Anda di halaman 1dari 13

Jawaban Soal Pemboran

1. Drilling Rig is a main part in drilling operation. Various equipment are already included with distinctive
function to support the drilling works in land or in offshore environment.Furthermore, the rig is operated
by a group of professional workers which has his own responsibility in each position. Generally, all rig
equipmentare categorized into 5 main systems. Please explain all of the drilling main system, Peoples who
is involved in drilling operation, and the difference of land rig and offshore rig? Explain the process of
deepwater drilling until the well is completed?

Jawab :

a. Power system. Terdiri dari 2 sub komponen utama :


 Power suplay equipment, Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin-
mesin besar, yang dikenal dengan "prime mover" (penggerak utama).
 Distribution (transmission) equipment, Berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga dari
penggerak utama, yang diperlukan untuk suatu operasi pemboran. Sistem distribusi (transmisi) yang biasa
digunakan ada dua macam, yaitu sistem transmisi mekanis dan sistem transmisi listrik (electric
transmission).
b. Hoisting System, system yang bertanggung jawab untuk pengangkatan beban dalam pemboran, baik beban
vertical maupun horizontal. Sistem pengangkatan terdiri dari dua sub komponen, yaitu:
 Struktur penyangga (supporting structure). Struktur penyangga meliputi :
 Drilling Tower (derrick), Fungsi utamanya untuk memberikan ruang kerja yang cukup untuk
pengangkatan dan penurunan drill collar serta casing string. Oleh sebab itu tinggi dan kekuatannya harus
sesuai dengan keperluan.
 Substructure, Fungsinya untuk menahan beban tekan yang berasal dari peralatan pemboran itu sendiri.
 Rig Floor, Fungsinya untuk menampung peralatan pemboran yang berukuran kecil, tempat berdirinya
menara dan sebagai tempat kerja para roughneck.
 Peralatan pengangkatan (hoisting equipment). Peralatan pengangkatan yang terdapat pada suatu operasi
pemboran terdiri dari drawwork, overhead tools dan drilling line.
 Drawwork merupakan otak dari suatu unit pemboran karena melalui alat ini seorang driller melakukan
dan mengatur operasi pemboran. Komponen-komponen utama yang terdapat pada drawwork terdiri
dari :
a) Revolving drum, Merupakan suatu drum untuk penggulung kabel bor.
b) Breaking system, Terdiri dari mechanical main break dan auxiliarydraulic atau electric, berfungsi
untuk memperlambat atau menghentikan gerakan kabel bor.
c) Rotary drive, Berfungsi untuk memindahkan tenaga dari drawwork ke rotary table.
d) Catheads, Berfungsi untuk mengangkat atau menarik beban-beban kecil pada rig floor dan juga
berfungsi sebagai pelepas atau penyambung sambungan pipa bor.
 Overhead Tools, Rangkaian overhead tools terdiri dari crown block travelling block, hook, dan
elevator.
a) Crown block, merupakan kumpulan roda yang ditem-patkan pada puncak menara (sebagai blok
diam).
b) Travelling Block, merupakan roda yang digantung di bawah crown block, di atas lantai bor.
c) Hook, berfungsi untuk menggantung swivel dan rangkaian pipa bor selama operasi pemboran.
d) Elevator, merupakan klem (penjepit) yang ditempatkan (digantung) pada salah satu sisi travelling
block atau hook dengan elevator links, berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan pipa dari
lubang bor.
 Drilling Line, berfungsi untuk menahan atau menarik beban yang ada pada hook.Susunan drilling line
terdiri dari :

a) Reeved drilling line merupakan tali yang melewati roda-roda crown block dan roda-roda travelling
block.
b) Dead line, merupakan tali tidak bergerak yang ditambatkan pada substructure (tali mati).
c) Dead line anchor dead line anchor biasanya ditempatkan berlawanan dengan drawwork.
d) Storage or supply real storage or supplay real biasanya ditempatkan dekat dengan rig
c. Rotary System, Fungsi utama sistem pemutar adalah untuk memutar rangkaian pipa bor dan member.ikan
beban (beratan) pada bagian atas dari pahat selama operasi pemboran berlangsung. Sistem pemutar ini terdiri
dari tiga sub komponen utama, yaitu :
 Peralatan putar (rotary assembly)
 Meja putar Menahan pipa bor dalam lubang pada saat penyambungan atau pelepasan pipa bor
dilakukan.
 Master bushing merupakan bagian dari rotary table yang berfungsi sebagai kedudukan kelly
bushing atau rotary slip.
 Kelly bushing berfungsi untuk meneruskan tenaga putardari rotary table ke rangkaian pipa bor
selama operasi pemboran berlangsung.
 Rotary slip akan berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa bor pada saat dilakukan
penyambungan ataupun pelepasan bagian rangkaian pipa bor.
 Rangkaian pipa bor
 Swivel, Memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar dapat bekerja bersama-sama
dan sebagai penghubung antara rotary hose dengan kelly.
 Kelly dimasukkan kedalam kelly bushing, yang berfungsi untuk meneruskan gaya putar (torsi) dari
rotary table ke kelly dan kemudian diteruskan ke seluruh rangkaian pipa bor.
 Drill pipe
a) Menghubungkan kelly terhadap DC
b) Meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata bor

