral
sekunder tembaga, timbal, atau seng, dan
lainnya.
Manfaat : Mineral bijih sumber minor logam tembaga,
digunakan juga sebagai batu-hias, dan batu
Permata

21. Barit, BaSO4

Tempat Ditemukan : Kalimantan Barat


Sistem kristal : Orthorhombic.
Warna : Tak-berwarna sampai putih ; dapat pula
kuning,coklat, kemerahan, abu-abu, kehijauan,
atau biru.
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : {001} dan {210} sempurna.
Kekerasan : 3 – 3,5 Skala Mohs
Berat jenis : 4,5 gr/cm3
Genesis : Terbentuk melalui proses hidrotermal
temperatur rendah sampai menengah, dan
terdapat dalam urat-urat bersama bijih perak,
timbal, tembaga, kobalt, mangan, antimon.
Dapat juga berasosiasi dengan fluorit, kalsit,
siderit, dolomit dan kuarsa
Manfaat : Digunakan sebagai van untuk membuat lumpur

84
bor ( drilling mud ) yang dipakai pada pemboran
minyak bumi dan gas.

22. Gipsum, CaSO42H2O

Tempat Ditemukan : Besuku, Jawa Timur


Sistem kristal : Monoklin.
Warna : Tak-berwarna dan transparan, dapat pula putih,
abu -abu,dan kekuningan bila masif.
Goresan : Putih
Belahan dan pecahan : {010} sempurna ; {100} dengan permukaan
konkoidal, dan {011} dengan pecahan yang
fibrus.
Kekerasan : 2 Skala Mohs
Berat jenis : 2,32 gr/cm3
Genesis : Terbentuk dalam lingkungan sedimen, dan serin
berselingan dengan batugamping, serpih,
batupasir,lempung dan garam batuan.
Manfaat : Digunakan dalam industri konstruksi, sebagai
pembenah tanah dan pupuk.

23. Kuarsa, SiO2

Tempat Ditemukan : Sampit, Kalimantan Tengah


Sistem Cristal : Hexagonal
Warna : Tak-berwarna sampai putih, kadang-kadang
berwarna karena pengotoran.
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : Tak-ada ; konkoidal.
Kekerasan : 7 Skala Mohs
85
Berat jenis : 2,65 gr/cm3
Genesis : Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku,
pegmatit, hidrotermal, metamorfik dansedimen.

Manfaat : Dipakai dalam industri konstruksi, sebagai flux


dalamindustri metalurgi, pembuatan gelas,
keramik, refraktori, amplas, filter,batupermata
dan optic
24. Opal, SiO2.nH2O

Tempat Ditemukan : Kebumen, Jawa Tengah


Sistem kristal : Tak-ada.
Warna : Tak-berwarna, atau putih ; ada juga abu-abu,
coklat, atau merah, yang biasanya disebabkan oleh
kotoran berbutir halus.
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : Tak-ada ; konkoidal.
Kekerasan : 5,5 – 6,5 Skala Mohs
Berat jenis : 2,0 – 2,2 gr/cm3
Genesis : Terbentuk sebagai deposit mata air panas pada
kedalaman yang dangkal, deposit air meteorik,
Atau deposit larutan hipogen temperature
rendah. Sering mengisi rekah-rekah ataurongga-
rongga pada batuan, dan mengganti sel-sel kayu.
Dapat juga dihasilkan oleh bunga-karang.
(sponge), radiolaria dan diatomea
dari sekresinya yang berupa silica.
Manfaat : Dibuat batu permata, sedangkan diatomit
digunakan untuk membuat amplas, filler, bubuk
filtrasi dan isolator

86
25. Muskovit, KAl2(AlSi3O10)(OH)2

Tempat Ditemukan : Sulawesi Selatan


Sistem kristal : Monoklin .
Warna : tak berwarna, atau hijau pucat, abu-abu, atau
coklat pada lembaran tipis.
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : {001} sempurna.
Kekerasan : 2-2,5 Skala Mohs
Berat jenis : 2,8-2,9 gr/cm3
Genesis : Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku,
pegmatite ( dalam pegmatit granit ), lingkungan
metamorfik berderajat rendah dan menengah
(dalam skis dan genes ), atau pada lingkungan
sedimen
Manfaat : Dipakai dalam pembuatan alat-alat listrik,
bahan isian(filler), minyak pelumas dan material
tahan panas.

26. Turmalin, Na(Mg,Fe)3Al6(BO3)3(Si6O18)(OH)4

Tempat Ditemukan : Bengkayang, Kalimantan Barat.


Sistem kristal : Trigonal.
Warna : Biasanya hitam, dapat juga coklat, biru gelap,
tak berwarna (jenis yang bebas Fe), merah
muda, hijau, dan biru untuk varitas yang
mengandunglitium.
Goresan : Putih
Belahan dan pecahan : {11 20} dan {10 11} jelas, konkoidal.

87
Kekerasan : 7-7,5 Skala Mohs
Berat jenis : 3,0-3,2 gr/cm3
Genesis : Terbentuk pada pegmatit, dan terdapat dalam
pegmatite granit.dijumpai juga sebagai mineral
asesori dalam batuan metamorf, khususnya
pada skis dan genes.Turmalin coklat kaya –Mg
dapat dijumpai dalam batugamping
termetamorfisme dan dalam urat-urat
metaliferus bertemperatur tinggi.
Manfaat : Dibuat batupermata dan dipakai dalam industry
sehubungan dengan sifat piezoelektriknya.

88
Berikut Adalah Gambar Kristal

Perawakan Dan Deskripsi Dari Beberapa Mineral

Dari Praktikum Mineralogi

Pada Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi

89
90
91
92
93
94
95
96
97
98

Anda mungkin juga menyukai