c) Memberikan panjang rangkaian bor, untuk menembus formasi yang lebih dalam.
 Drill collar mempunyai bentuk seperti drill pipe, akan tetapi diameter dalamnya lebih kecil dan
diameter luarnya sama dengan diameter luar dari tool joint drill pipe

 Mata bor atau pahat (bit). Berdasarkan fungsinya mata bor diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
 Drag bit tidak mempunyai roda-roda yang dapat bergerak dan membor dengan gaya keruk dari
bladenya.
 Roller Cone, Merupakan bit yang mempunyai kerucut (cone) yang dapat berputar untuk
menghancurkan batuan.
 Diamond bit, Pengeboran dengan menggunakan diamond bit sifatnya bukan penggalian, tetapi
berprinsip pada proses penggoresan dari butir-butir intan yang dipasang pada matrix besi sehingga
laju pemboran yang terjadi adalah lambat.
d. Circulation System, untuk mensirkulasikan fluida pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistem pemboran,
sehingga lumpur bor mampu mengoptimalkan fungsinya.
 Mud tank : Tempat penampungan lumpur.
 Mud pump : Untuk memompakan lumpur pada saat sirkulasi.
 Stand pipe : Pipa tegak untuk mengalirkan lumpur.
 Rotary hose : Pipa lunak (melengkung) tempat mengalir lumpur.
 Swivel : Penghubung antara rotary hose dengan kelly
 Kelly : Rangkaian pipa bor paling atas, irisan luar berbentuk segitiga, empat, segi enam.
 Drill Pipe : Pipa penghubung Kelly terhadap drill collar
 Drill Collar : Pipa pemberat agar tidak terjadi pembelokan lubang saat proses pemboran
 Bit : Mata bor untuk menembus bawah permukaan
 Annulus : Daerah antara casing dengan tubing
 Mud Return Line : Daerah pengembalian lumpur keluar melalui annulus menuju shale shaker
 Shale Shaker : Peralatan yang memisahkan cutting yang besar-besar dari lumpur bor.
 Desander : Peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari lumpur bor.
 Desilter : Peralatan yang memisahkan cutting yang sangat halus dari lumpur bor.
 Degasser : Peralatan yang memisahkan gas dari lumpur bor.
 Mud Pit : Lumpur ditenangkan agar yang berat di bawah dan yang ringan di atas.
 Suction Line : pipa untuk menyalurkan lumpur dari mud pit ke mud tank.
 Mud Tank : Tanki penampungan lumpur yang kembali dari suction line
e. BOP System, Fungsi utama dari sistem pencegahan semburan liar (BOP System): untuk menutup lubang bor
ketika terjadi “kick”. Blowout terjadi karena masuknya aliran fluida formasi yang tak terkendalikan ke
permukaan. Blowout biasanya diawali dengan adanya “kick” yang merupakan suatu intrusi fluida formasi
bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi blowout bila tidak segera diatasi.
1. Rangkaian BOP Stack.
Rangkaian BOP Stack ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur langsung dibawah rotary
table pada lantai bor.
Rangkaian BOP Stack terdiri dari peralatan sebagai berikut :
 Annular Preventer
Ditempat paling atas dari susunan BOP Stack.Annular dapat menutup lubang annulus baik lubang
dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
 Ram Preventer
Hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada
pipa bor dalam lubang.
Jenis ram preventer yang biasanya digunakan antara lain:
1. Pipe ram
Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa borberada pada
lubang bor.
2. Blind or Blank Rams
Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak
berada pada lubang bor.
3. Shear Rams
Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga lubang bor kosong ( open
hole ), digunakan terutama pada offshore floating rigs.
 Drilling Spools
Sebagai tempat pemasangan choke line (yang mengsirkulasikan “kick” keluar dari lubang bor) dan
kill line (yang memompakan lumpur berat).
 Casing Head ( Well Head )
Sebagai fondasi BOP Stack.
2. Accumulator
Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat yaitu untuk menutup BOP Stack. Unit ini dapat
dihidupkan dari remote panel yang terletak pada lantai bor atau dari accumulator panel .
3. Sistem Penunjang (Supporting System)
Peralatan penunjang yang terpasang rangkaian peralatan sistem pencegahan semburan liar (BOP
System) meliputi:
 Choke Manifold
Bila dihidupkan choke manifold membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk
mencegah terjadinya intrusi fluida formasi.
 Kill Line
Lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik
lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi.

Perbedaan land rig dan offshore rig tidak jauh berbeda komponen utama yang digunakan masih sama hanya saja
dalam suatu operasi pemboran lepas pantai patut diperhitungkan kedalaman laut, besar ombak, besarnya angin
dan iklim. Juga diperhitungkan jauh tempatnya pemboran dari pantai dan perkiraan lamanya waktu pemboran
dari mulai membor sampai berakhirnya produksi, karena semua ini sangat diperlukan untuk menentukan jenis-
jenis rig platform yang akan digunakan.Pada operasi pemboran lepas pantai juga diperlukan peralatan-peralatan
khusus untuk menanggulangi arus laut dan kedalaman laut (tekanan hidrostatik) dan gerakan-gerakan dari
drillship.
People involved in drilling operation is Lasehand, Flourhand, Motorhand, Derrickhand, Driller, Rig Manager.
2. Drilling operation cannot be succeed without drilling fluid. Drilling fluid has various function as a main part
in drilling operation. Drilling fluid is made by various materials based on the target and wellbore
conditions. Please explain the function of drilling fluid, type of drilling fluid, and materials of drilling
fluid with its function? Explain the mud properties with its lab procedure?
 Fungsi dari lumpur pemboran :
1. Mengangkat cutting ke permukaan.
2. Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string.
3. Memberi dinding lubang bor dengan mud cake.
4. Mengontrol tekanan formasi.
5. Menahan cutting pada saat sirkulasi lumpur dihentikan sementara.
6. Melepaskan pasir dan cutting dipermukaan.
7. Mendapatkan informasi (mud log, sampel log).
8. Media logging.
 Jenis lumpur pemboran :
1) Water based mud merupakan jenis lumpur yang paling umum digunakan karena murah, mudah
penggunaanya dan membentuk "filter cake" (kerak lumpur) yang berguna untuk lubang bor dari
bahaya gugurnya dinding lubang bor.
2) oil base mud berfungsi pada completion dan work over sumur. Kegunaan lain adalah untuk
melepaskan drill pipe yang terjepit, mempermudah pemasangan casing dan liner.
3) Gasseous ( Air or Gas) Drilling Fluid Digunakan untuk daerah-daerah dengan formasi keras dan
kering dengan gas atau udara dipompakan pada annulus salurannya tidak boleh bocor
 Material Lumpur Pemboran
 Fasa cair, Tujuh puluh lima persen lumpur pemboran menggunakan air
 Reactive solid, biasa digunakan bentonite karena bentonite beraksi dengan air tawar,
menghisap air tawar sehingga berbentuk seperti lumpur
 Innert solid, bahan yang biasa digunakan yaitu barite yang digunakan untuk menaikkan
densitas lumpur. Inert solids dapat pula berasal dari formasi-formasi yang dibor dan
terbawa lumpur seperti chert, pasir atau clay-clay non swelling, dan padatan-padatan
seperti ini bukan disengaja untuk menaikkan densitas lumpur dan perlu dibuang secepat
mungkin (bisa menyebabkan abrasi, kerusakan pompa dll).
 Zat kimia, Zat-zat kimia bereaksi dan mempengaruhi lingkungan sistem lumpur tersebut
misalnya dengan menetralisir muatan-muatan listrik clay, menyebabkan dispersion dan
lain-lain
 Bahan yang digunakan dalah air dan bentonite dengan langkah membuat : Menakar air 350cc
dan dicampur dengan bentonite 22,5 gr. Caranya air dimasukkan kedalam bejana, lalu di pasang
pada multi mixer dijalankan, selang beberapa menit setelah dicampur,
3. The objective of the cementing in the well completion job is to attach casing surface with formation. A
certain amount of slurry is pumped after drilling reached a target. The main composition of the slurry is
Portland cement, which is classified into various class and has specific purpose for each class. The
characteristics andthe physical properties can be adjusted by adding chemical additives. before executing
cementing job in the field, a careful design should be conduct in the lab to create slurry which is suitable for
wellbore condition. Please explain the class of Portland cement with its composition, the physical
properties of slurry, and laboratory test for designing a cement slurry? How to distinguish the
cementing quality and explain the method to improve cement quality?
 Class of Portland cement. Klasifikasi semen yang API terdiri dari:
a. Kelas A
Semen kelas A ini digunakan dari kedalaman 0 (permukaan) sampai 6000 ft. Semen ini terdapat dalam
tipe biasa (ordinary type) saja.
b. Kelas B
Semen kelas B digunakan dari kedalaman 0 sampai 6000 ft dan tersedia dalam yang tahan terhadap
kandungan sulfat menengah dan tinggi (moderate dan high sulfate resistant)
c. Kelas C
Semen kelas C digunakan dari kedalaman 0 sampai 6000 ft dan mernpunyai high-early strength (proses
pengerasan cepat). Semen ini tersedia dalam jenis moderate dan high sulfate resistant.
d. Kelas D
Semen kelas D digunakan untuk kedalaman dari 6000 ft sampai 12000 ft dan untuk kondisi sumur yang
mempunyai tekanan dan temperatur tinggi. Semen ini tersedia juga dalam jenis moderate dan high sulfate
resistant.
e. Kelas E
Semen kelas E digunakan untuk kedalaman dari 6000 ft sampai 14000 ft, dan untuk kondisi sumur yang
mempunyai tekanan dan temperatur tinggi. Semen ini tersedia juga dalam jenis moderate dan high sulfate
resistant.
f. Kelas F
Semen kelas F digunakan dari kedalaman 10000 ft sampai 16000 ft dan untuk kondisi sumur yang
mempunyai tekanan dan temperatur tinggi. Semen ini tersedia juga dalam jenis high sulfate resistant.
g. Kelas G
Kelas G digunakan dari kedalaman 0 sampai 8000 ft dan merupakan semen dasar. Bila ditambahkan
retarder semen mi dapat dipakai untuk sumur yang dalam dan range temperatur yang cukup besar. in
tersedia dalam jenis moderate dan high sulfat resistant.
h. Kelas H
Semen kelas H digunakan dari kedalaman 0 sampai kedalaman 8000 ft dan merupakan pula semen dasar.
Dengan penambahan accelerator dan retarder, semen ini dapat digunakan pada range kedalaman dan
temperatur yang besar. Semen ini hanya tersedia dalam jenis moderate sulfat resistant.
 Sifat fisik semen

 Densitas, perbandingan antara jumlah berat bubuk semen, air pencampur dan aditif terhadap jumlah
volume bubuk semen, air pencampur dan aditif.
 Thickening time dan viskositas,
 Filtration loss, peristiwa hilangnya cairan dari suspensi semen ke dalam formasi permeabel yang
dilaluinya
 Water cement ratio (wcr), perbandingan air yang dicampur terhadap bubuk semen sewaktu suspensi
semen dibuat
 Waiting on cement
 Compressive strength dan shear strength, Compressive strength didefinisikan sebagai kekuatan semen
dalam menahan tekanan-tekanan yang berasal dari formasi maupun dari casing, sedangkan shear
strength didefinisikan sebagai kekuatan semen dalam menahan berat casing
 Cara membuat suspense semen
 Menimbang bubuk semen sebanyak 350 gram dengan timbangan digital.
 Mengukur air dengan WCR (Water Cement Ratio) yang diinginkan. Harga WCR tidak boleh melebihi
kadar air maksimum maupun kurang dari kadar air minimum.
 Menimbang additif bentonite sebanyak 6 gram
 Mencampur bubuk semen dengan additif bentonite pada kondisi kering
 Memasukkan air sebanyak 213 ml kedalam blender, kemudian menjalankan blender pada
kecepatan 400 rpm dan memasukkan campuran semen dan additive bentonite kedalamnya tidak
lebih dari 15 detik, kemdian menutup blender dan melanjutkan pengadukan pada kecepatan tinggi
1200 rpm selama 35 detik
 Cara membedakan kualitas semen dengan melakukan dry testing dan pressue testing.

 Pressure Testing, Umumnya test ini dilakukan setelah penyemenan surface atau intermediate
casing telah dilakukan, dimana casing shoe telah dibor. Tekanan di dalam casing ditingkatkan
menjadi lebih tinggi dari tekanan yang akan diterima pada titik ini selama operasi pemboran
berikutnya. Casing shoe bila tidak tahan menahan tekanan menunjukkan operasi penyemenan yang
buruk dan remedial cementing harus dilaksanakan.

 Dry Testing, Dry testing semacam DST yang khusus untuk menguji penyekatan semen. Dry testing
umumnya digunakan untuk menguji keefektifan dari squeeze cementing, atau penyekatan semen di
atas liner. Sementara tujuan utama dari DST adalah untuk mengevaluasi kandungan lapisan
berdasarkan rate dan tekanan. Pengujian dry test dikatakan berhasil bila tidak terjadi perubahan
tekanan selama penutupan sumur.

 Metode untuk meningkatkan kualitas semen yaitu metode acoustic logging yang biasa nya digunakan adalah
cement bond log

4. Rheological properties of a drilling fluid should be considered for determining Flow regime inside
drillpipeor even in the annulus. To calculate and analyze this, approachment models are used such as
Newtonian, Bingham plastics, and Power law model. Please Explain each rheological with its lab studies
for determining each parameter which is useful for rheology analysis? How rheology can affect the
drilling operation?
Reology lumpur pemboran :
 Densitas, Adanya densitas lumpur bor yang terlalu besar akan menyebabkan lumpur hilang ke formasi (lost
circulation), sedang apabila terlalu kecil akan menyebabkan "kick". Maka densitas lumpur harus
disesuaikan dengan keadaan formasi yang akan dibor.
 Sand Content, Serpihan-serpihan pemboran yang biasanya berupa pasir akan dapat mempengaruhi
karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan menambah densitas lumpur yang telah
mengalami sirkulasi.
 Viskositas dan gel strength, Viskositas dan gel strength merupakan bagian yang pokok dalam sifat-sifat
rheology fluida pemboran. Pengukuran sifat-sifat rheology fluida pemboran penting mengingat efektivitas
pengangkatan cutting merupakan fungsi langsung dari viskositas. Sifat gel pada lumpur juga penting pada
saat round trip sehingga viskositas dan gel strength merupakan sebagian dari indikator baik tidaknya suatu
lumpur.
 Filtrasi dan mudcake, Fluida yang hilang ke dalam batuan tersebut disebut "filtrate". Sedangkan lapisan
partikel-partikel besar tertahan dipermukaan batuan disebut "filter cake". Fluida yang hilang ke dalam
batuan tersebut disebut "filtrate". Sedangkan lapisan partikel-partikel besar tertahan dipermukaan batuan
disebut "filter cake".
5. When generating a serial layers of rocks during drilling job, differentiation between wellbore and
formation pressure should be considered to ensure safedrilling activity furthermore. Two condition arise
for describing this condition, known as overbalance and underbalance. Please explain those condition
and their correlation to mud density? How can those condition correlates with kick and stuck pipe
phenomena?
overburden adalah besarnya tekanan yang diakibatkan oleh berat seluruh beban yang berada diatasnya
pada kedalaman tertentu tiap satuan luas. Ini merupakan tekanan hidrostatik lebih besar disbanding
tekanan formasi. Sedangkah underbalance merupakan tekanan hidrostatik fluida pemboran lebih rendah
dari tekanan formasi. Apabila densitas lumpur lebih kecil dari tekanan hidrostatik tentu cairan formasi
akan mendesak lumpur dalam sumur tersebut maka terjadilah kick.
6. Beside considering wellbore and formation pressure, pore pressure and fracture pressure is another
consideration for designing suitable drilling fluid for each wellbore condition. an acceptable mud should
design within “mud window”. Please Explain the correlation of “mud windows” to those parameters?
How can pore pressure and overburden pressure affected the mechanical stress of the rock and
Mohr failure criterion?
7. A kick is a well control problem in which the pressure found within the drilled rock is higher than the mud
hydrostatic pressure acting on the borehole or rock face (Petrowiki). The occurrence of kick can be
distinguish by a serial indication which can be detected at the surface. Please Explain serial indications
which can detected at the surface? as an drilling engineer, mention equipments for controlling this
conditions. How to solve this problems?
Tanda tanda terjadinya kick :
 Laju Penembusan Tiba-Tiba Naik.
 Volume Lumpur Di Tangki Lumpur Naik. Fluida formasi yang masuk ke dalam sumur akan terangkat
kepermukaan dan bercampur dengan lumpur sehingga akan menambah jumlah total volume lumpur yang
terukur pada tangki lumpur.
 Di Flow-line, Laju Alir dan Temperatur Naik serta Berat Jenis Lumpur Turun. Pada saat laju alir dari pompa
konstan dan fluida formasi masuk kedalam sumur maka akan menambah volume pada anulus sedangkan
luasnya sendiri tetap. Akibatnya, laju alir di anulus begitu pula yang di flow- line relatif lebih cepat dari laju
alir kalau tidak ada cairan formasi yang masuk kedalam sumur.
 Tekanan Pompa untuk Sirkulasi Turun dengan Kecepatan Pompa Naik
 Berat Pahat Bor Turun Dan Putaran Naik
 Hadirnya Gelembung-gelembung Gas Pada Lumpur
Metode penanggulangan
 Wait and weight methode, Well is closed - in once a kick was detected.Obtain post-kick
information.Determine killing mud weight.Prepare the weighted mud.Circulated to kill the well.Check
drillpipe pressure before the circulation start.
 Drilled Method, Displaced kick with the help of an adjustable choke.Continue circulation until all kick are
removed.The weighted mud is pumped through drillstring and the annulus by a complete circulation.
8. In designing casing and drill string, burst, collapse, and tension consideration are few aspects which should
be carefully considered. Please Explain those aspects with consideration for each casing
consideration. How can drilling string design can affected to drawwork capacity, drilling line, and
block?
1) Surface casing
 Beban burst, Beban burst untuk surface casing ditimbulkan oleh kolom gas yang mengisi seluruh panjang
casing. Karena tekanan injeksi pada kedalaman surface casing relatif rendah maka batas tekanan
maksimum dipermukaan dapat diabaikan
 Beban collapse, Pada surface casing umumnya penyemenan dilakukan sampai ke permukaan. Tinggi kolom
semen ini memberikan beban collapse pada casing yang besarnya sama dengan tekanan hidrostatik semen.
2) Intermediate casing
 Beban burst di dalam intermediate casing dibentuk oleh dua macam fluida yaitu lumpur terberat yang akan
digunakan dan gas.
 Beban collapse pada intermediate casing terdiri atas tekanan hidrostatic lumpur saat casing dipasang dan
tekanan hidrostatik semen
3) Production Casing
 Beban burst, pembebanan pada casing diakibatkan pula oleh masalah yang timbul ketika sumur tersebut
berproduksi
 beban collapse pada production casing juga terdiri atas tekanan hidrostatik lumpur saat casing dipasang
dan tekanan hidrostatik semen di anulus.
Beban tension, Beban tension sebagaimana diketahui adalah beban dari berat rangkaian casing yang digantung di
dalam sumur. Tetapi dengan adanya lumpur di dalam sumur tersebut, lumpur akan memberikan gaya apung
terhadap casing. Hal ini menyebabkan berat casing di dalam lumpur lebih ringan bila dibandingkan dengan berat
casing di udara
Karena drawwork drilling line dan block yang saling berhubungan. Drawwork yang berfungsi meneruskan tenaga
dari primeover ke rangkaian pipa bor (drill string) selama operasi pengeboran berlangsung . drawwork itu lah dari
awal segala operasi pengeboran berjalan. Karna dari drawwork, bisa memutar drillstring, pada drill string ada
macam2 bagian. Terdapat pipe drillcollar, drill line, travelling block, crown block.
9. Directional drilling is deviated drilling due to a target is not reachable for a several reasons. A deviated hole
can be created by using special tools which can be controlled from the surface. the deviated hole can
evaluated in order to keep the direction on track. Please explain the reasons for conducting directional
drilling, the trajectory design method, and evaluation method?
Alasan dilaksanakan directional drilling :
 Alas an topografis, Pemboran berarah disini dilakukan apabila keadaan di permukaan tidak memungkinkan
untuk mendirikan lokasi pemboran
 Alas an geologis, Pemboran berarah disini dilakukan untuk menghindari kesulitan apabila dibor secara
vertikal misalnya :a). Adanya kubah garam (salt dome)b). Adanya patahan,.
 Alasan-alasan lain : Pemboran yang dilakukan dengan sistem gugusan sumur (cluster system) untuk
menghemat luasnya lokasi pemboran, Mengatasi semburan liar (blow out) dengan relief well., Menghindari
garis batas di permukaan, Menyimpang dari garis lurus.
Trajectory design method adalah metode pembelokan drill tools kearah yang sesuai direncanakan driller dalam
melakukan pengeboran directional atau horizontal dengan mempertimbangkan hal hal penting seperti kick of
point, well inclination, start of drop, atau lokasi dimana wellbore melakukan inclination serta end of drop
10. Simple inflow performance relationship can be analyzed by using a parameter known “Productivity Index”,
which can derived from the radial Darcy flow equation. Considering radial flow, derive the flow
equation by including wellbore and drainage radius, how can those parameters can affect the
productivity index? Explain the methods for predicting future inflow Performance relationship?

Produktivity indeks merupaka perbandingan laju alir terhadap tekanan statis dan tekanan dasar sumur.
Berdasarkan persamaan darcy dimana aliran homogen, inkompressible, dan horizontal PI dapat di tentukan tetapi
hanya untuk aliran minyak saja. Apabila sudah timbul aliran turbulen akibat bertambahnya laju alir dan
permeabilitas semakin besar dan mulai adanya gas bebas akibat turunnya tekanan pada lubang bor atau
berkurang nya permebeabilitas akibat compressibilitas batuan maka produktivity indeks akan menurun.
Peramalan kurva future performance :
 Persamaan vogel : Persamaan Vogel untuk merumuskan peramalan kurva Future IPR adalah :
J f Prf J f  p rf
 q max f 
J p Prp 1.8
3
qmax f Prf 
 Persamaan eickmer :   
 qmax p  
Prp 
mPrf 
 Qmax f  Qmax i
mP 
Persamaan pudjo sukarno : ri

11. Nodal system analysis defined as a systems approach to the optimization of oil and gas wells. This
approach used to evaluate thoroughly a complete producing system (Petrowiki). How can one phase and
multiphase fluids flow can affected this approach analysis? Explain effect of elevation, velocity, and

friction can be affected to the pressure loss determination? How to avoid bottlenecking
phenomenon when analyzing flow of the two wells into the mainline?
12. Formation damage can be happened due to several factors. The existence of formation damage can be
described in the “skin” value. Acidizing in one of the well stimulation job to overcome this problem. Please
explain acid type for conducting acidizing job in oil field?
Acid terbagi 3 :
 Matrix aciding : penginjeksian asam kedalam formasi produktif pada tekanan dibawah tekanan
rekahformasi dengan tujuan agar reaksi dapat menyebar secara radial.
 Acid fracturing : proses pelarutan yang bertujuan memperbesar rekahan sehingga terjadi peningkatan
permeabilitas. Acid fracturing ini hanya dapat diterapkan pada batu gamping dan dolomit.
 Acid washing : proses untuk menghilangkan endapan scale yang terdapat di pipa atau di perforasi dengan
menempatkan asam di posisi scale dan dibiarkan bereaksi.
13. Mechanism of hydrocarbon recovery will categorized into primary, secondary, and tertiary phase. In
primary phase, hydrocarbon will be transported to the surface by using internal energy or “drive” and will
be aided by using an “artificial lift” equipment. Please explain how to select an appropriate artificial lift
method for optimizing well productivity?
 Gas lift : Tersedianya gas yang memadai untuk injeksi, baik dari reservoir itu sendiri maupun dari tempat
lain dan Fluid level masih tinggi.
 Sucker rod pump : digunakan pada sumur-sumur dengan viskositas rendah  medium, tidak ada problem
kepasiran, GOR tinggi, sumur-sumur lurus dan fluid level tinggi.
 Electric submersible pump : digunakan pada sumur-sumur yang dalam dan dapat memberikan laju
produksi yang besar.
14. Performance of the system in transferring hydrocarbon from the reservoir to surface gathering facility can
be controlled by adding choke in a specific point. Please explain the choke performance for single and
multiphase flows?
15. To analyze the productivity of the gas well, various methods can applied for determining the deliverability
of the well. Please explain the back pressure test, isochonal test, and modified isochonal test? How
the result from those test can be correlated to the AOFD of the gas well?
 Back pressure test : test pada sumur gas dengan cara melakukan tekanan balik yang berbeda atau dengan
mengalirkan sumur dengan rate yang berbeda-beda tanpa mematikan sumur
 Isochronal test : test sumur gas untuk reservoir dengan permeabilitas rendah, dimana sumur akan dibuka
dengan laju alir yang berbeda tetapi dengan interval waktu yang sama, sedangkan untuk penutupan sumur
dilakukan sampai kondisi menjadi stabil kembali
 Modified isochronal test yaitu modifikasi dari isochronal test perbedaan nya adalah penutupan sumur
tanpa menunggu keadaan reservoir menjadi stabil.
16. Water Coning and gas fingering should be avoided when oil and gas are being produced.How can water
coning and gas fingering affects the well productivity?explain method to avoid those phenomena?
 Water coning adalah peristiwa menerobosnya air aquifer menuju perforasi sumur produksi, penerobosan
ini diakibatkan kerena mobilitas airlebih besar disbanding dengan mobilitas minyak sehingga terjadi
penurunan tekanan drawdown yang tinggi serta vertical permeability yang cukup besar. Akibat nya
produksi minyak menurun, disamping itu jika terjadi peningkatan produksi air maka diperlukan tambahan
fasilitas separasi di surface fasilities
 Gas fingering menerobosnya gas yang berasal dari gas cap masuk menuju perforasi sumur produksi, hal ini
menyebabkan kerusakan pada pompa dan perlu nya penambahan gas plan untuk menghandle gas yang
terproduksikan
 Untuk mengatasi nya: mengurangi laju produksi dengan cara menurunkan rate pompa, menurunkan level
perforasi menjauhi garis WOC, melakukan cement plugging untuk menghambat aliran secara vertical,
menghentikan sementara produksi dilapisan tersebut supaya membuat garis WOC nya seimbang kembali.
17. Hydraulic fracturing is one of well stimulation job which conducted to enhance the productivity of the
well.How the hydraulic fracturing job can affected the well productivity? Explain the importance for
mini-frac test and its correlation to hydraulic fracturing job? How can overburden pressure can
affects the hydraulic fracturing job? Why hydraulic fracturing is important in shale oil recovery and
enhanced geothermal system?
Hydraulic fracturing dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lapisan penghasil hydrocarbon. Mini frac test
adalah sebuah test perekahan yang dilakukan untuk mendiagnosa suatu lapisan tanpa penambahan propant
sebelum dilakukan nya stimulasi hydraulic fracturing.tekanan overburden dan hydraulic fracturing harus balance
apabila tekanan hydraulic lebih besar manya lapisan akan mudah runtuh. Tapi apabila terlalu kecil tidak dapat
melakukan perekahan secara optimal. Shale oil merupakan batuan dimana prositas yg bagus tetapi dengan
permeabilitas yang kecil guna hydraulic fracturing adalah untuk merekahkan batuan untuk memperbesar
permeabilitas. Pada enhanced geothermal fracturing untuk menjangkau volume batuan reservoir geothermal
secara keseluruhan dan memastikan perekahan pada batuan geothermal memiliki permeabilitas yang saling
berhubungan.
18. Cash flow is very important for analyzing the feasibility of the project from financial aspect. Please explain
the effect of time to the value of the money? Explain the correlation of cash flow present value and
the fasibility of the project?
Pot adalah waktu yang diperlukan agar kumulatif pendapatan sama dengan kumulatif biaya yang
dikeluarkan dengan kata lain pot merupakan besaran yang menetukan seberapa cepat suatu dana investasi
kembali. Dengan demikian semakin kecil pot maka semakin baik. Net present value merupakan jumlah
keuntungan bersih yang dinilai pada waktu sekarang berdasarkan suku bunga tertentu. Jika Npv bernilai
negative berarti rugi dan begitu juga sebaliknya. Berarti suatu projek akan berjalan dengan baik apabila
nilai Npv positif
19. Another indicator for determining the feasibility of the project is Rate of Return (ROR). Please explain
how ROR can decide whether the project is attractive or not?
Ror adalah harga bunga yang menyebabkan harga semua cash inflow sama dengan cash out flow bila cash flow nya
di discount dengan kata lain ror juga di defenisikan sebagai tingkat suku bunga yang menyebabkan npv = 0 suatu
proyek dikatakan layak apabila ror> marr atau bunga bank yang di tetapkan oleh investor.
20. Before calculating net cash flow, royalty and tax should be deducted from gross revenue. Please explain
the mechanism of tax and royalty in Petroleum Industry?
21. Risks aspect should be consider before making a decision. Based on Schuyler, typical industry
risks can be categorized into 10 group which can affect to decision. Please explain All of the
group and their correlation todecision-making process? (Taken From Project Economics
and Decision Analysis Volume II: ProbabilisticModels, M.A. Mian)
22. In Oil and Gas Industry, Indonesia adopts Production Sharing Contracts (PSC) with cost recovery
Scheme before switch to gross split mechanism in 2017. Please explain the mechanism of
production sharing contract and component which can affected the company and
government revenues? If possible, differentiate cost recovery and gross split mechanism?
Dalam sistim PSC hasil yang di dapat di bagi dua antara kontraktor dan pemerintah, disamping itu ada beberapa
government take lainnya seperti income tax, DMO dan FTP. perbedaan cost recovery dan gross split:

Cost recovery :

1. Keuntungan dibagi antara pemerintah dan kontraktor


2. Pemerintah dan kontraktor berbagi resiko biaya
3. Kontaktor harus menentukan klasifikasi biaya yang berpotensi adanya mark up dari k3s

Gross split :

1. Pendapatan/ produksi dibagi antara pemerintah dan kontraktor


2. Pemerintah tidak berbagi resiko biaya produksi dan hanya menerima bagian dari pendapatan kotor
penjualan
3. Besaran laba kotor disesuaikan berdasarkan keuntungan yang diperoleh oleh kontraktor sehingga
bersifat progresif dan adjustable.

23. Monte-Carlo Simulation is an applicable tool for determining a speculative oil, gas, and geothermal
reserves if the required data are very limited. Please explain the mechanism of reserves
calculation by using Monte-Carlo simulation approach. How triangular and rectangular
distribution equation can affect those calculation procedure?
Triangular distribution menjelaskan nilai minimum, maksimum dan kemungkinan besarnilai tersebut
terjadi.di dalam monte carlo perhitungan itu seperti nilai p10, p90, dan p50
24. High cost, high technology, and high risk are 3 characteristics for developing oil and gas business.
Due to high uncertainty in this business, potencies for abandonment should be consider because
in discovering oil and gas reservoir, possibility to found dry hole still occur. Please explain the
mechanism of abandonment payments?
25. Oil and Gas Price global fluctuation can be found in spot market such as in NYMEX, ICE, etc.
position of this commodities price will affected to global activity of this industry. Please
explain the mechanism of oil and gas pricing process?

Anda mungkin juga menyukai